Oleh:
1.
2.
3.
4.
Galuh Endar N
Febriari Dwi M
Miftahul Sakinah
Lestari Handayani
( A410080166 )
( A410080167 )
( A410080190 )
( A410080192 )
merupakan
Keselarasan
yang
komplek,
yang
mencakup
yang
B. Rumusan masalah
Didalam pembuatan makalah hubungan agama dan kebudayaan mempunyai beberapa
rumusan:
1.
2.
3.
4.
C. Tujuan
Makalah ini mempunyai bebrapa tujuan:
1.
2.
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Agama
Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta dari kataa berarti tidak
dan gama berarti kacau. Kedua kata itu jika dihubungkan berarti sesuatu
yang tidak kacau. Agama itu timbul sebagai jawaban manusia atas
penampakan realitas tertinggi secara misterius yang menakutkan tapi
sekaligus mempesonakan Dalam pertemuan itu manusia tidak berdiam diri, ia
harus atau terdesak secara batiniah untuk merespons.
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem atau
prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau
nama lainnya dengan ajaran kebhaktian dan kewajiban-kewajiban yang
bertalian dengan kepercayaan tersebut.
B. Kebudayaan
1. Pengertian budaya
Budaya menurut Koentjaraningrat (1987:180) adalah keseluruhan
sistem, gagasan, tindakan dan hasil kerja manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan belajar. Budaya dapat
diperoleh dari belajar, dan gagasan dalam pikiran dan kemudian terwujud
dalam seni.
Budaya menurut E. B Tylor adalah suatu keseluruan komplek yang
meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, ada
istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia
sebagai anggota masyarakat.
Budaya menurut R. Linton adalah konfigurasi tingkah laku yang
dipelajari
dan
hasil
tingkah
laku
yang
dipelajari,
dimana
unsure
Budaya
menurut
secara
kontinyu,
konvergen,
dan
konsentris.
Jadi
yang bersangkutan
Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam
tingkah lakunya
Budaya mencakup aturan-aturan yang berisi kewajibankewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak,
dilarang dan di izinkan
khususnya dalam hal bagaimana agama di interprestasikan/ bagaimana ritualritualnya harus dipraktikkan. Tidak ada agama yang bebas budaya dan apa
yang disebut Sang Illahi tidak akan mendapatkan makna manusiawi yang
tegas tanpa mediasi budaya, dlam masyarakat Indonesia saling mempengarui
antara agam dan kebudayaan sangat terasa. Praktik inkulturasi dalam upacara
keagamaan hamper umum dalam semua agama.
Budaya yang digerakkan agama timbul dari proses interaksi manusia
dengan kitab yang diyakini sebagai hasil daya kreatif pemeluk suatu agama
tapi dikondisikan oleh konteks hidup pelakunya, yaitu faktor geografis,
budaya dan beberapa kondisi yang objektif.
Budaya agama tersebut akan terus tumbuh dan berkembang sejalan
dengan perkembangan kesejarahan dalam kondisi objektif dari kehidupan
penganutnya.
Hubungan kebudayaan dan agama tidak saling merusak, kuduanya
justru saling mendukung dan mempengruhi. Ada paradigma yang mengatakan
bahwa Manusia yang beragma pasti berbudaya tetapi manusia yang
berbudaya belum tentu beragama.
Jadi agama dan kebudayaan sebenarnya tidak pernah bertentangan
karena kebudayaan bukanlah sesuatu yang mati, tapi berkembang terus
mengikuti perkembangan jaman. Demikian pula agama, selalu bisa
berkembang di berbagai kebudayaan dan peradaban dunia.
D. Penerapan Hubungan agama dan kebudayaan ddalam kehidupan sehari-hari
Dalam kehidupan sehari-hari dapat diambil beberapa contoh
hubungan agama dan kebudayaan.
Pertama, ketika seseorang berpindah agama cara berfikir dan cara
hidupnya dapat berubah secara signifikan. dapat dilihat seseorang yang
beragama Kristen pindah menjadi agama islam maka pandangan hidupnya
akan berubah pula, missal: cara pandang mareka dalam berpakaian ketika
mereka beragama Kristen cara berpakain mereka kurang menutup aurat tetapi
ketika mereka telah beragam islam cara berpakaian mereka menutup aurat.
Kedua, ketika ibadah hari raya idul fitri, hari raya ini dalam
praktiknya tidak lagi menjadi perayaan khas penganut agama islam tetapi
sudah lebih merupakan tradisi bagi segenap masyarakat Indonesia. Saling
maaf memaafkan yang dulu tidak pernah terjadi di negeri-negeri timur tengah
tetapi masyarakat Indonesia justru di jadikan momemtum untuk membangun
kembali tali persaudaraan seta kesetiakawanan lintas etnoreligius.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Hubungan kebudayaan dan agama tidak saling merusak, keduanya justru
saling mendukung dan menguntungkan. agama dan kebudayaan sebenarnya tidak
pernah bertentangan, karena kebudayaan bukanlah sesuatu yang mati, tapi
berkembang
terus
DAFTAR PUSTAKA
Mustopo, M. Habib, dkk, 1983, Ilmu Budaya Dasar, Surakarta: Usaha Nasional.
Suwarno, dkk, 2008, Ilmu Sosial Budaya Dasar, Surakarta: BP-FKIP UMS.
Ata Ujan, Andre, dkk, 2009, Multikulturalisme, Jakarta: PT Indeks.
TIM, 2001, Ilmu Budaya Dasar, Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Ibu Nyai, Agama, selasa, 7 Desember 2010, www.yahoo.com.