Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN AGAMA DENGAN KEBUDAYAAN

Tugas Ilmu Sosial Budaya Dasar


Pengampu: Drs. Suwarno, SH, MPd

Oleh:
1.
2.
3.
4.

Galuh Endar N
Febriari Dwi M
Miftahul Sakinah
Lestari Handayani

( A410080166 )
( A410080167 )
( A410080190 )
( A410080192 )

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


JURUSAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2010/2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Dalam bahasa sansekerta Kebudayaan berasal dari kata Budhayah dengan


bentuk jamaknya Budhi yang berarti akal dan budi.Sedangkan Dalam bahasa
Inggris Culture dan dalam bahasa Latin Colere yang memiliki arti Segala daya
dan kegunaan manusia untuk mengolah dan merubah alam.
Menurut para ahli arti Kebudayaan yaitu (EB.Taylor) mengatakan bahwa
kebudayaan

merupakan

Keselarasan

yang

komplek,

yang

mencakup

pengetahuan,kepercayaan,keilmuan social, hukum,adat istiadat.(Selo Sumarjan)


mengatakan bahwa kebudayaan adalah Hasil karya cipta manusia yang menyangkut
budi atau akal.
Kebudayaan sangat terkait dengan pengertian The Humanitis

yang

bermakna manusiawi, berbudaya, atau halus. Dengan demikian masalah kebudayaan


selalu berhubungan dengan nilai nilai kemanusiaan. Maka pembahasan kebudayaan
selalu diarahkan pada manusia denagn karya karyanya,baik yang bersifat kongkrit
seperti benda atau barang maupun yang bersifat abstrak seperti norma atau aturan
atuaran.
Agama (Arab:addien) diturunkan oleh Allah SWT kepada manusia lewat rasul
untuk kemashalakatan dan kemanfaatan bagi alam semesta ini. Memang agama bukan
budaya, tetapi kehidupan keagamaan tidak dapat dilepaskan dari kehidupan
kebudayaan. Agama berisi aturan dan norma yang mengatur kehidupan dan kematian
manusia sebagai makhluk individu dan social agar berperilaku baik dan bertujuan
untuk mencapai keselamatan di dunia dan akhirat.

B. Rumusan masalah
Didalam pembuatan makalah hubungan agama dan kebudayaan mempunyai beberapa
rumusan:

1.
2.
3.
4.

Mengetahui pengertian agama.


Mengetahui pengertian kebudayaan.
Mengetahui hubungan agama dan kebudayaan.
Mengetahui penerapan hubungan agama dan kebudayaan dalam kehidupan
sehari-hari.

C. Tujuan
Makalah ini mempunyai bebrapa tujuan:
1.
2.
3.
4.

Untuk mengetahui pengertian agama.


Untuk mengetahui pengertian kebudayaan.
Untuk mengetahui hubungan agama dan kebudayaan.
Untuk mengetahui penerapan hubungan agama dan kebudayaan dalam
kehidupan sehari-hari.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Agama
Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta dari kataa berarti tidak
dan gama berarti kacau. Kedua kata itu jika dihubungkan berarti sesuatu

yang tidak kacau. Agama itu timbul sebagai jawaban manusia atas
penampakan realitas tertinggi secara misterius yang menakutkan tapi
sekaligus mempesonakan Dalam pertemuan itu manusia tidak berdiam diri, ia
harus atau terdesak secara batiniah untuk merespons.
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem atau
prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau
nama lainnya dengan ajaran kebhaktian dan kewajiban-kewajiban yang
bertalian dengan kepercayaan tersebut.
B. Kebudayaan
1. Pengertian budaya
Budaya menurut Koentjaraningrat (1987:180) adalah keseluruhan
sistem, gagasan, tindakan dan hasil kerja manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan belajar. Budaya dapat
diperoleh dari belajar, dan gagasan dalam pikiran dan kemudian terwujud
dalam seni.
Budaya menurut E. B Tylor adalah suatu keseluruan komplek yang
meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, ada
istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia
sebagai anggota masyarakat.
Budaya menurut R. Linton adalah konfigurasi tingkah laku yang
dipelajari

dan

hasil

tingkah

laku

yang

dipelajari,

dimana

unsure

pembentukannya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainya.


Budaya menurut Selo Soemardjan dan soelaiman soemardi adalah
semua hasil harya, rasa, dan cipta masyarakat.

Budaya

menurut

Herkovints adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan manusia.

Menurut Ki Hadjar Dewantoro Kebudayaan adalah "sesuatu" yang


berkembang

secara

kontinyu,

konvergen,

dan

konsentris.

Jadi

Kebudayaan bukanlah sesuatu yang statis, baku atau mutlak. Kebudayaan


berkembang seiring dengan perkembangan evolusi batin maupun fisik
manusia secara kolektif.
Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kebudayaan
atau budaya menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material
maupun non material.
2. Sifat hakiki dari kebudayaan antara lain
Budaya terwujut dan tersalurkan dari perilaku manusia
Budaya telah ada terlebih dahulu dari pada lahirnya suatu
generasi dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi

yang bersangkutan
Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam

tingkah lakunya
Budaya mencakup aturan-aturan yang berisi kewajibankewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak,
dilarang dan di izinkan

C. Hubungan kebudayaan dengan agama


Seperti halnya kebudayaan agama sangat menekankan makna dan
signifikasi sebuah tindakan. Karena itu sesungguhnya terdapat hubungan yang
sangat erat antara kebudayaan dan agama bahkan sulit dipahami kalua
perkembangan sebuah kebudayaan dilepaskan dari pengaruh agama.
Sesunguhnya tidak ada satupun kebudayaan yang seluruhnya didasarkan pada
agama. Untuk sebagian kebudayaan juga terus ditantang oleh ilmu
pengetahuan, moralitas secular, serta pemikiran kritis.
Meskipun tidak dapat disamakan, agama dan kebudayaan dapat saling
mempengarui. Agama mempengaruhi system kepercayaan serta praktikpraktik kehidupan. Sebalikny akebudayaan pun dapat mempengaruhi agama,

khususnya dalam hal bagaimana agama di interprestasikan/ bagaimana ritualritualnya harus dipraktikkan. Tidak ada agama yang bebas budaya dan apa
yang disebut Sang Illahi tidak akan mendapatkan makna manusiawi yang
tegas tanpa mediasi budaya, dlam masyarakat Indonesia saling mempengarui
antara agam dan kebudayaan sangat terasa. Praktik inkulturasi dalam upacara
keagamaan hamper umum dalam semua agama.
Budaya yang digerakkan agama timbul dari proses interaksi manusia
dengan kitab yang diyakini sebagai hasil daya kreatif pemeluk suatu agama
tapi dikondisikan oleh konteks hidup pelakunya, yaitu faktor geografis,
budaya dan beberapa kondisi yang objektif.
Budaya agama tersebut akan terus tumbuh dan berkembang sejalan
dengan perkembangan kesejarahan dalam kondisi objektif dari kehidupan
penganutnya.
Hubungan kebudayaan dan agama tidak saling merusak, kuduanya
justru saling mendukung dan mempengruhi. Ada paradigma yang mengatakan
bahwa Manusia yang beragma pasti berbudaya tetapi manusia yang
berbudaya belum tentu beragama.
Jadi agama dan kebudayaan sebenarnya tidak pernah bertentangan
karena kebudayaan bukanlah sesuatu yang mati, tapi berkembang terus
mengikuti perkembangan jaman. Demikian pula agama, selalu bisa
berkembang di berbagai kebudayaan dan peradaban dunia.
D. Penerapan Hubungan agama dan kebudayaan ddalam kehidupan sehari-hari
Dalam kehidupan sehari-hari dapat diambil beberapa contoh
hubungan agama dan kebudayaan.
Pertama, ketika seseorang berpindah agama cara berfikir dan cara
hidupnya dapat berubah secara signifikan. dapat dilihat seseorang yang
beragama Kristen pindah menjadi agama islam maka pandangan hidupnya

akan berubah pula, missal: cara pandang mareka dalam berpakaian ketika
mereka beragama Kristen cara berpakain mereka kurang menutup aurat tetapi
ketika mereka telah beragam islam cara berpakaian mereka menutup aurat.
Kedua, ketika ibadah hari raya idul fitri, hari raya ini dalam
praktiknya tidak lagi menjadi perayaan khas penganut agama islam tetapi
sudah lebih merupakan tradisi bagi segenap masyarakat Indonesia. Saling
maaf memaafkan yang dulu tidak pernah terjadi di negeri-negeri timur tengah
tetapi masyarakat Indonesia justru di jadikan momemtum untuk membangun
kembali tali persaudaraan seta kesetiakawanan lintas etnoreligius.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Hubungan kebudayaan dan agama tidak saling merusak, keduanya justru
saling mendukung dan menguntungkan. agama dan kebudayaan sebenarnya tidak
pernah bertentangan, karena kebudayaan bukanlah sesuatu yang mati, tapi
berkembang

terus

mengikuti perkembangan jaman. Demikian pula agama, selalu bisa berkembang


di berbagai kebudayaan dan peradaban dunia.

DAFTAR PUSTAKA

Mustopo, M. Habib, dkk, 1983, Ilmu Budaya Dasar, Surakarta: Usaha Nasional.
Suwarno, dkk, 2008, Ilmu Sosial Budaya Dasar, Surakarta: BP-FKIP UMS.
Ata Ujan, Andre, dkk, 2009, Multikulturalisme, Jakarta: PT Indeks.
TIM, 2001, Ilmu Budaya Dasar, Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Ibu Nyai, Agama, selasa, 7 Desember 2010, www.yahoo.com.

Anda mungkin juga menyukai