Anda di halaman 1dari 6

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN MENINGITIS


DI RUANG RAWAT INAP
I. TUJUAN
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan dengan
pendekatan dari proses keperawatan terhadap pasien dengan Meningitis
II. RUANG LINGKUP
Standar ini dipergunakan untuk seluruh perawat yang bekerja di ruang
rawat inap RSUD Gunung Jati Kota Cirebon
III. URAIAN UMUM
1. PENGERTIAN
Meningitis atau radang selaput otak adalah : suatu radang pada
meningen,

yang

mengelilingi

otak

dan

medulla

spinalis

yang

disebabkan oleh virus, bakteri atau organ organ lain misalnya ;


jamur.
2. PENYEBAB / ETIOLOGI
-

Yang sering adalah kuman tuberculosis

Kuman

kuman

piogen

(meningococcus,

pneumococcus,

haemofilus influenza dan jamur).


-

Virus

3. TANDA / GEJALA MENINGITIS


-

Sakit kepala, demam, sebagai tanda awal iritasi pada meningens.

Penurunan

kesadaran,

kadang-kadang

disertai

disorientasi

gangguan memori.
-

Kaku kuduk

Kernig sign

Brudzinski sign

Laseque sign

Fotofobia, sensitive yang berlebihan terhadap rangsang


cahaya, kejang dan peningkatan tekanan intra cranial.

4. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
-

Laboratorium
LIKUOR

MENINGITIS PURULENTA

MENINGITIS TBC/NON

Makroskopik

- Keruh

PURULENTA
- Jernih

Sel

- 1000-2000/ml,

- 10-350/ml,

NaCl

PMN>MN

MN>PMN

Glukosa

- 650 /mg%

- 500

Protein

- (-) / sangat rendah

- Kurang dari 50

Mikro

- 100-500 mg%

- Meninggi

organisme

- Positif,

preparat - Positif.

langsung

pewarna

gram

Tes tuberculin

EKG

Ct Scan

MRI

Foto rontgen

5. ASUHAN KEPERAWATAN
NO
.
1.

DIAGNOSA

TUJUAN

INTERVENSI

KEPERAWATAN
Gangguan
rasa Nyeri berkurang 1. Observasi nyeri
nyaman : Nyeri sampai

hilang

2. Ajarkan

tehnik

kepala

setelah

distraksi

berhubungan

dilakukan

relaksasi pada klien

dengan

proses intervensi

radang
meningens.

dan keluarga.

di dengan kriteria:
- Klien

tampak

dalam
normal.

3. Pertahankan
tidur

kepala

posisi
lebih

tinggi (head up 30 O)

tenang.
- Tanda

dan

vital 4. Kolaborasi pemberian


batas

analgetik.

2.

- Pola
tidak

nafas Pola
efektif efektif,

berhubungan

nafas
dengan

criteria:

pola,

kualitas,

kebersihan

dengan depresi pernafasan

1. Observasi frekwensi,
dan
jalan

nafas.

RR: 16-24 X/mnt

2. Observasi

tanda-

akibat tekanan -

tanda

tinggi

tekanan intra cranial

intra Sputum

kranial

berkurang

peningkatan

(nadi cepat, gelisah


muntah )

Ronchi tidak ada

3. Tempatkan
dengan

Muntah

tidak

ada

pasien

memakai

bantal

dengan

extensi kepala
4. Observasi kulit, kuku,
tanda-tanda vital dan
sianosis
5. Observasi

adanya

mual,

muntah,

puasakan pasien bila


perlu
6. Lakukan

tes

kemampuan menelan
tiap 2 jam sekali
7. Lakukan

suction

sesuai indikasi
8. Kolaborasi

jalan

napas melalui mulut


dipertahankan
(ETT

atau

mayo),

pemberian
lembab,

O2
antibioatik,

mucolitik,

dan

bronchodilator,
kartikosteroid
3

Gangguan

Mempertahanka

1. Observasi tanda vital,

keseimbangan
cairan

n keseimbangan

dan cairan

dan

elektrolit : kurang elektrolit


dari

intake

dengan

2. Bila pasien sadar beri


minum

- Kesadaran

adanya

penurunan
dan

kejang

sedikit

tapi

sering

membaik

3. Kaji reflek menelan


kaku 4. Observasi warna kulit

- Kejang,

kesadaran

output

cairan

kebutuhan dengan kriteria :

sehubungan

dan

kuduk

dan

muntah tidak

mukosa serta turgor

ada

kulit

- Turgor

membran

kulit

baik

5. Kolaborasi

pemberian

cairan

parenteral, lab darah


(pemeriksaan kalium)
4

Gangguan

Kebutuhan

pemenuhan

nutrisi terpenuhi

kebutuhan

dengan kriteria :

nutrisi
dari

kurang kebutuhan

intake

Reflek
menelan

yang

kurang

1.

pasien

adanya

meningkat
-

kesadaran

2. Observasi

reflek

menelan, timbang BB
tanda-

tanda vital

Nadi

borax

glyserin pada bibir


5. Jaga

dan

pernafasan

kebersihan

mulut
6. Berikan

mulai teratur

minum

perpipet
-

kesadaran klien

Kesadaran 4. Berikan

sehubungan
penurunan

tingkat

3. Observasi

meningkat
-

Observasi

bila

memungkinan

- 7. Kolaborasi

pemberian

cairan

parenteral,

pasang

sonde,

dengan

untuk

gizi

makanan

sonde
8. Berikan
personde

makanan

Potensial

Kontraktur

terjadinya

decubitus

kontraktur

terjadi

akibat

dan 1. Lakukan
tidak

dengan

tirah kriteria :

baring lama dan penurunan

kaku

kesadaran

tidak ada

kuduk

Extremitas
tidak kaku

pada

Kesadaran

naik

daerah

extremitas
tangan,

Kejang dan

pasif

mobilisasi
(gerak
kaki

baik

fleksi maupun ektensi


)
2. Ajarkan

keluarga

untuk

latihan

mobilisasi

otot

dan

persendian
3. Kolaborasi : fisioterafi
untuk mobilisasi otot
dan persendian
4. Letakkan

bola-bola

pada telapak tangan.


6

Kurangnya

Pengetahuan

pengetahuan

keluarga

pengetahuan

keluarga.

meningkat

keluarga

Kurangnya

dengan kriteria :

penyakit anaknya

informasi

Keluarga

1. Kaji

2. Berikan

tingkat
tentang
penjelasan

tentang

mengerti

sesuai

perawatan

tentang

pengetahuan

dirumah

mobilisasi

tentang : mobilisasi

pasif

pasif,

Pemberian

memberikan

makanan

makanan personde

3. Pentingnya

sonde
-

tingkat

cara

disiplin

Pentingnya

pemberian obat juga

perawatan

kontrol

dirumah

penyakit anaknya.

tentang

keteraturan
pemberian
obat-obatan
dan

kontrol

ulang
7

Potensial

Decubitus tidak

1. Rubah posisi pasien 2

terjadinya

terjadi

dengan

jam sekali (miring kiri

decubitus akibat kriteria :

miring kanan)

tirah baring lama -

Kesadaran

dan

meningkat

ringan

Kemerahan

punggung

pada bokong

bokong

penurunan

kesadaran

tidak ada.

2. Berikan

3. Keringkan

massage
pada
dan
daerah

bokong dan berikan


talk
4. Jaga kebersihan diri
pasien

dengan

memandikannya

2x

sehari
5.

Jaga kerapihan dan


kebersihan
tidur.

tempat

Anda mungkin juga menyukai