Anda di halaman 1dari 7

Faktor Determinan Pneumonia dan Diare Anak dengan Titik Berat

Terhadap ASI Eksklusif di Distrik Achefer Utara, Ethiopia Barat


Laut: Studi Kasus Kontrol
ABSTRAK
Studi menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif mengurangi morbiditas dan
kematian bayi. Di negara-negara berpenghasilan rendah seperti Ethiopia dimana
kematian balita sangat tinggi, peran ASI eksklusif dapat menjadi lebih kritis. Namun,
penelitian yang menilai ASI eksklusif dalam pencegahan penyakit masa kanak-kanak
di daerah kami adalah langka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi faktor-faktor penentu pneumonia dan diare anak. Sebuah studi kasus
kontrol berbasis institusi dilakukan di Distrik Achefer pada bulan Juli, 2012. Kasus
yang diteliti adalah 122 anak dari umur 7-24 bulan yang berulang kali terserang diare
atau pneumonia selama tiga bulan sebelum survei, sementara itu kontrolnya adalah
122 anak yang mengunjungi klinik bayi sehat untuk vaksinasi. Data dikumpulkan
dengan menggunakan kuesioner pretes dan terstruktur, dan dianalisis menggunakan
SPSS versi 16 for Windows. Regresi logistik dilakukan, dan kekuatan hubungan
diperkirakan menggunakan odds ratio dan interval kepercayaan 95%. Sekitar 83%
dari kontrol dan hanya 12,3% dari kasus yang eksklusif minum ASI. Anak-anak yang
secara eksklusif minum ASI 83 kali lebih mungkin untuk terjangkit pneumonia atau
diare daripada mereka yang tidak mendapatkan ASI eksklusif. Status perkawinan,
pendapatan bulanan, pemberian makanan tambahan, dan pemberian ASI yang
terlambat terbukti memiliki hubungan yang signifikan secara statistik dengan diare
dan pneumonia anak. Penelitian ini membawa bukti lokal bahwa ASI eksklusif
memiliki efek perlindungan terhadap penyakit infeksi umum pada anak -- pneumonia
dan diare -- di daerah penelitian. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan yang sensitif
budaya dan masuk akal dianjurkan untuk memperkuat praktik pemberian ASI

eksklusif untuk menurunkan mortalitas dan morbiditas bayi dan anak-anak


pneumonia dan diare.
1. LATAR BELAKANG
ASI eksklusif mengacu pada pemberian makan bayi hanya dengan ASI
selama enam bulan. WHO telah mengidentifikasi ASI eksklusif sebagai cara
pemberian makan yang optimal untuk anak-anak. UNICEF juga menyatakan
bahwa ASI saja adalah makanan ideal untuk bayi di enam bulan pertama. ASI
mampu memberikan semua nutrisi, seperti vitamin dan mineral.
Menyusui adalah metode yang ideal untuk kebutuhan fisiologis dan
psikologis bayi. Oleh karena itu, ASI secara luas diakui sebagai metode
pemberian makan bayi di seluruh dunia.
Meskipun begitu, praktek pemberian ASI yang kurang masih tersebar luas.
Ulasan studi dari negara-negara berkembang menunjukkan bahwa bayi yang tidak
disusui secara eksklusif 6 sampai 10 kali lebih mungkin meninggal dalam bulan
pertama kehidupan dibandingkan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif. Menurut
Lancet Nutrition Series 2008, bayi yang tidak disusui, umumnya, 14 kali lebih
mungkin meninggal akibat diare atau infeksi pernapasan daripada bayi yang
diberi ASI eksklusif selama enam bulan pertama. Menyusui parsial tampaknya
tidak memberikan efek perlindungan terhadap infeksi pada masa bayi.
Diperkirakan bahwa menyusui secara tidak optimal dalam enam bulan
pertama berdampak pada 1,4 juta kematian dan 10% dari beban penyakit pada
anak-anak berusia kurang dari 5 tahun. Penelitian menunjukkan bahwa menyusui
melindungi terhadap infeksi saluran pernapasan akut (pneumonia) karena sifat
anti infeksi yang unik dari ASI. Menurut Cesar (2012), bayi di bawah usia 2 bulan
yang tidak disusui enam kali lebih mungkin meninggal akibat diare atau infeksi
saluran pernapasan akut daripada mereka yang mendapat ASI.
Ethiopia adalah salah satu negara dengan morbiditas dan mortalitas bayi
dan anak-anak yang sangat tinggi. Diare dan pneumonia merupakan penyebab

paling penting dari morbiditas masa kanak-kanak, dan kematian. Namun,


meskipun terdapat beberapa keuntungan, pemberian ASI eksklusif tidak banyak
dilakukan. Selain itu, manfaatnya terkait dengan pencegahan penyakit anak
seperti pneumonia dan diare tidak dipelajari dengan baik di daerah kami.
2. METODE
Sebuah studi kasus-kontrol berbasis institusi unmatched telah dilakukan.
Studi dilakukan di Distrik Achefer Utara, Ethiopia Barat Laut. Menurut sensus
perumahan dan penduduk yang dilakukan pada tahun 2006 selama restrukturisasi
Distrik Achefer, jumlah populasi total Achefer Utara Woreda adalah 213,920 jiwa.
Distrik ini memiliki tujuh pusat kesehatan, dua klinik yang lebih besar, 24 pos
kesehatan, 24 institusi kesehatan pribadi dan satu institusi kesehatan non
pemerintah. Penelitian dilakukan di tiga pusat kesehatan pemerintah. Pusat
kesehatan dipilih berdasarkan masukan pasien, dan kehadiran staf terlatih untuk
mengobati anak-anak berdasarkan pedoman IMNCI (manajemen terintegrasi
penyakit bayi dan anak-anak).
Populasi target untuk studi ini adalah anak usia 7-24 bulan. Kasusnya
berupa anak-anak yang mengunjungi institusi kesehatan akibat serangan diare
atau pneumonia berulang. Kontrolnya adalah anak-anak dan bayi normal yang
dibawa ke klinik untuk vaksinasi. Studi dilakukan pada bulan Juli 2012. Anakanak yang berasal dari luar puskesmas terpilih dikeluarkan dari studi.
Besar sampel dihitung dengan menggunakan perhitungan besar sampel
untuk dua formula jumlah populasi "perbedaan antara proporsi-populasi". Dengan
demikian, menginklusi angka non respon sebesar 10%, besar sampel total
minimum yang diperlukan adalah 122 kasus dan 122 kontrol. Epi-Info software
digunakan untuk menghitung besar sampel.
Kasusnya berupa anak-anak yang menerima perawatan pneumonia dan
diare di puskesmas terpilih, dan terdaftar dalam buku pendaftaran IMNCI
setidaknya sekali dalam sebulan selama tiga bulan sebelum survei. Kontrolnya

adalah anak-anak yang dibawa ke puskesmas karena adanya tujuan vaksinasi, dan
tidak memiliki riwayat diare dan pneumonia selama tiga bulan sebelum survei.
Kuesioner dipreteskan pada 30 ibu yang memiliki anak berusia 7-24
bulan, yang mengunjungi institusi kesehatan. Kemudian koreksi dibuat
berdasarkan temuan pretes. Pengawasan dilakukan oleh dua pengawas dan
penyidik utama. Setiap hari, pewawancara menyerahkan semua kuesioner yang
sudah selesai dan masing-masing kuesioner diperiksa untuk akurasi dan
kelengkapan. Selain itu, kuesioner dari empat puluh responden (5,0%) dikelola
oleh pengawas dan penyidik utama. Data dimasukkan ke dalam komputer, dan
SPSS versi 16.0 digunakan untuk analisis statistik. Sekitar 10% data ganda
dimasukkan untuk menjamin akurasi entri data. Regresi logistik biner digunakan,
dan

kemungkinan

hubungan

dan

signifikansi

statistik

dinilai

dengan

menggunakan odds ratio pada interval kepercayaan 95%.


Izin etis diperoleh dari Komite Ulasan Etik dari Universitas Bahirdar. Izin
dan surat dukungan diberikan kepada masing-masing institusi kesehatan yang
dipilih.
Tujuan dari penelitian ini dijelaskan kepada peserta studi dan persetujuan
lisan

diperoleh

sebelum

wawancara.

Kerahasiaan

tanggapan

responden

diasuransikan selama proses penelitian.


3. HASIL
Karakteristik Sosiodemografis Peserta Studi
Total sebanyak 244 anak memenuhi kriteria inklusi. Tabel 1 menunjukkan
karakteristik anak-anak. Sebagaimana ditunjukkan pada tabel tersebut, rata-rata
usia ialah 8.97 + 3.65 dan 7.97 + 1.44 bulan untuk kasus dan kontrol masingmasing. Sekitar 53.3% dan 46.7% anak-anak dari kasus dan kontrol ialah
perempuan, masing-masing. Sekitar 75%, dan 95% anak-anak antara usia 7 12
bulan pada kasus, dan kontrol, masing-masing.
Sekitar 72 (59.06%) dan 81 (66.39%) ibu dari kasus dan kontrol adalah
ibu rumah tangga. Lebih dari 80% ibu dapat membaca dan menulis, dan 41% dan

33.6% ibu dari kasus dan kontrol bekerja. Hampir 70% ibu berusia kurang dari 30
tahun. Sekitar 63%, dan 35% ibu mengaku memiliki lebih dari 3 anak (Tabel 2).
Tabel 3 menunjukkan faktor-faktor yang memiliki hubungan yang
signifikan secara statistik dengan kejadian pneumonia, dan diare pada studi ini.
Sebagaimana ditunjukkan pada tabel tersebut, berat badan lahir rendah, ASI
eksklusif, pendapatan ibu per bulan, dan pemberian makanan tambahan terbukti
merupakan determinan pneumonia, dan diare. Anak-anak dengan riwayat berat
badan lahir rendah, pemberian makanan tambahan, dan ASI non-eksklusif ialah
12, 16, dan 83 kali lebih memungkinkan untuk terjadinya kasus. Bahkan, anakanak yang lahir dari ibu dengan pendapatan per bulan kurang dari 850 Birr hampir
2 kali lebih mungkin untuk terjadinya kasus dibandingkan ibu dengan pendapatan
per bulan lebih dari 850 Birr. Namun, pada studi ini, status pendidikan ibu rendah
di bawah tingkat signifikansi statistik (Tabel 3).
4. PEMBAHASAN
Tujuan studi ini ialah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian diare, dan pneumonia di antara anak-anak berusia 7
24 bulan. Untuk melihat lebih baik peran ASI eksklusif dalam pencegahan
diare, dan pneumonia, kasus dan kontrol dibandingkan.
Studi ini mengungkapkan bahwa anak-anak dengan riwayat berat badan
lahir rendah, pemberian makanan tambahan, dan ASI non-eksklusif ialah 12, 16,
dan 83 kali lebih mungkin untuk terjadinya kasus. Bahkan, anak-anak yang lahir
dari ibu dengan pendapatan per bulan kurang dari 850 Birr hampir 2 kali lebih
mungkin untuk terjadinya kasus dibandingkan ibu dengan pendapatan per bulan
lebih dari 850 Birr. Namun, pada studi ini, status pendidikan ibu rendah di bawah
tingkat signifikansi statistik.
Berat badan lahir rendah, salah satu faktor determinan untuk mengalami
serangan diare dan pneumonia berulang pada studi ini. Hal ini sebagian dapat
dijelaskan oleh fakta bahwa bayi BBLR memiliki sistem imun yang terganggu

(compromised) yang membuat mereka cenderung menjadi jenis infeksi yang


berbeda meliputi pneumonia, dan diare.
Pada studi ini, jumlah pemberian makanan tambahan di antara kasus, dan
kontrol ialah 87%, 17%, masing-masing, dan oleh karena itu anak-anak yang
terpapar makanan tambahan sebelum usia 6 bulan 16 kali lebih mungkin untuk
mengalami diare atau pneumonia. Temuan ini sesuai dengan rekomendasi
internasional. Penggunaan makanan tambahan tidak dianjurkan karena hal ini
dapat membuat bayi sakit yang akhirnya mengganggu proses menyusui.
ASI eksklusif merupakan strategi yang dianjurkan secara internasional
untuk mencegah diare, dan pneumonia pada anak. Namun, sayangnya, pada studi
ini, keseluruhan prevalensi ASI eksklusif hanya 52% (17% di antara kasus, dan
87% di antara kontrol). Meskipun begitu, keseluruhan prevalensi ASI eksklusif
tampaknya sesuai dengan target internasional, dan Etiophia ialah salah satu
negara yang mencapai target ini, prevalensi ASI eksklusif di antara kasus hanya
17%. Oleh karena itu, pada saat ini, anak-anak yang tidak memiliki kesempatan
untuk minum ASI 83 kali lebih mungkin untuk menjadi kasus dibandingkan
mereka yang secara eksklusif minum ASI.
Sesuai dengan International Vaccine Access Centre (2013), ASI eksklusif
khususnya kritis untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas anak-anak dari
pneumonia, dan diare di negara miskin air, ASI eksklusif, sanitasi, dan hygiene.
Sesuai dengan Lauer dkk (2006), ukuran kesenjangan antara praktek saat
ini (tingkat ASI eksklusif yang rendah) dan rekomendasi cukup mencolok bila
kita menganggap ASI tidak melibatkan biaya dan yang mengimplentasikan
rekomendasi internasional saat ini yang secara potensial dapat melindungi 1.45
juta nyawa anak per tahun.
Studi ini dapat menjadi lebih baik jika desain studinya berupa desain studi
kohort dan bukan kasus kontrol karena studi kasus kontrol tidak tepat untuk
penyakit pneumonia dan diare untuk odds ratio sebagai ukuran kekuatan
hubungan pada kejadian penyakit yang dapat sangat mengalami inflasi (hingga
90%). Oleh karena itu, AOR sebesar 83 (hubungan antara ASI eksklusif dan

kejadian diare dan pneumonia) dapat setara dengan AOR sebesar 8. Hal ini masih
menjanjikan hubungan yang sangat kuat. Juga dapat diingat bahwa desain studi
kasus kontrol memiliki keuntungan yang lebih dari desain studi kohort: murah,
dapat dilakukan dalam periode singkat dan tidak ada hilang follow-up.
5. KESIMPULAN
ASI eksklusif pada usia 6 bulan pertama merupakan elemen penting dalam
mencegah diare dan pneumonia. Oleh karena itu, ibu dapat terdorong untuk secara
eksklusif memberikan ASI pada bayi mereka, dan pengaturan serupa dimana
akses air bersih, dan sanitasi dan hygiene masih menjadi tantangan.

Anda mungkin juga menyukai