Anda di halaman 1dari 13

GANGGUAN

PANIK

Laboratorium Ilmu Kedokteran Jiwa


Rumah Sakit Margono Soekarjo
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Jenderal Soedirman

DEFINISI
Gangguan panik ditandai dengan serangan panik yang berulang, yang
spontan dan tidak dapat diperkirakan, disertai dengan adanya :
ketakutan yang persisten akan terulang kembali
cemas mengenai implikasi dan konsekuensi dari serangan
perubahan pada pola perilaku akibat serangan
Serangan Panik, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSMIV-TR) : pengalaman kecemasan atau ketidaknyamanan dalam periode
singkat dalam keadaan ketiadaan bahaya yang sebenarnya yang
berkembang dan memuncak dalam 10 menit dan bersamaan dengan empat
atau lebih gejala somatik
Dapat disertai agorafobi ataupun tidak

EPIDEMIOLOGI
Prevalensi seumur hidup untuk gangguan panik pada
seseorang adalah 1,5-5 % dan untuk serangan panik adalah 3
5.6 %.
Sebanyak 3-6 juta orang Amerika menderita gangguan panik
Banyak terjadi pada umur remaja dan dewasa menuju umur
40 tahun-an
Jenis Kelamin wanita 2-3 kali lebih sering terkena dari pada
laki-laki
Lebih sering terjadi bersamaan dengan gangguan mood

ETIOLOGI
Menurunnya sensitivitas terhadap reseptor 5 HT1A dan 5 HT
2A/2C
Peningkatan aktivitas discharge dari reseptor adrenergik alfa2 katekolamin aktivasi aksis HPA/ hipotalamus-pituitariadrenal
Meningkatnya
aktivitas
metabolik
pada
keadaan
hipersensitivitas batang otak terhadap CO2 (riwayat sufokasi
dan genetik)
Serangan Panik dimediasi oleh eksitasi fear network yang
melibatkan amigdala-hipotalamus serta pusat simpatis dan
hormonal

ETIOLOGI
Kesalahan transmisi neurotransmitter (GABA, serotonin,
norepinefrin)
Teori Psikoanalitik Freud, Panik : konflik ID (aspek dari
kepribadian yang berhubungan dengan dorongan insting
yang merupakan sumber energi psikis yang bekerja
berdasarkan prinsip kepuasan) dan superego. Respon yang
dipelajari
Genetik Linkage kromosom B9, 22Q, gen 9q31. Prevalensi
tinggi pada anak dengan orang tua gangguan panik, kembar
monozigot, sanak saudara
Teori Trigger Environment
Teori Integrasi

GEJALA
Ketakutan kuat
Gejala somatik :
palpitasi, berkeringat, sensasi sesak napas, gemetar, perasaan
tercekik,
nyeri
dada, mual / sakit perut, pusing
seperti
akan pingsan, derealisasi /
depersonalisasi,
takut
kehilangan kontrol / akan gila,
takut mati,
parestesia, flushes
Pasien tidak mampu menyebutkan sumber ketakutanya
Dapat terjadi kebingungan dan kesulitan memusatkan perhatian
Dapat disertai gejala depresi (beresiko terhadap keinginan bunuh
diri)
Serangan pertama sifatnya spontan, tidak diperkirakan atau tidak
memiliki tanda (DSM-IV)

TANDA
Tanda Fisik gangguan otonom : takikardia, palpitasi, sesak
napas, berkeringat
Pemeriksaan Mini Mental Status tidak spesifik. Biasanya
tidak tampak saat interview.

DIAGNOSIS BANDING
Gangguan cemas
Gangguan fobi
Gangguan disosiasi
PTSD
Infark Miokard
Hipertiroidisme
Intoksikasi Obat

DIAGNOSIS
Serangan Panik, Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders (DSM-IV-TR) : pengalaman kecemasan atau
ketidaknyamanan dalam periode diskret dalam keadaan ketiadaan
bahaya yang sebenarnya yang berkembang dan memuncak dalam
10 menit dan bersamaan dengan empat atau lebih gejala berikut :
palpitasi, berkeringat, sensasi sesak napas, gemetar, perasaan
tercekik,
nyeri dada, mual / sakit perut, pusing seperti akan
pingsan,
derealisasi /
depersonalisasi, takut kehilangan
kontrol / akan gila, takut mati, parestesia, flushes

DIAGNOSIS

PPDGJ III, Gangguan Panik ditegakan sebagai diagnosis


utama bila tidak ditemukan
adanya gangguan
anxietas fobik. Untuk diagnosis pasti :
o

Pada keadaan dimana sebenarnya secara obyektif


tidak ada bahaya

Tidak terbatas pada situasi yang diketahui atau dapat


diduga sebelumnya

Dengan keadaan relatif dari gejala ansietas pada


periode diantara serangan-serangan panik (meskipun
demikian umumnya dapat terjadi ansietas antipsikotik
(terjadi setelah membayangkan sesuatu yang
mengkhawatirkan akan terjadi)

DIAGNOSIS
Kriteria Agorafobi :
Kecemasan pada suatu tempat atau situasi yang sulit
untuk dihindari atau sulit untuk mendapatkan bantuan
apabila terjadi serangan panik. Situasi : keluar rumah
sendirian, berada di keramaian, jembatan dsb)
Situasi dihindari dengan penderitaan dan kecemasan yang
jelas akan serangan panik
Kecemasan tidak dapat dijelaskan oleh kelainan mental
lain

PENGOBATAN
Farmakoterapi obat anticemas dan depresi :
Golongan trisiklik
Monoamin oksidase inhibitor
SSRI (jika disertai depresi)
Terapi kognitif dan perilaku : instruksi tentang kesalahan
kepercayaan terjadap sesuatu, serangan panik yang tidak
mengancam kehidupan, mengonsentrasikan diri mengatasi
gejala ansietas. Latihan fisik

REFERENSI

Annals of the American Psychotherapy Association. Panic Disorder : Characteristic ,


Etiology, Psychosocial Factor and Treatment Consideration

Andri dan Dewi. Teori Kemasan Berdasarkan Psikoanalisis Klasik dan Berbagai
Mekanisme Pertahanan Terhadap Kecemasan. Maj Kedokt Indon. 2007;57:233-37

Gorman, JM., JM Kent., GM Sullivan., JD Coplan., Neuroanatomical Hypothesis of


Panic disorder, Revised. Am J of Psychiatry. 2000; 157:493505

Daniels, CY. Panic Disorder. Available at www.emedicine.medscape.edu

Hutagalung, evalina. Tatalaksana Diagnosis dan Terapi Penatalaksanaan Gangguan


Anxietas. IDI

Anda mungkin juga menyukai