dan efisien, memiliki loyalitas tinggi dan komitmen kuat terhadap kualitas. TPS
yang berkembang secara evolusioner di tengah segala kekurangan dan kendala
pada dasawarsa awal membuat sistem yang dikembangkan secara organik itu
meresap kuat kedalam budaya perusahaan. Dengan kata lain, di Toyota, TPS
bukan lagi sekadar sistem produksi melainkan falsafah perusahaan.
Di antara strategi sukses yang ada, sistem lean thinking yang merupakan
inti TPS adalah yang paling banyak diimplementasi oleh berbagai industri, bukan
hanya produsen otomotif. Inilah strategi yang ditanam Sakichi Toyoda (sang
pendiri), diperkaya oleh Kiichiro Toyoda (CEO pertama) dari pengamatannya
terhadap sistem produksi massal Ford, dan dikembangkan oleh Taiichi Ohno (VP
Eksekutif di era Kiichiro) yang mengambil ide dari supermarket di AS.
1. akan proses yang mengalir secara kontinu untuk mengangkat
permasalahan ke permukaan.
Dalam proses kerjanya, pihak Toyota baik dari segi produksi atau
pun pemasaran mobilnya selalu dilakukan secara bertahap dengan tujuan
mengontrol proses tersebut hingga dapat memperbaiki setiap permasalahan
yang timbul dengan cepat dan tepat. Dari proses yang sudah dilakukan
mereka lakukan pencatatan. Dan mereka tempelkan di tempat semua orang
dapat mengetahui, yang kemudian mereka analisis bersama-sama hingga
tercapai suatu solusi yang baik.
perkembangannya.
Dari
tahun
ke
tahun
mereka
selalu
dengan pesanan konsumen. Dan jika itu berhasil mereka akan menjadikan
sebagai harian rutin, akan tetapi jika produksinya menurun mereka akan
memikirkan suatu standar baru untuk memperoleh perningkatan pemasaran
Scion kembali.
1. Gunakan pengendalian visual agar tidak ada masalah tersembunyi.
Toyota selama ini memberikan nilai yang tinggi bagi komunikasi
terbuka antar karyawan dalam kolaborasi. Hal itu dilakukan dengan cara
menempelkan semua informasi tentang proyek di dinding obeya(ruang kerja
besar) yang ditujukan sebagai ruang situasi agar semua orang dapat
melihatnya. Sehingga setiap karyawan mengetahui perkembangan atau
permasalahan apa saja yang terjadi di dalam sebuah perusahaannya,
sehingga mereka akan bekerja sama untuk mencapai tujuan perusahaan.
1. Gunakan hanya teknologi handal yang sudah benar-benar teruji untuk
membantu orang-orang dan proses anda.
Dalam pengembangannya para team rekayasa Toyota dalam
pembuatan mobil terbaru selalu memakai mesin yang canggih dan bermutu
guna membuat kinerja lebih baik dan terhindar dari kesalahan-kesalahn
secara teknis. Mereka pun memiliki sebuah mesin produksi dimana dapat
mendeteksi suatu kesalahan dalam proses produksi dan membuat system
kerjanya berhenti. Dan hal itu mempermudah seorang pekerja untuk
memperbaiki proses tersebut dalam produksinya.
untuk
melakukan
apapun
yang
berdampak
pada
pekerja
dapat
memberikan
konstribusi
yang
maksimal.
Proses
erat
dengan
para
diler,kerap
mengunjungi
mereka,
kepada para diler. Toyota Sales College memberikan pelatihan kepada para
manager penjualan level menengah. Sehingga dngan keadaaan demikian
membuat sebuah system kepercayaan diantara para diler dan pihak
pabrikan Toyota.
v Menyelesaikan
akar
permasalahan
secara
terus
menerus
keputusan
secara
perlahan-lahan
melalui
konsensus,
langsung
mendirikan
IMV
di
Asia
untuk
meningkatkan
produktifitasnya.
14. Menjadi suatu organisasi pembelajaran melalui refleksi diri tanpa
kompromi (hansei) dan peningkatan berkesinambungan (kaizen).
Dalam mencapai apa yang diinginkan, Toyota selallu menerapkan
suatu tujuan besar yang mustahil, seperti halnya pembuatan Lexus, dimana
salah
satunya,
akan
tetapi
membuat
keduanya
saling
berkesinambungan. Walalupun hal itu terasa mustahil pada saat itu, akan
tetapi mereaka terus mengerjakan proyek tersebut. Proses pengerjaannya
pun dilakukan dengan perbaikan berkesinambungan dimana setiap harinya
mereaka
selalu
memantau
sehingga
jika
terjadi
kesalahan
dapat
salah
satu
pembuatan
mobil
terbesar
di
dunia.