KOMPETENSI
4
DERMATITIS
Disusun Oleh :
Jayyidah Afifah
Firdha Leonita
Risky Agivola Putri
Pembimbing :
Dr. Hj. Vita NoorAini AH , Sp. KK
KEPANITERAAN KLINIK STASE KULIT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2015
DEFINISI
Klasifikasi
Dermatitis
DERMATITIS KONTAK
Dermatitis yang disebabkan oleh
bahan/substansi yang menempel pada kulit.
Non-Imunologik
Imunologik
Prevalensi
kasus baru
Dermatitis
Kontak
Alergi
berdasarkan
jenis
kelamin di
RSUD
Kardinah
Tegal
Data RSUD Kardinah Tegal (Januari
Desember) 2012
Prevalensi
kasus baru
Dermatitis
Kontak Iritan
berdasarkan
jenis kelamin
di RSUD
Kardinah
Tegal
DKA
DKI
Etiologi
Patogenesis
Gejala Klinis
DKA
DKI
Diagnosis
Diagnosis
Banding
Pengobatan
Kortikosteroid topikal
Hidrokortison,yang
dioleskan 2 kali seharipada
pagi dan sore hari.
Kortikosteroid oral
Prednison dengan dosis
Anak-anak: 0,4 - 1,6
mg/kg BB/hari Dewasa: 4 48 mg/hari
Menghindari pajanan bahan
yang bersifat iritan
Akut
Akut Lambat
Kronis
UJI TEMPEL
DERMATITIS ATOPIK
Prevalensi
kasus baru
Dermatitis
Atopik
berdasarkan
jenis kelamin
di RSUD
Kardinah
Tegal
Etiologi
GEJALA
KLINIS
Pruritus dapat
hilang timbul
sepanjang hari.
Akibat garukan
dapat timbul
bermacammacam kelainan
kulit berupa
papul, likenifikasi,
eritema, erosi,
eksoriasi,
eksudasi dan
krusta
Sularsito, Sri A, Djuanda, Suria., Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi
keenam, cetakan kedua FK UI. Jakarta 2012: hal 142
Dermatitis Atopik
Infantil
Dermatitis
Atopik Anak
Dermatitis
Atopik Dewasa
PENGOBATAN
NEURODERMATITIS
Liken Simpleks
Kronikus
Sularsito, Sri A, Djuanda, Suria., Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin, edisi keenam, cetakan kedua FK UI. Jakarta
2012: hal 147
Prevalensi
kasus baru
Neuroderma
titis
berdasarkan
jenis
kelamin di
RSUD
Kardinah
Tegal
Data RSUD Kardinah Tegal (Januari Desember) 2012
ETIOLOGI
GEJALA
KLINIS
Bisa timbul di setiap bagian tubuh. Pada stadium awal, kulit
tampak normal tetapi terasa gatal. Selanjutnya timbul
bercak-bercak bersisik, kering dan berwarna lebih gelap
sebagai akibat dari penggarukan dan penggosokan.
PENGOBATA
N
Kortikosteroid topikal Hidrokortison yang dioleskan
2 kali sehari pada pagi dan sore hari
Kortikosteroid oral Prednison dengan dosis Anakanak: 0,4 - 1,6 mg/kg BB/hari Dewasa: 4 - 48
mg/hari
Antihistamin (CTM) dengan dosis Dewasa: 3 - 4
kali sehari 0.5 - 1 tablet Anak-anak 6 - 12 tahun:
0.5 dosis dewasa.
Anak-anak 1 - 6 tahun: 0.25 dosis dewasa
Edukasikan pada pasien untuk jangan menggaruk,
usahakan kuku selalu pendek
Hindari stress dan pikiran yang berat
DERMATITIS NUMULARIS
PREVALENSI
KASUS BARU
DERMATITIS
NUMULARIS
BERDASARKAN
JENIS KELAMIN
DI RSUD
KARDINAH
TEGAL
Data RSUD Kardinah Tegal (Januari Desember) 2012
ETIOLOGI
GEJALA
KLINIS
PENGOBAT
AN
Kortikosteroid topikal Hidrokortison yang dioleskan
2 kali sehari pada pagi dan sore hari
Kortikosteroid oral Prednison dengan dosis Anakanak: 0,4 - 1,6 mg/kg BB/hari Dewasa: 4 - 48
mg/hari
Antihistamin (CTM) dengan dosis Dewasa: 3 - 4
kali sehari 0.5 - 1 tablet Anak-anak 6 - 12 tahun:
0.5 dosis dewasa.
Anak-anak 1 - 6 tahun: 0.25 dosis dewasa
Edukasikan pada pasien untuk jangan menggaruk,
usahakan kuku selalu pendek
DERMATITIS STASIS
GEJALA
KLINIS
PENGOBATAN
Untuk mengatasi edema, tungkai dinaikkan waktu tidur dan
waktu duduk. Bila tidur kaki diangkat di atas permukan
jantung selama 30 menit dilakukan 3 hingga 4 kali sehari.
Eksudat dikompres dan setelah kering berikan krim
korikosteroid potensi rendah, Hidrokortison asetat dioleskan 2
kali sehari
DERMATOSIS
ERITROSKUAMOSA
Disusun Oleh :
Jayyidah Afifah
Firdha Leonita
Risky Agivola Putri
Pembimbing :
Dr. Hj. Vita NoorAini AH , Sp. KK
KEPANITERAAN KLINIK STASE KULIT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2015
Psoriasis
Parapsoriasis
Pitiriasis rosea
Eritroderma
Dermatitis seboroik
PSORIASIS
Psoriasis : penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat
kronik dan residif
Ditandai Bercak-bercak eritema
berbatas tegas
Skuama kasar berlapis-lapis
dan transparan, disertai
fenomena tetesan lilin, Auspitz
dan Kbner
EPIDEMIOLOGI
Insiden pada orang kulit putih lebih tinggi dari pada
penduduk kulit berwarna.
Insiden pada pria > wanita
Terdapat pada semua usia, umumnya pada orang dewasa
ETIOLOGI
Faktor imunologik
Pembentukan epidermis ( turn over time ) dipercepat menjadi
3-4 hari, sedangkan Normalnya 27 hari
Faktor herediter dominan
Faktor pencetus : stres psikis, infeksi fokal, trauma, endokrin,
ggn metabolik, obat, alkohol dan merokok
GEJALA KLINIS
KU : tidak dipengaruhi
Gatal ringan
Predileksi :
Kulit kepala
Perbatasan kulit kepala dan wajah
Ekstensor ekstremitas terutama siku,
lutut, lumbosakral
KELAINAN KULIT
Bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan skuama
diatasnya
Eritema berbatas tegas dan merata
Pada stadium penyembuhan sering eritema yang ditengah
menghilang dan hanya terdapat di pinggir.
LANJUTAN
Skuama berlapis-lapis, kasar, warna putih seperti mika serta
transparan
Besar kelainan bervariasi: lentikular, numular atau plakat
Psoriasis gutata : sebagian besar lentikular
FENOMENA AUSPITZ
Tampak serum atau darah berbintik-bintik disebabkan
papilomatosis
Skuama berlapis-lapis dikerok dengan pinggir gelas alas.
Setelah skuama habis, pengerokan harus perlahan-lahan. Jika
terlalu dalam : perdarahan yang merata
FENOMENA KBNER
Trauma pada kulit penderita psoriasis, misalnya : garukan,
dapat menyebabkan kelainan yang sama dengan kelainan
psoriasis
BENTUK KLINIS
Psoriasis vulgaris : bentuk yang lazim
terdapat, lesi-lesinya berbentuk plak
Psoriasis gutata : tidak melebihi 1cm,
timbul mendadak dan diseminata, setelah
infeksi streptococcus di saluran napas
bagian atas
Psoriasis inversa : tempat predileksi pada
daerah fleksor
Psoriasis eksudativa : sangat jarang, bentuk
eksudatif
LANJUTAN
Psoriasis seboroik : merupakan gabungan
antara psoriasis dan dermatitis seboroik,
skuama menjadi agak berminyak dan agak
lunak
Psoriasis pustulosa : psoriasis pustulosa
palmoplantar, psoriasis putulosa
generalisata akut
Eritroderma psoriatik : disebabkan oleh
pengobatan topikal yg terlalu kuat atau
penyakitnya sendiri yg meluas (Terdapat
eritema dan skuama tebal yang menyeluruh)
KOMPLIKASI PSORIASIS
1.
PITTING NAIL
PD SENDI
KELAINAN
HISTOPATOLOGI
Gambaran khas : hiperkeratosis, parakeratosis dan akantosis
Pada stratum spinosum terdapat kelompok leukosit abses
monro
Kecuali itu terdapat pula : papilomatosis dan vasodilatasi di
sub epidermis
DIAGNOSIS BANDING
Sifilis stadium II
Dermatitis seboroik
Dermatofitosis psoriasis stadium
penyembuhan
PENGOBATAN TOPIKAL
1.
Preparat ter
efek : antiradang
asal : fosil iktiol
kayu oleum kadini dan oleum
ruski
batubara liantral, likuor
karbonis detergens
PENGOBATAN SISTEMIK
1.
2.
3.
4.
5.
6.
PROGNOSIS
Tidak menyebabkan kematian, tetapi bersifat kronis dan
residif
PARAPSORIASIS
Keadaan umum penderita baik, umumnya tidak disertai
keluhan (gatal ringan) adanya eritema dan skuama,
berkembang perlahan-lahan, kronik
Etiologi belum diketahui
GEJALA KLINIS
Pada dewasa muda ( >pria)
Papul miliar, lentikular, eritema , skuama, dapat hemoragik,
kadang-kadang berkonfluensi , umumnya simetrik, sembuh
spontan tanpa meninggalkan sikatriks
Predileksi badan, lengan atas, paha.
Tidak ada pada kulit kepala,
muka dan tangan
Parasporiasis variegata
Predileksi badan, bahu, tungkai
bentuknya seperti kulit zebra (skuama dan eritem yang
bergaris-garis.
Parapsoriasis en plaque
Predileksi badan, ekstremitas
Bercak eritematosa, permukaan datar, bulat/lonjong,
berdiameter 2,5 cm, skuama sedikit, merah jambu, coklat
atau agak kuning
Sering pada pria
Usia pertengahan, dapat terus-menerus, remisi
HISTOPATOLOGI
Psoriasis gutata
infiltrat limfohistiositik di sekitar pembuluh darah superfisial,
hiperplasia epidermal ringan, sedikit spngiosis setempat
Psoriasis variegata
Epidermis tampak menipis disertai parakeratosis
Dermis tampak infiltrat seperti pita terdiri atas limfosit
DIAGNOSIS BANDING
Pitiriasis rosea
Psoriasis
PENGOBATAN
Penyinaran UV
Kortikosteroid topikal
Eritromisin (40 mg / KgBB) parapsoriasis gutata
PROGNOSIS
Penyakit ini kronis dan residif. Tidak ada obat pilihan dan
sebagian menjadi mikosis funguides
Sinonim
Acne vulgaris; Pimple; Comedo
Jerawat; kukul
Definisi
Penyakit peradangan kronik dari unit pilosebasea disertai
penyumbatan & penimbunan keratin terutama di muka,
leher, dada & punggung, ditandai ada komedo, papel,
pustul, nodulus, kista & sikatriks.
EPIDEMIOLOGI
Faktor predisposisi
Belum diketahui dengan lengkap
Pasti multifaktorial yaitu:
1. Faktor genetik
Family
Kromosom XYY nodulokistik
2. Faktor rasial
Orang Jepang > Orang Caucasoid
Di AS: Causacoid 5% dan negro 0.5%
(pada umur 15 21 tahun)
3. Faktor haid
60-70% lesi aktif pada haid
4. Faktor endokrin
Hormon androgen !!!
Castrasi acne () !
Agenesis ovarii & ovarektomi (sblm dewasa)
acne ?
Hormon estrogen acne
Hormon progesteron acne ?
Hormon gonadotropin, hormon adenokortikosteroid & TSH
acne
5. Faktor makanan
Lemak, coklat, kacang, susu, keju
6. Faktor musim
musim dingin acne
suhu tinggi dan lembab acne
sinar UV scaling acne
summer (60% baik, 20% buruk o.k keringat)
acne (+) ?
aknegenik
9. Infeksi bakteri:
Corynebacterium acnes (= P. acne) Staphylococcus
epidermidis
Hidrolisis TG menghasilkan asam lemak bebas + gliserol
Hasil pemecahan ini menimbulkan comedo
11. Trauma
Gesekan, tekanan, peregangan dan
akne mekanika
cubitan kulit
PATOGENESIS
1. Penyumbatan duktus pilosebaseus,
penimbunan keratin akibat proliferasi epitel
2. Peningkatan produksi sebum o.k hormon
androgen
3. Perubahan susunan lemak permukaan kulit
Peningkatan as. lemak bebas, skualen, as,
sebaleik komedogenik
4. Kolonisasi kuman dalam folikel sebaseus
Trigliserida + lemak lain karena pengaruh
C.acnes mengalami lipolisis menjadi asam
lemak bebas
MIKROKOMEDO
Komedo tertutup
(Closed Comedo; White Head)
Komedo terbuka
(Open Comedo; Black Head)
SIMTOMATOLOGI
a.
o Kista
o Polyporus comedone (akne
konglobata)
b.
Papul
o Rad ()
o Rad (+)
o Resolving phase
SIMTOMATOLOGI
c. Pustul
o Superfisial hiperpigmentasi post-inflamasi
o Profunda scars
d. Nodulus
o Kadang + krusta
o Pada komedo tertutup
PENATALAKSANAAN
Prinsip umum
Cegah pembentukan komedo peeling agents
Cegah infeksi sekunder antibiotika
Percepat resolusi lesi CO2 padat, sinar UV
PENATALAKSANAAN
Perawat kulit (skin care)
PENATALAKSANAAN
Nasehat makanan
Makan bebas cukup & seimbang
Banyak makan sayur & buah
Ada hub lemak & kalori >>
Anamnese: thdp makanan
merangsang hindarkan
PENGOBATAN
TOPIKAL
ORAL
ORAL DAN TOPIKAL
TINDAKAN KHUSUS
Prinsip pengobatan:
To Prevent and minimize scarring formation
PENGOBATAN TOPIKAL
Zat-zat gol. Kemikal bahan iritan
Sulfur (4-8 %)
Resorsinol (1-5 %)
Asam salisilat: > 3% keratolitik
Benzoil peroksida (2,5 10 %)
As vitamin A (0,025 0,1 %)
(as. Retinoat, Tretinoin)
As. Azeleat (15 20 %)
Adapalene
As. Glikolat (3-8 %)
PENGOBATAN TOPIKAL
PENGOBATAN TOPIKAL
Zat zat antibakterial (antibiotika)
Zat-zat hormon:
Kortikosteroid, max 1 bulan, lesi meradang
(betametason 17 valerat, fluosinolon)
PENGOBATAN ORAL
Antibiotika
Tetrasiklin (oksi-tetrasiklin, chlor-tetrasiklin)
4 x 250 mg/ hr selama 3-6 minggu
1 x 250 mg/ hr (6 8 minggu)
Eritromisin (stearat, etilen suksinat)
Doksisiklin 2 x 100 mg 1 x 100 mg
Minosiklin 2 x 100 mg 1 x 100 mg
Linkomisin 3 2 x 250 mg
Klindamisin 2 x 300 mg/ 3 x 150 mg
PENGOBATAN ORAL
Hormon
Estrogen (etinil estradiol, mestranol)
Kortikosteroid (di tapering off)
Lain-lain:
TINDAKAN KHUSUS
Komedo ekstraksi
Electrodesiccation
Insisi & drainase acne konglobata
Eksisi untuk kista, komedo poliporus
Dermabrasi parut akne
Kortikosteroid intra lesi triamsinolon
(Percepat resolusi lesi meradang & cegah parut nodul,
kista, scar hipertrofi
DIAGNOSIS DIFERENSIAL
Erupsi akneiformis
Rosacea
Perioral dermatitis
Adenoma sebaceum
Molluscum contagiosum
Verruca plana
PROGNOSIS
Ad vitam baik
Ad sanationam baik sembuh sendiri usia lebih dari 25
tahun, kecuali faktor genetik
Dikurangi
Keju
Kacang mete
Kacang tanah
Durian
Alpukat
Coklat
Es krim
Daging kambing,
daging babi
Susu
Mentega
Santan kelapa
Pedas
Makanan mengandung banyak
lemak
Goreng-gorengan
PERAWATAN MUKA
(PADA PENDERITA ACNE)
Langkah I
Pagi cuci muka dengan sabun
baby/ sabun khusus, bersihkan/
kompres dengan acne freshener/
cleansing lotion. Kemudian pakai
cream/ lotion/ med.acne lotion
dan bedak (acne face powder,
bedak baby, bedak marcks)
PERAWATAN MUKA
(PADA PENDERITA ACNE)
Langkah II
Siang sesudah bepergian dan
malam sebelum pakai obat,
bersihkan muka dengan sabun lalu
dengan cleansing milk. Kemudian
dilap sampai bersih dengan
handuk yang dibasahi air, lalu
bersihkan dengan cleansing lotion
PERAWATAN MUKA
(PADA PENDERITA ACNE)
Langkah III
Sewaktu istirahat siang wajah
tidak perlu pakai apa-apa
PERAWATAN MUKA
(PADA PENDERITA ACNE)
Langkah IV
Malam: pakai obat (salep, cream,
gel, dll) selama 2 sampai
beberapa jam sesuai petunjuk
dokter. Bersihkan dengan air.
Pakai med acne lotion (bedak
kocok) sampai pagi
ANATOMI
Kelenjar keringat dibagi 2 :
Kelenjar Ekrin
Berbentuk spiral dan bermuara langsung di permukaan kulit.
Pada seluruh permukaan kulit dan terbanyak di telapak tangan
dan kaki, dahi, dan aksila.
Bergantung pada saraf kolinergik, faktor panas, dan stress
emosional.
Kelenjar apokrin
Dipengaruhi oleh saraf adrenergik, terdapat di aksila, areola
mame, pubis, labia minora, dan saluran telinga luar.
Keringat mengandung air, elektrolit, asam laktat, dan glukosa,
pH sekitar 4 6,8.
FISIOLOGI
Fungsi utama kulit ialah :
Proteksi.
Absorpsi.
Ekskresi.
Persepsi.
Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi).
Pembentukan pigmen.
Pembentukan vitamin D.
Keratinisasi.
MILIARIA
DEFINISI
Kelainan kulit akibat tertutupnya saluran kelenjar keringat
yang menyebabkan retensi keringat.
Tidak ada hubungan dengan jenis kelamin dan ras.
Banyak pada infant.
SINONIM
Biang keringat
Keringat buntet
Liken Tropikus
Prickle Heat
PATOGENESIS
Disebabkan karena trauma mekanik/kimia, keringat
berlebihan (humidity, temperature).
Dimana hidrasi yang berlebihan pada stratum korneum
akan menyebabkan :
Korneosit membengkak/perubahan struktur kimia keratin.
KLASIFIKASI
Miliaria kristalina (sudamina), sumbatan terjadi di dalam
stratum korneum.
Miliaria rubra (Prickly heat), sumbatan terjadi di lapisan
dalam epidermis.
Miliaria profunda (mamillaria), sumbatan di dalam
dermoepidermal junction.
MILIARIA KRISTALINA
Vesikel berdiameter 1 mm (seperti percikan air).
Vesikel bergerombol tanpa tanda radang.
Tidak memberi keluhan dan sembuh dengan sisik yang
halus.
Sering terdapat di daerah intertriginosa (misalnya aksila).
Tidak perlu pengobatan.
MILIARIA RUBRA
Lebih berat dari pada miliaria kristalina.
Makula/ papul eritematosa dengan vesikel punktata di
atasnya, ekstrafolikuler, kadang-kadang menjadi pustul bila
luas dan kronis.
Rasa gatal dan kadang-kadang rasa panas bila ada keringat.
Terutama di daerah badan dan leher.
Terdapat pada orang yang tidak biasa pada daerah tropik.
MILIARIA PROFUNDA
Bentuk ini agak jarang kecuali di daerah tropis.
Papul putih, keras, berukuran 1-3 mm.
Tidak gatal dan tidak merah.
Lokasi pada badan dan ekstremitas.
Dapat berasal dari miliaria rubra yang berulang.
IRITASI PRIMER
ERITEMA NEONATORUM
FOLIKULITIS
MUSINOSIS PAPULAR
AMILOIDOSIS
TERAPI
Mengurangi keringat
Lingkungan yang dingin.
Hindari panas dan kelembaban berlebihan.
Pakaian tipis.
Talc. Venet
Oxyd. Zinc
Amyl. Oryzae
Spiritus ad
1
10
10
10
200 cc
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: ad bonam.
Quo ad sanationam
: dubia ad bonam.
Quo ad fungtionam
: dubia ad bonam.
HERPES ZOOSTER
DEFINISI
Herpes zooster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi
virus varisela-zoster yang menyerang kulit dan mukosa,
infeksi ini merupakan reaktivitas virus yang terjadi setelah
infeksi primer.
ETIOLOGI
Virus varisela zoster (VZV)
PATOGENESIS
Virus ini
berdiam di
ganglion
posterior SST
dan ganglion
kranialis
Antibodi
Kadang virus
menyerang
gang.
Anterior,
bagian
motorik
kranialis
Kelainan kulit
yg timbul
memberikan
lokasi yg
setingkat
dengan daerah
persyarafan
ganglion
tersebut
Timbul
gejala
gangguan
motorik
GEJALA KLINIS
Gejala prodromal (berupa rasa sakit dan parestesi pada
dermatom yang terkena)
Gejala konstitusi (sakit kepala, malaise, dan demam) timbul
1-2 hari sebelum terjadi erupsi.
Timbul eritema vesikel berisi cairan keruh yg berkelompok
pustul krusta.
Herpes
Herpes
Herpes
Herpes
Herpes
Herpes
zoster
zoster
zoster
zoster
zoster
zoster
oftalmikus
fasialis
brachialis
torakalis
lumbalis
sakralis
DIAGNOSIS
Anamnesis
Keluhan berupa neuralgia beberapa hari sebelum atau
bersama-sama dengan timbulnya kelainan kulit. Sebelum
timbul kelainan kulit didahului gejala prodromal Kelainan kulit
tersebut berupa eritema papula dan vesikula bula. Jika
absorbsi terjadi, vesikel dan bula dapat menjadi krusta.
Pemeriksaan Penunjang
Tes Sel Tzank menemukan sel datia berinti banyak.
Histopatologi menemukan sebukan sel limfosit yang mencolok,
nekrosis sel dan serabut saraf, proliferasi endotel pembuluh darah
kecil, hemoragi fokal dan inflamasi bungkus ganglion.
Kultur virus
Imunofluoresens
PENATALAKSANAAN
Umum
Dianjurkan tidak keluar rumah, karena dapat
menularkan kepada orang lain yang belum pernah terinfeksi
varisela dan orang dengan defisiensi imun. Usahakan agar
vesikel tidak pecah, misalnya jangan digaruk dan pakai baju
yang longgar.
Khusus
Antivirus (Asiklovir 5x800 mg/hari selama 7 hari, diberikan sebaiknya
pada 3 hari pertama sejak lesi muncul)
Analgetik (Asam mefenamat 1500 mg/hari diberikan sebanyak 3 )
Kortikosteroid (Indikasi pemberian kortikostreroid ialah untuk Sindrom
Ramsay Hunt) Prednison 320 mg/hari, setelah seminggu dosis
diturunkan secara bertahap.
Topikal
Tergantung pada stadiumnya. Stadium vesikel diberikan bedak
dengan tujuan protektif untuk mencegah pecahnya vesikel agar
tidak terjadi infeksi sekunder. Bila erosif diberikan kompres
terbuka. Jika terjadi ulserasi dapat diberikan salap antibiotik.
KOMPLIKASI
Neuralgia paska herpetik
Infeksi sekunder
Kelainan pada mata
Sindrom Ramsay Hunt
Paralisis motorik
PROGNOSIS
Pada dewasa dan anak-anak umumnya baik, tetapi usia tua
risiko terjadinya komplikasi semakin tinggi, secara kosmetika
dapat menimbulkan makula hiperpigmentasi atau sikatrik.
Dengan memperhatikan higiene & perawatan yang teliti akan
memberikan prognosis yang baik & jaringan parut yang
timbul akan menjadi sedikit.
PITIRIASIS ROSEA
Definisi : peny. kulit yang belum diketahui penyebabnya.
Dimulai sebuah lesi inisial berbentuk eritema dan skuama halus
Disususul lesi-lesi yang lebih kecil di badan, lengan dan paha atas
yang tersusun sesuai lapisan kulit
Sembuh dalam 3-8 minggu
EPIDEMIOLOGI
Pada semua umur, terutama 15-40 tahun
ETIOLOGI
Belum diketahui
Hipotesis : Penyebab virus
Bersifat seft limiting disease
GEJALA KLINIS
Gatal ringan
Pada umumnya tidak ada gejala konstitusi
Penyakit mulai dengan lesi pertama (Herald Patch), umumnya
di badan
Soliter, oval dan anular, diameter 3 cm
Ruam terdiri darineritema dan skuama halus di pinggir
Lamanya : beberapa hari hingga beberapa minggu
DIAGNOSIS BANDING
Tinea korporis
PENGOBATAN
Simptomatis
Gatal sedativa
Topikal bedak asam salisilat + menthol - 1%
HERALD PATCH
ERITRODERMA
Ditandai eritema seluruh tubuh atau hampir seluruh tubuh,
biasanya disertai skuama
Mutlak harus ada eritema
Skuama tidak selalu terdapat, mis: pada eritroderma krn
alergi obat sistemik, awalnya skuama tidak ada baru
kemudian pada masa penyembuhan muncul skuama
SINONIM
Dermatitis eksfoliativa
ETIOLOGI
1.
2.
3.
PATOGENESIS
Pada dermatitis eksfoliatif terjadi pelepasan
stratum korneum ( lapisan kulit yang paling
luar ) yang mencolok yang menyebabkan
kebocoran kapiler , hipoproteinemia dan
keseimbangan nitrogen yang negatif .
Karena dilatasi pembuluh darah kulit yang
luas , sejumlah besar panas akan hilang jadi
dermatitis eksfoliatifa memberikan efek
yang nyata pada keseluruh tubuh.
Gejala klinis :
Akibat alergi sistemik
SINDROM SEZARY
Termasuk limfoma
Stadium dini mikosis fungoides
Ditandai dengan :
Eritema berwarna merah membara, universal, skuama, gatal
Infiltrasi pada kulit dan edema
Pemeriksaan laboratorium :
Leukositosis, eosinofilia, limfositosis
PENATALAKSANAAN
Kortikosteroid :
Golongan I :
Prednison, 3 x 10 mg 4 x 10 mg/hr
Golongan II :
Prednison, 4 x 10 mg 4 x 15 mg/hr
Prednison, 3 x 1-2 mg/hr (peny.Leiner)
PROGNOSIS
Gol. I baik
Sindrom sezary buruk, meninggal setelah 5 tahun,
meninggal setelah 10 tahun. Kematian umumnya disebabkan
oleh infeksi.
DERMATITIS
SEBOROIK
DEFINISI
Dipakai untuk segolongan kelainan kulit yang didasari oleh
faktor konstitusi dan bertempat di daerah-daerah seboroik.
ETIOLOGI
Penyebabnya belum diketahui pasti.
Faktor predisposisinya : kelainan konstitusi berupa status
seboroik yang rupanya diturunkan.
Penyakit ini dapat disebabkan oleh faktor kelelahan, stres
emosional, infeksi, atau defisiensi imun
EPIDEMIOLOGI
Dermatitis seboroik dapat menyerang semua ras
Pria > wanita
Dermatitis seboroik dapat terjadi pada bayi, orang dewasa,
dan orang tua.
PATOGENESIS
Dermatitis seboroik berhubungan erat
dengan keaktivan glandula sebasea.
Adanya hubungan antara penyakit ini
dengan Pityrosporum ovale. Pertumbuhan
P.ovale yang berlebihan dapat
mengakibatkan reaksi inflamasi, baik akibat
produk metabolitnya yang masuk kedalam
epidermis, maupun karena sel jamur itu
sendiri, melalui aktivasi sel limfosit T dan sel
langerhans.
GEJALA KLINIS
Kelainan kulit : eritema dan skuama yang berminyak dan
agak kekuningan, batas agak kurang tegas.
Ringan hanya mengenai kulit kepala skuama-skuama
halus, mulai sebagai bercak kecil mengenai seluruh kulit
kepala dengan skuama-skuama yang halus dan kasar
pitiriasis sika (ketombe).
DIAGNOSIS BANDING
Psoriasis
Kandidosis
Otomikosis dan otitis eksterna
PENATALAKSANAAN SISTEMIK
Kortikosteroid prednison 20-30mg sehari
Isotretinoin, dosisnya 0,1-0,3mg/kgBB/hari
Narrow band UVB 3x1 minggu selama 8 minggu.
P.ovale ketokonazol dosisnya 200mg/hari
PENATALAKSANAAN TOPIKAL
Pitiriasis sika seminggu 2-3 kali scalp
dikeramasi selama 5-15 menit dengan
selenium sulfida.
Ter likuor karbonas detergens 2-5% atau
krim pragmatar
Resorsin 1-3%
Sulfur praesipitatum 4-20% dapat digabung
dengan asam salisilat 3-6%
Kotikosteroid krim hidrokortison
Pityrosporum ovale Krim ketokonazol 2%
PROGNOSIS
Pada sebagian kasus yang mempunyai faktor konstitusi
penyakit ini agak sukar disembuhkan, meskipun terkontrol.
PIODERMA
Disusun Oleh :
Jayyidah Afifah
Firdha Leonita
Risky Agivola Putri
Pembimbing :
Dr. Hj. Vita NoorAini AH , Sp. KK
KEPANITERAAN KLINIK STASE KULIT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2015
PIODERMA
Definisi :
Penyebab utama :
Staphylococcus aureus
Streptococcus B hemolyticus
jarang :
Staphylococcus epidermidis
(flora normal di kulit)
PIODERMA
Kuman positif-Gram
: - Streptokokus
- Stafilokokus
Kuman negatif-Gram : -
Pseudomonas aeroginosa
Proteus mirabilis
Proteus vulgaris
Escherichia coli
Klebsiella sp.
FAKTOR PREDISPOSISI
1. Higiene yang kurang
2. Menurunnya daya tahan :
Kekurangan gizi
Anemia
Penyakit kronik
Neoplasma
Diabetes melitus
3. Telah ada penyakit lain di kulit
epidermis rusak sehingga fungsi kulit sebagai
pelindung terganggu yang memudahkan
terjadinya infeksi
KLASIFIKASI
1. Pioderma Primer
Timbul pada kulit yang normal, gejala klinik
tertentu,
Etiologi satu macam mikroorganisme
2. Pioderma Sekunder
Timbul pada pada kulit yang telah ada penyakit
kulit
Tanda : pus, pustul, bula purulen, krusta kuning
kehijauan, pembesaran KGB, leukositosis, demam.
Misalnya : dermatitis impetigenisata, skabies
impetigenisata
IMPETIGO
Pioderma superfisialis (terbatas pada epidermis)
Terdapat 3 bentuk klinis :
1.Impetigo krustosa
2.Impetigo bulosa
3.Impetigo neonatorum
Impetigo Krustosa
Sinonim : impetigo kontagiosa, impetigo vulgaris ,
impetigo Tillbury Fox
Etiologi : Streptococcus hemolyticus
1.Mengenai anak-anak
2.Predileksi : sekitar lubang hidung & mulut
IMPETIGO KRUSTOSA
Eritema & vesikel yang cepat pecah menjadi krusta
tebal berwarna kuning spt madu, terdapat erosi di
bawahnya
Komplikasi
: glomerulonefritis ( 2 5% )
: salap antibiotika
antibiotika sistemik
IMPETIGO BULOSA
Sinonim : impetigo vesiko-bulosa, impetigo cacar monyet
Etiologi
: Staphylococcus aureus
Faktor predisposisi : banyak keringat
Klinis :
Mengenai anak & dewasa
Predileksi : ketiak, dada, punggung
Lesi : eritema, bula, bula hipopion. Vesikel/ bula pecah
tampak berupa koleret dgn dasar eritematosa.
Sering muncul bersama miliaria.
Diagnosis banding
: dermatofitosis
Terapi : bila vesikel/ bula sedikit dipecahkan.
Cairan antiseptik, antibiotika topikal dan atau sistemik
IMPETIGO NEONATORUM
: sifilis kongenital
FOLIKULITIS
Definisi : radang folikel rambut
Etiologi : S. aureus
Klasifikasi : Folikulitis superfisialis dan profunda
Folikulitis Profunda
Klinis seperti folikulitis superfisialis disertai
infiltrat di subkutan
Diagnosis banding : tinea barbe
Terapi : antibiotika sistemik / topikal
FURUNKEL / KARBUNKEL
Definisi : radang folikel rambut dan sekitarnya
Furunkel yang lebih dari satu disebut furunkulosis.
Kumpulan furunkel disebut karbunkel
Etio : S. aureus
Klinis :
Keluhan : nyeri
Predileksi : friction area; aksila, bokong
Nodus eritematosa berbentuk kerucut, ditengahnya
terdapat pustul. Nodus melunak menjadi abses
berisi pus & jaringan nekrotik dan kemudian pecah
Terapi : antibiotika topikal, sistemik
Lesi yang berulang
faktor predisposisi
EKTIMA
Ulkus superfisial dengan krusta diatasnya
Etio : S. hemolyticus
GK/ : mengenai anak & dewasa
predileksi tungkai bawah
krusta tebal berwarna kuning, dibawahnya
terdapat
ulkus dangkal
Diagnosis banding : impetigo krustosa
Terapi : antibiotika topikal/ sistemik
PIONIKIA
Radang di sekitar kuku oleh piokokus
Etiologi : S. aureus dan atau S. hemolitycus
Klinis : - Riwayat trauma sebelumnya
- Muncul tanda radang di lipat kuku, menjalar ke
matriks & lempeng kuku terbentuk abses
subungual
Terapi : - kompres dgn larutan antiseptik
- antibiotika sistemik
- ekstraksi kuku jika terdapat abses sub-ubgual
ERISIPELAS
Etio : S. hemolyticus
Klinis :
Gejala konstitusi : demam, malese
Predileksi : tungkai bawah (trauma)
Kelainan kulit : eritema berwarna merah cerah,
batas tegas, pinggir meninggi, tanda radang akut
(+). Bisa disertai edema, vesikel, bula. Terdapat
leukositosis.
Dapat terjadi elefantiasis bila sering residif di
tempat yang sama
Diagnosis banding : selulitis ( terdapat infiltrat di
subkutan)
SELULITIS
Infiltrat difus di sub kutan dgn tanda-tanda radang
akut
FLEGMON
Selulitis yg mengalami supurasi
Terapi : - istirahat (elevasi tungkai)
- antibiotika sistemik
- kompres larutan antiseptik
- dapat diberikan diuretik jika terdapat edema
- insisi flegmon
Ulkus Piogenik
Ulkus dengan gejala klinik tidak khas, disertai pus
diatasnya
Anjuran kultur untuk menyingkirkan etiologi kuman lain
HIDRADENITIS SUPURATIVA
Infeksi kelenjar apokrin
Etiologi : S. aureus
Predileksi : daerah banyak kelenjar apokrin (ketiak,
perineum)
Klinis :
Mengenai usia akil balik dewasa
Riwayat trauma sebelumnya (keringat, deodoran, rambut
ketiak digunting)
Gejala konstitusi : demam, malese
Lesi kulit : nodus dengan tanda radang, kemudian
melunak menjadi abses
pecah
fistel
Jika menahun ditemukan abses, fistel, sinus yang
multipel
Disertai leukositosis
HIDRADENITIS SUPURATIVA
Diagnosis banding
: skrofuloderma
T erapi
: antibiotika sistemik
kompres
insisi
eksisi kelenjar apokrin jika kronik
residif
Lisis epidermis
Klinis :
Demam tinggi
Infeksi sal. nafas atas
Lesi kulit : eritema mendadak di muka, leher, ketiak,
lipat pahaa akhirnya seluruh tubuh menyeluruh
dalam 24 jam. Dalam 24 - 48 jam kemudian muncul bula
berdinding kendur, tanda Nikolsky (+). Dalam 2-3 hr
kemudian terjadi pengeriputan spontan, pengelupasan
kulit
erosif
Mengering disertai deskuamasi
Penyembuhan dalam 10 14 hari tanpa sikatrik
Terapi
: - antibiotika topikal
- sufratulle
Prognosis : kematian bayi ; 1 10% oleh karena
gangguan keseimbangan cairan/elektrolit,
sepsis
TERAPI
1. Penisilin dan semisintetiknya :
Ampisilin
: 4 x 500 mg/hr
Amoksisilin
: 4 x 500 mg/hr
Golongan obat penisilin resisten- penisilinase:
Kloksasilin : 3 x 250 mg/hr
Dikloksasilin : 4 x 125 500 mg/hari
2. Klindamisin
: 4 x 150 mg/hr
Efek samping : kolitis pseudomembranosa
3. Eritromisin
: 4 x 500 mg/hr
4. Sefalosporin
TERAPI TOPIKAL
Antibiotika topikal :
Basitrasin
Neomisin 0,5%
Polimiksin B
Asam fusidat 2%
Mupirosin 2%
Larutan Antiseptik :
Larutan Permanganas Kalikus 1/5.000 1/10.000
Larutan Rivanol 1/1.000
Povidon yodium 7,5 - 10% dilarutkan 10x
Larutan Asam Salisilat 1/1.000
Borwater 3%
Pemeriksaan Pembantu
Darah : Leukositosis
Kultur dan tes resistensi
Disusun Oleh :
Jayyidah Afifah
Firdha Leonita
Risky Agivola Putri
Pembimbing :
Dr. Hj. Vita NoorAini AH , Sp. KK
KEPANITERAAN KLINIK STASE KULIT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2015
DERMATOFITOSIS
Penyebab : Dermatophyta
Macam2 Dermatophyta :
Microsporon
Trichophyton
Epidermophyton
Patogenesis
jamur menempel pada kulit & keadaan
kulit cocok jamur tumbuh
Jamur mengeluarkan suatu enzym
keratolitik menghancurkan keratin
makanan yang baik untuk jamur
tumbuh & berkembang dengan subur
Jamur bertambah enzym bertambah
makanan jamur juga bertambah dst
penyakit makin lebar
dermatofita
Sel inflamasi
epidermomikosis
Stratum korneum
Skuama
Respon inflamasi eritema,
papulasi, vesikulasi
dermatofita
Batang rambut
Destruksi dan patah rambut
Lebih dalam respon
inflamasi nodul, pustulasi
folikuler, and abses
Sel inflamasi
trikomikosis
Cara penularan
1. Langsung
kontak dengan penderita
kontak dengan binatang yang
sakit jamur
kontak dengan tanah/sampah
yang mengandung jamur
2. Tidak langsung
Lewat alat2, baik alat untuk
tidur, mandi, rumah tangga dll.,
dimana squama penderita jatuh
atau melekat disitu
T.CAPITIS
Etiologi :- Microsporon spp.
- Trichophyton spp.
- Epidermophyton spp.
Sering menyerang anak dan dewasa
Lesi dapat berupa papula circinar, vesikel,
pustula dan skuama
Keradangan bisa minimal atau kuat
Lesi melebar dg gambaran central
healing
GAMBARAN KLINIS
Pada kepala terdapat daerah alopecia
Atau rambut yang patah pada area
tertentu disertai skuama pada scalp
Warna skuama pd scalp putih keabuabuan
Dapat menyerang alis, jenggot
pundak, dada pada dewasa dan anak
Dengan sinar Wood tidak selalu positip
(kehijauan)
Klinis:
Lesi mulai dgn papul eritem
di sekitar batang rambut.
Papul kemudian melebar dan
membentuk bercak yg
memucat dan bersisik.
Rambut mjd berwarna abuabu, tidak berkilat lagi dan
lebih mudah oatah (1-3 mm
di atas kulit kepala)
dibanding dicabut
KERION CELSI
Etiologi:
M. canis, M. gypseum, T.
mentagrophytes, T.
violaceum
Klinis:
Lesi dimulai dari bentuk
pustular folikulitis sampai
bentuk kerion
Sebukan massa rambut yg
patah dan pus, serta dapat
tjd limfadenopati
Keluhan: gatal, demam dan
sakit
Lampu wood: fluoresensi
(+)/ (-)
TINEA FAVOSA
Etiologi:
T. schoenleini
Klinis: Pembentukan
skutula krusta yg
berbentuk mangkuk
berwarna merah kuning
dan berkembang mjd
kuning kecoklatan
Pada pengangkatan krusta
terlihat dasar yg cekung,
merah, basah dan berbau
seperti tikus (mousy odor)
TINEA FACIALIS
TEPI AKTIF
CENTRAL
HEALING
SKUAMA HALUS
TINEA CORPORIS
SKUAMA
TEPI LESI
AKTIF
TINEA CORPORIS
TEPI LESI
AKTIF
TEPI LESI
AKTIF
TENGAH LESI
RELATIF
TENANG
SKUAMA HALUS
TINEA CRURIS
CENTRAL
HEALING
TEPI LESI
AKTIF
HIPERPIGMENTASI
TINEA CRURIS
TINEA PEDIS
TINEA PEDIS
E. floccosum, T. rubrum, T.
Mentagrophytes
Klinis:
Ada 3 tipe:
1. Tipe interdigitalis
Tersering
Maserasi di sela jari kaki ke-4 dan 5
Kulit terlihat putih, dapat terbentuk
fisura dan bau tidak enak
Lesi dapat meluas ke bawah jari dan
telapak kaki
2.
3. Tipe papuloskuamosa
hiperkeratotik menahun
Dermatofitosis simpleks
inferksi dermatofit ringan
Dermatofitosis komplek
infeksi campuran
dermatofit dan bakteri
T.UNGUIUM / ONIKOMIKOSIS
Infeksi jamur pada kuku
Tinea unguium akibat infeksi dermatofita
Candida sp, T. rubrum, T. mentagrophytes
Bentuk klinis: OSD, OSP, OSPT, OK
DD: psoriasis, liken planus, onikodistrofik traumatik, yellow
nail syndrome
Dikenal 4 tipe
onikomikosis:
1.Onikomikosis subungual distal
(OSD)
Bantalan kuku di bawah lempeng
kuku melalui hiponikium dan
bergerak ke arah proksimal.
Invasi juga dapat dari lateral
(onikomikosis subungual distal dan
lateral atau OSDL)
Klinis: hiperkeratosis subungual
dan onikolisis, selain warna kuku
kekuningan.
Etiologi: T. rubrum, T.
mentagrophytes varian
interdigitale
270
2. Onikomikosis subungual
proksimal (OSP)
Onikomikosis subungual
proksimal
3.
Onikomikosis superfisial
putih (OSPT):
Jarang dijumpai
Jamur menginvasi langsung
lapisan superfisial lempeng
kuku
Klinis: bercak-bercak
keruhberbatas tegas yg dpt
berkonfluen. Kuku mjd kasar,
lunak dan rapuh
Etiologi: T. mentagrophytes,
kapang nondermatofita:
Aspergillus, Acremonium,
Fusarium
Onikomikosis kandida
Pada keadaan lanjut keempat tipe tersebut gambaran distrofi total (ODT)
TERAPI
Medikamentosa :
- Topikal : mikonazol, sertakonazol, bifonazol, tioconazol,
terbinafin krim
2-4 salep, Whitfield salep.
- Sistemik :
Ketokonazol 200mg, griseofulvin 125-500 mg, itrakonazol
100mg, terbinafin, amphotericin B i.v., flukonazol 50-150 mg