Anda di halaman 1dari 6

11.

Kepesertaan Jaminan Kesehatan


1a. Situasi Kepesertaan Jaminan Kesehatan
Penduduk Indonesia berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 sebanyak 237.556.363 jiwa, data Kementerian Kesehatan tahun
2010 menunjukkan bahwa penduduk Indonesia yang telah memiliki Jaminan Kesehatan adalah 60,24% atau sejumlah
142.179.507 jiwa, dan 39,76% atau 95.376.856 penduduk yang belum memiliki jaminan Kesehatan.

12.Kelengkapan Laporan Rawat Jalan Tingkat Pertama dan Rawat Inap Tingkat Pertama
Untuk mengetahui pemanfaatan Jamkesmas berdasarkan laporan data, perlu diketahui tingkat kelengkapan laporannya.
Berdasarkan hasil laporan yang ada pada rawat jalan tingkat pertama (RJTP) terlihat bahwa tidak seluruh kabupaten/kota dan
puskesmas yang ada pada setiap provinsi melaporkan jumlah kunjungan peserta jamkesmas, dari 33 Provinsi sebanyak 23
Provinsi (69,7%) yang melapor, dari 497 Kabupaten/Kota sebanyak 216 Kabupaten/Kota (43,4%) yang melaporkan jumlah
kunjungan RJTP dan dari total 8.799 Puskesmas sebanyak 2.967 Puskesmas (33,7%) yang melapor, adapun kelengkapan
laporan dari masing-masing Provinsi dapat terlihat sebagai berikut :

Dari tabel di atas terlihat bahwa kisaran kelengkapan laporan RJTP kabupaten/kota dari provinsi yang melapor berada antara
100% - 5,26% rata-rata 62,83%, sedangkan laporan RJTP puskesmas antara 93,42% - 1,65% dengan rata-rata 50,27%.
Sebanyak 7 Provinsi persentase pelaporan RJTP Kabupaten Kota di bawah 50%, dan laporan Puskesmas sebanyak 11 Provinsi
dibawah 50%. Kelengkapan laporan Kabupaten/Kota terendah adalah Provinsi Sumatera Barat (5,26%), sedangkan laporan
Puskesmas terendah adalah Provinsi Sumatera Selatan (1,65%).

1
23. Distribusi Anggaran Jamkesmas Untuk Pelayanan Dasar
Tingkat pendistribusi anggaran Jamkesmas pelayanan dasar (puskesmas) secara nasional mencapai 98,91%, pada 21 Provinsi
(63,6%) sangat baik (100%), sedangkan 12 Provinsi lainnya masih terdapat sisa anggaran namun demikian pendistribusian
anggaran rata-rata sudah diatas 50%, hanya 1 Provinsi yaitu Provinsi Papua Barat yang pendistribusinya di bawah 50%, hal ini
dapat dilihat pada tabel 4 berikut :

Bila dibandingkan tingkat distribusi anggaran Jamkesmas dengan kelengkapan laporan data puskesmas di tingkat
Kabupaten/Kota, tampak kesenjangan yang mencolok. Persentase laporan data puskesmas baik rawat inap maupun rawat jalan
tampak sangat rendah dibandingkan dengan persentase distribusi anggaran, seperti tampak pada grafik 8 dan 9. Persentase
laporan rawat jalan tampak relatif lebih baik daripada laporan rawat inap.

1Sepuluh (10) Besar Penyakit Rawat Jalan Tingkat Pertama di Puskesmas Tahun 2010
Berikut adalah gambaran distribusi 10 besar penyakit berdasarkan laporan data RJTP di puskesmas dari 23 provinsi yang
melapor.

Dari seluruh laporan yang ada terlihat bahwa jumlah kasus terbanyak adalah infeksi akut lain pada saluran pernapa-san bagian
atas dengan jumlah kasus sebanyak 2.522.113 kasus dan jumlah kasus terendah adalah penyakit kulit infeksi dengan jumlah
kasus sebanyak 359.454 kasus. Tampak penyakit menular masih mendominasi pola penyakit pada peserta Jamkesmas.

1Sepuluh (10) Besar Penyakit Rawat Inap Tingkat Pertama di Puskesmas Tahun 2010
Gambaran 10 besar penyakit RITP di puskesmas tahun 2010 bersumber dari laporan 20 provinsi sebagai berikut.

1Kasus HIV-AIDS
Berdasarkan laporan RS yang ada di Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan terdapat pemanfaatan Jamkesmas untuk
kasus HIV/AIDS. Jumlah kasus HIV/AIDS pada pelayanan Rawat Inap tahun 2010 sebanyak 361 kasus. Dengan jumlah kasus
tertinggi adalah unspecified human immunodeficiency Virus (HIV) disease sebanyak 181 kasus. Pola penyakit tampak pada
grafik berikut.

Sedangkan laporan kasus HIV/AIDS pada pelayanan Rawat Jalan tahun 2010 sebanyak 880 kasus. Kasus terbanyak adalah
HIV disease resulting in mycobacterial infection sebanyak 628 kasus, seperti terlihat pada grafik berikut :

Anda mungkin juga menyukai