Bab 1 Konsep Belajar Sepanjang Hayat

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 24

Bab 1

Konsep Belajar Sepanjang Hayat


oleh : M. Ramdhani

Sesungguhnya, ilmu itu memperolehnya


adalah dengan proses belajar
Carilah ilmu walau sampai ke negeri Cina
Carilah ilmu sejak dari buaian sampai ke
liang lahat

Arti kata belajar


Kata dasar ajar yang artinya petunjuk yang
diberikan kepada orang supaya diketahui.
belajar yang berarti berlatih atau berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu
Secara umum belajar dapat diartikan sebagai
suatu perubahan tingkah laku yang relatif
menetap yang terjadi sebagai hasil dari
pengalaman atau latihan

Ciri-ciri kegiatan belajar :


a. Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan
perubahan pada diri individu yang belajar
(dalam arti behavioral changes), baik aktual
maupun potensial.
b. Perubahan itu pada pokoknya adalah
didapatkannya kemampuan baru, yang berlaku
dalam waktu yang relatif lama.
c. Perubahan itu terjadi karena usaha.

Faktor-faktor mempengaruhi proses


belajar :
1. Faktor Kecerdasan
2. Faktor Belajar
3. Faktor Sikap
4. Faktor Kegiatan
5. Faktor Emosi dan Sosial
6. Faktor Lingkungan
7. Faktor Guru
5

Perbedaan Cara Berfikir :


Otak kiri bersifat Logis, Sekuensial, Linear,
Rasional. Jadi otak kiri digukanan untuk
tugas teratur, ekspresi verbal, menulis,
membaca, asosiasi auditoral, detail/fakta,
fonetik, dan simbolisme Orang yang
menggunakan otak kiri cenderung berfikir
menggunakan logika

Otak kanan bersifat Acak, Tidak teratur,


Holistik, Intuitif. Jadi otak kanan
digunakan untuk mengetahui yang
bersifat nonverbal, Perasaan/emosi,
kesadaran spasial, pengenalan
bentuk/pola, Musik, seni, peka warna,
kreativitas, dan visualisasi. orang
yang menggunakan otak kanan cenderung
lebih menggunakan perasaan.
7

1.Kehidupan
kemanusiaan
dibangun
oleh: Kehidupan fisik dan fikirannya
Kehidupan fisik berawal dari kelahirannya
didunia, kemudian
tumbuh dilengkapi
dengan
kehidupan
fikirannya
yang
semakin lama semakin sempurna dan
menentukan
keberadaan
kemanusiaannya.

2. Kehidupan fikiran manusia tidak saja


berupa unjuk kerja dari bagian tubuh otak,
saraf, dan indera baik yg bersifat analisis
maupun sintesis, melainkan juga
merupakan sarana dan prasarana
memahami sumber dari segala sumber
kreativitasnya.

3. Kehidupan fikiran manusia


dikembangkan secara sadar melalui
pendidikan dan pengajaran di sekolah,
baik secara formal maupun non formal,
dari SD s/d sekolah tinggi.

10

4. Kehidupan fisik memerlukan makan,

minum dan bergerak, sehingga ia akan


mati apabila hal tersebut tidak dipenuhi,
sedangkan kehidupan fikiran manusia
akan mati apabila manusia tidak belajar
atau berfikir.

11

5. Proses belajar ditunjukkan oleh adanya


rasa ingin tahu, yg dikemukakan dalam
bentuk pertanyaan. Tidak bertanya atau
tidak ingin tahu berarti tidak ada proses
belajar.

12

6. Tanpa dibarengi kesadaran


membangkitkan rasa ingin tahu, kegiatan
di sekolah seperti kuliah, membaca atau
praktikum bukanlah proses belajar yg
meningkatkan kehidupan fikiran
seseorang, namun sekedar kegiatan
merekam dan latihan fisik belaka.

13

7. Upaya sistematik setelah merumuskan


rasa ingin tahu dalam bentuk bertanya
adalah mencari jawaban. Cara yg
paling mudah, bertanya kepada orang yg
lebih tahu atau berguru.

14

8. Cara lainnya adalah membaca buku


Dapat dilakukan oleh siapa saja, dimana
saja dan kapan saja. Perpindahan
informasi dapat langsung terjadi dari
tangan pertama si penulis dengan
seluruh pembaca bukunya.

15

9. Untuk membaca sangat diperlukan


kemampuan berbahasa yg baik.
Matematika juga merupakan bagian dari
bahasa keilmuan, terutama untuk secara
tepat mengungkapkan tingkatan kepastian

16

10. Kecepatan membaca juga diperlukan.


Oleh karena itu perlu dilatih membaca
alinea agar dapat menangkap rangkaian
pokok-pokok pikiran secara cepat dan
tepat, yg bersamaan dengan itu dapat
ditangkap pesan utamanya dari kalimat
kunci, dan pengertian dasarnya dari kata
kunci.

17

11.

Kemampuan untuk memilih dan


membaca buku ajar (text book) adalah
kemampuan minimal yg harus dikuasai
oleh mahasiswa. Perpustakaan dengan
segala tata caranya harus merupakan
bagian dari kehidupan mahasiswa.

18

12. Mahasiswa harus bisa menggunakan


katalog atau software yg tersedia untuk
penelusuran buku dan memilih buku mana
yg harus dibaca. Pengertian dari setiap
jenis buku harus dipahami sehingga tepat
dan benar menggunakannya. Mahasiswa
harus mengenal perbedaan buku
referensi Ensiklopedia, buku abstrak, buku
indeks, kamus, buku ajar, jurnal, catatan,
dll.
19

13. Dalam membaca buku ajar, metode SQ3R dapat diterapkan.

Survey: melihat sekilas buku dengan ilustrasinya, membaca kata


pengantarnya dan seterusnya sehingga menimbulkan rasa ingin
tahu dan bertanya.

Question: Bertanya-tanya tentang bahan yg akan dibahas, dalam


buku ajar seringkali disiapkan daftar pertanyaan untuk membantu
pembaca memandu rasa ingin tahunya.

Read: Membaca secara cepat dan menyeluruh untuk menangkap


pokok-pokok pikiran, tidak mengulang-ulang membaca kalimat
atau kata.

Review: menelaah pokok-pkok pikiran yg penting, pesan-pesan


yg penting, serta kata-kata kuncinya.

Recall: mengulang telaahan, membahas dan menguasai


permasalahannya.

20

14. Keinginan tahu seseorang juga seringkali hanya


dapat dijawab dengan membaca langsung
kenyataan alamnya.

Dalam hal ini kita harus mampu berdialog secara alami


dan secara manusiawi.

Dialog dengan alam terlebih dahulu kita harus


melakukan kompilasi logika alam kedalam fikiran
manusiawi kita.

Pelajaran kimia, fisika, biologi dan ilmu-ilmu


pengetahuan alam lainnya pada dasarnya adalah
proses kompilasi fikiran alam kedalam fikiran manusia,
yg akan terungkap kembali pada saat kita berdialog
dengan alam.
21

Berdialog dengan alam


mungkin paling sulit.

tidak

mudah,

Praktikum pada dasarnya adalah latihan untuk


memiliki kemampuan berdialog dengan alam.
Praktikum
bukan
sekedar
cara
untuk
melengkapi atau menyempurnakan penguasaan
materi perkuliahan, melainkan menanamkan
pengertian dan kemampuan dasar untuk
dapat berdialog langsung dengan alam
secara alami dan manusiawi.
22

15. Kehidupan kemanusiaan tidak sebatas


hal-hal fisik, alamiah, dan ilmiah saja
melainkan juga mencakup hal-hal yg
metafisik dan gaib.

23

Untuk memenuhi keingintahuan hal-hal ini, maka


pendekatan yg paling bertanggung jawab adalah
pendekatan agama yg ilahiyah, bukan mimpi atau
sekedar renungan karena merujuk petunjuk guru (nabi
Allah), buku (Kitab Suci) dan pengalaman (sariah) yg
absah dan dapat ditelusuri kebenarannya.
Sesungguhnya ilmu dan agama bersumber dari
Maha Pencipta, dengan demikian kedua hal tersebut
akan saling melengkapi dan menyempurnakan, akan
memberikan pemahaman dari rujukan yg utuh,
menyeluruh
dan
terpadu,
tidak
akan
saling
bertentangan.
24

Anda mungkin juga menyukai