Definisi
Etiologi
: a)
P. Vivax
b)
P. Falciparum
c)
P. Ovale
d)
P. Malariae
Patogenesis
Prognosis
: dubia ad bonam
Dubia ad bonam
Komplikasi
: Malaria serebral
CONTOH
ANAMNESIS :
KU: Demam yang semakin tinggi 3hari SMRS
RPP :
1 mggu SMRS, pasien mengeluh demam yg hilang timbul, terutama pada
malam hari, pasien mengeluh sering mengigil sehingga ranjang bergoyang, kejang
(-), mimisan (-), gusi berdarah (-), keringat dingin sehingga baju basah (+), sakit
kepala (+), badan lesu (+), sendi ngilu (-), mual (+), muntah (-), nyeri ulu hati (+),
sakit pinggang (-), nafsu makan berkurang (+), lidah terasa pahit (+), BAK spt teh
(+), byk gelas belimbing, frek. 6x/hari, nyeri (-), BAB biasa. Os tidak
berobat.
3 hari SMRS, pasien mengeluh demam semakin tinggi, demam hilang timbul
(+), demam terutama pada malam hari (+), mengigil (+), kejang (-), mimisan (-),
gusi berdarah (-), keringat malam hari (+), sakit kepala (+), badan lesu (+), sendi
ngilu (-), mual (+), muntah (+), frek. 3x/hari, byknya 2-3 sendok makan, darah
(-), nyeri ulu hati (+), sakit pinggang (-), nafsu makan berkurang (+), lidah pahit
(+), BAK spt teh (+), byknya gelas belimbing, frek. 6x/hari, BAB biasa.
Pasien kemudian berobat ke praktek dokter umum dan dikatakan susp. malaria.
Os diberi obat tetapi masih tidak sembuh, os kemudian dirujuk ke RSMH.
RPD :
R/ sakit malaria disangkal
R/ sakit tifoid disangkal
R/ DBD disangkal
R/ sakit kuning disangkal
R/ kencing manis disangkal
R/ pergi ke tempat endemis Malaria (Bengkulu) 1 bulan SMRS
RPK :
R/ penyakit dengan keluhan yang sama disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
: tampak sakit
Keadaan sakit
: sakit sedang
Kesadaran
: Compos mentis
Gizi
Kesan
: BB kurang
Tekanan darah
: 130/70 mmHg
Nadi
: 80x/menit
Pernafasan
: 20x/menit
Temperatur
: 38,5 C
KEADAAN SPESIFIK
Kepala
Mata
Hidung
Mulut
Leher
Dada
: Bentuk dada normal, retraksi (-), nyeri tekan (-), krepitasi (-)
Paru
Jantung
Diagnosa Kerja
Diagnosa banding
Penatalaksanaan :
-Istirahat, banyak minum
-IVFD NaCl gtt xx/m
-Omeprazol tab 20mg 1x1 (utk nyeri ulu hati)
-Paracetamol tab 500mg 3x1 (utk demam)
Rencana Pemeriksaan
-Darah rutin, Urin rutin, Feces rutin
- Tes Widal
-Pemeriksaan darah tepi
Manifestasi Klinis
Malaria
sebagai
penyebab
infeksi
yang
disebabkan
oleh
terbentuknya
sitokin
atau
toksin
lainnya.
Pada
beberapa
orang
karakteristik
dengan
dari
malaria
parasitemia
ialah
tanpa
demam
gejala.
periodic,
Gambaran
anemia
dan
splenomegali(4,8,10,11).
Manifestasi umum malaria adalah sebagai berikut:
1.
Masa inkubasi
Masa inkubasi biasanya berlangsung 8-37 hari tergantung dari
terjadinya
Periode dingin
Dimulai dengan menggigil, kulit dingin, dan kering, penderita
Periode panas
Wajah penderita terlihat merah, kulit panas dan kering, nadi
cepat dan panas tubuh tetap tinggi, dapat sampai 40 oC atau lebih,
penderita membuka selimutnya, respirasi meningkat, nyeri kepala,
nyeri retroorbital, muntah-muntah dan dapat terjadi syok. Periode
ini berlangsung lebih lama dari fase dingin dapat sampai 2 jam atau
lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat (4,11,12).
Periode berkeringat
Penderita berkeringan mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh,
semua
kematian
akibat
malaria
disebabkan
oleh
P.
kelainan
intravaskuler.
laboratorik
adanya
gangguan
koagulasi
(Ph<7,25)
atau
asidosis
(plasma
bikarbonat
<15mmol/L).
10.Makroskopik hemaglobinuri oleh karena infeksi malaria akut
bukan karena obat antimalaria pada kekurangan Glukosa 6
Phospat Dehidrogenase.
11.Diagnosa post-mortem dengan ditemukannya parasit yang
padat pada pembuluh kapiler jaringan otak.
2.8 Diagnosis
Diagnosis malaria ditegakkan seperti diagnosis penyakit lainnya
berdasarkan
anamnesis,
pemeriksaan
fisik
dan
pemeriksaan
Kejang-kejang.
Warna
air
seni
seperti
the
pekat
dan
dapat
kehitaman.
2. Pemeriksaan Fisik
Demam (37,5oC)
Pembesaran limpa
Pembesaran hati
sampai
Pada penderita tersangaka malaria berat ditemukan tandatanda klinis sebagai berikut:
Penurunan kesadaran.
Tanda-tanda dehidrasi.
3. Pemeriksaan Laboratorium
a.
Kepadatan parasit
- Semi kuantitatif:
(-)
(+)
dalam
program
pemberantasan
malaria,
sulfadoksin-
eritromisin,
sulfametoksazol-trimetoprim
dan
penderita,
pemberian
obat
dapat
diberikan
berdasarkan
Lini
Pertama
Malaria
Falciparum
Menurut
0-1
2-11
bln
bln
Artesunat
Amodiakui
Primakuin
2-3
Artesunat
Amodiakui
Artesunat
Amodiakui
Jenis obat
1-4 th
5-9 th
10-14
15 th
th
II
III
n
Kombinasi ini digunakan sebagai pilihan utama untuk pengobatan
malaria falciparum. Pemakaian artesunat dan amodiakuin bertujuan
untuk membunuh parasit stadium aseksual, sedangkan primakuin
bertujuan untuk membunuh gametosit yang berada di dalam darah (3).
Pengobatan
lini
kedua
malaria
falciparum
diberikan
bila
Jenis obat
1-4 th
5- 9 th
10-14 th
th
15
Kina
3x
3x1
3x
3x2-3
Doksisikli
2x1**
2x1***
Primakuin
2-2
Kina
3x
3x1
3x
3x2-3
Doksisikli
2x1**
2x1***
II-VII
n
*
**
: 2x50 mg doksisiklin
***
: 2x100 mg doksisiklin
untuk
membunuh
hipnozoit
di
sel
hati,
juga
dapat
Jenis
obat
0-1 bln
2-11
1-4 th
5-9 th
bln
Klorokui
I
10-14
15
th
th
3-4
3-4
1/8
n
Primakui
n
Klorokui
II
n
Primakui
n
Klorokui
III
n
Primakui
n
IV-XIV
Primakui
Jenis
obat
0-1
2-11
bln
bln
1-4 th
5-9 th
10-14
15 th
th
1-7
Kina
3x
3x1
3x2
3x3
1-14
Primakui
n
*
Jenis
0-1 bln
1-4 th
5-9 th
bln
obat
Klorokui
2-11
10-14
15
th
th
3-4
Primakui
3-4
1/8
n
Klorokui
2
n
Primakui
n
Klorokui
n
Primakui
n
14-
Primakui
14
Jenis
0-1 bln
Klorokui
1-4 th
5-9 th
bln
obat
I
2-11
10-14
th
th
3-4
15
n
II
Klorokui
3-4
1/8
n
III
Klorokui
n
d. Kemoprofilaksis
Kemoprofilaksis
bertujuan
untuk
mengurangi
resiko
terinfeksi
(thn)
1x/minggu)
<1
1-4
5-9
10-14
>14
2.10 Prognosis
1. Prognosis malaria berat tergantung pada kecepatan dan ketepatan
diagnosis serta pengobatan(3).
2. Pada malaria berat yang tidak ditanggulangi, maka mortalitas yang
dilaporkan pada anak-anak 15%, dewasa 20% dan pada kehamilan
meningkat sampai 50%.
3. Prognosis malaria berat dengan gangguan satu fungsi organ lebih
baik daripada gangguan 2 atau lebih fungsi organ (3).