Anda di halaman 1dari 11

Hukum internasional (HI) merupakan

norma atau aturan non nasional, yang


mengatur hubungan antara subyek
hukum internasional [1] Istilah atau dapat dimaknai dengan asal
muasal munculnya gabungan kata hukum
dan intenasional. Hal ini perlu
diperhatikan karena kata hukum
internasional sendiri berasal dari bahasa
inggris International law, common law,
law of nations, transnational law dan
dalam bahasa Perancis dikenal dengan
droit international . Perbedaan terdapat
pada kata terjemahan law dan droit, yang
memiliki makna identik hukum atau
aturan. Dalam kamus bahasa indonesia
diterjemahkan menjadi hukum bangsabangsa, hukum antara negara, dan
hukum antara negara
Kata internasional menunjukan
bahwasanya kajian hukum tidaklah
bersifat lokal (internal) atau nasional,
melainkan hukum yang berlaku bagi
negara-negara di dunia, baik sudah
tergabung maupun belum menjadi
anggota PBB..
Oleh karena itu, mempelajari hukum

internasional tidak terlepas dari badan


organisasi internasional Perserikatan
Bangsa-Bangsa, United Nations, serta
piagam kesepakatan internasional United
Charter. Hal ini dikarenakan PBB
merupakan badan internasional yang
mendukung terciptanya ketentuanketentuan intenasional dan keberlakuan
yang mengikat anggotanya. Pertanyaan
selanjutnya adalah sejauh mana daya ikat
tersebut dan bagaimanakah efektifitas
hukum internasional. Hal ini akan dibahas
pada pembahasan lebih lanjut.
Hubungan antara subjek hukum tidak saja
bersekala nasional, namun sudah sejak
lama meluas manjadi hubungan diluar
wilayah kedaulatan suatu negara atau
dikenal dengan hubungan internasional.
Untuk menciptakan suatu keteraturan
dalam berhubungan antara subjek hukum
tersebut, terciptalah pengaturan
transnasional, hukum antara negara,
melewati batas dari satu negara dengan
negara lain. Istilah yang digunakan yaitu
hukum internasional. Oleh karena itu, HI
dapat disimpulkan pula sebagai suatu

hukum yang mengatur aktivitas entitas


berskala internasional.
Selain itu, dapat dimaknai pulan bahwa
HI merupakan keseluruhan kaedah dan
asas yang mengatur hubungan atau
pesoalan yang melintasi batas Negara
antara (a) Negara dengan Negara (b)
Negara dengan subjek hukum lainnya
bukan Negara atau subjek hukum bukan
Negara satu sama lainnya.
Berdasarkan pendapat dari Hugo de
Groot, hukum dan hubungan
internasional di dasarkan pada kemauan
bebas atau hukum alam dan persetujuan
beberapa atau semua negara. Hal ini
ditunjukkan demi kepentingan bersama
dari mereka yang menyatakan diri di
dalamnya.
Sedangkan Moukhtar
Kusumaatmaja berpendapat HI adalah
keseluruhan kaidah-kaidah dan asasasas yang mengatur hubungan atau
persoalan yang melintasi batas-batas
negara, antar negara dengan negara,
negara dengan subjek hukum
internasional lainya yabg bukan negara

atau subjek hukum bukan negara satu


sama mainnya.

BAB II : BENTUK PERWUJUDAN KHUSUS


HUKUM INTERNASIONAL
Bentuk perwujudan khusus atau dalam
kata lain, apa saja yg menjadi
kekhususan pembahasan hukum
internasional. PBB memberikan ruang
khusus terhadap hukum internasional [4] .
Semua ketentuan internasional
dikeluarkan oleh PBB melalui suatu rapat
Majelis Umum yang dihadiri oleh Negaranegara anggota. Dari pertemuan tersebut,
lahirah aturan-aturan formal
internasional yang dikenal dengan hukum
internasional.
Perdamaian dan keamanan, batas
wilayah, kegiatan kemanusiaan dan HAM
merupakan pokok pembahasan PBB.
Dimana pembahasan tersebut diatas
digolongkan ke delam nama atau
kelompok-kelompok hukum : Hukum
humaniter, hukum udara, hukum
angkasa, hukum diplomatik, hukum
lingkungan internasional, hukum laut

internasional, hukum pengelesaian


sengketa, hukum pidana internasional,
hukum ekonomi internasional. Kelompok
hukum tersebut diaajarkan pada bagian
hukum internasional dengan tujuan agar,
mahasiswa dapat mengerti dan
memahami mekanisme PBB dan hukum
internasional itu sendiri.
Jika diperhatikan peristiwa setahun
terakhir di dunia internasional berbagai
peristiwa hukum internasional setahun
terakhir dapat memberikan gambaran
mengenai bidang-bindang kekhususan
dari hukum internasional.
Peristiwa di Libya. Kekuatan rakyat yang
hendak menggulingkan kekuasaan
Khadafi, presiden Libya yang sudah
menjabat selama lebih dari 30 tahun.
Melalui resolusi Dewan Keamanan, PBB
mengirimkan tentara keamanan
internasional atau yg dikenal dengan
casque bleu, yaitu tentara gabungan dari
berbagai Negara, yang bersifat netral,
tidak memihak.
Demikian pula dengan peristiwa Kairo,
Mesir, penggulingan Presiden Husni

Mubarak. Apakah peristiwa ini masuk ke


dalam ranah hukum internasional
ataukah masih menjaid peristiwa
nasional ? Bagaimana hukum
internasional memandangnya ? Demikian
juga dengen peristiwa di Kairo, Mesir ?
Apakah merupakan peristiwa hukum
internasional atau hanya pertikaian
internal ?
Sengketa antara Palestina dan Israel
yang tiada hentinya, merupakan
persengketaan dua Negara yang
selanjutnya melibatkan banyak Negara.
Bahkan sudah menyangkut kepentingan
politik Negara-negara anggota tetap
Dewan Keamanan. Sehingga objektifitas
dari PBB terkadang diragukan, sifat
tatique (condong terhadap kepentingan
Negara tertentu) telah merusak dan akan
menghancurkan PBB.
Lalu bagaimanakah dengan kritik pedas
dari media masa seperti wikileaks
terhadap Presiden Republik Indonesia.
Apakah menjadi ranah HI ? dan terakhir,
peristiwa mengenaskan, eksekusi
hukuman pancung terhadap tenaga kerja

wanita Indonesia di Arab Saudi.


Bagaimanakah posisi hukum
internasional ?
Terdapat suatu proses, berlakunya hukum
internasional, pertama diawali dari
peristiwa nasional yang kemudian
menjadi suatu peristiwa internasional
dikarenakan faktor-faktor tertentu. Kedua,
peristiwa murni HI, yaitu suatu peristiwa
hukum yang berawal dari permasalahan
antara subjek hukum internasional.

Asas-Asas Hukum Internasional


Asas-asas yang berlaku dalam hukum
internasional, adalah :
1. Asas Teritorial, Menurut asas ini,
negara melaksanakan hukum bagi
semua orang dan semua barang
yang berada dalam wilayahnya.
2. Asas Kebangsaan, menurut asas ini
setap warganegara dimanapun dia
berada, tetap mendapat perlakuan
hukum dari nearanya. asas ini
memiliki kekuatan ekstrateritorial,
artinya hukum negara tetap berlaku
bagi seorang warganegara

walaupun ia berada di negara lain.


3. Asa Kepentingan Umum , menurut
asas ini negara dapat
menyesuaikan diri dengan dengan
semua keadaan dan peristiwa yang
bersangkut paut dengan
kepentingan umum. Jadi, hukum
tidak terikat pada batas-batas
wilayah suatu negara.
C. Subjek Hukum Internasional
Subjek hukum Internasional terdiri dari :
1. Negara
2. Individu
3. Tahta Suci / vatican
4. Palang Merah Internasional
5. Organisasi Internasional
Sebagian Ahli mengatakan bahwa
pemberontak pun termasuk bagian dari
subjek hukum internasional.
D. Sumber Hukum Internasional
Sumber hukum dapat dibedakan menjadi
dua bagian, yaitu :
1. Sumber hukum materil, yaitu segala
sesuatu yang membahas dasar
berlakunya hukum suatu negara.
2. Sumber hukum formal, yaitu

sumber darimana kita


mendapatkan atau menemukan
ketentuan-ketentuan hukum
internasional.
Menurut pasal 38 Piagam mahkamah
Internasional, sumber hukum formal
terdiri dari :
Perjanjian Internasional, (traktat/
Treaty)
Kebiasaan-kebiasaan internasional
yang terbukti dalam praktek umum
dan diterima sebagai hukum
Asas-asas umum hukum yang
diakui oleh negara-negara beradab
Yurisprudency, yaitu keputusan
hakim hukum internasional yang
telah memiliki kekuatan hukum
tetap
Doktrin, yaitu pendapat para ahli
hukum internasional.

PENYELESAIAN SENGKETA
INTERNASIONAL
Penyelesaian sengketa internasional
dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu :
1. Dengan cara damai, terdiri dari :

Arbitrasi. arbitrase biasanya


dilakukan dengan cara
menyerahkan sengketa kepada
orang-orang tertentu ( arbitrator)
yag dipilih secarea bebas oleh
berbagai pihak untuk
memutuskannya tanpa terlalu
terikat dengan prosedur hukum.
Penyelesaian Yudisia, adalah suatu
penyelesaian dihasilkan melalui
suatu peradilan yudicial
internasional yang dibentuk
sebagaimana mestinya dengan
memberlakukan kaidah-kaidah
hukum. Contoh International Court
of Justice , yang berkedudukan di
Denhag Belanda.
Negosiasi (perundingan), jasa-jasa
baik, mediasi, dan konsiliasi.
penyelidikan
Penyelesaian di bawah naungan
PBB
2. Dengan cara paksa atau kekerasan,
terdisi dari :
perang dan tindakan bersenjata
non perang

Retorsi, yaitu istilah teknis untuk


pembalasan dendam oleh suatu
negara terhadap negara lain karena
diperlakukan secara tidak pantas.
Tindakan-tindakan pembalasan
(Repraisal ), yaitu suatu metode
yang dipakai oleh suatu negara
untuk memperoleh ganti kerugian
dari negara lain dengan melakukan
tindakan-tindakan pemalasan.
Blokade secara damai
intervensi

Anda mungkin juga menyukai