Anda di halaman 1dari 25

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

PT PLN (PERSERO)

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI


PT PLN (PERSERO)

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI


PT PLN (PERSERO)

DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN .
A. Tujuan
B. Ruang Lingkup
C. Pengertian
D. Referensi
II. PENGENDALIAN GRATIFIKASI
A. Ketentuan Umum
B. Kategori Gratifikasi
1. Penerimaan Gratifikasi .
a. Gratifikasi Yang Dapat Dianggap Suap ...
b. Gratifikasi Dalam Kedinasan
c. Penerimaan Gratifikasi Bukan Suap dan Bukan
Kedinasan .
2. Pemberian ..
3. Permintaan .
C. STANDAR NILAI ..
D. PENGELOLAAN GRATIFIKASI
E. IMPLEMENTASI ...
F. PROSES PELAPORAN ..
G. SANKSI ATAS PELANGGARAN .
H. KETENTUAN TAMBAHAN
LAMPIRAN ..

BAB I
UMUM

Dalam melaksanakan kegiatan bisnisnya, PLN tidak terlepas dari


hubungan dan interaksi antara para pihak baik internal maupun eksternal
yang

saling

menjalin

kerja

sama

yang

harmonis,

serasi

dan

berkesinambungan dengan tidak melupakan etika dan prinsip-prinsip atas


tata kelola perusahaan yang baik.

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI


PT PLN (PERSERO)

Hal yang sering terjadi dalam kegiatan kerja sehari-hari pada


hubungan bisnis tersebut, adalah selalu muncul dan tidak terhindarkan
adanya penerimaan, pemberian, dan permintaan gratifikasi dari satu pihak
kepada pihak yang lainnya.
Oleh sebab itu untuk menjaga hubungan bisnis dengan para mitra,
maka perlu diatur hal-hal yang terkait dengan penerimaan, pemberian, dan
permintaan gratifikasi serta tata cara/ mekanisme pelaporannya di lingkungan
PLN. Hal ini penting untuk dibudayakan di lingkungan PLN sebagai suatu
proses pembelajaran bagi Insan PLN untuk mewujudkan Insan PLN yang
mempunyai harkat, martabat dan citra yang tinggi dalam hubungan bisnis
dengan para mitra.

A. TUJUAN
Tujuan dari penyusunan pedoman ini adalah untuk memberikan arah dan
acuan bagi seluruh Insan PLN yang berkenaan dengan penerimaan,
pemberian, dan permintaan gratifikasi di lingkungan PLN agar sesuai dengan
prinsip Good Corporate Governance (GCG), sehingga dapat mendorong
terlaksananya etika bisnis yang tinggi dan mencegah timbulnya benturan
kepentingan, kecurangan serta penyimpangan perilaku lainnya, sehingga
Insan PLN dapat terlindungi dari masalah hukum terkait gratifikasi.

B. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Pedoman Pengendalian Gratifikasi PT PLN (Persero)
adalah mengatur prinsip kehati-hatian yang terkait dengan etika dalam
penerimaan,

penolakan,

pemberian,

dan

permintaan

gratifikasi

dan

mekanisme pelaporannya di lingkungan PLN.

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI


PT PLN (PERSERO)

C. PENGERTIAN
1. Insan PLN adalah Direksi, Pegawai, Outsourcing yang bekerja untuk
dan atas nama PLN serta personil lainnya yang bekerja di lingkungan
PLN termasuk anggota keluarga inti (suami/ istri, anak).
2. Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, yaitu

meliputi

penerimaan atau pemberian uang/ setara uang, barang, rabat


(discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, ticket perjalanan, fasilitas
penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas
lainnya serta hiburan berupa undangan makan, musik, film, opera,
drama, ataupun berupa permainan, olahraga dan berwisata, sebagai
ucapan terima kasih atau persahabatan.
3. Gratifikasi yang dapat Dianggap Suap adalah gratifikasi yang
diperoleh Insan PLN atau pejabat yang berkaitan dengan jabatan atau
berlawanan dengan tugas dan kewajiban sebagai pejabat, atau Insan
PLN.
4. Gratifikasi dalam Kedinasan adalah gratifikasi yang diterima oleh
Insan PLN, pejabat selaku wakil sah dari PLN dalam pelaksanaan
tugas kedinasannya.
5. Penerimaan Gratifikasi Bukan Suap dan Kedinasan adalah gratifikasi
yang diterima Insan PLN berdasarkan kontrak yang sah dan atau
merupakan kompensasi resmi atas prestasi yang telah dilakukan.
6. Jamuan Makan adalah pelaksanaan kegiatan makan minum bersamasama antara Insan PLN dengan penerima/ pemberi.
7. Pelapor adalah Insan PLN yang melaporkan adanya gratifikasi.
8. Penerima adalah setiap Insan PLN yang melakukan penerimaan
gratifikasi.
9. Penolakan adalah kegiatan setiap Insan PLN yang melakukan
penolakan atas penerimaan gratifikasi.
10. Pemberi adalah setiap Insan PLN maupun para mitra yang melakukan
pemberian gratifikasi.
11. Peminta adalah setiap Insan PLN maupun para mitra yang melakukan
permintaan gratifikasi yang menjurus kepada pemerasan dan atau
pemaksaan.
4

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI


PT PLN (PERSERO)

12. Manajer Senior Kepatuhan adalah pejabat yang berkedudukan di PLN


Kantor Pusat dan bertanggungjawab untuk mengelola semua aspek
dalam kerangka Kepatuhan dilingkungan PLN, antara lain melakukan
sistem pengawasan Kepatuhan dan melakukan tindak lanjut temuan
hasil pemeriksaan adanya penerimaan, pemberian, dan permintaan
gratifikasi.
13. Mitra adalah orang-perorangan dan/atau badan hukum yang memiliki
hubungan bisnis dengan PLN.
14. Good

Corporate

Governance

(GCG)

adalah

prinsip

yang

mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dalam memberikan


pertanggungjawabannya kepada para shareholders, dan stakeholders.
15. Code of Conduct (CoC) PLN adalah pedoman yang menjelaskan
pedoman perilaku Insan PLN untuk melaksanakan praktek-praktek
pengelolaan perusahaan yang baik.
16. PLN adalah PT PLN (Persero) termasuk Anak Perusahaan PT PLN
(Persero) dan Afiliasinya.
17. Tim Pengendalian Gratifikasi PT PLN (Persero) yang selanjutnya
disebut sebagai Tim Pengendalian Gratifikasi PLN, dan kemudian
disingkat menjadi TPG PLN adalah Tim Kerja lintas Direktorat yang
diangkat berdasarkan Keputusan Direksi, dan dikoordinir oleh Manajer
Senior Kepatuhan dibawah Divisi Manajemen Risiko pada Direktorat
Niaga, Manajemen Risko dan Kepatuhan. Tugas Tim Pengendalian
Gratifikasi

adalah

melakukan

pemantauan,

pengelolaan

dan

pengendalian gratifikasi di lingkungan PLN.


18. Komite Gratifikasi PT PLN (Persero) yang selanjutnya disebut sebagai
Komite Gratifikasi PLN adalah Merupakan komite dalam pengendalian
gratifikasi yang dikoordinir oleh Kepala Divisi Manajemen Risiko
dengan tugas utamanya yaitu menentukan pihak penerima manfaat
gratifikasi atas obyek gratifikasi.

D. REFERENSI
5

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI


PT PLN (PERSERO)

1. Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 yang telah diperbaharui


dengan

Undang-

Undang

Nomor

20

Tahun

2001

tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.


2. Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
3. Undang-Undang Nomor 30 tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
4. Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
5. Surat Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No xxxx tentang PLN
bersih

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI


PT PLN (PERSERO)

BAB II
PENGENDALIAN GRATIFIKASI
A. KETENTUAN UMUM
Semua Insan PLN dilarang untuk menerima atau meminta
secara langsung atau tidak langsung gratifikasi dari setiap pihak yang
memiliki

hubungan

bisnis

dengan

PLN,

yang

memberikan

keuntungan pribadi terhadap diri dan atau keluarganya yang diterima


di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan
menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik.
Insan PLN apabila ditawari/ diberikan gratifikasi yang tidak
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Pedoman ini wajib
melakukan

penolakan

secara

sopan

dan

santun.

Apabila

diperlukan dapat menyampaikan aturan ini kepada mitra sebagai


bagian dari sosialiasi Pedoman Pengendalian Gratifikasi PLN ini.
Semua Insan PLN dilarang secara langsung atau tidak
langsung memberi gratifikasi kepada setiap pihak yang memiliki
hubungan bisnis dengan PLN yang bertujuan untuk mendapatkan
informasi, atau sesuatu hal yang tidak dibenarkan oleh ketentuan
perundang-undangan yang berlaku atau untuk mempengaruhi
pihak dimaksud untuk melakukan dan/ atau tidak melakukan
suatu hal berkaitan dengan

kedudukannya/ jabatannya yang

berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya.


Atas penolakan penerimaan gratifikasi yang telah dilakukan
maka Insan PLN tersebut wajib melaporkan kepada TPG PLN
sebagai alat pemantauan kepatuhan Insan PLN terhadap pedoman
pengendalian gratifikasi dan prinsip Good Corporate Governance

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI


PT PLN (PERSERO)

(GCG) PLN.

B. KATEGORI GRATIFIKASI
Dengan mengetahui bentuk/ jenis yang bisa dikategorikan sebagai gratifikasi
merupakan upaya dini untuk mencegah agar setiap Insan PLN dapat
memahami dengan lebih mudah dan lebih tepat tentang kategori gratifikasi
sebagaimana dimaksud oleh undang-undang.
Agar lebih mudah memahami, akan diuraikan tentang hal-hal yang berkaitan
dengan gratifikasi dan bagaimana Insan PLN menghindarinya dari aspek
hukum akibat gratifikasi tersebut sebagai berikut :
1. Penerimaan gratifikasi :
a. Gratifikasi yang dianggap Suap
b. Gratifikasi dalam Kedinasan
c. Gratifikasi yang Bukan Suap dan Kedinasan
2. Pemberian
3. Permintaan

1. Penerimaan Gratifikasi
a. Gratifikasi yang dapat Dianggap Suap
i. Contoh gratifikasi yang dianggap suap antara lain
termasuk namun tidak terbatas pada ;
1. Penerimaan uang terima kasih dari mitra sebelum,
selama dan selesaimya proses pengadaan barang
dan jasa atau proses lainnya pada pelayanan
pelanggan yang berhubungan dengan jabatan
penerima.
2. Penerimaan

hadiah

misalnya

uang,

fasilitas,

akomodasi, transportasi, jamuan makan dari mitra,


pelanggan juga termasuk anak perusahaan yang
diketahui atau patut diduga diberikan karena
kewenangan yang berhubungan dengan jabatan

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI


PT PLN (PERSERO)

penerima

atau

karena

dapat

mempengaruhi

keputusan.
3. Penerimaan tidak resmi dalam bentuk uang,
barang, fasilitas atau akomodasi yang diterima
petugas/pejabat panitia pengadaan barang/ jasa
dari mitra penyedia barang dan jasa terkait proses
pengadaan

barang

dan

jasa

yang

sedang

dijalankan.
4. Penerimaan fasilitas perjalanan wisata oleh istri/
suami Insan PLN dari mitra.
5. Penerimaan fasilitas entertainment,

wisata,

voucher, dalam kegiatan yang terkait pelaksanaan


tugas dan kewajiban di PLN dari mitra yang tidak
relevan dengan penugasan yang diterima dari
PLN.
6. Penerimaan

berupa

potongan

harga

khusus

(diskon) pada saat pegawai PLN membeli barang


dari salah satu mitra.
7. Penerimaan parcel pada hari raya keagamaan
atau hari besar lainnya yang berasal dari mitra
(penyedia barang dan jasa) yang mempunyai
hubungan

bisnis

dengan

PLN

dan

atau

berhubungan dengan jabatan.


8. Penerimaan Insan PLN termasuk anak, istri/ suami
dalam kegiatan suatu pesta pernikahan dari mitra
yang bernilai melebihi batas kewajaran atau
standar nilai maksimal penerimaan yang dianggap
suap.
9. Penerimaan sumbangan berupa catering atau
fasilitas pendukung lainnya dari mitra pada saat
pegawai/

pejabat

PLN

melaksanakan

pesta

pernikahan.
10. Penerimaan fasilitas akomodasi oleh Insan PLN
ditempat penugasan dimana fasilitas tersebut

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI


PT PLN (PERSERO)

telah tercantum didalam SPPD kedinasan yang


diketahui atau patut diduga diberikan karena
kewenangan yang berhubungan dengan jabatan
penerima

atau

karena

dapat

mempengaruhi

keputusan.
11. Penerimaan hadiah misalnya uang/ barang atau
fasilitas lainnya kepada Insan PLN yang memiliki
kewenangan dan atau yang patut diduga diberikan
karena kewenangan yang berhubungan dengan
jabatan

penerima

mempengaruhi

atau

karena

keputusan

dapat

penerimaan/

penempatan/ promosi pegawai.


12. Penerimaan hadiah misalnya uang/ barang atau
fasilitas lainnya kepada Insan PLN yang memiliki
kewenangan dan atau yang patut diduga diberikan
karena kewenangan yang berhubungan dengan
jabatan

penerima

mempengaruhi

atau

keputusan

karena

dapat

penilaian

kinerja

pegawai atau Unit.


ii. Perlakuan
Atas penerimaan gratifikasi yang dianggap suap harus
ditolak, namun dalam kondisi tidak dapat dilakukan
penolakan dikarenakan antara lain :
1. Tidak diketahui proses pemberiannya (Insan PLN
tidak

mengetahui

waktu

dan

lokasi

proses

penerimaan) serta tidak diketahui identitas dan


alamat pemberi.
2. Penolakan menyebabkan terganggunya nama baik
PLN, sepanjang bukan dalam bentuk uang dan
surat

berharga

serta

tidak

melebihi

batas

10

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI


PT PLN (PERSERO)

kewajaran atau standar nilai penerimaan yang


dianggap suap dari masing-masing pihak pemberi
Pada

kondisi

tidak

dapat

dilakukan

penolakan

tersebut diatas, maka Insan PLN segera melaporkan


dan menyerahkan penerimaan gratifikasi tersebut
kepada TPG PLN selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
kerja sejak penerimaan/ penolakan gratifikasi terjadi
untuk dilakukan evaluasi atas keputusan penerimaan/
penolakan gratifikasi ini.
Bila Insan PLN melaporkan gratifikasi yang diterima
kepada TPG PLN, maka pelanggaran ketentuan
gratifikasi yang dianggap suap oleh Insan PLN
menjadi tidak berlaku.

b. Gratifikasi Dalam Kedinasan


i. Contoh gratifikasi dalam kedinasan antara lain termasuk
namun tidak terbatas pada :
1. Penerimaan plakat, vandel, goody bag/ gimmick
dari panitia seminar, lokakarya, pelatihan, yang
mana

keikutsertaannya

didasarkan

pada

penunjukan dan penugasan resmi dari PLN.


2. Penerimaan hadiah pada waktu kegiatan kontes/
lomba/ kompetisi terbuka dalam kedinasan.
3. Penerimaan fasilitas transportasi jemputan oleh
Insan PLN ditempat penugasan dimana fasilitas
tersebut

telah

tercantum

didalam

SPPD

kedinasan.
4. Penerimaan gratifikasi berupa uang sebagai
honor
sebuah

memberikan

materi

seminar

luar

di

pengajaran
PLN

yang

pada
mana

11

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI


PT PLN (PERSERO)

keikutsertaannya didasarkan pada penunjukan


dan penugasan resmi dari PLN
5. Penerimaan gratifikasi dari mitra (penyedia barang
dan

jasa)

sesuai

yang

tercantum

kontrak

pengadaan barang dan jasa atau perjanjian resmi


lainnya pada saat Insan PLN melaksanakan tugas
kedinasan

berdasarkan

penunjukan

dan

penugasan resmi dari PLN.


ii. Perlakuan
1. Atas gratifikasi dalam kedinasan harus ditolak jika
nilainya melebihi standar nilai maksimum atau tidak
sesuai dengan Pedoman Pengendalian Gratifikasi
PLN yang berlaku atau ketentuan yang berlaku di
PLN, dengan kondisi nilai gratifikasi telah diketahui
sebelum penerimaan terjadi.
2. Atas gratifikasi dalam kedinasan dapat diterima
jika

nilainya

dibawah

batas

standar

nilai

maksimum Pedoman Pengendalian Gratifikasi


PLN atau sesuai ketentuan yang berlaku di PLN,
dengan kondisi nilai gratifikasi baru diketahui
setelah terjadi penerimaan.
Maka atas penolakan maupun penerimaan gratifikasi
dalam kedinasan harus dilaporkan kepada TPG PLN,
selambat-lambatnya

(tujuh)

hari

kerja

sejak

penerimaan/ penolakan gratifikasi terjadi.


Bila Insan PLN telah melaporkan gratifikasi yang
diterima kepada TPG PLN, maka pelanggaran
ketentuan gratifikasi dalam kedinasan oleh Insan PLN
menjadi tidak berlaku.

12

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI


PT PLN (PERSERO)

c. Gratifikasi Bukan Suap dan Bukan Kedinasan


i. Yang termasuk dalam kategori penerimaan gratifikasi
bukan suap dan bukan kedinasan adalah ;
1. Diskon komersial atau suku bunga khusus yang
berlaku bagi masyarakat umum atau berlaku bagi
seluruh pegawai berdasarkan perjanjian antara
PLN dan pemberi.
2. Keuntungan/ manfaat yang berlaku umum bagi
masyarakat

atas

penempatan

dana

atau

kepemilikan saham secara pribadi oleh pegawai.


3. Makanan dan minuman dalam jamuan yang
berlaku

umum

bagi

seluruh

peserta

dalam

rangkaian kegiatan dinas.


4. Keuntungan dari undian, kontes, kompetisi yang
dilakukan secara terbuka bagi masyarakat dan
diperoleh di luar rangkaian kegiatan dinas.
5. Manfaat yang berlaku umum bagi seluruh peserta
koperasi pegawai berdasarkan keanggotaannya
dalam koperasi pegawai.
6. Sertifikat yang diperoleh dalam suatu pelatihan,
seminar, lokakarya, baik yang dilakukan dalam
maupun di luar rangkaian dinas.
7. Penerimaan hadiah (untuk insan PLN) dari mitra
dalam

rangka

perlombaan

(atau

event-event

khusus) berdasarkan perjanjian resmi antara PLN


dan pemberi.
8. Penerimaan hadiah oleh Insan PLN dalam kaitan
adanya peningkatan kinerja perusahaan yang
diberikan oleh PLN.
9. Pemberian penghargaan

hasil

dari

prestasi

akademik maupun non akademik yang diperoleh di


luar rangkaian kegiatan dinas.

13

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI


PT PLN (PERSERO)

10. Penerimaan

barang

promosi

dalam

suatu

kegiatan/event resmi pemberi yang berlaku bagi


masyarakat umum atau berlaku bagi seluruh
pegawai berdasarkan perjanjian antara PLN dan
pemberi dengan nilai

dibawah batas angka

kewajaran yang berlaku di PLN.


11. Penerimaan parcel pada hari raya keagamaan dan
hari besar lainnya yang bukan berasal dari mitra
(penyedia barang dan jasa) yang mempunyai
hubungan

bisnis

dengan

PLN

dan

tidak

berhubungan dengan jabatan.


12. Penerimaan dari hasil mengajar diluar jam kerja ke
pihak lain (nominalnya berapa).
13. Penerimaan honor berupa uang dari kegiatan
sebagai instruktur, pengajar atau nara sumber di
PT PLN (Persero) PUSDIKLAT sesuai ketentuan
yang berlaku di PT PLN (Persero) PUSDIKLAT
pada

saat

kedinasan

Insan

PLN

berdasarkan

melaksanakan

tugas

penunjukan

dan

penugasan resmi dari PLN.


ii. Perlakuan
Atas penerimaan gratifikasi yang masuk kategori bukan
dianggap suap atau suap dan bukan kedinasan, dapat
diterima dan dinikmati (dimiliki pemanfaatannya) oleh
penerima tanpa ada kewajiban pelaporan kepada TPG
PLN.

2. Pemberian
Pemberian dengan tujuan suap atau gratifikasi yang dianggap suap
yaitu pemberian kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara
dalam hubungan dengan jabatannya dan berlawanan dengan tugas

14

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI


PT PLN (PERSERO)

dan kewajibannya dilarang untuk dilakukan oleh setiap Insan PLN,


antara lain termasuk namun tidak terbatas pada ;
a. Pemberian kepada pegawai negeri sipil atau penyelenggara
negara

yang

karena

jabatannya

dapat

mempengaruhi

keputusan.
b. Pemberian kepada pegawai negeri sipil atau penyelenggara
negara yang karena jabatannya untuk melakukan perbuatan/
tidak melakukan perbuatan dalam rangka kepentingan PLN.
c. Pemberian kepada pegawai negeri sipil atau penyelenggara
negara yang karena jabatannya untuk mempengaruhi pihak lain
untuk melakukan perbuatan/ tidak melakukan perbuatan dalam
rangka kepentingan PLN.
Namun

demikian

pemberian

kepada

pegawai

negeri

atau

penyelenggara negara diperbolehkan dilakukan dengan syarat


memenuhi ketentuan sebagai berikut :
i. Pemberian dilaksanakan oleh PLN perusahaan ke
individu/ instansi pemerintah termasuk anak perusahaan
dan afiliasi.
1. Yang dimaksud pemberian yang diperbolehkan
kepada individu antara lain :
a. Pemberian
kepada

setiap

pegawai

perorangan baik pegawai negeri sipil atau


penyelenggara
hadiah,

negara

discount

bunga,

dalam

bentuk

fasilitas

dan

akomodasi.
b. Pemberian kepada setiap pegawai negeri
sipil atau penyelenggara negara merupakan
pemberian gratifikasi yang berlaku umum
dan diberikan kepada setiap pegawai.
c. Pemberian
kepada
setiap
pegawai
perorangan baik pegawai negeri sipil atau
penyelenggara

negara

bukan

dalam

hubungan dengan jabatannya.


15

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI


PT PLN (PERSERO)

Pemberian

yang

diperbolehkan

diatas

termasuk pemberian dalam rangka kegiatan


promosi,

sponsorship,

sumbangan

dan

pemberian lainnya yang bersifat resmi dan


berlaku umum dalam kaitan hubungan bisnis
sebagai mitra PLN.
2. Yang dimaksud pemberian yang diperbolehkan
kepada

instansi

pemerintah

termasuk

perusahaan dan afiliasi antara lain :


a. Pemberian ditujukan langsung

anak
kepada

instansi.
b. Pemberian tidak boleh dalam bentuk uang
atau setara uang, kecuali atas dasar
kerjasama kemitraan antara instansi dan
PLN, dengan menyalurkannya ke rekening
kas instansi.
c. Penerima pemberian

merupakan

wakil

instansi yang sah berdasarkan penunjukan


dari instansi penerima.
d. Pemberian tidak bertentangan

dengan

aturan penerimaan gratifikasi yang berlaku


di instansi penerima.
e. Pemberian tidak untuk tujuan suap atau
gratifikasi yang dianggap suap.
Pemberian

yang

diperbolehkan

diatas

termasuk pemberian dalam kegiatan sebagai


berikut :
a. Pemberian fasilitas entertainment dalam

kegiatan olahraga atau kegiatan hiburan


lainnya kepada wakil instansi pemerintah
16

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI


PT PLN (PERSERO)

dengan syarat maksimal 2 (dua) kali dalam


periode 1 (satu) tahun per masing-masing
penerima

fasilitas,

dan

atau

secara

kumulatif dalam jangka waktu 1 tahun tidak


melebihi standar nilai maksimum Pedoman
Pengendalian Gratifikasi PLN.
b. Pemberian dalam bentuk sponsorship atau
sumbangan berdasarkan proposal resmi
dari instansi yang mengajukan, dan tidak
melampaui angka kewajaran yang berlaku
di PLN.
Pemberian yang diperbolehkan diatas bersifat
resmi

dan

berlaku

umum

dalam

kaitan

hubungan bisnis/ kerja dengan PLN


ii. Pemberian dilaksanakan untuk menunjang kepentingan
PLN.
iii. Pemberian telah dianggarkan oleh PLN.
iv. Pemberian dalam kegiatan sponsorship dan sumbangan
harus

memenuhi

kelengkapan

dokumen

(proposal

pengajuan pemberian dari penerima, bukti penggunaan


pemberian, tanda terima dan dokumen lainnya yang
diperlukan.
v. Pemberian tidak diperbolehkan dalam bentuk yang
melanggar kesusilaan dan hukum.
Dalam hal terjadi pemberian gratifikasi kepada individu/
korporasi/ instansi pemerintah tersebut diatas, maka wajib
melaporkan kepada TPG PLN selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari kerja sejak pemberian gratifikasi terjadi.

17

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI


PT PLN (PERSERO)

3. Permintaan
Insan PLN apabila diminta untuk memberikan gratifikasi yang tidak
sesuai

dengan

ketentuan

pemberian,

hendaknya

melakukan

penolakan secara sopan dan santun terhadap pemintaan tersebut


dengan memberikan penjelasan terkait kebijakan dan aturan gratifikasi
kepada mitra dan apabila diperlukan dapat menyampaikan pedoman
tersebut kepada mitra sebagai bagian dari sosialiasi aturan.
Apabila

permintaan

pemaksaan

yang

menjurus
terkait

kepada

dengan

pemerasan

kelancaran

dan

proses

atau

operasi

perusahaan, Insan PLN dimaksud wajib melaporkan permintaan


tersebut kepada TPG PLN selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja
sejak permintaan gratifikasi terjadi sesuai dengan jenis permintaannya.
Atas laporan permintaan yang menjurus pemerasan tersebut TPG PLN
akan melakukan kajian sesuai dengan ketentuan pengendalian
gratifikasi, dan apabila diperlukan dikonsultasikan dengan pihak-pihak
yang berkompeten termasuk pihak KPK.

C. STANDAR NILAI
Standar Nilai merupakan batasan nilai maksimum yang dianggap wajar
dalam pengendalian gratifikasi pada saat penerimaan, pemberian atau
pemanfaatan gratifikasi berbentuk fasilitas atau barang yang dinilai dalam
equivalency rupiah. Standar nilai dimaksud antara lain :
1. Standar nilai penerimaan setiap gratifikasi suap atau dianggap suap
dalam bentuk uang/ setara uang adalah Rp. 0,- (nol rupiah). Atau
dengan kata lain dilarang menerima suap atau gratifikasi dianggap
suap.
2. Standar nilai penerimaan dalam kedinasan dalam bentuk uang sebagai
honor maksimal Rp. 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah) per
masing-masing pemberi.

18

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI


PT PLN (PERSERO)

3. Standar nilai penerimaan gratifikasi dalam kegiatan suatu pesta


pernikahan dari mitra berupa uang/ setara uang, barang, rabat
(discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, ticket perjalanan, fasilitas
penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas
lainnya maksimal Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) permasing-masing
pemberi.
4. Standar nilai penerimaan gratifikasi PISAH SAMBUT ..
5. Standar nilai pemberian dalam bentuk fasilitas entertainment dalam
kegiatan olahraga atau kegiatan hiburan lainnya kepada wakil instansi
pemerintah nilai maksimal kumulatif selama periode satu tahun
Rp.2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah) per masing- masing
penerima.
6. Standar nilai pemberian dalam bentuk uang sebagai honor atau dalam
bentuk barang, voucher dan bentuk lainnya sebagai goody bag dalam
kegiatan pertemuan (rapat/sosialisasi/workshop) kepada wakil instansi
pemerintah nilai maksimal kumulatif selama periode satu tahun
Rp.2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah) per masing-masing
penerima.
D. PENGELOLA GRATIFIKASI
1. Unit Pengelola
Pengelola gratifikasi PLN dilaksanakan oleh Tim Pengendalian
Gratifikasi PLN dan selanjutnya disingkat TPG PLN, dikoordinir oleh
Manajer Senior Kepatuhan pada Divisi Manajemen Risiko, Direktorat
Niaga, Manajemen Risiko dan Kepatuhan.
TPG PLN beranggotakan beberapa Manajer Senior atau setingkat
diangkat berdasarkan keputusan Direksi, dengan tugas dan fungsi
utama yaitu pemantauan dan pengendalian gratifikasi dilingkungan
PLN.
2. Tugas dan Wewenang TPG PLN

19

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI


PT PLN (PERSERO)

i. Mensosialisasikan pemahaman tentang pengendalian gratifikasi


dilingkungan PLN;
ii. Melakukan pemrosesan pelaporan gratifikasi yang diterima;
iii. Melakukan konfirmasi langsung atas laporan gratifikasi kepada
penerima, pemberi atau pihak ketiga lainnya yang terkait dengan
kejadian penerimaan/ pemberian gratifikasi;
iv. Menindaklanjuti pelaporan bila tidak memenuhi ketentuan pada
Peraturan Pengendalian Gratifikasi PLN;
v. Menentukan dan atau memberikan rekomendasi penanganan dan
pemanfaatan gratifikasi ke Komite Gratifikasi;
vi. Melakukan koordinasi, konsultasi dan surat-menyurat kepada KPK
atas nama PLN dalam pelaksanaan pedoman ini;
vii. Memantau tindak lanjut atas pemanfaatan penerimaan gratifikasi
oleh PLN maupun oleh penerima;
viii. Meminta data dan informasi kepada Unit PLN tertentu dan atau
Insan PLN terkait pemantauan penerapan program pengendalian
gratifiikasi;
ix. Memberikan
Pengawasan

rekomendasi
Internal

tindak

apabila

terjadi

lanjut

kepada

pelanggaran

Satuan
pedoman

gratifikasi oleh Insan PLN;


x. Menjamin kerahasiaan laporan gratifikasi yang diterima dari Insan
PLN;
xi. Menyampaikan hasil penanganan pelaporan gratifikasi kepada
Komisi Pemberantasan Korupsi secara periodik setiap bulan;
xii. Menyampaikan Laporan Rekapitulasi Penanganan dan Tindak
Lanjut Pelaporan kepada Direksi secara periodik setiap bulan;

3. Komite Gratifikasi PLN


Merupakan komite dalam pengendalian gratifikasi yang dikoordinir oleh
Kepala Divisi Manajemen Risiko dan terdiri dari beberapa anggota
komite yang berasal dari beberapa Kepala Divisi dan Kepala Satuan
yang

diangkat

berdasarkan

Keputusan

Direksi,

dengan

tugas

utamanya yaitu menentukan pihak penerima manfaat gratifikasi atas


obyek gratifikasi.

20

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI


PT PLN (PERSERO)

4. Alteranatif pemanfaatan penerimaan gratifikasi

Atas

penerimaan

gratifikasi

yang

telah

diputuskan

status

pemanfaatannya menjadi milik PLN, maka alternatif pemanfaatannya


yang dapat dilakukan yaitu :
i. Dikembalikan kepada pemberi gratifikasi,atau
ii. Disumbangkan kepada yasayan sosial atau lembaga sosial
lainnya, atau
iii. Dimanfaatkan oleh PLN untuk operasional perusahaan,
perpustakaan perusahaan, atau untuk barang display hasil
pelaporan gratifikasi.

E. IMPLEMENTASI
Agar Pedoman ini dapat diketahui oleh seluruh pemangku kepentingan
(stakeholders), maka untuk setiap kegiatan PLN harus dilakukan hal-hal
sebagai berikut:
1. Mencantumkan

ketentuan

larangan

penerimaan

dan/

atau

pemberian gratifikasi (hadiah/ fasilitas) pada setiap dokumen dalam


proses pelayanan pelanggan seperti : penyambungan baru, tambah
daya, pelayanan gangguan, baca meter, penagihan, pemutusan
sementara, bongkar rampung dan pelayanan pelanggan lainnya.
2. Mencantumkan ketentuan larangan penerimaan, pemberian
gratifikasi (hadiah/ fasilitas) pada setiap pengumuman dalam proses
pengadaan barang dan jasa dan atau pada kontrak pengadaan barang
dan jasa serta pada setiap dokumen yang disampaikan kepada mitra.
3. Menugaskan kepada Manajer Senior Kepatuhan pada Divisi
Manajemen Resiko untuk secara terus menerus memberikan
informasi

kepada

seluruh

Insan

PLN

melalui

sosialisasi,

internalisasi, diskusi, FGD, multi stake holders forum tentang Pedoman


Pengendalian Gratifikasi.

21

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI


PT PLN (PERSERO)

4. Menugaskan kepada Sekretariat Perusahaan PLN untuk memberikan


informasi gratifikasi melalui website resmi PLN bersih.
5. Menugaskan kepada Divisi/ Wilayah/ Distribusi/

Unit

Induk

Pembangunan/ Pembangkitan/ Pusat pusat dan unit pendukung


lainnya di lingkungan PLN yang memiliki hubungan kerja dengan mitra
untuk melakukan penyampaian Pedoman Gratifikasi kepada seluruh
pihak terkait dalam mata rantai supply chain manajemen (penyedia
barang dan jasa, pabrikan, agen, distributor, konsultan, auditor/ asesor
dan pelanggan serta stakeholder lainnya) di lingkungannya.
6. Memberikan informasi yang jelas kepada pihak mana pun terkait
dengan ketentuan yang terdapat dalam Pedoman Pengendalian
Gratifikasi PLN.
7. TPG PLN memonitor

pelaksanaan/

implementasi

Pedoman

Pengendalian Gratifikasi PLN, dan memberikan laporan secara berkala


(1 bulan sekali) kepada Direksi melalui Direktur (Niaga, Manajemen
Risiko

dan

Kepatuhan),

setelah

berkonsultasi

dengan

Komite

Gratifikasi mengenai implementasinya termasuk laporan-laporan yang


timbul setelah adanya ketentuan ini

F. PROSES PELAPORAN
Insan PLN atau pihak mitra/ pelanggan yang mengetahui dan/ atau
menyadari adanya pelanggaran terhadap ketentuan yang terdapat pada
pedoman ini, wajib segera melaporkan pelanggaran dimaksud sesuai
ketentuan yang berlaku di PLN kepada :

Tim Pengendalian Gratifikasi (TPG),


Cq

Manajer Senior Kepatuhan


Divisi Manajemen Risiko,
D i re kto ra t Ni a ga , Ma n a j em en Ri si ko da n Ke p a tuh a n .

22

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI


PT PLN (PERSERO)

Bila

Insan

PLN

mengetahui

dan/ atau

menyadari

adanya

pelanggaran gratifikasi, tidak melaporkan kepada TPG PLN,


maka akan dikenakan sanksi Disiplin Pegawai.
PLN menjamin bahwa proses pelaporan gratifikasi yang dilakukan
oleh Insan PLN maupun mitra/ pelanggan akan dijaga kerahasiaannya.
Proses pelaporan dalam program pengendalian gratifikasi antara
lain:
1. Setiap Insan
gratifikasi

PLN

yang

harus melaporkan atas penerimaan

dianggap

suap

dan

gratifikasi

dalam

kedinasan kepada TPG PLN selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari


kerja sejak penerimaan gratifikasi (mengunakan formulir 1)
2. Setiap Insan PLN harus melaporkan penolakan atas
penerimaan gratifikasi kepada TPG PLN (mengunakan formulir
2)
3. Setiap Insan PLN harus melaporkan atas pemberian kepada mitra
yang tidak sesuai dengan ketentuan pemberian (menggunakan
formulir 3)
4. Setiap Insan PLN harus melaporkan permintaan dari mitra yang
menjurus kepada pemerasan dan/ atau pemaksaaan yang terkait
dengan kelancaran operasional Divisi/ Wilayah/ Distribusi/ Unit
Induk

Pembangunan/

pendukung

lainnya

Pembangkitan/
dilingkungan

Pusatpusat

PLN

untuk

dan

unit

selanjutnya

disampaikan kepada TPG PLN (menggunakan formulir 4)


5. TPG PLN menyampaikan Laporan Rekapitulasi Penanganan
dan Tindak Lanjut Pelaporan Penerimaan dan Pemberian
kepada Direksi setiap periode 1 (satu) bulan (menggunakan
formulir 5)
6. TPG PLN menyampaikan Lembar Penyerahan Penanganan
Atas

Pelaporan

Penerimaan

Gratifikasi

kepada

Komisi

23

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI


PT PLN (PERSERO)

Pemberantasan Korupsi setelah melalui proses evaluasi TPG


PLN (menggunakan formulir 6).
7. TPG PLN menyampaikan Lembar Rekapitulasi Penanganan
dan Tindak Lanjut Pelaporan Penerimaan yang dikelola TPG
PLN setiap bulan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi
(menggunakan formulir 7)
8. Divisi/
Wilayah/
Distribusi/
Pembangkitan/

Pusatpusat

Unit
dan

Induk
unit

Pembangunan/

pendukung

lainnya

dilingkungan PLN menyampaikan laporan rekapitulasi gratifikasi


terkait proses pelayanan pelanggan, pengadaan barang dan
jasa

secara

berkala

setiap

bulan

kepada

TPG

PLN

(menggunakan formulir 8)

G. SANKSI ATAS PELANGGARAN


Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Pedoman Gratifikasi akan
dikenakan sanksi sesuai dengan aturan disiplin pegawai yang berlaku di
PLN.

H. KETENTUAN TAMBAHAN
1. Bahwa aturan ini sebagai pedoman

dalam

menghadapi dilema

etik dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga citra diri dan perusahaan


dapat terjaga. Apabila masih terdapat hal yang dianggap kurang jelas
agar dapat disampaikan kepada TPG PLN, cq Manajer Senior
Kepatuhan sebagai masukan.
2. Pedoman Pengendalian Gratifikasi PLN ini akan dievaluasi untuk
dilakukan perubahan/ penambahan/ pengurangan, dengan melakukan
review secara berkala per 12 (dua belas) bulan sekali oleh TPG PLN,
berdasarkan atas evaluasi TPG PLN dan masukan dari Direksi, Komite
Gratifikasi dan stakeholders lainnya.

24

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI


PT PLN (PERSERO)

-o0o-

25

Anda mungkin juga menyukai