Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN MANAJEMEN RESIKO

PENYELENGGARAAN SISTEMPENGENDALIAN
INTERNAL (SPIP)
Bulan Januari s/d Maret 2021

RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB JENEPONTO


KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SULAWESI SELATAN
TAHUN 2021

0
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA
KANTOR WILAYAH SULAWESI SELATAN
RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB JENEPONTO
Alamat : Jln. Muh. Ali Gassing No. 179, Jeneponto 92316 Telp. 0419-21003.
Laman: www.rutanjeneponto.com Email : jenepontorutan@yahoo.co.id

30 Maret 2021

Yth,
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan
Hak Asasi manusia Sulawesi Selatan
Di –
Makassar

SURAT PENGANTAR

Nomor : W23.PAS24.UM.01.01-353

NASKAH DINAS
NO YANG BANYAKNYA KETERANGAN
DIKIRIMKAN
1 Daftar : Laporan 1 ( satu ) rangkap Dikirim dengan
Penyelenggaraan SPIP hormat untuk
Triwulan Ke-I pada Rutan dijadikan periksa
Kelas IIB Jeneponto

Kepala,

Hendrik, A.Md.IP., S.Sos., M.H.


NIP. 197505081998031002
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA
KANTOR WILAYAH SULAWESI SELATAN
RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB JENEPONTO
Alamat : Jln. Muh. Ali Gassing No. 179, Jeneponto 92316 Telp. 0419-21003.
Laman: www.rutanjeneponto.com Email : jenepontorutan@yahoo.co.id

30 Maret 2021

Nomor : W23.PAS24.UM.01.01 - 353


Lampiran : 1 (satu) berkas
Hal : Laporan Penyelenggaraan SPIP
Triwulan I Tahun 2021

Yth;
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia Sulawesi Selatan
Di –

Makassar.

Berdasarkan Peraturan menteri Hukum dan Hak asasi Manusia Nomor :


M.HH.02.PW.02.03 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan menteri Hukum dan Hak Asasi
manusia Nomor: 33 Tahun 2013 tanggal 31 Desember 2013 tentang Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor: M.HH.02.PW.02.03 Tahun 2011
tentang penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan
Kementerian Hukum dan Hak Asasi manusia, dengan ini kami sampaikan laporan
Penyelenggaraan SPIP pada Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Jeneponto Triwulan
ke-I Tahun 2021, dengan pokok-pokok sebagai berikut :

A. Pendahuluan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) merupakan suatu kebijakan
berkaitan dengan sistem pengendalian yang harus dibuat oleh Pemerintah
sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara. Untuk menindaklanjuti kebijakan SPIP tersebut maka
Pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 tahun 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang mewajibkan kepada
pimpinan instansi pemerintah untuk menyelenggarakan SPIP.
2
Dalam mengemban amanat PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP
diperlukan langkah-langkah dan perencanaan yang stategis dalam upaya
mengintegrasikan konsep SPIP ke dalam kegiatan dan tindakan di lingkungan Kanwil
Kemenkumham Provinsi Sulawesi Selatan.

B. Latar Belakang
Sebagaimana amanat PP Nomor 60 Tahun 2008, SPIP merupakan suatu
kebijakan berkaitan dengan sistem pengendalian yang wajib dibuat oleh
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I. Oleh karenanya, Rutan Kelas IIB
Jeneponto sebagai instansi pemerintah daerah berkomitmen untuk
mengimplementasikan penyelenggaraan kebijakan SPIP tersebut sebagaimana
dinyatakan dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I No 33 Tahun
2013 Tanggal 31 Desember 2013 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I.
Dalam rangka mengimplementasikan kebijakan SPIP secara terintegrasi, maka
diperlukan suatu Rencana Tindak Pengendalian (RTP) guna menjadi acuan kepada
para penyelenggara tugas pokok di Rutan Kelas IIB Jeneponto lingkungan
Kementerian Hukumdan Hak Asassi Manusia R.I.
Rencana Tindak Pengendalian (RTP) merupakan uraian mengenai desain
rencana tindak (action plan) penguatan SPIP dalam bentuk pembangunan
lingkungan pengendalian atas pelaksanaan tugas pokok Rutan Kelas IIB Jeneponto
sehingga diharapkan dapat mendukung pencapaian tujuan, misi dan visi Rumah
Tahanan Negara Kelas IIB Jeneponto.

3
RENCANA TINDAK PENGENDALIAN (RTP)
RUTAN KELAS IIB JENEPONTO TAHUN 2021

A. Pendahuluan

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) merupakan suatu


kebijakan berkaitan dengan sistem pengendalian yang harus dibuat oleh
Pemerintah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun
2004 tentang Perbendaharaan Negara. Untuk menindaklanjuti kebijakan SPIP
tersebut maka Pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang
mewajibkan kepada pimpinan instansi pemerintah untuk menyelenggarakan
SPIP. Dalam mengemban amanat PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP
diperlukan langkah-langkah dan perencanaan yang stategis dalam upaya
mengintegrasikan konsep SPIP ke dalam kegiatan dan tindakan di lingkungan
Kanwil Kemenkumham Sulawesi Selatan.

1. Latar Belakang
Sebagaimana amanat PP Nomor 60 Tahun 2008, SPIP merupakan
suatu kebijakan berkaitan dengan sistem pengendalian yang wajib dibuat oleh
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I. Oleh karenanya, Rutan
Kelas IIB Jeneponto sebagai instansi pemerintah daerah berkomitmen untuk
mengimplementasikan penyelenggaraan kebijakan SPIP tersebut
sebagaimana dinyatakan dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia R.I No 33 Tahun 2013 Tanggal 31 Desember 2013 tentang
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I. Dalam rangka
mengimplementasikan kebijakan SPIP secara terintegrasi, maka diperlukan
suatu Rencana Tindak Pengendalian (RTP) guna menjadi acuan kepada para
penyelenggara tugas pokok di Rutan Kelas IIB Jeneponto.
Rencana Tindak Pengendalian (RTP) merupakan uraian mengenai
desain rencana tindak (action plan) penguatan SPIP dalam bentuk
pembangunan lingkungan pengendalian atas pelaksanaan tugas pokok Rutan

4
Kelas IIB Jeneponto sehingga diharapkan dapat mendukung pencapaian
tujuan, misi dan visi Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Jeneponto.
2. Dasar Hukum
Dasar hukum implementasi penyelenggaraan SPIP pada Rutan Kelas IIB
Jeneponto adalah:
a. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah.
c. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I Nomor 33 Tahun
2013 dan Tanggal 31 Desember 2013 tentang Perubahan atas peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-02.PW.02.03 Tahun
2011 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di
Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
3. Maksud dan Tujuan
Rencana Tindak Pengendalian (RTP) dimaksudkan untuk memberikan
acuan bagi pimpinan dan para pegawai di lingkungan Rutan Kelas IIB Jeneponto
untuk mengenali kondisi lingkungan pengendalian, risiko, dan tindakan
pengendalian yang diperlukan untuk mencegah kegagalan/penyimpangan
dan/atau mempercepat keberhasilan pencapaian tujuan organisasi.
Pada saat ini, penyusunan RTP diprioritaskan pada desain rencana
tindak atas kegiatan peningkatan keamanan dan ketertiban dan Pembinaaan
Kesehatan Warga Binaan Pemasyarakatan, dengan tujuan meningkatkan
Pelayanan Pemasyarakatan.
4. Manfaat
Manfaat penyusunan dokumen RTP di Rutan Kelas IIB Jeneponto antara
lain sebagai berikut :
a. Memberikan arah dalam pengembangan SPIP secara menyeluruh hingga
tercipta keterpaduan antara sub-sub unsur SPIP dengan lingkungan
pengendalian dalam aktIitas dan kegiatan pelaksanaan tugas pokok
Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Jeneponto.

5
b. Menjadi dasar dalam membangun instrumen pengendalian sebagai bagian
dari penyelenggaraan SPIP.
c. Menjadi dokumentasi dalam penyelenggaraan SPIP serta pemantauan dan
pengukuran kemajuan penyelenggaraan SPIP.
5. Ruang Lingkup
Penyusunan RTP Rutan Kelas IIB Jeneponto diarahkan pada pencapaian
tujuan Program pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP)
Tujuan tersebut meliputi seluruh tahapan proses manajemen, yaitu:
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan anggaran, penatausahaan
anggaran, dan pelaporan/pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran.
B. Gambaran Umum SPIP
Sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008, Sistem Pengendalian Intern (SPI)
didefinisikan sebagai proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang
dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk
memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui
kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan
aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sistem
Pengendalian Intern (SPI) wajib diselenggarakan secara menyeluruh di
lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I.
1. Tujuan SPIP

Penyelenggaraan SPIP bertujuan untuk memberikan keyakinan


memadai atas tercapainya tujuan Kementerian Hukum Dan Hak Asasi
Manusia RI, berupa keyakinan memadai terhadap tercapainya tujuan sejak
tahap perencanaan, penganggaran, pelaksanaan anggaran, penatausahaan
pelaksanaan anggaran, pelaporan/pertanggungjawaban pelaksanaan
anggaran, dan evaluasi.
Pencapaian tujuan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI
tersebut dilaksanakan melalui efektIitas dan efisiensi pencapaian tujuan Unit
Pelaksana Teknis Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI sebagai
bagian dari organisasi penyelenggara negara, keandalan pelaporan keuangan
instansi Unit Pelaksana Teknis sehingga dapat diyakini kewajarannya oleh
pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi dalam Laporan
Keuangan Unit Pelaksana Teknis, pengamanan aset negara yang dikelola
Unit Pelaksana Teknis dan digunakan untuk pencapaian tujuannya,
6
dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI.
2. Unsur-unsur SPIP
SPIP wajib diselenggarakan dalam rangka memberikan keyakinan
yang memadai bagi tercapainya tujuan Unit Pelaksana Teknis melalui empat
tujuan pengendalian intern yang harus dibangun di atas pondasi unsur-unsur
SPIP, yang terdiri dari :
a. Penciptaan lingkungan pengendalian yang kondusif sebagaimana
dimaksud dalam pasal 4 – 12 PP Nomor 60 Tahun 2008, untuk
tercapainya tujuan Unit Pelaksana Teknis.
b. Penilaian risiko yang cermat sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 – 17
PP Nomor 60 Tahun 2008, untuk memetakan status risiko yang dapat
menghambat pencapaian tujuan Unit Pelaksana Teknis berserta
respon pengelolaan risiko yang harus dilakukannya.
c. Perancangan kegiatan pengendalian yang memadai sebagaimana
dimaksud dalam pasal 18 – 40 PP Nomor 60 Tahun 2008, untuk
mengatasi risiko pada setiap tahapan proses manajemen yang diperlukan
untuk memastikan pencapaian tujuan Unit Pelaksana Teknis.
d. Penetapan mekanisme informasi dan komunikasi yang efektif
sebagaimana dimaksud dalam pasal 41 – 42 PP Nomor 60 Tahun 2008,
untuk dapat mengetahui dan mendeteksi secara dini setiap permasalahan
yang dihadapi Unit Pelaksana Teknis dalam mencapai tujuannya.
e. Pemantauan yang efektif sebagaimana dimaksud dalam pasal 43 – 46 PP
Nomor 60 Tahun 2008, untuk menilai efektIitas penyelenggaraan sistem
pengendalian intern pada instansi Unit Pelaksana Teknis.

Kegiatan penyelenggaraan unsur-unsur SPIP di atas merupakan suatu


kegiatan di mana infrastruktur pengendalian yang telah ada (existing)
diimplementasikan sebagai suatu proses yang terintegrasi dengan tindakan dan
kegiatan seluruh pimpinan dan pegawai Rumah Tahanan Negara Kelas IIB
Jeneponto, meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

7
a. Mengintegrasikan unsur-unsur SPIP pada setiap tindakan dan kegiatan
pelaksanaan tugas pokok.
b. Melaksanakan penerapan unsur-unsur SPIP sebagai suatu proses yang
melekat dalam kegiatan pelaksanaan tugas pokok.
c. Menerapkan unsur-unsur SPIP secara dinamis, yaitu melakukan
penyempurnaan efektifitas pengendalian intern apabila terdapat risiko- risiko
yang diperkirakan akan menghambat pencapaian tujuan Unit Pelaksana
Teknis.

C. Rencana Tindak Pengendalian


1. Rencana Tindak Pengendalian atas Perbaikan Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian adalah pondasi dalam pelaksanaan SPIP,


yaitu antara lain dalam bentuk penegakan integritas dan nilai etika, komitmen
terhadap kompetensi sumber daya manusia, dan kepemimpinan yang
kondusif, pembentukan struktur organisasi sesuai kebutuhan, pendelegasian
wewenang dan tanggung jawab yang tepat, penyusunan dan penerapan
kebijakan yang sehat tentang sumber daya manusia, perwujudan peran APIP
yang efektif, dan hubungan kerja yang baik dengan Unit Pelaksana Teknis
terkait.

Dari hasil evaluasi atas lingkungan pengendalian berkaitan dengan


pencapaian tujuan prioritas Program Pembinaan Warga Binaan
Pemasyarakatan, dipersepsikan bahwa masih terdapat kelemahan-
kelemahan pada subunsur lingkungan pengendalian, yaitu : Penegakan
Integritas dan Nilai Etika, Komitmen terhadap Kompetensi, dan Kebijakan
Pengembangan SDM, yang selanjutnya diprioritaskan dalam Rencana Tindak
Pengendalian (RTP) Rutan Kelas IIB Jeneponto Tahun 2021, sebagai berikut :

8
Kelemahan Lingkungan RTP atas Perbaikan Lingkungan
No
Pengendalian Pengendalian
Jumlah petugas pengamanan saat ini Diharapkan adanya penambahan
1. hanya 16 orang/regu pengamanan jumlah pegawai khusus petugas
sedangkan penghuni berjumlah pengamanan
kurang lebih 327 orang
CCTV pada Rumah Tahanan Negara
Kelas IIB Jeneponto saat ini belum Diharapkan adanya penambahan
2.
semuanya menjangkau titik yang Kapasitas CCTV yang ada saat ini .
masih rawan

Kurangnya lampu penerangan jalan Diharapkan adanya penerangan jalan


3. dan selasar Penghubung pada dan selasar Penghubung pada Rumah
Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Tahanan Negara Kelas IIB Jeneponto.
Jeneponto.
Belum maksimalnya Alat Komunikasi Diharapkan adanya penambahan Alat
4. Pengamanan ( HT ) Komunikasi Pengamanan (HT)

2. Rencana Tindak Pengendalian atas Peningkatan Keamanan dan


ketertiban dan Perbaikan Kegiatan Pelayanan Kesehatan WBP dan
dalam Rutan

Dari hasil penilaian risiko atas pencapaian tujuan prioritas Program


Peningkatan Keamanan dan ketertiban serta layanan kesehatan Warga
Binaan Pemasyarakatan dan peningkatan keamanan dan ketertiban
ditetapkan beberapa risiko atas pelayanan kesehatan pada Rumah Tahanan
Negara Kelas IIB Jeneponto, yang selanjutnya diprioritaskan dalam Rencana
Tindak Pengengendalian (RTP) Rutan Kelas IIB Jeneponto Triwulan Ke-I
Tahun 2021, sebagai berikut:

9
RTP atas perbaikan
No Risiko Pencapaian Tujuan
lingkungan
pengendalian
Kemampuan untuk memantau kondisi
keamanan tidak dapat dilaksanakan Diharapkan adanya penambahan
1
secara maksiman karena kurangnya petugas pengamanan
petugas pengamanan
CCTV Rumah Tahanan Negara
CCTV pada Rumah Tahanan Negara
Kelas IIB Jeneponto belum
2 Kelas IIB Jeneponto seharusnya
memadai untuk mengantisipasi
dapat memantau di kira kira 12 Titik
gangguan keamanan
dan ketertiban

Lampu sorot dan lampu jalan tidak Diharapkan adanya penambahan daya
3 terpasang didepan kantor dan didalam sehingga lampu sorot dan
blok warga binaan penerangan jalan dapat dipasang
untuk meminimalisir gangguan
keamanan
Diharapkan adanya pengadaan genset
4 Antisipasi pemadaman listrik PLN
baru

Keterbatasan alat kesehatan di ruang Diharapkan adanya pengadaan alat


5 kesehatan yang dibutuhkan oleh Warga
poliklinik Rutan Kelas IIB Jeneponto
Binaan

Uraian lebih lanjut berkaitan RTP atas perbaikan lingkungan


pengendalian serta RTP atas kegiatan Program Pembinaan Layanan
kesehatan Warga Binaan Pemasyarakatan.

3. Informasi dan Komunikasi


Informasi dan komunikasi berkaitan Rencana Tindak Pengendalian
(RTP) bertujuan memberikan keyakinan yang memadai kepada pemilik risiko
bahwa perbaikan infrastruktur pengendalian yang ditetapkan telah berjalan
dengan efektif untuk memastikan pencapaian tujuan prioritas organisasi.
Daftar kebutuhan informasi dan media/sarana komunikasi berkaitan RTP atas
perbaikan lingkungan pengendalian serta RTP atas Program Layanan
Kesehatan, Ganguan keamanan pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan.

10
4. Pemantauan
Pemantauan bertujuan memberikan keyakinan memadai bahwa
Rencana Tindak Pengendalian (RTP) beserta informasi dan komunikasinya,
dapat dilaksanakansesuai rencana yang ditetapkan. Sedangkan evaluasi
bertujuan menilai efektIitas pelaksanaan kegiatan pengendalian dalam
mendukung pencapaian tujuan prioritas. Pemantauan dilakukan dalam bentuk
pemantauan melekat oleh atasan langsung secara kontinyiu terhadap proses
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi (on going monitoring), maupun
pemantauan berupa evaluasi terpisah oleh Inspektorat. Metode pemantauan
dan rencana jadwal berkaitan RTP atas perbaikan lingkungan pengendalian
serta RTP atas Program Pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan disajikan
pada Lampiran.

5. Penutup
Dokumen desain penyelenggaraan SPIP berupa Rencana Tindak
Pengendalian (RTP) Rutan Kelas IIB Jeneponto tahun 2021 ini bersifat fleksibel
dan dinamis, yang senantiasa dapat disesuaikan dengan perkembangan dan
kondisi untuk perbaikan penyelenggaraan SPIP secara berkelanjutan
berkaitan pencapaian tujuan prioritas atas kegiatan program pembinaan
Warga Binaan Pemasyarakatan.
Dokumen RTP Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Jeneponto berlaku
sejak tanggalditetapkan, apabila terdapat perubahan ketentuan dan peraturan
perundang- undangan yang berlaku ataupun apabila terdapat kekeliruan,
maka akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jeneponto
Pada Tanggal : 30 Maret 2021

Kepala,

Hendrik, A.Md.IP., S.Sos., M.H.


NIP. 197505081998031002

11
DESAIN KEGIATAN PENGENDALIAN

UNIT ORGANISASI : KPR


54KEGIATAN : PENGAMANAN
TUJUAN KEGIATAN : PETUGAS PENGAMANAN YANG RESPONSIF DAN AKTIF

Pernyataan Detektif
Pengendalian Efektif/
Resiko/ Pengendalian Waktu (D) / Sub Unsur
yang sudah kurang
No Penyebab yang harus ada pelaksanaan Preventif Pengendalian
Kelemahan LP ada efektif
(P)
1 2 3 4 5 6 7 8

- Tersedianya - Kesiapan/
sarana untuk siaganya
Adanya Kurangnya mengantisipasi petugas kamtib
gangguan
1 kontrol petugas terjadinya Efektif perlu Tahun 2021 P Kepala Rutan
keamanan yang blok saat gangguan ditingkatkan
muncul saat
bertugas keamanan - Kontrol keliling
bertugas
- Pemeriksaan di lingkungan
kamar yang kantor
rutin
dilaksanakan
Petugas
Mengusulkan
Tidak keamanan Tidak
penambahan/
2 terpenuhinya kurang tanggap / tersedianya Efektif Tahun 2021 P Kepala Rutan
pengadaan
sarana antisipasi CCTV pada
CCTV
pemantauan terhadap tempat- tempat
keamanan gangguan tertentu
keamanan

12
MANAJEMEN RESIKO

UNIT ORGANISASI : KPR


KEGIATAN : PENGAMANAN
TUJUAN KEGIATAN : PENANGANAN RESIKO DALAM PELAKSANAAN TUGAS

Skor Total
No Pernyataan Resiko Pemilik Resiko Penyebab Dampak pada Skor
Kemungkinan Skor
capaian Tujuan Dampak
terjadi (6X7)
1 2 3 4 5 6 7 8
Petugas keamanan
Terlambatnya
kurang tanggap /
1 penanganan gangguan Kepala Kesatuan Pengamanan 2 2 4
antisipasi terhadap
keamanan yang muncul Pengamanan kurang optimal
gangguan
saat bertugas keamanan
Terhambatnya Diharapkan petugas
2 penanganan ganguan Kepala Kesatuan keamanan tanggap Pengamanan 2 2 4
yang muncul saat Pengamanan antisipasi ganguan kurang maksimal
bertugas keamanan

13
DESAIN KEGIATAN PENGENDALIAN

UNIT ORGANISASI : SEKSI PELAYANAN TAHANAN


KEGIATAN : PELAYANAN INFORMASI PUBLIK (Website, Email dan Sosial Media)
TUJUAN KEGIATAN : PELAYANAN DAN INFORMASI

Efektif/ Pengendalian
Pernyataan Pengendalian Waktu Detektif (D)/ Sub Unsur
No kurang yang harus ada
Resiko/Kelemahan yang sudah pelaksanaan Preventif (P) Pengendalian
Penyebab efektif
LP ada
1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Informasi Publik / Kurangnya Menggunaka Efektif Akses internet Tahun


Website belum akses n akses Mandiri 2021 P Seksi Pelayanan
tersedia internet/ internet
jaringan kantor dan
mandiri

2 Masih Ada Kurangnya Memaksimalkan Pelatihan IT Tahun


beberapa Pegawai SDM yang ada Efektif 2021 P
Minat Dan diseluruh bagian
Yang tidak Motivasi Seksi Pelayanan
Menguasai IT

14
DESAIN KEGIATAN PENGENDALIAN

UNIT ORGANISASI : SEKSI PENGELOLAAN


KEGIATAN : ADMINISTRASI
TUJUAN KEGIATAN : Penambahan Pegawai

Pernyataan Efektif/ Detektif


Resiko/ Pengendalian kurang Pengendalian Waktu (D)/ Sub Unsur
No Penyebab yang sudah ada yang harus ada pelaksanaan Preventif Pengendalian
Kelemahan LP efektif
(P)
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Masih ada beberapa Harus ada


Kurangnya Memaksimalkan Penambahan
pegawai yang
1 merangkap Pegawai pegawai yang Efektif Pegawai Tahun 2021 P Seksi
ada Pengelolaan
pekerjaan

15
MANAJEMEN RESIKO

UNIT ORGANISASI : SEKSI PENGELOLAAN


KEGIATAN : ADMINISTRASI
TUJUAN KEGIATAN : Penambahan Pegawai

Skor
Dampak pada Total
No Pernyataan Resiko Pemilik Resiko Penyebab Kemungkinan Skor
capaian Skor
terjadi Dampak
Tujuan (6X7)
1 2 3 4 5 6 7 8

Masih ada beberapa Kasi Kurangnya Hasil pekerjaan


pegawai yang Pegawai kurang 2 2 4
1 Pengelolaan
merangkap maksimal
pekerjaan

16
DESAIN KEGIATAN PENGENDALIAN
UNIT ORGANISASI : SEKSI PENGELOLAAN
KEGIATAN : KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI
TUJUAN KEGIATAN : PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA

Efektif/ Pengendalian
Pernyataan Pengendalian Waktu Detektif(D) Sub Unsur
No Penyebab kurang yang harus pelaksanaan
Resiko/Kelemahan yang sudah / Preventif Pengendalian
efektif ada
LP ada (P)
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Diusulkan agar
Rendahnya Kurangnya pegawai
pendidikan para Jenjang Subsi Umum
akses melanjutkan
1 pegawai pendidikan Efektif Tahun 2021 P
Perguruan pendidikan
rendah
Tinggi setingkat lebih
tinggi

17
MANAJEMEN RESIKO

UNIT ORGANISASI : SEKSI PENGELOLAAN


KEGIATAN : KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI
TUJUAN KEGIATAN : PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA

Skor
Dampak pada Total
No Pernyataan Resiko Pemilik Resiko Penyebab capaian Tujuan Kemungkinan Skor
Skor
terjadi Dampak
(6X7)
1 2 3 4 5 6 7 8

Rendahnya pendidikan Subsi Umum Kurangnya Kualitas sumber


1 2 2 4
para pegawai SDM pegawai daya kurang

Ditetapkan di : Jeneponto
Pada tanggal : 30 Maret 2021
Kepala,

Hendrik, A.Md.IP., S.Sos., M.H.


NIP. 197505081998031002

18

Anda mungkin juga menyukai