Anda di halaman 1dari 15

KERANGKA ACUAN KERJA

KONSULTAN PERANCANGAN PENATAAN RUANG KERJA DI


KANTOR BPS PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN 2023

BPS PROVINSI JAWA TIMUR


TAHUN ANGGARAN 2023
KERANGKA ACUAN KERJA

KONSULTAN PERANCANGAN PENATAAN RUANG KERJA


DI KANTOR BPS PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN ANGGARAN 2023

URAIAN PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sektor publik, salah satu perubahan yang dapat dirasakan ialah adanya transformasi
mekanisme kerja bagi seluruh ASN di Instansi Pemerintah; dimulai dengan deklarasi presiden perihal
penyederhanaan birokrasi sebagai suatu bentuk inovasi dari sistem tata kelola birokrasi yang baru.
Dalam mekanisme perubahan sistem kerja yang terjadi, setiap pimpinan tinggi di instansi pemerintah
memberikan ruang gerak yang cukup dinamis dalam mengatur serta memonitoring aktivitas kerja tiap
pegawainya.
Merujuk pada hal tersebut, Instansi Pemerintah melakukan pengambilan keputusan dalam
perubahan mekanisme kerja yang tertuang dalam Peraturan Menteri PAN RB Nomor 25 Tahun 2021
tentang Penyederhanaan Struktur Organisasi Pada Instansi Pemerintah Untuk Penyederhanaan
Birokrasi. Dalam ketentuan ini, mekanisme kerja menjadi salah satu aspek pencapaian dari
penyederhanaan birokrasi yang ideal dan sesuai dengan harapan pemerintah selaku pelayanan publik.
Salah satu tahapan yang diperlukan adalah mekanisme kerja yang fleksibel dalam mengupayakan proses
bisnis berbasis digital dari tugas kegiatan pegawai yang berorientasi pada output kinerja yang maksimal.
Adanya penataan ruang serta pembatasan kegiatan beraktivitas sosial merupakan suatu
fenomena yang perlu direspons dengan cepat di instansi pemerintah agar eksistensi pemerintah selaku
pelayan publik tetap tercapai dalam mengakomodir seluruh kebutuhan masyarakat yang dinamis.
konsep ruang kerja bersama merupakan sebuah inovasi dalam menyesuaikan perkembangan teknologi
saat ini serta digitalisasi proses bisnis pemerintah yang telah ditetapkan oleh Peraturan Perundang-
undangan.
Beberapa parameter mengenai kompetensi yang harus dimiliki dengan mengoperasikan
komputer dan pelayanan berbasis digital sesuai dengan kebutuhan pegawai dalam menggunakan
aplikasi pelayanan terpadu.tidak lagi terlihat sekat-sekat atau kubikal, layaknya kantor konvensional.
Yang terlihat adalah meja-meja yang luas maupun memanjang. Pentaan ruang yang sering kali kita
temui di gerai kafe modern maupun persewaan ruang kantor bersama lebih dikenal dengan sebutan co-
working space. Tidak ada lagi sekat-sekat tertutup, sehingga kini terkesan lebih lapang. Atasan dan
bawahan, pegawai senior dan junior duduk kerja bersama. Mereka yang bekerja, langsung duduk
berdampingan. Tanpa dibatasi oleh bilik layaknya ruangan PNS atau perkantoran pada umumnya. Bisa
jadi ini sesuai dengan prinsip Jokowi, yang ingin semua pegawai kantor pemerintah bisa bekerja efektif
dan efisien, berorientasi pada hasil dan pelayanan kepada masyarakat.
Co-working space merupakan sebuah kebutuhan karena jumlah pegawai yang semakin banyak.
Ruangan dapat dimanfaatkan lebih efisien, Co-working space merupakan ruang kerja yang
mengedepankan konsep sharing atau berbagi. Konsep ini tak lagi menampilkan sekat-sekat pada ruang
kerja yang mempersempit ruang. "Jadi akan disediakan ruang kerja yang modern dan digital-friendly

1
sehingga para pegawai bisa bekerja lebih nyaman dan fleksibel. Beberapa alasan kenapa konsep co
working space diterapkan di kantor pemerintahan diantaranya memberikan kenyamanan dan
produktivitas, mempermudah kolaborasi dan komunikasi, meningkatkan kreativitas, memodernisasi
sistem dan kultur
Merujuk pada Peraturan Menteri PAN RB Nomor 25 Tahun 2021 tentang Penyederhanaan
Struktur Organisasi Pada Instansi Pemerintah Untuk Penyederhanaan Birokrasi. Badan Pusat Statistik
Provinsi Jawa Timur sebagai instansi pemerintahan ikut berbenah melakukan penyederhanaan
organisasi dan birokrasi salah satunya adalah tidak ada lagi eselon III di bagian teknik, karena semua
pegawai sudah menjadi fungsional, sehingga ruangan yang sebelumnya digunakan oleh eselon III
menjadi idle. Untuk menjadikan Ruang kerja yang terbuka dan menjadikan kolaborasi dan komunikasi
antar pegawai atau antar tim jadi lebih mudah, maka BPS Provinsi Jawa Timur berencana merelayout
beberapa rungan dengan mengambil konsep co working space. Rencananya beberapa ruangan tidak
ada lagi sekat-sekat pada ruang kerja yang mempersempit ruang. "Jadi akan disediakan ruang kerja
yang modern dan digital-friendly sehingga para pegawai bisa bekerja lebih nyaman dan fleksibel Selain
itu, intensitas untuk interaksi tatap muka pun cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan bekerja di
dalam ruang kerja yang tertutup.

B. Maksud dan Tujuan


Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi konsultan perancangan yang
memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta
diinterprestasikan ke dalam pelaksanaan tugas perancangan Penataan Ulang Ruang Kerja Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur. Berpegang pada Kerangka Acuan Kerja ini,
diharapkan Konsultan Perencanaan dapat melakukan seluruh tugas dengan terarah serta mendapatkan
hasil yang diharapkan. Dalam penugasan ini diharapkan Konsultan Perencanaan dapat melaksanakan
tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai sesuai spesifikasi dan
standar teknis yang tercantum dalam KAK ini. Konsultan Perencanaan yang diserahi pekerjaan ini wajib
menyediakan jasa-jasanya sesuai dengan semua ketentuan yang tertulis di dalam Kerangka Acuan Kerja
ini. Diharapkan dengan KAK ini, Pihak Konsultan Perencanaan akan dapat melakukan pekerjaan
perencanaan yang matang terhadap Penataan Ulang Ruang Kerja Gedung Kantor Badan Pusat Statistik
Provinsi Jawa Timur beserta fasilitas pelengkapnya yang ditujukan untuk mendukung kegiatan
pelayanan dalam bentuk Gedung Terpadu (kompak dan lengkap).
Maksud dan Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah :
Menyusun suatu dokumen perencanaan teknis sesuai dengan kriteria perencanaan teknis bangunan
gedung yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara dan
Peraturan-peraturan lain yang terkait seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dan peraturan lainnya yang
berhubungan dengan perencanaan teknis bangunan gedung;
Menyusun suatu dokumen lelang khususnya Daftar Kuantitas Pekerjaan Konstruksi (BQ), Syarat-
syarat Teknis Pelaksanaan Konstruksi, Gambar-gambar Perencanaan (Technical Drawing), dan

2
dokumen-dokumen lainnya yang dibutuhkan dalam proses seleksi calon penyedia jasa pelaksanaan
konstruksi;
Memberikan konsultansi kepada Pengguna Jasa dan mendampingi Pejabat Pembuat Komitmen pada
saat tahap pelaksanaan seleksi calon penyedia jasa pelaksana konstruksi;
Melakukan koordinasi dengan instansi teknis terkait dalam hal penyusunan dokumen-dokumen
teknis;
Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi kegagalan konstruksi.
Rancangan pembagian ruangan akan menampung keperluan ruang menurut sebagai berikut:
1. Ruang Bagian Umum terdiri dari :
a. Penataan uang ruang kerja kepala bagian umum
b. Penataan ulang ruang kerja ruang sub fungsi perencanaan dan bina program
c. Penataan ulang ruang kerja ruang sub fungsi keuangan
2. Ruang Fungsi Neraca Wilayah dan Analisis terdiri dari :
a. Penataan ulang ruang Ex Kepala Bagian Neraca Wilayah dan Analisis
b. Penataan ulang ruang staf / pegawai di bagian Neraca Wilayah dan Analisis
3. Ruang Fungsi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS) terdiri dari :
a. Penataan ulang ruang Ex Kepala Bagian IPDS
b. Penataan ulang ruang staf / pegawai di bagian IPDS
c. Penataan ulang ruang pengolahan IPDS
4. Ruang Fungsi Sosial terdiri dari :
a. Penataan ulang ruang Ex Kepala Bagian Sosial
b. Penataan ulang ruang staf / pegawai di bagian Sosial
5. Ruang Fungsi Distribusi terdiri dari :
a. Penataan ulang ruang Ex Kepala Bagian Distribusi
b. Penataan ulang ruang staf / pegawai di bagian Distribusi
6. Ruang Fungsi Produksi terdiri dari :
a. Penataan ulang ruang Ex Kepala Bagian Produksi
b. Penataan ulang ruang staf / pegawai di bagian Produksi
7. Ruang Rapat terdiri dari :
a. Penataan ulang ruang laktasi
b. Penataan ulang ruang gudang IPDS

C. Sasaran
Sasaran kegiatan perencanaan Penataan Ulang Ruang Kerja Gedung Kantor Badan Pusat Statistik
Provinsi Jawa Timur adalah melakukan perencanaan terhadap mutu pekerjaan dan waktu pelaksanaan,
sehingga Penataan Ulang Ruang Kerja Gedung Kantor Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur akan
menghasilkan suatu bangunan Penataan Ulang Ruang Kerja Gedung Kantor Badan Pusat Statistik Provinsi
Jawa Timur yang memenuhi syarat-syarat teknis yang ditetapkan dan dapat dipertanggung jawabkan dari
segi arsitektur, struktur (konstruksi) dan fungsional serta tahan untuk jangka waktu tertentu.

3
D. Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan di Kantor Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur di Jalan Raya Kendangsari Industri
No. 43 – 44 Surabaya 60292.
Fungsi/Jenis Bangunan Gedung : Kantor Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur
Klasifikasi Bangunan : Bangunan Tidak Sederhana
Jumlah Lantai : 4 (Empat)

E. Sumber Pendanaan
Kegiatan ini dibiayai dari DIPA Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur No. SP DIPA-
054.01.2.019262/2023 tanggal 30 November 2022 dengan pagu anggaran sebesar Rp 531.944.000,-
(Lima Ratus Tiga Puluh Satu Juta Sembilan ratus Empat Puluh Empat Ribu Rupiah) yang akan
dibebankan pada dengan rincian sebagai berikut :
1. Program : (054.01.WA) Program Dukungan Manajemen
2. Aktivitas : (2886) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
BPS Provinsi
3. Klasifikasi Rincian Output : (2886.EBA) Layanan Dukungan Manajemen Internal
4. Rincian Output : (2886.EBA.994) Layanan Perkantoran
5. Komponen : (002) Operasional dan Pemeliharaan Kantor
6. Sub Komponen : (A) Tanpa Sub Komponen
7. Akun : (523111) Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan

F. Nama dan Organisasi Pejabat


Kuasa Pengguna Anggaran : Dr Dadang Hardiwan, S.Si., M.Si
Pejabat Pembuat Komitmen Program Dukungan Manajemen : Rofikotul Arfati, S.Si., M.A.
Satuan Kerja : BPS Provinsi Jawa Timur

G. Data Dasar
Sebagai data dasar pelaksanaan kegiatan ini, konsultan perencana harus mencari informasi data-data dasar
sebagai berikut :
a. Kondisi eksisting lokasi kegiatan/lahan, yang meliputi:
1) Kondisi fisik lokasi seperti: luasan, batas-batas dan topografi
2) Kondisi bangunan
b. Pemakai Bangunan
1) Struktur organisasi
2) Proyeksi sekarang dan proyeksi pengembangan
3) Kegiatan utama, penunjang dan pelengkap
c. Kebutuhan Bangunan
1) Program ruang

4
2) Keinginan tentang organisasi/ pemanfaatan ruang
d. Keinginan tentang ruang-ruang tertentu, baik yang berhubungan dengan pemakai atau
perlengkapan/alat yang akan digunakan dalam ruang tersebut.
e. Keinginan tentang kemungkinan perubahan fungsi ruang/bangunan

H. Standar Teknis
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti yang dimaksud dalam KAK harus
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan persyaratan perencanaan banguan gedung yang berlaku, baik segi
arsitektural, konstruksi, mekanikal/elektrikal, lingkungan, maupun persyaratan-persyaratan lainnya yang
mendukung fungsi gedung, yaitu:
a. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas :
1) menjamin bangunan gedung berdasarkan ketentuan tata ruang dan tata bangunan yang
ditetapkan di daerah yang bersangkutan,
2) menjamin bangunan dapat dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya,
3) menjamin keselamatan pengguna, masyarakat, dan lingkungan
b. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan
1) menjamin terwujudnya bangunan gedung yang berdasarkan karakteristik lingkungan, ketentuan
wujud bangunan sebagai flexible working space, dan mencerminkan unsur budaya daerah,
sehingga seimbang, serasi dan selaras dengan lingkungannya (fisik, sosial, budaya dan
lingkungan)
2) menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan keseimbangan dan keserasian
bangunan terhadap lingkungannya
3) menjamin bangunan gedung dapat dimanfaatkan dengan tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan.
c. Persyaratan Ketahanan terhadap Kebakaran
1) menjamin terwujudnya sistem proteksi pasif dan aktif pada bangunan gedung
2) menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban yang timbul akibat
perilaku alam dan manusia
3) menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian rupa sehingga mampu
secara struktural stabil selama kebakaran sehingga:
1. cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman
2. cukup waktu dan mudah bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki lokasi untuk
memadamkan api
3. dapat menghindari kerusakan pada properti lainnya.
d. Persyaratan Sanitasi Bangunan Gedung dan lingkungan
1) menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai dalam menunjang pada bangunan gedung
dan lingkungan sesuai dengan fungsinya

5
2) menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan memberikan kenyamanan bagi penghuni
bangunan dan lingkungan
3) menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan sanitasi secara baik
e. Persyaratan Ventilasi dan Pengkondisian Udara
1) menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alami maupun buatan dalam
menunjang terselenggaranya satuan kerjadalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya,
2) menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata udara secara baik
f. Persyaratan Pencahayaan :
1) menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik alami maupun buatan
dalam menunjang terselenggaranya satuan kerja dalam bangunan gedung sesuai dengan
fungsinya,
2) menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan pencahayaan secara baik

I. Referensi Hukum
a. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006 tanggal 1 Desember 2006 tentang
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
c. Peraturan Menteri PU No. 28 Tahun 2016 tentang Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang
Pekerjaan Umum
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 22/PRT/M/2018 tanggal 14 September 2018 tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
e. Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2020 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
Melalui Penyedia
f. Peraturan Menteri PU No. 21 Tahun 2019 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi
g. Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Bangunan Gedung serta standar teknis yang terkait
(SNI)
h. Keputusan Kepala Badan Standardisasi Nasional Nomor 693/KEP/BSN/12/2019 tentang Penetapan
Standar Nasional Indonesia 1726:2019 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur
bangunan gedung dan non gedung
i. Keputusan Kepala Badan Standardisasi Nasional Nomor 694/KEP/BSN/12/2019 tentang Penetapan
Standar Nasional Indonesia 2847:2019 Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung
10. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3683);
j. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
k. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 83/PMK.02/2022 tentang Standar Biaya
Masukan Tahun Anggaran 2023;

6
RUANG LINGKUP
J. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana dengan berpedoman
pada ketentuan yang berlaku, khususnya Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara yaitu
Permen PU No. 22/PRT/M/2018 tanggal 15 Oktober 2018, yang meliputi tugas-tugas perencanaan
bangunan gedung Negara, terdiri dari:
A. Persiapan dan penyusunan konsepsi perancangan yang digunakan untuk:
1. Membantu pengguna jasa dalam memperoleh gambaran atas konsepsi rancangan;
2. Mendapatkan gambaran pertimbangan bagi penyedia jasa dalam melakukan perancangan.
B. Konsepsi perancangan paling sedikit meliputi:
1. mengumpulkan data dan informasi lapangan
2. analisis, membuat interpretasi secara garis besar terhadap KAK
3. dasar pemikiran dan pertimbangan perancangan konsultasi dengan pengguna bangunan serta
Tim Teknis yang dibentuk
4. program ruang
5. organisasi hubungan ruang
6. skematik rencana teknis
7. sketsa gagasan.
C. Rancangan detail digunakan untuk penyusunan dokumen teknis pada dokumen lelang konstruksi
fisik.
Rancangan detail disusun berdasarkan pengembangan rancangan yang telah disetujui, paling
sedikit meliputi:
a. gambar detail arsitektur, detail struktur, detail utilitas dan lansekap;
b. Rencana Kerja dan Syarat (RKS) yang meliputi:
1. persyaratan umum;
2. persyaratan administratif; dan
3. persyaratan teknis termasuk spesifikasi teknis.
c. rincian volume pelaksanaan pekerjaan, Rencana Anggaran Biaya (RAB) pekerjaan konstruksi
(Engineering Estimate)
d. laporan perencanaan yang meliputi:
1. laporan arsitektur
2. laporan tata lingkungan; dan
3. laporan perhitungan Bangunan Gedung Hijau.
Dokumen teknis meliputi gambar detail, Rencana Kerja dan Syarat (RKS), SMK3 (RKK) dan
rincian volume pelaksanaan pekerjaan
e. Membantu kepala satuan kerja atau pejabat pembuat komitmen didalam menyusun dokumen
pelelangan, dan membantu unit layanan pengadaan barang dan jasa atau kelompok kerja unit
layanan pengadaan barang dan jasa atau pejabat pengadaan dalam menyusun program dan

7
pelaksanaan pelelangan. Termasuk perbaikan RKS, RAB, BQ, gambar-gambar dll pada saat
persiapan pemilihan penyedia jasa pelaksanaan konstruksi.
f. Membantu unit layanan pengadaan barang dan jasa atau kelompok kerja unit layanan
pengadaan barang dan jasa atau pejabat pengadaan pada waktu penjelasan pekerjaan, termasuk
menyusun Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, membantu unit layanan pengadaan barang dan
jasa atau kelompok kerja unit layanan pengadaan barang dan jasa atau pejabat pengadaan
dalam melaksanakan evaluasi penawaran, menyusun kembali dokumen pelelangan, dan
melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila terjadi lelang ulang hingga mendapatkan
pemenang tender.
g. Melakukan pengawasan berkala, seperti memeriksa kesesuaian pelaksanaan pekerjaan
dengan rencana secara berkala, melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis
pelaksanaan bila ada perubahan, memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang
timbul selama masa konstruksi, memberikan rekomendasi tentang penggunaan bahan, dan
membuat laporan akhir pengawasan berkala.
h. Surat Penjaminan atas kegagalan bangunan dari penyedia jasa perencanaan konstruksi.
i. Penyusunan laporan akhir pekerjaan perencanaan yang terdiri atas perubahan perencanaan
pada masa pelaksanaan konstruksi, petunjuk penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan
bangunan gedung, termasuk petunjuk yang menyangkut peralatan dan perlengkapan
mekanikal elektrikal bangunan.
D. Lingkup pekerjaan penataan ulang ruang kerja di Kantor Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur
meliputi sebagai berikut :
No. Lokasi Lingkup Pekerjaan
1 Lantai 1
a. Ruang Bagian Umum A. Ruang Kepala Bagian Umum :
1. Penyekatan dan Penataan ulang ruang kerja kepala bagian
umum
2. Pembuatan kamar mandi untuk kepala Bagian Umum
B. Ruang Bina Program :
1. Merubah fungsi ruangan Sub Bag. Bina Program beserta
gudangnya menjadi ruambang rapat dengan kapasitas ±
20 orang
2. Design layout untuk meubelair dan tata letak meja kursi
serta sarana pendukung untuk kegiatan rapat seperti
Viewer dan screen viewer
C. Ruang Sub Bag Keuangan :
1. Pembongkaran sekat antar ruang ex Kepala Sub bagian
Keuangan
2. Penataan ulang batas sekat antara ruang sub bag.
keuangan dengan sub bag. kepegawaian

8
3. Perluasan gudang penyimpanan arsip untuk dokumen sub
bag keuangan dan dan sub bag bina program
4. Design layout untuk tata letak meja kursi untuk
menampung penyatuan pegawai existing sub bag.
keuangan sejumlah 13 orang dan pegawai pada bagian
sub bina program sejumlah 6 orang konsep co working
space (ket. Menggunakan meubelair existing)
5. Mini pantry
2 Lantai 1
Ruang Bagian Nerwilis a. Pembongkaran sekat antar ruang ex Kepala Bidang Nerwilis
dan staf nerwilis
b. Design layout grand design penataan ruang nerwilis dengan
konsep co working space (ket. Menggunakan meubelair
existing, pegawai existing ketua tim 3 anggota 15 )
c. Design tata letak dan model meubelair untuk pembuatan
ruang rapat kecil dengan kapasitas ± 10-12 orang
3 Lantai 1
Ruang Bagian IPDS a. Pembongkaran sekat antar ruang ex Kepala Bidang IPDS dan
staf IPDS
b. Design layout grand design penataan ruang IPDS dengan
konsep co working space (ket. Menggunakan meubelair
existing, pegawai existing ketua tim 1 anggota 16)
c. Design tata letak dan model meubelair untuk pembuatan
ruang rapat kecil dengan kapasitas ± 10-12 orang
4 Lantai 2
Ruang Bagian Sosial a. Pembongkaran sekat antar ruang ex Kepala Bidang Sosial dan
staf Sosial
b. Design layout grand design penataan ruang Sosial dengan
konsep co working space (ket. Menggunakan meubelair
existing, pegawai existing ketua tim 2 anggota 15)
c. Design tata letak dan model meubelair untuk pembuatan
ruang rapat kecil dengan kapasitas ± 10-12 orang
5 Lantai 2
Ruang Bagian Distribusi a. Pembongkaran sekat antar ruang ex Kepala Bidang Distribusi
dan staf Distribusi
b. Design layout grand design penataan ruang Distribusi
dengan co working space (ket. Menggunakan meubelair
existing, pegawai existing ketua tim 2 anggota 12)

9
c. Design tata letak dan model meubelair untuk pembuatan
ruang rapat kecil dengan kapasitas ± 10-12 orang
6 Lantai 2
Ruang Bagian Produksi a. Pembongkaran sekat antar ruang ex Kepala Bidang Produksi
dan staf Produksi
b. Design layout grand design penataan ruang Produksi dengan
konsep co working space (ket. Menggunakan meubelair
existing, pegawai existing ketua tim 3 anggota 12)
c. Design tata letak dan model meubelair untuk pembuatan
ruang rapat kecil dengan kapasitas ± 10-12 orang
7 Lantai 2
a. Ruang Ex Laktasi dan Gudang a. Pembongkaran sekat antara ruang gudang IPDS dan Ex
IPDS Laktasi untuk di tata ulang menjadi ruang rapat dengan
kapasitas ± 40 - 45 orang
b. Design layout untuk meubelair dan tata letak meja kursi serta
sarana pendukung untuk kegiatan rapat seperti Viewer dan
screen viewer

2. Keluaran
Kegiatan Jasa Konsultansi Perencana yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konsultansi
berpedoman pada ketentuan yang berlaku, antara lain ketentuan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Nomor 22/PRT/M/2018 tanggal 14 September 2018. Keluaran/Produk yang
dihasilkan dari pelaksanaan Pekerjaan Konsultansi Perencanaan Penataan Ruang Kerja Kantor Badan Pusat
Statistik Provinsi Jawa Timur yang berlokasi di Jalan raya Kendangsari Industri No. 43-44 Surabaya dalah
lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian yang sekurang-kurangnya meliputi :
a. Laporan Tahap rancangan detail yang berisi :
1. gambar detail arsitektur, detail struktur, detail utilitas dan lansekap;
2. Rencana Kerja dan Syarat (RKS) yang meliputi:
a) persyaratan umum;
b) persyaratan administratif; dan
c) persyaratan teknis termasuk spesifikasi teknis.
3. rincian volume pelaksanaan pekerjaan, Rencana Anggaran Biaya (RAB) pekerjaan konstruksi
(Engineering Estimate)
4. Rincian Volume Pekerjaan/ Bill of Quantity (BQ)
5. Uraian rencana metode pelaksanaan pekerjaan (construction framework).
6. Dokumen tambahan hasil penjelasan pekerjaan.
7. Skema penilaian dokumen penawaran teknis.
8. Laporan Hasil Analisis SMKK

10
3. Peralatan Material, Personil dan Fasilitas
Penjabat Pembuat Komitmen / KPA dibantu oleh staf kegiatan dan Tim Teknis, tidak menyediakan
material dan fasilitas berkenaan dengan Pelaksanaan Perencanaan Penataan Ulang Ruang Kerja Kantor
BPS Provinsi Jawa Timur.

4. Peralatan dari Penyedia Jasa Konsultansi


Untuk melaksanakan pekerjaan, konsultan Perencana harus menyediakan perlengkapan, peralatan
dan material yang memenuhi kebutuhan pekerjaan baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Minimal
harus tersedia: Kamera, personal komputer/laptop, dan printer.

5. Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa


Penyedia jasa mempunyai hak dan kewenangan yang meliputi :
a. Konsultan perencana bertanggung jawab secara profesional atas jasa perencanaan yang dilakukan
sesuai ketentuan dan kode tata laku profesi yang berlaku.
b. Secara umum wewenang dan tanggung jawab konsultan adalah sebagai berikut:
1) Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar hasil karya
perencanaan yang berlaku.
2) Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi batasan-batasan yang telah
diberikan oleh pekerjaan, termasuk melalui KAK ini, seperti dari segi pembiayaan, waktu
penyelesaian pekerjaan dan mutu bangunan yang akan diwujudkan.
Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan, standar, dan pedoman
teknis bangunan gedung yang berlaku untuk bangunan Gedung pada umumnya dan yang khusus untuk
bangunan gedung negara.

6. Jangka Waktu Penyeleseian Pekerjaan


A. Jangka waktu pelaksanaan Perencanaan sampai dengan persiapan diperkirakan selama 10
(sepuluh) hari kalender, terhitung sejak terbit SPMK.
B. Konsultan Perencana mempunyai kewajiban untuk melaksanakan Pengawasan Berkala terhadap
hasil karyanya selama pelaksanaan Konstruksi Fisik.

7. Syarat atau Kualifikasi Penyedia


A. Penyedia harus memiliki surat ijin usaha
B. Memiliki IUJK (Ijin Usaha Jasa Konstruksi) Perencana Konsultansi yang masih berlaku atau NIB OSS
dengan KBLI 71101 dengan subklasifikasi Jasa Desain Arsitektur (AR 102);
C. Mempunyai status valid keterangan Wajib Pajak berdasarkan hasil Konfirmasi Status Wajib Pajak
tahun 2020;

11
D. Tidak masuk dalam Daftar Hitam, keikutsertaannya tidak menimbulkan pertentangan kepentingan
pihak yang terkait, tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang
dihentikan dan/atau yang bertindak untuk dan atas nama Badan Usaha tidak sedang dalam menjalani
sanksi pidana, dan pengurus/pegawai tidak berstatus Aparatur Sipil Negara, kecuali yang bersangkutan
mengambil cuti diluar tanggungan Negara;
E. Memiliki pengalaman paling kurang 1 (satu) pekerjaan jasa konsultansi konstruksi dalam kurun waktu
4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman
subkontrak, kecuali bagi pelaku usaha yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;
F. memiliki pengalaman mengerjakan pekerjaan sejenis untuk pekerjaan Usaha Kecil berdasarkan
subklasifikasi;
G. Memiliki pengalaman mengerjakan pekerjaan sejenis dalam waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir.

8. Personil
Kualifikasi
Posisi
Tingkat Pengalaman Status
Jurusan Keahlian
Pendidikan (Tahun) Tenaga Ahli
Tenaga Ahli
SKA Bangunan
Ahli Sipil / Arsitek S1 Arsitektur Gedung/ 4 1 Orang
Muda
Tenaga Pendukung
Estimator bangunan Sipil/ Sipil/
D3/SMK 2 1 Orang
gedung/Asisten Ahli Bangunan Bangunan

LAPORAN
9. Laporan Akhir
Laporan akhir pekerjaan memuat :
A. Metodologi pelaksanaan pekerjaan
B. Fundamental pelaksanaan pekerjaan
C. Kebutuhan tenaga ahli
D. Jadwal pelaksanaan pekerjaan
E. Rancangan Detail (DED) meliputi penyusunan rancangan gambar detail dan penyusunan spesifikasi
teknis, metode pelaksanaan, rencana anggaran biaya
F. Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP)
Laporan akhir pekerjaan diserahkan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kalender sejak SPMK
diterbitkan.

10. Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)


Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) adalah bagian dari system manajemen pelaksanaan
pekerjaan kosntruksi dalam rangka menjamin terwujudnya “keselamatan kosntruksi”, yaitu pemenuhan
standarkeamanan, keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan yang menjaminkeselamatan keteknikan

12
konstruksi, keselamatan dan kesehatan tenaga kerja,keselamatan publik dan lingkungan.Konsultan
manajemen konstruksi, konsultan pengawasan konstruksi, dankontraktor harus menerapkan SMKK yang
memenuhi standar keamanan,keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan. SMKK diterapkan pada tahapan
pemilihan, pelaksanaan, dan serah terima pekerjaan.

11. Produksi dalam Negeri


Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam wilayah Negara Republik
Indonesia kecuali ditetapkan lain dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.

12. Persyaratan Kerja Sama


Jika kerja sama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan jasa
konsultansi ini maka persyaratan berikut harus dipatuhi: Tidak boleh ada kerjasama dengan penyedia
jasa konsultansi lain

13. Pedoman Pengumpulan Data Lapangan


Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut:
a) Sesuai standar survey data mikro dan makro.
b) Mematuhi protokol kesehatan Covid 19.
c) Atas izin tertulis Pejabat Penandatangan Kontrak

14. Alih Pengetahuan


Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk menyelenggarakan pertemuan dan
pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personel satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen
seperti tersebut pada ruang lingkup pekerjaan.

15. Informasi Tambahan


Apabila dikemudian hari, terjadi perubahan yang mengakibatkan kegiatan dalam DIPA BPS Provinsi Jawa
Timur tidak dapat dilakukan, maka Penyedia tidak dapat menuntut Pengguna Jasa dalam bentuk apapun.
Dengan pelaku usaha memasukkan penawaran, pernyataan pada klausul ini dianggap sudah disetujui

16. PENUTUP
A. Apabila terdapat hal-hal yang bertentangan dengan ketentuan, peraturan, pedoman, dan
kebijaksanaan pemerintah yang berlaku, maka segala yang termaktub di dalam Kerangka Acuan
Kegiatan (KAK) akan diteliti kembali.
B. Hal-hal yang belum diatur dalam KAK akan ditetapkan lebih lanjut.
C. Demikian KAK ini dibuat untuk dipergunakan semestinya.

13
Mengetahui, Surabaya, 6 Februari 2023
Pejabat Pembuat Komitmen Dukungan Manajemen Kepala Bagian Umum
BPS Provinsi Jawa Timur BPS Provinsi Jawa Timur

Rofikotul Arfati, S.Si., M.A. Drs. Hadi Santoso, M.M.


NIP.19750313 200604 2 021 NIP. 19650604 199212 1 002

14

Anda mungkin juga menyukai