KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA
KANTOR WILAYAH JAWA TENGAH
RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB WONOSOBO
Jl. Pramuka No. 1 Wonosobo 56311
Telp. (0286) 321030 Faks. (0286) 321384
Laman : rutanwonosobo.kemenkumham.go.id, Surel : rutanwsb@gmail.com
Wonosobo, 28 Maret 2023
Nomor : W13.PAS44.PK.02.09.01-095
Lampiran : 1 (satu) berkas
Perihal : Laporan Penerapan Manajemen Resiko
pada Rumah Tahanan Negara Kelas IIB
Wonosobo

Yth. Kepala Kantor Wilayah

Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah
di
TEMPAT

Berdasarkan Surat Edaran Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa

Tengah Nomor : W.13.PW.02.02-49 tanggal 09 Agustus 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Evaluasi

Penerapan Manajemen Resiko Pada Unit Pelaksana Teknis, bersama ini dengan hormat kami

sampaikan Laporan Penerapan Manajemen Resiko pada Kantor Rumah Tahanan Negara Kelas IIB

Wonosobo Triwulan I Tahun 2023 (terlampir).

Kepala,

NARYA
NIP. 19840507 200501 1 001
 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
KANTOR WILAYAH JAWA TENGAH
RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB WONOSOBO
Jl. Pramuka No. 1 Wonosobo 56311
Telp. (0286) 321030 Faks. (0286) 321384
Laman : rutanwonosobo.kemenkumham.go.id, Surel : rutanwsb@gmail.com

LAPORAN PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO

RUMAH TAHANAN KELAS IIB WONOSOBO
TAHUN 2023

A. PENDAHULUAN
1. Umum
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
merupakan Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh terhadap proses
perancangan dan pelaksanaan kebijakan, serta perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan anggaran
di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 33 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-02.PW.02.03 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan Sistem Pengendalian Intern di lingkungan Rumah
Tahanan Negara Kelas IIB Wonosobo dimaksudkan untuk mencapai peningkatan layanan di dalam bidang
pemasyarakatan yang meliputi Layanan Integrasi dan Asimilasi, Layanan Kesehatan, Layanan Keamanan
dan Ketertiban, Layanan Pemberian Remisi, Layanan Makanan, dan Layanan Pembinaan kepada Warga
Binaan Pemasyarakatan serta peningkatan pengelolaan keuangan Negara yang efektif, efisien,
transparan, dan akuntabel dengan berpedoman pada Sistem Pengendalian Intern.
Untuk mencapai tujuan tersebut mengharuskan setiap instansi yang terkait untuk melakukan
penilaian risiko (Risk Assesment) dengan cara mengidentifikasi dan menganalisis risiko dalam
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, serta melalui penguatan sistem dan pembinaan Sumber Daya
Manusia yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pelayanan publik serta kualitas
pengadministrasian, tata kelola keuangan, dan tata kelola pemerintahan di Rumah Tahanan Negara Kelas
IIB Wonosobo.

2. Maksud dan Tujuan

a. Mewujudkan tata kelola pemerintahan efektif dan efisien sesuai dengan prinsip tata nilai
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yakni Kami PASTI (Profesional, Akuntabel, Sinergi,
Transparan, dan Inovatif)
b. Meningkatkan pelayanan publik, baik itu warga binaan pemasyarakatan atau pun masyarakat luas.
c. Meningkatkan sistem pengawasan di lingkungan Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosobo.
d. Terwujudnya penyelenggaraan pemerintah yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

3. Dasar Hukum
a. Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
b. Peraturan pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;
c. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 33 Tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-02.PW.02.03 Tahun 2011 tentang
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia.

B. TARGET KINERJA
AREA
OUTCOME KEGIATAN DATA DUKUNG
PERUBAHAN
PENGUATAN - Penguatan efektivitas Penyusunan manajemen risiko Dokumen
SISTEM manajemen risiko; yang dilaksanakan oleh Tim Manajemen Risiko
PENGAWASAN - Pembangunan unit Satuan Tugas Penyelenggara
kerja Zona Integritas SPIP guna mempermudah
berpredikat WBK pelaksanaan pengendalian
Menuju WBBM risiko.
C. PELAKSANAAN
Penyusunan dokumen manajemen risiko dilaksanakan oleh setiap sub seksi (Pengelolaan, Pelayanan
Tahanan, dan Kesatuan Pengamanan Rutan) yang diawasi serta dimonitor oleh Tim Satuan Tugas
Penyelenggara Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, sehingga seluruh pegawai di Rumah Tahanan
Negara Kelas IIB Wonosobo senantiasa berusaha memperbaiki kinerja dan memberikan pelayanan prima
demi mewujudkan Budaya Kerja yang baik guna mewujudkan Wilayah Kerja dengan predikat Wilayah
Birokrasi yang Bersih dan Melayani serta Bebas dari Korupsi.

D. ANALISA PELAKSANAAN
Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern di lingkungan Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosobo
secara umum telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana kegiatan yang telah disusun oleh Tim
Satuan Tugas Penyelenggara SPIP. Dalam pelaksanaan penyusunan manajemen risiko juga berjalan dengan
baik dan lancar, dimana kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mempermudah dan meningkatkan sistem
pengawasan di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosobo. Kegiatan ini juga dilaksanakan oleh setiap sub
seksi yang saling berkoordinasi dan berkolaborasi dengan pengawasan langsung oleh pimpinan, sehingga
terjadi keseimbangan dalam pelaksanaannya.

E. SARAN
1. Diharapkan dengan dibuatnya manajemen risiko di setiap sub seksi akan mempermudah pengawasan
dan penanggulangan risiko.
2. Diharapkan dengan dilaksanakannya kegiatan penyusunan manajemen risiko terkait penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di satuan kerja dapat menjadi petunjuk dalam
pelaksanaan tugas kedepan.
3. Diharapkan dengan pembuatan laporan pengendalian resiko dapat mengontrol setiap kegiatan di Rumah
Tahanan Negara Kelas IIB Wonosobo.

F. KESIMPULAN
Berdasarkan pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern di lingkungan Rumah Tahanan Negara Kelas IIB
Wonosobo, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan penyusunan manajemen risiko secara umum telah
berjalan sesuai rencana dan telah terjadwal dengan baik.

Wonosobo, 28 Maret 2023

Kepala,

NARYA
NIP. 19840507 200501 1 001
 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN KEPALA RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB WONOSOBO

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : W.13.PAS.44-085.OT.03 TAHUN 2023

TENTANG
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA UNIT
RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB WONOSOBO

KEPALA RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB WONOSOBO

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

Manimbang : bahwa Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosobo sebagai pemilik
risiko utama berkewajiban menyusun penerapan manajemen risiko di
lingkungan Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosobo sebagaimana
tertuang dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3851);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2003 Nomor 47);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 61);
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006
tentang Pelaporan Keuangan Dan Kinerja Instansi Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008
Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4890)
 7. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-
02.PW.02.03 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 596) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor 33 Tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-02.PW.02.03
Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 1652);
8. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2018 tentang Penerapan Manajemen Risiko di
Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 399);
9. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2018 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 29
Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia;
10. Peraturan Kepala Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan
Nomor PER-688/K/DS/2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Risiko di
Lingkungan Instansi Pemerintah.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB

WONOSOBO TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI
LINGKUNGAN RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB WONOSOBO
KESATU : Unit Pemilik Risiko wajib menyusun Penerapan Manajemen Risiko dan
bila terdapat perubahan sasaran, tujuan, maupun indikator kinerja, untuk
segera dilakukan penyesuaian.
KEDUA : Menunjuk Pejabat yang melaksanakan tugas Tim Penyusunan Penerapan
Manajemen Risiko adalah unit pemilik risiko Unit Pelaksana Teknis
Pemasyarakatan sebagaimana tersebut dalam lampiran Keputusan ini.
KETIGA : Unit Pemilik Risiko Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan bertugas :
1. Menyusun strategi penerapan Manajemen Risiko di Unit Pelaksana
Teknis Pemasyarakatan;
2. Menyusun Rencana Kerja pelaksanaan Manajemen Risiko di Unit
Pelaksana Teknis Pemasyarakatan;
3. Melakukan Identifikasi dan Analisis Risiko terhadap pencapaian tujuan
dan sasaran kegiatan pada masing-masing unit pemilik risiko;
 4. Melakukan kegiatan Penanganan dan Pemantauan Risiko hasil
Identifikasi dan Analisis Risiko; dan
5. Menatausahakan proses Manajemen Risiko dan menuangkan di
dalam Laporan Penyusunan Penerapan Manajemen Risiko, yang
disampaikan paling lambat tanggal 10 Januari tahun berikutnya;
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan
diadakan perbaikan seperlunya.

Ditetapkan di Wonosobo
Pada tanggal 28 Maret 2023
KEPALA RUMAH TAHANAN NEGARA
KELAS IIB WONOSOBO,

NARYA
NIP. 198405072005011001
Lampiran Keputusan Kepala Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosobo
Nomor : W.13.PAS.44-085.OT.03 Tahun 2023
Tanggal : 28 Maret 2023
Tentang : Penerapan Manajemen Risiko pada Unit Rumah Tahanan
Negara Kelas IIB Wonosobo

PENETAPAN TUJUAN
RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB WONOSOBO
UNIT PEMILIK RISIKO : RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB WONOSOBO
PERIODE PENERAPAN : 2023
No. Strategi/Program/Kegiatan
1 2
1 Dukungan Manajemen dan Fasilitatif Meningkatnya
UPT Pemasyarakatan (Dukungan Manajemen Satker
teknis terkait Pengelolaan Rutan)
2 Penyelenggaraan Pemasyarakatan di
Wilayah Unit Pelaksana Teknis
Tujuan/Sasaran Indikator Kinerja Permasalahan
3 4 5
Dukungan Layanan Tersusunnya dokumen rencana kerja, Dokumen rencana kerja, anggaran, dan
anggaran UPT Pemasyarakatan dan pelaporan yang disampaikan kurang akurat
pelaporan yang akuntabel tepat waktu dan akuntabel
Tersusunnya dokumen pengelolaan BMN Pengelolaan BMN tidak optimal
dan Kerumah tanggaan
Terpenuhinya data dan peningkatan Kurangnya minat pegawai dalam
kompetensi pegawai pemasyarakatan peningkatan kompetensi
Tersusunnya Dokumen Pelaksanaan Penyampaian dokumen Laporan Keuangan
Anggaran dan laporan keuangan yang yang belum akurat dan akuntabel
akuntabel dan tepat waktu
Terpeliharanya sarana dan prasarana kantor Pemeliharaan dan peningkatan sarana dan
prasarana kantor
Dokumen kantor terdokumentasi dan Dokumentasi dan arsiparis kegiatan kantor
terarsipkan dengan baik termasuk distribusi surat dinas
Terlayaninya segala bentuk administrasi Pelayanan administrasi kepegawaian
kepegawaian
Terkelolanya anggaran Rutan dengan baik Pengelolaan Anggaran Rutan Kelas IIB
dan sesuai Wonosobo
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Presentase pemenuhan layanan makanan Pemenuhan layanan makanan bagi
Perawatan Narapidana/ Tahanan/ Anak, bagi Tahanan / Narapidana / Anak sesuai Tahanan/Narapidana/Anak belum optimal
Pengendalian Penyakit Menular dan dengan standar
Peningkatan Kualitas Hidup Narapidana Presentase Tahanan / Narapidana / Anak Layanan kesehatan (preventif) untuk
Peserta Rehabilitasi Narkotika di wilayah mendapatkan layanan kesehatan (preventif) Tahanan/ Narapidana/Anak belum maksimal
secara berkualitas
Presentase Tahanan dan Narapidana Penanganan Pasien ibu hamil belum optimal
perempuan (ibu hamil dan menyusui)
mendapat akses layanan kesehatan maternal
 Presentase keberhasilan penanganan Masih adanya potensi penularan penyakit
penyakit menular HIV-AIDS (ditekan jumlah menular HIV-AIDS dan TB
virusnya) dan TB positif (berhasil sembuh)
Presentase Perubahan Kualitas Hidup Pecandu / Penyalahguna / Korban
Pecandu / Penyalahguna / Korban Penyalahgunaan Narkotika masih
Penyalahgunaan Narkotika mempunyai ketergantungan terhadap
NAPZA
Meningkatnya Pelayanan Tahanan di Presentase menurunnya tahanan yang Terjadinya over crowded isi hunian di dalam
wilayah sesuai standar overstaying Rutan
Presentase Tahanan yang memperoleh Penyuluhan Hukum pada Tahanan belum
Layanan Penyuluhan Hukum optimal
Presentase Tahanan yang memperoleh Belum optimalnya fasilitas bantuan hukum
Fasilitas Bantuan Hukum
Meningkatnya Pelayanan Keamanan dan Persentase Pengaduan yang ditindaklanjuti Terlambatnya penanganan pengaduan
Ketertiban di wilayah sesuai standar sesuai standar masyarakat
Persentase gangguan kamtib yang dapat Masih terdapat potensi gangguan kamtib
dicegah Penggeledahan kamar hunian WBP
Presentase kepatuhan dan disiplin terhadap Kurangnya kesadaran Tahanan / Narapidana
tata tertib oleh Tahanan / Narapidana / Anak untuk mematuhi tata tertib
pelaku gangguan kamtib
Terpeliharanya sarana dan prasarana Pemeliharaan / perawatan senjata api dan
pengamanan alat-alat keamanan Lapas (borgol, PHH, dll)
Pelaksanaan SOP Pengamanan dan Pengamanan Hari Besar dan Tahun Baru
Pengawalan WBP Pengawalan Narapidana keluar Rutan
Wonosobo, 28 Maret 2023
Kepala,

NARYA
NIP. 19840507 200501 1 001
Lampiran Keputusan Kepala Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosobo
Nomor : W.13.PAS.44-085.OT.03 Tahun 2023
Tanggal : 28 Maret 2023
Tentang : Penerapan Manajemen Risiko pada Unit Rumah Tahanan
Negara Kelas IIB Wonosobo

LAPORAN DAFTAR RISIKO

DI RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB WONOSOBO
Formulir Identifikasi Risiko
Nama Instansi : Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosobo
Bagian : Sub Seksi Pengelolaan
Risiko Penyebab Dampak
Pengendalian
No Indikator Kinerja Permasalahan Pihak yang Sisa Risiko Kriteria Risiko
Pernyataan Pemilik Uraian Sumber C/UC Uraian Intern yang Ada
Terkena
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Tersusunnya Dokumen Penyerapan Sub Seksi Lamanya dokumen Internal C Nilai IKPA satuan Kementerian Melakukan Penyerapan Risiko
dokumen rencana rencana kerja, anggaran Pengelolaan pertanggungjawaban kerja kurang dari Hukum dan HAM evaluasi pada anggaran tidak Keuangan dan
kerja, anggaran anggaran, dan tidak sesuai yang diberikan oleh 95 proses pencapaian sesuai dengan Kekayaan
UPT pelaporan yang dengan pelaksana kegiatan target penilaian rencana Negara
Pemasyarakatan disampaikan rencana IKPA penarikan
dan pelaporan kurang akurat penarikan dana pada
yang akuntabel dan akuntabel dana pada halaman III
tepat waktu halaman III DIPA
DIPA
2 Tersusunnya Pengelolaan Proses Sub Seksi  Dokumen Internal / UC Penumpukan Rutan Melakukan Proses Risiko
dokumen BMN tidak penghapusan Pengelolaan pengajuan Eksternal BMN yang sudah perbaikan penghapusan Keuangan dan
pengelolaan BMN optimal BMN penghapusan tidak layak pakai dokumen BMN Kekayaan
dan Kerumah terhambat belum sesuai pengajuan terhambat Negara
tanggaan dengan ketentuan penghapusan
• Lamanya proses sesuai ketentuan
persetujuan
penghapusan
3 Terpenuhinya Kurangnya Partisipasi Sub Seksi • Pelatihan atau Internal C Tidak seluruh Rutan, Memberikan Partisipasi Risiko
data dan minat pegawai pegawai Pengelolaan peningkatan pegawai Kanwil sosialisasi kepada pegawai Operasional
peningkatan dalam terhadap kompetensi mengikuti Kemenkumham pegawai terkait terhadap
kompetensi peningkatan peningkatan dilakukan secara kegiatan Jawa Tengah pentingnya peningkatan
pegawai kompetensi kompetensi online peningkatan peningkatan kompetensi
pemasyarakatan masih rendah • Pegawai yang kompetensi kompetensi masih rendah
melakukan
pelatihan tidak
dibebastugaskan
• Kurangnya
kesadaran pegawai
terkait pentingnya
peningkatan
kompetensi
4 Tersusunnya Penyampaian Penyajian Sub Seksi Adanya transaksi Internal C Adanya potensi Kementerian Melakukan Penyajian Risiko
Dokumen dokumen laporan Pengelolaan keuangan yang gagal Hukum dan HAM rekonsiliasi laporan Keuangan dan
Pelaksanaan Laporan keuangan memerlukan penjelasan mendapatkan internal secara keuangan Kekayaan
Anggaran dan Keuangan yang
kurang (tidak lazim) penilaian WTP berkala kurang Negara
laporan keuangan belum akurat
yang akuntabel dan akuntabel memadai dari BPK memadai
dan tepat waktu Terdapat Sub Seksi  Pengelolaan Internal C Adanya potensi Rutan Melakukan Dokumen Risiko
pelanggaran Pengelolaan administrasi temuan pengawasan pelaksanaan Keuangan dan
dalam pertanggung pemeriksaan oleh terhadap anggaran Kekayaan
pelaksanaan jawaban keuangan BPK atau pelaksanaan kurang Negara
anggaran yang belum tertib Inspektorat anggaran termasuk lengkap
 Kurangnya data Jenderal dokumen dan data
dukung dokumen dukungnya secara
pertanggungjawab berjenjang
an pelaksanaan
anggaran
5 Terpeliharanya Pemeliharaan Banyaknya Sub Seksi Terbatasnya Internal C Pelaksanaan Rutan Usulan keatas, Banyaknya Risiko
sarana dan dan sarpras yang Pengelolaan anggaran tupoksi RKAKL, sarpras yang Keuangan dan
prasarana kantor peningkatan rusak dan pemeliharaan, lembaga Menginventarisasi rusak dan Kekayaan
sarana dan berpindah dan tidak adanya kurang optimal barang yang rusak berpindah Negara
prasarana tempat Belanja Modal dan berat untuk tempat
kantor terhambatnya diusulkan
pelaksanaan
penghapusan
tugas
6 Dokumen kantor Dokumentasi Sebagian Sub Seksi Sarana penyimpanan Internal C Tertundanya Petugas, Rutan Mencari solusi Sebagian tidak Risiko
terdokumentasi dan arsiparis tidak mudah Pengelolaan yang kurang memadai penyelesaian berkaitan dengan mudah Operasional
dan terarsipkan kegiatan kantor ditemukannya dan ruangan kerja yang tugas dan sarana gedung ditemukannya
dengan baik
termasuk dokumen tidak mencukupi (tidak ketidaknyaman yang kurang dokumen
distribusi surat ketika standar) dalam bekerja memadai ketika
dinas diperlukan diperlukan
7 Terlayaninya Pelayanan Pencatatan Sub Seksi Pegawai lalai Internal C Pemberian Pegawai ybs Telah dilaksanakan Pencatatan Risiko
segala bentuk administrasi data absensi Pengelolaan melaksanakan absensi, tunker / uang perbaikan data absensi Operasional
administrasi kepegawaian pegawai kualitas fingerprint makan lebih / pendataan absensi pegawai
kepegawaian
kurang akurat yang kurang baik kurang akurat baik dengan kurang akurat
finger print
maupun absensi
manual
Pengisian Sub Seksi Sering terjadi Eksternal C Terjadinya Urusan pegawai, Tetap mengakses Pengisian data Risiko
data SKP dan Pengelolaan lambatnya akses dalam keterlambatan pegawai ybs setiap hari aplikasi SKP dan Jurnal Kepatuhan
Jurnal Harian aplikasi Simpeg New penginputan data Simpeg New 015 Harian
 pegawai 015 dan gangguan pegawai pegawai
melalui internet melalui
SIMPEG NEW SIMPEG NEW
015 015
8 Terkelolanya Pengelolaan Anggaran Sub Seksi Kondisi Rutan yang Internal C Semakin banyak Rutan Mengajukan revisi Anggaran Risiko
anggaran dengan Anggaran pemeliharaan Pengelolaan merupakan bangunan kerusakan yang anggaran pemeliharaan Operasional
baik dan sesuai Rutan Kelas IIB barang dan tua sehingga terjadi terjadi di gedung barang dan
Wonosobo bangunan banyak kerusakan dan bangunan bangunan
yang sangat gedung dan bangunan yang sangat
minimalis minimalis
Adanya Sub Seksi Adanya himbauan dari Internal C Penggunaan dana Rutan Mengajukan revisi Adanya Risiko
kegiatan Pengelolaan Kanwil atau Pusat untuk yang ada harus anggaran kegiatan Operasional
Rutan yang melaksanakan kegiatan dicukupi Rutan yang
harus tersebut harus
dilaksanakan dilaksanakan
tetapi tidak tetapi tidak
terdapat di terdapat di
DIPA DIPA
Sistem Sub Seksi Sistem aplikasi yang Eksternal C Penggunaan Rutan Meningkatkan Sistem aplikasi Risiko
aplikasi Pengelolaan belum sempurna aplikasinya tidak kompetensi SDM keuangan Operasional
keuangan sehingga terjadi tepat waktu yang menangani yang semakin
yang semakin kendala sistem aplikasi banyak yang
banyak yang keuangan terkendala
terkendala dengan IT
dengan IT

Wonosobo, 28 Maret 2023

Kepala,

NARYA
NIP. 19840507 200501 1 001
 Formulir Identifikasi Risiko
Nama Instansi : Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosobo
Bagian : Sub Seksi Pelayanan Tahanan
Risiko Penyebab Dampak
N Pengendalian
Indikator Kinerja Permasalahan Pihak yang Sisa Risiko Kriteria Risiko
o Pernyataan Pemilik Uraian Sumber C/UC Uraian Intern yang Ada
Terkena
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Presentase Pemenuhan Terlambatnya Sub Seksi Kurangnya anggaran Internal UC Adanya hutang Ditjen PAS Mengajukan Terlambatnya Risiko
pemenuhan layanan makanan pembayaran Pelayanan terhadap layanan BAMA usulan pembayaran Reputasi
layanan makanan bagi tagihan BAMA Tahanan makanan bagi penambahan tagihan BAMA
Tahanan/Narapid
bagi kepada pihak Tahanan / anggaran BAMA kepada pihak
ana/Anak belum
Tahanan/Narapid optimal penyedia Narapidana penyedia
ana/Anak sesuai Adanya Sub Seksi Adanya penilaian Internal C Adanya penyedia Rutan Melakukan - Risiko Fraud
dengan standar benturan Pelayanan penyedia terpilih yang yang tidak sesuai pengawasan
kepentingan Tahanan tidak objektif dengan secara
antara ketentuan langsungoleh PPK
pejabat terhadap kegiatan
pengadaan lelang dan
BAMA dengan pemeriksaan
penyedia terhadap penyedia
BAMA
2 Presentase Layanan Kualitas Sub Seksi Kurangnya anggaran Internal UC Tahanan / Rutan Melakukan layanan Kualitas Risiko
Tahanan/ kesehatan layanan Pelayanan layanan kesehatan Narapidana / kesehatan secara layanan Operasional
Narapidana/Anak (preventif) untuk kesehatan Tahanan (preventif) untuk Anak tidak langsung (jemput kesehatan
mendapatkan Tahanan/
(preventif) Tahanan / mendapatkan bola) ke paviliun (preventif)
layanan Narapidana/Anak
kesehatan belum maksimal Tahanan/ Narapidana layanan hunian Tahanan/Nara
(preventif) secara Narapidana/ kesehatan sesuai pidana/Anak
berkualitas Anak tidak standar tidak sesuai
sesuai standar standar
Adanya Sub Seksi Proses pemberian ijin Internal C • Hilangnya Ditjen PAS, Melakukan Adanya Risiko
penyalahguna Pelayanan dari Dokter dan kepercayaan Rutan pengawasan dan penyalahguna Reputasi
an wewenang Tahanan Pejabat yang masyarakat pemeriksaan an wewenang
dalam berwenang tidak • Adanya rekam medis dalam
memberikan sesuai dengan kecemburuan Tahanan / memberikan
rujukan ketentuan antar Narapidana rujukan
Tahanan /
Narapidana
3 Presentase Masih terdapat Penanganan Sub Seksi • Tidak memiliki Internal / C Ibu hamil Rutan • Melakukan Penanganan Risiko
Tahanan dan ibu hamil yang Pasien ibu Pelayanan BPJS dan tidak Eksternal kesulitan kerjasama Pasien ibu Operasional
Narapidana belum tertangani hamil belum Tahanan mampu secara mendapat akses dengan pihak hamil belum
perempuan (ibu secara optimal optimal finansial layanan Rumah Sakit, optimal
hamil dan • Kurang kesehatan • Koordinasi
menyusui) tanggapnya pihak dengan pihak
mendapat akses penahan untuk penahan
layanan membantu Kejaksaan dan
kesehatan prosedur rujukan Pengadilan
maternal • Tidak adanya • Komunikasi
sarana dan dengan pihak
prasana dan SDM keluarga
yang memadai pasien
4 Presentase Masih adanya Potensi Sub Seksi • Over Cowded Internal UC Pasien tidak Rutan • Melakukan Potensi Risiko
keberhasilan potensi penularan penyakit Pelayanan didalam blok tertangani secara Screening penyakit Operasional
penanganan penyakit menular menular HIV- Tahanan • Obat-obatan optimal TB/HIV-AIDS menular TB
penyakit menular
HIV-AIDS dan TB AIDS (rendah) TB/HIV-AIDS • Test VCT dan (tinggi)
HIV-AIDS (ditekan
jumlah virusnya) dan TB (tinggi) masih TB
dan TB positif bergantung pada • Pemberian
(berhasil sembuh) Rumah Sakit dan dan
Suku Dinas pemantauan
Kesehatan minum obat
• Tidak adanya • Menyediakan
reagen untuk test blok isolasi
TB/HIV-AIDS bagi pasien TB
• Tidak adanya • Melakukan
dokter spesialis koordinasi
penyakit dalam dengan dokter
spesialis
penyakit
dalam di luar
rutan dan
Suku Dinas
Kesehatan
5 Presentase Pecandu / Penanganan Sub Seksi • Tidak adanya Internal C Pengulangan Ditjen PAS • Koordinasi Penanganan Risiko
Perubahan Penyalahguna / pecandu/ Pelayanan konselor didalam kejahatan, dengan pihak pecandu / Reputasi
Kualitas Hidup Korban penyalahguna Tahanan Rutan meningkatnya Konselor diluar penyalahguna
Pecandu/ Penyalahgunaan • Terbatasnya residivis khusus
Narkotika Rutan Narkotika
Penyalahguna/ Narkotika masih fasilitas tindak pidana
belum • Pemanfaatan belum
 Korban mempunyai tertangani Rehabilitasi narkotika fasilitas yang tertangani
Penyalahgunaan ketergantungan secara Medis dan Sosial tersedia secara optimal
Narkotika terhadap NAPZA optimal secara
maksimal
Terdapat Sub Seksi Belum Internal / UC Masuknya Ditjen PAS Melakukan Terdapat Risiko
obat-obatan Pelayanan optimalnya Eksternal obat-obatan penggeledahan obat-obatan Reputasi
terlarang Tahanan fasilitas terlarang barang dan terlarang
didalam rutan penggeledahan bawaan baik didalam rutan
barang dan petugas maupun
kurangnya pengunjung serta
kewaspadaan
melaksanakan
petugas dalam
kegiatan razia
pemeriksaan
didalam kamar
barang dan
hunian
terdapat
gratifikasi
dalam kegiatan
penggeledahan
barang
6 Presentase Mutasi atau Terjadinya Sub Seksi Masih terdapat Eksternal C Fasilitas yang Rutan Melakukan Terjadinya Risiko
menurunnya pemindahan over crowded Pelayanan Tahanan yang belum diterima Tahanan koordinasi dengan over crowded Operasional
tahanan yang narapidana belum isi hunian di Tahanan mendapatkan surat / Narapidana pihak penahan isi hunian
overstaying maksimal
dalam Rutan eksekusi dari pihak kurang maksimal dan melakukan didalam Rutan
penahan mutasi /
pemindahan
narapidana
Potensi Sub Seksi • Kurangnya Internal UC Adanya mutasi / Rutan • Internalisasi Potensi Risiko Fraud
pungutan liar Pelayanan intergritas pemindahan nilai-nilai pungutan liar
dalam hal Tahanan petugas narapidana diluar integritas oleh dalam hal
mutasi / • Adanya hak dan prosedur kepala Rutan mutasi /
pemindahan penyalahgunaan yang berlaku melalui apel pemindahan
narapidana wewenang dalam • Pengawasan narapidana
kegiatan mutasi terhadap
atau pemindahan kegiatan
narapidana usulan mutasi
sesuai dengan
prosedur yang
berlaku.
7 Presentase Penyuluhan Kurang Sub Seksi Kondisi yang tidak Eksternal UC Minimnya Rutan Melakukan - Risiko
Tahanan yang Hukum pada tercapainya Pelayanan memungkinkan untuk tahanan yang penyuluhan hukum Operasional
 memperoleh Tahanan belum kegiatan Tahanan bertatap muka memperoleh secara daring
Layanan optimal penyuluhan layanan
Penyuluhan hukum penyuluhan
Hukum
hukum
8 Presentase Belum optimalnya Proses Sub Seksi Terbatasnya fasilitas Internal C Minimnya Rutan Melakukan - Risiko
Tahanan yang fasilitas bantuan bantuan Pelayanan bantuan hukum tahanan yang koordinasi dengan Operasional
memperoleh hukum hukum belum Tahanan (berupa laptop) memperoleh LBH diluar Rutan
Fasilitas Bantuan
optimal layanan bantuan
Hukum
hukum

Wonosobo, 28 Maret 2023

Kepala,

NARYA
NIP. 19840507 200501 1 001
Formulir Identifikasi Risiko
Nama Instansi : Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosobo
Bagian : Kesatuan Pengamanan Rutan
Risiko Penyebab Dampak
Pengendalian
No Indikator Kinerja Permasalahan Pihak yang Sisa Risiko Kriteria Risiko
Pernyataan Pemilik Uraian Sumber C/UC Uraian Intern yang Ada
Terkena
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Persentase Terlambatnya Lambatnya Kesatuan Kurangnya koordinasi Internal C Adanya Rutan Merespon Nilai IKM Risiko
Pengaduan yang penanganan respon Pengamanan antar petugas yang pengaduan yang pengaduan Rutan rendah Reputasi
ditindaklanjuti pengaduan petugas Rutan menangani belum ditangani masyarakat secara
sesuai standar masyarakat dalam pengaduan dari cepat dan tepat
menangani masyarakat
pengaduan
dari
masyarakat
2 Persentase Masih terdapat Masih Kesatuan Rendahnya Internal / C Terjadinya Rutan Memberikan Masih Risiko Fraud
gangguan kamtib potensi terdapat Pengamanan pengawasan dari Eksternal pelanggaran yang sosialisasi kepada terdapat
yang dapat gangguan Pungli Rutan atasan dan sistem dilakukan oleh petugas Rutan Pungli
dicegah kamtib manajemen belum petugas terkait larangan
berjalan secara pungli
oprimal
Penggeledahan Adanya Kesatuan Emosi WBP yang tidak Internal / UC Mengancam Petugas Melakukan Masih ada Risiko
kamar hunian perlawanan / Pengamanan dan/atau kurang Eksternal keselamatan Penggeledahan kegiatan razia WBP yang Operasional
WBP penolakan Rutan, terkendali Petugas secara humanis, menolak
dari WBP Petugas sopan, tapi tetap digeledah
Penggeledahan tegas, sesuai SOP
Adanya • Bocornya rencana Internal C/ Beredarnya Petugas • Melaksanakan Masih ada Risiko
barang kegiatan sidak UC barang-barang Penggeledahan, kegiatan barang-barang Operasional,
terlarang yang • kurang telitinya terlarang di WBP yang lain intelegen terlarang di Risiko
tidak petugas dan dalam blok • Memberikan dalam blok Kebijakan
terdeteksi • terbatasnya SDM hunian sosialisasi hunian
terhadap WBP
terkait barang-
barang yang
dilarang di
dalam blok
hunian WBP
3 Presentase Kurangnya Terjadinya Kesatuan Sanksi yang diterima Internal C Meningkatnya Rutan • Sosialisasi Terjadinya Risiko
kepatuhan dan kesadaran pengulangan Pengamanan pelaku gangguan gangguan kamtib tentang pengulangan Kebijakan
disiplin terhadap Tahanan / pelanggaran Rutan kamtib tidak peraturan tata pelanggaran
tata tertib oleh Narapidana oleh pelaku memberikan efek jera tertib Rutan oleh pelaku
Tahanan / untuk gangguan • Pemberian gangguan
Narapidana / mematuhi tata kamtib Sanksi kamtib
Anak pelaku tertib Adanya Kesatuan Rasa tidak puasdari Eksternal C • Melakukan Rutan, termasuk
gangguan kamtib komplain dari Pengamanan WBP atas sanksi protes Petugas, Register H dan
WBP Rutan disiplin yang kepada WBP yang lain Register F
dijatuhkan Petugas, • Pemindahan
• Adanya pelaku
pengaduan gangguan
oleh WBP, kamtib ke
• Mengganggu Lapas untuk
ketertiban dilakukan
pembinaan
4 Terpeliharanya Pemeliharaan / Terjadinya Kesatuan • Adanya Internal C Membahayakan Petugas, Mengadakan - Risiko
sarana dan perawatan kecelakaan Pengamanan keteledoran dari keselamatan Sarana di dalam pelatihan bongkar Operasional
prasarana senjata api dan saat proses Rutan Petugas lingkungan Rutan pasang senjata dan
pengamanan alat-alat pemeliharaan pemelihara sekitarnya tata cara
keamanan senjata api senjata api dan pemeliharaannya
Lapas (borgol, dan amunisi amunisi dengan menjalin
PHH, dll) Tidak Kesatuan • Kurangannya Internal C Senjata tidak bisa Petugas kerjasama dengan - Risiko
berfungsinya Pengamanan pemahaman / dipakai saat akan Pengamanan POLRES dan/atau Operasional
senjata api Rutan keterampilan dipergunakan KODIM
dan amunisi Petugas dalam
perawatan
senjata api dan
amunisi
5 Pelaksanaan SOP Pengamanan Adanya Kesatuan Kurangnya ketelitian Internal C Gangguan Rutan Sosialisasi dan - Risiko
Pengamanan dan Hari Besar dan penyusupan Pengamanan dan kewaspadaan keamanan dan internalisasi terkait Operasional
Pengawalan WBP Tahun Baru dari pihak luar Rutan dari Petugas citra Rutan pelaksanaan tugas
Lapas menjadi jelek pokok dan fungsi
Pengawalan Adanya Kesatuan • Kelalaian Petugas Internal / C/ Citra Rutan Rutan, sesuai dengan SOP - Risiko
Narapidana pelarian Pengamanan • Adanya Eksternal UC menjadi jelek, Petugas Operasional
keluar Rutan narapidana Rutan perlawanan baik sanksi kepada Pengawalan
dari WBP atau petugas
pihak lain, pengawalan
Pengawalan Berkurangnya Kesatuan SDM petugas terbatas Eksternal UC Pelaksanaan Rutan Meminta Risiko
WBP Rawat kekuatan Pengamanan (kurangnya jumlah tugas yang tidak penambahan Operasional
Inap di RS petugas yang Rutan pegawai) optimal petugas kepada
ada di Kantor Wilayah
pengamanan

Wonosobo, 28 Maret 2023

Kepala,

NARYA
NIP. 19840507 200501 1 001
Lampiran Keputusan Kepala Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosobo
Nomor : W.13.PAS.44-085.OT.03 Tahun 2023
Tanggal : 28 Maret 2023
Tentang : Penerapan Manajemen Risiko pada Unit Rumah Tahanan
Negara Kelas IIB Wonosobo

ANALISIS DAN PETA RISIKO

RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB WONOSOB
UNIT PEMILIK RISIKO : RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB WONOSOBO
PERIODE PENERAPAN 2023
Kemungkinan Dampak
No. Sisa Risiko Tingkat Risiko Profil Risiko
Uraian Nilai Alasan Uraian Nilai
1 2 3 4 5 6 7=4x6 8
1 Penyerapan anggaran tidak sesuai dengan Kecil 2 Lamanya dokumen Kementerian 5 10 Rendah
rencana penarikan dana pada halaman III pertanggungjawaban yang Hukum dan HAM
DIPA diberikan oleh pelaksana
kegiatan
2 Proses penghapusan BMN terhambat Moderat 3 Lamanya proses persetujuan Rutan 2 6 Rendah
penghapusan BMN
3 Partisipasi pegawai terhadap peningkatan Hampir Pasti 4 Kurangnya kesadaran Kanwil 3 12 Sedang
kompetensi masih rendah pegawai terkait pentingnya Kemenkumham
peningkatan kompetensi Jawa Tengah
4 Penyajian laporan keuangan kurang memadai Hampir Pasti 4 Adanya transaksi keuangan Kementerian 5 20 Tinggi
yang memerlukan Hukum dan HAm
penjelasan
5 Dokumen pelaksanaan anggaran kurang Moderat 3 Kurangnya data dukung Rutan 2 6 Rendah
lengkap dokumen
pertanggungjawaban
pelaksanaan anggaran
6 Sebagian tidak mudah ditemukannya Hampir Pasti 4 Sarana penyimpanan yang Rutan 2 8 Rendah
dokumen ketika diperlukan kurang memadai
7 Pencatatan data absensi pegawai kurang Kecil 2 Pegawai lalai melaksanakan Petugas / 1 2 Sangat Rendah
akurat absensi, kualitas fingerprint Pegawai
yang kurang baik
8 Pengisian data SKP dan Jurnal Harian pegawai Kecil 2 Sering terjadi lambatnya Petugas / 1 2 Sangat Rendah
melalui SIMPEG NEW 015 akses dalam aplikasi Simpeg Pegawai
New 015 dan gangguan
internet
9 Anggaran pemeliharaan barang dan Pasti 5 Kondisi Rutan yang Rutan 2 10 Rendah
bangunan yang sangat minimalis merupakan bangunan tua
sehingga terjadi banyak
kerusakan gedung dan
bangunan
10 Adanya kegiatan Rutan yang harus Pasti 5 Adanya himbauan dari Rutan 2 10 Rendah
dilaksanakan tetapi tidak terdapat di DIPA Kanwil atau Pusat untuk
melaksanakan kegiatan
tersebut
11 Sistem aplikasi keuangan Hampir Pasti 4 Sistem aplikasi yang belum Rutan 2 8 Rendah
yang semakin banyak yang terkendala dengan sempurna sehingga terjadi
IT kendala
12 Terlambatnya pembayaran tagihan BAMA Moderat 3 Kurangnya anggaran Ditjen PAS 4 12 Sedang
kepada pihak penyedia terhadap layanan makanan
bagi Tahanan / Narapidana
13 Kualitas layanan kesehatan (preventif) Moderat 3 Kurangnya anggaran Rutan 2 6 Rendah
Tahanan/ Narapidana/ Anak tidak sesuai layanan kesehatan
standar (preventif) untuk Tahanan /
Narapidana
14 Adanya penyalahgunaan wewenang dalam Sangat Kecil 1 Proses pemberian ijin dari Ditjen PAS 4 4 Sangat Rendah
memberikan rujukan Dokter dan Pejabat yang
berwenang tidak sesuai
dengan ketentuan
15 Penanganan Pasien ibu hamil belum optimal Moderat 3 Tidak memiliki BPJS dan Rutan 2 6 Rendah
tidak adanya SDM yang
memadai
16 Potensi penyakit menular TB (tinggi) Hampir Pasti 4 Over Crowded di dalam Rutan 2 8 Rendah
Rutan
17 Penanganan pecandu / Pasti 5 Terbatasnya fasilitas Ditjen PAS 4 20 Tinggi
penyalahgunaNarkotika belum tertangani rehabilitasi medis dan sosial
secara optimal
18 Terdapat obat-obatan terlarang didalam Moderat 3 Belum optimalnya fasilitas Ditjen PAS 4 12 Sedang
rutan penggeledahan barang
19 Terjadinya over crowded isi hunian didalam Hampir Pasti 4 Masih terdapat Tahanan Rutan 2 8 Rendah
Rutan yang belum mendapatkan
surat eksekusi dari pihak
penahan
20 Potensi pungutan liar dalam hal mutasi / Kecil 2 Kurangnya integritas Rutan 2 4 Sangat Rendah
pemindahan narapidana petugas
21 Nilai IKM Rutan rendah Moderat 3 Kurangnya koordinasi antar Rutan 2 6 Rendah
 petugas yang menangani
pengaduan dari masyarakat
22 Masih terdapat Pungli Kecil 2 Rendahnya pengawasan dari Rutan 2 4 Sangat Rendah
atasan dan sistem
manajemen belum berjalan
secara oprimal
23 Masih ada WBP yang menolak digeledah Kecil 2 Emosi WBP yang tidak Rutan 2 4 Sangat Rendah
dan/atau kurang terkendali,
merasa pribumi, dan di
daerah sendiri
24 Masih ada barang-barang terlarang di dalam Kecil 2 Bocornya rencana Rutan 2 4 Sangat Rendah
blok hunian sidak/razia blok hunian,
serta SDM yang terbatas
25 Terjadinya pengulangan pelanggaran oleh Moderat 3 Sanksi yang diterima pelaku Rutan 2 6 Rendah
pelaku gangguan kamtib gangguan kamtib tidak
memberikan efek jera, dan
ada WBP yang tidak puas
atas sanksi yang diterima

Wonosobo, 28 Maret 2023

Kepala,

NARYA
NIP. 19840507 200501 1 001
Lampiran Keputusan Kepala Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosobo
Nomor : W.13.PAS.44-085.OT.03 Tahun 2023
Tanggal : 28 Maret 2023
Tentang : Penerapan Manajemen Risiko pada Unit Rumah Tahanan
Negara Kelas IIB Wonosobo

EVALUASI DAN INDIKATOR RESIKO

RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB WONOSOBO
UNIT PEMILIK RISIKO : RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB WONOSOBO
PERIODE PENERAPAN 2023
Tingkat Prioritas Toleransi Indikator Risiko
No. Sisa Risiko
Risiko Risiko Risiko Indikasi Batas Aman
1 2 3 4 5 6 7
1 Penyajian laporan keuangan kurang memadai Jumlah transaksi keuangan yang memerlukan penjelasan pada
20 1 15 3
laporan keuangan
2 Penanganan pecandu / penyalahguna Narkotika belum Jumlah koordinasi dengan konselor pihak luar
20 3 12 2
tertangani secara optimal
3 Partisipasi pegawai terhadap peningkatan kompetensi Persentase pegawai yang mengikuti peningkatan kompetensi
12 2 6 90 %
masih rendah
4 Terlambatnya pembayaran tagihan BAMA kepada pihak Presentase pemenuhan layanan makanan bagi
12 2 8 90 %
penyedia Tahanan/Narapidana/Anak sesuai dengan standar
5 Terdapat obat-obatan terlarang didalam rutan 12 1 4 Jumlah pemeriksaan insidentil kamar hunian 30

Wonosobo, 28 Maret 2023

Kepala,

NARYA
NIP. 19840507 200501 1 001
Lampiran Keputusan Kepala Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosobo
Nomor : W.13.PAS.44-085.OT.03 Tahun 2023
Tanggal : 28 Maret 2023
Tentang : Penerapan Manajemen Risiko pada Unit Rumah Tahanan
Negara Kelas IIB Wonosobo

RENCANA AKSI PENANGANAN RISIKO

RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB WONOSOBO
UNIT PEMILIK RISIKO : RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB WONOSOBO
PERIODE PENERAPAN 2023
Indikator Risiko Indikator Pengendalian
Opsi Cadangan
No. Batas Kegiatan Pengendalian Jadwal Penanggungjawab
Risiko Penanganan Output Target (Rp.)
Aman
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Jumlah transaksi keuangan Mengurangi Melakukan pengecekan Laporan Capture aplikasi e- Tahunan Karutan Kelas IIB -
yang memerlukan Kemungkinan melalui aplikasi e-Rekon & Rekon & LK Wonosobo
3 5
penjelasan pada laporan terjadinya risiko LK pada saat dilakukan
keuangan rekonsiliasi
2 Jumlah koordinasi dengan Mengurangi Melakukan konseling Laporan atas hasil kegiatan Tahunan Karutan Kelas IIB -
konselor pihak luar Kemungkinan dengan Dokter RSUD rehabilitasi medis dan Wonosobo
2 6
terjadinya risiko rekapitulasi jumlah WBP yang
melakukan konseling
3 Persentase pegawai yang Mengurangi Melakukan pemantauan Laporan kegiatan pemantauan Triwulan Karutan Kelas IIB -
mengikuti peningkatan Kemungkinan pegawai dalam mengikuti peningkatan kompetensi Wonosobo
90 % 4
kompetensi terjadinya risiko kegiatan peningkatan
kompetensi
4 Presentase pemenuhan Mengurangi Melakukan Pengecekan Laporan atas hasil lelang Tahunan Karutan Kelas IIB -
layanan makanan bagi Kemungkinan dan Pengawasan kegiatan BAMA dan Laporan kegiatan Wonosobo
Tahanan/Narapidana/Anak 90 % terjadinya risiko lelang BAMA sampai pemeriksaan pengiriman 4
sesuai dengan standar dengan pengantaran BAMA.
BAMA
5 Jumlah pemeriksaan Mengurangi Melakukan pengawasan Laporan kegiatan pemeriksaan Triwulan Karutan Kelas IIB -
insidentil kamar hunian Kemungkinan terhadap Tahanan/ Wonosobo
30 4
terjadinya risiko Narapidana pecandu
Narkotika
Wonosobo, 28 Maret 2023
Kepala,

NARYA
NIP. 19840507 200501 1 001
Lampiran Keputusan Kepala Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosobo
Nomor : W.13.PAS.44-085.OT.03 Tahun 2023
Tanggal : 28 Maret 2023
Tentang : Penerapan Manajemen Risiko pada Unit Rumah Tahanan
Negara Kelas IIB Wonosobo

PEMANTAUAN RISIKO
RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB WONOSOBO
UNIT PEMILIK RISIKO : RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB WONOSOBO
PERIODE PENERAPAN 2023
Indikator Pengendalian Indikator Risiko
Risiko
No. Kegiatan Pengendalian Batas Keterangan
Output Target Realisasi % Indikasi Realisasi % Residu
Aman
1 2 3 4 5 6 = (5/4) x 100 7 8 9 10 = (9/8) x 100 11 12
1 Melakukan pengecekan Laporan Capture aplikasi e- 5 0% Jumlah transaksi keuangan 3 0% 15
melalui aplikasi e- Rekon & LK yang memerlukan
Rekon & LK pada saat penjelasan pada laporan
dilakukan rekonsiliasi keuangan
2 Melakukan konseling Laporan atas hasil kegiatan 6 0% Jumlah koordinasi dengan 2 0% 18
dengan Dokter RSUD rehabilitasi medis dan konselor pihak luar
rekapitulasi jumlah WBP yang
melakukan konseling
3 Melakukan Laporan kegiatan 4 0% Persentase pegawai yang 90 % 0% 9
pemantauan pegawai pemantauan peningkatan mengikuti peningkatan
dalam mengikuti kompetensi kompetensi
kegiatan peningkatan
kompetensi
4 Melakukan Pengecekan Laporan atas hasil lelang 4 0% Presentase pemenuhan 90 % 0% 9
dan Pengawasan BAMA dan Laporan kegiatan layanan makanan bagi
kegiatan lelang BAMA pemeriksaan pengiriman Tahanan/Narapidana/Anak
sampai dengan BAMA. sesuai dengan standar
pengantaran BAMA
5 Melakukan Laporan kegiatan 4 0% Jumlah pemeriksaan 30 0% 16
pengawasan terhadap pemeriksaan insidentil kamar hunian
Tahanan/ Narapidana
pecandu Narkotika
Wonosobo, 28 Maret 2023
Kepala,

NARYA
NIP. 19840507 200501 1 001
Lampiran Keputusan Kepala Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosobo
Nomor : W.13.PAS.44-085.OT.03 Tahun 2023
Tanggal : 28 Maret 2023
Tentang : Penerapan Manajemen Risiko pada Unit Rumah Tahanan
Negara Kelas IIB Wonosobo

REGISTRASI RISIKO
RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB WONOSOBO
UNIT PEMILIK RISIKO : RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB WONOSOBO
PERIODE PENERAPAN 2023
No. Indikator Kinerja
1 2
1 Tersusunnya dokumen rencana kerja,
anggaran UPT Pemasyarakatan dan
pelaporan yang akuntabel tepat waktu
2 Tersusunnya dokumen pengelolaan
BMN dan Kerumah tanggaan
3 Terpenuhinya data dan peningkatan
kompetensi pegawai pemasyarakatan
4 Tersusunnya Dokumen Pelaksanaan
Anggaran dan laporan keuangan yang
akuntabel dan tepat waktu
5 Terpeliharanya sarana dan prasarana
kantor
6 Dokumen kantor terdokumentasi dan
terarsipkan dengan baik
7 Terlayaninya segala bentuk
administrasi kepegawaian
Permasalahan Risiko Penyebab Dampak
3 4 5 6
Dokumen rencana kerja, anggaran, dan Penyerapan anggaran tidak sesuai dengan Lamanya dokumen pertanggungjawaban Melakukan evaluasi pada proses
pelaporan yang disampaikan kurang rencana penarikan dana pada halaman III yang diberikan oleh pelaksana kegiatan pencapaian target penilaian IKPA
akurat dan akuntabel DIPA
Pengelolaan BMN tidak optimal Proses penghapusan BMN terhambat  Dokumen pengajuan penghapusan Melakukan perbaikan dokumen
belum sesuai dengan ketentuan pengajuan penghapusan sesuai
 Lamanya proses persetujuan ketentuan
penghapusan
Kurangnya minat pegawai dalam Partisipasi pegawai terhadap peningkatan • Pelatihan atau peningkatan Memberikan sosialisasi kepada
peningkatan kompetensi kompetensi masih rendah kompetensi dilakukan secara online pegawai terkait pentingnya
• Pegawai yang melakukan pelatihan peningkatan kompetensi
tidak dibebastugaskan
• Kurangnya kesadaran pegawai
terkait pentingnya peningkatan
kompetensi
Penyampaian dokumen Laporan Adanya transaksi keuangan yang Adanya potensi gagal mendapatkan Adanya potensi gagal mendapatkan
Keuangan yang belum akurat dan memerlukan penjelasan (tidak lazim) penilaian WTP dari BPK penilaian WTP dari BPK
akuntabel  Pengelolaan administrasi pertanggung Adanya potensi temuan pemeriksaan Adanya potensi temuan pemeriksaan
jawaban keuangan yang belum tertib oleh BPK atau Inspektorat Jenderal oleh BPK atau Inspektorat Jenderal
 Kurangnya data dukung dokumen
pertanggungjawaban pelaksanaan
anggaran
Pemeliharaan dan peningkatan sarana Terbatasnya anggaran pemeliharaan, dan Pelaksanaan tupoksi lembaga kurang Pelaksanaan tupoksi lembaga kurang
dan prasarana kantor tidak adanya Belanja Modal optimal dan terhambatnya pelaksanaan optimal dan terhambatnya
tugas pelaksanaan tugas
Dokumentasi dan arsiparis kegiatan Sarana penyimpanan yang kurang Tertundanya penyelesaian tugas dan Tertundanya penyelesaian tugas dan
kantor termasuk distribusi surat dinas memadai dan ruangan kerja yang tidak ketidaknyaman dalam bekerja ketidaknyaman dalam bekerja
mencukupi (tidak standar)
Pelayanan administrasi kepegawaian Pegawai lalai melaksanakan absensi, Pemberian tunker / uang makan lebih / Pemberian tunker / uang makan
kualitas fingerprint yang kurang baik kurang lebih / kurang
Sering terjadi lambatnya akses dalam Terjadinya keterlambatan penginputan Terjadinya keterlambatan
aplikasi Simpeg New 015 dan gangguan data pegawai penginputan data pegawai
internet
8 Terkelolanya anggaran dengan baik Pengelolaan Anggaran Rutan Kelas IIB Anggaran pemeliharaan barang dan Kondisi Rutan yang merupakan bangunan Semakin banyak kerusakan yang
dan sesuai Wonosobo bangunan yang sangat minimalis tua sehingga terjadi banyak kerusakan terjadi di gedung dan bangunan
gedung dan bangunan
Adanya kegiatan Rutan yang harus Adanya himbauan dari Kanwil atau Pusat Penggunaan dana yang ada harus
dilaksanakan tetapi tidak terdapat di DIPA untuk dicukupi
melaksanakan kegiatan tersebut
Sistem aplikasi keuangan yang semakin Sistem aplikasi yang belum sempurna Penggunaan aplikasinya tidak tepat
banyak yang terkendala dengan IT sehingga terjadi kendala waktu
9 Presentase pemenuhan layanan Pemenuhan layanan makanan bagi Terlambatnya pembayaran tagihan BAMA Kurangnya anggaran terhadap layanan Adanya hutang BAMA
makanan bagi Tahanan/Narapidana/Anak belum kepada pihak penyedia makanan bagi Tahanan / Narapidana
Tahanan/Narapidana/Anak sesuai optimal Adanya benturan kepentingan antara Adanya penilaian penyedia terpilih yang Adanya penyedia yang tidak sesuai
dengan standar pejabat pengadaan BAMA dengan tidak objektif dengan ketentuan
penyedia
10 Presentase Tahanan/ Narapidana/Anak Layanan kesehatan (preventif) untuk Kualitas layanan kesehatan (preventif) Kurangnya anggaran layanan kesehatan
Tahanan / Narapidana / Anak tidak
mendapatkan layanan kesehatan Tahanan/ Narapidana/Anak belum Tahanan/ Narapidana/ Anak tidak sesuai (preventif) untuk Tahanan / Narapidana
mendapatkan layanan kesehatan
(preventif) secara berkualitas maksimal standar sesuai standar
Adanya penyalahgunaan wewenang dalam
Proses pemberian ijin dari Dokter dan • Hilangnya kepercayaan
memberikan rujukan Pejabat yang berwenang tidak sesuai masyarakat
dengan ketentuan • Adanya kecemburuan antar
Tahanan / Narapidana
11 Presentase Tahanan dan Narapidana Masih terdapat ibu hamil yang belum Penanganan Pasien ibu hamil belum • Tidak memiliki BPJS dan tidak Ibu hamil kesulitan mendapat akses
perempuan (ibu hamil dan menyusui) tertangani secara optimal optimal mampu secara finansial layanan kesehatan
mendapat akses layanan kesehatan • Kurang tanggapnya pihak penahan
maternal untuk membantu prosedur rujukan
• Tidak adanya sarana dan prasana
dan SDM yang memadai
12 Presentase keberhasilan penanganan Masih adanya potensi penularan Potensi penyakit menular HIV-AIDS • Over Cowded didalam blok Pasien tidak tertangani secara
penyakit menular HIV-AIDS (ditekan penyakit menular HIV-AIDS dan TB (rendah) dan TB (tinggi) • Obat-obatan TB/HIV-AIDS masih optimal
jumlah virusnya) dan TB positif bergantung pada Rumah Sakit dan
(berhasil sembuh) Suku Dinas Kesehatan
• Tidak adanya reagen untuk test
TB/HIV-AIDS
• Tidak adanya dokter spesialis
penyakit dalam

13 Presentase Perubahan Kualitas Hidup Pecandu / Penyalahguna / Korban Penanganan pecandu/ penyalahguna • Tidak adanya konselor didalam Pengulangan kejahatan,
Pecandu/ Penyalahguna/ Korban Penyalahgunaan Narkotika masih Narkotika belum tertangani secara optimal Rutan meningkatnya residivis khusus tindak
Penyalahgunaan Narkotika mempunyai ketergantungan terhadap • Terbatasnya fasilitas Rehabilitasi pidana narkotika
NAPZA Medis dan Sosial
 Terdapat obat-obatan terlarang didalam Belum optimalnya fasilitas Masuknya obat-obatan terlarang
rutan penggeledahan barang dan kurangnya
kewaspadaan petugas dalam
pemeriksaan barang dan terdapat
gratifikasi dalam kegiatan penggeledahan
barang
14 Presentase menurunnya tahanan yang Mutasi atau pemindahan narapidana Terjadinya over crowded isi hunian di Masih terdapat Tahanan yang belum Fasilitas yang diterima Tahanan /
overstaying belum maksimal dalam Rutan mendapatkan surat eksekusi dari Narapidana kurang maksimal
pihak penahan
Potensi pungutan liar dalam hal mutasi / • Kurangnya intergritas petugas Adanya mutasi / pemindahan
pemindahan narapidana • Adanya penyalahgunaan wewenang narapidana diluar hak dan prosedur
dalam kegiatan mutasi atau yang berlaku
pemindahan narapidana
15 Presentase Tahanan yang memperoleh Penyuluhan Hukum pada Tahanan Kurang tercapainya kegiatan penyuluhan Kondisi yang tidak memungkinkan Minimnya tahanan yang memperoleh
Layanan Penyuluhan Hukum belum optimal hukum untuk bertatap muka layanan penyuluhan hukum
16 Presentase Tahanan yang memperoleh Belum optimalnya fasilitas bantuan Proses bantuan hukum belum optimal Terbatasnya fasilitas bantuan hukum Minimnya tahanan yang memperoleh
Fasilitas Bantuan Hukum hukum (berupa laptop) layanan bantuan hukum
17 Persentase Pengaduan yang Terlambatnya penanganan pengaduan Lambatnya respon petugas dalam Kurangnya koordinasi antar petugas Adanya pengaduan yang belum
ditindaklanjuti sesuai standar masyarakat menangani pengaduan dari masyarakat yang menangani pengaduan dari ditangani
masyarakat
18 Persentase gangguan kamtib yang Masih terdapat potensi gangguan Masih terdapat Pungli Rendahnya pengawasan dari atasan Terjadinya pelanggaran yang
dapat dicegah kamtib dan sistem manajemen belum dilakukan oleh petugas
Penggeledahan kamar hunian WBP berjalan secara oprimal
Adanya perlawanan / penolakan dari WBP Emosi WBP yang tidak dan/atau Mengancam keselamatan Petugas
kurang terkendali
Adanya barang terlarang yang tidak • Bocornya rencana kegiatan sidak Beredarnya barang-barang terlarang
terdeteksi • kurang telitinya petugas dan di dalam blok hunian
terbatasnya SDM
19 Presentase kepatuhan dan disiplin Kurangnya kesadaran Tahanan / Terjadinya pengulangan pelanggaran oleh Sanksi yang diterima pelaku Meningkatnya gangguan kamtib
terhadap tata tertib oleh Tahanan / Narapidana untuk mematuhi tata tertib pelaku gangguan kamtib gangguan kamtib tidak memberikan
Narapidana / Anak pelaku gangguan efek jera
kamtib Adanya komplain dari WBP Rasa tidak puasdari WBP atas sanksi • Melakukan protes kepada
disiplin yang dijatuhkan Petugas,
• Adanya pengaduan oleh WBP,
• Mengganggu ketertiban
20 Terpeliharanya sarana dan prasarana Pemeliharaan / perawatan senjata api Terjadinya kecelakaan saat proses • Adanya keteledoran dari Petugas Membahayakan keselamatan
pengamanan dan alat-alat keamanan Lapas (borgol, pemeliharaan senjata api dan amunisi pemelihara senjata api dan amunisi lingkungan sekitarnya
PHH, dll) • Kurangannya pemahaman /
keterampilan Petugas dalam
perawatan senjata api dan amunisi

21 Pelaksanaan SOP Pengamanan dan Pengamanan Hari Besar dan Tahun
Pengawalan WBP Baru
Pengawalan Narapidana keluar Rutan
Pengawalan WBP Rawat Inap di RS
Tidak berfungsinya senjata api dan amunisi • Adanya keteledoran dari Petugas Senjata tidak bisa dipakai saat akan
pemelihara senjata api dan dipergunakan
amunisi
• Kurangannya pemahaman /
keterampilan Petugas dalam
perawatan senjata api dan
amunisi
Adanya penyusupan dari pihak luar Lapas Kurangnya ketelitian dan Gangguan keamanan dan citra Rutan
kewaspadaan dari Petugas menjadi jelek
Adanya pelarian narapidana • Kelalaian Petugas Citra Rutan menjadi jelek, sanksi
• Adanya perlawanan baik dari WBP kepada petugas pengawalan
atau pihak lain,
Berkurangnya kekuatan petugas yang ada SDM petugas terbatas Pelaksanaan tugas yang tidak optimal
di pengamanan (kurangnya jumlah pegawai)
Wonosobo, 28 Maret 2023
Kepala,
NARYA
NIP. 19840507 200501 1 001