Anda di halaman 1dari 78

KEPUTUSAN BERSAMA

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAN
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

TENTANG
TATA CARA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS (ZI)

Profesional Modern & Terpercaya

Jakarta, 6 April 2018


KEPUTUSAN BERSAMA

ANTARA

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI


Nomor: KB/ 1 /IV/2018
Nomor: 01 Tahun 2018
tentang
TATA CARA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI
DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH MELAYANI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAN
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI,

Menimbang : bahwa dalam rangka menetapkan Satuan fungsi Markas Besar Kepolisian Negara
Republik Indonesia, Kepolisian Daerah dan Kepolisian Resor sebagai Zona Integritas (ZI)
menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani
(WBBM), dipandang perlu menetapkan keputusan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang


Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3851);

2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik


Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor
2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168);

3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi


Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju
Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani
di Lingkungan Instansi Pemerintah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 1813);

4. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2010


tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Kepolisian Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 477);

5. Peraturan .....
2

5. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010


tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Kepolisian Resort dan
Kepolisian Sektor(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 478);

6. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2017


tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Organisasi pada Tingkat
Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 558);

7. Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor:


Kep/580/VI/2016 tanggal 9 Juni 2016 tentang Petunjuk Pembangunan Zona
Integritas (ZI) Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi
Bersih dan Melayani (WBBM) di LingkunganPolri.

Memperhatikan: 1. Surat Perintah Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor:


Sprin/481/II/2017 tanggal 28 Februari 2017 tentang penunjukan Tim Pokja
Pembangunan Zona Integritas (ZI) Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)
dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di lingkungan Polri;

2. saran dan pertimbangan staf Mabes Polri dan Kementerian Pendayagunaan


Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DENGAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI
BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA TENTANG TATA CARA PEMBANGUNAN ZONA
INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSIDAN WILAYAH BIROKRASI
BERSIH MELAYANI

PERTAMA : tata cara pembangunan zona integritas ini, sebagai pedoman dalam satuan fungsi
di lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam membangun zona integritas
untuk ditetapkan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia sebagai Wilayah Bebas dari Korupsi atau Wilayah Birokrasi Bersih
dan Melayani;

KEDUA : tata cara pembangunan zona integritas sebagaimana dimaksud pada diktum PERTAMA
adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari peraturan ini;

KETIGA : Keputusan Bersama tentang tata cara pembangunan zona integritas ini untuk
mempermudah Satfung Mabes Polri, Polda dan Polres dalam mempersiapkan
Satfungnya untuk meraih predikat Zona Integritas (ZI) Menuju Wilayah Bebas dari
Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM);

KEEMPAT .....
3

KEEMPAT : hal-hal yang berhubungan dengan perkembangan keadaan yang memerlukan


pengaturan lebih lanjut akan diatur dengan keputusan tersendiri;

KELIMA : keputusan bersama ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
pada tanggal : Maret 2018

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENTERI


SELAKU PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN
PENGARAH PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS REFORMASI BIROKRASI

Prof. H. MUHAMMAD TITO KARNAVIAN, Ph.D. ASMAN ABNUR


JENDERAL POLISI

Kepada Yth.:
Distribusi A, B dan C Mabes Polri. Paraf:
1. Konseptor/Karo RBP:
....
2. Asrena Kapolri: .....
3. Irwasum Polri: ......
4. Kasetum Polri: .....
5. Wakapolri: .....
6. Deputi Bid. RB
Akuntabilitas Aparatur
dan Pengawasan: .....
7. Sesmen PANRB .....
LAMPIRAN “A”
KEPUTUSAN BERSAMA ANTARA KEPALA KEPOLISIAN
NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI
BIROKRASI
NOMOR: KB/ 1 /IV/2018
NOMOR: 01 Tahun 2018
TENTANG
TATA CARA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU
WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI
BERSIH MELAYANI

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam keputusan bersama ini yang dimaksud dengan:


1. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Polri adalah alat Negara yang
berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta
memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
terpeliharanya keamanan dalam negeri;
2. Satuan Fungsi yang selanjutnya disebut Satfung adalah bagian dari unit organisasi Polri yang
melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;
3. Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah bagian dari Unit Organisasi Polri yang
melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program dan kegiatan Polri, dan selaku
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA);
4. Zona Integritas yang selanjutnya disingkat ZI adalah sebutan atau predikat yang diberikan
kepada Satfung yang pimpinan dan jajarannya mempunyai niat/komitmen untuk mewujudkan
WBK/WBBM melalui reformasi birokrasi, khususnya dalam hal upaya pencegahan korupsi dan
peningkatan kualitas pelayanan publik;
5. Wilayah Bebas dari Korupsi yang selanjutnya disingkat WBK adalah sebutan atau predikat yang
diberikan kepada Satfung yang memenuhi syarat indikator hasil WBK dan memperoleh hasil
penilaian indikator proses diatas 75 pada ZI yang telah memperoleh opini Wajar Dengan
Pengecualian (WDP) dari Badan Pemeriksa Keuangan atas laporan keuangannya;
6. Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani yang selanjutnya disingkat WBBM adalah sebutan atau
predikat yang diberikan kepada Satfung yang memenuhi syarat indikator hasil WBBM dan
memperoleh hasil penilaian indikator proses diatas 85 pada ZI yang telah memperoleh opini
-2-

Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dari Badan Pemeriksa Keuangan atas laporan
keuangannya;
7. Tim Penilai Internal yang selanjutnya disingkat TPI adalah tim yang dibentuk oleh Polri yang
mempunyai tugas melakukan penilaian Satfung untuk selanjutnya merekomendasikan kepada
pimpinan Polri guna dinilai oleh TPN dalam rangka memperoleh predikat WBK/WBBM;
8. Tim Penilai Nasional yang selanjutnya disingkat TPN adalah tim yang dibentuk oleh Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia yang diberi tugas
melakukan penilaian Satfung di lingkungan Polri dalam memperoleh predikat WBK/WBBM.

Pasal 2
Keputusan Bersama ini, bertujuan untuk mempermudah para Kasatfung tingkat Mabes Polri, Polda dan
Polres dalam mempersiapkan Satfungnya guna meraih predikat ZI menuju WBK/WBBM sehingga
semakin banyak Satfung yang meraih ZI predikat WBK/WBBM dan citra Polri semakin baik,
kesejahteraan anggota semakin meningkat.

BAB II
TATA CARA PEMBANGUNAN ZI

Pasal 3
Satfung di lingkungan Polri dapat melakukan pembangunan ZI, bila Polri telah mendapat:
(1) opini minimal Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dari Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia (BPK RI) atas laporan keuangannya; dan
(2) hasil evaluasi Akutabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) paling rendah mendapat kategori
CC nilai angka >50–60 interpretasi cukup/memadai yang dilakukan oleh Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Pasal 4
(1) Pelaksanaan pembangunan ZI, dilakukan untuk mendorong Satfung agar berusaha dapat
ditetapkan menjadi WBK selanjutnya WBBM.
(2) Penetapan WBK selanjutnya WBBM, berdasarkan rekomendasi TPI setelah melakukan penilaian
guna memberikan keyakinan kepada pimpinan bahwa Satfung tersebut layak mendapat WBK
atau WBBM.
(3) Berdasarkan penilaian TPI sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Satfung yang memenuhi
kriteria untuk ditetapkan menjadi WBK atau WBBM, diusulkan Polri kepada Menteri
-3-

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi untuk evaluasi/dinilai oleh TPN dan
apabila memenuhi syarat/kriteria akan ditetapkan menjadi ZI berpredikat WBK atau WBBM.

Pasal 5
(1) TPI, dibentuk berdasarkan surat perintah Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, dengan
susunan keanggotaan, meliputi:
a. penanggung jawab;
b. ketua;
c. skretaris; dan
d. anggota.
(2) TPI bertugas:
a. memberi asistensi dan konsultasi kepada Satfung yang melakukan pembangunan ZI;
b. memberi penilaian hasil pembangunan ZI, bagi Satfung yang telah siap untuk diusulkan
menjadi WBK atau WBBM;
c. mendampingi TPN yang dibentuk Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi guna memberi keyakinan memadai, bahwa Satfung yang diusulkan
Polri dapat ditetapkan menjadi WBK dan WBBM.

Pasal 6
(1) Satfung yang melaksanakan pembangunan ZI, yaitu pada tingkat:
a. Markas Besar Polri;
b. Kepolisian Daerah;
c. Polres.
(2) Satfung yang telah melaksanakan pembangunan ZI dapat diusulkan menjadi WBK/WBBM,
harus memenuhi syarat:
a. hasil evaluasi akutabilitas kinerja instansi pemerintah paling rendah mendapat kategori
"Cukup Baik" (CC) nilai angka >50–60 interpretasi cukup/memadai yang dilakukan oleh
pengawas intern sesuai peraturan perundang-undangan;
b. seluruh pejabat di lingkungan Satfung telah melaporkan harta kekayaan sesuai Peraturan
Kapolri Nomor 8 tahun 2017 tentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara
(LHKPN), dibuktikan dengan data personel yang melaporkan harta kekayaan;
c. tersedianya laporan keuangan Satker sesuai peraturan perundang-undangan;
d. penerapan disiplin personel di lingkungan Satfung, dibuktikan fotocopy data dukung
berupa:
1. laporan absensi hasil cetak sidk jari;
-4-

2. kehadiran pada kegiatan yang dilaksanakan oleh Satfung;


3. data pemberian hukuman bagi personel yang melakukan pelanggaran disiplin, kode
etik dan tindak pidana; dan
4. data pemberian penghargaan bagi personel yang berprestasi dalam pelaksanaan
tugas dan fungsi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
e. telah melaksanakan rekrutmen terbuka bagi Kasatfung eselon I s.d. III sesuai Peraturan
Kapolri Nomor 9 th 2016 tentang Sistem Pembinaan karier anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia;
f. telah melaksanakan program-program reformasi birokrasi sesuai Permen PANRB nomor
14 Tahun 2014 tentang Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB);
g. hasil penilaian kematangan sistem pengendalian intern pemerintah paling rendah pada
level 2.

Pasal 7
Pembangunan ZI dilakukan melalui tahapan:
a. penandatanganan dokumen pakta integritas;
b. pencanangan pembangunan ZI;
c. pembentukan unit penggerak integritas; dan
d. sosialisasi pembangunan ZI.

Pasal 8
(1) Penandatanganan dokumen Pakta Integritas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a,
dilaksanakan oleh pimpinan dan minimal sebagian personel di lingkungan Satfung, meliputi:
a. penandatanganan dokumen pakta integritas dilaksanakan secara massal/serentak hanya
dilakukan satu kali pada saat adanya rencana pembangunan ZI;
b. selanjutnya penandatanganan dokumen pakta integritas tidak dilakukan secara serentak
melainkan pada saat pelantikan dalam rangka mutasi jabatan; dan
c. penandatangan dokumen pakta integritas merupakan salah satu unsur indikator utama
sebagai bagian dari indikator proses dalam penilaian Satfung berpredikat WBK.
(2) Bukti dukung penandatanganan dokumen Pakta Integritas paling sedikit, meliputi fotocopy:
a. laporan pelaksanaan pembangunan ZI, dilengkapi:
1. surat undangan pelaksanaan kegiatan;
2. daftar absensi kehadiran peserta kegiatan;
3. laporan kegiatan; dan
4. dukumentasi;
-5-

b. dokumen pakta integritas yang telah ditanda tangani minimal oleh sebagian personel
di lingkungan Satfung.
(3) Contoh format pakta integritas dan laporan kegiatan tercantum pada lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari keputusan bersama ini.

Pasal 9
(1) Pencanangan pembangunan ZI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b, merupakan
deklarasi/pernyataan dari kepala satfung bahwa Satfung tersebut telah siap menjadi Instansi
yang berpredikat Zona Integritas, pada:
a. Satfung pada Markas Besar Polri yang melakukan layanan bagi personel di lingkungan
Markas Besar Polri, paling sedikit berisi:
1. tidak menerima gratifikasi;
2. menjunjung tinggi kode etik dalam pelaksanaan tugas;
3. tidak korupsi, kolusi dan nepotisme; dan
4. memberi pelayanan sesuai peraturan perundang-undnagan.
b. Satfung pada kepolisian daerah dan polres yang melakukan layanan bagi masyarakat
dalam pelaksanaan tugas pokok Polri, paling sedikit berisi:
1. tidak menerima gratifikasi;
2. menjunjung tinggi kode etik dalam pelaksanaan tugas;
3. tidak korupsi, kolusi dan nepotisme;
4. memberi pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan;
5. memungut biaya hasil pemberian layanan sesuai dengan yang ditetapkan pada
peraturan perundang-undangan.
(2) Pelaksanaan pembangunan ZI:
a. setelah paling sedikit sebagian personel di lingkungan Satfung menandatangani dokumen
pakta integritas;
b. dilaksanakan secara terbuka dan dipublikasikan secara luas kepada penerima layanan,
dengan maksud agar penerima layanan dapat memantau, mengawal, mengawasi dan
berperan serta dalam program kegiatan reformasi birokrasi, kegiatan pencegahan korupsi
dan peningkatan kualitas pelayanan publik;
c. waktu pencanangan Pembangunan Zona Integritas Satfung paling lambat pada bulan
September;
d. dilaksanakan oleh kepala Satfung dan disaksikan:
-6-

1. oleh wakil dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi


Birokrasi, Komisi Pencegahan Korupsi (KPK) dan Ombudsman Republik Indonesia
(ORI);
2. minimal oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi;
atau
3. penerima layanan, yaitu:
a) Satfung pendukung pemberi layanan kepada personel di lingkungan Polri,
dapat melibatkan pejabat di lingkungan Polri yang menerima layanan; dan
b) Satfung pelaksana tugas pokok Polri, dapat melibatkan perguruan tinggi,
tokoh masyarakat/Lembaga Swadaya Masyarakat, dan dunia usaha;
e. acara pencanangan disesuaikan dengan kondisi yang ada minimal terdapat kegiatan:
1. kegiatan, dihadiri paling sedikit oleh:
a) instansi terkait dan Satfung penerima layanan, bagi Satfung pada markas
besar Polri, kepolisian daerah dan polres yang melakukan layanan bagi
personel dan masyarakat di lingkungan Polri; dan
b) instansi terkait, forum komunikasi pemerintah daerah, tokoh agama, dan
dipublikasikan, bagi Satfung pada markas besar Polri dan kepolisian daerah
yang melakukan layanan bagi masyarakat dalam pelaksanaan tugas pokok
Polri.
2. pernyataan (deklarasi) dari kepala Satfung secara lisan bahwa Satfung telah siap
membangun ZI menuju terwujudnya WBK/WBBM;
3. penandatanganan Piagam Pencanangan Pembangunan Zona Integritas untuk
dan/atau Piagam Penetapan Satfung menuju WBK disaksikan oleh Pejabat
serendah-rendahnya setingkat:
a) eselon I dari Kementerian PANRB untuk Polri; dan
b) eselon II atau eselon III untuk Satfung;
4. sambutan Kepala Satfung sebagai peneguhan pernyataan pencanangan
pembangunan ZI menuju terwujudnya WBK/WBBM di Satfung yang bersangkutan;
dan
5. sambutan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi atau
yang mewakili.
(3) Bukti dukung pencanangan pembangunan ZI paling sedikit, meliputi fotocopy:
a. laporan kegiatan pencanangan pembangunan ZI dilengkapi:
1. pernyataan deklarasi pencanangan pembangunan ZI;
2. piagam pencanangan pembangunan ZI yang telah ditandatangani;
-7-

3. laporan hasil kegiatan;


4. absensi kehadiran;
5. jadwal kegiatan;
6. sambutan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi atau
yang mewakili;
7. sambutan kepala Satfung sebagai peneguhan pernyataan pencanangan
pembangunan ZI menuju terwujudnya WBK/WBBM; dan
8. dokumentasi;
b. banner/spanduk/himbauan/brosur pernyataan deklarasi pencanangan pembangunan ZI
di lingkungan Satfung;
c. banner/spanduk/himbauan/brosur piagam pencanangan pembangunan ZI yang telah
ditandatangani;
d. deklarasi pencanangan pembangunan ZI di lingkungan Satfung; dan
e. piagam pencanangan pembangunan ZI yang telah ditandatangani.
(4) Contoh format pencanangan pembangunan ZI dan laporan kegiatan tercantum pada lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari keputusan bersama ini.

Pasal 10
(1) Pembentukan unit penggerak integritas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c,
merupakan tindak lanjut dari pencanangan pembangunan ZI yang dilakukan setelah adanya
Satfung yang melakukan pencanangan pembangunan ZI.
(2) Pembentukan unit penggerak integritas, dilakukan oleh fungsi reformasi birokrasi pada Staf
Perencanaan dan Administrasi Umum Polri dengan menyertakan fungsi Aparat Pengawasan
Intern Polri.
(3) Pembentukan unit penggerak integritas yaitu unit kerja yang ditugasi untuk memberikan
dorongan dan dukungan administratif dan teknis kepada Satfung dalam melaksanakan kegiatan
pencegahan korupsi.
(4) Bukti dukung pembentukan unit penggerak integritas paling sedikit, meliputi fotocopy:
a. surat perintah unit penggerak integritas;
b. laporan kegiatan unit penggerak integritas, dilengkapi:
1. laporan asistensi; dan
2. laporan hasil pengawasan.
-8-

Pasal 11
(1) Sosialisasi pembangunan ZI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf d, dilaksanakan untuk
memberikan pemahaman di lingkungan Satfung dan penerima layanan Satfung tentang
pembangunan ZI yang akan dilaksanakan Satfung.
(2) Sosialisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan oleh:
a. Satfung pendukung tugas pokok Polri yang memberi layanan kepada Satfung
di lingkungan Polri, dilakukan dalam bentuk:
1. banner/spanduk/himbauan/brosur;
2. website kepada personel di lingkungan Polri;
3. media sosial kepada personel di lingkungan Polri;
4. media elektronik berupa teleconference;
5. media cetak berupa majalah/koran; dan
6. asistensi, supervisi dan konsultasi;
b. Satfung yang memberi layanan kepada masyarakat dalam pelaksanaan tugas pokok Polri,
dilakukan dalam bentuk:
1. banner/spanduk/himbauan/brosur;
2. website kepada masyarakat;
3. media sosial kepada masyarakat;
4. media elektronik berupa televisi dan teleconference;
5. media cetak berupa majalah atau koran; dan
6. asistensi, supervisi dan konsultasi.
(3) Bukti dukung sosialisasi pembangunan ZI paling sedikit, meliputi dokumentasi, fotocopy:
a. banner/spanduk/himbauan/brosur;
b. shootscreen website;
c. shootscreen media sosial;
d. hasil video televisi;
e. koran dan/atau majalah memuat pembangunan ZI Satfung;
f. laporan hasil asistensi, supervisi, konsultasi dan teleconference dilengkapi fotocopy surat
perintah, laporan kegiatan, absensi daftar hadir, dan dokumentasi.
-9-

BAB III
KOMPONEN PENGUNGKIT PEMBANGUNAN ZI
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 12
(1) Komponen pengungkit merupakan komponen yang menjadi faktor penting dalam pencapaian
sasaran hasil pembangunan ZI menuju WBK/WBBM.
(2) Komponen pengungkit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan bobot penilaian
sebesar 60% (enam puluh persen), meliputi:
a. manajemen perubahan, bobot penilaian 5% (lima persen);
b. penataan tata laksana, bobot penilaian 5%;
c. penataan sistem manajemen sumberdaya manusia, bobot penilaian 15% (lima belas
persen);
d. penguatan akuntabilitas kinerja, bobot penilaian 10% (sepuluh persen);
e. penguatan pengawasan, bobot penilaian 15% (lima belas persen); dan
f. penguatan kualitas pelayanan publik, bobot penilaian 10% (sepuluh persen).

Bagian Kedua
Manajemen perubahan
Paragraf 1
Umum Manajemen Perubahan
Pasal 13
(1) Manajemen perubahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) huruf a, merupakan
pengelolaan untuk merubah secara sistematis dan konsisten, mekanisme kerja, pola pikir dan
budaya kerja dalam membangun ZI untuk menuju wilayah WBK/WBBM.
(2) Capaian hasil manajemen perubahan, meliputi:
a. meningkatnya komitmen seluruh pimpinan dan anggota Satfung dalam membangun ZI;
b. merubah pola pikir dan budaya kerja di lingkungan Satfung;
c. meminimalkan risiko kegagalan dalam pencapaian tujuan organisasi.

Pasal 14
Langkah kerja dalam membangun manajemen perubahan, meliputi:
a. pembentukan tim kerja pembangunan ZI;
b. menyusun dokumen rencana pembangunan ZI;
c. pemantauan dan evaluasi capaian hasil pembangunan ZI; dan
- 10 -

d. perubahan pola pikir dan budaya kerja.

Paragraf 2
Pembentukan Tim Kerja

Pasal 15
(1) Pembentukan tim kerja pembangunan ZI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf a:
a. bertugas:
1. penggerak dan pendorong pembangunan ZI;
2. pendorong terbangunnya inovasi; dan
3. menyusun dokumen pembangunan ZI;
b. pembentukan tim kerja dilakukan melalui pentahapan:
1. pembuatan surat perintah Kepala Satfung yang melibatkan seluruh personel di
lingkungan Satfung tentang penunjukan personel pembentuk tim kerja
pembangunan ZI, untuk:
a) melaksanakan rapat pembentukan tim kerja; dan
b) menunjuk personel yang ditetapkan dalam membangun ZI;
2. pembuatan surat perintah Kepala Satfung tentang penetapan tim kerja
pembangunan ZI;
(2) Bukti dukung pembentukan tim kerja paling sedikit, meliputi fotocopy:
a. laporan hasil pelaksanaan kegiatan yang dilengkapi:
1. surat perintah;
2. surat undangan rapat kepada seluruh personel yang terlibat untuk melaksanakan
rapat pembentukan tim kerja;
3. laporan hasil rapat; dan
4. dokumentasi;
b. surat perintah kepala Satfung tentang penetapan tim kerja pembangunan ZI.
(3) Contoh format susunan keanggotaan tim kerja pembangunan ZI tercantum pada lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari keputusan bersama ini.

Paragraf 3
Menyusun Dokumen Rencana Pembangunan ZI

Pasal 15
(1) Menyusun dokumen rencana pembangunan ZI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf b,
merupakan:
- 11 -

a. dokumen yang disusun oleh tim kerja bersama-sama dengan seluruh/perwakilan personel
di lingkungan Satfung; dan
b. dokumen disusun dalam bentuk naskah dilengkapi dengan peta jalan berisi target
prioritas yang relevan dengan tujuan pembangunan ZI, terdiri atas rencana aksi dan target
capaian setiap komponen yang menjadi sasaran pembangunan ZI.
(2) Bukti dukung penyusunan dokumen pembangunan ZI paling sedikit, meliputi fotocopy:
a. laporan hasil pelaksanaan penyusunan dokumen pembangunan ZI, dilengkapi dengan:
1. undangan rapat rencana penyusunan pembangunan ZI;
2. absensi kehadiran;
3. laporan hasil pelaksanaan rapat; dan
4. dokumentasi;
b. dokumen rencana pembangunan ZI yang telah disahkan.

Paragraf 4
Pemantauan dan Evaluasi Capaian Hasil Pembangunan ZI

Pasal 16
(1) Pemantauan dan evaluasi capaian hasil pembangunan ZI sebagaimana dimaksud dalam Pasal
14 huruf c:
a. dilakukan untuk menilai perkembangan kemajuan hasil pelaksanaan pembangunan ZI;
b. dilakukan secara berkala setiap bulan, triwulan, semester dan tahunan guna
meminimalkan risiko yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan ZI; dan
c. melakukan perbaikan segera atas permasalahan-permasalahan yang dihadapi sesuai
rekomendasi yang diberikan oleh pimpinan, personel di lingkungan Satfung, pengawas
intern dan/atau pengawas ekstern.
(2) Pemantauan dan evaluasi dilakukan dalam bentuk:
a. asistensi;
b. supervisi;
c. pengawasan intern; dan/atau
d. pengawasan ekstern.
(3) Bukti dukung pemantauan dan evaluasi capaian hasil pembangunan ZI paling sediki, meliputi
fotocopy:
a. laporan hasil pemantauan pembangunan ZI, dilengkapi dengan:
1. bukti rekomendasi;
2. undangan rapat;
- 12 -

3. absensi kehadiran;
4. laporan hasil pelaksanaan rapat; dan
5. dokumentasi.
b. laporan hasil tindak lanjut perbaikan atas permasalahan yang dihadapi dalam
pembangunan ZI, dilngkapi dengan:
1. undangan rapat;
2. absensi kehadiran;
3. laporan hasil pelaksanaan rapat; dan
4. dokumentasi.
Paragraf 5
Perubahan pola pikir dan budaya kerja

Pasal 17
Perubahan pola pikir dan budaya kerja pembangunan ZI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf
d, dilakukan melalui:
a. pimpinan berperan menjadi contoh dalam perubahan pola pikir dan budaya kerja;
b. menetapkan agen perubahan;
c. membangun budaya kerja dan pola pikir; dan
d. keterlibatan seluruh anggota di lingkungan Satfung dalam pembangunan ZI.

Pasal 18
(1) Pimpinan berperan menjadi contoh dan teladan dalam perubahan pola pikir dan budaya kerja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a, indikator capaian:
a. keteladanan yang ditunjukan pimpinan untuk menjadi panutan bagi bawahannya;
b. meningkatkan kerja sama dengan Satfung dan/atau instansi terkait Satfung yang
melaksanakan pembangunan ZI;
c. kepedulian pimpinan dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi Satfung; dan
d. terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan yang memerlukan putusan dari pimpinan.
(2) Bukti dukung pimpinan berperan menjadi contoh dalam perubahan pola pikir dan budaya kerja
paling sedikit, meliputi fotocopy:
a. laporan kegiatan Satfung dalam pembangunan ZI dihadiri oleh pimpinan Satfung;
b. disposisi keputusan pimpinan atas pembangunan ZI;
c. arahan/sambutan pimpinan tentang pembangunan ZI; dan
d. perjanjian kerja sama untuk mendukung pelaksanaan tugas Satfung.
- 13 -

Pasal 19
(1) Menetapkan agen perubahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf b, merupakan
personel di lingkungan Satfung yang ditunjuk untuk bertugas mendorong dalam percepatan
proses perubahan di lingkungan Satfung dan penerima layanan Satfung dengan indikator
capaian:
a. penunjukan personel sebagai agen perubahan dilakukan dengan melaksanakan rapat
di lingkungan Satfung;
b. penetapan agen perubahan harus memenuhi persyaratan:
1. tidak terlibat pelanggaran disiplin, kode etik, dan tindak pidana;
2. memiliki kemampuan:
a) menumbuhkan keinginan seluruh anggota di lingkungan Satfung untuk
melakukan perubahan;
b) membina hubungan baik di lingkungan Satfung;
c) mendorong terciptanya keinginan berubah yang dilakukan dengan tindakan
nyata;
d) membangun/melakukan terus menerus perubahan di lingkungan Satfung;
e) menidiagnosa permasalahan untuk dilakukan penyelesaian secara
musyawarah dan mufakat; dan
f) memberi keyakinan memadai kepada penerima layanan, bahwa personel
di lingkungan Satfung telah berubah dan dalam pemberian pelayanan sudah
sesuai peraturan perundang-undangan.
(2) Bukti dukung menetapkan agen perubahan paling sedikit, meliputi fotocopy:
a. laporan penetapan personel sebagai agen perubahan, dilengkapi:
1. surat undangan;
2. absensi kehadiran;
3. laporan hasil rapat penetapan agen perububahan;
4. dokumentasi; dan
5. calon agen perubahan dilengkapi catatan personel, sistem penilaian kinerja
personel, dan riwayat hidup singkat;
b. surat perintah penetapan agen perubahan; dan
c. laporan hasil kegiatan yang dilakukan oleh personel yang ditetapkan sebagai agen
perubahan.
- 14 -

Pasal 20
(1) Membangun budaya kerja dan pola pikir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf c,
indikator capaian:
a. menyusun program dan kegiatan untuk membangun budaya kerja dan pola pikir dengan
melibatkan seluruh anggota di lingkungan Satfung yang disesuaikan dengan rencana
yang ditetapkan Satker;
b. melibatkan seluruh anggota untuk meningkatkan target capaian dalam budaya kerja dan
pola pikir; dan
c. analisis dan evaluasi atas capaian target yang ditetapkan dalam budaya kerja dan pola
pikir.
(2) Bukti dukung budaya kerja dan pola pikir paling sedikit, meliputi fotocopy:
a. laporan hasil penyusunan program dan kegiatan serta analisis dan evaluasi, dilengkapi:
1. surat undangan;
2. absensi kehadiran;
3. laporan hasil rapat; dan
4. dokumentasi.
b. perencanaan Satker, terdiri atas:
a. rencana strategi;
b. rencana kerja;
c. indikator kinerja;
d. laporan akuntabilitas kinerja; dan
e. hasil analisis dan evaluasi capaian kinerja.

Pasal 21
(1) Keterlibatan seluruh anggota di lingkungan Satfung dalam pembangunan ZI sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 huruf d, indikator capaian dalam kegiatan ini yaitu setiap kegiatan
pembangunan ZI diikuti oleh seluruh personel di lingkungan Satfung.
(2) Bukti dukung, meliputi kopi absensi kehadiran personel dalam setiap laporan rapat
pembangunan ZI.
- 15 -

Bagian Ketiga
Penataan Tata Laksana
Pasal 22

(1) Penataan tata laksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) huruf b, merupakan
peningkatan efisiensi dan efektivitas yang terukur atas target sasaran prioritas masing-masing
program dilakukan melalui:
a. penyusunan prosedur operasional tetap/piranti lunak untuk mendukung pelaksanaan
tugas Satfung, berupa pengendalian dalam bentuk peraturan pelaksanaan tugas dan
fungsi Satfung;
b. ketersediaan e-office dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Satfung; dan
c. keterbukaan informasi publik.

Pasal 23
(1) Penyusunan prosedur operasional tetap/piranti lunak untuk mendukung pelaksanaan tugas
Satfung, berupa pengendalian dalam bentuk peraturan pelaksanaan tugas dan fungsi Satfung
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2) huruf a, indikator capaian:
a. pembentukan tim kerja penyusunan peraturan;
b. penyusunan konsep peraturan;
c. analisis evaluasi peraturan perundang-undangan yang tersedia telah atau belum dapat
meminimalkan risiko tugas dan fungsi Satfung.
(2) Bukti dukung paling sedikit, meliputi fotocopy:
a. laporan hasil penyusunan peraturan dan analisis evaluasi peraturan, dilengkapi:
1. surat perintah penunjukan tim kerja penyusunan peraturan;
2. surat undangan;
3. absensi kehadiran;
4. laporan hasil rapat; dan
5. dokumentasi.
b. peraturan tugas dan fungsi Satfung yang telah disahkan;
c. laporan hasil pelaksanan tugas dan fungsi sesuai peraturan;
d. hasil analisis evaluasi atas peraturan Satfung yang telah atau belum dapat meminimalkan
resiko tugas dan fungsi Satung; dan
e. tindak lanjut atas hasil evaluasi berupa penyusunan perubahan atau revisi peraturan
Satfung.
- 16 -

Pasal 24
(1) Ketersediaan e-office dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Satfung sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 22 ayat (2) huruf b, meliputi penggunaan teknologi dalam pelaksanaan tugas dan
fungsi Satfung dengan indikator capaian penggunaan teknologi informasi di bidang:
a. pengukuran kinerja;
b. sistem manajemen sumber daya manusia; dan
c. sistem pelayanan publik.
(2) Bukti dukung ketersediaan e-office dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Satfung paling sedikit,
meliputi fotocopy:
a. screenshoot atau cetak foto, Web/media sosial aplikasi pengukuran kinerja individu di
lingkungan Satfung;
b. screenshoot atau cetak foto, Web/media sosial aplikasi yang disediakan oleh fungsi
sumber daya manusia;
c. screenshoot atau cetakfoto, Web/media sosial aplikasi pelayanan yang diberikan Satfung;
dan
d. laporan sosialisasi penggunaan e-office Satfung melaksanakan tugas dan fungsi,
dilengkapi:
1. surat perintah penunjukan tim kerja;
2. surat undangan;
3. absensi kehadiran;
4. laporan hasil rapat; dan
5. dokumentasi.

Pasal 25
(1) Keterbukaan informasi publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2) huruf c, indikator
capaian tersedianya:
a. peraturan tentang keterbukaan informasi publik;
b. perjanjian kerja sama dengan media elektronik dan cetak;
c. menginformasikan kegiatan Satfung, dalam media sosial yang disediakan Polri; dan
d. monitoring atas pelaksanaan keterbukaan informasi publik.
(2) Bukti dukung keterbukaan informasi publik paling sedikit, meliputi fotocopy:
a. peraturan tentang keterbukaan informasi publik;
b. perjanjian kerja sama dengan media elektronik dan cetak tentang keterbukaan informasi
publik;
c. kegiatan dan fungsi Satfung yang tersedia dalam media sosial;
- 17 -

d. laporan rapat monitoring tentang keterbukaan informasi publik, meliputi:


1. surat perintah penunjukan tim kerja;
2. surat undangan;
3. absensi kehadiran;
4. laporan hasil rapat; dan
5. dokumentasi.
e. laporan tindak lanjut hasil monitoring, dilampirkan fotocopy laporan kegiatan.

Bagian Keempat
Penataan Sistem Manajemen Sumber daya Manusia

Pasal 26
(1) Penataan sistem manajemen sumberdaya manusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat
(2) huruf c, merupakan pembangunan pengelolaan sumber daya manusia, untuk:
a. meningkatkan ketaatan terhadap pengelolaan sumber daya manusia;
b. meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan sumber daya manusia;
c. meningkatnya disiplin sumber daya manusia;
d. meningkatnya efektifitas manajemen sumber daya manusia;
e. meningkatnya profesionalisme pengelolaan sumber daya manusia.

(2) Langkah kerja penataan sistem manajemen sumber daya manusia, dilakukan melalui:
a. perencanaan kebutuhan personel yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi;
b. pola mutasi organisasi;
c. pengembangan personel berbasis kompetensi;
d. penetapan kinerja individu;
e. penegakan aturan disiplin/kode etik/kode perilaku personel; dan
f. sistem informasi personel.

Pasal 27
(1) Perencanaan kebutuhan personel yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasisebagaimana
dimaksud dalam Pasal 26 ayat (2) huruf a, merupakan pembangunan peta jabatan dalam
merencanakan kebutuhan personel yang disesuaikan dengan analisis beban kerja Satfung
dalam pelaksanaan tugas fungsi, indikator capaian:
a. perencanaan kebutuhan personel disesuaikan dengan kesesuaian rasio beban kerja, luas
wilayah, kerawanan dan jumlah penerima layanan Satfung;
- 18 -

b. pelaksanaan perencanaan kebutuhan personel; dan


c. penerapan monitoring dan evaluasi terhadap rencana kebutuhan personel.
(2) Bukti dukung perencanaan kebutuhan personel yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi
paling sedikit, meliputi fotocopy:
a. peraturan dan kebijakan tentang perencanaan kebutuhan personel;
b. peta jabatan Satfung, berisi minimal data personel sesuai daftar susunan personel
dibandingkan riil setiap jabatan, jabatan yang terisi dan belum terisi personel;
c. peraturan tentang sistem analisis beban kerja;
d. laporan penyusunan analisis beban kerja Satfung dalam penetapan kebutuhan personel,
dilengkapi:
1. surat perintah penunjukan tim kerja;
2. surat undangan;
3. absensi kehadiran;
4. laporan hasil rapat; dan
5. dokumentasi.
e. analisis beban kerja Satfung;
f. struktur organisasi berisi tugas, fungsi, dan jumlah personel yang dibutuhkan dalam
Satfung;
g. pemutakhiran data personel, dilengkapi dengan lampiran:
1. data personel Satfung;
2. standar kompetensi jabatan;
h. dokumen penempatan personel hasil rekrutmen disusun per jabatan, melalui:
1. usulan kebutuhan personel bagi Satfung yang tidak melakukan penetapan jabatan
personel; atau
2. laporan hasil kegiatan yang dilakukan dewan kebijakan terkait penetapan jabatan
personel bagi yang mempunyai kewenangan untuk penetapan jabatan personel,
dilengkapi dengan:
a) persyaratan kompetensi jabatan; dan
b) standar penilaian personel;
i. laporan monitoring dan evaluasi terhadap rencana kebutuhan personel, dilengkapi:
1. surat perintah penunjukan tim kerja;
2. surat undangan;
3. absensi kehadiran;
4. laporan hasil rapat; dan
5. dokumentasi.
- 19 -

Pasal 28
(1) Pola mutasi organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (2) huruf b, indikator
capaian:
a. adanya kebijakan tentang pola mutasi organisasi;
b. penerapan aturan tentang pola mutasi organisasi; dan
c. monitoring evaluasi penerapan tentang pola mutasi organisasi.
(2) Bukti dukung mutasi jabatan di lingkungan Satfung paling sedikit, meliputi fotocopy:
a. peraturan dan kebijakan tentang penggunaan personel, paling sedikit yaitu peraturan
tentang pengangkatan dan pemberhentian, Mutasi, kenaikan pangkat, Assessment
Center, penilaian kinerja, pemberlakuan jabatan fungsional dan struktur organisasi dan
tata kerja;
b. dokumen proses perencanaan sampai hasil pelaksanaan mutasi jabatan yang diumumkan
terbuka di lingkungan Polri;
c. laporan keikutsertaan kepala Satfung dalam kegiatan pembinaan personel di lingkungan
Satfung;
d. laporan hasil kegiatan mutasi jabatan, dilengkapi:
1. surat perintah penunjukan dewan kebijakan sesuai peraturan perundang-undangan;
2. surat undangan;
3. absensi kehadiran;
4. telegram kepada kepala Satfung di lingkungan Polri berisi penjelasan untuk
mengikuti seleksi adanya jabatan kosong sesuai kompetensi yang diperlukan
Satfung;
5. laporan/notulen hasil rapat kegiatan mutasi jabatan oleh dewan kebijakan; dan
6. dokumentasi.
e. laporan pelaksanaan Assessment Center bagi personel yang berminat untuk mengikuti
seleksi jabatan sesuai telegram sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d angka 4,
dilengkapi data dukung personel, dokumen kemampuan yang dimiliki peserta seleksi
berupa:
1. riwayat hidup;
2. penilaian kinerja; dan
3. catatan personel;
d. keputusan pejabat yang berwenang menetapkan hasil keputusan dewan kebijakan;
e. telegram tentang penetapan personel untuk diangkat dan diberhentikan dari dan ke
jabatan yang ditetapkan berdasarkan hasil keputusan dewan kebijakan; dan
- 20 -

f. telegram tentang penetapan personel untuk diangkat dan diberhentikan dari dan ke
jabatan yang mudah diakses oleh seluruh personel di lingkungan Polri
g. laporan monitoring evaluasi penerapan tentang pola mutasi organisasi, dilengkapi:
1. peta jabatan Satfung, berisi minimal data personel sesuai daftar susunan personel
dibandingkan riil setiap jabatan, jabatan yang terisi dan belum terisi personel;
2. laporan monitoring evaluasi penerapan tentang pola mutasi organisasi, dilengkapi:
a) surat perintah penunjukan tim kerja;
b) surat undangan;
c) absensi kehadiran;
d) laporan/notulen hasil monitoring evaluasi penerapan tentang pola mutasi;
dan
e) dokumentasi.

Pasal 29
(1) Pengembangan personel berbasis kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (2)
huruf c, indikator capaian:
a. telah dilakukan pengembangan personel berbasis kompetensi; dan
b. telah memberikan kesempatan personel untuk mengembangkan kompetensinya.
(2) Bukti dukung paling sedikit, meliputi fotocopy:
a. peraturan tentang sistem pendidikan;
b. data personel yang telah/belum mengikuti pendidikan dan latihan; dan
c. laporan peningkatan personel untuk mengikuti pendidikan dan latihan di lingkungan
Satfung dan di luar lingkungan Satfung/Polri, pada:
1. di lingkungan Satfung, meliputi laporan kegiatan dilengkapi surat perintah peserta
kegiatan, surat perintah panitia, absensi kehadiran, jadwal kegiatan dilengkapi
dengan nama dan jabatan nara sumber, laporan hasil kegiatan, modul
pendidikan/latihan dan sertifikat hasil penilaian mengikuti ujian; dan
2. di luar lingkungan Satfung/Polri, terdiri atas:
a) usulan mengikuti pendidikan dan latihan;
b) surat perintah mengikuti pendidikan dan latihan;
c) telegram panggilan mengikuti pendidikan dan latihan;
d) laporan peserta telah mengikuti pendidikan, dilengkapi surat perintah,
absensi kehadiran, jadwal dilengkapi dengan nama dan jabatan nara
sumber, laporan hasil kegiatan, sertifikat hasil penilaian mengikuti ujian; dan
sertifikat penilaian mengikuti ujian;
- 21 -

d. laporan monitoring dan evaluasi pengembangan kompetensi personel dalam peningkatan


kinerja Satfung setiap bulan, triwulan, semester dan tahunan, dilengkapi:
1. surat perintah penunjukan tim kerja;
2. surat undangan;
3. absensi kehadiran;
4. laporan/notulen hasil monitoring dan evaluasi pengembangan kompetensi personel;
dan
5. dokumentasi.
Pasal 30
(1) Penetapan kinerja individu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (2) huruf d, indikator
capaian:
a. sistem penilaian kinerja;
b. ukuran kinerja yang dilengkapi indikator kinerja di bawah sesuai dengan yang diatasnya;
c. pelaksanaan pengukuran kinerja setiap bulan, triwulan, semester dan tahunan; dan
d. penilaian kinerja individu dilaksanakan/diimplementasikan pada proses penetapan,
implementasi dan pemantauan.
(2) Bukti dukung paling sedikit, meliputi fotocopy:
a. screenshoot atau cetak foto sistem kinerja personel sesuai peraturan perundang-
undangan;
b. screenshoot atau cetak foto untuk mengelola dan menilai kinerja personel;
c. laporan penilaian kinerja bulanan, triwulan, semester dan tahunan; dan
d. hasil penilaian kinerja menjadi salah satu elemen pemberian:
1. penghargaan bagi personel yang berprestasi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
2. hukuman bagi personel yang melakukan pelanggaran disiplin, kode etik dan tindak
pidana sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. laporan pemberian penghargaan atau hukuman dihadiri oleh personel di lingkungan dan di
luar Satfung, dilengkapi:
1. surat perintah penunjukan tim kerja;
2. surat undangan;
3. absensi kehadiran;
4. laporan/notulen hasil pemberian penghargaan atau hukuman; dan
5. dokumentasi.
- 22 -

Pasal 31
(1) Penegakan aturan disiplin/kode etik/kode perilaku personel sebagaimana dimaksud dalam Pasal
26 ayat (2) huruf e, indikator capaian mengimplementasikan peraturan tentang disiplin/kode
etik/kode perilaku personel.
(2) Bukti dukung paling sedikit, meliputi fotocopy:
a. peraturan tentang disiplin/kode etik/kode perilaku personel;
b. laporan absensi hasil cetak sidik jari personel Satfung diserahkan kepada fungsi profesi
dan pengamanan;
c. laporan kegiatan di lingkungan Satfung yang dilaporkan kepada kepala Satfung atau
kepala Polri;
d. laporan pengelolaan pengaduan masyarakat dan whistle blower system yang dilakukan
personel di lingkungan Satfung sesuai peraturan perundang-undangan; dan
e. surat dari personel kepada kepala Satfung untuk melakukan pengecekan atas
pelanggaran aturan disiplin/kode etik/kode perilaku sebelum diterbitkan surat perintah
tugas karena ia merasa tidak kompeten, contoh seorang pengawas merasa tidak objektif
bila ditugaskan ke Satker A.

Pasal 32
(1) Sistem informasi personel sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (2) huruf f, indikator
capaian diimplementasikannya sistem informasi personel dan selalu dimuktahirkan secara
berkala.
(2) Bukti dukung paling sedikit, meliputi fotocopy:
a. peraturan tentang sistem informasi personel;
b. screenshoot atau cetak foto untuk sistem informasi personel; dan
c. screenshoot atau cetak foto pemutakhiran informasi personel setiap bulan, triwulan,
semester dan tahunan.

Bagian Kelima
Penguatan Akuntabilitas

Pasal 33
(1) Penguatan akuntabilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) huruf d merupakan
pertanggungjawaban Satker atas keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan
yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam mencapai misi Satker secara
terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan.
- 23 -

(2) Langkah kerja penguatan Akuntabilitas, dilakukan melalui


a. keterlibatan kepala Satker; dan
b. pengelolaan akuntabilitas kinerja.

Pasal 34
(1) Keterlibatan kepala Satker dalam penguatan akuntabilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
33 ayat (2) huruf a, indikator capaian:
a. keterlibatan kepala Satker dalam penyusunan perencanaan;
b. keterlibatan kepala Satker dalam penyusunan penetapan kinerja; dan
c. keterlibatan kepala Satker dalam memantau pencapaian kinerja secara berkala.
(2) Bukti dukung paling sedikit, meliputi fotocopy:
a. keterlibatan kepala Satker dalam penyusunan perencanaan laporan kegiatan penyusunan
dan evaluasi perencanaan strategi, rancangan rencana kerja, rencana kerja, dan rencana
kerja anggaran, laporan kegiatan dilengkapi:
1. surat perintah penunjukan personel menyusun perencanaan Satker melibatkan
kepala Satker;
2. surat undangan rapat melibatkan kepala Satker;
3. absensi kehadiran diantaranya kehadiran kepala Satker;
4. laporan/notulen hasil pelaksanaan rapat; dan
5. dokumentasi yang menunjukan kehadiran kepala Satker.
b. keterlibatan kepala Satker dalam penyusunan penetapan kinerja/kesepakatan kinerja
antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan
sumber daya yang dikelola, laporan kegiatan penyusunan penetapan kinerja/kesepakatan
kinerja antara atasan dan bawahan, laporan kegiatan dilengkapi:
1. surat perintah penunjukan personel menyusun penetapan kinerja/kesepakatan
kinerja melibatkan kepala Satker;
2. surat undangan rapat melibatkan kepala Satker;
3. absensi kehadiran diantaranya kehadiran kepala Satker;
4. laporan/notulen hasil pelaksanaan rapat; dan
5. dokumentasi yang menunjukan kehadiran kepala Satker.
c. keterlibatan kepala Satker dalam memantau pencapaian kinerja berupa laporan kegiatan,
dilengkapi kopi:
1. surat perintah penunjukan personel menyusun Indikator Kinerja Utama dan laporan
kinerja instansi pemerintah melibatkan kepala Satker;
2. surat undangan rapat melibatkan kepala Satker;
- 24 -

3. absensi kehadiran diantaranya kehadiran kepala Satker;


4. laporan/notulen hasil pelaksanaan rapat; dan
5. dokumentasi yang menunjukan kehadiran kepala Satker.

Pasal 35
(1) Pengelolaan akuntabilitas kinerja dalam penguatan akuntabilitas Satker sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 33 ayat (2) huruf b, indikator capaian:
a. dokumen perencanaan;
b. dokumen perencanaan berorientasi hasil;
c. dokumen indikator kinerja utama yang memenuhi kriteria secara umum, measurable,
acheivable, relevan dan time bound;
d. dokumen indikator kinerja specific yang memiliki kriteria specific, measurable, acheivable,
relevan dan time bound;
e. laporan kinerja disusun sesuai waktu yang ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan;
f. laporan kinerja yang memberikan informasi tentang kinerja; dan
g. peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang menangani akuntabilitas kinerja.
(2) Bukti dukung paling sedikit, meliputi fotocopy:
a. dokumen perencanaan yang telah ditandatangani, terdiri atas:
1. perencanaan strategi;
2. rancangan rencana kerja tahunan;
3. rencana kerja tahunan; dan
4. rencana kerja anggaran;
b. dokumen hasil evaluasi atas dokumen perencanaan berorientasi hasil;
c. dokumen indikator kinerja utama yang telah ditandatangani memenuhi kriteria specific,
measurable, acheivable, relevan dan time bound;
d. dokumen indikator kinerja utama yang telah ditandatangani dan diimplementasikan dalam
dokumen perencanaan, penetapan kinerja/kesepakatan kinerja dan laporan kinerja;
e. tanggal pengesahan laporan kinerja instansi pemerintah sesuai yang ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan;
f. laporan kinerja yang memberikan informasi tentang kinerja sesuai dengan yang ditetapkan
dalam peraturan perundang-undangan;
g. laporan hasil evaluasi kinerja instansi pemerintah yang diberikan oleh fungsi pengawas
intern Polri; dan
- 25 -

h. sertifikat sumber daya manusia yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan fungsi
perencanaan dibanding jumlah personel pengemban fungsi perencanaan pada Satker.

Bagian Keenam
Penguatan Pengawasan

Pasal 36
(1) Penguatan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) huruf e, merupakan
peningkatan penyelenggaraan kinerja Satfung yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan
nepotisme, dengan target capaian:
a. meningkatnya kepatuhan pengelolaan keuangan negara;
b. meningkatnya efektivitas pengelolaan keuangan negara;
c. menurunnya tingkat penyalahgunaan wewenang; dan
d. mempertahankan opini dari Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia wajar tanpa
pengecualian atas hasil pemeriksaan laporan keuangan negara.
(2) langkah kerja penguatan pengawasan, dilakukan melalui:
a. pengendalian gratifikasi sesuai surat edaran Kapolri Nomor : SE/9/X/2015 tentang
Pengendalian gratifikasi;
b. penerapan sistem pengendalian intern pemerintah;
c. pengaduan masyarakat;
d. whistleblowing system; dan
e. penanganan benturan kepentingan sesuai surat edaran Kapolri Nomor : SE/8/X/2015
tentang Jukrah pencegahan benturan kepentingan.

Pasal 37
(1) Pengendalian gratifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (2) huruf a, indikator
capaian:
a. publikasi Satfung tentang pengendalian gratifikasi; dan
b. implementasi pengendalian gratifikasi.
(2) Bukti dukung paling sedikit, meliputi fotocopy:
a. publikasi Satfung tentang pengendalian gratifikasi, terdiri atas:
1. peraturan tentang pengendalian gratifikasi;
2. banner/spanduk/himbauan/brosur tentang pengendalian gratifikasi;
3. laporan sosialisasi tentang pengendalian gratifikasi di lingkungan Satfung,
dilengkapi:
- 26 -

a) surat perintah penunjukan personel untuk melaksanakan kegiatan;


b) surat undangan rapat;
c) absensi kehadiran;
d) laporan/notulen hasil pelaksanaan kegiatan; dan
e) dokumentasi;
b. implementasi pengendalian gratifikasi, terdiri atas:
1. laporan pengendalian gratifikasi;
2. evaluasi atas laporan pengendalian gratifikasi; dan
3. screenshoot atau cetak foto laporan implementasi pengendalian gratifikasi.

Pasal 38
(1) Penerapan sistem pengendalian intern pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat
(2) huruf b, indikator capaian:
a. pembangunan lingkungan pengendalian;
b. melakukan penilaian risiko;
c. pembangunan pengendalian untuk meminimalkan risiko; dan
d. mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem pengendalian intern pemerintah
kepada seluruh pihak terkait.
(2) Bukti dukung paling sedikit, meliputi fotocopy:
a. pembangunan lingkungan pengendalian, terdiri atas:
1. peraturan-peraturan sebagai pengendalian Satfung melaksanakan tugas dan
fungsi:
a) peraturan tentang Perilaku/Kode Etik;
b) peraturan tentang susunan organisasi dan tata kerja;
c) peraturan tentang standar kompetensi;
d) peraturan tentang uraian jabatan;
e) peraturan tentang sistem penilaian kinerja personel;
f) peraturan yang mengatur tentang pendelegasian wewenang;
g) peraturan tentang pengelolaan fungsi sumber daya manusia;
h) peraturan tentang pengelolaan fungsi pengawasan dan kebijakan lain sesuai
standar audit;
i) peraturan tentang hubungan tata kerja antar Satfung di lingkungan Polri; dan
j) peraturan tentang kerja sama dengan instansi terkait;
2. laporan hasil kegiatan sebagai implementasi peraturan Satfung;
3. laporan evaluasi atas peraturan Satfung, dilengkapi:
- 27 -

a) surat perintah penunjukan personel untuk melaksanakan kegiatan;


b) surat undangan rapat;
c) absensi kehadiran;
d) laporan/notulen hasil pelaksanaan kegiatan; dan
e) dokumentasi;
4. screenshoot atau cetak foto implementasi tugas pokok Satfung.
b. melakukan penilaian risiko dan pembangunan pengendalian untuk meminimalkan risiko,
terdiri atas:
1. peraturan tentang tata cara pelaksanaan manajemen risiko dan sistem
pengendalian intern pemerintah;
2. laporan pelaksanaan penilaian risiko Satfung disusun dalam identifikasi risiko,
dilengkapi:
a) surat perintah penunjukan personel untuk melaksanakan kegiatan;
b) surat undangan rapat;
c) absensi kehadiran;
d) laporan/notulen hasil pelaksanaan kegiatan; dan
e) dokumentasi;
3. hasil identifikasi risiko Satfung;
4. hasil analisis risiko terdiri atas analisis tingkat risiko dan daftar prioritas risiko yang
harus ditangani;
5. hasil evaluasi risiko dan pengendalian terpasang; dan
6. hasil rencana tindak pengendalian risiko;
c. mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem pengendalian intern pemerintah
kepada seluruh pihak terkait, terdiri atas:
1. laporan sosialisasi lingkungan pengendalian berupa peraturan Satfung kepada
personel di lingkungan Polri, dilengkapi:
a) surat perintah penunjukan personel untuk melaksanakan kegiatan;
b) surat undangan rapat;
c) absensi kehadiran;
d) laporan/notulen hasil pelaksanaan kegiatan; dan
e) dokumentasi;
2. laporan implementasi pelaksanaan tugas Satfung sesuai lingkungan pengendalian
yang dibangun Satfung, bila perlu dilengkapi:
a) surat perintah penunjukan personel untuk melaksanakan kegiatan;
b) surat undangan rapat;
- 28 -

c) absensi kehadiran;
d) laporan/notulen hasil pelaksanaan kegiatan; dan
e) dokumentasi;
d. screenshoot atau cetak foto dalam implementasi sistem pengendalian intern pemerintah.

Pasal 39
(1) Pengaduan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (2) huruf c, indikator
capaian:
a. implementasi kebijakan pengaduan masyarakat;
b. tindak lanjut penanganan pengaduan masyarakat;
c. telah dilakukan monitoring dan evaluasi atas penanganan pengaduan masyarakat; dan
d. tindak lanjut evaluasi pengaduan masyarakat.
(2) Bukti dukung paling sedikit, meliputi fotocopy:
a. peraturan tentang penanganan pengaduan masyarakat
b. laporan tindak lanjut penanganan pengaduan masyarakat;
c. laporan monitoring dan evaluasi atas penanganan pengaduan masyarakat;
d. laporan tindak lanjut evaluasi pengaduan masyarakat; dan
e. screenshoot atau cetak foto dalam implementasi.

Pasal 40
(1) Whistle blowing system sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (2) huruf d, indikator
capaian:
a. penerapan Whistle blowing system;
b. evaluasi penerapan Whistle blowing system;
c. tindak lanjut hasil evaluasi atas penerapan Whistle blowing system.
(2) Bukti dukung paling sedikit, meliputi fotocopy:
a. peraturan tentang Whistle blowing system;
b. laporan tentang penanganan Whistle blowing system;
c. laporan evaluasi penerapan Whistle blowing system;
d. laporan tindak lanjut hasil evaluasi atas penerapan Whistle blowing system; dan
e. screenshoot atau cetak foto dalam implementasi.

Pasal 41
(1) Penanganan benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam pasal 36 ayat (2) huruf e,
indikator capaian:
- 29 -

a. identifikasi benturan kepentingan yang terjadi di lingkungan Satfung;


b. sosialisasi peraturan tentang benturan kepentingan;
c. implementasi peraturan tentang benturan kepentingan;
d. evaluasi atas penanganan benturan kepentingan; dan
e. tindak lanjut atas penanganan benturan kepentingan.
(2) Bukti dukung paling sedikit, meliputi fotocopy:
a. laporan identifikasi benturan kepentingan yang terjadi di lingkungan Satfung;
b. laporan sosialisasi peraturan tentang benturan kepentingan, dilengkapi:
1. surat perintah penunjukan personel untuk melaksanakan kegiatan;
2. surat undangan rapat;
3. absensi kehadiran;
4. laporan/notulen hasil pelaksanaan kegiatan; dan
5. dokumentasi;
c. laporan implementasi peraturan tentang benturan kepentingan;
d. laporan evaluasi atas penanganan benturan kepentingan; dan
e. laporan tindak lanjut atas penanganan benturan kepentingan.

Bagian Keenam
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Pasal 42
(1) Peningkatan kualitas pelayanan publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) huruf f
merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,
jasa, dan/atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
(2) Langkah kerja peningkatan kualitas pelayanan publik, dilakukan melalui:
a. standar pelayanan;
b. budaya pelayanan prima; dan
c. penilaian kepuasan terhadap pelayanan.

Pasal 43
(1) Penanganan benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2) huruf a,
indikator capaian:
a. peraturan tentang standar pelayanan;
b. maklumat tentang standar pelayanan;
- 30 -

c. peraturan tentang persyaratan pelaksana pelayanan; dan


d. reviu dan perbaikan atas standar pelayanan dan peraturan.
(2) Bukti dukung paling sedikit, meliputi fotocopy:
a. peraturan tentang standar pelayanan yang dipublikasikan, berisi:
1. pelaksanaan pelayanan;
2. pengelolaan pengaduan, yang penyusunannya mempedomani peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia
Nomor 13 Tahun 2009 tentang Pedoman Peningkatan Kualitas Pelayanan Dengan
Partisipasi Masyarakat;
3. survei indeks kepuasan masyarakat yang penyusunannya mempedomani peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
25 Tahun 2004;
4. pengelolaan informasi;
5. pengawasan internal;
6. penyuluhan kepada masyarakat
7. produktivitas pencapaian target layanan; dan
8. pelayanan konsultasi.
b. maklumat tentang standar pelayanan yang dipublikasikan;
c. peraturan tentang persyaratan pelaksana pelayanan; dan
d. reviu dan perbaikan atas standar pelayanan, maklumat dan peraturan:
1. laporan reviu dan perbaikan atas standar pelayanan dan peraturan, yang
melibatkan penerima layanan Satfung, dilengkapi:
a) surat perintah penunjukan personel untuk melaksanakan kegiatan;
b) surat undangan rapat;
c) absensi kehadiran;
d) laporan/notulen hasil pelaksanaan kegiatan; dan
e) dokumentasi;
2. standar pelayanan dan peraturan yang telah dilakukan perbaikan;
3. screenshoot atau cetak foto dalam mempermudah pelayanan;
e. sertifikat ISO 9001:2008 dalam menyelenggarakan pelayanan publik dengan ruang
lingkup semua jenis mengacu Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan
Publik (bila ada); dan
f. menerapkan Sistem Manajemen Mutu, sertifikat ISO 9001:2008 (bila ada).
- 31 -

Pasal 44
(1) Penanganan benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam pasal 42 ayat (2) huruf b,
indikator capaian:
a. sosialisasi/pelatihan dalam upaya penerapan budaya prima;
b. informasi pelayanan publik yang mudah diakses melalui berbagai media;
c. pemberian penghargaan atau hukuman bagi pelaksana pelayanan publik;
d. tersedianya layanan terpadu/terintegrasi; dan
e. inovasi layanan.
(2) Bukti dukung paling sedikit, meliputi fotocopy:
a. laporan sosialisasi/pelatihan dalam upaya penerapan budaya prima kepada penerima
layanan, bila dilaksanakan melalui forum diskusi dilengkapi:
1. surat perintah penunjukan personel untuk melaksanakan kegiatan;
2. surat undangan rapat;
3. absensi kehadiran;
4. laporan/notulen hasil pelaksanaan kegiatan; dan
5. dokumentasi;
b. screenshoot atau cetak foto dalam menginformasikan pelayanan publik;
c. data pemberian penghargaan bagi personel yang berprestasi dan data pemberian
hukuman bagi personel yang melakukan penggaran disiplin, kode etik dan tindak pidana;
d. screenshoot atau cetak foto atas inovasi dalam pemberian layanan publik.

Pasal 45
(1) Penanganan benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2) huruf c,
indikator capaian:
a. survei kepuasan penerima layanan atas pelayanan yang diberikanSatfung;
b. survei kepuasan penerima layanan mudah diakses; dan
c. tindak lanjut atas hasil survei kepuasan penerima layanan.
(2) Bukti dukung paling sedikit, meliputi fotocopy:
a. survei kepuasan penerima layanan atas pelayanan yang diberikan Satfung sesuai
peraturan dan bila menggunakan apikasi dilengkapi kopi screenshoot atau cetak foto;
b. laporan tindak lanjut atas hasil survei kepuasan penerima layanan dilengkapi:
1. surat perintah penunjukan personel untuk melaksanakan kegiatan;
2. surat undangan rapat;
3. absensi kehadiran;
4. laporan/notulen hasil pelaksanaan kegiatan; dan
- 32 -

5. dokumentasi;
c. perubahan yang dilakukan Satfung sesuai laoran hasil tindak lanjut atas hasil survei
kepuasan penerima layanan.

Pasal 46
Contoh format laporan hasil pelaksanaan rapat pembangunan ZI tercantum pada lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari keputusan bersama ini.

BAB IV
KOMPONEN HASIL PEMBANGUNAN ZI

Pasal 47
Komponen hasil merupakan komponen yang digunakan untuk mengukur efektifitas pencegahan
korupsi, dilengkapi dengan bobot penilaian sebesar 40% (empat puluh persen), meliputi:
a. terwujudnya aparatur Satfung yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme dengan
bobot sebesar 20% (dua puluh persen); dan
b. terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat dengan bobot sebesar
20% (dua puluh persen)

Pasal 48
(1) Terwujudnya aparatur Satfung yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme
sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 huruf a, indikator capaian:
a. nilai survei persepsi korupsi dari eksternal; dan
b. persentase temuan hasil pemeriksaan internal dan eksternal yang ditindaklanjuti.
(2) Bukti dukung paling sedikit, meliputi fotocopy:
a. laporan hasil penilaiansurvei persepsi korupsi dari eksternal; dan
b. laporan persentase temuan hasil pemeriksaan internal dan eksternal yang ditindaklanjuti.

Pasal 49
(1) Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 46 huruf b, indikator capaian nilai persepsi kualitas pelayanan dari eksternal.
(2) Bukti dukung laporan hasil penilaian persepsi kualitas pelayanan dari eksternal.
- 33 -

BAB IV
PENUTUP

Pasal 50

Keputusan bersama ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Jakarta, 6 April 2018


KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENTERI
SELAKU PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
PENGARAH PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS DAN REFORMASI BIROKRASI

Prof. H. MUHAMMAD TITO KARNAVIAN, Ph.D. ASMAN ABNUR


JENDERAL POLISI
1

LAMPIRAN B
KEPUTUSAN BERSAMA ANTARA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
NOMOR: KB/ 1 /IV/2018
NOMOR: 01 Tahun 2018
TENTANG
TATA CARA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI
DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH MELAYANI

PETUNJUK TEKNIS BUKTI DUKUNG


1 2 3 4 5
Pencanangan merupakan kegiatan membangun komitmen bersama antara
pimpinan, jajaran internal, masyarakat, dan instansi lain yang terkait (seperti
instansi penegak hukum lainnya, pemerintah daerah dll) dalam rangka mewujudkan
PENCANANGAN PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS
WBK/WBBM.
Pencanangan akan menjadi titik awal dimulainya pembangunan Zona integritas
hingga tercapainya WBK dan WBBM.
1. SOSIALISASI PENCANGAN PEMBANGUNAN ZONA Sosialisasi dilaksanakan agar komitmen untuk melakukan perubahan Menuju WBK foto, screenshoot website,
INTEGRITAS dan WBBM didengar, dipahami dan ditindaklanjuti secara bergotong royong oleh screenshoot Medsos, rekaman,
Internal. Selain itu sosialisasi terhadap pihak Eksternal juga perlu dilaksanakan link, kliping koran, laporan
agar masyarakat dapat mendukung pelaksanaan zona integritas. Kegiatan Kepolisian.
Sosialisasi dapat dilaksanakan dalam bentuk:
 membuat banner/spanduk/himbauan/brosur;
 melalui Website;
 melalui Media Sosial;
 media elekSTRonik;
 media cetak;
 media TV;
 kegiatan kepolisian.

2. PELAKSANAAN .....
2

1 2 3 4 5
2. PELAKSANAAN EKSTERNAL EKSTERNAL
PENCANANGAN ZONA  Melaksanakan pencanangan Zona Integritas yang disaksikan oleh Instansi, Kementerian/Lembaga, foto, laporan kegiatan, press
INTEGRITAS Forkopimda, tokoh masyarakat, Tokoh agama serta dipublikasikan. release.

INTERNAL Menyiapkan Form/template fakta


 Melaksanakan Penandatanganan Fakta Integritas antara Kasatfung/Kasatker dengan Kabag/Kasat/ integritas oleh RBP Srena Polri.
Kasi/Kapolsek.
 Penandatangan Fakta Integritas Antara Kabag/Kasat/Kasi/Kapolsek dengan Petugas Pelayanan INTERNAL
Publik. Dokumen fakta integritas yang
- komitmen tidak memungut biaya di luar ketentuan; sudah ditandatangani di awal
- tidak diskriminasi; tahun (Januari) atau saat
- tidak melaksanakan gratifikasi (yang menerima dan memberi mendapatkan saksi); perjanjian kinerja atau saat
- memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat; pergantian pejabat.

1. Komponen Pengungkit dan Hasil.


a. Komponen Pengungkit (60%)

Komponen pengungkit merupakan komponen yang menjadi faktor penentu pencapaian sasaran hasil pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM. Terdapat enam komponen
pengungkit, yaitu:

1) Manajemen Perubahan = 5%;


2) Penataan Tatalaksana = 5%;
3) Penataan Sistem Manajemen SDM = 15%;
4) Penguatan Akuntabilitas Kinerja = 10%;
5) Penguatan Pengawasan = 15%;
6) Penguatan Kualitas Pelayanan Publik = 10%;

KOMPONEN .....
3

KOMPONEN PENGUNGKIT
MANAJEMEN PERUBAHAN
1 2 3 4 5
PETUNJUK TEKNIS BUKTI DUKUNG
TIM Kerja adalah tim yang dibentuk di internal unit untuk mengkoordinasikan proses perubahan
1 Tim Kerja melalui Program, kegiatan dan Inovasi di 6 Area Perubahan (6 Komponen Pengungkit), TIM kerja
akan menjadi Motor dalam Pembangunan Zona Integritas menuju WBK dan WBBM.
a. Apakah unit kerja telah  membuat undangan pembentukan Tim; RBP Srena Polri menyiapkan template
membentuk tim untuk melakukan  melaksanakan rapat pembentukan Tim; sprin (untuk struktur tim ZI);
pembangunan Zona Integritas ?  penentuan anggota TIM harus memiliki kriteria memiliki kompetensi, tidak bermasalah, tidak undangan rapat;
pernah melakukan tindak pidana, kode etik dan pelanggaran disiplin, berdedikasi, berkinerja, laporan pelaksanaan pembentukan
memahami Tupoksi; Tim;
 Pengesahan TIM kerja oleh Kasatfung/Kasatker melalui Sprin. Riwayat Hidup, SMK dan rekomendasi
dari Propam;
Sprin Kasatfung/Kasatker;
b. Apakah penentuan anggota Tim Anggota tim pembangunan zona integritas dibentuk melalui prosedur/mekanisme yang jelas, Sprin panitia seleksi;
selain pimpinan dipilih melalui misalnya: surat usulan calon personel TIM Kerja
prosedur/mekanisme yang jelas ?  membentuk panitia seleksi Penentuan TIM Kerja Zona Integritas; ZI;
 masing-masing unit kerja/satfung mengusulkan Personel-personel yang memiliki kompetensi laporan pelaksanaan seleksi pemilihan
dan mampu di bidangnya masing-masing; Tim kerja ZI;
 melakukan assessment/penilaian awal atas calon anggota tim untuk menilai motivasi dan Sprin Tim kerja ZI;
kompetensi;
 melakukan Rapat panitia seleksi pemilihan TIM Kerja Zona Integritas;
 penetapan anggota TIM Kerja Zona Integritas;
CONTOH PENANGGUNG JAWAB KOMPONEN PENGUNGKIT DI TINGKAT
POLRES/TA/TABES/MESTRO:
1. Manajemen Perubahan : KABAGOPS;
2. Penataan Tatalaksana : KASAT SABHARA;
3. Penataan Sistem Manajemen SDM : KABAGSUMDA;
4. Penguatan Akuntabilitas : KABAGREN;
5. Penguatan Pengawasan : KASIWAS DAN KASI PROPAM;
6. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik :
a. Pelayanan Satpas : KASATLANTAS;
b. Pelayanan SKCK : KASATINTELKAM;
c. Pelayanan Penyidikan : KASASTRESKIRM DAN KASAT RESNARKOBA;

d. Pelayanan .....
4

1 2 3 4 5
d. Pelayanan Besuk Tahanan : KASAT TAHTI;
e. Pelayanan SPK : KA SPKT.
CONTOH PENANGGUNG JAWAB KOMPONEN HASIL DI TINGKAT
POLRES/TA/TABES/MESTRO:
1. KASATINTELKAM;
2. KASATBINMAS;
(Kasatintelkam dan Kasatbinmas sesuai fungsinya akan sangat mudah berkomunikasi dengan
masyarakat sehingga diharapkan Hasil Suvei oleh masyarakat benar benar didapat sesuai
dengan pelayanan yang diberikan);
Susunan penanggung jawab tim kerja dapat disesuaikan dengan karakteristik masing-masing unit.
Didalam TIM kerja ZI harus dibentuk operator tiap-tiap fungsi, yang bertugas untuk melaksanakan
pengumpulan data/dokumentasi tiap-tiap fungsi yang dibutuhkan untuk menjawab Lembar Kerja
Evaluasi (LKE), operator dibawah kendali Kabagren dengan jumlah operator, sebagai berikut:
1. operator Bagops;
2. operator Bagsumda;
3. operator Bagren;
4. operator Satintelkam;
5. operator SaSTReskrim;
6. operator Satsabhara;
7. operator Satlantas;
8. operator SaSTResnarkoba;
9. operator Sat Tahti;
10. operator Satbinmas;
11. operator Siwas;
12. operator Sipropam;
13. operator SPKT;

2. Dokumen .....
5

1 2 3 4 5
2. Dokumen Rencana Pembangunan Rencana Pembangunan ZI adalah rencana aksi, Program, Kegiatan dan Inovasi dalam
Zona Integritas (ZI) rangka menuju WBK/WBBM yang akan dilaksanakan:
a. Apakah ada dokumen rencana buat rencana aksi tiap-tiap penanggung jawab program (kapan dimulai, berapa lama, Undangan, absensi, foto, dokumen rencana
kerja/aksi pembangunan Zona target yang akan dicapai); aksi, laporan kegiatan penyusunan rencana
Integritas menuju WBK/WBBM ? aksi ZI.
rencana aksi berisi kegiatan, target, waktu, penanggung jawab dan hasil yang ingin
dicapai, disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik masyarakat di wilayah masing-
masing.
b. Apakah dalam dokumen Rencana aksi berisi kegiatan yang berhubungan erat dengan hasil yang diinginkan dari dokumen rencana aksi yang berisi target
pembangunan terdapat target- masing-masing aspek perubahan. prioritas;
target prioritas yang relevan Contoh: laporan pelaksanaan kegiatan; penyusunan
dengan tujuan pembangunan Area Penguatan Akuntabilitas Kinerja; target prioritas ZI;
WBK/WBBM? Hasil yang diinginkan: adanya ukuran kinerja yang berorientasi hasil; Kep tentang rencana Pembangunan ZI dan
Kegiatan: Penyusunan target prioritas;
 tentukan target prioritas yang dirasa mudah diraih atau dicapai di tiap komponen
perubahan;
 penentuan target-target prioritas harus melibatkan seluruh TIM Kerja;
 melaksanakan Anev dari pencapaian target;
 laksanakan Anev pada masing-masing rencana kerja dan rencana aksi yang terlaksana
maupun yang tidak terlaksana;
 membuat Kep Kasatfung/Kasatker tentang rencana Pembangunan ZI.
c. Apakah terdapat mekanisme atau Proses Pembangunan ZI Menuju WBK harus disosialisasikan kepada seluruh Personel dokumentasi, laporan
media untuk mensosialisasikan maupun masyarakat agar tujuan utama meraih WBK dan WBBM tercapai.
pembangunan WBK/WBBM ?  Sosialisasi kepada Personel:
- melalui pengarahan saat Apel Pagi;
- kegiatan roadshow Program, Kegiatan dan Inovasi pembangunan ZI;
- pada kegiatan Anev;
- pemasangan Spanduk dan Banner diingkungan kerja;
 Sosialisasi kepada masyarakat:
- melalui Website; screenshoot website, screenshoot Medsos,
- melalui Media Sosial; kliping, dokumentasi, majalah kepolisian
- melalui Media elektronik/cetak;
- pemasangan spanduk dan baner dilokasi pelayanan;
- pemanfaatan peran Bhabinkamtibmas; Buku laporan sosialisasi
 membuat buku laporan sosialisasi ZI.
3. Pemantauan .....
6

1 2 3 4 5
3. Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara kontinyu dalam rangka monitoring
Pembangunan WBK/WBBM capaian pembangunan ZI tiap-tiap komponen.
a. Apakah seluruh kegiatan  pemantauan dan evaluasi harus melibatkan seluruh anggota TIM; laporan hasil Anev regular yang berisi target –
pembangunan sudah dilaksanakan  membuat laporan hasil pelaksana masing-masing rencana aksi yang telah capaian, hambatan, rencana tindak lanjut;
sesuai dengan rencana? dilaksanakan; laporan pelaksanaan rencana aksi oleh tim
 membuat Anev hasil pelaksanaan rencana kerja Pembangunan ZI; kerja ZI;
 membuat dokumentasi berupa foto-foto kegiatan; Dokumentasi;

RBP Srena Polri membuat contoh laporan


hasil Anev dan tindak lanjut.
b. Terdapat monitoring dan evaluasi  melakukan monitoring dan evaluasi atas kemajuan rencana aksi yang sebelumnya laporan hasil Anev Bulanan, STRiwulan,
terhadap pembangunan Zona sudah dibuat; Semesteran, dan Tahunan
Integritas  memberikan rekomendasi perbaikan agar pelaksanaan rencana aksi pada periode
berikutnya dapat lebih baik;
 membuat laporan Anev dan monitoring secara Bulanan, STRiwulan. Semesteran
danTahunan;
c. Apakah hasil Monitoring dan  Laporan hasil Monitoring dan Evaluasi telah ditindaklanjuti beserta rekomendasinya. Laporan tindak lanjut Monev dan
Evaluasi telah ditindaklanjuti ? rekomendasinya.
4. Perubahan pola pikir dan budaya kerja Perubahan pola pikir dan budaya kerja adalah kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka
merubah pola pikir anggota menuju kearah yang lebih baik serta mewujudkan budaya kerja
disatuan kerjanya sehingga tercipta lingkungan kerja yang benar-benar bebas korupsi dan
berkinerja baik.
a. Apakah pimpinan berperan sebagai • Keteladanan yang ditunjukkan oleh pimpinan akan menjadi panutan bagi bawahannya; Dokumentasi kegiatan kerjasama, kegiatan
role model dalam pelaksanaan • Keteladanan mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan pribadi seseorang; sinergitas, pelayanan dan pengabdian kepada
Pembangunan WBK/WBBM? • Keteladanan akan sangat cepat merubah pola pikir bawahan. masyarakat, press release.

Pada tingkat Polres/Ta/Tabes/Metro sebagai Role Model adalah:


 Kasatfung/Kasatker, Wakasatfung/Kasatker;
 Kabag;
 Kasat;
 Kapolsek.

Kegiatan .....
7

1 2 3 4 5
Kegiatan-kegiatan role model:
- kerja bersama;
- kegiatan sinergitas;
- pelayanan kepada masyarakat;
- pengambilan keputusan yang cepat dan tepat;
- komunikasi pimpinan dengan media;
- komunikasi pimpinan dengan masyarakat secara langsung;
- kepedulian pimpinan;
b. Apakah sudah ditetapkan 1. Agen Perubahan adalah personel yang ditunjuk untuk mempercepat proses perubahan baik Dokumentasi kegiatan untuk memotivasi dan
agen perubahan? dilingkungan internal maupun Eksternal; menjaring calon agen-agen perubahan, baik
2. Tugas Utama Agen Perubahan adalah mempelopori, mengerakkan, dan menyebarluaskan di lingkungan internal maupun eksternal;
proses perubahan yang dilakukan, baik kepada Personel maupun kepada masyarakat.
Daftar persyaratan/kriteria agen perubahan;
 Agen perubahan di lingkungan internal:
- menumbuhkan keinginan anggota untuk melakukan perubahan;
Keputusan Kasatfung/Kasatker tentang agen
- membina hubungan dalam rangka perubahan;
perubahan;
- menciptakan keinginan perubahan;
- menerjemahkan keinginan perubahan menjadi tindakan nyata;
- menjaga kestabilan perubahan dan hasil yang ingin dicapai;
 Agen Perubahan di lingkungan Eksternal
- mendiagnosa permasalahan masyarakat;
- menyebarluaskan perubahan yang dilaksanakan disatuan kerja;
- menanamkan kepada masyarakat bahwa pelayanan saat ini lebih mudah dan murah;
- mengikutsertakan masyarakat dalam proses perubahan pada unit kerja;
- memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa keberhasilan Pembangunan ZI
harus sepenuhnya didukung oleh masyarakat untuk tidak melakukan suap kepada
petugas dilapangan atau di lokasi pelayanan.
3. Menentukan Personel agen perubahan dengan parameter:
- Personel yang memiliki komitmen untuk melaksanakan perubahan;
- Personel yang memiliki komunikasi yang baik;
- Personel yang telah menerima pelatihan revolusi mental;
- Personel yang memiliki dedikasi dan kredibilitas dalam kinerja;
4. Menetapkan Personel agen perubahan dengan menerbitkan Kep Kasatfung/Kasatkerta;
melakukan monitoring dan evaluasi atas hasil agen perubahan;

c. Apakah .....
8

1 2 3 4 5
c. Apakah telah dibangun budaya  tentukan budaya kerja apa saja yang akan dilaksanakan; Dokumentasi pelaksanaan Anev harian
kerja dan pola pikir di lingkungan  tentukan juga budaya kerja yang tidak boleh dilaksanakan; tentang budaya kerja;
organisasi?  laksanakan progam budaya kerja sesuai SOP;
 berikan reward kepada yang melaksanakan/berprestasi; Print out absensi harian;
 berikan punishment bagi yang tidak taat;
 penerapan budaya kerja sesuai SOP akan secara bertahap merubah pola pikir Personel. Hasil input kegiatan harian pada LHK pada
aplikasi e-kinerja;
Contoh Budaya Kerja :
 Melaksanakan Anev setiap hari untuk: Laporan program pelayanan publik pada
- mengevaluasi hasil kerja yang sudah dilaksanakan; hari minggu di lokasi car free day;
- membahas rengiat 2 hari ke depan;
Laporan kegiatan anggota di TKP;
- menentukan jumlah Personel kekuatan pengamanan dilaksanakan;
- menentukan cara bertindak;
Laporan kegiatan pembinaan kerohanian
- melibatkan fungsi Bagops, Satintelkam, Satreskrim, Satsabhara, Satlantas, Sat
dan mental;
Narkoba, Satbinmas, SPKT dan Propam;
 Absensi melalui fingerprint pada saat masuk dan pulang kerja;
Dokumentasi program reward bagi
 Input Kegiatan Harian pada LHK (Lembar Harian Kerja) pada aplikasi E-kinerja; anggota;
 Program Mingu Melayani di lokasi Car free day;
 Setiap anggota diwajibkan mendatangi TKP tanpa melihat fungsi dan wilayah kerjanya, Laporan polisi mengajar;
(melalui Aplikasi DS3);
 Kamis Berzikir, program pembinaan rokhani dan mental;
 Sabtu Bersyukur, program pemberian reward bagi yang anggota yang berulang tahun;
 Polisi Mengajar.

d. Apakah anggota organisasi terlibat  Buat Program, kegiatan dan inovasi pembangunan ZI yang melibatkan seluruh Personel. Laporan hasil kegiatan pembangunan ZI
dalam pembangunan Zona Contoh Program dan Kegiatan yang melibatkan seluruh Personel: yang melibatkan anggota;
Integritas menuju WBK/WBBM? - Penandatanaganan fakta integritas kepada seluruh Personel;
- Kamis Berzikir, program pembinaan rokhani dan mental; Dokumentasi kegiatan ZI;
- Sabtu Bersyukur, program pemberian reward bagi yang anggota yang berulang tahun;
- E-kinerja;
 Membuat laporan hasil kegiatan.
PENATAAN TATALAKSANA .....
9

PENATAAN TATALAKSANA PETUNJUK TEKNIS DATA DUKUNG


1. prosedur operasional tetap (SOP) kegiatan
utama (1,5)
a. Apakah SOP mengacu pada peta proses  Membuat SOP Satfung dan Polsek jajaran yang mengacu kepada Tupoksi masing- Rekapitulasi SOP
bisnis instansi masing; Buku SOP
 SOP dibuat sesuai karakteristik wilayah;
 Standar Operasional Prosedur yang mengacu pada Perkabaharkam Polri Nomor 11
Tahun 2016 tentang Penyusunan Standar Operasional Prosedur dilingkungan Polri;
 Membuat SOP inovasi yang dibuat;
b. Prosedur operasional tetap (SOP) telah  Memastikan pelaksanaan Tugas Personel sesuai SOP; Jumlah Pelanggaran Personel yang
diterapkan  Minimnya Jumlah pelanggaran pelaksanaan Tugas yang tidak sesuai SOP. tidak melaksanakan tugas sesuai
dengan SOP.

c. Prosedur operasional tetap (SOP) telah  Melaksanakan Evaluasi SOP Secara Berkala (STRiwulan, Semester);
dievaluasi  Membuat laporan hasil Anev dan monitoring SOP.
2. E-Office (2)
a. Apakah sistem pengukuran kinerja unit  Memiliki Sistem Pengukuran Kinerja Unit dan Individu yang menggunakan Teknologi Screenshoot penggunaan
sudah menggunakan teknologi informasi? Informasi. Teknologi/aplikasi dalam pengukuran
kinerja unit
CONTOH :
APLIKASI E-KINERJA POLRESTA SIDOARJO Buku Laporan penggunaan Teknologi
www.ekinerja-polrestasidoarjo.com Informasi/aplikasi

Merupakan Aplikasi Berbasis web yang digunakan / diakses melalui smartphone


sehingga memudahkan dalam penggunaannya.
Penggunaan Aplikasi E-kinerja:
 Personel Polresta Sidoarjo Input LHK (Lembar Harian kinerja) setiap hari dengan
verifikasi dari atasan langsung;
 Kerja yang sudah diverifikasi akan menjadi capaian kinerja Personel;
 Capaian Kinerja digunakan untuk menghitung besarnya tunkin yang akan diterima
setiap harinya;
 Absensi Menggunakan fingerprint yang terkoneksi pada aplikasi dan digunakan
sebagai pengurangan ketidak hadiran pada tunjangan kinerja;

b. Apakah .....
10

b. Apakah operasionalisasi manajemen SDM  Penerapan Aplikasi SIPP (Sistem Informasi Personel Polri); Screenshoot penggunaan Teknologi
sudah menggunakan teknologi informasi?  Memiliki Pengelolaan Personel yang memanfaatkan Teknologi Informasi; infromasi/aplikasi dalam manajemen
SDM;
CONTOH :
Penggunaan Aplikasi Smart Data Base Polresta Sidoarjo, merupakan aplikasi berbasis Buku Laporan penggunaan Teknologi
web yang menyajikan data personel, data masyarakat, lokasi objek vital, pejabat daerah Informasi/aplikasi;
dan lain-lain.

c. Apakah pemberian pelayanan kepada publik  Penggunaan Teknologi Infromasi dalam memberikan Pelayanan kepada masyarakat Screenshoot penggunaan Teknologi
sudah menggunakan teknologi informasi? yang bertujuan untuk lebih memudahkan masyarakat dalam menerima layanan; infromasi/aplikasi Layanan;
 Memiliki Website yang memudahkan masyarakat dalam memperoleh Informasi terkait
layanan kepolisian dan pengaduan masyarakat; Screenshoot web/media sosial;
 Memiliki Media Sosial seperti facebook, twitter, Instagram, Path, Google+, Dll.
Buku Laporan penggunaan Teknologi
Contoh Pelayanan Menggunakan IT di Polresta Sidoarjo: Informasi/aplikasi layanan;
- Pelayanan SKCK Online;
- Pelayanan SKCK Keliling online;
- Penanganan Laporan Masyarakat melalui apliksi DS-3;
- Perangkat E-kinerja Polresta sidoarjo yang dapat digunakan oleh masyarakat dalam
memperoleh Layananan dan Informasi layanan Secara online hingga tingkat Polsek;
- Sistem Antrian Elektronik;
- One gate Sistem, diberlakukannya satu pintu masuk bagi pengurusan SIM dengan
menggunakan kartu chip, pemberian kartu chip oleh petugas kepada pemohon SIM
yang persyaratannya sudah lengkap, sehingga hanya pemohon SIM yang dapat
masuk kedalam ruangan pelayanan SIM.

d Apakah telah dilakukan monitoring dan  Membentulk TIM Monitoring dan Evaluasi khusus pemanfaatan IT; Sprint
evaluasi terhadap pemanfaatan teknologi  Pemilihan TIM harus memiliki kemampuan dan kompetensi di bidang IT; Undangan rapat
informasi dalam pengukuran kinerja unit,  Dapat melibatkan pihak luar dalam melakukan monitoring dan evaluasi (Survei); Laporan Monev
operasionalisasi SDM, dan pemberian  Menggunakan IKM digital dalam pelaksanaan Evaluasi dan Monitoring;
layanan kepada publik?  Membuat Laporan Hasil pelaksanaan monitoring evaluasi terhadap pemanfaatan
teknologi informasi dalam pengukuran kinerja unit, operasionalisasi SDM, dan
pemberian layanan kepada publik;
 Melaksanakan kegiatan fourci ZI (4C ZI = Cek Ricek Cross Cek Final Cek).

3. Keterbuaan .....
11

3. Keterbukaan Informasi Publik (1,5)


1 2 3 4 5
a. Kebijakan tentang keterbukaan informasi  menyiapkan sediaan informasi dengan berbagai infrastruktur dan konten yang Screenshoot Website
publik telah diterapkan memadai, disertai dengan sikap keterbukaan dan mekanisme serta prosedur yang Dokumentasi Spanduk
memadai (memiliki Website yang mudah diakses); Dokumen MoU
 Penerapan keterbukaan informasi publik melalui Spanduk/banner, Website dan
Media Sosial;
 penandatanganan MoU dengan Media elektronik dan cetak dalam rangka
pemberitaan informasi publik;

Contoh Website Polresta Sidoarjo yang berisi konten:


 STRansparansi alokasi anggaran DIPA Polri melalui Website;
 Informasi pengurusan layanan SIM, STNK, BPKB, SKCK Online, Laporan Polisi,
Laporan Bebas Narkoba, Izin Keramaian, Info Penerimaan Polri;
Informasi Kegiatan Polresta Sidoarjo.

b. Melakukan monitoring dan evaluasi  Melaksanakan Anev dan Monitoring tentang keterbukaan informasi publik; Sprint
pelaksanaan kebijakan keterbukaan  Membuat laporan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan keterbukaan Undangan rapat
informasi publik informasi publik. Laporan Monev

PENATAAN .....
12

PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM (15) PETUNJUK TEKNIS DATA DUKUNG


1 Perencanaan kebutuhan pegawai sesuai dengan
kebutuhan organisasi (2)
1 2 3 4 5
a. Apakah kebutuhan pegawai yang disusun oleh  Perencanaan Kebutuhan pegawai mengacu pada Pemutakhiran data Pers ( DSP-RIIL)
unit kerja mengacu kepada peta jabatan dan hasil peta jabatan dan hasil analisis beban kerja (ABK) Lampiran:
analisis beban kerja untuk masing-masing yang dibuat oleh satuan fungsi setiap bulan dengan 1. Stok Pers Satker/Satfung;
jabatan? mengoptimalkan jumlah personel yang ada serta 2. Data Personel Kwalifikasi jabatan;
mengusulkan penambahan jumlah personel 3. DSP-RIIL anggota Polri dan PNS Satker / Satfung;
ke Polda Jatim. 4. Analisa Beban Kerja (ABK) pada masing-masing unit kerja;
5. Rekap ABK.

b. Apakah penempatan pegawai hasil rekrutmen  Melaksanakan Wanjak (WaKasatfung/Kasatker, Data rekap ketersediaan ruang jabatan di satker / satfung
murni mengacu kepada kebutuhan pegawai yang Kabagsumda, Kasubbagpers, Kasiwas dan Lampiran
telah disusun per jabatan? Kasipropam); 1. Usulan Penambahan Personel;
 Menempatkan Personel sesuai dengan kompetensi 2. Jabatan kosong;
(Dikjur dan Dikbangpers); 3. Ketersediaan ruang jabatan Satker/ Satfung;
 Penempatan Personel berdasarkan SMK. 4. Mutasi;
5. Membuat Rencana Mutasi;
6. Nota Dinas/SSTR undangan pelaksanaan Mutasi kepada DPK
untuk melaksanakan sidang Wanjak;
7. Absensi DPK;
8. Dokumentasi pelaksanaan sidang Wanjak;
9. Notulen hasil sidang Wanjak.
10. Keputusan Kapolres tentang Mutasi;
11. Surat Telegram mutasi.
c. Apakah telah dilakukan monitoring dan dan  Melaksanakan Anev dan Monitoring tentang Membuat Lap Monev perbulan/STRiwulan/semester tentang
evaluasi terhadap penempatan pegawai penempatan Personel; kendala/ hambatan dengan ditindaklanjuti:
rekrutmen untuk memenuhi kebutuhan jabatan  Membuat laporan terhadap evaluasi 1. Surat permohonan penambahan personel ke tingkat lebih atas;
dalam organisasi telah memberikan perbaikan penempatan Personel per Semester. 2. Lap Dikjur dan penempatan pers sesuai kompetensi;
terhadap kinerja unit kerja? 3. Lap TOT/Prolat/Dikjur guna meningkatkan Kompetensi (lap
hasil lengkap,STR/undangan, dokumentasi, absensi).

2. Pola Mutasi .....


13

1 2 3 4 5
2 Pola Mutasi Internal (2)
a. Dalam melakukan pengembangan karier pegawai,  Mutasi Internal melalui Dewan Pertimbangan Kapolres sebagai Role Model memimpin langsung untuk
apakah telah dilakukan mutasi pegawai antar karier yang mengacu pada kebutuhan pembinaan Karir bagi anggota dengan malakukan Binjas/
jabatan? personel tiap jabatan; psikolog/arahan
 Memiliki Sistem Mutasi Personel yang 1. Lap hasil Binkar pers (lengkap dokumentasi, absensi);
transparan dan Akuntabel; 2. Membuat Rencana Mutasi;
 Prioritas pada Kompetensi dan kemampuan 3. Nota Dinas/STR undangan pelaksanaan Mutasi kepada DPK
Personel. untuk melaksanakan sidang Wanjak;
4. Absensi DPK;
5. Dokumentasi pelaksanaan sidang Wanjak;
6. Notulen hasil sidang Wanjak;
7. Keputusan Kapolres tentang Mutasi;
8. Surat Telegram mutasi.
b. Apakah dalam melakukan mutasi pegawai antar 1. Penilaian kinerja berdasarkan penilaian atas 1. Lap lengkap pers yang menempati jabatan sesuai standart
jabatan telah memperhatikan kompetensi jabatan langsung; kompetensi;
dan mengikuti pola mutasi yang telah ditetapkan? 2. Mutasi Personel berdasarkan sertifikasi 2. Membuat Rencana Mutasi;
pendidikan dan kejuruan yang dimiliki. 3. Nota Dinas/STR undangan pelaksanaan Mutasi kepada DPK
untuk melaksanakan sidang Wanjak;
4. Absensi DPK;
5. Dokumentasi pelaksanaan sidang Wanjak;
6. Notulen hasil sidang Wanjak;
7. Keputusan Kapolres tentang Mutasi;
8. Surat Telegram mutasi.

c. Apakah telah dilakukan monitoring dan evaluasi 1. Melaksanakan Anev dan Monitoring tentang >> Lap Monev tiap bulan/triiwulan/semester dengan melampirkan
terhadap kegiatan mutasi yang telah dilakukan mutasi Personel; hasil Monev yaitu:
dalam kaitannya dengan perbaikan kinerja? 2. Membuat laporan terhadap evaluasi mutasi
Personel per Semester. 1. Daftar rekap jabatan Kosong/ketersediaan jabatan kosong;
2. Notulen hasil rapat;
3. Lap pers yang menempati jabatan sesuai kompetensinya.

3. Pengembangan .....
14

1 2 3 4 5
3 Pengembangan pegawai berbasis kompetensi (3)
a. Apakah Unit Kerja melakukan STRaining Need 1. Pengusulan Pendidikan personel melalui 1. Lap TOT setiap bulan yang dilaksanakan oleh
Analysis Untuk pengembangan kompetensi ? Dikbangpers dan Diklat ke Satuan Atas; Satker/satfung (lap hasil lengkap STR, Dokumentasi,
2. Melaksanakan pelatihan pelatihan peningkatan absensi)
kemampuan dibidang operasional, SDM dan IT; 2. Lap hasil prolat yang dilaksnakan Polda.
3. Memiliki Pola Pelatihan Mandiri yang meningkatkan 3. Lap dikjur/dikbangspers
kompetensi Personel; 4. Lap hasil Coaching Clinic (yang memiliki Inovasi
4. Coaching Clinic, Program pelatihan proaktif bagi pelayanan Untuk Masyarakat)
masyarakat umum yang akan masuk polisi untuk
menjaring calon anggota Polri yang berkualitas
Polresta Sidoarjo, berupa pengetahuan umum dan
kesiapan jasmani.
b. Dalam menyusun rencana pengembangan 1. Rencana pengembangan kompetensi pegawai, 1. Lap SMK persemester setiap unit kerja.
kompetensi pegawai, apakah mempertimbangkan apakah mempertimbangkan hasil pengelolaan 2. Membuat rencana pers yang mengikuti prolat,
hasil pengelolaan kinerja pegawai? kinerja pegawai dengan menggunakan penilaian Diksbangpers, Dikjur.
SMK Personel; 3. Lap hasil pers yang mengikuti Prolat,Diksbangsper,
2. Membuat usulan Peserta Dikbang ke Satuan Atas Dikjur (lengkap STR, Dokumentasi)
Polda.
c. Persentase kesenjangan kompetensi pegawai 3. Memetakan Personel berdasarkan kepemilikan >> Lap hasil rekap unit kerja yang personelnya sudah sesuai
yang ada dengan standar kompetensi yang sertifikasi pendidikan dan kejuruan dengan kompetensinya.
ditetapkan untuk masing-masing jabatan
d. Pegawai di Unit Kerja telah memperoleh 4. Merekap Personel yang memiliki: >> Lap hasil pers yang bertempat di unit kerja telah
kesempatan/hak untuk mengikuti Diklat maupun - Dikbangspes, melaksanakan Prolat, Dikbangpers, Dikjur
pengembangan kompetensi lainnya. - Sertifikasi,
- Keahlian.

e. Dalam pelaksanaan pengembangan kompetensi, 5. Mengusulkan Dikbangspes, Pelatihan Ke Kesatuan 1. Lap Rencana pelakasanaan training TOT yang dilakukan
apakah unit kerja melakukan upaya atas oleh Unit Kerja;
pengembangan kompetensi kepada pegawai 6. in-house training Melaksanakan in-house training 2. STR/Undangan Laks training TOT;
(dapat melalui pengikutsertaan pada lembaga pengembangan kepribadian 3. Lap hasil Pelaksanaan Training TOT/beserta
pelatihan, in-house training, atau melalui dokumentasinya.
coaching, atau mentoring, dll) ?

f. Apakah .....
15

1 2 3 4 5
f. Apakah telah dilakukan monitoring dan evaluasi 7. Melaksanaan Anev dan Monitoring tentang Lap hasil Monev bulan/triwulan/semester kaitannya tentang
terhadap hasil pengembangan kompetensi dalam pengembangan kompetensi Personel TOT, Prolat, Dikjur, Dikbangspers beserta tindak lanjut hasil
kaitannya dengan perbaikan kinerja? 8. Membuat Laporan hasil Monev.

4 Penetapan kinerja individu (4)


a. Terdapat penetapan kinerja individu yang terkait 9. Penetapan Kinerja Individu melalui Sistem Lap SMK tiap unit Kerja persemester dalam satu tahun
dengan kinerja organisasi Manajemen Kinerja (SMK) yang dilaksanakan
secara periodik 6 bulan sekali sesuai dengan
tupoksinya masing masing serta telah memiliki
kesesuaian dengan level pimpinan diatasnya.
10. Aplikasi E-kinerja, merupakan aplikasi berbasis
web yang digunakan untuk mengelola dan menilai
kinerja personel polresta Sidoarjo (aplikasi ini
dapat diakses melalui komputer maupun hp
android).

b. Ukuran kinerja individu telah memiliki kesesuaian 11. Membuat SMK untuk penilaian kinerja Personel Lap SMK tiap unit Kerja persemester dalam satu tahun.
dengan indikator kinerja individu level diatasnya 12. Pengukuran Kinerja melalui E-Kinerja.
Rekap SMK

c. Pengukuran kinerja individu dilakukan secara 13. Pengukuran kinerja individu dilakukan secara Lap SMK tiap unit Kerja persemester dalam satu tahun.
periodik periodik melalui SMK dan E-Kinerja.
14. Pelaksanaan reward.

d. Hasil penilaian kinerja individu telah dijadikan 15. Membuat STR pemberian Reward dan Punishment Lap Wanjak pemberian Reward/Punisment bagi anggota
dasar untuk pemberian reward (pengembangan untuk mengapresiasi Personel. internal maupun eksternal;
karir individu, penghargaan dll). 16. Pelaksanaan pemberian reward.
17. Membuat Laporan Hasil. STR/undangan Pelaksanaan pemeberian reward/
Punishment bg anggota internal maupun eksternal;

Lap hasil Reward/Punishment bagi anggota internal maupun


eksternal.

5. Penegakan .....
16

1 2 3 4 5
5. Penegakan aturan disiplin/kode etik/kode perilaku
pegawai (3)
a. Aturan disiplin/kode etik/kode perilaku telah 18. Pelaksanaan Sidang Disiplin dan Kode Etik 1. Lap Hasil Pelaksanaan Gaktibplin
dilaksanakan/diimplementasikan 19. Program Helm Disiplin, Program membudayakan malu jika (lengkap STR, Absensi, Dokumentasi)
melakukan pelanggaran dengan menggunakan HELM DISIPLIN 2. Lap Hasil Sidang Disiplin, Kode etik
dan berdiri di depan peserta setiap apel Pagi hinga waktu yang (lengkap STR, Dokumentasi, Absensi).
ditentukan, dengan harapan pelanggaran tersebut tidak ditiru oleh 3. Data Rekap Pers yang melanggar
personel yang lain
6. Sistem Informasi Kepegawaian (1)
a. Data informasi kepegawaian unit kerja telah 20. Pengelolaan Sistem Informasi Personel polri yang terkoneksi 1. Pemutakhiran data pers melalui sisbinkar
dimutakhirkan secara berkala. dengan Mabes Polri dan dilaksanakan update setiap saat. yang terkoneksi dengan pusat
21. Smart Database Organisasi Polresta Sidoarjo, merupakan (screenshoot Aplikasi).
aplikasi berbbasis web yang menyajikan data informasi Personel
PENGUATAN AKUNTABILITAS (10) PETUNJUK TEKNIS DATA DUKUNG
1 Keterlibatan pimpinan (5)
a. Apakah pimpinan terlibat secara langsung pada  Pimpinan terlibat langsung dalam Sun produk perencanaan melalui  Undangan Rapat;
saat penyusunan Perencanaan penerbitan Sprin Pokja;  Sprin Pokja;
 Sosialisasi tentang Renja, Tapja, IKU;  Absensi kehadiran;
 Membuat Laporan Hasil Pelaksanaan;  Dokumentasi;
 Laporan Hasil Laks;

b. Apakah pimpinan terlibat secara langsung pada  Pimpinan terlibat secara langsung pada saat penyusunan  Undangan rapat;
saat penyusunan Penetapan Kinerja Penetapan Kinerja melalui Rapat penetapan IKU yang berorientasi  Sprin Pokja;
hasil kepada masyarakat;  Absensi kehadiran;
 membuat laporan hasil pelaksanaan.  Dokumentasi;
 Laporan Hasil Laks;
 Dokumen Tapja.

c. Apakah pimpinan memantau pencapaian kinerja  Pimpinan memantau pencapaian kinerja secara berkala melalui  Undangan rapat;
secara berkala Anev Bulanan, Triwulan, Semester dan Tahunan.  Absensi kehadiran;
 Dokumentasi;
 Laporan Hasil Laks Anev.

2. Pengelolaan .....
17

1 2 3 4 5
2 Pengelolaan Akuntabilitas Kinerja (5)
a. Apakah dokumen perencanaan sudah ada  Membuat dokumen perencanaan jangka pendek Renja, Renstra  Undangan sosialisasi;
lima tahunan.  Sprin Pokja;
 Absensi kehadiran;
 Dokumentasi;
 Laporan Hasil Laks sosialisasi;
 Dokumen Renja dan Renstra.

b. Apakah dokumen perencanaan telah berorientasi  Melaksanakan Anev kinerja Satker/Satfung apakah kinerja yang  Undangan Anev;
hasil dilaksanakan sudah sesuai renja dan Renstra;  Sprin Pokja;
 Dokumen perencanaan telah berorientasi hasil dengan menetap  Absensi kehadiran;
kan IKU.  Dokumentasi;
 Laporan Hasil Laks Anev;
 Dokumen IKU;

c. Apakah terdapat Indikator Kinerja Utama (IKU)  Melaks rapat penyusunan IKU Satker/Satfung;  Undangan Anev;
 Mengkompulir IKU dari masing masing Unit kerja.  Sprin Pokja;
 Absensi kehadiran;
 Dokumentasi;
 Laporan Hasil Laks;
 Dokumen IKU Satker/Satfung;
 Dokumen IKU unit kerja.

d. Apakah indikator kinerja telah SMART  Membuat IKU yang disesuaikan dengan kerawanan daerah masing-  Dokumen IKU yang telah dibuat.
masing;
 IKU yang dibuat harus jelas dan tepat sasaran berorentasi pada
pelayanan masyarakat antara lain:
- Persentase peningkatan penyelesaian perkara;
- IKM berorientasi Baik;
- Menurunnya angka kecelakaan Lalulintas;
- Meningkatnya jumlah MoU;
e. Apakah laporan kinerja telah disusun tepat waktu  Penyusunan LKIP secara tepat waktu (Bulan Januari);  Dokumen LKIP
 Laporan Kinerja LKIP telah dikirim ke Polda tetap waktu (bulan
Januari ).

f. Apakah .....
18

1 2 3 4 5
f. Apakah pelaporan kinerja telah memberikan informasi  Laporan Kinerja telah memberikan informasi tentang kinerja  Dokumen LKIP
tentang kinerja. melalui prosentase kenaikan capaian kinerja.
g. Apakah terdapat upaya peningkatan kapasitas SDM  terdapat upaya peningkatan kapasitas SDM yang  ceklist minat anggota untuk ikuti Diklat/
yang menangani akuntabilitas kinerja. menangani akuntabilitas kinerja dengan mengusulkan Dikbangpers;
mengikuntukan Personel Bagren untuk mengikuti Diklat/  surat usulan Lat/Dikbangpers Fungrengar
Dikbang (tingkat Polres Bagren). ke Polda;
 STR pemanggilan Diklat/Dikbangpers;
 laporan hasil pelaksanaan Lat/Dikbang;
 sertifikat Lat/Dikbang Fungrengar.

h Pengelolaan akuntabilitas kinerja dilaksanakan oleh  menempatkan anggota yang memiliki kompetensi pada  daftar anggota bidang perencanaan yang
SDM yang kompeten. bidang Pengelolaan akuntabilitas; telah mengikuti Diklat/Dikbangpers
 Personel pengelolaan akuntabilitas telah memiliki sertifikasi,
piagam, Dikbang fungsi perencaanaan.
PENGUATAN PENGAWASAN PETUNJUK TEKNIS DATA DUKUNG
1 Pengendalian Gratifikasi (3)
a. Telah dilakukan public campaign tentang  melaksanakan public komplin di lokasi pelayanan melalui  Screenshoot, Banner, Dokumentasi, laporan
pengendalian gratifikasi sesuai Surat Edaran Kapolri pemasangan spanduk dan banner larangan gratifikasi; hasil pelaksanaan dan Springas.
Nomor: SE/9/X/2015 tentang pelaksanaan  melaksanakan pengawasan di lokasi pelayanan melalui
pengendalian gratifikasi. penempatan anggota Propam dan Siwas.
b. Pengendalian gratifikasi telah diimplementasikan.  Penempatan Provos dilokasi Pelayanan melalui Sprin  Springas penempatan anggota Propam dan
Kasatfung/Kasatker; Siwas;
 pemasangan CCTV dan Laporan hasil
 Siaga CCTV, Pemasangan CCTV pada lokasi pelayanan, pelaksanaan;
pengawasan dan pemantauan, terkoneksi pada ruang  Screenshoot.
Kasatfung, Kasatker, dan Tim Pengawas serta dapat
diakses melalui smart phone, Pengawasan bisa
dilaksanakan setiap saat.

2. Penerapan .....
19

1 2 3 4 5
2 Penerapan SPIP (3)
a. Telah dibangun lingkungan pengendalian.  melaksanakan Pengawasan dan Monitoring pada lokasi pelayanan Sprin, dokumentasi dan laporan hasil
supervisi ke Polsek Jajaran.

b. Telah dilakukan penilaian risiko atas pelaksanaan  penilaian risiko atas pelaksanaan kebijakan melalui penyusunan Renops (Kirsus, Sprin dan Renfung).
kebijakan. Rencana Operasi yang didalamnya terdapat penjabaran tugas,
Cara Bertindak dan Target Operasi.

c. Telah dilakukan kegiatan pengendalian untuk  menyusun laporan kegiatan Pengawasan dan Monitoring dari fungsi Sprin, Renwasmon, dokumentasi dan laporan
meminimalisir risiko yang telah diidentifikasi. Pelayanan dan Polsek jajaran secara berkala. hasil pelaksanaan.

d. SPI telah diinformasikan dan dikomunikasikan  sosialisasi Kepada seluruh anggota pada saat apel pagi; Absensi, dokumentasi dan notulen.
kepada seluruh pihak terkait.  penekanan oleh Ka pada saat Anev.

3 Pengaduan Masyarakat (3)


a. Kebijakan pengaduan masyarakat telah  Penanganan pengaduan masyarakat melalui Ruang Khusus  Ruang khusus Dumas;
diimplementasikan. pengaduan;  Dokumentasi;
 Pengelolaan Pengaduan melalui Media WEB, Facebook, Twitter,  Screen shoot;
Instagram, Path, WA, line, Telp, Pengaduan maupun informasi dari  Kliping media cetak;
masyarakat (Dumas) dan semua Media Pengaduan langsung  Laporan hasil tindak lanjut penanganan
mendapat respon dari petugas jika perlu penanganan lebih lanjut Dumas.
akan diteruskan ke Kabagops via Whatsapp untuk diteruskan
ke Kasatker terkait;
 Team Cyber STRoop Polrestabes Surabaya, yang bertugas
melaksanakan profiling di dunia maya akan mencari sumber
informasi atau pengaduan masyarakat yang tidak disampaiakan
secara langsung ke Polrestabes Surabaya untuk ditindaklanjuti.
b. Hasil penanganan pengaduan masyarakat telah  penanganan pengaduan masyarakat telah ditindaklanjuti melalui  Laporan hasil tindak lanjut klarifikasi dumas
ditindaklanjuti. Itwasda dan Bidpropam Polda Jatim; yang ditangani oleh Siwas dan Propam.
 penanganan pengaduan masyarakat telah ditindaklanjuti melalui
Siwas Polrestabes Surabaya;
 penanganan pengaduan masyarakat telah ditindaklanjuti melalui
aplikasi SP4N/LAPOR;

c. Telah .....
20

1 2 3 4 5
c. Telah dilakukan monitoring dan evaluasi atas  menyusun laporan hasil dari laporan kemajuan dari fungsi yang  laporan hasil tindak lanjut klarifikasi dumas
penanganan pengaduan masyarakat. menangani untuk dilaporkan kepada Irwasda. yang ditangani oleh Siwas dan Propam.

d. Hasil evaluasi atas penanganan pengaduan  menyusun laporan hasil penanganan pengaduan secara berkala/  membuat surat klarifikasi ke Satfung;
masyarakat telah ditindaklanjuti. Bulanan;  membuat laporan hasil klarifikasi dan Tinjut
 melaksanakan Anev dan Monitoring terhadap Dumas yang masuk. ke Satuan atas;
 membuat rekapitulasi jumlah Dumas yang
masuk dan ditindaklanjuti;

4 Whistle-Blowing System (3)


a. Apakah Whistle Blowing System sudah melaksanakan sosialisasi tentang Whistle Blowing System pada personel  dokumentasi;
diinternalisasi ? Polrestabes Surabaya.  undangan;
 notulen dan absensi;
b. Whistle Blowing System telah diterapkan.  Dengan menyusun SOP Whistle Blowing System;  SOP;
 tindak lanjut hasil apabila terbukti akan dilaksanakan pemeriksaan  laporan informasi, LHK, laporan penugasan
oleh Propam; dan laporan pengaduan;
 menyiapkan ruang khusus pengaduan Whistle Blowing.  Menyiapkan fasilitas ruang khusus untuk
Whistle Blowing.

c. Telah dilakukan evaluasi atas penerapan Whistle  Melaporkan evaluasi Kepada Kepala hasil penerapan Whistle Laporan hasil evaluasi.
Blowing System. Blowing System.

d. Hasil evaluasi atas penerapan Whistle Blowing  Melaporkan hasil pelaksanaan penerapan Whistle Blowing System Laporan pembentukan Whistle Blowing
System telah ditindaklanjuti. kepada Propam Polda Jatim. Sistem.

5 Penanganan Benturan Kepentingan (3)


a. Telah terdapat identifikasi/pemetaan benturan  penerapan HTCK dilingkungan Polrestabes Surabaya;  Laporan;
kepentingan dalam tugas fungsi utama sesuai  melaksanakan sinergitas dengan instansi samping;  Dokumentasi.
dengan Surat Edaran Kapolri Nomor: SE/8/X/2015  melaksanakan kegiatan bersama TNI-Polri;
tentang Jukrah pencegahan benturan kepentingan  melaksanakan sinergitas dengan Toga, Tomas, Tokoh
Kepemudaan, Buruh, Mahasiswa.
b. Penanganan .....
21

1 2 3 4 5
b. Penanganan Benturan Kepentingan telah  Melaksanakan kegiatan sosialisasi Penanganan Benturan  Laporan hasil pelaksanaan;
disosialisasikan/internalisasi Kepentingan dengan menghadirkan Kasatfung dan Polsek  Dokumentasi;
Jajaran.  Undangan dan absensi.
c. Penanganan Benturan Kepentingan telah  Menerapkan penempatan Personel sesuai profesi yang dimiliki,  Laporan hasil Wanjak/STR;
diimplementasikan sertifikat atau kejuruan yang dimiliki;  Sprin Wanjak;
 Penempatan Personel berdasarkan penilaian atasannya atau  Dokumentasi.
penilaian terhadap rekan kerja dalam keputusan Wanjak;
 Menghilangkan kesempatan untuk KKN.
d. Telah dilakukan evaluasi atas Penanganan  Menyusun Laporan Hasil Pelaksanaan Penanganan Benturan  Laporan hasil;
Benturan Kepentingan Kepetingan sesuai HTCK;  Dokumentasi.
 Membuat dokumentasi.
e. Hasil evaluasi atas Penanganan Benturan  Melaporkan Hasil Pelaksanaan Penanganan Benturan  Laporan hasil;
Kepentingan telah ditindaklanjuti Kepetingan sesuai HTCK kepada Kasatfung, Kasatker dan Polda.  Dokumentasi;
 Sprin Tugas.
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK (10) PETUNJUK TEKNIS DATA DUKUNG
1 Standar Pelayanan (3)
a. Terdapat kebijakan standar pelayanan - Menyusun Standar Pelayanan sesuai dengan Peraturan Menteri PAN Buku Standar Pelayanan;
No. 15 tahun 2014 tentang Standart Pelayanan yang berisi:
1. Persyaratan; Dokumentasi, foto.
2. Sistem Mekanisme dan Prosedur;
3. Jangka Waktu Pelayanan;
4. Biaya/Tarif;
5. Produk Layanan;
6. Penanganan penagduan, Saran dan Masukan/Apresiasi;
7. Dasar Hukum;
8. Sarana Prasarana dan Fasilitas;
9. Kompetensi Pelaksanan;
10. Pengawasan Internal;
11. Jumlah Pelaksana;
12. Jaminan Pelayanan;
13. Jaminan Kemanan dan Keselamatan Pelayanan;
14. Evaluasi Kinerja Pelayanan.

b. standar .....
22

1 2 3 4 5
b. Standar pelayanan telah dimaklumatkan - Membuat Maklumat Standar Pelayanan; Dokumentasi maklumat
- Melaksanakan Sosialisasi dilokasi pelayanan publik dan melalui website. pelayanan;
Screenshoot.

c. Terdapat SOP bagi pelaksanaan standar - Membuat SOP Pelayanan; SOP Pelayanan
pelayanan - Penerapan SOP pada pelaksanaan pelayanan.
d. Dilakukan reviu dan perbaikan atas standar - Melaksanakan Analisa dan evaluasi terhadap SOP Pelayanan; Sprint
pelayanan dan SOP - Melaksanakan Perbaikan SOP sesuai Kebutuhan; Foto
- Melibatkan Pihak luar dalam perbaikan SOP Pelayanan. laporan
2 Budaya Pelayanan Prima (3)
a. Telah dilakukan sosialisasi/pelatihan dalam upaya - Roadshow Penerapan Pelayanan Prima; Sprint
penerapan Budaya Pelayanan Prima - Pelatihan Etika Pelayanan; Foto
- Minggu Melayani Polresta Sidoarjo. laporan

b. Informasi tentang pelayanan mudah diakses - Penyediaan Website yang mudah diakses oleh masyarakat dalam memperoleh informasi Screenshoot
melalui berbagai media layanan dan kegiatan; foto
- Informasi pelayanan melalui Media Sosial;
- Penyediaan Perangkat E-kinerja yang bisa digunakan oleh masyarakat dalam
memperoleh Layanan hingga ke Polsek jajaran.
c. Telah terdapat sistem punishment (sanksi)/reward - Pemberian Reward kepada petugas layanan secara kontinu; Sprint
bagi pelaksana layanan serta pemberian - Program Helm Disiplin, Pemberian punishment terhadap anggota yang melaksanakan Foto
kompensasi kepada penerima layanan bila pelanggaran. laporan
layanan tidak sesuai standar
d. Telah terdapat sarana layanan - Layanan SKCK Terpadu (SKCK, Sidik Jari, Bank BRI); Foto
terpadu/terintegrasi - Layanan Satpas Terpadu (Uji Teori, Uji Praktek, Foto SIM, Bank BRI). Laporan
e. Terdapat inovasi pelayanan - SKCK Online;
- SKCK Keliling Online;
- DS-3, Digital Security Sistem Semeru, Merupakan aplikasi berbasis android sebagai
Inovasi pelayanan publik Polresta Sidoarjo untuk menanggapi laporan dan informasi dari
masyarakat, yang membutuhkan respon dan kehadiran cepat dari kepolisian;
- Inovasi Pelayanan SIM GOR, merupakan inovasi pelayanan dibidang penerbitan SIM
dengan membuat lapangan praktek SIM di ruang publik yaitu di Parkir Timur GOR
Sidoarjo yang dapat memberikan latihan kepada masyarakat yang akan mengikuti ujian
SIM di Polresta Sidoarjo.
23

1 2 3 4 5
- Inovasi Pelayanan Pojok Baca Polresta Sidoarjo, merupakan fasilitas Perpustakaan yang Sprint
dapat digunakan oleh masyarakat yang sedang menunggu proses layanan di Polresta Laporan Inovasi
Sidoarjo;
- Inovasi Pelayanan Kriminal Database Polresta Sidoarjo, adalah sebuah inovasi
pelayanan Sateskrim Polresta Sidoarjo berupa aplikasi yang memudahkan masyarakat
untuk mengetahui sejauh mana perkembangan kasusnya melalui SP2HP Online;
- Inovasi Pelayanan One Gate System Satpas, One Gate Sistem yang diterapkan pada
Satpas Polres sidoarjo adalah diberlakukannya satu pintu masuk bagi pengurusan SIM
dengan menggunakan Kartu chip, pemberian kartu chip oleh petugas kepada pemohon
SIM yang persyaratannya sudah lengkap, sehingga hanya pemohon SIM yang dapat
masuk kedalam ruangan pelayanan SIM.
3 Penilaian kepuasan terhadap pelayanan (4)
a. Dilakukan suvei kepuasan masyarakat terhadap - Melaksanakan penilaian kepuasan Pelayanan melalui IKM Digital setiap hari Pada Unit Laporan SurveI
pelayanan Pelayanan;
- Melaksanakan Penilaian Kepuasan Manual;
- Suvei Kepuasan Masyarakat (SKM) setiap 6 bulan sekali melalui penyebaran quisioner.
b. Hasil suvei kepuasan masyarakat dapat diakses - Hasil suvei dipublikasikan kepada masyrakat melalui: Screenshoot
secara terbuka  Website; foto
 Media sosial;
 Banner/spanduk;
Contoh publikasi IKM melalui Website Polresta Sidoarjo:
- IKM Watch, Indek Kepuasan masyarakat yang terdapat di Website Polresta Sidoarjo
dan dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat.
c. Dilakukan tindak lanjut atas hasil suvei kepuasan Melaksanakan Anev dan Tindak Lanjut Terhadap setiap hasil Suvei Kepuasan Masyarakat. Sprint
masyarakat Laporan tindak lanjut

Jakarta, 6 April 2018


KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENTERI
SELAKU PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
PENGARAH PEMBANGUNAN ZI DAN REFORMASI BIROKRASI

Prof. H. MUHAMMAD TITO KARNAVIAN, PH. D.


JENDERAL POLISI ASMAN ABNUR
24

SSTRUKTUR ORGANISASI PEMBANGUNAN ZI PADA POLRES/TA/TABES/MESTRO

PENASEHAT
KASATFUNG/KASATKER/TA/TAB
KETUA PEMBANGUNAN ZI
WAKA POLRES/TA/TABES/METRO

KOMPONEN PENGUNGKIT

KETUA PROG I KETUA PROG 2 KETUA PROG 3 KETUA PROG 4 KETUA PROG 5 KETUA PROG 6

KABAGOPS KASAT SABHARA KABAG SUMDA KABAG REN KASIWAS /KASIPROPAM KASAT INTELKAM
KASAT RESKRIM

ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA KASAT LANTAS


KASAT RESNARKKOBA

KASAT TAHTI
OPERATOR OPERATOR OPERATOR OPERATOR OPERATOR
KA SPKT

KOMPONEN HASIL
ANGGOTA TIAP FUNGSI

PERSEPSI KORUPSI KUALITAS YAN PUBLIK


OPERATOR TIAP FUNGSI
KASAT INTELKAM KABAG REN

Anda mungkin juga menyukai