REPUBLIK INDONESIA
KANTOR WILAYAH MALUKU
LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS III SAPARUA
Jl. Lapangan Pattimura, email.lapassaparua@gmail.com
Berdasarkan Surat Edaran Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Maluku
Penerapan Manajemen Resiko Pada Unit Pelaksana Teknis, bersama ini dengan hormat kami
sampaikan Laporan Penerapan Manajemen Resiko pada Kantor Lembaga Pemasyrakatan Kelas III
Kepala,
ERNES L. LATURETTE
NIP. 19701022 199203 1 001
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
KANTOR WILAYAH MALUKU
LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS III SAPARUA
Jl. Lapangan Pattimura
A. PENDAHULUAN
1. Umum
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
merupakan Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh terhadap proses
perancangan dan pelaksanaan kebijakan, serta perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan anggaran
di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 33 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-02.PW.02.03 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan Sistem Pengendalian Intern di lingkungan Lembaga
Pemasyarakatan Kelas III Saparua dimaksudkan untuk mencapai peningkatan layanan di dalam bidang
pemasyarakatan yang meliputi Layanan Integrasi dan Asimilasi, Layanan Kesehatan, Layanan Keamanan
dan Ketertiban, Layanan Pemberian Remisi, Layanan Makanan, dan Layanan Pembinaan kepada Warga
Binaan Pemasyarakatan serta peningkatan pengelolaan keuangan Negara yang efektif, efisien,
transparan, dan akuntabel dengan berpedoman pada Sistem Pengendalian Intern.
Untuk mencapai tujuan tersebut mengharuskan setiap instansi yang terkait untuk melakukan
penilaian risiko (Risk Assesment) dengan cara mengidentifikasi dan menganalisis risiko dalam
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, serta melalui penguatan sistem dan pembinaan Sumber Daya
Manusia yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pelayanan publik serta kualitas
pengadministrasian, tata kelola keuangan, dan tata kelola pemerintahan di Lembaga Pemasyarakatan
Kelas III Saparua
3. Dasar Hukum
a. Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
b. Peraturan pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;
c. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 33 Tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-02.PW.02.03 Tahun 2011 tentang
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia.
B. TARGET KINERJA
AREA
OUTCOME KEGIATAN DATA DUKUNG
PERUBAHAN
PENGUATAN - Penguatan efektivitas Penyusunan manajemen risiko Dokumen
SISTEM manajemen risiko; yang dilaksanakan oleh Tim Manajemen Risiko
PENGAWASAN - Pembangunan unit Satuan Tugas Penyelenggara
kerja Zona Integritas SPIP guna mempermudah
berpredikat WBK pelaksanaan pengendalian
Menuju WBBM risiko.
C. PELAKSANAAN
Penyusunan dokumen manajemen risiko dilaksanakan oleh setiap sub seksi (Pengelolaan,
Pelayanan Narapidana, dan Kesatuan Pengamanan Lapas) yang diawasi serta dimonitor oleh Tim Satuan
Tugas Penyelenggara Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, sehingga seluruh pegawai di Lembaga
Pemasyarakatan Kelas III Saparua
senantiasa berusaha memperbaiki kinerja dan memberikan pelayanan prima demi mewujudkan
Budaya Kerja yang baik guna mewujudkan Wilayah Kerja dengan predikat Wilayah Birokrasi yang Bersih dan
Melayani serta Bebas dari Korupsi.
D. ANALISA PELAKSANAAN
Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Saparua
secara umum telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana kegiatan yang telah disusun
oleh Tim Satuan Tugas Penyelenggara SPIP. Dalam pelaksanaan penyusunan manajemen risiko juga
berjalan dengan baik dan lancar, dimana kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mempermudah dan
meningkatkan sistem pengawasan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Saparua. Kegiatan ini juga
dilaksanakan oleh setiap sub seksi yang saling berkoordinasi dan berkolaborasi dengan pengawasan
langsung oleh pimpinan, sehingga terjadi keseimbangan dalam pelaksanaannya.
E. SARAN
1. Diharapkan dengan dibuatnya manajemen risiko di setiap sub seksi akan mempermudah pengawasan
dan penanggulangan risiko.
2. Diharapkan dengan dilaksanakannya kegiatan penyusunan manajemen risiko terkait penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di satuan kerja dapat menjadi petunjuk dalam
pelaksanaan tugas kedepan.
Diharapkan dengan pembuatan laporan pengendalian resiko dapat mengontrol setiap kegiatan di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Saparua.
F. KESIMPULAN
Berdasarkan pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan
Kelas III Saparua, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan penyusunan manajemen risiko secara umum
telah berjalan sesuai rencana dan telah terjadwal dengan baik.
ERNES L. LATURETTE
NIP197010221992031001
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
Manimbang : bahwa Lembaga Pemasyrakatan Kelas III Saparua sebagai pemilik risiko
utama berkewajiban menyusun penerapan manajemen risiko di
lingkungan Lembaga Pemasyrakatan Kelas III Saparua sebagaimana
tertuang dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3851);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2003 Nomor 47);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 61);
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006
tentang Pelaporan Keuangan Dan Kinerja Instansi Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008
Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4890)
7. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-
02.PW.02.03 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 596) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor 33 Tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-02.PW.02.03
Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 1652);
8. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2018 tentang Penerapan Manajemen Risiko di
Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 399);
9. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2018 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 29
Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia;
10. Peraturan Kepala Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan
Nomor PER-688/K/DS/2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Risiko di
Lingkungan Instansi Pemerintah.
MEMUTUSKAN
ERNES L. LATURETTE
NIP197010221992031001
Lampiran Keputusan Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Saparua
Nomor : W.28.PAS.8.PR.04.04-03 Tahun 2024
Tanggal : 28 Maret 2024
Tentang : Penerapan Manajemen Risiko pada Unit Lembaga
Pemasyarakatan Kelas III Saparua
PENETAPAN TUJUAN
LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS III SAPARUA
UNIT PEMILIK RISIKO : LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS III SAPARUA
PERIODE PENERAPAN 2024
No. Strategi/Program/Kegiatan Tujuan/Sasaran Indikator Kinerja Permasalahan
1 2 3 4 5
1 Dukungan Manajemen dan Fasilitatif Meningkatnya Dukungan Layanan Tersusunnya dokumen rencana kerja, Dokumen rencana kerja, anggaran, dan
UPT Pemasyarakatan (Dukungan Manajemen Satker anggaran UPT Pemasyarakatan dan pelaporan yang disampaikan kurang akurat
teknis terkait Pengelolaan Lapas) pelaporan yang akuntabel tepat waktu dan akuntabel
Tersusunnya dokumen pengelolaan BMN Pengelolaan BMN tidak optimal
dan Kerumah tanggaan
Terpenuhinya data dan peningkatan Kurangnya minat pegawai dalam
kompetensi pegawai pemasyarakatan peningkatan kompetensi
Tersusunnya Dokumen Pelaksanaan Penyampaian dokumen Laporan Keuangan
Anggaran dan laporan keuangan yang yang belum akurat dan akuntabel
akuntabel dan tepat waktu
Terpeliharanya sarana dan prasarana kantor Pemeliharaan dan peningkatan sarana dan
prasarana kantor
Dokumen kantor terdokumentasi dan Dokumentasi dan arsiparis kegiatan kantor
terarsipkan dengan baik termasuk distribusi surat dinas
Terlayaninya segala bentuk administrasi Pelayanan administrasi kepegawaian
kepegawaian
Terkelolanya anggaran Rutan dengan baik Pengelolaan Anggaran Lapas Kelas III
dan sesuai Saparua
2 Penyelenggaraan Pemasyarakatan di Meningkatnya Kualitas Pelayanan Presentase pemenuhan layanan makanan Pemenuhan layanan makanan bagi
Wilayah Unit Pelaksana Teknis Perawatan Narapidana/ Tahanan/ Anak, bagi Tahanan / Narapidana / Anak sesuai Tahanan/Narapidana/Anak belum optimal
Pengendalian Penyakit Menular dan dengan standar
Peningkatan Kualitas Hidup Narapidana Presentase Tahanan / Narapidana / Anak Layanan kesehatan (preventif) untuk
Peserta Rehabilitasi Narkotika di wilayah mendapatkan layanan kesehatan (preventif) Tahanan/ Narapidana/Anak belum maksimal
secara berkualitas
Presentase Tahanan dan Narapidana Penanganan Pasien ibu hamil belum optimal
perempuan (ibu hamil dan menyusui)
mendapat akses layanan kesehatan maternal
Presentase keberhasilan penanganan Masih adanya potensi penularan penyakit
penyakit menular HIV-AIDS (ditekan jumlah menular HIV-AIDS dan TB
virusnya) dan TB positif (berhasil sembuh)
Presentase Perubahan Kualitas Hidup Pecandu / Penyalahguna / Korban
Pecandu / Penyalahguna / Korban Penyalahgunaan Narkotika masih
Penyalahgunaan Narkotika mempunyai ketergantungan terhadap
NAPZA
Meningkatnya Pelayanan Tahanan di Presentase menurunnya tahanan yang Terjadinya over crowded isi hunian di dalam
wilayah sesuai standar overstaying Rutan
Presentase Tahanan yang memperoleh Penyuluhan Hukum pada Tahanan belum
Layanan Penyuluhan Hukum optimal
Presentase Tahanan yang memperoleh Belum optimalnya fasilitas bantuan hukum
Fasilitas Bantuan Hukum
Meningkatnya Pelayanan Keamanan dan Persentase Pengaduan yang ditindaklanjuti Terlambatnya penanganan pengaduan
Ketertiban di wilayah sesuai standar sesuai standar masyarakat
Persentase gangguan kamtib yang dapat Masih terdapat potensi gangguan kamtib
dicegah Penggeledahan kamar hunian WBP
Presentase kepatuhan dan disiplin terhadap Kurangnya kesadaran Tahanan / Narapidana
tata tertib oleh Tahanan / Narapidana / Anak untuk mematuhi tata tertib
pelaku gangguan kamtib
Terpeliharanya sarana dan prasarana Pemeliharaan / perawatan senjata api dan
pengamanan alat-alat keamanan Lapas (borgol, PHH, dll)
Pelaksanaan SOP Pengamanan dan Pengamanan Hari Besar dan Tahun Baru
Pengawalan WBP Pengawalan Narapidana keluar Rutan
Saparua, 28 Maret 2024
Kepala,
ERNES L. LATURETTE
NIP197010221992031001
Lampiran Keputusan Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Saparua
Nomor : W.28.PAS.8.PR.04.04-03 Tahun 2024
Tanggal : 28 Maret 2024
Tentang : Penerapan Manajemen Risiko pada Unit Lembaga
Pemasyarakatan Kelas III Saparua
ERNES L. LATURETTE
NIP197010221992031001
Formulir Identifikasi Risiko
Nama Instansi : Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Saparua
Bagian : Sub Seksi Pelayanan Narapidana
Risiko Penyebab Dampak
N Pengendalian
Indikator Kinerja Permasalahan Pihak yang Sisa Risiko Kriteria Risiko
o Pernyataan Pemilik Uraian Sumber C/UC Uraian Intern yang Ada
Terkena
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Presentase Pemenuhan Terlambatnya Sub Seksi Kurangnya anggaran Internal UC Adanya hutang Ditjen PAS Mengajukan Terlambatnya Risiko
pemenuhan layanan makanan pembayaran Pelayanan terhadap layanan BAMA usulan pembayaran Reputasi
layanan makanan bagi tagihan BAMA Narapidan makanan bagi penambahan tagihan BAMA
Tahanan/Narapid a
bagi ana/Anak belum kepada pihak Tahanan / anggaran BAMA kepada pihak
optimal
Tahanan/Narapid penyedia Narapidana penyedia
ana/Anak sesuai Adanya Sub Seksi Adanya penilaian Internal C Adanya penyedia Lapas Melakukan - Risiko Fraud
dengan standar benturan Pelayanan penyedia terpilih yang yang tidak sesuai pengawasan
kepentingan Narapidan tidak objektif dengan secara
a
antara ketentuan langsungoleh PPK
pejabat terhadap kegiatan
pengadaan lelang dan
BAMA dengan pemeriksaan
penyedia terhadap penyedia
BAMA
2 Presentase Layanan Kualitas Sub Seksi Kurangnya anggaran Internal UC Tahanan / Lapas Melakukan layanan Kualitas Risiko
Tahanan/ kesehatan layanan Pelayanan layanan kesehatan Narapidana / kesehatan secara layanan Operasional
Narapidana/Anak (preventif) untuk kesehatan Narapida (preventif) untuk Anak tidak langsung (jemput kesehatan
mendapatkan Tahanan/
(preventif) na Tahanan / mendapatkan bola) ke paviliun (preventif)
layanan Narapidana/Anak
kesehatan belum maksimal Tahanan/ Narapidana layanan hunian Tahanan/Nara
(preventif) secara Narapidana/ kesehatan sesuai pidana/Anak
berkualitas Anak tidak standar tidak sesuai
sesuai standar standar
Adanya Sub Seksi Proses pemberian ijin Internal C • Hilangnya Ditjen PAS, Melakukan Adanya Risiko
penyalahguna Pelayanan dari Dokter dan kepercayaan Lapas pengawasan dan penyalahguna Reputasi
an wewenang Narapidan Pejabat yang masyarakat pemeriksaan an wewenang
a • Adanya
dalam berwenang tidak kecemburuan rekam medis dalam
memberikan sesuai dengan antar Tahanan / memberikan
rujukan ketentuan Tahanan / Narapidana rujukan
Narapidana
3 Presentase Masih terdapat Penanganan Sub Seksi • Tidak memiliki Internal / C Ibu hamil Lapas • Melakukan Penanganan Risiko
Tahanan dan ibu hamil yang Pasien ibu Pelayanan BPJS dan tidak Eksternal kesulitan kerjasama Pasien ibu Operasional
Narapidana belum tertangani hamil belum Tahanan mampu secara mendapat akses dengan pihak hamil belum
perempuan (ibu secara optimal optimal finansial layanan Rumah Sakit, optimal
hamil dan • Kurang kesehatan • Koordinasi
menyusui) tanggapnya pihak dengan pihak
mendapat akses penahan untuk penahan
layanan membantu Kejaksaan dan
kesehatan prosedur rujukan Pengadilan
maternal • Tidak adanya • Komunikasi
sarana dan dengan pihak
prasana dan SDM keluarga
yang memadai pasien
4 Presentase Masih adanya Potensi Sub Seksi • Over Cowded Internal UC Pasien tidak Lapas • Melakukan Potensi Risiko
keberhasilan potensi penularan penyakit Pelayanan didalam blok tertangani secara Screening penyakit Operasional
penanganan penyakit menular menular HIV- Tahanan • Obat-obatan optimal TB/HIV-AIDS menular TB
penyakit menular
HIV-AIDS dan TB AIDS (rendah) TB/HIV-AIDS • Test VCT dan (tinggi)
HIV-AIDS (ditekan
dan TB (tinggi) masih TB
jumlah virusnya)
dan TB positif bergantung pada • Pemberian
(berhasil sembuh) Rumah Sakit dan dan
Suku Dinas pemantauan
Kesehatan minum obat
• Tidak adanya • Menyediakan
reagen untuk test blok isolasi
TB/HIV-AIDS bagi pasien TB
• Tidak adanya • Melakukan
dokter spesialis koordinasi
penyakit dalam dengan dokter
spesialis
penyakit
dalam di luar
rutan dan
Suku Dinas
Kesehatan
5 Presentase Pecandu / Penanganan Sub Seksi • Tidak adanya Internal C Pengulangan Ditjen PAS • Koordinasi Penanganan Risiko
Perubahan Penyalahguna / pecandu/ Pelayanan konselor didalam kejahatan, dengan pihak pecandu / Reputasi
Kualitas Hidup Korban penyalahguna Tahanan Rutan meningkatnya Konselor diluar penyalahguna
Pecandu/ Penyalahgunaan • Terbatasnya residivis khusus
Narkotika Rutan Narkotika
Penyalahguna/ Narkotika masih fasilitas tindak pidana
belum • Pemanfaatan belum
Korban mempunyai tertangani Rehabilitasi narkotika fasilitas yang tertangani
Penyalahgunaan ketergantungan secara Medis dan Sosial tersedia secara optimal
Narkotika terhadap NAPZA optimal secara
maksimal
Terdapat Sub Seksi Belum Internal / UC Masuknya Ditjen PAS Melakukan Terdapat Risiko
obat-obatan Pelayanan optimalnya Eksternal obat-obatan penggeledahan obat-obatan Reputasi
terlarang Tahanan fasilitas terlarang barang dan terlarang
didalam rutan penggeledahan bawaan baik didalam rutan
barang dan petugas maupun
kurangnya pengunjung serta
kewaspadaan
melaksanakan
petugas dalam
kegiatan razia
pemeriksaan
didalam kamar
barang dan
hunian
terdapat
gratifikasi
dalam kegiatan
penggeledahan
barang
6 Presentase Mutasi atau Terjadinya Sub Seksi Masih terdapat Eksternal C Fasilitas yang Lapas Melakukan Terjadinya Risiko
menurunnya pemindahan over crowded Pelayanan Tahanan yang belum diterima Tahanan koordinasi dengan over crowded Operasional
tahanan yang narapidana belum isi hunian di Tahanan mendapatkan surat / Narapidana pihak penahan isi hunian
overstaying maksimal
dalam Lapas eksekusi dari pihak kurang maksimal dan melakukan didalam Rutan
penahan mutasi /
pemindahan
narapidana
Potensi Sub Seksi • Kurangnya Internal UC Adanya mutasi / Lapas • Internalisasi Potensi Risiko Fraud
pungutan liar Pelayanan intergritas pemindahan nilai-nilai pungutan liar
dalam hal Tahanan petugas narapidana diluar integritas oleh dalam hal
mutasi / • Adanya hak dan prosedur kepala Rutan mutasi /
pemindahan penyalahgunaan yang berlaku melalui apel pemindahan
narapidana wewenang dalam • Pengawasan narapidana
kegiatan mutasi terhadap
atau pemindahan kegiatan
narapidana usulan mutasi
sesuai dengan
prosedur yang
berlaku.
7 Presentase Penyuluhan Kurang Sub Seksi Kondisi yang tidak Eksternal UC Minimnya Lapas Melakukan - Risiko
Tahanan yang Hukum pada tercapainya Pelayanan memungkinkan untuk tahanan yang penyuluhan hukum Operasional
memperoleh Tahanan belum kegiatan Tahanan bertatap muka memperoleh secara daring
Layanan optimal penyuluhan layanan
Penyuluhan hukum penyuluhan
Hukum
hukum
8 Presentase Belum optimalnya Proses Sub Seksi Terbatasnya fasilitas Internal C Minimnya Lapas Melakukan - Risiko
Tahanan yang fasilitas bantuan bantuan Pelayanan bantuan hukum tahanan yang koordinasi dengan Operasional
memperoleh hukum hukum belum Tahanan (berupa laptop) memperoleh LBH diluar Lapas
Fasilitas Bantuan
optimal layanan bantuan
Hukum
hukum
ERNES L. LATURETTE
NIP197010221992031001
Formulir Identifikasi Risiko
Nama Instansi : Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Saparua
Bagian : Kesatuan Pengamanan Lapas
Risiko Penyebab Dampak
Pengendalian
No Indikator Kinerja Permasalahan Pihak yang Sisa Risiko Kriteria Risiko
Pernyataan Pemilik Uraian Sumber C/UC Uraian Intern yang Ada
Terkena
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Persentase Terlambatnya Lambatnya Kesatuan Kurangnya koordinasi Internal C Adanya Lapas Merespon Nilai IKM Risiko
Pengaduan yang penanganan respon Pengamanan antar petugas yang pengaduan yang pengaduan Lapas rendah Reputasi
ditindaklanjuti pengaduan petugas Lapas menangani belum ditangani masyarakat secara
sesuai standar masyarakat dalam pengaduan dari cepat dan tepat
menangani masyarakat
pengaduan
dari
masyarakat
2 Persentase Masih terdapat Masih Kesatuan Rendahnya Internal / C Terjadinya Lapas Memberikan Masih Risiko Fraud
gangguan kamtib potensi terdapat Pengamanan pengawasan dari Eksternal pelanggaran yang sosialisasi kepada terdapat
yang dapat gangguan Pungli Lapas atasan dan sistem dilakukan oleh petugas Rutan Pungli
dicegah kamtib manajemen belum petugas terkait larangan
berjalan secara pungli
oprimal
Penggeledahan Adanya Kesatuan Emosi WBP yang tidak Internal / UC Mengancam Petugas Melakukan Masih ada Risiko
kamar hunian perlawanan / Pengamanan dan/atau kurang Eksternal keselamatan Penggeledahan kegiatan razia WBP yang Operasional
WBP penolakan Rutan, terkendali Petugas secara humanis, menolak
dari WBP Petugas sopan, tapi tetap digeledah
Penggeledahan tegas, sesuai SOP
Adanya • Bocornya rencana Internal C/ Beredarnya Petugas • Melaksanakan Masih ada Risiko
barang kegiatan sidak UC barang-barang Penggeledahan, kegiatan barang-barang Operasional,
terlarang yang • kurang telitinya terlarang di WBP yang lain intelegen terlarang di Risiko
tidak petugas dan dalam blok • Memberikan dalam blok Kebijakan
terdeteksi • terbatasnya SDM hunian sosialisasi hunian
terhadap WBP
terkait barang-
barang yang
dilarang di
dalam blok
hunian WBP
3 Presentase Kurangnya Terjadinya Kesatuan Sanksi yang diterima Internal C Meningkatnya Lapas • Sosialisasi Terjadinya Risiko
kepatuhan dan kesadaran pengulangan Pengamanan pelaku gangguan gangguan kamtib tentang pengulangan Kebijakan
disiplin terhadap Tahanan / pelanggaran Lapas kamtib tidak peraturan tata pelanggaran
tata tertib oleh Narapidana oleh pelaku memberikan efek jera tertib Rutan oleh pelaku
Tahanan / untuk gangguan • Pemberian gangguan
Narapidana / mematuhi tata kamtib Sanksi kamtib
Anak pelaku tertib Adanya Kesatuan Rasa tidak puasdari Eksternal C • Melakukan Lapas, termasuk
gangguan kamtib komplain dari Pengamanan WBP atas sanksi protes Petugas, Register H dan
WBP Lapas disiplin yang kepada WBP yang lain Register F
dijatuhkan Petugas, • Pemindahan
• Adanya pelaku
pengaduan gangguan
oleh WBP, kamtib ke
• Mengganggu Lapas untuk
ketertiban dilakukan
pembinaan
4 Terpeliharanya Pemeliharaan / Terjadinya Kesatuan • Adanya Internal C Membahayakan Petugas, Mengadakan - Risiko
sarana dan perawatan kecelakaan Pengamanan keteledoran dari keselamatan Sarana di dalam pelatihan bongkar Operasional
prasarana senjata api dan saat proses Lapas Petugas lingkungan Lapas pasang senjata dan
pengamanan alat-alat pemeliharaan pemelihara sekitarnya tata cara
keamanan senjata api senjata api dan pemeliharaannya
Lapas (borgol, dan amunisi amunisi dengan menjalin
PHH, dll) Tidak Kesatuan • Kurangannya Internal C Senjata tidak bisa Petugas kerjasama dengan - Risiko
berfungsinya Pengamanan pemahaman / dipakai saat akan Pengamanan POLRES dan/atau Operasional
senjata api Lapas keterampilan dipergunakan KODIM
dan amunisi Petugas dalam
perawatan
senjata api dan
amunisi
5 Pelaksanaan SOP Pengamanan Adanya Kesatuan Kurangnya ketelitian Internal C Gangguan Lapas Sosialisasi dan - Risiko
Pengamanan dan Hari Besar dan penyusupan Pengamanan dan kewaspadaan keamanan dan internalisasi terkait Operasional
Pengawalan WBP Tahun Baru dari pihak luar Lapas dari Petugas citra Lapas pelaksanaan tugas
Lapas menjadi jelek pokok dan fungsi
Pengawalan Adanya Kesatuan • Kelalaian Petugas Internal / C/ Citra Rutan Lapas, sesuai dengan SOP - Risiko
Narapidana pelarian Pengamanan • Adanya Eksternal UC menjadi jelek, Petugas Operasional
keluar Lapas narapidana Lapas perlawanan baik sanksi kepada Pengawalan
dari WBP atau petugas
pihak lain, pengawalan
Pengawalan Berkurangnya Kesatuan SDM petugas terbatas Eksternal UC Pelaksanaan Lapas Meminta Risiko
WBP Rawat kekuatan Pengamanan (kurangnya jumlah tugas yang tidak penambahan Operasional
Inap di RS petugas yang Lapas pegawai) optimal petugas kepada
ada di Kantor Wilayah
pengamanan
ERNES L. LATURETTE
NIP197010221992031001
Lampiran Keputusan Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Saparua
Nomor : W.28.PAS.8.PR.04.04-03 Tahun 2024
Tanggal : 28 Maret 2024
Tentang : Penerapan Manajemen Risiko pada Unit Lembaga
Pemasyarakatan Kelas III Saparua
ERNES L. LATURETTE
NIP197010221992031001
Lampiran Keputusan Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Saparua
Nomor : W.28.PAS.8.PR.04.04-03 Tahun 2024
Tanggal : 28 Maret 2024
Tentang : Penerapan Manajemen Risiko pada Unit Lembaga
Pemasyarakatan Kelas III Saparua
ERNES L. LATURETTE
NIP197010221992031001
Lampiran Keputusan Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Saparua
Nomor : W.28.PAS.8.PR.04.04-03 Tahun 2024
Tanggal : 28 Maret 2024
Tentang : Penerapan Manajemen Risiko pada Unit Lembaga
Pemasyarakatan Kelas III Saparua
ERNES L. LATURETTE
NIP197010221992031001
Lampiran Keputusan Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Saparua
Nomor : W.28.PAS.8.PR.04.04-03 Tahun 2024
Tanggal : 28 Maret 2024
Tentang : Penerapan Manajemen Risiko pada Unit Lembaga
Pemasyarakatan Kelas III Saparua
PEMANTAUAN RISIKO
LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS III SAPARUA
UNIT PEMILIK RISIKO : Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Saparua
PERIODE PENERAPAN 2024
Indikator Pengendalian Indikator Risiko
Risiko
No. Kegiatan Pengendalian Batas Keterangan
Output Target Realisasi % Indikasi Realisasi % Residu
Aman
1 2 3 4 5 6 = (5/4) x 100 7 8 9 10 = (9/8) x 100 11 12
1 Melakukan pengecekan Laporan Capture aplikasi e- 5 0% Jumlah transaksi keuangan 3 0% 15
melalui aplikasi e- Rekon & LK yang memerlukan
Rekon & LK pada saat penjelasan pada laporan
dilakukan rekonsiliasi keuangan
2 Melakukan konseling Laporan atas hasil kegiatan 6 0% Jumlah koordinasi dengan 2 0% 18
dengan Dokter RSUD rehabilitasi medis dan konselor pihak luar
rekapitulasi jumlah WBP yang
melakukan konseling
3 Melakukan Laporan kegiatan 4 0% Persentase pegawai yang 90 % 0% 9
pemantauan pegawai pemantauan peningkatan mengikuti peningkatan
dalam mengikuti kompetensi kompetensi
kegiatan peningkatan
kompetensi
4 Melakukan Pengecekan Laporan atas hasil lelang 4 0% Presentase pemenuhan 90 % 0% 9
dan Pengawasan BAMA dan Laporan kegiatan layanan makanan bagi
kegiatan lelang BAMA pemeriksaan pengiriman Tahanan/Narapidana/Anak
sampai dengan BAMA. sesuai dengan standar
pengantaran BAMA
5 Melakukan Laporan kegiatan 4 0% Jumlah pemeriksaan 30 0% 16
pengawasan terhadap pemeriksaan insidentil kamar hunian
Tahanan/ Narapidana
pecandu Narkotika
Saparua, 28 Maret 2024
Kepala,
ERNES L. LATURETTE
NIP197010221992031001
Lampiran Keputusan Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Saparua
Nomor : W.28.PAS.8.PR.04.04-03 Tahun 2024
Tanggal : 28 Maret 2024
Tentang : Penerapan Manajemen Risiko pada Unit Lembaga
Pemasyarakatan Kelas III Saparua
REGISTRASI RISIKO
LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS III SAPARUA
UNIT PEMILIK RISIKO : Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Saparua
PERIODE PENERAPAN 2024
13 Presentase Perubahan Kualitas Hidup Pecandu / Penyalahguna / Korban Penanganan pecandu/ penyalahguna • Tidak adanya konselor didalam Pengulangan kejahatan,
Pecandu/ Penyalahguna/ Korban Penyalahgunaan Narkotika masih Narkotika belum tertangani secara optimal Rutan meningkatnya residivis khusus tindak
Penyalahgunaan Narkotika mempunyai ketergantungan terhadap • Terbatasnya fasilitas Rehabilitasi pidana narkotika
NAPZA Medis dan Sosial
Terdapat obat-obatan terlarang didalam Belum optimalnya fasilitas Masuknya obat-obatan terlarang
Lapas penggeledahan barang dan kurangnya
kewaspadaan petugas dalam
pemeriksaan barang dan terdapat
gratifikasi dalam kegiatan penggeledahan
barang
14 Presentase menurunnya tahanan yang Mutasi atau pemindahan narapidana Terjadinya over crowded isi hunian di Masih terdapat Tahanan yang belum Fasilitas yang diterima Tahanan /
overstaying belum maksimal dalam Lapas mendapatkan surat eksekusi dari Narapidana kurang maksimal
pihak penahan
Potensi pungutan liar dalam hal mutasi / • Kurangnya intergritas petugas Adanya mutasi / pemindahan
pemindahan narapidana • Adanya penyalahgunaan wewenang narapidana diluar hak dan prosedur
dalam kegiatan mutasi atau yang berlaku
pemindahan narapidana
15 Presentase Tahanan yang memperoleh Penyuluhan Hukum pada Tahanan Kurang tercapainya kegiatan penyuluhan Kondisi yang tidak memungkinkan Minimnya tahanan yang memperoleh
Layanan Penyuluhan Hukum belum optimal hukum untuk bertatap muka layanan penyuluhan hukum
16 Presentase Tahanan yang memperoleh Belum optimalnya fasilitas bantuan Proses bantuan hukum belum optimal Terbatasnya fasilitas bantuan hukum Minimnya tahanan yang memperoleh
Fasilitas Bantuan Hukum hukum (berupa laptop) layanan bantuan hukum
17 Persentase Pengaduan yang Terlambatnya penanganan pengaduan Lambatnya respon petugas dalam Kurangnya koordinasi antar petugas Adanya pengaduan yang belum
ditindaklanjuti sesuai standar masyarakat menangani pengaduan dari masyarakat yang menangani pengaduan dari ditangani
masyarakat
18 Persentase gangguan kamtib yang Masih terdapat potensi gangguan Masih terdapat Pungli Rendahnya pengawasan dari atasan Terjadinya pelanggaran yang
dapat dicegah kamtib dan sistem manajemen belum dilakukan oleh petugas
Penggeledahan kamar hunian WBP berjalan secara oprimal
Adanya perlawanan / penolakan dari WBP Emosi WBP yang tidak dan/atau Mengancam keselamatan Petugas
kurang terkendali
Adanya barang terlarang yang tidak • Bocornya rencana kegiatan sidak Beredarnya barang-barang terlarang
terdeteksi • kurang telitinya petugas dan di dalam blok hunian
terbatasnya SDM
19 Presentase kepatuhan dan disiplin Kurangnya kesadaran Tahanan / Terjadinya pengulangan pelanggaran oleh Sanksi yang diterima pelaku Meningkatnya gangguan kamtib
terhadap tata tertib oleh Tahanan / Narapidana untuk mematuhi tata tertib pelaku gangguan kamtib gangguan kamtib tidak memberikan
Narapidana / Anak pelaku gangguan efek jera
kamtib Adanya komplain dari WBP Rasa tidak puasdari WBP atas sanksi • Melakukan protes kepada
disiplin yang dijatuhkan Petugas,
• Adanya pengaduan oleh WBP,
• Mengganggu ketertiban
20 Terpeliharanya sarana dan prasarana Pemeliharaan / perawatan senjata api Terjadinya kecelakaan saat proses • Adanya keteledoran dari Petugas Membahayakan keselamatan
pengamanan dan alat-alat keamanan Lapas (borgol, pemeliharaan senjata api dan amunisi pemelihara senjata api dan amunisi lingkungan sekitarnya
PHH, dll) • Kurangannya pemahaman /
keterampilan Petugas dalam
perawatan senjata api dan amunisi
Tidak berfungsinya senjata api dan amunisi • Adanya keteledoran dari Petugas Senjata tidak bisa dipakai saat akan
pemelihara senjata api dan dipergunakan
amunisi
• Kurangannya pemahaman /
keterampilan Petugas dalam
perawatan senjata api dan
amunisi
21 Pelaksanaan SOP Pengamanan dan Pengamanan Hari Besar dan Tahun Adanya penyusupan dari pihak luar Lapas Kurangnya ketelitian dan Gangguan keamanan dan citra Rutan
Pengawalan WBP Baru kewaspadaan dari Petugas menjadi jelek
Pengawalan Narapidana keluar Rutan Adanya pelarian narapidana • Kelalaian Petugas Citra Rutan menjadi jelek, sanksi
• Adanya perlawanan baik dari WBP kepada petugas pengawalan
atau pihak lain,
Pengawalan WBP Rawat Inap di RS Berkurangnya kekuatan petugas yang ada SDM petugas terbatas Pelaksanaan tugas yang tidak optimal
di pengamanan (kurangnya jumlah pegawai)
ERNES L. LATURETTE
NIP197010221992031001