P EN D A H U LU A N
Setidaknya 50 juta prosedur rawat jalan telah
EVA LU A SI K EA M A N A N D A N R ISIKO
PA D A O P ER A SI R AW AT JA LA N
Sejumlah
penelitian
menunjukkan
bahwa
dengan
adanya
komorbiditas
(terutama
keadaan
jantung
dan
pernapasan),
meningkatkan risiko komplikasi perioperatif
setelah pembedahan rawat jalan.
American College of Surgeons National
Surgical Quality Improvement Program (NSQIP),
melaporkan bahwa kejadian morbiditas dan
mortalitas dalam 72 jam setelah pembedahan
rawat jalan pada orang dewasa adalah 0,1%
atau 1 dari 1.053 kasus
Indeks
Whipper
P EM ILIH A N PA SIEN D A LA M
O P ER A SI R AW AT JA LA N
Tahun 1970, ketika pembedahan rawat jalan
P EN G ELO LA A N KO M O R B ID ITA S
PA D A PA SIEN A N ESTESI
R
AT JAdan
LA Noptimalisasi kondisi medis
AW
Mengenali
penyerta sebelum hari operasi sangat
penting
karena
memungkinkan
pelaksanaan langkah-langkah pencegahan
perioperatif yang meminimalkan efek
samping.
Pencegahan eksaserbasi penyakit kronis
paskaoperasi
sangatlah
penting
dan
membutuhkan keahlian untuk mencapai
hasil yang baik.
PEN YA K IT H IPERTEN SI D A N
K A R D IO VA SK U LER
Komorbiditas kardiovaskuler seperti
H IP ERTEN SI (H TN )
Tujuan evaluasi praoperasi pasien
Hipertensi :
1) Kontrol pengendalian tekanan darah
(TD)
2) Apakah pengobatan antihipertensinya
efektif
3) Terdapatnya kerusakan organ target.
Selama
Anestesi,
tujuan
utama
yaitu
menghindari perubahan TD yang ekstrim, karena
pasien hipertensi biasanya menunjukkan respon
TD yang berlebihan terhadap obat Anestesi.
Laringoskopi langsung dan intubasi trakea juga
dapat menyebabkan peningkatan substansial
dari TD.
Paskaoperasi,
pemantauan
fungsi
organ
dilanjutkan, dan periode elevasi TD harus
diantisipasi.
Pasien
Obat
digunakan
untuk menurunkan kolesterol lebih
dari 130 mg/dL.
Penggunaan
statin
untuk
menurunkan kolesterol, terutama
low-density
lipoprotein
(LDL)
dikaitkan dengan penurunan yang
signifikan dalam risiko kematian
akibat kejadian jantung.
Evaluasi
pra
operasi dikonsentrasikan
pada
perjalanan klinis, status fungsional pasien, dan
keterlibatan operasi.
Stabilitas angina pada pasien dengan IHD harus
dinilai (misalnya, perubahan frekuensi dan durasi
nyeri angina dari baseline mereka, tenaga atau
kapasitas latihan sebelum onset nyeri, obat untuk
menghilangkan rasa sakit, dan gejala terkait
lainnya).
Pada pasien yang memiliki MI baru, saat ini
diasumsikan harus menunggu setidaknya 30 hari
setelah MI sebelum operasi satu hari, dengan syarat
status fungsional pasien memadai dan gejala
angina telah diselesaikan.
menguntungkan
pada
pasien
jantung
sangatlah terbatas.
Yang jelas, Tujuan dari pengelolaan anestesi
yaitu menghindari hipotensi, bradikardia, dan
faktor-faktor yang meningkatkan konsumsi
oksigen miokard seperti hipertensi, takikardia,
nyeri, atau stres; mencegah hipoksia; dan
mempertahankan perfusi koroner.
Aspirin
(clopidogrel
atau
prasugrel,
jika
kontraindikasi terhadap aspirin) diberikan untuk
mengurangi pembentukan trombus lebih lanjut
dalam arteri koroner.
Reperfusi dapat dilakukan dengan trombolisis
farmakologis atau angioplasty koroner, dengan atau
tanpa penempatan stent intrakoroner.
Bypass graft arteri koroner biasanya disiapkan untuk
pasien yang gagal dengan angioplasty dan mereka
dengan infark pada robekan septum ventrikel atau
regurgitasi mitral.
A N TIKO A G U LA SI D A N M A SA LA H
PER IO PER ATIF LA IN N YA PA D A PA SIEN
J
N TU N Gpeningkatan risiko perdarahan atau
ATerjadi
trombosis selama bulan pertama setelah
pemasangan stent koroner, oleh karena itu
disarankan menunda operasi sampai 30 hari
setelah pemasangan.
Dalam situasi di mana terapi clopidogrel perlu
dihentikan
sementara
karena
risiko
perdarahan, melanjutkan terapi aspirin sangat
dianjurkan untuk mengurangi kemungkinan
trombosis.
Pemantauan
perioperatif
secara
berhati - hati adalah kunci untuk
penegakan yang cepat suatu iskemia
miokard dan/atau infark akibat
trombosis, hal ini diperlukan untuk
memulai triase yang cepat untuk
melakukan prosedur PCI sebagai
intervensi sumbatan koroner.
P EN YA K IT R ESP IR ATO R IK
Asma dan PPOK telah dibuktikan oleh
Sampai
dan
Berhenti
P EN YA K IT H ATI
Data
G A N G G U A N G IN JA L
Mencegah
D IA B ETES M ELITU S
DM merupakan salah satu dari lima
Pedoman
NHS
dan
SAMBA
mengasumsikan bahwa dosis insulin
kerja
panjang
mungkin
perlu
diturunkan
pada
pasien
yang
mengalami
penurunan
yang
signifikan kadar glukosa dalam
semalam, mereka yang tidak makan,
atau mereka yang memakan cemilan
ditambah dengan makanan biasa.
O B ESITA S M O R B ID &
O B STR U C TIV E SLEEP A P N EA
(O
SA ) obesitas morbid (IMT >40 kg/m2)
Pasien
dengan optimasi komorbiditas dapat
dengan aman menjalani pembedahan
rawat jalan, tapi tidak bagi mereka yang
super obese (IMT >50 kg/m2).
Penelitian
sebelumnya
telah
mengidentifikasi
obesitas
dan
OSA
sebagai
faktor
risiko
terjadinya
komplikasi perioperatif.
RAN G KU M AN
Pasien rawat jalan yang sakit merupakan
TH A N K YO U
TH A N K YO U
TH A N K YO U