Anda di halaman 1dari 29

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan proses analisis evaluasi setting relay generator dan
trafo generator PLTGU Tambak Lorok Blok 1. Setting relay yang akan dianalisis
dalam penelitian ini adalah relay diferensial, relay arus lebih, relay daya balik,
relay eksitasi lebih, relay urutan negatif, relay frekuensi, relay keseimbangan
tegangan dan relay hilangnya eksitasi.

3.1

LANGKAH PENELITIAN
Diagram alir langkah penelitian pada Tugas Akhir ini dapat dilihat pada

Gambar 3.1. Langkah penelitian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:


1. Membuat model Single Line Diagram (SLD) PLTGU Tambak Lorok Blok 1
pada software ETAP 12.6.0. Model SLD ini meliputi peralatan-peralatan
penting di PLTGU Tambak Lorok Blok 1 seperti generator, trafo generator,
trafo UAT (Unit Auxilary Transformer), relay-relay proteksi generator dan
trafo generator, kabel, dan CB (Circuit Breaker). Pemodelan SLD ini untuk
memudahkan dalam simulasi dan analisis setting relay proteksi generator dan
trafo generator.
2. Memasukkan data-data sistem yang didapat dari PT. Indonesia Power UP
Semarang Tambak Lorok pada model SLD yang telah dibuat di software ETAP
12.6.0. Data-data ini berupa data-data pada generator, trafo generator, trafo
UAT, relay-relay proteksi generator dan trafo generator, kabel, dan CB.
3. Melakukan simulasi hubung singkat pada ETAP 12.6.0.
4. Melakukan perhitungan setting relay proteksi pada generator dan trafo
generator.
5. Memasukkan hasil perhitungan setting relay proteksi ke SLD yang telah dibuat
pada ETAP 12.6.0.

43

44

6. Melakukan simulasi setting relay proteksi generator dan trafo generator untuk
melihat kerja dari relay-relay tersebut.
7. Menganalisis hasil perhitungan dan simulasi seting relay proteksi generator dan
trafo generator tersebut.

Gambar 3.1 . Langkah penelitian evaluasi setting relay generator dan trafo generator di PLTGU
Tambak Lorok Blok 1 menggunakan ETAP 12.6.0

45

3.2

SLD PLTGU TAMBAK LOROK BLOK 1


Di PLTGU Tambak Lorok Blok 1, terdapat 4 unit generator. Generator

generator ini ditunjukkan dalam Single Line Diagram PLTGU Tambak Lorok
Blok 1 pada Gambar 3.2, akan tetapi Single Line Diagram ini tidak
memperlihatkan letak relay-relay proteksi generator dan trafo generator. Single
Line Diagram dari relay-relay proteksi pada generator dan trafo generator yang
ada di PLTGU Tambak Lorok Blok 1 ini akan dijelaskan pada Gambar 3.3 dan
Gambar 3.4.
Berdasarkan Gambar 3.2 dapat dijelaskan bahwa di PLTGU Tambak
Lorok Blok 1 terdapat 4 unit Generator, 3 unit generator berkapasitas masingmasing 143,4 MVA menggunakan penggerak mula berupa Turbin Gas dan 1 unit
generator berkapasitas 237,5 MVA menggunakan penggerak mula Turbin Uap.
Daya dari keempat unit generator ini akan digunakan untuk menyuplai
beban pemakaian sendiri dan sisanya akan ditransmisikan melalui jaringan
transmisi. Daya yang ditransmisikan Generator unit 1, unit 2 dan unit 3 akan
dinaikkan tegangannya dari 11,5 kV menjadi 150 kV dengan Transformator Daya
berkapasitas 145 MVA, sedangkan daya yang akan ditransmisikan Generator unit
4 tegangannya dinaikkan dari 15 kV menjadi 150 kV dengan Transformator Daya
berkapasitas 250 MVA.
Pada unit 1, unit 2 dan unit 3 generator langsung terhubung dengan trafo
generator, sedangkan pada unit 4 antara generator dan trafo generator dipisahkan
oleh CB generator. Hal ini yang membedakan antara generator unit 1, unit 2, unit
3 dengan generator unit 4.
Berdasarkan Gambar 3.2 fokus lokasi penelitian ditunjukkan pada bagian
yang dibatasi oleh garis hitam tebal atau sepanjang saluran yang menghubungkan
generator, trafo generator, trafo UAT, kabel 150 kV bawah tanah, CB dan beban
pemakaian sendiri yang disuplai oleh generator. Pemilihan lokasi ini didasarkan
pada letak relay-relay proteksi generator dan trafo generator yang berada pada
generator dan trafo generator tersebut, serta mempertimbangkan pengaruh dari
beban pemakaian sendiri yang disuplai oleh generator.

46

47

3.2.1 SLD Relay Proteksi Generator dan Trafo Generator Unit 1, 2, 3


Generator dan trafo generator unit 1, 2 dan 3 memiliki SLD relay proteksi
yang sama seperti yang ditunjukkan Gambar 3.3. Berdasarkan Gambar 3.3 relay
proteksi ini terdiri dari relay arus lebih (50/51), relay keseimbangan tegangan
(60), relay eksitasi lebih (24), relay urutan negatif (46), relay hilangnya eksitasi
(40), relay daya balik (32), relay diferensial generator (87G), generator lockout
relay (86G), relay diferensial trafo generator (87GT), generator backup lockout
relay (86G1) dan overall differential lockout relay (86GT). Generator lockout
relay (86G), generator backup lockout relay (86G1) dan overall differential
lockout relay (86GT) tidak dibahas dalam Tugas Akhir ini, karena relay ini adalah
relay yang menerima sinyal trip dari relay-relay proteksi dan kemudian
meneruskan sinyal trip ini ke CB, alarm dan peralatan lain serta mengunci.
Urutan kerja relay unit 1, 2 dan 3 ditunjukkan pada SLD relay proteksi
Gambar 3.3 dan diagram logika relay Gambar 3.4 yang dijelaskan sebagai berikut.
1) Bilamana salah satu atau beberapa relay :
a. Relay hilangnya eksitasi / loss of field relay (40) dan
b. Relay keseimbangan tegangan / voltage ballance relay (60)
c. Relay diferensial generator / generator differential relay (87G)
d. Relay eksitasi lebih / over excitation relay (24G)
e. Relay arus lebih / over current relay (50/51)
bekerja, maka relay tersebut akan mengerjakan Generator Lock-out Relay
(86G) dan selanjutnya men trip kan alarm, PMT 52A dan 52AB, Turbin,
Eksitasi
2) Bila salah satu dari relay-relay:
a. Relay daya balik / reverse power relay (32)
b. Relay urutan negatif / negative sequence relay (46)
bekerja, maka relay tersebut akan mengerjakan Generator Back-up Lock out
Relay (86G1) dan selanjutnya men trip kan alarm dan PMT 52A dan 52AB
3) Bilamana Generator Transformer Differential Relay (87GT) bekerja, maka
relay tersebut akan mengerjakan Overall Differential Lock Out Relay (86GT)
dan selanjutnya men trip kan Alarm, PMT 52A dan 52AB, Turbin, Eksitasi.

48

50/51

32

40

46

87G

60

Generator

24G

AVR

87GT

86G

UAT

86G1

GT

87GT

150KV BUSBAR A
52 A

52 AB

52 B
150KV BUSBAR B

Keterangan :
GT

: Trafo Generator

UAT : Unit Auxilary Transformer

Gambar 3.3. SLD relay proteksi generator dan trafo generator unit 1, 2, 3

49

DIAGRAM LOGIKA PLTGU


A

GTG
Loss of Field Relay
Trip

40

Voltage Ballance Relay


OK

60

Generator Differential
Relay Trip

87G

Over Excitation Relay


Trip

24G

Over Current Relay


Trip

50/51

Reverse Power Sequence


Relay Trip

A
N
D

Gen. Lock Out


OR

86G

Relay Trip

32
ORO

Negative Phase Sequence


Relay Trip

46

Gen. Trafo Differential


Relay Trip

87
GT

Gen. Backup
Lock Out
Relay Trip

86G1

Overall
86G
Differential Lock
Out Relay Trip T

Keterangan:
A
: Alarm
B
: PMT 52A dan 52AB
C
: Turbin trip
D
: Eksitasi trip

Gambar 3.4. Diagram logika relay proteksi generator dan trafo generator unit 1, 2, 3

50

3.2.2 SLD Relay Proteksi Generator dan Trafo Generator Unit 4


Gambar 3.5 merupakan SLD relay proteksi generator dan trafo generator
unit 4 di PLTGU Tambak Lorok Blok 1. Relay-relay ini terdiri dari relay arus
lebih (50/51), relay keseimbangan tegangan (60), relay eksitasi lebih (24), relay
frekuensi (81), relay urutan negatif (46), relay hilangnya eksitasi (40), relay daya
balik (32), relay diferensial generator (87G), generator lockout relay (86G), relay
diferensial trafo generator (87GT), generator backup lockout relay (86G1) dan
overall differential lockout relay (86GT). Generator lockout relay (86G),
generator backup lockout relay (86G1) dan overall differential lockout relay
(86GT) tidak dibahas dalam Tugas Akhir ini dikarenakan relay ini merupakan
relay yang menerima sinyal trip dari relay-relay proteksi dan kemudian
meneruskan sinyal trip ini ke CB, alarm dan peralatan lain serta mengunci.
Urutan kerja relay unit 4 ini ditunjukkan dengan SLD relay proteksi
Gambar 3.5 dan diagram logika relay Gambar 3.6 yang dijelaskan sebagai berikut.
1) Bilamana salah satu atau beberapa relay :
a.

Relay hilangnya eksitasi / loss of field relay (40) dan

b.

Relay keseimbangan tegangan / voltage ballance relay (60)

c.

Relay diferensial generator / generator differential relay (87G)

d.

Relay eksitasi lebih / over excitation relay (24G)

e.

Relay arus lebih / over current relay (50/51)

bekerja, maka relay tersebut akan mengerjakan Generator Lock-out Relay


(86G) dan men trip kan alarm, PMT Generator (52G), turbin, eksitasi.
2) Bila salah satu dari relay-relay:
a.

Relay daya balik / reverse power relay (32)

b.

Relay urutan negatif / negative sequence relay (46)

c.

Relay frekuensi generator / generator frequency relay (81)

bekerja, maka relay tersebut akan mengerjakan Generator Back-up Lock out
Relay (86G1) dan selanjutnya men trip kan alarm, PMT Generator (52G).
3) Bilamana Generator Transformer Differential Relay (87GT) bekerja, maka
relay tersebut akan mengerjakan Overall Differential Lock Out Relay
(86GT) dan men trip kan alarm, PMT 52A dan 52AB, turbin, eksitasi.

51

50/51

32

40

81

87G

60

Generator

24G

AVR

87GT

86G

UAT

86G1

GT

87GT

150KV BUSBAR A
52 A

52 AB

52 B
150KV BUSBAR B

Keterangan :
GT

: Trafo Generator

UAT : Unit Auxilary Transformer

Gambar 3.5. SLD relay proteksi generator dan trafo generator unit 4

46

52

DIAGRAM LOGIKA PLTGU


A

GTG
Loss of Field Relay
Trip

40

Voltage Ballance Relay


OK

60

Generator Differential
Relay Trip

87G

Volts/Hertz Relay
Trip

24G

Over Current Relay


Trip

50/51

A
N
D

Gen. Lock Out


OR

Reverse Power Sequence


Relay Trip

32

Negative Phase Sequence


Relay Trip

46

Generator Frequency
Relay Trip

81

Gen. Trafo Differential


Relay Trip

87

OR
O

Relay Trip

Gen. Backup
Lock Out
Relay Trip

86G1

Overall
86G
Differential Lock
Out Relay Trip T

GT

Keterangan:
A
: Alarm
B
: PMT 52A dan 52AB
C
: Turbin trip

86G

D
E

: Eksitasi trip
: PMT 52G

Gambar 3.6. Diagram logika relay proteksi generator dan trafo generator unit 4

53

3.3

PEMODELAN SLD PLTGU TAMBAK LOROK

54

Berdasarkan single line diagram PLTGU Tambak Lorok Blok 1 pada


Gambar 3.2, single line diagram relay proteksi unit 1, unit 2, unit 3 pada Gambar
3.3 dan single line diagram relay proteksi unit 4 pada Gambar 3.5 maka dibuat
pemodelan single line diagram PLTGU Tambak Lorok Blok 1 dalam ETAP
12.6.0 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.7. Pemodelan ini dibuat sederhana
agar memudahkan dalam analisa dan simulasi.
Berdasarkan Gambar 3.7 dapat dilihat bahwa beban pemakaian sendiri
setiap pembangkit dijumlahkan dan digantikan dengan lump load. Dipilih lump
load karena beban pemakaian sendiri terdiri dari beban motor. Dalam pemodelan
ETAP 12.6.0 ini terdapat 4 beban yaitu Lump 1 sebesar 1,376 MVA ; Lump 2
sebesar 1,376 MVA ; Lump 3 sebesar 1,376 MVA dan Lump 4 sebesar 13,647
MVA.
Pada pemodelan ini hanya terdapat relay arus lebih (50/51), relay frekuensi
(81), relay urutan negatif (46), relay daya balik (32) dan relay diferensial
transformator (87T). Relay keseimbangan tegangan (60), relay eksitasi lebih (24)
dan relay hilangnya medan eksitasi (40) tidak dimodelkan dan disimulasikan
dalam ETAP 12.6.0 karena tidak tersedianya relay-relay ini dalam ETAP 12.6.0.
Relay diferensial trafo generator (87 GT) digantikan oleh relay diferensial
transformator (87T) karena keterbatasan ETAP 12.6.0 ini yang tidak
memperlihatkan sisi input generator sehingga relay diferensial trafo generator
(87GT) dan relay diferensial generator (87G) tidak dapat dimodelkan. Lalu untuk
relay diferensial generator (87G) pada pemodelan ini kerjanya akan digantikan
oleh relay arus lebih.

3.4

DATA SISTEM
Setelah pemodelan SLD PLTGU Tambak Lorok Blok 1 pada ETAP 12.6.0

selesai, selanjutnya melakukan input data-data referensi yang didapat di lapangan


dari PT. Indonesia Power UP Semarang sesuai Tabel 3.1 hingga Tabel 3.11. Datadata ini dimasukan pada simulasi jaringan sesuai dengan komponen peralatan di
jaringan, seperti impedansi pada kabel, reaktansi trafo, kapasitas trafo, panjang

55

saluran dan data lainnya. Adapun data data yang diperlukan untuk analisis ini
adalah sebagai mana Tabel 3.1 sampai Tabel 3.9:

Tabel 3.1. Data generator


Parameter

Unit 1, 2, 3

Unit 4

General Electric

General Electric

335X939

29OT325

143,4 MVA

237,5 MVA

11,5 kV

15 kV

Power Factor

0,8

0,8

Poles / RPM

2 / 3000 RPM

3000 RPM

Xd (Reaktansi Substransien)

0,183 pu

0,162 pu

Xd (Reaktansi Transien)

0,258 pu

0,225 pu

Xd (Reaktansi urutan positif)

2,043 pu

1,750 pu

X2 (Reaktansi urutan negatif)

0,172 pu

0,155 pu

X0 (Reaktansi urutan nol)

0,082 pu

0,093 pu

Wye

Wye

10

10

Merk
No. Seri
Daya
Tegangan

Connection
K (Karakteristik kerja)

Tabel 3.2. Data trafo generator


Parameter

Unit 1, 2, 3

Unit 4

Merk

MEIDEN

DAIHEN

No. Seri

8R8277T1

5BK014101

Daya

145 MVA

250 MVA

Tegangan

11,5 / 150 kV

15 / 150 kV

Impedansi ( Z %)

11 %

13,5 %

Vektor Grup

Ynd11

Ynd11

Tabel 3.3. Data trafo UAT


Parameter

Unit 1, 2, 3

Unit 4

Merk

Elektro Bau AG

PASTI

No. Seri

DOV 1600/10

95P0012

Daya

1,6 MVA

20 MVA

Tegangan

11,5 / 0,4 kV

15 / 6,3 kV

Impedansi ( Z %)

7,05 %

7,5 %

Vektor Grup

Dyn1

Dyn1

56

Tabel 3.4. Data relay diferensial pada trafo generator


Parameter

Unit 1, 2, 3

Unit 4

Merk

GE Multilin

GE Multilin

Tipe

12STD16C3A

12STD16C3A

Percentage Differential with

Percentage Differential with

Harmonic Restraint

Harmonic Restraint

Slope (%)

25

25

Isetting (A)

Differential Type

Tabel 3.5. Data relay arus lebih pada generator


Parameter

Unit 1, 2, 3

Unit 4

Merk

GE Multilin

GE Multilin

Tipe

12IFC53B1A

12IFC53B1A

Karakteristik

Very Invers

Very Invers

Tap time overcurrent (A)

TMS (detik)

10

Tap instantaneous overcyrrent (A)

40

42

Tabel 3.6. Data relay daya balik pada generator


Parameter

Unit 1, 2, 3

Unit 4

Merk

GE Multilin

GE Multilin

Tipe

12ICW51A7A

12GGP53C3A

Pm sisi sekunder (W)

287

Waktu tunda (detik)

30

30

Keterangan :
Pm sisi sekunder

: Daya motoring yang mengalir pada CT (Watt).

Tabel 3.7. Data relay frekuensi pada generator 4


Setelan

Under Frequency

Over Frequency

Fpickup (Hz)

48,80

50,51

Waktu tunda (detik)

1,8

Tabel 3.8. Data relay urutan negatif pada generator


Parameter

Unit 1, 2, 3

Unit 4

Merk

GE Multilin

GE Multilin

Tipe

12SGC21C2A

12SGC21C2A

57

Tabel 3.8. (lanjutan)


Parameter

Unit 1, 2, 3

Unit 4

Setting I2 (pu)

0,08

0,049

Waktu operasi (detik)

990

990

Tabel 3.9. Data teknis kabel bawah tanah 150 kV


Parameter

Cable 1

Cable 2

Cable 3

Cable 4

Ukuran Kabel

630 mm2

630 mm2

630 mm2

1600 mm2

Conductor / Cable

1/C

1/C

1/C

1/C

Z1 (Ohms/km)

0,062 + j 0,132

0,062 + j 0,132

0,062 + j 0,132

0,024 + j 0,109

Z0 (Ohms/km)

0,068 + j 1,263

0,068 + j 1,263

0,068 + j 1,263

0,043 + j 1,354

Panjang Saluran

100 meter

200 meter

300 meter

200 meter

3.5

SIMULASI HUBUNG SINGKAT


Pada SLD Gambar 3.7, hubung singkat dilakukan pada bus generator (Bus

150, Bus 137, Bus 139 dan Bus 140); bus sisi tegangan rendah trafo generator unit
1, 2, 3, 4 (Bus 120, Bus 118, Bus 146 dan Bus 124) dan bus sisi tegangan tinggi
trafo generator unit 1, 2, 3 dan 4 (Bus 153, Bus 155, Bus 156 dan Bus 158).
Simulasi hubung singkat dilakukan dengan memilih Short-Circuit
Analysis pada progam ETAP 12.6.0 kemudian memilih Edit Study Case maka
akan muncul tampilan Short Circuit Study Case dan mengisinya sesuai Gambar
3.8, Gambar 3.9 dan Gambar 3.10 berikut ini:

Gambar 3.8. Mengisi data Info pada tampilan Short Circuit Study Case

58

Gambar 3.9. Mengisi data Info pada tampilan Short Circuit Study Case

Gambar 3.10. Mengisi data Standard pada tampilan Short Circuit Study Case

Selanjutnya memilih pilihan Run 3-Phase, LG, LL, LLG (1/2 Cycle)
maka arus hubung singkat akan langsung di simulasikan. Untuk melihat arus
hubung singkat yang terjadi pada simulasi ETAP 12.6.0 maka dapat dilihat pada
report manager. Pemilihan report manager dipilih ANSI Unbelance SC
Manager lalu Summary. Nilai arus gangguan yang ditampilkan sesuai dengan
bus-bus yang diberikan gangguan.

59

3.6

LANGKAH PERHITUNGAN SETTING RELAY


Setelah simulasi hubung singkat dilakukan, maka selanjutnya adalah

melakukan perhitungan setting relay proteksi generator dan trafo generator.


Langkah perhitungan untuk setiap relay proteksi berbeda-beda, oleh karena itu
dibuat diagram alir langkah perhitungan masing-masing relay.
3.6.1 Relay Diferensial (87T)
Langkah-langkah dalam perhitungan setting relay diferensial yang
terpasang di PLTGU Tambak Lorok Blok 1 disajikan dalam diagram alir seperti
yang ditunjukkan Gambar 3.11 dan dijelaskan sebagai berikut:
1.

Menghitung arus nominal sisi tegangan rendah dan sisi tegangan tinggi trafo
generator. Pada trafo generator unit 1, unit 2 unit 3, tegangan rendah sebesar
11,5 kV dan tegangan tinggi sebesar 150 kV, sedangkan pada trafo generator
unit 4, tegangan rendah sebesar 15 kV dan tegangan tinggi sebesar 150 kV.

2.

Menghitung arus rating sisi tegangan rendah dan sisi tegangan tinggi trafo
generator. Arus rating merupakan 110% dari arus nominal.

3.

Menentukan rasio CT sisi tegangan rendah dan tinggi trafo generator.

4.

Menghitung mismatch error CT. Mismatch error didapat dari perbandingan


antara CT ideal dengan CT yang ada dipasaran.

5.

Jika mismatch error CT < 5% maka lanjut ke langkah 6 tetapi jika mismatch
error CT > 5% maka kembali ke langkah 3 yaitu menentukan rasio CT ulang.

6.

Menentukan tap ratio dari auxillary CT. Auxillary CT adalah CT bantu yang
berguna untuk menyesuaikan besar arus yang masuk ke relay diferensial
akibat proses pergeseran fasa oleh trafo tenaga.

7.

Menghitung arus hubung singkat yang mengalir pada relay diferensial.

8.

Menentukan arus restraint (arus penahan).

9.

Menghitung arus setting relay diferensial untuk gangguan didalam daerah


yang dilindungi trafo generator.

10. Menghitung arus setting relay diferensial untuk gangguan diluar daerah yang
dilindungi trafo generator.
11. Menentukan waktu kerja relay diferensial.

60

Gambar 3.11. Diagram alir langkah perhitungan relay diferensial

61

3.6.2 Relay Keseimbangan Tegangan (60)


Langkah-langkah dalam perhitungan setting relay keseimbangan tegangan
yang terpasang di PLTGU Tambak Lorok Blok 1 disajikan dalam diagram alir
seperti yang ditunjukkan Gambar 3.12 berikut ini:

Gambar 3.12. Diagram alir langkah perhitungan relay keseimbangan tegangan

Diagram alir relay keseimbangan tegangan Gambar 3.12 dapat dijelaskan


sebagai berikut :
1.

Menghitung tegangan yang mengalir pada relay berdasarkan rasio PT


(Potential Transformer) yang digunakan.

2.

Menghitung arus yang mengalir pada generator.

3.

Menghitung arus yang mengalir pada relay berdasarkan rasio CT (Current


Transformer) yang digunakan.

4.

Menentukan setting pickup tegangan.

62

3.6.3 Relay Daya Balik (32)


Langkah-langkah dalam perhitungan setting relay daya balik yang
terpasang di PLTGU Tambak Lorok Blok 1 disajikan dalam Gambar 3.13.
Berdasarkan Gambar 3.13 tersebut, langkah-langkah perhitungan setting relay
daya balik dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.

Menghitung arus beban penuh generator.

2.

Menentukan rasio CT dan PT berdasarkan arus dan tegangan nominal


generator. Rasio CT dan PT dipilih yang paling mendekati dengan arus
nominal dan tegangan nominal.

3.

Menentukan daya motoring generator. Daya motoring generator merupakan


daya balik yang diijinkan mengalir pada generator tanpa menyebabkan
kerusakan pada generator tersebut.

4.

Menentukan daya motoring yang mengalir pada relay daya balik.

5.

Menghitung time delay relay daya balik.

Gambar 3.13. Diagram alir langkah perhitungan relay daya balik

63

3.6.4 Relay Arus Lebih (50/51)


Langkah-langkah dalam perhitungan setting relay arus lebih di PLTGU
Tambak Lorok Blok 1 ditunjukkan dalam Gambar 3.14.

Gambar 3.14. Diagram alir langkah perhitungan relay arus lebih

Berdasarkan diagram alir relay arus lebih Gambar 3.14 diatas maka
langkah perhitungan setting relay arus lebih dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.

Menentukan arus nominal generator.

64

2.

Menentukan rasio CT berdasarkan arus nominal generator. Rasio CT dipilih


yang paling mendekati dengan arus nominal.

3.

Menghitung arus yang mengalir pada relay arus lebih. Arus yang mengalir
pada relay arus lebih merupakan arus nominal yang dilihat dari sisi sekunder
CT.

4.

Menghitung arus setting untuk time overcurrent relay. Arus setting ini
ditentukan supaya relay arus lebih tidak pickup pada arus beban penuh.

5.

Menentukan setting tap untuk time overcurrent relay.

6.

Menentukan setting TMS (Time Multiple Setting) atau time dial untuk time
overcurrent relay.

7.

Menghitung arus setting untuk instantaneous overcurrent relay.

8.

Menentukan setting tap untuk instantaneous overcurrent relay.

3.6.5 Relay Urutan Negatif (46)


Langkah-langkah dalam perhitungan setting relay urutan negatif di
PLTGU Tambak Lorok Blok 1 ditunjukkan pada Gambar 3.15. Berdasarkan
Gambar tersebut maka langkah perhitungan setting relay urutan negatif dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1.

Menghitung arus nominal yang mengalir pada generator.

2.

Menentukan rasio CT berdasarkan arus nominal generator. Rasio CT dipilih


yang paling mendekati dengan arus nominal.

3.

Menghitung arus yang mengalir pada relay urutan negatif. Arus yang
mengalir pada relay merupakan arus yang dilihat dari sekunder CT.

4.

Menentukan setting tap switch relay urutan negatif. Tap switch merupakan
nilai setting yang tersedia dari relay urutan negatif tipe SGC21. Nilai setting
ini dipilih yang paling mendekati dengan arus nominal yang mengalir pada
relay.

5.

Menghitung arus fasa urutan negatif yang mengalir pada relay.

6.

Menghitung arus fasa urutan negatif yang mengalir pada relay dalam pu.

7.

Menentukan setting waktu relay.

65

Gambar 3.15. Diagram alir langkah perhitungan relay urutan negatif

3.6.6 Relay Hilangnya Eksitasi (40)


Langkah-langkah dalam perhitungan setting relay hilangnya eksitasi yang
terpasang di PLTGU Tambak Lorok Blok 1 disajikan dalam diagram alir seperti
yang ditunjukkan dalam Gambar 3.16. Berdasarkan diagram alir relay hilangnya
eksitasi Gambar 3.16 tersebut maka langkah perhitungan setting relay hilangnya
eksitasi dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.

Menghitung impedansi base sisi sekunder CT dan PT.

2.

Menghitung reaktansi transien (Xd) dalam ohm yaitu dengan mengalikan


nilai pu Xd dengan nilai impedansi base.

66

3.

Menghitung reaktansi sinkron (Xd) dalam ohm yaitu dengan mengalikan nilai
pu Xd dengan nilai impedansi base.

4.

Menentukan 1 pu impedansi dasar yang dilihat dari sisi sekunder CT dan PT.

5.

Menentukan offset tap. Offset tap adalah setengah dari reaktansi transient.

6.

Menentukan diameter lingkaran.

7.

Menentukan waktu kerja relay hilangnya eksitasi.

Gambar 3.16. Diagram alir langkah perhitungan relay hilangnya eksitasi

67

3.6.7

Relay Eksitasi Lebih (24)


Langkah-langkah dalam perhitungan setting relay eksitasi lebih yang

terpasang di PLTGU Tambak Lorok Blok 1 disajikan dalam diagram alir seperti
yang ditunjukkan Gambar 3.17 dan dijelaskan sebagai berikut:
1.

Menentukan rasio trafo tegangan (PT) dari tegangan nominal generator. Rasio
PT dipilih yang paling mendekati dengan tegangan nominal generator.

2.

Menghitung tegangan yang mengalir pada relay. Tegangan relay merupakan


tegangan yang dilihat dari sisi sekunder PT.

3.

Menentukan V/Hz nominal generator. Volt merupakan tegangan yang


mengalir pada relay yang telah dihitung pada point 2, sedangkan Hz
merupakan frekuensi sistem 50 Hz.

4.

Menentukan setting V/Hz time trip pickup.

5.

Menentukan waktu kerja relay eksitasi lebih.

Gambar 3.17. Diagram alir langkah perhitungan relay eksitasi lebih

68

3.6.8

Relay Frekuensi (81)


Pada laporan Tugas akhir ini tidak melakukan perhitungan setting relay

frekuensi tetapi membahas setting relay frekuensi yang telah terpasang di PLTGU
Tambak Lorok Blok 1 apakah settingnya benar sesuai SPLN dan standar IEEE
C37.106-1987..

3.7

SIMULASI RELAY PROTEKSI


Simulasi relay proteksi dilakukan dengan Star - Protective Device

Coordination dan dengan Transient Stability Analysis. Simulasi relay proteksi


dengan Star - Protective Device Coordination digunakan untuk melihat kerja
relay diferensial, relay arus lebih dan relay urutan negatif, sedangkan simulasi
relay proteksi dengan Transient Stability Analysis digunakan untuk melihat
kerja relay daya balik dan relay frekuensi.

3.7.1

Langkah Simulasi Relay proteksi Dengan Star - Protective Device


Coordination.
Untuk melakukan simulasi yaitu dengan memilih Star Protective

Device Coordination kemudian pilih Edit Study Case maka akan muncul
tampilan Star Mode Study Case dan mengisinya sesuai Gambar 3.18.

Gambar 3.18. Tampilan Star Mode Study Case

69

Setelah mengisi seperti Gambar 3.18 diatas kemudial pilih OK. Untuk
menjalankan simulasi maka pilih Fault insertion (PD Sequence-of-Operation)
kemudian memilih bus yang akan diberikan gangguan hubung singkat. Maka
simulasi relay ini akan berjalan.
Jika ingin mengganti jenis gangguan hubung singkat maka dapat mengedit
kembali pada Edit Study Case seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.18.

3.7.2

Langkah Simulasi Relay proteksi Dengan Transient Stability


Analysis.
Untuk melakukan simulasi ini yaitu dengan memilih Transient Stability

Analysis kemudian pilih Edit Study Case maka akan muncul tampilan
Transient Stability Study Case dan mengisinya.

1)

Simulasi Relay Frekuensi


Untuk melihat kerja relay frekuensi dalam Transient Stability Analysis

maka pada tampilan Transient Stability Study Case memilih Event kemudian
membuat event seperti Gambar 3.19 berikut.

Gambar 3.19. Tampilan Transient Stability Study Case

70

Berdasarkan Gambar 3.19 diatas, untuk melihat kerja relay frekuensi maka
dimisalkan beban Lump 5 hilang secara tiba-tiba sehingga frekuensi akan naik dan
jika kenaikan frekuensi ini melebihi batas setting yang telah ditentukan maka
relay frekuensi akan trip.
Setelah mengisi tampilan Transient Stability Study Case seperti Gambar
3.19 maka selanjutnya adalah memilih Run Transient Stability dan akan muncul
Transient Stability Time-Slider yang menunjukkan kerja relay frekuensi ini.

2)

Simulasi Relay Daya Balik


Untuk melihat kerja relay daya balik dalam Transient Stability Analysis

maka pada tampilan Transient Stability Study Case memilih Event kemudian
membuat event seperti Gambar 3.20 dan Gambar 3.21. Gambar 3.20 adalah event
yang dibuat untuk melihat kerja relay daya balik yang terpasang pada unit 1, unit
2 dan unit 3, sedangkan Gambar 3.21 adalah event yang dibuat untuk melihat
kerja relay daya balik yang terpasang pada generator unit 4.

Gambar 3.20. Tampilan Transient Stability Study Case

71

Gambar 3.21. Tampilan Transient Stability Study Case

Setelah mengisi tampilan Transient Stability Study Case seperti Gambar


3.20 dan Gambar 3.21 maka selanjutnya adalah memilih Run Transient Stability
dan akan muncul Transient Stability Time-Slider yang menunjukkan kerja relay
daya balik ini.

Anda mungkin juga menyukai

  • Maria Oktavia - 21060111130095 - Bab 4-1baru Bangeet
    Maria Oktavia - 21060111130095 - Bab 4-1baru Bangeet
    Dokumen72 halaman
    Maria Oktavia - 21060111130095 - Bab 4-1baru Bangeet
    mhariaoktavia
    Belum ada peringkat
  • eRBAS Catatan
    eRBAS Catatan
    Dokumen3 halaman
    eRBAS Catatan
    mhariaoktavia
    Belum ada peringkat
  • Maria Oktavia Fitriyani - 21060111130095 - Bab 4
    Maria Oktavia Fitriyani - 21060111130095 - Bab 4
    Dokumen73 halaman
    Maria Oktavia Fitriyani - 21060111130095 - Bab 4
    mhariaoktavia
    Belum ada peringkat
  • Wedding Checklist Original
    Wedding Checklist Original
    Dokumen11 halaman
    Wedding Checklist Original
    Septiva Asih Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Tutorial ETAP Bahasa Indonesia
    Tutorial ETAP Bahasa Indonesia
    Dokumen1 halaman
    Tutorial ETAP Bahasa Indonesia
    Muhammad Irfan Ardiansyah
    Belum ada peringkat
  • Cable
    Cable
    Dokumen5 halaman
    Cable
    mhariaoktavia
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen30 halaman
    Bab Iv
    mhariaoktavia
    Belum ada peringkat
  • La
    La
    Dokumen5 halaman
    La
    mhariaoktavia
    Belum ada peringkat
  • Proteksi Utama
    Proteksi Utama
    Dokumen2 halaman
    Proteksi Utama
    Maria Oktavia
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen22 halaman
    Bab Iii
    mhariaoktavia
    Belum ada peringkat
  • Untuk Prak
    Untuk Prak
    Dokumen6 halaman
    Untuk Prak
    mhariaoktavia
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    mhariaoktavia
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    mhariaoktavia
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen20 halaman
    Bab Ii
    mhariaoktavia
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen18 halaman
    Bab Ii
    mhariaoktavia
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen1 halaman
    Abs Trak
    mhariaoktavia
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    mhariaoktavia
    Belum ada peringkat