Pokok Bahasan
I.
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan pada tenaga kerja home industry
tahu di Dusun Karangsari Planjan Kesugihan Cilacap, di harapkan tenaga kerja
mampu memahami tentang kesehatan lingkungan kerja dan keamanan bahan
pangan yang digunakan dalam pembuatan tahu.
2. Tujuan Khusus
2.1
Tenaga kerja mampu memahami tentang pengertian kesehatan lingkungan
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
kerja
Tenaga
Tenaga
Tenaga
Tenaga
Tenaga
II.
SASARAN
Seluruh tenaga kerja di home industry tahu Bapak Suyatno Jl. S. Parman Dusun
Karang sari Planjan Kesugihan Cilacap.
III.
c. Tempat
Kesugihan Cilacap
IV.
METODE
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab
V.
MEDIA
1. Leaflet
2. Lembar balik
3. Alat penyaringan ( botol aqua 1 liter, arang, ijuk, jerami, kerikil besar, kerikil kecil,
pasir, wadah baskom)
VI.
PELAKSANAAN KEGIATAN
N
o
1.
Tahap
Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan
Pembukaan 1. Memberikan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menyampaikan
tujuan
penyuluhan
4. Menyampaikan
kontrak
Isi
tentang:
a. Pengertian
kesehatan
lingkungan kerja
c. Cara penyaringan air
kotor
d. Pengertian pangan
e. Bahan
tambahan
digunakan
4. Menyepakati
mendengarkan
kesehatan
lingkungan kerja
b. Ciri-ciri
lingkungan
pangan
1. Menjawab salam
2. Mendengarkan
3. Mendengarkan
7 Menit
persepsinya
materi 1. Memperhatikan dan 25 Menit
1. Menjelaskan
sehat
b. Aspek
Waktu
kontrak waktu
5. Memberikan
waktu
5. Apersepsi
2.
Kegiatan Peserta
yang
biasa
dalam
2
penyaji
masayarakat.
2. Demonstrasi penyaringan
air kotor
2. Memperhatikan
3.
Penutup
dengan seksama
1. Memberikan kesempatan 1. Mengajukan
tenaga
kerja
untuk
bertanya.
2. Menjawab pertanyaan.
pertanyaan.
2. Mendengarkan,
menyimak
3. Evaluasi kembali materi 3. Menjawab
penyuluhan
kepada
pertanyaan
masyarakat
dengan
peserta
memberikan
dan
pertanyaan
memberikan
mendemonstrasikan
kembali
penyaringan
mempratekkan
kotor.
kepada
dan
air
15 Menit
4. Peserta
tampak
senang
dan
tersenyum
5. Mendengarkan dan
Menyimak
masyarakat
kesimpulan
6. Memberikan
salam
penutup
7. Membagikan leaflet
yang
disampaikan
6. Menjawab salam
7. Menerima leaflet
VII.
PENGORGANISASIAN KELOMPOK
3
Moderator
Penyaji
Fasilitator
VIII.
: Erni Rahmawati
: Putri Wilujeng Lestari
: 1. Dian Nuraini
2. Eka Wulandari
3. Gilang Ulung Winangsit
4. Dwi Yunita
EVALUASI
a. Evaluasi persiapan
1) Pengkajian dilakukan 9 hari sebelum pelaksanaan penyuluhan kesehatan
2) Perencanaan penentuan materi sudah sesuai dan tepat.
3) Sudah dibentuknya struktur oranisasi atau pembagian peran.
4) Satuan Acara Penyuluhan(SAP) disusun 1 minggu sebelum pelaksanaan
5) Leaflet, lembar balik dan alat demonstrasi penyaringan air kotor siap H-3
sebelum pelaksanaan
6) Door prize dipersiapkan H-1
7) Penyuluh kesehatan mampu menguasai materi yang akan disampaikan.
b. Evaluasi proses
1) 100% peserta hadir tepat waktu
2) Peserta aktif
3) Alat dan tempat bisa digunakan sesuai rencana.
c. Evaluasi hasil
1) 90% peserta dapat mendemonstrasikan penyaringan air kotor.
2) 80% peserta dapat menjawab pertanyaan yang di berikan.
3) 100% penyuluh dapat melakukan kegiatan atau tugas sesuai
perannya.
IX.
LAMPIRAN
KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA DAN KEAMANAN BAHAN PANGAN
A. KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA
1. Pengertian kesehatan lingkungan
Menurut, WHO (World Health Organization) Kesehatan lingkungan adalah suatu
keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia & lingkungan agar dapat
menjamin keadaan sehat dari manusia.
Menurut, Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Kesehatan
lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan
ekologi yang dinamis antara manusia & lingkungannya untuk mendukung tercapainya
kualitas hidup manusia yang sehat & bahagia.
2. Lingkungan Sehat
Ciri-ciri lingkungan sehat antara lain sebagai berikut.
a. Udara bersih, segar, dan terasa sejuk. Selain itu, juga tidak berbau.
b. Ada tempat sampah dan keadaannya bersih. Dengan adanya tempat sampah,
sampah jadi tidak berserakan. Dengan demikian, tidak menimbulkan bau yang
tidak sedap.
c. Terdapat saluran air yang bersih dan lancar. Air dalam saluran air akan mengalir
dengan lancar. Hal ini karena tidak tersumbat oleh sampah.
d. Terdapat berbagai tumbuhan hijau yang terpelihara dan tertata rapi. Dengan adanya
tumbuhan, udara akan menjadi lebih bersih. Selain itu, keadaan lingkungan rumah
akan terlihat lebih indah.
3. Aspek kesehatan lingkungan kerja :
a. Ketersediaan air yang bersih
1) Pengertian Air Bersih:
a) Secara Umum: Air yang aman dan sehat yang bisa dikonsumsi manusia.
b) Secara Fisik : Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
c) Secara Kimia:PH netral (bukan asam/basa), Tidak mengandung racun dan
logam berat berbahaya
2) Sanitasi Air
Persyaratan Air Bersih, Air selain merupakan kebutuhan pokok bagi
manusia, juga dapat menjadi sarana penyebaran penyakit ataupun keracunan.
Air bersih yang sehat harus memenuhi persyaratan Peraturan Menteri
Kesehatan No. : 416/MENKES/PER/IX/1990.
Adapun persyaratan air bersih sbb.:
a) Syarat Fisik
1) Jernih
2) Tidak berwarna
3) Tidak berasa
4) Tidak berbau
5) Temperatur tidak melebihi suhu udara.
b) Syarat Kimia
1) Tidak mengandung unsur kimia yang bersifat racun.
2) Tidak mengandung zat yang menimbulkan gangguan kesehatan.
c) Syarat Bakteriologis :
Tidak mengandung kuman parasit, kuman patogen, bakteri E. coli.
Ketentuan
Dibawah ini merupakan bahan tambahan makanan yang biasa digunakan dalam
masyarakat.
a. Bahan Pewarna (Colour Agent)
Penambahan bahan pewarna pada makanan dilakukan untuk
beberapa tujuan, yaitu:
1) Memberikan kesan menarik bagi konsumen
2) Menyeragamkan warna makanan
3) Menstabilkan warna
4) Menutupi perubahan warna selama proses pengolahan
5) Mengatasi perubahan warna selama penyimpanan
Bahan pewarna makanan dibagi menjadi 2 jenis yaitu pewarna
alami dan pewarna sintetis.
Pewarna alami adalah pewarna yang dibuat melalui proses
ekstraksi, isolasi, atau derivatisasi (sintesis parsial) dari tanaman,
hewan, mineral atau sumber alami lain termasuk pewarna identik
alami. Bahan pewarna dapat diperoleh dari hewan, tumbuhan, atau mineral.
Pewarna yang diperoleh dari bahan-bahan ini tidak memerlukan proses pengolahan
yang rumit. Sampai sejauh ini, sumber utama bahan pewarna adalah tumbuhan,
khususnya akar-akaran, beri-berian, kulit kayu, daun, dan kayu. Sebagian dari
pewarna ini digunakan dalam skala komersil.
Secara kuantitas, dibutuhkan zat pewarna alami yang lebih banyak daripada
zat pewarna sintetis untuk menghasilkan tingkat pewarnaan yang sama. Pada
kondisi tersebut, dapat terjadi perubahan yang tidak terduga pada tekstur dan aroma
makanan. Zat pewarna alami juga menghasilkan karakteristik warna yang lebih
pudar dan kurang stabil bila dibandingkan dengan zat pewarna sintetis. Oleh karena
itu zat ini tidak dapat digunakan sesering zat pewarna sintetis.
Contoh : Kurkumin Cl.No.75300; Riboflavin; Karmin; Karmin
Cl.No.75470;
Klorofil
Cl.No.75810;
Karamel;
Beta-karoten
yang
menggunakan
pewarna
alam
meskipun
prosesnya
secara
sintetik
ataupun
adalah
pemanis
yang
diproses
secara
pengganti
gula
karena
mempunyai
kelebihan
atau
memperlambat
proses
fermentasi,
yang
relative
awet
dengan
tujuan
untuk
berbagai
makanan
adalah
benzoat,
yang
yang
bersifat
lebih
mudah
larut.
Benzoat
sering
11
biasanya
ditambahkan
lebih
awet
pengawet.
dari
Sebagai
makanan
indikator
yang
biologis
tidak
dapat
12
Bahaya
makanan
yang
DAFTAR PUSTAKA
Purwono. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Jakarta.
Penebar Swadaya
Pradipta,
Yuhandira.
2012
.Pewarna
Makanan
Alami
dan
Buatan.<http://yuhandirapradipta.blogspot.com/2012/04/pewarnamakanan-alami-dan-buatan.html> di akses pada tanggal 18 oktober
2015
Sukoharjo Dkk.2013.Bahan Tambahan Pangan (BTP) Yang Diperbolehkan
Dan Yang Berbahaya. <http://dkk.sukoharjokab.go.id/read/bahantambahan-pangan-btp-yang-diperbolehkan-dan-yang-berbahaya>
di
akses pada tanggal 18 oktober 2015
13