PRAKTIKUM MIKOLOGI
OLEH :
SEMESTER V
II. METODE
Serbuk media PDA ( Potato Dextrose Agar ) ditimbang, dilarutkan dengan aquades,
dihomogenkan, disterilisasi, ditambahkan antibiotik, dituang ke dalam petridisk steril.
III.PRINSIP
Ditimbang, dilarutkan dan disterilisasi.
5.
6.
7.
8.
Pemanas listrik
Penyangga kaki tiga
Penahan
Pipet pasteur
9. Petridisk steril
10. Gelas ukur
11. Pengaduk
12. autoclave
b. Bahan
1. Media PDA ( Potato Dextrose Agar ) ( Oxoid-CM 0139 )
2. Antibiotik Chlorampenicol 500 mg
3. Aguades
4. Kertas pH
5. NaOH 0,01 N
6. HCl 0,01 N
7. Kertas berlemak
8. Tissue
c. Formula
1. Potato extract
4,0 g/l
2. Glucose
20,0 g/l
3. Agar
15,0 g/l
13.
V. CARA KERJA
1. Semua APD digunakan dengan baik, benar dan lengkap.
2. Disiapkan semua alat-alat dan bahan-bahan yang akan digunakan.
3. Dipastikan semua alat dan bahan dalam keadaan siap digunakan.
4. Ditimbang serbuk media PDA ( Potato Dextrose Agar ) ( sesuai dengan volume yang
14.
V1 W1
=
V2 W2
18.
19.
TUJUAN
a. Tujuan Umum :
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami teknik pembutatan sediaan
langsung (direct preparat) kerokan kulit.
2. Mahasiswa dapat mengetahui metode kultur jamur.
b. Tujuan Khusus :
1. Mahasiswa dapat membuat sediaan langsung kerokan kulit.
2. Mahasiswa dapat melakukan kultur jamur.
3. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan dan mengetahui ada tidaknya jamur
pada sampel kerokan kulit.
23.
II.
METODE
a. Pembuatan sediaan langsung dengan larutan KOH 10%
b. Pembuatan kultur jamur dilakukan dengan cara kultur aerob, dengan inkubasi
pada suhu ruang selama 7 hari.
24.
III.
PRINSIP
a. Larutan KOH 10% akan melisiskan kulit sehingga bila mengandung jamur di
bawah mikroskop akan terlihat hifa atau spora.
V.
CARA KERJA
a. Teknik membuat kerokan kulit
1. Bagian kulit yang akan dikerok dihapus beberapa kali dengan kapas yang telah
dibasahi oleh alkohol.
2. Bagian kulit yang dikerok, sebaiknya bagian pinggir lesi yang aktif dan tertutup
dengan sisik.
3. Perlahan perlahan dikerok di bagian tersebut dengan menggunakan scalpel.
4. Kerokan kulit ditampung di dalam sebuah cawan petri, siap dipakai untuk bahan
pemeriksaan.
b. Teknik membuat sediaan langsung kerokan kulit
1. KOH 10% diteteskan pada objek glass
2. Ujung ose dibasahi dengan larutan KOH 10%, kemudian ditempelkan pada
kerokan kulit, sehingga kerokan tersebut menempel pada jarum ose
3. Kerokan kulit/ sisik diletakkan pada tetesan larutan KOH 10% kemudian ditutup
dengan kaca penutup
4. Dilewatkan beberapa kali diatas nyala api dan dibiarkan 10 menit
27.Diperiksa dibawah mikroskop dengan kondensor rendah, mula-mula objektif
pembesaran 10x untuk mencari bagian kulit yang akan diperiksa kemudian
dengan perbesaran lensa objektif 40x untuk mencari adanya hifa dan spora.
28.
TUJUAN
a. Tujuan Umum
33.
metode kultur.
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan pembuatan biakan jamur dengan metode kultur
dari sampel makanan.
2. Mahasiswa dapat melakukan pembuatan biakan jamur dengan metode kultur
dari udara.
34.
II.
METODE
35. Metode yang digunakan dalam praktikum ini yaitu kultur aerob, dengan
inkubasi pada suhu ruang (37C) selama 7 hari.
36.
III.
PRINSIP
37.Bahan pemeriksaan (sampel) diambil dengan ose dan dipindahkan atau
ditempelkan pada permukaan media PDA (Potato Dextrose Agar) lalu diinkubasi pada
suhu ruang (25-30C).
38.Sedangkan untuk kultur udara, media PDA (Potato Dextrose Agar) diletakkan
dalam keadaan terbuka pada suatu ruangan yang dicurigai terdapat pertumbuhan jamur
akibat adanya kelembaban.
39.
IV.
a. alat
b. Bahan
1. Cawan petri
2. Media PDA
3. Api spiritus
3. Kertas buram
4. Pinset
4. Korek api
5. Inkubator
5. Tissue
41.
42.
V.
PROSEDUR KERJA
43.
TUJUAN
a. Tujuan Umum
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi jamur pada sediaan langsung (direck
preparat) kultur jamur pada sampel makanan
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan pembuatan sediaan langsung (direct preparat) dari
kultur jamur pada sampel makanan.
2. Mahasiswa dapat melakukan identifikasi makroskopis kultur jamur pada sampel
makanan
3. Mahasiswa dapat melakukan identifikasi mikroskopis kultur jamur pada sampel
makanan
51.
II.
METODE
52. Metode yang digunakan adalah metode preparat langsung dengan larutan LCB
53.
III.
PRINSIP
54. Jamur yang diinokulasikan pada media PDA diamati makroskopisnya.
Kemudian dibuat sediaan pada objek glass yang telah terisi larutan LCB.
Kemudian sediaan dapat diamati menggunakan mikroskop dengan pembesaran
lensa objektif 10X dan dilanjutkan dengan pembesaran lensa objektif 40X.
55.
IV.
a. Alat
b. Bahan
1. Objeck glass
2. Cover glass
2. Kapas/Tissue
3. Lampu spritus
3. Alkohol 70%
4. Ose
4. LCB
5. Mikroskop
6. Pipet tetes
57.
V.
CARA KERJA
1. Alat dan bahan disiapkan dengan baik.
2. Diamati secara makroskopis jamur yang tumbuh pada media Potato Dextrose Agar
(PDA), meliputi warna, tekstur, bentuk, tetesan eksudat, garis radial dan lingkaran
konsentris.
3. Objek glass dan cover glass didesinfeksi dengan alcohol 70%.
4. Objek glass yang telah didesinfeksi dibiarkan hingga kering.
5. 1-2 tetes larutan LCB dipipet dan diteteskan pada objek glass.
6. Koloni jamur diambil pada biakan murni dengan ose dan diaduk perlahan pada
objek glass.
7. Selanjutnya ditutup dengan cover glass dan didiamkan selama 20 menit.
8. Sediaan diamati dengan mikroskop perbesaran lensa objektif 10x dan 40x.
9. Hasil pengamatan dilaporkan.
58.
TUJUAN
a. Tujuan Umum
61.
Mahasiswa dapat mengetahui metode pengamatan preparat dan
pembuatan sediaan langsung.
62.
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan pembuatan sediaan langsung dari kultur jamur
II.
III.
udara.
2. Mahasiswa dapat melakukan identifikasi makroskopis kultur jamur udara.
3. Mahasiswa dapat melakukan identifikasi mikroskopis kultur jamur udara.
63.
METODE
64. Preparat langsung dengan penambahan NaOH 10%.
65.
PRINSIP
66. Jamur yang diinokulasikan pada media PDA diamati makroskopisnya
kemudian dibuat sediaan pada objek glass yang telah berisi larutan NaOH 10%
kemudian sediaan dapat diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran lensa
objektif 10X dan dilanjutkan dengan perbesaran lensa objektif 40X.
67.
IV.
V.
4. Objek dan cover glass yang telah didesinfeksi dibiarkan hingga kering.
5. 1-2 tetes larutan NaOH 10% dipipet dan dimasukkan dalam objek glass.
6. Koloni jamur diambil pada biakan murni dengan jarum ose dan diaduk
perlahan pada objek glass.
7. Selanjutnya ditutup dengan cover glass dan didiamkan selama 20 menit.
8. Sediaan diamati dengan mikroskop dengan perbesaran objektif 10X dan 40X.
9. Hasil pengamatan dilaporkan.
72.
73.
TUJUAN
a. Tujuan Umum
1. Mahasiswa dapat mengetahui metode pengamatan/preparat sediaan awetan
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan pengamatan pada sediaan/preparat awetan seperti
awetan Blastospora, Klamidiospora, Mikrosporum cannis dan Trichophyton
rubrum.
76.
II.
METODE
77.
78.
III.
PRINSIP
79.
pembesaran lensa objektif 40x, maka morfologi jamur dapat terlihat dengan jelas secara
mikroskop.
80.
IV.
2) Tissue lensa
3) Oil imersi
81.
V.
CARA KERJA
1. Menggunakan semua APD dengan lengkap, baik dan benar
2. Menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan
3. Mikroskop diletakan diatas meja kerja yang rata
4. Posisi duduk diatur yang baik agar tidak menganggu pengamatan
5. Tombol on/off mikroskop dihidupkan
6. Lampu mikroskop diatur 3,5
7. Sediaan/preparat awetan diletakkan diatas meja mikroskop
8. Lensa objektif mikroskop diatur pembesaran 10x
9. Makrometer dinaikkan keatas lalu diturunkan perlahan untuk mencari lapang
pandang
10. Preparat diamati dengan pembesaran lensa objektif 40x
11. Diamati ciri-ciri jamur dari sediaan/preparat awetan dan dicatat hasilnya.
82.
83.
I. TUJUAN
A. Tujuan Umum
86.
Candida sp.
B. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan kultur jamur dari sampel swab vagina pada media
PDA dan media uji biokimia.
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi jamur yang ada pada swab vagina dengan uji
biokimia
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi jamur pada swab vagina secara makroskopis.
4. Mahasiswa dapat mengidentifikasi jamur pada swab vagina secara mikroskopis
87.
II. METODE
88.
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah kultur jamur dengan
91.
V. ALAT DAN BAHAN
92. a. Alat :
1. Erlenmeyer
2. Beaker glass
3. Ose bulat
4. Ose jarum
5. Kapas berlemak
6. Aluminium foil
7. Lampu Bunsen
8. Rak tabung reaksi
9. Petridisk
10. Autoclave
11. Incubator
12. Tabung reaksi
13. Neraca analitik digital
93.
94. b. Bahan :
1. Sampel swab vagina
2. Media simmon citrate (SC)
3. Media TSIA (Triple sugar iron agar)
4. Media PDA (Potato Dextrose Agar)
Pada media TSIA dilakukan dengan cara ditusuk bagian tengah media hingga
1/3 bagian dasar media lalu di streak bagian lereng dengan ose
Pada media SC dilakukan dengan cara digoreskan pada bagian lereng (dari
bawah ke atas) dengan ose
4. Masing-masing media tersebut ditutup kembali dan diinkubasi segera pada suhu
ruang (25o -30o C) maupun inkubator (37 o C) selama 3 hari (72 jam).
5. Diamati hasil secara makroskopis ( warna, koloni, gas, gelembung)
c. Pengamatan makroskopis
1. Hasil-hasil inkubasi media PDA serta media uji biokimia disiapkan
2. Masing-masing media tersebut diidentifikasi perubahan yang terjadi mulai dari
koloni yang tumbuh, perubahan warna, adanya gelembung/gas
3. Perubahan yang ada pada media diamati secara makroskopis dan dicatat hasilnya
serta dibandingkan pada literatur.
d. Pengamatan mikroskopis
1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Dilakukan secara aseptis pada pengamatan mikroskopis
3. Objek dan cover glass di desinfekasi dengan alkohol
4. Disiapkan LCB untuk pewarnaan
5. Dipipet 1-2 tetes larutan LCB ke dalam objek glass
6. Diambil koloni tunggal jamur pada biakan/ kultur jamur dari sampel swab vagina
di media PDA dengan ose dan diaduk perlahan di objek glass
7. Dipanaskan dengan melewatkan pada api Bunsen sampai menguap, tidak
mendidih, tutup dengan cover glass
8. Diamati dengan menggunakan mikroskop perbesaran lensa objektif 10x dan 40x
9. Hasil pengamatan dicatat.
97.