Anda di halaman 1dari 25

BAB I

LATAR BELAKANG
1.1.

Alasan Pemilihan Bahan Baku


Buah alpukat selama ini lebih banyak dimanfaatkan sebagai jus pelepas dahaga

saja, kurang mendapat perhatian untuk dimanfaatkan sebagai sediaan kosmetik yang lebih
bernilai. Padahal bila melihat dari kandungan gizinya yang mengandung vitamin, seperti
vitamin A, vitamin B, vitamin C, dan vitamin E. Kandungan lain yang terdapat dalam
buah alpukat adalah lemak, karbohidrat, asam folat, dan protein (windnu, 2012).
Kandungan gizi didalam buah alpukat dapat dilihat pada tabel 1.1
Tabel 1.1 Kandungan gizi didalam 100 gram Buah Alpokat
No.
Zat Gizi
Jumlah Zat Gizi
1.
Kalori
85,0 kal
2.
Protein
0,9 gram
3.
Lemak
6,5 gram
4.
Karbohidrat
7,7 mg
5.
Kalsium
10,0 mg
6.
Fosfor
20,0 mg
7.
Besi
0,9 S.I
8.
Vitamin A
180,0 mg
9.
Vitamin B1
0,05 mg
10. Vitamin C
13,0 mg
11. Air
84,3 gram
Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI, 1981.
Selain itu terdapat kandungan senyawa lain dalam biji alpukat yaitu :
1.

Mangan bersama dengan vitamin C, E, zat besi, dan kalium di dalam buah alpukat,

2.

baik untuk menjaga kesehatan kulit dan rambut.


Klorofil bersama dengan vitamin A, dan E berfungsi sebagai antioksidan yang

3.

terbukti mampu menjaga kulit tampak kenyal dan segar.


Lemak tak jenuh tunggal oleat (Omega-9) bermanfaat untuk menurunkan kadar
LDL (kolesterol jahat) dengan menaikkan kadar HDL (kolesterol baik) sehingga
mampu mencegah serangan penyakit akibat hipertensi dan kelebihan kolesterol,

4.

khususnya stroke dan penyakit jantung.


Glutation adalah antioksidan pembasmi beragam kanker, khususnya kanker mulut

5.

dan tenggorokan, serta mencegah serangan jantung.


Polifenol dapat menangkal radikal bebas.

(Direktorat Gizi, 1981)

Karena kandungun vitamin C dan E serta zat besi didalam alpukat yang cukup
besar dan berfungsi untuk menjaga kesehatan rambut, maka alpukat akan dibuat menjadi
shampoo yang berfungsi untuk merawat kesehatan rambut.
1.2.

Kapasitas Produksi
Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan-bahan alam berpotensi dan

sangat bervariasi. Sumber bahan alam tersebut dapat digunakan untuk berbagai
kebutuhan seperti sebagai bahan pangan, kosmetik, obat-obatan, bahan baku industri,
insektisida, bahan pemberi citra rasa (flavour) dan wangi-wangian (perfume) dan lainlain. Hal ini memacu kita untuk melakukan pengembangan dalam memproduksi produkproduk yang bermutu (Harry, 2009)
Shampoo sejak dahulu telah dikenal khalayak ramai sebagai salah satu jenis
kosmetik yang paling banyak digunakan. Hingga saat ini hasil produksi shampoo di
Indonesia dipasarkan dalam negeri maupun keluar negeri. Mengingat potensi dan
prospek perkembangan shampoo di masa mendatang sebagai suatu jenis kosmetik yang
sangat dibutuhkan (sesuai dengan tabel 1.2), sehingga diperlukan suatu ekspansi dengan
dorongan dari para investor agar bernilai ekonomi tinggi dan menciptakan lapangan
kerja baru. Mengingat shampoo ini banyak digunakan oleh masyarakat, perlu juga
diperhatikan kualitas bahan baku yang akan digunakan yaitu dari segi komposisi atau
bahan yang terkandung dalam shampoo. Selain itu, pemilihan bahan baku shampoo
dalam hal ini bahan baku utama (sodium lauryl ether sulphate) sangat berpengaruh juga
pada perkembangan pabrik sendiri (Harry, 2009)
Tabel 1.2 Perkembangan ekspor-impor shampoo di Indonesia
Tahun

Jumlah impor (kg)

Jumlah ekspor (kg)

2002

8.106.941

5.330.160

2003

10.945.261

5.333.146

2004

18.592.913

5.137.151

2005

18.714.339

5.803.913

2006

18.424.775

6.111.579

(Sumber : Badan Pusat Statistik, 2006)


1.3.
Alternatif Perancangan (Deskripsi Pembuatan Shampoo)
1.3.1. Proses Ekstraksi Buah Apukat

Buah alpukat yang agak matang/ masak diambil dagingnya sebanyak 1 kg.
Daging buah alpukat dilumatkan dan ditambahkan alkohol 96 % dengan perbandingan
1:1. Selanjutnya, daging alpukat yang telah berbentuk cairan dipanaskan hingga suhu
mencapai 40 - 50 0C dan diaduk selama 2 - 4 jam. Cairan tersebut disaring menggunakan
kertas saring sehingga didapatkan hanya cairan saja. Selanjutnya cairan di uapkan pada
suhu 50 60 0C menggunakan vakum evaporator sampai alkohol terpisah sehingga yang
didapatkan hanya berupa ekstrak buah aplukat murni.
1.3.2. Proses Pembuatan Metil Ether Sulfonat
Ektraksi buah alpukat dicampurkan dengan oleum 20% di sulfonator (R-101)
o
yang dilengkapi dengan pengaduk dan jaket pendingin, dipanaskan pada suhu 46 C
dengan tekanan 1 atm, waktu tinggal 4 jam. Reaksinya adalah sebagai berikut :
C18H34O2

SO3 +

Ekstraksi alpukat

H2SO4

oleum 20%

C18H33O2 SO3

metil ether sulfonat

H2SO4
As. Sulfat

Dalam reaksi ini, asam sulfat tidak ikut bereaksi. Hasil keluaran sulfonator
berupa metil ether sulfonat, metil ether, ether dan asam sulfat. Hasil keluaran ini
kemudian dimasukkan ke dalam mixer (M-101) dimana air ditambahkan sampai
konsentrasi asam sulfat dari 99% menjadi 78%. Lalu campuran dari mixer (M-101)
menuju dekanter (FL-101). Di dalam dekanter inilah terjadi

proses pemisahan

metilether, ether dan asam sulfat karena memiliki perbedaan densitas yang tinggi. Selain
berdasarkan perbedaan densitas, pemisahan asam sulfat dan metil ether sulfonat ini
terjadi karena kedua zat ini tidak saling larut.
Kemudian metil ether sulfonat ini dinetralisasi dengan menggunakan NaOH 20%
o
di dalam neutralizer (R-102) dengan temperatur operasi 51 C dimana reaksinya sebagai
berikut :
C12H25OC2H4OSO3H + NaOH
metil ether sulfonat

C12H25OC2H4OSO3Na + H2O
metil ether sulfont

Hasil keluaran metil ether sulfonat ini kemudian digunakan untuk pembuatan
shampoo
1.3.3. Proses Pembuatan Shampoo

Air yang telah dipanaskan pada suhu 60 C dimasukkan ke dalam mixer (M201), selanjutnya dimasukkan EDTA, ethylene glycol monostearate. Setelah campuran
ini larut, lalu dimasukkan metil ether sulfonat dan di aduk lagi sampai homogen.
Penambahan metil ether sulfonat di gunakan agar shampoo yang dihasilkan dapat
memberikan busa. Setelah tercapai kondisi yang homogen, campuran ini kemudian
o

didinginkan sampai suhu 40 C dan selanjutnya ke dalam mixer (M-202) akan


dimasukkan sodium lauryl sarcisonate, cocoamido prophyl betain, lauryl glucuside,
coconut diethanol amide, dimethiconol dan poliquartenium dan di aduk sampai
homogen.
Kemudian campuran ini ditambahkan hydantoin, citric acid, pewarna. Seluruh
bahan ini akan dicampur sampai homogen. Campuran homogen (shampoo) ini
selanjutnya dimasukkan ke storage tank (TT-201). Storage tank ini shampoo dibiarkan
o
o
sampai suhu ruang (25 C 30 C) sebelum di kemas (packing) dan dipasarkan.

BAB II
FLOW DIAGRAM DAN PEMBAHASAN
2.1.

Analisis Struktur Input dan Output


Penetapan kerangka neraca massa secara keseluruhan dapat dilihat pada laju alir

input dan output pada gambar 2.1 berikut:

Gudang
Alpukat

Alpukat

Alkohol 98 %

Sludge

Daging dilumatkan
selama 2-4 jam

Penyaringan

T= 40-50 0C
P = 1 atm

Ekstrak buah
P = 1 atm alpukat

T= 50-60 0C
P = 1 atm

Sulfonator selama
4 jam

H2SO4

T= 46 0C
P = 1 atm

Decenter

Neutralizer

P = 1 atm

MES + H2SO4

Mixer

air

P = 1 atm

MES

NaOH

Vakum evaporator

air
EDTA + glicol monostreaete

Mixer

Storage Tank

Mixer

T= 51 C
P = 1 atm

P = 1 atm

T= 25-30 0C
P = 1 atm

P = 1 atm

Sodium laur sarcisanate


cocamido prophyly betain
Laury glucusida
Coconut diethanol amide
Dimethiconal

Poliquartenium
Gambar 2.1 Diagram Alir Proses Pembuatan Shampo
dari Alpukat

Alkohol

2.2.

Design Reaktor
Dari sejumlah reaksi kimia, jumlah reaktor yang digunakan tergantung dari T dan

P masing-masing reaksi serta kondisi apakah salah satu reaksi membutuhkan katalis atau
tidak. Pada pembuatan shampo dari buah alpokat terdapat 2 reaktor yaitu :
2.2.1 Reaktor Sulfonasi (R-101)
Fungsi

: Tempat terjadi reaksi sulfonasi

Jenis

: Mixed flow reactor

Bentuk

: Silinder vertikal dengan alas ellipsoidal dan tutup datar

Bahan konstruksi

: Carbon steel SA-283 Grade C

Jumlah

: 1 unit

Reaksi yang terjadi :


C18H34O2 + SO3 + H2SO4
Temperatur operasi

= 46C

Tekanan operasi

= 1 atm

Laju alir umpan masuk

= 145,8696 kg/hari

C18H33O2SO3H + H2SO4

Tabel 2.1 Komposisi bahan yang masuk ke reaktor


F
(kg/jam)
Bahan
xi
i
i
xi.i
xi. i
Lauril eter
55,0000
0,5881 4.429,5712 2.605,0308 39,2403 23,0772
Oleum
90.8696
0,4119 1.930,0000
794,9670 8,7000 3,5835
145,8696
3.399,9978
26,6607
total
(Sumber : Lyman, 1982)
3

campuran

= 3.399,9978 kg/m = 212,2661 lbm/ft

campuran

= 26,6607 cp = 0,0179 lb/ft.s

Laju alir

= 145,8696 kg/jam

Menghitung volume reaktor, V :


=

vo
Dimana : : Waktu tinggal
V : Volume tangki yang ditempati cairan
vo : Laju volumetrik umpan (Vo)

(Levenspiel, 1999)

Diket :

Waktu tinggal () = 4 jam

Maka :

V = vo x

3
x 4 jam = 0,1716 m

V=

Faktor kelonggaran

= 20 %

Volume reaktor

= volume tangki yang ditempati cairan (V) x 1,2


3

= 0,1716 m x 1,2
3

= 0,2059 m
Untuk pengadukan

(McCabe, 1999)

Dt = Hc
Dt = Hcs + He ; di mana Hcs = tinggi cairan dalam shell
Diameter tutup = diameter reaktor = Dt
Rasio axis ellipsoidal head = 2 : 1
Tinggi tutup = He =e

Dt

(Brownell, 1959)

Maka, Dt = Hcs + He
Hcs =

Dt

Volume tutup bawah reaktor =

Dt

24

Volume cairan dalam shell =


=
Dt

D t .Hcs
2 3
Dt . Dt

4
==3

16

(Brownell, 1959)

3
Volume cairan dalam tangki =

16

D
24

Dt = 0,6589 m
Maka tinggi cairan dalam reaktor, Hc = 0,6589 m
Direncanakan digunakan tangki dengan perbandingan Dt : ht = 3 : 4
4
4
(0,6589 m) = 0,8786 m
D
=
t
Ht =
3
3
Tinggi shell, Hs = Ht He = 0,8786 0,1647 = 0,8786 m
Tekanan udara luar, Po = 1 atm = 101,325 kPa
Tekanan hidrostatik, Phid = x g x h
3

= 3.399,9978 kg/m x 9,8 m/det x 0,6589 m


= 21.954,5338 Pa = 21,9545 kPa
Tekanan operasi, Poperasi = 101,325 kPa + 21,9545 kPa = 123,2795 kPa
Faktor kelonggaran

= 20 %

Maka, Pdesign

= (1,2) (123,2795 kPa)


= 147,9354 kPa

Joint efficiency = 0,85

(Brownell, 1959)
2

Allowable stress = 16250 lbm/in = 112.039,85 kPa


Tebal shell tangki:
t =
PD
2SE 1,2P
=
(147,9354 kPa) (0,6589 m)
2(112.039,85kPa)(0,85) 1,2(147,9354 kPa)
= 0,0005 m = 0,0202 in
Faktor korosi = 0,042 in

(Brownell, 1959)

Maka tebal shell yang dibutuhkan = 0,0202 in + 0,042 in = 0,0622 in


Perancangan pengaduk :
Jenis pengaduk : Propeller 3 blades
Jumlah baffle

: 4 buah

Untuk turbin standar (McCabe,1999), diperoleh :

Da/Dt = 1/3

; Da = 1/3 x 0,6589 m = 0,2196 m = 0,7205

ft C/Dt

; E = 0,2196 m = 0,7205 ft

L/Da

= 1/3
=

W/Da = 1/5

; L = x 0,7205 ft = 0,1801 ft
1

; W = /5 x 0,7205 ft = 0,1441

ft
1

J/Dt = 1/10 ; J = /12 x 0,6589 m = 0,0549 m = 0,1801 ft


Kecepatan Pengadukan , N = 0,5
putaran/detik Da = 0,2196 m = 0,7205 ft
gc = 32,17 lbm.ft/lbf.det

Bilangan Reynold
NRe = Da2 N. = (0,7205ft)2 (0,5 put/det)(212,2661 lb/ft3) = 3.077,9785

0,0179 lb/ft.sec
Dari gambar 3.4-4 Geankoplis, untuk NRe = 3.077,9785 maka diperoleh
Np = 0,4
P
Np
(Geankoplis, 1997)
N3
Da

maka P = Np..N .Da = (0,4)( 3.399,9978)(0,5) (0,2196)

= 0,0868 watt
= 0,0001 hp

Effisiensi motor penggerak = 80%


Daya motor penggerak =

0,0001

0,00013 hp

0,8
Perancangan Jaket Pemanas
Ditetapkan jarak jaket () = in = 0,0127 m, sehingga :
Diameter dalam jaket (D1) = Dt + (2 . t)
= 0,6589 + (2 x 0,0127 )
= 0,6843 m
Diameter luar jaket (D2)

= 2 + D1
= (2 x 0,0127 ) + 0,6843
= 0,7097 m
2

Luas yang dilalui steam (A) = /4 (D2 D1 )


= 0,0278 m

Luas massa steam

= 125,0859 kg/jam

Densitas steam

= 0,5978 kg/m

Laju volumetrik steam

125,0859 kg/jam

= 209,2437 m /jam

0,5978 kg/m3
Kecepatan superficial steam (V),
V=

Laju Volumetri Steam = 209,2437 m3/jam = 7.758,7518 m/jam


Luas yang dilalui steam
0,0278 m2

Tekanan udara luar, Po = 1 atm = 101,325 kPa


Tekanan steam, Psteam = x g x h
3

= 0,5978 kg/m x 9,8 m/det x 0,7139 m


= 4,1823 Pa = 0,0042 kPa
Tekanan dalam jacket, Psteam = 101,325 kPa + 0,0042 kPa = 101,3292 kPa
Faktor kelonggaran
Maka, Pdesign

= 20 %

= (1,2) (101,3292 kPa)


= 121,5950 kPa

Joint efficiency = 0,8

(Brownell, 1959)

Allowable stress = 100.000 psia = 689.476 kPa

(Brownell, 1959)

Tebal shell tangki:


t =

PD
2SE 1,2P
=
(121,5950 kPa) (0,6589 m)
2(689.476kPa)(0,8) 1,2(121,5950 kPa)
= 0,00007 m = 0,0029 in

Faktor korosi

= 1/20 in

Maka tebal jaket yang dibutuhkan = 0,0029 + 1/20 in = 0,0529 in

2.2.2 Reaktor Netralisasi (R-102)


Fungsi

: Tempat terjadi reaksi netralisasi

Jenis

: Mixed flow reactor

Bentuk

: Silinder vertikal dengan alas ellipsoidal dan tutup datar

Bahan konstruksi : Stainless steel SA-316 Grade C


Jumlah

: 1 unit

Reaksi yang terjadi:


C12H25OC2H4O SO3H + NaOH

C12H25OC2H4O SO3Na + H2O

Metil ether sulfonat


Temperatur operasi
Tekanan operasi

metil ether sulfonat


: 51 0C
: 1 atm

Tabel 2.2 Komposisi bahan yang masuk ke reaktor


Bahan
NaOH 20%
Lauryl ether
ether
asam sulfat
Air
LES
total

F (kg/
jam)
44,5306
0,0261
0,1375
3,6005
1,0155
69,7197
119,0299

xi
0,7725
0,0007
0,0006
0,0255
0,0391
0,1623
1,0000

i
1.014,6260
4.391,0667
4.391,0667
1.834,5500
987,8600
5.570,9718

xi. i
783,7986
0,3074
2,6346
46,781
38,6253
904,1687
1.776,3156

campuran

3
3
= 1.776,3156 kg/m = 110,8959 lbm/ft

campuran

= 28,9254 cp = 0,0194 lb/ft.s

Laju alir

= 119,0299 kg/jam

Menghitung volume rektor, V:

i
0,8406
21,2488
21,2488
985,3317
0,5465
23,4316

xi.i
0,6494
0,0015
0,0127
24,4375
0,0214
3,8029
28,9254

V
V

(Levenspiel, 1999)

Dimana : : Waktu tinggal


V : Volume tangki yang ditempati cairan
vo : Laju volumetrik umpan (Vo)
Diket : Waktu tinggal () = 1 jam = 60 menit
Maka : V = vo x
V=

119,0299 kg/jam

x 1 jam = 0,067 m3

1.776,3156 kg/m3
Faktor kelonggaran

= 20 %

Volume reaktor = volume tangki yang ditempati cairan (V) x 1,2


3

= 0,067 m /jam x 1,2


= 0,0804 m

Untuk pengadukan
Dt = 1
Hc

(McCabe, 1999)

Dt = Hc
Dt = Hcs + He ; di mana Hcs = tinggi cairan dalam shell
Diameter tutup = diameter reaktor = Dt
Rasio axis ellipsoidal head = 2 : 1
Tinggi tutup = Hc = Dt
4
Maka,
Dt = Hcs + He
Dt = Hcs + Dt
4
Hcs = 3 D
4

(Brownell, 1959)

Volume tutup bawah reaktor = Dt3

(Brownell, 1959)

24
Volume cairan dalam shell = Dt2

4
= Dt2 3 Dt
4
4
= 3 Dt3
16
Volume cairan dalam tangki = 3 Dt3 + Dt3
16
24
0,0804 m2 = 11 Dt3
48
Dt = 0,4816 m
Maka tinggi cairan dalam reaktor, Hc = 0,4816 m
Direncanakan digunakan tangki dengan perbandingan Dt : ht = 3 : 4
Ht = 4 Dt = 4 (0,4816 m) = 0,6422 m
3
3
Tinggi tutup, He = Dt = 0,4816 m = 0,1204 m
4
4
Tinggi shell, Hs = Ht He = 0,6422 + 0,1204 = 0,7626 m
Tekanan udara luar, Po = 1 atm = 101,325 kPa
Tekanan hidrostatik, Phid = x g x h
3

= 1.776,3156 kg/m x 9,8 m/det x 0,4816 m


= 8.383,6412 Pa = 8,3836 kPa
Tinggi shell, Hs = Ht He = 0,6422 + 0,1204 = 0,7626 m
Tekanan operasi, Poperasi = 101,325 kPa + 8,3836 kPa = 109,7086 kPa
Tekanan udara luar, P = 1 atm = 101,325 kPa
Faktor kelonggaran o = 20 %
Maka,
kPa)
TekananPhidrostatik,
Phid== (1,2)
x g(109,7086
xh
design
3

= 131,6504 kPa

= 1.776,3156 kg/m x 9,8 m/det x 0,4816 m

Joint efficiency = 0,8

= 8.383,6412 Pa = 8,3836 kPa

(Brownell, 1959)

Tekanan operasi,
= 101325
+ 8,3836
kPa = 109,7086
kPa
Allowable
stress =Poperasi
100.000
lbm/in kPa
= 689.476
kPa
(Brownell,
1959)
Tebal shell tangki:
Faktor kelonggaran

= 20 %

Maka, Pdesign

= (1,2) (109,7086 kPa)


= 131,6504 kPa

Joint efficiency = 0,8

(Brownell, 1959)
2

Allowable stress = 100.000 lbm/in = 689.476 kPa

(Brownell, 1959)

Tebal shell tangki:


t =

PD
2SE 1,2P
=
(131,6504 kPa) (0,4816 m)
2(689.478 kPa)(0,8) 1,2(131,6504 kPa)
= 0,00005 m = 0,0019 in

Faktor korosi

= 1/20 in

Maka tebal shell yang dibutuhkan = 0, 0019 in + 1/20 in = 0,0519 in


Perancangan pengaduk :
Jenis pengaduk : Propeller 3 blades
Jumlah baffle

: 4 buah

Untuk turbin standar (McCabe,1999), diperoleh :


Da/Dt = 1/3

; Da = 1/3 x 0,4816 m = 0,1605 m = 0,5266 ft

C/Dt = 1/3

; E = 0,1605 m = 0,5266 ft

L/Da =

; L = x 0,1605 m = 0,0401 m = 0,1317 ft

W/Da = 1/5

; W = /5 x 0,1605 m = 0,0321 m = 0,1053 ft

J/Dt

; J = /12 x 0,4816 m = 0,0401 m = 0,1317 ft

= 1/10

Kecepatan Pengadukan , N = 1,0


putaran/detik Da = 0,1605 m = 0,5266 ft
gc = 32,17 lbm.ft/lbf.det

Bilangan Reynold
NRe = Da2 N. = (0,5266 ft)2 (1,0 put/det)(110,8959 lb/ft3) = 3.010,1948

0,0194 lb/ft.sec
Dari gambar 3.4-4 Geankoplis, untuk NRe = = 3.010,1948
maka diperoleh Np = 0,4
Np

P
N 3 Da5

(Geankoplis, 1997)
3

Maka P = Np..N .Da = (0,4)(110,8959)(1,0) (0,1605)


= 0,0044 watt = 0,000005 hp

Effisiensi motor penggerak = 80%


Daya motor penggerak

= 0,000005 = 0,000007 hp
0,8

Perancangan Jaket Pemanas


Ditetapkan jarak jaket () = in = 0,0127 m, sehingga :
Diameter dalam jaket (D1) = Dt + (2 . t)
= 0,4816 + (2 x 0,0127 )
= 0,507 m
Diameter luar jaket (D2)

= 2 + D1
= (2 x 0,0127) + 0,507
= 0,5324 m
2

Luas yang dilalui steam (A) = /4 (D2 D1 )


2

Laju massa steam


Densitas air pendingin

= 0,0207 m
= 636,3506 kg/jam
3
= 0,5978 kg/m

Laju volumetrik steam

636,3506 kg/jam

= 1063,8163 m /jam

0,5978 kg/m3
Kecepatan superficial steam (V),
V=

Laju Volumetri Steam = 1063,8163 m3/jam = 51.392,0931 m/jam


Luas yang dilalui steam
0,0207 m2

Tekanan udara luar, Po = 1 atm = 101,325 kPa


Tekanan steam, Psteam = x g x h
3

= 0,5978 kg/m x 9,8 m/det x 0,6422 m


= 3,7623 Pa = 0,0038 kPa
Tekanan dalam jacket, Psteam = 101,325 kPa + 0,0038 kPa = 101,3288 kPa
Faktor kelonggaran
Maka, Pdesign

= 20 %

= (1,2) (101,3288 kPa)


= 121,5945 kPa

Joint efficiency = 0,8

(Brownell,1959)

Allowable stress = 11.050 psia = 76.186,8 kPa

(Brownell,

1959)

Tebal jacket tangki:


t =

PD
2SE 1,2P
=
(121,5950 kPa) (0,4616m)
2(78.186,8 kPa)(0,8) 1,2(121,5945 kPa)
= 0,0005 m = 0,0197 in

Faktor korosi = 1/8 in


Maka tebal jaket yang dibutuhkan = 0,0197 + 1/8 in = 0,1447 in

2.3.

Sistem Pemisahaan
Sistem pemisahan pada pembuatan shampo dari alpukat berdasarkan campuran

umpan/produk yang komposisi kimianya berbeda. Berikut deskripsi sistem pemisahaan


pembuatan shampo dari alpukat:
2.3.1. Dekanter
Fungsi

: Untuk memisahkan campuran asam sulfat dan LES

Bentuk

: Silinder horizontal

Jumlah

: 1 unit

Bahan konstruksi

: Baja karbon SA-283 grade C

Kondisi operasi :

Temperatur

= 40 C
3

Densitas fluida () = 3.362,0264 kg/m = 209,8840 lbm/ft

Viskositas larutan () = 438,6573 cp = 1.061,1560lbm/ftjam


Laju alir massa (F) = 165,3122 kg/jam = 0,1012 lbm/s
Densitas fluida () lapisan atas B

= 1.742,2830 kg/m

= 108,7670 lbm/ft

Densitas fluida () lapisan bawah A = 5.334,3866 kg/m

= 333,0141 lbm/ft
t = 100
A B
= 100 x 1.061,1560

= 29,5282 jam

333,0141 108,7670
Volume cairan = 165,3122 kg/jam x 29,5282 jam = 1,4526 m3
3.360,54 kg/m3
Faktor kelonggaran = 20 %
3
3
Volume tangki = (1,2)(1,4526 m ) = 1,7431 m
Volume shell tangki (Vs) :
Vs = 1 Di2 L
4
Vs = 5 Di3
4
Volume tutup tangki :
Vc = Di3
24
Volume tangki (V)
V = Vs + Vc
V=

16

Di

12
3

1,7431 m =

16

Di

12
Di = 0,7467 m
L = 5 x Di
= 5 x 0,7467 m
= 3,7335 m
Rasio axis

= 2 :1

Tinggi tutup

= (1/2)( 3,7335 m/2) = 0,9334 m

Volume cairan = 1,4526 m

Tinggi cairan = 1,4526 x 3,7335 = 3,1112 m


1,7431
Tekanan udara luar, Po

= 1 atm = 101,325 kPa

Tekanan hidrostatik, Phid

= xgxh
3

= 3.360,54 kg/m x 9,8 m/det x 3,1112 m


= 102.462,0581 Pa = 102,4621 kPa
Tekanan operasi, Poperasi

= 101,325 kPa + 102,4621 kPa = 203,7871 kPa

Faktor kelonggaran = 20 %
Maka, Pdesign

= (1,2) (203,7871 kPa)


= 244,5445 kPa

Joint efficiency

= 0,8

(Brownell, 1959)

Allowable stress

= 12.650 lbm/in = 87.218,714 kPa

(Brownell, 1959)

Tebal shell tangki:


t =

PD
2SE 1,2P
=
(244,5445 kPa) (0,7467 m)
2(87.218,7 kPa)(0,8) 1,2(244,5445 kPa)
= 0,0013 m = 0,0517 in

Faktor korosi

= 1/20 in

Maka tebal shell yang dibutuhkan = 0,0517 in + 1/20 in = 0,1016 in

2.3.2. Evaporator
Fungsi

: Meningkatkan konsentrasi ekstrak buah alpukat

Tipe

: Vertical - tube evaporator

Dipakai

: 0,75 in OD tube 18 BWG, panjang = 12 ft, 8 pass

Luas permukaan

: 20,4278 ft2

Jumlah

: 1 unit

Data Perhitungan
a.

Jumlah Tube

Steam beroperasi pada 100 oC , 1 atm dan digunakan saturated steam 5 atm,
direncanakan menggunakan evaporator efek tunggal in OD tube 15/6 in
triangle pitch.
Panas yang diberikan steam

= 6363247,2 kJ/jam = 6031085,69 btu/jam

Kebutuhan steam

= 3019,48 kg/jam

Ud

= 75 Btu/jam ft2 F

= 6656,745 lbm/jam

Temperatur steam yang masuk = 100 C


A

Q
6031085,69

804,144 ft 2
UxT
75 x100

Dipilih pipa in, 16 BWG, panjang (L) 212 ft, permukaan luar (a) = 0,1963 ft 2/ft
Nt

A
804,144

19,323
a ' ' xL
0,1963 x 212

Maka jumlah tube yang digunakan = 18 tube dengan ID shell 19 in

b. Diameter dan tinggi evaporator


Laju alir masuk

= 7319,403 kg/jam = 16136,355 lbm/jam

Densitas campuran

= 1090,5352 kg/m3 =
= 1,0905 gr/cm3 = 6,7796 lbm/ft3

Faktor keamanan 20 %
Laju alir volumetrik umpan

= 6,7117 m3/jam

Laju alir uap masuk

= 3019,48 kg/jam = 6656,7456

Densitas uap air

= 950 kg/m3

Laju alir volumetrik uap air

= 3,1784 m3/jam

Volume evaporator

= volume umpan + volume steam


= 6,7117 + 3,1784
= 9,8901

Direncanakan

= D:H = 1 : 3

Volume tangki

1
3
D 2 H = D 3
4
4

Volume tutup

1 3
D
6

Volume evaporator

1
3
D3
6
4

(Perry, 1997)

9,8901
1,5765m
2,5238

H = 3 x D = 3 x 1,5765 = 4,7297 m

c. Tebal Evaporator
Tekanan Hidrostatik
=

( H 1) 1090,5352(4,7297 1)

28,2456 0,0027atm
144
144

Tekanan Operasi

= 1 atm

Tekanan total

= 1 + 0,0027 = 1,0027 atm = 14,735 psi

Bahan konstruksi baja karbon SA-Grade C

(Brownell & Young, 1959)

Joint efisiensi

= 0,8

Allowable stress

= 22,5 lb/in psi

Faktor korosi, CA

= 1/8 in

Tebal shell tangki (t)

= 2 SE 1,2 P CA 2 SE 1,2 P CA

PD

PD

PD

= 2 SE 1,2 P CA

14,735 x16,7987
12,5
2 x13700 x0,8 1,2 x14,735

12,511 0,0492m

2.4. Sistem Pemisahan Pabrik


Sistem pemisahan pabrik yang dilakukan dalam proses pembuatan shampo
alpukat, yaitu proses tahapan ekstraksi buah alukat. Dalam proses ini dilakukan
pemisahan pati dari buah alpukat yang akan menggunakan evaporator. Pati
merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan a-glikosidik. Penggunakan vakum
evaporator agar alkohol dapat terpisah sehingga yang didapatkan hanya berupa
ekstrak buah aplukat murni. Selain itu pada proses pembuatan ekstraksi buah
alpukat menjadi shampoo terdapat pemisahan dalam dekanter. Di dalam dekanter
inilah terjadi proses pemisahan metilether, ether dan asam sulfat karena memiliki
perbedaan densitas yang tinggi. Selain berdasarkan perbedaan densitas, pemisahan
asam sulfat dan metil ether sulfonat ini terjadi karena kedua zat ini tidak saling
larut.
2.5

HAZOP analysis

2.5.1

Limbah Biji Alpukat


Penggunaan plastik konvensional sebagai bahan pengemas menghadapi

berbagai permasalahan lingkungan, seperti tidak dapat didaur ulang dan tidak dapat
diuraikan secara alamiah oleh lingkungan, sehingga menimbulkan timbunan sampah
plastik yang menyebabkan pencemaran lingkungan. Di tengah permasalahan
tersebut, dibutuhkan solusi yang dapat mengurangi ketergantungan masyarakat akan
plastik konvensional. Salah satunya adalah mengganti penggunaan plastik
konvensional dengan plastik nanobiodegradable yang lebih ramah lingkungan.
Polisakarida seperti pati dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan plastik
nanobiodegradable. Tingginya jumlah limbah biji alpukat dan kandungan pati
sejumlah 80,1 % pada biji alpukat dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar untuk
produksi plastik nanobiodegradable.

Adapun langkah-langkah dalam membuat plastic nanobiodegredable adalah:


1. Metode ekstraksi pati dari biji alpukat

Gambar 2.1 Diagram Alir Ekstraksi Pati Biji Alpukat


2. Pembuatan plastik nanobiodegradable biji alpukat

Gambar 2.2 Diagram Alir Pembuatan Plastik nanobiodegradable biji alpukat

2.5.2. Pengolahan Limbah B3


Salah satu cara pengolahan limbah yang diterapkan di perusahaan adalah
dengan pembuatan bak pengumpulan air limbah. Di dalam bak pengumpulan limbah
tersebut diletakkan pompa celup yang harus terendam air untuk menghindari

terbentuknya gelembung/buih surfaktan. Pompa celup ini berfungsi sebagai sirkulasi


limbah. Selanjutnya di luar bak penampungan dibuat bak kecil dan pompa dosing
yang berisi larutan anti deterjen, misalnya jika deterjen yang terbuang banyak
mengandung deterjen anionik, maka untuk menetralisir diberikan larutan deterjen
kationik sebagai anti deterjennya, demikian pula sebaliknya. Kemudian larutan anti
deterjen ini dimasukkan ke dalam bak penampungan dan dilakukan proses
penetralan.
Pada proses penetralan, perlu ditentukan kadar deterjen di dalam bak
penampungan dengan analisis deterjen sistem MBAS (Metilen Blue Active
Surfactan) atau dengan sistem Titrasi Yamin yang secara khusus untuk mengetahui
kadar deterjen. Misalnya kadar deterjen 50 ppm dapat dilakukan uji coba dengan
pemberian larutan anti deterjen sebanyak 5 ml per menit dengan pompa dosing
sampai kadar deterjen 0 ppm. (Arifin, 2008).

BAB III
KESIMPULAN
Dari hasil analisa perhitungan pada Pembuatan Shampoo dengan kapasitas

8.000 ton/tahun, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :


1. Pembuatan Shampo di rencanakan beroperasi selama 340 hari dalam
setahun.
2. Pembuatan Shampo yang dibuat dapat memenuhi kebutuhan pasar baik
secara import maupun eksport.
3. Agar penggunaan buah alpukat dapat dimanfaat menjadi produk yang
memiliki nilai harga jual dipasaran.

DAFTAR PUSTAKA

Aryana, Tyas, dkk.2015. Aplikasi Teknologi Nanobiodegradable Pada Produk


Asetic (Avocado Seed Plastic) Sebagai Upaya Penerapan Konsep Zero
Waste Product. Universitas Brawijaya: Malang
Brownell, L.E, Young, E. H, 1959, Process Equipment Design, Wilay Eastern
Ltd, New York.
Considine, Douglas M. 1985, Instruments
rd
3
Edition, Mc Graw-Hill, Inc., USA

and Control Handbook,

Davidson, L. Robert, 1980, Handbook of Water Soluble Gums and Resins, Mc


Graw Hill Book Company, New York
th

Degremont, 1979, Water Treatment Handbook, 5


London
rd

Foust, A.S, 1979, Principle of Unit Opertions, 3

Edition, Jhon Willey,

Edition, Jhon Willey &

Sons, Inc, London


Geankoplis,C.J, 1997, Transport Process and Unit Opertion, Prentice-Hall,
Inc, New York.
Harri,Putra. 2009. Pembuatan Shampoo Dengan Bahan Baku Sodium Layryl
Ether Sulfonat Kapasitas Produksi 8.000 Ton / Tahun. Universitas
Sumatera Utara : Medan
Levenspiel, Octave, 1999, Chemical Reaction Engineering, Jhon Willey &
Sons Inc, New York
Rohman, S. Apriana. 2011. Formulasi Dan Evaluasi Sedian Sampoo. Universitas
Ahmad Dahlan: Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai