LATAR BELAKANG
1.1.
saja, kurang mendapat perhatian untuk dimanfaatkan sebagai sediaan kosmetik yang lebih
bernilai. Padahal bila melihat dari kandungan gizinya yang mengandung vitamin, seperti
vitamin A, vitamin B, vitamin C, dan vitamin E. Kandungan lain yang terdapat dalam
buah alpukat adalah lemak, karbohidrat, asam folat, dan protein (windnu, 2012).
Kandungan gizi didalam buah alpukat dapat dilihat pada tabel 1.1
Tabel 1.1 Kandungan gizi didalam 100 gram Buah Alpokat
No.
Zat Gizi
Jumlah Zat Gizi
1.
Kalori
85,0 kal
2.
Protein
0,9 gram
3.
Lemak
6,5 gram
4.
Karbohidrat
7,7 mg
5.
Kalsium
10,0 mg
6.
Fosfor
20,0 mg
7.
Besi
0,9 S.I
8.
Vitamin A
180,0 mg
9.
Vitamin B1
0,05 mg
10. Vitamin C
13,0 mg
11. Air
84,3 gram
Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI, 1981.
Selain itu terdapat kandungan senyawa lain dalam biji alpukat yaitu :
1.
Mangan bersama dengan vitamin C, E, zat besi, dan kalium di dalam buah alpukat,
2.
3.
4.
5.
Karena kandungun vitamin C dan E serta zat besi didalam alpukat yang cukup
besar dan berfungsi untuk menjaga kesehatan rambut, maka alpukat akan dibuat menjadi
shampoo yang berfungsi untuk merawat kesehatan rambut.
1.2.
Kapasitas Produksi
Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan-bahan alam berpotensi dan
sangat bervariasi. Sumber bahan alam tersebut dapat digunakan untuk berbagai
kebutuhan seperti sebagai bahan pangan, kosmetik, obat-obatan, bahan baku industri,
insektisida, bahan pemberi citra rasa (flavour) dan wangi-wangian (perfume) dan lainlain. Hal ini memacu kita untuk melakukan pengembangan dalam memproduksi produkproduk yang bermutu (Harry, 2009)
Shampoo sejak dahulu telah dikenal khalayak ramai sebagai salah satu jenis
kosmetik yang paling banyak digunakan. Hingga saat ini hasil produksi shampoo di
Indonesia dipasarkan dalam negeri maupun keluar negeri. Mengingat potensi dan
prospek perkembangan shampoo di masa mendatang sebagai suatu jenis kosmetik yang
sangat dibutuhkan (sesuai dengan tabel 1.2), sehingga diperlukan suatu ekspansi dengan
dorongan dari para investor agar bernilai ekonomi tinggi dan menciptakan lapangan
kerja baru. Mengingat shampoo ini banyak digunakan oleh masyarakat, perlu juga
diperhatikan kualitas bahan baku yang akan digunakan yaitu dari segi komposisi atau
bahan yang terkandung dalam shampoo. Selain itu, pemilihan bahan baku shampoo
dalam hal ini bahan baku utama (sodium lauryl ether sulphate) sangat berpengaruh juga
pada perkembangan pabrik sendiri (Harry, 2009)
Tabel 1.2 Perkembangan ekspor-impor shampoo di Indonesia
Tahun
2002
8.106.941
5.330.160
2003
10.945.261
5.333.146
2004
18.592.913
5.137.151
2005
18.714.339
5.803.913
2006
18.424.775
6.111.579
Buah alpukat yang agak matang/ masak diambil dagingnya sebanyak 1 kg.
Daging buah alpukat dilumatkan dan ditambahkan alkohol 96 % dengan perbandingan
1:1. Selanjutnya, daging alpukat yang telah berbentuk cairan dipanaskan hingga suhu
mencapai 40 - 50 0C dan diaduk selama 2 - 4 jam. Cairan tersebut disaring menggunakan
kertas saring sehingga didapatkan hanya cairan saja. Selanjutnya cairan di uapkan pada
suhu 50 60 0C menggunakan vakum evaporator sampai alkohol terpisah sehingga yang
didapatkan hanya berupa ekstrak buah aplukat murni.
1.3.2. Proses Pembuatan Metil Ether Sulfonat
Ektraksi buah alpukat dicampurkan dengan oleum 20% di sulfonator (R-101)
o
yang dilengkapi dengan pengaduk dan jaket pendingin, dipanaskan pada suhu 46 C
dengan tekanan 1 atm, waktu tinggal 4 jam. Reaksinya adalah sebagai berikut :
C18H34O2
SO3 +
Ekstraksi alpukat
H2SO4
oleum 20%
C18H33O2 SO3
H2SO4
As. Sulfat
Dalam reaksi ini, asam sulfat tidak ikut bereaksi. Hasil keluaran sulfonator
berupa metil ether sulfonat, metil ether, ether dan asam sulfat. Hasil keluaran ini
kemudian dimasukkan ke dalam mixer (M-101) dimana air ditambahkan sampai
konsentrasi asam sulfat dari 99% menjadi 78%. Lalu campuran dari mixer (M-101)
menuju dekanter (FL-101). Di dalam dekanter inilah terjadi
proses pemisahan
metilether, ether dan asam sulfat karena memiliki perbedaan densitas yang tinggi. Selain
berdasarkan perbedaan densitas, pemisahan asam sulfat dan metil ether sulfonat ini
terjadi karena kedua zat ini tidak saling larut.
Kemudian metil ether sulfonat ini dinetralisasi dengan menggunakan NaOH 20%
o
di dalam neutralizer (R-102) dengan temperatur operasi 51 C dimana reaksinya sebagai
berikut :
C12H25OC2H4OSO3H + NaOH
metil ether sulfonat
C12H25OC2H4OSO3Na + H2O
metil ether sulfont
Hasil keluaran metil ether sulfonat ini kemudian digunakan untuk pembuatan
shampoo
1.3.3. Proses Pembuatan Shampoo
Air yang telah dipanaskan pada suhu 60 C dimasukkan ke dalam mixer (M201), selanjutnya dimasukkan EDTA, ethylene glycol monostearate. Setelah campuran
ini larut, lalu dimasukkan metil ether sulfonat dan di aduk lagi sampai homogen.
Penambahan metil ether sulfonat di gunakan agar shampoo yang dihasilkan dapat
memberikan busa. Setelah tercapai kondisi yang homogen, campuran ini kemudian
o
BAB II
FLOW DIAGRAM DAN PEMBAHASAN
2.1.
Gudang
Alpukat
Alpukat
Alkohol 98 %
Sludge
Daging dilumatkan
selama 2-4 jam
Penyaringan
T= 40-50 0C
P = 1 atm
Ekstrak buah
P = 1 atm alpukat
T= 50-60 0C
P = 1 atm
Sulfonator selama
4 jam
H2SO4
T= 46 0C
P = 1 atm
Decenter
Neutralizer
P = 1 atm
MES + H2SO4
Mixer
air
P = 1 atm
MES
NaOH
Vakum evaporator
air
EDTA + glicol monostreaete
Mixer
Storage Tank
Mixer
T= 51 C
P = 1 atm
P = 1 atm
T= 25-30 0C
P = 1 atm
P = 1 atm
Poliquartenium
Gambar 2.1 Diagram Alir Proses Pembuatan Shampo
dari Alpukat
Alkohol
2.2.
Design Reaktor
Dari sejumlah reaksi kimia, jumlah reaktor yang digunakan tergantung dari T dan
P masing-masing reaksi serta kondisi apakah salah satu reaksi membutuhkan katalis atau
tidak. Pada pembuatan shampo dari buah alpokat terdapat 2 reaktor yaitu :
2.2.1 Reaktor Sulfonasi (R-101)
Fungsi
Jenis
Bentuk
Bahan konstruksi
Jumlah
: 1 unit
= 46C
Tekanan operasi
= 1 atm
= 145,8696 kg/hari
C18H33O2SO3H + H2SO4
campuran
campuran
Laju alir
= 145,8696 kg/jam
vo
Dimana : : Waktu tinggal
V : Volume tangki yang ditempati cairan
vo : Laju volumetrik umpan (Vo)
(Levenspiel, 1999)
Diket :
Maka :
V = vo x
3
x 4 jam = 0,1716 m
V=
Faktor kelonggaran
= 20 %
Volume reaktor
= 0,1716 m x 1,2
3
= 0,2059 m
Untuk pengadukan
(McCabe, 1999)
Dt = Hc
Dt = Hcs + He ; di mana Hcs = tinggi cairan dalam shell
Diameter tutup = diameter reaktor = Dt
Rasio axis ellipsoidal head = 2 : 1
Tinggi tutup = He =e
Dt
(Brownell, 1959)
Maka, Dt = Hcs + He
Hcs =
Dt
Dt
24
D t .Hcs
2 3
Dt . Dt
4
==3
16
(Brownell, 1959)
3
Volume cairan dalam tangki =
16
D
24
Dt = 0,6589 m
Maka tinggi cairan dalam reaktor, Hc = 0,6589 m
Direncanakan digunakan tangki dengan perbandingan Dt : ht = 3 : 4
4
4
(0,6589 m) = 0,8786 m
D
=
t
Ht =
3
3
Tinggi shell, Hs = Ht He = 0,8786 0,1647 = 0,8786 m
Tekanan udara luar, Po = 1 atm = 101,325 kPa
Tekanan hidrostatik, Phid = x g x h
3
= 20 %
Maka, Pdesign
(Brownell, 1959)
2
(Brownell, 1959)
: 4 buah
Da/Dt = 1/3
ft C/Dt
; E = 0,2196 m = 0,7205 ft
L/Da
= 1/3
=
W/Da = 1/5
; L = x 0,7205 ft = 0,1801 ft
1
; W = /5 x 0,7205 ft = 0,1441
ft
1
Bilangan Reynold
NRe = Da2 N. = (0,7205ft)2 (0,5 put/det)(212,2661 lb/ft3) = 3.077,9785
0,0179 lb/ft.sec
Dari gambar 3.4-4 Geankoplis, untuk NRe = 3.077,9785 maka diperoleh
Np = 0,4
P
Np
(Geankoplis, 1997)
N3
Da
= 0,0868 watt
= 0,0001 hp
0,0001
0,00013 hp
0,8
Perancangan Jaket Pemanas
Ditetapkan jarak jaket () = in = 0,0127 m, sehingga :
Diameter dalam jaket (D1) = Dt + (2 . t)
= 0,6589 + (2 x 0,0127 )
= 0,6843 m
Diameter luar jaket (D2)
= 2 + D1
= (2 x 0,0127 ) + 0,6843
= 0,7097 m
2
= 125,0859 kg/jam
Densitas steam
= 0,5978 kg/m
125,0859 kg/jam
= 209,2437 m /jam
0,5978 kg/m3
Kecepatan superficial steam (V),
V=
= 20 %
(Brownell, 1959)
(Brownell, 1959)
PD
2SE 1,2P
=
(121,5950 kPa) (0,6589 m)
2(689.476kPa)(0,8) 1,2(121,5950 kPa)
= 0,00007 m = 0,0029 in
Faktor korosi
= 1/20 in
Jenis
Bentuk
: 1 unit
F (kg/
jam)
44,5306
0,0261
0,1375
3,6005
1,0155
69,7197
119,0299
xi
0,7725
0,0007
0,0006
0,0255
0,0391
0,1623
1,0000
i
1.014,6260
4.391,0667
4.391,0667
1.834,5500
987,8600
5.570,9718
xi. i
783,7986
0,3074
2,6346
46,781
38,6253
904,1687
1.776,3156
campuran
3
3
= 1.776,3156 kg/m = 110,8959 lbm/ft
campuran
Laju alir
= 119,0299 kg/jam
i
0,8406
21,2488
21,2488
985,3317
0,5465
23,4316
xi.i
0,6494
0,0015
0,0127
24,4375
0,0214
3,8029
28,9254
V
V
(Levenspiel, 1999)
119,0299 kg/jam
x 1 jam = 0,067 m3
1.776,3156 kg/m3
Faktor kelonggaran
= 20 %
Untuk pengadukan
Dt = 1
Hc
(McCabe, 1999)
Dt = Hc
Dt = Hcs + He ; di mana Hcs = tinggi cairan dalam shell
Diameter tutup = diameter reaktor = Dt
Rasio axis ellipsoidal head = 2 : 1
Tinggi tutup = Hc = Dt
4
Maka,
Dt = Hcs + He
Dt = Hcs + Dt
4
Hcs = 3 D
4
(Brownell, 1959)
(Brownell, 1959)
24
Volume cairan dalam shell = Dt2
4
= Dt2 3 Dt
4
4
= 3 Dt3
16
Volume cairan dalam tangki = 3 Dt3 + Dt3
16
24
0,0804 m2 = 11 Dt3
48
Dt = 0,4816 m
Maka tinggi cairan dalam reaktor, Hc = 0,4816 m
Direncanakan digunakan tangki dengan perbandingan Dt : ht = 3 : 4
Ht = 4 Dt = 4 (0,4816 m) = 0,6422 m
3
3
Tinggi tutup, He = Dt = 0,4816 m = 0,1204 m
4
4
Tinggi shell, Hs = Ht He = 0,6422 + 0,1204 = 0,7626 m
Tekanan udara luar, Po = 1 atm = 101,325 kPa
Tekanan hidrostatik, Phid = x g x h
3
= 131,6504 kPa
(Brownell, 1959)
Tekanan operasi,
= 101325
+ 8,3836
kPa = 109,7086
kPa
Allowable
stress =Poperasi
100.000
lbm/in kPa
= 689.476
kPa
(Brownell,
1959)
Tebal shell tangki:
Faktor kelonggaran
= 20 %
Maka, Pdesign
(Brownell, 1959)
2
(Brownell, 1959)
PD
2SE 1,2P
=
(131,6504 kPa) (0,4816 m)
2(689.478 kPa)(0,8) 1,2(131,6504 kPa)
= 0,00005 m = 0,0019 in
Faktor korosi
= 1/20 in
: 4 buah
C/Dt = 1/3
; E = 0,1605 m = 0,5266 ft
L/Da =
W/Da = 1/5
J/Dt
= 1/10
Bilangan Reynold
NRe = Da2 N. = (0,5266 ft)2 (1,0 put/det)(110,8959 lb/ft3) = 3.010,1948
0,0194 lb/ft.sec
Dari gambar 3.4-4 Geankoplis, untuk NRe = = 3.010,1948
maka diperoleh Np = 0,4
Np
P
N 3 Da5
(Geankoplis, 1997)
3
= 0,000005 = 0,000007 hp
0,8
= 2 + D1
= (2 x 0,0127) + 0,507
= 0,5324 m
2
= 0,0207 m
= 636,3506 kg/jam
3
= 0,5978 kg/m
636,3506 kg/jam
= 1063,8163 m /jam
0,5978 kg/m3
Kecepatan superficial steam (V),
V=
= 20 %
(Brownell,1959)
(Brownell,
1959)
PD
2SE 1,2P
=
(121,5950 kPa) (0,4616m)
2(78.186,8 kPa)(0,8) 1,2(121,5945 kPa)
= 0,0005 m = 0,0197 in
2.3.
Sistem Pemisahaan
Sistem pemisahan pada pembuatan shampo dari alpukat berdasarkan campuran
Bentuk
: Silinder horizontal
Jumlah
: 1 unit
Bahan konstruksi
Kondisi operasi :
Temperatur
= 40 C
3
= 1.742,2830 kg/m
= 108,7670 lbm/ft
= 333,0141 lbm/ft
t = 100
A B
= 100 x 1.061,1560
= 29,5282 jam
333,0141 108,7670
Volume cairan = 165,3122 kg/jam x 29,5282 jam = 1,4526 m3
3.360,54 kg/m3
Faktor kelonggaran = 20 %
3
3
Volume tangki = (1,2)(1,4526 m ) = 1,7431 m
Volume shell tangki (Vs) :
Vs = 1 Di2 L
4
Vs = 5 Di3
4
Volume tutup tangki :
Vc = Di3
24
Volume tangki (V)
V = Vs + Vc
V=
16
Di
12
3
1,7431 m =
16
Di
12
Di = 0,7467 m
L = 5 x Di
= 5 x 0,7467 m
= 3,7335 m
Rasio axis
= 2 :1
Tinggi tutup
= xgxh
3
Faktor kelonggaran = 20 %
Maka, Pdesign
Joint efficiency
= 0,8
(Brownell, 1959)
Allowable stress
(Brownell, 1959)
PD
2SE 1,2P
=
(244,5445 kPa) (0,7467 m)
2(87.218,7 kPa)(0,8) 1,2(244,5445 kPa)
= 0,0013 m = 0,0517 in
Faktor korosi
= 1/20 in
2.3.2. Evaporator
Fungsi
Tipe
Dipakai
Luas permukaan
: 20,4278 ft2
Jumlah
: 1 unit
Data Perhitungan
a.
Jumlah Tube
Steam beroperasi pada 100 oC , 1 atm dan digunakan saturated steam 5 atm,
direncanakan menggunakan evaporator efek tunggal in OD tube 15/6 in
triangle pitch.
Panas yang diberikan steam
Kebutuhan steam
= 3019,48 kg/jam
Ud
= 75 Btu/jam ft2 F
= 6656,745 lbm/jam
Q
6031085,69
804,144 ft 2
UxT
75 x100
Dipilih pipa in, 16 BWG, panjang (L) 212 ft, permukaan luar (a) = 0,1963 ft 2/ft
Nt
A
804,144
19,323
a ' ' xL
0,1963 x 212
Densitas campuran
= 1090,5352 kg/m3 =
= 1,0905 gr/cm3 = 6,7796 lbm/ft3
Faktor keamanan 20 %
Laju alir volumetrik umpan
= 6,7117 m3/jam
= 950 kg/m3
= 3,1784 m3/jam
Volume evaporator
Direncanakan
= D:H = 1 : 3
Volume tangki
1
3
D 2 H = D 3
4
4
Volume tutup
1 3
D
6
Volume evaporator
1
3
D3
6
4
(Perry, 1997)
9,8901
1,5765m
2,5238
H = 3 x D = 3 x 1,5765 = 4,7297 m
c. Tebal Evaporator
Tekanan Hidrostatik
=
( H 1) 1090,5352(4,7297 1)
28,2456 0,0027atm
144
144
Tekanan Operasi
= 1 atm
Tekanan total
Joint efisiensi
= 0,8
Allowable stress
Faktor korosi, CA
= 1/8 in
= 2 SE 1,2 P CA 2 SE 1,2 P CA
PD
PD
PD
= 2 SE 1,2 P CA
14,735 x16,7987
12,5
2 x13700 x0,8 1,2 x14,735
12,511 0,0492m
HAZOP analysis
2.5.1
berbagai permasalahan lingkungan, seperti tidak dapat didaur ulang dan tidak dapat
diuraikan secara alamiah oleh lingkungan, sehingga menimbulkan timbunan sampah
plastik yang menyebabkan pencemaran lingkungan. Di tengah permasalahan
tersebut, dibutuhkan solusi yang dapat mengurangi ketergantungan masyarakat akan
plastik konvensional. Salah satunya adalah mengganti penggunaan plastik
konvensional dengan plastik nanobiodegradable yang lebih ramah lingkungan.
Polisakarida seperti pati dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan plastik
nanobiodegradable. Tingginya jumlah limbah biji alpukat dan kandungan pati
sejumlah 80,1 % pada biji alpukat dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar untuk
produksi plastik nanobiodegradable.
BAB III
KESIMPULAN
Dari hasil analisa perhitungan pada Pembuatan Shampoo dengan kapasitas
DAFTAR PUSTAKA