(Salmonella typhi)
Enterobacteriaceae adalah kelompok besar batang gram negatif yang heterogen,
yang habitatnya adalah saluran usus manusia dan hewan. Famili ini mencakup banyak spesies
(Escherichia coli, Shigella, Salmonella, Enterobacter, Klebsiella, Serratia dan Proteus).
Beberapa organisme enterik, misalnya E. coli merupakan flora normal dan kadang-kadang
menyebabkan penyakit, sementara lainnya Salmonella dan Shigella selalu bersifat patogen
untuk manusia.
Salmonella sering bersifat patogen pada manusia atau hewan apabila masuk melalui
mulut. Bakteri ini
ditularkan dari hewan atau roduk hewan kepada manusia dan dapat
menyebabkan enteritis, infeksi sistemik dan demam enterik. Salmonella resisten terhadap zatzat kimia tertentu (misalnya brilliant green, natrium tetrationat, dan natrium deoksikolat) yang
menghambat bakteri enterik lainnya; karena itu senyawa ini bermanfaat untuk dimasukkan
dalam perbenihan yang dipakai untuk mengisolasi Salmonella dari tinja. Berdasarkan
morfologi selnya, ukuran Salmonella sangat bervariasi panjangnya.
Meski pada awalnya Salmonella dideteksi berdasarkan sifat-sifat biokimianya,
golongan dan spesiesnya harus diidentifikasi dengan analisis antigen. Salmonella memiliki
beberapa antigen O (dari keseluruhan yang berjumlah lebih dari 60) dan anigen H yang
berbeda pada salah satu atau kedua fase. Beberapa Salmonella mempunyai antigen simpai
(K) yang disebut Vi yang dapat mengganggu aglutinasi melalui antiserum O; antigen ini
dihubungkan dengan sifat invasif yang dimilikinya. Tes aglutinasi dengan antiserum serapan
untuk antigen O dan H yang berbeda merupakan dasar untuk klasifikasi Salmonella secara
serologik.
Salmonellla typhi terutama menyebabkan infeksi pada manusia; infeksi oleh
organisme ini ditularkan dari sumber manusia. Tetapi, sebagain besar Samonella terutama
bersifat patogen bagi hewan yang merupakan reservoir untuk infeksi manusia. Organisme ini
hampir selalu masuk melalui mulut, biasanya bersama makanan dan minuman yang tercemar
(kontaminasi). Bagi manusia, dosis infektif rata-rata untuk menimbulkan infeksi klinik atau
sub-klinik adalah 105 - 108 bakteri (tetapi mungkin cukup dengan 103 organisme Salmonella).
Faktor inang ikut berperan dalam resistensi terhadap infeksi Salmonella adalah keasaman
lambung, flora normal usus, dan daya tahan usus.
Pada manusia, Salmonella menyebabkan penyakit deman enterik (demam tifoid).
Gejala deman tifoid ditimbulkan oleh beberapa Salmonella, tetapi yang terpenting adalah S.
typhi. Salmonella yang termakan mencapai usus halus dan masuk ke saluran getah bening
lalu ke aliran darah. Kemudian baktei dibawa oleh darah menuju berbagai organ, termasuk
usus. Organisme ini berkembang biak dalam jaringan limfoid dan diekskresi dalam tinja.
Setelah masa inkkubasi 10 14 hari, timbul demam, lemah, sakit kepala, konstipasi,
bradikardia dan mialgia. Demam sangat tinggi dan limfa serta hati membesar. Sebelum masa
antibiotika, komplikasi utama demam enterik adalah perdarahan usus dan perforasi; angka
kematiannya 10 15 %. Pengobatan dengan kloramfenikol, ampisilin atau trimetoprimsulfametoksazol mengurangi angka kematian menjadi kurang dari 1 %.
Tes diagnostik menggunakan metode serologi dipergunakan untuk mengidentifikasi
biakan yang tidak diketahui dengan serum yang diketahui dan dapat juga digunakan untuk
menentukan titer antibodi pada penderita yang tidak diketahui penyakitnya.
1. Tes aglutinasi mikroskopik cepat
Dalam tes ini, serum yang diketahui dicampur dengan biakan yang tidak diketahui pada
kaca objek. Penggumpalan terjadi apabila dapat dillihat dalam beberapa menit. Tes ini
khususnya bermanfaat untuk identifikasi pendahuluan biakan secara cepat.
2. Tes aglutinasi pengenceran tabung (tes Widall)
Aglutinasi serum meningkat dengan cepat selama minggu kedua dan ketiga pada infeksi
Salmonella. Sekurang-kurangnya diperlukan dua bahan serum, yang diperoleh dengan
selang waktu 7 10 hari untuk membuktikan adanya kenaikan titer antibodi. Serum yang
tidak dikenal diencerkan berturut-turut (dua kali lipatnya) kemudian dites terhadap antigen
Salmonella. Hasilnya ditafsirkan sebagai berikut : (1). Titer O yang tinggi atau kenaikan
titer O ( 1 : 160) menunjukkan adanya infeksi aktif. (2). Titer H yang tinggi ( 1 : 160)
menunjukkan bahwa penderita itu pernah divaksinasi atau pernah terinfeksi. (3). Titer Vi
yang tinggi terdapat pada beberapa pembawa bakteri. Hasil tes serologik untuk infeksi
Salmonella harus diinterpreatsikan secara hati-hati. Kemungkinan adanya antibodi reaksi
silang membatasi penggunaan aerologi dalam diagnosis infeksi Salmonella.
g. Koloni yang diduga Salmonella kemudian dilakukan pewarnaan gram dengan cara :
Cuci dengan alkohol aseton sampai warna ungu hilang dan dikeringkan
h. Koloni tersebut juga ditumbuhkan pada media tegak miring TSIA (goresan dan tusukan),
SIMA (tusukan) dan UA (tusukan) untuk identifikasi jenis Salmonella. Inkubasi pada suhu
35 OC selama 1 x 24 jam.
i. Amati pertumbuhan koloni dan perubahan media identifikasi. (1). TSIA lereng merah
(alkalis), dasar kuning (asam) dan gas (+ / -), (2). SIMA : hidrogen sulfida (H 2S) positif,
indole (-) dan motiliti (aktif / +), (3). UA negatif (tidak terjadi perubahan warna media).