Anda di halaman 1dari 23

Malaria Pada Kehamilan

Alexandra Niken Larasati

Pendahuluan
1

Epidemiologi
Empat spesies plasmodium yang mengenai manusia,
vivax, ovale, malariae dan falciparum
Penularannya melalui nyamuk Anopheles betina.
Faktor yang berperan terhadap perkembangan nyamuk,
seperti suhu udara, kelembaban, serta musim hujan.

Siklus Hidup Plasmodium Malaria


(Patofisiologi)

Masa Inkubasi adalah rentang waktu sejak sporozoit


masuk sampai timbul gejala klinis yang ditandai dengan
demam.

Masa Prepaten adalah rentang waktu sejak sporozoit


masuk sampai parasit dapat dideteksi dalam darah
dengan mikroskop.

Siklus Hidup Plasmodium Malaria


(Patofisiologi)

Sitokin,
interleukin

CD4. CD 8, Lim
B, makrofag

Plasmodium

IFN-, TNF-

Daya bunuh
netrofil,
makrofag
meningkat

Sintesis
prostaglandin
meningkat

Anemia,
Pembesaran
Limpa

Kelahiran
prematur
(Kontraksi dini)

Meningkatkan
sitoadheren
eritrosit

Malaria serebral,
gangguan aliran
darah-plasenta,
gangguan nutrisi janin

Malaria pada kehamilan


Supresi sistem imun selama kehamilan berhubungan
dengan keadaan hormonal.
Efek imunosupresi kortisol juga berperan dalam
menghambat respon imun.
Terjadi penurunan sistem imunitas didapat selama
kehamilan, terutama pada nulipara.

Manifestasi klinis
Malaria bisa memberikan manifestasi dari ringan tanpa gejala
sampai berat dengan komplikasi. Perbedaan manifestasi tersebut
dipengaruhi oleh:
Kekebalan
Beratnya infeksi
Jenis dan strain
Status gizi
Obat
Keadaan khusus

Gejala pada malaria berat

Gangguan kesadaran sampai koma (malaria serebral)


Anemi berat (Hb < 5 g%, Ht < 15 %)
Hipoglikemi (kadar gula darah < 40 mg%)
Udem paru / ARDS
Kolaps sirkulasi, syok, hipotensi (sistolik < 70 mmHg pada
dewasa dan < 50 mmHg pada anak-anak), algid malaria dan
septikemia.
Gagal ginjal akut (ARF)
Jaundice (bilirubin > 3 mg%)
Kejang umum berulang ( > 3 kali/24 jam)
Asidosis metabolic
Gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam-basa.
Perdarahan abnormal dan gangguan pembekuan darah.
Hemoglobinuri
Kelemahan yang sangat (severe prostration)
Hiperparasitemi
Hiperpireksi (suhu > 40 C)

Diagnosa
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Suhu > 37,5 C.
Dapat ditemukan pembesaran limpa.
Dapat ditemukan anemia
Gejala klasik malaria khas

Diagnosa laboratorium
Pemeriksaan sediaan darah
Pewarnaan Giemsa pada sediaan apusan darah untuk
melihat parasit.
Pewarnaan Acridin Orange untuk melihat eritrosit yang
terinfeksi.
Pemeriksaan Fluoresensi Quantitative Buffy Coat (QBC).
Tera radio immunologik (RIA)
Tera immuno enzimatik (ELISA)

Diagnosis malaria dalam kehamilan


Ditemukan parasit pada darah maternal dan darah placenta
Gambaran klinis pada wanita hamil
Non imun: ringan sampai berat
Imun : tidak timbul gejala tidak dapat didiagnosa klinis

Komplikasi Ibu dan Janin

Anemia
Edema Pulmonal
Hipoglikemia
Supresi Imunitas
Bayi lahir mati
Berat Badan Lahir
Rendah

Malaria Serebral
Malaria Kongenital
Malaria Plasenta

Obat
Non falciparum Cloroquin

Dosis

Keterangan

600 mg (initial dose) 300mg (6-8 jam Amodiaquin

kemudian) 300mg/hari (selama 2 hari) agranulositosis


600mg/minggu (sampai lahir)

Primakuin

hemolisis

eritrosit
Falciparum

Cloroquin

uncomplicated

600 mg (initial dose) 300mg (6-8 jam


kemudian) 300mg/hari (selama 2 hari)

Quinin

10mg/kgBB tiap 8 jam per oral (selama 7 hari)

Quinin hipoglikemi
Pada

Pyrimetamin-

25mg+500mg

sulfadoksin

(3 tablet,single dose)

Mefloquin

Artemisin

Tidak dianjurkan karena resistensi tinggi di Asia


dan meningkatkan resiko kematian bayi.
Artesunat 4mg/kgBB di hari pertama
2mg/kgBB/hari untuk 6 hari selanjutnya.

area

yang

dikombinasikan

resisten,
dengan

Klindamisin 900mg tiap 8


jam untuk 3-5 hari.

Falciparum

Quinin

complicated

20mg/KgBB IV (selama 4 jam) Dilarutkan

jam

istirahat

dextrose

dalam
5%

500ml.

10mg/kgBB (tiap 8 jam) sampai Terapi pemberian Quinin


dapat minum obat oral selesai dalam 7 hari.
Quinin jangan diberikan

10mg/KgBB (3x sehari)

bolus
Artemisin

cepat

Artesunat 2.4 mg/KgBB IV menyebabkan


jantung
(pada hari pertama) 1.2 pada
mg/kgBB/hari IV (selama 3
hari) sampai dapat minum oral
Artemeter

3.2mg/kgBB

IM

(pada hari pertama) 1.6


mg/kgBB/hari (selama 3 hari)
sampai dapat minum oral

kematian.

karena
toksik
dan

Kemoprofilaksis Malaria
dalam Kehamilan
WHO merekomendasikan agar memberikan suatu dosis terapeutik
anti malaria untuk semua wanita hamil di daerah endemik malaria
pada kunjungan ANC yang pertama, kemudian diikuti kemoprofilaksis
teratur. Pengobatan malaria di Indonesia menghendaki hanya
memakai klorokuin untuk kemoprofilaksis pada kehamilan.
Perlindungan dari gigitan nyamuk, kontak antara ibu dengan vektor dapat
dicegah dengan:
Memakai kelambu yang telah dicelup insektisida (misal: permethrin).
Pemakaian celana panjang dan kemeja lengan panjang.
Pemakaian penolak nyamuk (repellent).
Pemakaian obat nyamuk (baik semprot, bakar dan obat nyamuk listrik)
Pemakaian kawat nyamuk pada pintu-pintu dan jendela-jendela.

Kemoprofilaksis

Thank You

Kingsoft Office
published by www.Kingsoftstore.com

@Kingsoft_Office
kingsoftstore

Anda mungkin juga menyukai