SURIAH DI HUNGARIA
(Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Etika Perencanaan)
Disusun Oleh:
Alexandra Januarvian
12/330548/TK39634
Safira Aulia
12/333417/TK/39779
Adska Dorra
12/330217/TK/39400
Aditya Saktya W
12/333778/TK/40120
I.
Pendahuluan
Situasi konflik berkepanjangan di Suriah yang dimulai sejak upaya penggulingan rezim
Presiden Bashar Al-Ashad telah menciptakan keadaan yang tidak kondusif bagi warga sipil
Suriah. Mereka mulai bergerak meninggalkan negara mereka untuk memperoleh
perlindungan di negara lain. Wilayah yang menjadi tujuan adalah negara-negara Eropa karena
menurut anggapan mereka, dapat menjanjikan kehidupan yang lebih baik. Namun dalam
realitanya, upaya mereka mengalami berbagai hambatan baik ketika dalam perjalanan
menuju Eropa maupun ketika sampai di tanah benua biru tersebut. Adanya penolakan dari
negara-negara Eropa Timur terhadap pengungsi akibat sentimen agama dan kekhawatiran
akan stabilitas nasional menyebabkan negara-negara tersebut mengeluarkan kebijakan untuk
menghalangi masuknya imigran. Negara yang paling tegas dalam menghalangi imigran adalah
Hungaria yang membangun pagar di sepanjang perbatasannya untuk membatasi pergerakan
imigran masuk ke wilayah negaranya atau negara Eropa lain.
II.
Pembahasan
a. Gambaran Umum
Pergerakan imigran dari Suriah
menuju negara-negara di Eropa secara
umum melalui 8 jalur utama. Dua jalur
diantaranya merupakan yang paling
padat yaitu jalur Mediterania Timur yang
menuju Turki dan jakur Balkan Barat.
Hampir dua per tiga (78.190 jiwa) dari
total keseluruhan imigran menggunakan
jalur Mediterania Timur dan sisanya
menggunakan jalur Balkan (28.749 jiwa).
Gambar 1. Peta Jalur Masuk Pengungsi Suriah
Sumber : studentnewsdaily.com, diakses 26 Oktober
2015
Wilayah Balkan merupakan gabungan dari negara-negara Eropa Tenggara
diantaranya adalah Albania, Bosnia dan Herzegovina, Bulgaria, Kroasia, Montenegro, Yunani,
Republik Makedonia, Serbia, dan sebagian Turki. Wilayah Balkan bersampingan dengan
Hungaria, dengan Serbia sebagai batasannya. Wilayah ini kaya akan sumber daya alam akibat
ekologi lingkungannya yang bervariasi. Hal ini juga yanng menjadi alasan imigran masih
bersikeras untuk menyelinap masuk wilayah negara Hungaria, meski dengan adanya pagar
penghalang untuk menghambat masuknya imigran Suriah yang tidak memiliki paspor.Para
imigran bahkan memilih untuk mengarungi lautan menyeberang dari Turki ke Yunani yang
merupakan sebuah risiko yang harus diambil daripada bertahan hidup di negeri sendiri. Tidak
sedikit kecelakaan yang terjadi saat penyeberangan ini, termasuk dua kapal yang membawa
500 jiwa tenggelam di lepas pantai Libya.
Dalam pertemuan yang diikuti oleh anggota European Union, Presiden Jean- Claude
Juncker, membuat kebijakan kepada masing-masing negara untuk mempertimbangkan rasa
kemanusiaannya
dengan
membuka
Hungaria.
Beberapa
negara
memiliki
Respon
Keterangan
Jerman
Swedia
Inggris
Yunani
Republik Ceko
Slovakia
Denmark
Hungaria
b. Kronologi
Pada akhir tahun 2014, pengungsi Suriah mulai bergerak meninggalkan negaranya
menuju ke Benua Eropa. Jalur yang dilalui adalah melalui jalur laut yakni melalui Laut
Mediterania. Dalam perjalanannya, banyak pengungsi yang tidak dapat mencapai daratan
yang dituju dengan selamat dikarenakan berbagai alasan seperti ketahanan fisik,
ketidaksiapan dalam mengarungi lautan, dan keterbatasan alat transportasi.
Pertemuan negara-negara European Council pada 23 April 2015 menghasilkan
persetujuan bersama untuk memperkuat solidaritas kawasan dan tanggung jawab untuk
imigran. Pertemuan ini dilatarbelakangi oleh tragedi tenggelamnya kapal pengungsi di Laut
Mediterania, dan menghasilkan empat aksi prioritas, yakni: perlawanan terhadap aktivitas
perdagangan manusia, memperkuat pertahanan di wilayah perairan, pencegahan aliran
migrasi ilegal dan memperkuat solidaritas internal dan tanggungjawab bersama.
Dalam pembahasan mengenai pengungsi, European Commission mengadakan sebuah
pertemuan yang dinamakan European Agenda on Migration pada 25-26 Juni 2015. Namun
terjadi perdebatan dalam pertemuan ini ketika adanya wacana tentang relokasi pengungsi
dari Italia dan Yunani ke negara-negara Uni Eropa lainnya. Hal ini dianggap bertentangan
dengan Sistem Dublin yang menyatakan bahwa negara Uni Eropa yang pertama kali
didatangi oleh pengungsi menjadi pihak yang bertanggung jawab mengesahkan atau menolak
permohonan suaka.
Pada tanggal 27 Agustus, terjadi peristiwa ditemukannya 71 pengungsi yang tewas dalam
sebuah lori dalam perjalanan dari Hungaria menuju Austria. Polisi menahan 3 warga Bulgaria
dan seorang Afghanistan yang menjadi pemilik lori tersebut. Tragedi ini semakin menguatkan
konsentrasi negara-negara Uni Eropa dalam memerangi para penyelundup yang
menyelundupkan imigran secara ilegal ke wilayah negara tertentu. Antonio Gutteres, kepala
UNHCR, pada 4 September 2015 menyatakan bahwa negara-negara Eropa telah gagal dalam
mengambil tindakan bersama dalam merespon krisis pengungsi, dan menyebabkan semakin
banyak menderita. Oleh sebab itu, Gutteres menjelaskan setidaknya ada 6 (enam) poin yang
harus diperhatikan oleh negara-negara Eropa yakni:
a. Telah terjadi krisis pengungsi, bukan hanya fenomena migrasi
b. Eropa tidak dapat menyelesaikan masalah ini bagian per bagian dan inkremental
c. Perlunya upaya yang konkrit dan berani dalam menghadapi situasi ini agar
terbentuk suatu pembagian tanggungjawab dan wewenang jangka menengah
hingga jangka panjang
d. Pengungsi yang memiliki klaim perlindungan yang valid harus memperoleh
keuntungan dari program relokasi massal
e. Pengungsi yang tidak memiliki dokumen klaim perlindungan yang valid wajib
dibantu untuk kembali ke tempat asalnya
f.
Eropa. Hal ini dikarenakan negara-negara timur telah lebih dulu membatasi kedatangan
pengungsi. Sementara itu, beberapa negara Eropa kewalahan menghadapi banyaknya jumlah
pengungsi yang datang dan meminta suaka.
Hungaria menjadi salah satu negara yang mengambil tindakan untuk mencegah
datangnya pengungsi. Tindakan Hungaria mendapat banyak kritikan karena dianggap
melanggar perjanjian International Covenant on Civil and Political Rights. 1951 Refugee
Convention. Negara-negara Eropa mengecam tindakan Hungaria karena dianggap melanggar
etika yang berlaku. Kejadian ini juga merugikan negara tetangga Hungaria karena harus
memberi suaka kepada pengungsi. Adanya pelanggaran oleh Hungaria juga membuktikan
bahwa peraturan yang dibuat oleh UNHCR tidak dapat melindungi pencari suaka.
d. Aktor yang Terlibat
1) Pemerintah dan Masyarakat Hungaria
Pemerintah dan masyarakat Hungaria sepakat bahwa keberadaan pengungsi di
negara mereka mulai mengganggu kestabilan hidup. Perbandingan antara warga negara asli
dan pengungsi yang sangat tinggi. Pemerintah Hungaria melanggar perjanjian yang
disetujuinya, dan meperlakukan pengungsi tidak selayaknya.
2) Uni Eropa
Uni Eropa merupakan pihak politik yang paling terugikan dalam kasus ini.
Perserikatan negara ini menjadi tuan rumah untuk ratusa ribu pengungsi. Meski
mendapatkan bantuan finansial dari UNHCR namun bantuan tersebut tidak dapat menutupi
kerugian akibat pergolakan demografi. Dengan adanya pembangunan pagar negara-negara di
sekitar Hungaria mendapat masalah besar, yakni harus menerima limpahan pengungsi yang
ditolak oleh Hungaria. Kestabilan politik European Union terganggu akibat perbedaan
pendapat dari European Council dalam menanggapi kasus Hungaria, terlebih mereka harus
memberikan sanksi politis karena tindakan tersebut.
3) UNHCR
United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) merupakan badan PBB
yang khusus menangani masalah pengungsi dan pencari suaka. Dalam kasus imigran Suriah di
Eropa, UNHCR menawarkan beberapa usulan strategi dalam menghadapi situasi krisis ini.
Penutup
Hungaria melakukan pelanggaran etika sosial terhadap pengungsi dan etika moral-politik
terhadap UNHCR dan European Union. Pelanggaran etika sosial yang dilakukan adalah
perlakuan kepada pengungsi secara tidak hormat seperti kekerasan kepada pengungsi di
perbatasan. Pelanggaran etika moral-politik yang terjadi adalah tidak dipenuhinya poin poin
dalam perjanjian yang telah disetujui.
Pelanggaran ini menjadi bukti bahwa perjanjian yang dibuat ole UNHCR masih memiliki
cela. Hal ini terbuktu karena hamper semua negara merasa terugikan oleh pengungsi yang
mencari suaka. Pelaksanaan di lapangan belum sesuai dengan ketentuan yang disetujui
sebelumnya. Diperlukan peninjauan terhadap perjanjian International Covenant on Civil and
Political Rights. 1951 Refugee Convention dan tindakan tegas baik dari UNHCR maupun
European Union untuk menghindari terjadinya pelanggaran serupa.
DAFTAR PUSTAKA
Gibney, Matthew J. 2004. The Ethics and Politics of Asylum: Liberal Democracy and the
Response to Refugees. Cambridge: Cambridge University Press.
UNHCR Team. 2001. Refugee Protection: A Guide to International Refugee Law. Dokumen
online di http://www.ipu.org/pdf/publications/refugee_en.pdf diakses pada 27
Oktober 2015
Aspinall, Peter & Watters, Charles. 2010. Refugees and asylum seekers: A Review from an
Equality and Human Rights Perspective. Manchester: Equality and Human Rights
Commission.
Winarno, Budi. 2011. Isu-Isu Global Kontemporer. Yogyakarta: CAPS
Starke,J.G. 1988. Pengantar Hukum Internasional Edisi Kesepuluh. Jakarta Timur: SinarGrafika
Sumber Internet
https://www.washingtonpost.com/news/worldviews/wp/2015/08/28/map-the-wallseuropeis-building-to-keep-people-out/
http://www.wired.co.uk/news/archive/2015-09/11/europe-syria-refugee-crisis-maps
http://www.amazine.co/25501/apa-itu-wilayah-balkan-fakta-sejarah-negara-anggotanya/
http://www.bbc.com/news/world-europe-34131911
http://syrianrefugees.eu/?page_id=10
http://www.huffingtonpost.com/entry/europe-refugees-notwelcome_
55ef3dabe4b093be51bc8824
http://www.dailymail.co.uk/news/article-3222405/How-six-wealthiest-Gulf-Nationsrefusedsingle-Syrian-refugee.html
http://www.npr.org/2015/09/22/442582465/gulf-countries-face-criticism-forrefusingtoresettle-syrian-refugees
http://edition.cnn.com/2015/09/09/world/welcome-syrian-refugees-countries/
http://www.independent.co.uk/news/world/europe/refugee-crisis-timeline-how-thecrisishas-grown-10502690.html?utm_source=change_org&utm_medium=petition
http://www.dw.com/id/negara-teluk-dikritik-tolak-pengungsi-suriah/a-18697565
http://www.vox.com/2015/9/18/9349081/syrian-refugees-hungary-viktor-orban
http://www.anneahira.com/pengertian-etika-sosial.htm
http://www.chayoy.com/2012/06/makalah-etika-politik.html