Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH

KSPPS MADURA TAHUN TUTUP BUKU 2021

I. PENDAHULUAN

Ekonomi syariah berbeda dengan ekonomi pada umumnya, ia memiliki landasan


operasional yang berlandaskan pada Al-Qur’an. Salah satu usaha bisnis berbasis ekonomi
syariah adalah KSPPS. Koperasi syariah merupakan lembaga keuangan mikro yang
menghimpun dana dari anggota dan menyalurkanya kepada anggota untuk
mensejahterakan taraf hidup para anggota koperasi maupun masyarakat sekitar.

Tujuan utama mendirikan lembaga KSPPS adalah untuk menjalankan perintah Allah
dalam bidang ekonomi dan muamalah serta membebaskan masyarakat Islam dari
kegiatan-kegiatan yang dilarang oleh agama Islam. Menerapkan prinsip-prinsip Islam
dalam berekonomi dan bermasyarakat sangat diperlukan untuk menstabilkan dunia
ekonomi dan sosial yang dihadapi oleh masyarakat

Dalam pengelolaannya, KSPPS berbeda dengan koperasi konvensional. KSPPS memiliki


karakteristik sebagai berikut; koperasi syariah berpijak pada prinsip penyertaan, koperasi
syariah mendorong terjadinya hubungan ekonomi atau bisnis atas dasar kemitraan dengan
pola bagi-hasil, bukan hubungan ekonomi atas dasar hutang-piutang, koperasi syariah
tidak hanya mengalihkan ekonomi berbasis atas hutang-piutang kepada ekonomi yang
berbasis atas kemitraan, tetapi juga  memegang norma-norma etis dan komitmen sosial,
koperasi syariah mendorong tumbuhnya pengusaha, koperasi syariah mendorong
terjadinya kegiatan produktif untuk menghasilkan barang dan jasa yang mempunyai nilai
ekonomis bagi masyarakat.

Agar Lembaga KSPPS berjalan sesuai dengan kaidah Islam maka MUI mengeluarkan
peraturan bahwa koperasi syariah harus diawasi oleh DPS (Dewan Pengawas Syariah).
Berdasarkan Surat Keputusan DSN No. 3 tahun 2000, dijelaskan bahwa Dewan
Pengawas Syariah (DPS) adalah bagian dari Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang
bersangkutan, dimana penempatannya atas persetujuan DSN.

Selama tahun buku 2021, KSPPS ............ mencatatkan pertumbuhan kinerja yang baik
ditengah kondisi perekonomian Indonesia yang masih menghadapi banyak tantangan.
Pertumbuhan capaian kinerja yang kuat ini tentu tidak terlepas dari penerapan secara
konsisten sistem manajemen yang baik dengan berbasis prinsip-prinsip syariah.
1. Waktu dan Pelaksanaan Pengawasan
Pengawasan dilaksanakan secara periodik selama 1 (satu) tahun anggaran, bertempat di
lokasi obyek pengawasan, serta pengawasan secara insidental dalam ruang pertemuan
yang disepakati.

2. Ruang Lingkup Pengawasan


a. Pengawasan terhadap Penerapan Prinsip Syariah
b. Pengawasan terhadap Penghimpunan Dana
c. Pengawasan terhadap Pinjaman dan Pembiayaan Syariah
d. Pengawasan terhadap Baitul Maal
e. Pengawasan terhadap tata kelola koperasi yang baik

3. Tujuan Pengawasan
a. Memberikan opini syariah dan arahan serta petunjuk yang berhubungan dengan
kepatuhan terhadap prinsip syariah kepada Pengurus dan pengelola KSPPS ............
b. Memastikan kesesuaian seluruh operasional KSPPS ............ dengan prinsip-prinsip
syariah

II. HASIL PENGAWASAN

Pada dasarnya pengawasan terhadap KSPPS ............ dilakukan agar dalam menjalankan kegiatan
usahanya sesuai prinsip syariah. Disamping itu juga untuk menjaga citra dan kredibilitas
KSPPS ............ sebagai lembaga koperasi syariah yang mampu mengelola dana dari anggota,
calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya berdasarkan prinsip-prinsip syariah.

Dewan Pengawas Syariah telah melakukan pengawasan secara berkala sesuai sasaran
pengawasan, berikut hasil pengawasan:

a. Pengawasan terhadap Penghimpunan Dana


Produk penghimpunan dana di KSPPS ............ terdiri dari: ……….., Prinsip operasional
syariah yang diterapkan dalam penghimpunan dana anggota adalah prinsip wadiah dan
mudharabah. Jenis produk simpanan atau tabungan yang dipasarkan adalah Simpanan ……,
Simpanan …… dan Simpanan …….. . Produk penghimpunan ini belum memenuhi ketentuan
prinsip syariah dari sisi penerapan akad maupun pengelolaannya sesuai dengan fatwa DSN
MUI No. 02/DSN-MUI/IV/2000 tentang Tabungan dan Fatwa DSN MUI NO: 03/DSN-
MUI/IV/2000 Tentang Deposito. Adapun temuannya adalah:
1. Untuk akad wadiah 002 bulan Desember 2021:
a. Pada akad 002 terdapat nisbah, tidak sesuai dengan akad syariah
b. Pada akad 002 ada jangka waktu, seharusnya pada akad wadiah tidak ada jangka
waktu
c. Pada akad 002 tidak diberikan nisbah tetapi dapat diberikan bonus

2. Untuk akad Mudharabah 001 bulan Desember 2021:


a. Pada akad 001 biaya adm tidak realistis, seharusnya sesuai dengan biaya yang
dikeluarkan
b. Pada akad 001 tidak disebutkan jangka waktunya, seharusnya ada
c. Pada akad 001 tidak disampaikan resiko terjadinya kerugian pada penerapan akad
mudharabah

b. Pangawasan terhadap Pembiayaan Syariah


Adapun temuanya:
1. Pada akad 003 bulan Desember 2021 terdapat temuan pelaksanaan akad yang belum
sesuai dengan prinsip syariah:
a. Pada akad 003 (murabahah) tidak ada ketentuan bagi hasil
b. Pada akad 003 untuk keperluan pendanaan tidak sesuai dengan penerapan akad
murabahah
c. Pada akad 003 ada denda, tidak sesuai dengan prinsip syariah (riba …)
d. Pada akad 003 tidak terdapat harga beli yang sesuai dengan akad murabahah
e. Pada akad 003 biaya administrasi tidak realistis karena tidak menyebutkan
kegunaannya
Produk pembiayaan dengan skim murabahah belum memenuhi ketentuan prinsip syariah dari
sisi akad maupun pengelolaan sesuai dengan fatwa DSN MUI Nomor: 04/DSN-MUI/IV/2000
tentang Murabahah.

Atas temuan tersebut, maka DPS memberikan usulan sebagai berikut:


1. Agar lembaga senantiasa memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi agar makin
mendekatkan pada kondisi ideal, jika tahun depan masih diulangi (tidak ada perbaikan)
maka DPS akan mengundurkan diri
2. KSPPS Madura agar akad sesuai dengan DSN-MUI supaya lebih meningkatkan
kompetensi kepada seluruh karyawan khususnya customer service
3. KSPPS Madura melibatkan DPS dalam pembuatan keputusan produk simpanan wadiah
4. KSPPS Madura membenahi sistem administrasi untuk memudahkan sistem checking
pengawasan.
c. Pengawasan terhadap Baitul Mal
Zakat merupakan ibadah yang berkaitan dengan ekonomi masyarakat (Islamic social finance)
dan merupakan salah satu dari lima rukun Islam yang mempunyai status dan fungsi yang
sangat penting dalam syariat Islam sebagai suatu upaya menumbuhkan empati dan
mempersamakan rasa pada setiap individu sesama muslim.

Dalam pengelolaan Zakat Infaq dan Shadaqah, KSPPS perlu meningkatkan kinerja secara
optimal. Pada tahun 2019 KSPPS ............ mampu menghimpun dana ZIS dari Pengurus,
Karyawan, Anggota/calon anggota dan masyarakat sebesar ....... dan telah menyalurkannya
kepada mustahiq sebesar Rp ……….

d. Pengawasan terhadap tata kelola koperasi yang baik


Salah satu tolok ukur keberhasilan lembaga koperasi syariah adalah dalam hal manajemen
sumber daya manusia. Sumber Daya Manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak
koperasi syariah dalam mewujudkan eksistensinya. Dalam hal tata kelola SDM, sebaiknya
pengurus dan manajemen perlu melakukan telaah dokumen kepegawaian serta peningkatan
kompetensi secara berkelanjutan.

DPS menilai manajemen SDM di KSPPS ............ telah berjalan dengan baik. Hal ini dapat
dilihat dari sistem dan prosedur, appearance, kompetensi dan komitmen karyawan. Bahkan
dalam pengembangan SDM, selain diorientasikan untuk menjadi SDM yang bertaqwa dan
profesional, juga pengelolaannya telah menggunakan teknologi informasi berbasis android.

III. OPINI DPS

Berdasarkan hasil pengawasan DPS selama tahun 2019 melalui pemeriksaan di Kantor Pusat dan
cabang KSPPS ............, dengan ini DPS menyatakan bahwa secara global keseluruhan
operasional KSPPS ............ belum memenuhi ketentuan syariah berdasarkan Fatwa DSN-
MUI dan opini DPS.
IV. SARAN

Pada kesempatan ini pula kami perlu menyampaikan beberapa usulan untuk menyempurnakan
kelengkapan dokumen yang diterbitkan KSPPS ............ sebagai berikut:

1. Dalam hal penyelesaian anggota yang mengalami kesulitan membayar kewajiban, KSPSS
dapat mencari solusi alternatif melalui akad Penjadwalan kembali (Rescheduling). Akad
Al-Ijarah al-Muntahiyah bi al-Tamlik, atau akad Musyarakah Mutanaqishah
2. Pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) yang baik dan optimal dapat menjadi
potensi yang luar biasa besar bagi umat Islam. Oleh karena itu DPS menyarankan
perlunya langkah-langkah dan program strategis yang baik terkait dengan pengelolaan
ZISWAF, diantaranya:

a) Membangun sinergi antar-stakeholder

b) Memperluas jaringan muzakki, munfiq, dan wakif

c) Peningkatan efektivitas program pendayagunaan

V. PENUTUP

Demikian Laporan pertanggungjawaban DPS KSPPS ............ tahun buku 2019 ini disampaikan,
agar dapat diterima oleh anggota.

Semarang, 5 Maret 2020

Ketua Anggota
PROGRAM KERJA
DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) KSPPS ............
TAHUN 2020

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
KSPPS ............ adalah sebuah badan hukum yang berdasarkan atas asas kekeluargaan
yang anggotanya terdiri dari orang perorangan yang memiliki tujuan untuk
mensejahterakan anggotanya. Sebagai sebuah lembaga dengan usaha Simpan Pinjam
dan Pembiayaan dengan aset yang terus meningkat, KSPPS ............ mutlak harus
melakukan perbaikan manajemen secara berkelanjutan agar terus dapat bertahan di
ranah persaingan yang semakin ketat.

Peran DPS sangat penting dalam lembaga keuangan syariah untuk memastikan
operasional lembaga patuh dengan ketentuan syariah. Keberadaannya mengemban
tugas memastikan produk KSPPS ............ sesuai dengan syariah, memastikan tata
laksana manajemen dan pelayanan sesuai dengan syariah, menelaah tata laksana
manajemen dan pelayanan KSPPS ............ ditinjau dari kesesuaiannya dengan prinsip
muamalah dan akhlaq Islam. Disamping itu tugas yang tidak kalah pentingnya yang
diemban DPS adalah membantu manajemen dalam pembinaan aqidah, syariah dan
akhlak manajemen dan staf KSPPS.

Untuk mewujudkan tugas dan tanggung jawab DPS, diperlukan program kerja yang
realistis dan terukur.

2. Maksud dan Tujuan


a. Sebagai pertanggungjawaban Dewan Pengawas Syariah kepada anggota
melalui Rapat Anggota Tahunan
b. Sebagai bahan kajian dan evaluasi bagi anggota atas pelaksanaan program,
kebijakan dan operasional Koperasi Syariah
c. Sebagai bahan acuan pengembangan KSPPS ............

3. Dasar
a. Undang-Undang RI No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian
b. Peraturan pemerintah Nomor: 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Simpan Pinjam oleh Koperasi
c. Peraturan Pemerintah Nomor: 33 tahun 1998 tentang Modal Penyertaan pada
Koperasi
d. Peratutan Menteri Kopersi dan UKM Nomor : 14/Per/M.UKM/IX/2015 tentang
Pedoman Akuntansi Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah oleh
Koperasi
e. Peraturan Menteri Koperasidan UKM Nomor: 16/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah oleh
Koperasi
f. Peraturan menteri Koperasi dan UKM Nomor : 20/Per/M.KUKM/IX/2015
tentang Penerapan Akuntabilitas Koperasi
g. Surat Keputusan Dewan Syariah Nasional MUI No.Kep-98/MUI/III/2001
h. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Kopmensa
i. Hasil keputusan RAT Tahun Buku 2019

4. Waktu dan Pelaksanaan Pengawasan


Pengawasan dilaksanakan secara periodik selama 1 (satu) tahun anggaran, bertempat
di lokasi obyek pengawasan, bila diperlukan pengawasan dapat dilakukan secara
insidental dalam ruang pertemuan yang disepakati.

5. Ruang Lingkup Pengawasan


a. Pengawasan terhadap Penerapan Prinsip Syariah
b. Pengawasan terhadap Penghimpunan Dana
c. Pengawasan terhadap Pinjaman dan Pembiayaan Syariah
d. Pengawasan terhadap Baitul Maal
e. Pengawasan terhadap tata kelola koperasi yang baik

6. Tujuan Pengawasan
a. Memberikan opini atas kepatuhan syariah dari Kopmensa serta memberikan
arahan dan petunjuk, yang berhubungan dengan kepatuhan terhadap prinsip
syariah kepada manajemen KSPPS ............
b. Memastikan kesesuaian seluruh operasional KSPPS ............ dengan prinsip
dan aturan syariah
B. Program Kerja
1. Mengawasi produk dan kegiatan usaha Koperasi Syariah agar sesuai dengan ketentuan
dan prinsip syariah yang telah difatwakan oleh DSN-MUI;
2. Membuat opini syariah atas berbagai kebijakan dan produk baik atas permintaan/
pertanyaan dan atau produk yang dikeluarkan oleh Koperasi Syariah
3. Edukasi dan Sosialisasi Sistem Koperasi Syariah
4. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kepatuhan syariah terhadap pengelolaan koperasi
syariah.
5. Melaporkan hasil pengawasan kepada pengurus Koperasi Syariah sekurang-kurangnya
sekali dalam setengah tahun, dan kepada DSN-MUI sekurang-kurangnya satu kali
dalam satu tahun.
6. Menyelenggarakan rapat secara berkala:
 Rapat Dewan Pengawas Syariah dapat diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu)
bulan sekali atau bila dianggap perlu dapat diadakan sewaktu-waktu.
 Rapat Dewan Pengawas Syariah dengan pengelola koperasi syariah dapat
diadakan sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali.
 Rapat Dewan Pengawas Syariah dengan pengurus koperasi syariah dapat
diadakan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali atau bila dianggap perlu
dapat diadakan sewaktu-waktu.
 Keputusan Rapat Dewan Pengawas Syariah harus diambil berdasarkan
musyawarah maslahat.
 Setiap Rapat Dewan Pengawas Syariah harus membuat berita acara yang
ditandatangani oleh pimpinan rapat dan dilampiri daftar hadir peserta rapat

Semarang, 5 Maret 2020

Ketua Anggota

Anda mungkin juga menyukai