Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN TAHUNAN PENGAWASAN SYARI’AH

KSPPS BMT ALMUTHI’IN TAHUN 2019


   
I. PENDAHULUAN
1. Berdasarkan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
(KUKM) Nomor: 11/PER/M.KUKM/XII/2017 ,Tentang Pelaksanaan Kegiatan
Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syari’ah oleh Koperasi, pada Pasal 15
diamanatkan bahwa Dewan Pengawas Syari’ah (DPS) bertanggung-jawab kepada
Anggota dengan menyampaikan Laporan hasil pelaksanaan pengawasannya
kepada Rapat Anggota Tahunan.
Dalam Anggaran Dasar KSPPS BMT Al-Muthi’in, Pasal 59 juga disebutan,
bahwa Dewan Pengawas Syariah bertugas melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan prinsip – prinsip ekonomi syariah dalam Usaha Koperasi dan pada
Pasal 60 disebutkan bahwa DPS berkewajiban membuat laporan pertanggung
jawaban secara tertulis tentang hasil pelaksanaan tugasnya kepada Rapat
Anggota.

2. Obyek Pengawasan meliputi :


a. Pelaksanaan Kegiatan KSPPS BMT Al-Muthi’in, baik Penghimpunan dana
maupun Pemberian Pembiayaannya;
b. Kesesuaian Produk & Jasa KSPPS BMT Al- Muthi’in dengan Fatwa Dewan
Syari’ah Nasional (DSN)
c. Opini dan Penilaian aspek syari’ah atas operasional BMT Al-Muthi’in;
d. Pembinaan Karyawan dan sosialisasi produk BMT

3. Kelengkapan Pengawasan
a. Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) dan Buku-buku Fiqh Muamalah
b. Buku-buku Pedoman Lembaga Keuangan Syariah
. c. Ketentuan Standart Akad / Transaksi Syariah
d. Formulir dan Bukti transaksi
e. Laporan Tahunan

II. PELAKSANAAN PENGAWASAN SYARI’AH


1.Penghimpunan Dana
Sesuai dengan Ketentuan Perkoperasian, KSPPA BMT Al-Muthi’in melakukan
penghimpunan dana dari anggota, untuk dikelola dengan sebaik-baiknya.
Adapun dana tersebut berasal dari beberapa sumber , yaitu sbb:
a. Simpanan Pokok dan Iuran Wajib Anggota Koperasi .
Jumlah Anggota aktif sampai akhir tahun 2019 sebanyak 618 orang.
Tetapi Jumlah Rekening penabung sebanyak 2.811 Rekening,
Berarti sangat banyak penabung berstatus Calon Anggota Koperasi.
Padahal menurut peraturan perkoperasian, sebagai Calon Anggota hanya
diberikan waktu 3 bulan,selanjutnya harus menjadi Anggota.
b. Tabungan/Simpanan Nasabah/Anggota Koperasi , meliputi :
Simpanan Al-Muthi’in; Simpanan Lembaga; Simpanan Haji/umrah;
Simpanan Qurban, Simpanan Pendidikan; Simpanan Pensiun; dan
Simpanan Askesos
Jumlah dana seluruh simpanan tersebut mencapai Rp 7.659.059.718,-
- Sedangkan Simpanan Berjangka berjumlah Rp 1.150.477.048,-
Dibanding tahun 2018, terdapat kenaikan jumlah simpanan sebanyak 20 %
Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan anggota dan masyarakat terhadap
KSPPS BMT Al-Muthi’in cukup baik. .
Produk Simpanan tersebut diperlakukan sebagai Simpanan Mudharabah,
Yaitu dengan simpanan tsb para nasabah mendapatkan bagian keuntungan
dari bagi hasil usaha BMT Al-Muthi’in.
c. Penerimaan bagi hasil dari Bank Syari’ah dan BMT lain,
d. Penerimaan Zakat,infaq ,shadaqah ,wakaf tunai, hibah .
e. Bagian keuntungan dari hasil usaha lainnya.
Jumlah Asset KSPPS BMT Al-Muthi’in th 2019 sebanyak :Rp 11.447.525.320,-
( Asset th 2018 Rp 10.009.002.109,- ( Terdapat kenaikan 14,3 % ).
Ini berarti Para Pengurus Koperasi mendapatkan amanah untuk dapat mengelola
Asset Koperasi dari berbagai sumber dana tersebut,

2. Pemberian Pembiayaan
Pada tahun 2019, KSPPS BMT Al-Muthi’in telah memberikan Pembiayaan
kepada 336 orang / nasabah/dengan dana sebnyak : Rp 6.143.511.000,-
Adapun berbagai Jenis Akad Pembiayaan yang diambil meliputi :
a. Akad Murabahah, yaitu Pemberian pembiayaan kepada nasabah dengan akad
jual-beli barang dengan pembayaran tangguh, atau angsuran , dengan harga
dan waktu pembayaran sesuai kesepakatan antara BMT sebagai penjual
dengan nasabah sebagai pembeli.
Pembiayaan Akad murabahah 199 nasabah, dengan nilai Rp 2.964.311.000,-
hingga menyerap dana 48.25 % dari seluruh pembiayaan pada koperasi.
Hal ini disebabkan karena pembiayaan murabahah prosesnya sangat sederhana.
b. Akad Ijarah, yaitu: pemberian pembiayaan kepada nasabah dengan akad sewa
barang atau jasa /multi jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa atau
imbalan jasa. Pembiayaan Ijarah,khuusnya Ijarah multi jasa banyak digunakan
untuk keperluan pendidikan dan kesehatan dsb.
Pembiayaan Akad Ijarah 103 orang dengan dana Rp 1.594.300.000,- .( 25 %)
dari seluruh jenis pembiayaan.
c. Pembiayaan Al-Qord , yaitu pemberian pembiayaan /pinjaman kepada
nasabah, tanpa margin atau tambahan apapun dalam pengembalian pinjaman,
tetapi nasabah diharapkan memberikan infaqnya secara sukarela.
Pembiayaan Al-Qord ini memang terbatas, mencapai Rp 998.200.000,- ( 16 %)
Akad produk ini hanya diberikan kepada orang kurang mampu, fisabilillah, atau
untuk keperluan mendesak.
.d. Pembiayaan Hiwalah ,,yaitu pemberian pinjaman kepada nasabah untuk
keperluan pengalihan pinjaman atau pengalihan penanggungjawab pinjaman
Pembiayaan Hiwalah ini sebagai solusi meringankan beban nasabah pada
Lembaga Keuangan lain,disamping sebagai upaya berlepas diri dari riba.
Akad Produk ini sebanyak 18 orang dengan dana Rp 300.700.000,- ( 5 % )
d. Pembiayaan Mudharabah yaitu Pemberian pinjaman modal untuk usaha
kepada nasabah yang memiliki skill/keterampilan usaha, dengan perjanjian bagi
hasil dari keuntungan usahanya.
Akad Mudharabah hanya diambil oleh 2 orang, dana Rp 188.000.000,- ( 3 %)
Pada umumnya nasabah kurang sanggup untuk mencatat keuangan dalam
usahanya, sebagai syarat untuk memilih produk mudharabah.
Mestinya, para anggota Koperasi yang bekerja sebagai pedagang, pengusaha,
peternak dan usaha lain menggunakan Produk Mudharabah untuk memajukan
usahanya. Tetapi karena pada umumnya mereka belum terbiasa melakukan tertib
administrasi keuangannya, maka mereka memilih produk murabahah. yang
lebih mudah urusannya.
e. Pembiayaan Musyarakah yaitu Usaha Bersama antara BMT dengan nasabah,
dengan cara patungan modal (Kongsi), dan dengan perjanjian bagi hasil.
Akad produk ini hanya digunakan oleh 1 orang , dana Rp 80.000.000,-(1,3%)
Kurangnya minat nasabah mengambil produk pembiayaan musyarakah, karena
pada umumnya orang kurang biasa tertib dalam administrasi keuangan .

Jumlah nasabah yang melakukan akad/transaksi di KSPPS BMT Al-Muthi’in


pada tahun 2019 sebanyak 336 orang, dengan dana Rp 6.143.511.000,
Sedangkan tahun 2018 sebanyak 387 orang dengan dana Rp 5.145.090.943,-
Terjadi penurunan jumlah nasabah 15 %, tetapi ada kenaikan jumlah dana 19 %

2. Kesesuaian Produk dan Jasa BMT Al-Muthi’in dengan Fatwa


Dewan Syari”ah Nasional ( DPS)
a. Secara umum, pelaksanaan penghimpunan dana pada BMT Al-Muthi’in telah
sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah dan tidak menyimpang dari fatwa
Dewan Syari’ah Nasional (DSN).
b. Demikian pula dalam pelaksanaan pembiayaan , juga telah sesuai dengan
prinsip-prinsip syari’ah dan tidak menyimpang dari fatwa DSN.
Hanya saja masih dijumpai pelaksanaan yang kurang tertib / kurang tepat
dalam kelengkapan administrasi,antara lain :
1) Dalam pembiayaan murabahah kadang-kadang kurang dilengkapi faktur
penjualan barang dari Koperasi sebagai penjual kepada nasabah sebagai
pembeli.
2) Pembiayaan yang digunakan untuk modal usaha , mestinya
menggunakan Akad Mudharabah, tetapi agak dipaksakan dengan akad
murabahah. Hal ini bisa dimaklumi, karena pada umumnya nasabah
belum terbiasa melakukan administrasi keuangan secara tertib.
c. Pembagian dan distribusi bagi hasil usaha , juga telah sesuai dengan fatwa
DSN, yaitu pembagian hasil usaha menggunakan prinsip cash basis
(pendapatan hasil usaha yang diakui sudah dimiliki secara cash) .
d. Pedoman yang digunakan untuk sosialisasi dan publikasi ekonomi syari’ah,
juga telah dilakukan oleh Pengurus dan Manager BMT Al-Muthi’in telah
sesuai dengan Fatwa DSN. Hanya saja belum menjangkau dan belum benar-
benar dipahami oleh kebanyakan anggota dan para nasabah.
e. Dalam bidang social, yaitu pengelolaan zakat/infaq/shadaqah (ZIS) ,
Pengurus BMT juga telah melaksanakan sesuai dengan ketentuan , meskipun
masih terbatas. Hal ini karena urusan Baitul Mal ada pengurus yang khusus
menangani pengumpulan dan pembagian hasil ZIS.
f. Usaha lain yang dilakukan oleh KSPPS BMT Al-Muthi’in dalam melayani
kebutuhan anggota, seperti pembayaran listrik, arisan motor, dsb.juga telah
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

3. Opini Syari’ah secara keseluruhan atas pelaksanaan Operasional


KSPPS BMT Al-Muthi’an.
a. Secara keseluruhan, KSPPS BMT Al-Muthi’in telah berupaya untuk menjadi
Lembaga Keuangan Syari’ah dengan berpedoman pada fatwa DSN, baik
dalam penghimpunan dana maupun dalam pembiayaan.
b. Memang masih dijumpai beberapa pembiayaan yang keliru dalam
penggunaan akad . Seperti , mestinya untuk pembiayaan tambahan modal
usaha digunakan akad Mudharabah, tapi digunakan akad Murabahah.
Mestinya dengan Akad Hiwalah, tetapi digunakan Akad Kafalah..
c. Menurut pengamatan kami selaku Dewan Pengawas Syariah, permasalahan
yang sering dihadapi lebih banyak diakibatkan oleh pihak nasabah, yang
belum memahami mekanisme produk-produk Koperasi Syariah. Mereka
masih banyak yang hanya menginginkan kemudahan mendapatkan dana.
d. Namun perlu dihargai bahwa sebagian nasabah telah memahami pentingnya
hidup berkah sesuai syariah,walaupun belum memahami ilmu syariah,
Hal ini menuntut perlunya dilakukan edukasi syariah baik kepada nasabah
maupun bagi para pengelola koperasi.
e. Untuk bantuan pengurusan bagi anggota /nasabah yang akan melakukan
ibadah Haji atau Umrah , mestinya BMT bisa menggunakan Akad Kafalah,
dan mendapatkan ujrah/fee sebagai imbalan jasa pengurusan. Rupanya
Pengelola BMT belum mengambil peluang ini.
f. Dalam kegiatan operasionalnya., KSPPS BMT Al-Muthi’in Tidak ditemui
kegiatan usaha yang bathil (tidak sesuai Syariah) seperti :
1) Riba (rentenir); 2) Maisir ( judi/spekulasi ;
3) Najasy ( dolob/pura-pura) 4) Tadlis ( menyembunyikan yang haram ) ;
5) Gharar (penipuan) ; 6) Dzalim ( Mencurangi, menagih paksa)
7) Risywah ( suap, gratifikasi) ;8). Dhiror ( usaha yang membahayakan),
9) Ihtiqar ( penimbunan barang;10) Dan usaha terlarang lainnya.

4. Pembinaan dan Sosialisasi Produk


a. Kegiatan pembinaan dan Sosialisai Produk bagi Pengurus dan Karyawan
pada KSPPS BMT Al-Muthi’in telah dilakukan secara rutin setiap hari
Sabtu pagi , dalam bentuk pengkajian pengetahuan agama Islam.
b. Sedangkan sosialisasi kepada anggota belum dapat dilakukan secara rutin.
Hanya dalam pengajian, kadang-kadang diberikan penjelasan tentang
materi ekonomi dalam Islam, termasuk produk-produk yang
dikembangkan di Unit-unit Keuangan Syariah.

III. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
a. Pelaksanaan Produk dan Jasa BMT Al-Muthi’in secara umum telah sesuai
dengan prinsip-prinsip syari’ah dan sesuai dengan fatwa Dewan Syari’ah
Nasional ( DSN ).
b. Pada tahun 2019, BMT Al-Muthi’in telah memberikan pembiayaan
kepada sebanyak 336 orang. Hal ini berarti bahwa KSPPS BMT Al-
Muthi’in telah berperan memberi manfaat bagi umat,
c. Disadari, masih terdapat pembiayaan yang kurang tepat penggunaan
akadnya, dan masih sring dijumpai adanya kekeliruan dankurang teliti
secara redaksional .
d. Pedoman operasional dan produk yang dikeluarkan sudah sesuai dengan
ketentuan syari’ah.
e. Usaha-usaha lain yang dilakukan Koperasi/BMT Al-Muthi’in seperti:
pelayanan pembayaran listrik, Arisan motor dsb. juga telah memberi
manfaat besar bagi umat .
f. Kekompakan, semangat dan kerja sama antara Pengurus dan Pengelola
KSPPS BMT Al-Muthi’in terjalin sangat bagus .
g. Perlu ditingkatkan terus pemahaman dan kesadaran hidup sesuai syari’ah,
baik bagi pengelola koperasi maupun bagi nasabah. Pengurus dan
pengelola selalu memperbarui niat dan keyakinan , bahwa :
“Dengan Syari’ah Hidup akan lebih berkah ‘’.

2. Saran-saran
a. Manager dan seluruh staf petugas BMT Al-Muthi’in supaya tetap
istiqamah dalam pelaksanaan tugas, mengacu pada fatwa Dewan Syari’ah
Nasional dan standarisasi akad perbankan syari’ah;
b. Petugas BMT perlu hati-hati dan lebih cermat dalam menyusun kalimat/
redaksional akad dan membaca kembali sebelum ditandatangani.
c. Perlu di usahakan tenaga pendamping yang memiliki keterampilan usaha
untuk mendampingi peminjam produk mudharabah dan musyarakah.
d. Pembinaan Rohaniyah dan kajian keilmuan syari’ah yang rutin setiap
Sabtu pagi bagi karyawan BMT agar terus dilaksanakan secara istiqamah,
e. Pelayanan terbaik kepada nasabah terus dilakukan dan ditingkatkan,
khususnya ketika penandatangan Akad pembiayaan, perlu dijelaskan
secara singkat tentang perlunya hidup sesuai syari’ah. .

3. Penutup
Demikianlah laporan kami selaku Pengawas Syari’ah atas pelaksanaan
operasional KSPPS BMT Al-Muthi’in tahun 2019, Semoga Allah Swt.
meridhai usaha kita, mengampuni kesalahan kita. Aamiin.

Bantul ,2 Pebruari 2020 M


8 Jumadil-akhir1441 H
Pengawas Syari’ah KSPPS BMT Al-Muthi’in

HM.Annas Mahduri HM. Ja’far


XXXXXXXXXX

LAPORAN TAHUNAN PENGAWASAN SYARI’AH


KSPPS BMT ALMUTHI’IN TAHUN 2018
   
f. PENDAHULUAN
1. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 6/24/PBI/2004 dan PBI
No.8/3/PBI/2006 bahwa Dewan Pengawas Syariah (DPS) harus menyampaikan
Laporan Pengawasan Syariah secara periodik, tentang kegiatan Lembaga
Keuangan Syariah yang menjadi tanggung-jawabnya.
. Dalam Anggaran Dasar KSPPS BMT Al-Muthi’in, Pasal 59 diamanahkan, bahwa
Dewan Pengawas Syariah bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
prinsip – prinsip ekonomi syariah dalam Usaha Koperasi dan pada Pasal 60
disebutkan bahwa DPS berkewajiban membuat laporan pertanggungjawaban
secara tertulis tentang hasil pelaksanaan tugasnya kepada Rapat Anggota.

2. Obyek Pengawasan meliputi :


a. Pelaksanaan dan Kesesuaian Produk & Jasa KSPPS BMT Al- Muthi’in dengan
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional (DSN)
b. Opini dan Penilaian aspek syari’ah atas operasional BMT Al-Muthi’in;
g. Kesimpulan dan Saran.

a. Kelengkapan Pengawasan
a. Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) dan Buku-buku Fiqh Muamalah
b. Buku-buku Pedoman Lembaga Keuangan Syariah
c. Ketentuan Standart Akad / Transaksi Syariah
d. Formulir dan Bukti transaksi
e. Laporan Tahunan

II. PELAKSANAAN PENGAWASAN SYARI’AH


b. Jenis Produk dan Jasa BMT Al-Muthi’in
i. Penghimpunan Dana
Sesuai dengan Peraturan dan Ketentuan Perkoperasian, penghimpunan dana
BMT Al-Muthi’in berasal dari beberapa sumber :
1) Simpanan Pokok dan iuran anggota koperasi.
Jumlah anggota pada akhir tahun 2017 sebanyak 512 orang.
2) Tabungan Anggota/Nasabah Aktif , sebanyak 2.545 orang, meliputi
beberapa produk tabungan , yaitu Simpanan Al-Muthi’in, Simpanan
Lembaga, Simp. Haji, Simpanan Qurban, Simp. Pendidikan, Simp. Pensiun,
Produk Simpanan tersebut diperlakukan sebagai Simpanan Mudharabah,
Yaitu dengan simpanan tsb para nasabah mendapatkan bagian keuntungan
dari bagi hasil usaha BMT Al-Muthi’in.
h. Penerimaan bagi hasil dari Bank Syari’ah dan BMT lain, atas nama Rekening
BMT Al-Muthi’in
i. Penerimaan Zakat,infaq ,shadaqah ,wakaf tunai, hibah .
j. Bagian dari keuntungan hasil usaha .

i. Pembiayaan ( Pemberian pinjaman)


Produk-produk Pembiayaan yang telah diberikan kepada masyarakat/
nasabah meliputi :
1. Pembiayaan Murabahah, yaitu Pemberian pinjaman kepada nasabah dengan
akad jual-beli barang dengan pembayaran tunai atau tangguh, secara cash
atau angsuran , dengan harga dan waktu pembayaran sesuai kesepakatan
antara BMT sebagai penjual dengan nasabah sebagai pembeli.
Pada tahun 2017, pinjaman murabahah sebayak 330 nasabah,dengan jumlah
dana sebesar : Rp. 3.301.830.000,- ( menurun 5 % dibanding tahun 2016)
2. Pembiayaan Ijarah, yaitu: pemberian pinjaman kepada nasabah dengan akad
sewa menyewa barang atau jasa /multi jasa dalam waktu tertentu melalui
pembayaran sewa atau imbalan jasa. Dalam Pembiayaan Ijarah multi jasa
pada umumnya digunakan untuk biaya pendidikan dan kesehatan dsb.
Pada tahun 2017. pembiayaan pinjaman ijarah sebanyak 86 nasabah,
dengan dana sebanyak Rp 981.000.000,- ( kenaikan 25 % dibanding 2016)
3) Pembiayaan Al-Qord , yaitu pemberian pinjaman kepada nasabah, tanpa
tambahan apapun dalam pengembalian pinjaman, tetapi nasabah diharapkan
memberikan infaqnya secara sukarela. Al-Qord ini diberikan kepada orang
yang kurang mampu, lembaga fisabilillah, untuk keperluan yang mendesak.
Pada tahun 2017, pembiayaan pinjaman Al-Qord diberikan kepada 2
orang/lembaga dengan dana sebesar Rp 170.000.000,- Dalam hal
inidiberikan kepada Yayasan Al-Muthi’in untuk talangan pembayaran tanah.
4) Pembiayaan Kafalah,yaitu pemberian pinjaman kepada nasabah untuk
keperluan pengalihan pinjaman atau pengalihan penanggungjawab pinjaman
Pada tahun 2017, pinjaman Kafalah 4 orang dengan dana Rp 31.000.000,-
5) Pembiayaan Mudharabah : Pemberian pinjaman modal untuk usaha kepada
nasabah, dengan perjanjian bagi hasil dari keuntungan usahanya.
Pada tahun 2017 ini ternyata produk Mudharabah hanya 1 orang nasabah.
Dengan dana sebanyak Rp 15.000.000,-
Mestinya, para pedagang, pengusaha, peternak dan usaha lain menggunakan
Produk Mudharabah ini untuk meningkatkan usahanya. Tetapi karena pada
umumnya mereka belum tertib administrasi keuangannya, sehingga
keuntungan bulanan tidak tercatat dengn baik, maka mereka memilih produk
pinjaman murabahah. yang lebih mudah urusannya.
6) Pembiayaan Musyarakah : Usaha Bersama antara BMT dengan nasabah,
dengan cara patungan modal (Kongsi) dan perjanjian bagi hasil.
Sama dengan Mudharabah, produk ini juga hanya 1 orang peminatnya,
dengan dana sebanyak Rp 50.000.000,-
7) Jumlah anggota/nasabah yang melakukan akad/transaksi di Koperasi BMT
Al-Muthi’in sebanyak 424 orang, dengan dana sebesar Rp 4.548.830.000,-

b. Kesesuaian Produk dan Jasa BMT Al-Muthi’in dengan Fatwa


Dewan Syari”ah Nasional ( DPS)
1) Secara umum, pelaksanaan penghimpunan dana pada BMT Al-Muthi’in telah
sesuai dengan perinsip-prinsip syari’ah dan tidak menyimpang dari fatwa
Dewan Syari’ah Nasional (DSN).
2) Dalam pelaksanaan pembiayaan , juga telah sesuai dengan prinsip-prinsip
syari’ah dan tidak menyimpang dari fatwa DSN.
Hanya saja sering tidak tepat dalam jenis pembiayaan , mestinya bagi
pengusaha,pedagang, dan pelaku bisnis lainnnya, diberikan dengan
pembiayaan mudharabah , tetapi agak dipaksakan dengan murabahah.
g. Pembagian dan distribusi bagi hasil usaha , juga telah sesuai dengan fatwa
ketatapan DSN, yaitu pembagian hasil usaha menggunakan prinsip cash
basis (pendapatan hasil usaha yang diakui sudah dimiliki secara cash) .
h. Pedoman yang digunakan untuk sosialisasi dan publikasi ekonomi syari’ah,
juga telah dilakukan oleh Pengurus dan Manager BMT Al-Muthi’in telah
sesuai dengan Fatwa DSN. Hanya saja belum menjangkau dan belumbenar-
benar dipahami oleh kebanyakan anggota dan para nasabah.
i. Dalam bidang social, yaitu pengelolaan zakat/infaq/shadaqah (ZIS) ,
Pengurus BMT juga telah melaksanakan sesuai dengan ketentuan , meskipun
masih terbatas. Hal ini karena urusan Baitul Mal ada pengurus yang khusus
menangani pengumpulan dan pembagian hasil ZIS.
6) Tidak ditemui kegiatan BMT yang tidak sesuai Syariah spt :
a) Riba (rentenir); b. Tadlis ( memalsukan/menyembunyikan yang haram ) ;
c) Maisir ( Perjudian/spekulasi) ; c) Najasy ( kepura-puraan );
d) Gharar (penipuan) ; f) Dzalim ( Mencurangi, menagih cara paksa)
g) Risywah ( suap, gratifikasi) ; h. Dhiror ( usaha yang membahayakan),

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
f. Pelaksanaan Produk dan Jasa BMT Al-Muthi’in secara umum telah sesuai
dengan prinsip-prinsip syari’ah dan sesuai dengan fatwa Dewan Syari’ah
Nasional ( DSN ).
g. Pada tahun 2017, BMT Al-Muthi’in telah memberikan manfaat berupa
pinjaman/ pembiayaan kepada sebanyak 424 orang anggota/nasabah,
dengan dana sebesar Rp 4.548.830.000,-
Hal ini berarti bahwa seluruh anggota Koperasi BMT Al-Muthi’in secara
bersama-sama telah saling memberi manfaat kepada orang lain.
h. Masih terdapat pembiyaan yang kurang tepat penempatannya, seperti :
Pembiayaan untuk modal usaha mestinya menggunakan akad/transaksi
Mudharabah, tetapi yang digunakan adalah akad Murabahah. Hal ini bisa
dimaklumi karena kondisi dan kebiasaan nasabahyang belum bisa tertib
mencatat keuangan dalam usahanya.

i. Pedoman operasional dan produk yang dikeluarkan sudah sesuai dengan


ketentuan syari’ah.
j. Usaha-usaha lain yang dilakukan Koperasi/BMT Al-Muthi’in seperti:
pelayanan pembayaran listrik, Arisan motor dsb. juga telah memberi
manfaat besar bagi umat .
k. Masih perlu ditingkatkan lagi pemahaman dan kesadaran hidup sesuai
syari’ah, baik bagi petugas maupun bagi nasabah. Hendaknya semua
nasabah dan petugas selalu memperbarui niat untuk saling menolong,
dengan keyakinan bahwa :
“Hidup sesuai Syari’ah itu lebih berkah ‘’.

3. Saran-saran
a. Manager dan seluruh staf petugas BMT Al-Muthi’in supaya tetap
istiqamah dalam pelaksanaan tugas, mengacu pada fatwa Dewan Syari’ah
Nasional dan standarisasi akad perbankan syari’ah;
b. Petugas BMT perlu hati-hati dan lebih cermat dalam menyusun kalimat/
redaksional dalam transaksi akad dan hendaknya membacakan akad tsb. di
hadapan nasabah. Beberapa Nasabah juga tidak membaca akad/transaksi
langsung melakukan tandatangan. Mestinya hal ini tidak boleh terjadi.
c. Perlu di usahakan tenaga pendamping yang memiliki keterampilan usaha
untuk mendampingi peminjam produk mudharabah dan musyarakah.
d. Pembinaan Rahaniyah dan kajian keilmuan yang rutin setiap Sabtu pagi
bagi karyawan BMT agar terus dilaksanakan secara istiqamah, sekaligus
untuk peningkatan pemahaman tentang Ekonomi Syari’ah.
e. Pelayanan terbaik kepada nasabah terus dilakukan dan ditingkatkan.

3. Penutup
Demikianlah laporan kami selaku Pengawas Syari’ah atas pelaksanaan
operasional BMT Al-Muthi’in tahun 2017, Semoga Allah Swt. meridhai
usaha kita, mengampuni kesalahan kita dan memberikan hidayah-Nya kepada
kita semua. Aamiin.

Bantul , Pebruari 2018 M


Jumadil-awal 1439 H

Pengawas Syari’ah BMT Al-Muthi’in

Drs. HM.Annas Mahduri,M.PdI HM. Ja’far, S.PdI

LAPORAN TAHUNAN PENGAWASAN SYARI’AH


KSPPS BMT ALMUTHI’IN TAHUN 2017
   
k. PENDAHULUAN
1. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 6/24/PBI/2004 dan PBI
No.8/3/PBI/2006 bahwa Dewan Pengawas Syariah (DPS) harus menyampaikan
Laporan Pengawasan Syariah secara periodik, tentang kegiatan Lembaga
Keuangan Syariah yang menjadi tanggung-jawabnya.
. Dalam Anggaran Dasar KSPPS BMT Al-Muthi’in, Pasal 59 diamanahkan, bahwa
Dewan Pengawas Syariah bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
prinsip – prinsip ekonomi syariah dalam Usaha Koperasi dan pada Pasal 60
disebutkan bahwa DPS berkewajiban membuat laporan pertanggungjawaban
secara tertulis tentang hasil pelaksanaan tugasnya kepada Rapat Anggota.

2. Obyek Pengawasan meliputi :


a. Pelaksanaan dan Kesesuaian Produk & Jasa KSPPS BMT Al- Muthi’in dengan
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional (DSN)
b. Opini dan Penilaian aspek syari’ah atas operasional BMT Al-Muthi’in;
l. Kesimpulan dan Saran.

a. Kelengkapan Pengawasan
a. Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) dan Buku-buku Fiqh Muamalah
b. Buku-buku Pedoman Lembaga Keuangan Syariah
c. Ketentuan Standart Akad / Transaksi Syariah
d. Formulir dan Bukti transaksi
e. Laporan Tahunan

II. PELAKSANAAN PENGAWASAN SYARI’AH


b. Jenis Produk dan Jasa BMT Al-Muthi’in
i. Penghimpunan Dana
Sesuai dengan Peraturan dan Ketentuan Perkoperasian, penghimpunan dana
BMT Al-Muthi’in berasal dari beberapa sumber :
1) Simpanan Pokok dan iuran anggota koperasi.
Jumlah anggota pada akhir tahun 2017 sebanyak 512 orang.
2) Tabungan Anggota/Nasabah Aktif , sebanyak 2.545 orang, meliputi
beberapa produk tabungan , yaitu Simpanan Al-Muthi’in, Simpanan
Lembaga, Simp. Haji, Simpanan Qurban, Simp. Pendidikan, Simp. Pensiun,
Produk Simpanan tersebut diperlakukan sebagai Simpanan Mudharabah,
Yaitu dengan simpanan tsb para nasabah mendapatkan bagian keuntungan
dari bagi hasil usaha BMT Al-Muthi’in.
m. Penerimaan bagi hasil dari Bank Syari’ah dan BMT lain, atas nama Rekening
BMT Al-Muthi’in
n. Penerimaan Zakat,infaq ,shadaqah ,wakaf tunai, hibah .
o. Bagian dari keuntungan hasil usaha .

i. Pembiayaan ( Pemberian pinjaman)


Produk-produk Pembiayaan yang telah diberikan kepada masyarakat/
nasabah meliputi :
1. Pembiayaan Murabahah, yaitu Pemberian pinjaman kepada nasabah dengan
akad jual-beli barang dengan pembayaran tunai atau tangguh, secara cash
atau angsuran , dengan harga dan waktu pembayaran sesuai kesepakatan
antara BMT sebagai penjual dengan nasabah sebagai pembeli.
Pada tahun 2017, pinjaman murabahah sebayak 330 nasabah,dengan jumlah
dana sebesar : Rp. 3.301.830.000,- ( menurun 5 % dibanding tahun 2016)
2. Pembiayaan Ijarah, yaitu: pemberian pinjaman kepada nasabah dengan akad
sewa menyewa barang atau jasa /multi jasa dalam waktu tertentu melalui
pembayaran sewa atau imbalan jasa. Dalam Pembiayaan Ijarah multi jasa
pada umumnya digunakan untuk biaya pendidikan dan kesehatan dsb.
Pada tahun 2017. pembiayaan pinjaman ijarah sebanyak 86 nasabah,
dengan dana sebanyak Rp 981.000.000,- ( kenaikan 25 % dibanding 2016)
3) Pembiayaan Al-Qord , yaitu pemberian pinjaman kepada nasabah, tanpa
tambahan apapun dalam pengembalian pinjaman, tetapi nasabah diharapkan
memberikan infaqnya secara sukarela. Al-Qord ini diberikan kepada orang
yang kurang mampu, lembaga fisabilillah, untuk keperluan yang mendesak.
Pada tahun 2017, pembiayaan pinjaman Al-Qord diberikan kepada 2
orang/lembaga dengan dana sebesar Rp 170.000.000,- Dalam hal
inidiberikan kepada Yayasan Al-Muthi’in untuk talangan pembayaran tanah.
4) Pembiayaan Kafalah,yaitu pemberian pinjaman kepada nasabah untuk
keperluan pengalihan pinjaman atau pengalihan penanggungjawab pinjaman
Pada tahun 2017, pinjaman Kafalah 4 orang dengan dana Rp 31.000.000,-
5) Pembiayaan Mudharabah : Pemberian pinjaman modal untuk usaha kepada
nasabah, dengan perjanjian bagi hasil dari keuntungan usahanya.
Pada tahun 2017 ini ternyata produk Mudharabah hanya 1 orang nasabah.
Dengan dana sebanyak Rp 15.000.000,-
Mestinya, para pedagang, pengusaha, peternak dan usaha lain menggunakan
Produk Mudharabah ini untuk meningkatkan usahanya. Tetapi karena pada
umumnya mereka belum tertib administrasi keuangannya, sehingga
keuntungan bulanan tidak tercatat dengn baik, maka mereka memilih produk
pinjaman murabahah. yang lebih mudah urusannya.
6) Pembiayaan Musyarakah : Usaha Bersama antara BMT dengan nasabah,
dengan cara patungan modal (Kongsi) dan perjanjian bagi hasil.
Sama dengan Mudharabah, produk ini juga hanya 1 orang peminatnya,
dengan dana sebanyak Rp 50.000.000,-
7) Jumlah anggota/nasabah yang melakukan akad/transaksi di Koperasi BMT
Al-Muthi’in sebanyak 424 orang, dengan dana sebesar Rp 4.548.830.000,-

b. Kesesuaian Produk dan Jasa BMT Al-Muthi’in dengan Fatwa


Dewan Syari”ah Nasional ( DPS)
1) Secara umum, pelaksanaan penghimpunan dana pada BMT Al-Muthi’in telah
sesuai dengan perinsip-prinsip syari’ah dan tidak menyimpang dari fatwa
Dewan Syari’ah Nasional (DSN).
2) Dalam pelaksanaan pembiayaan , juga telah sesuai dengan prinsip-prinsip
syari’ah dan tidak menyimpang dari fatwa DSN.
Hanya saja sering tidak tepat dalam jenis pembiayaan , mestinya bagi
pengusaha,pedagang, dan pelaku bisnis lainnnya, diberikan dengan
pembiayaan mudharabah , tetapi agak dipaksakan dengan murabahah.
j. Pembagian dan distribusi bagi hasil usaha , juga telah sesuai dengan fatwa
ketatapan DSN, yaitu pembagian hasil usaha menggunakan prinsip cash
basis (pendapatan hasil usaha yang diakui sudah dimiliki secara cash) .
k. Pedoman yang digunakan untuk sosialisasi dan publikasi ekonomi syari’ah,
juga telah dilakukan oleh Pengurus dan Manager BMT Al-Muthi’in telah
sesuai dengan Fatwa DSN. Hanya saja belum menjangkau dan belumbenar-
benar dipahami oleh kebanyakan anggota dan para nasabah.
l. Dalam bidang social, yaitu pengelolaan zakat/infaq/shadaqah (ZIS) ,
Pengurus BMT juga telah melaksanakan sesuai dengan ketentuan , meskipun
masih terbatas. Hal ini karena urusan Baitul Mal ada pengurus yang khusus
menangani pengumpulan dan pembagian hasil ZIS.
6) Tidak ditemui kegiatan BMT yang tidak sesuai Syariah spt :
a) Riba (rentenir); b. Tadlis ( memalsukan/menyembunyikan yang haram ) ;
c) Maisir ( Perjudian/spekulasi) ; c) Najasy ( kepura-puraan );
d) Gharar (penipuan) ; f) Dzalim ( Mencurangi, menagih cara paksa)
g) Risywah ( suap, gratifikasi) ; h. Dhiror ( usaha yang membahayakan),

V. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
f. Pelaksanaan Produk dan Jasa BMT Al-Muthi’in secara umum telah sesuai
dengan prinsip-prinsip syari’ah dan sesuai dengan fatwa Dewan Syari’ah
Nasional ( DSN ).
g. Pada tahun 2017, BMT Al-Muthi’in telah memberikan manfaat berupa
pinjaman/ pembiayaan kepada sebanyak 424 orang anggota/nasabah,
dengan dana sebesar Rp 4.548.830.000,-
Hal ini berarti bahwa seluruh anggota Koperasi BMT Al-Muthi’in secara
bersama-sama telah saling memberi manfaat kepada orang lain.
h. Masih terdapat pembiyaan yang kurang tepat penempatannya, seperti :
Pembiayaan untuk modal usaha mestinya menggunakan akad/transaksi
Mudharabah, tetapi yang digunakan adalah akad Murabahah. Hal ini bisa
dimaklumi karena kondisi dan kebiasaan nasabahyang belum bisa tertib
mencatat keuangan dalam usahanya.

i. Pedoman operasional dan produk yang dikeluarkan sudah sesuai dengan


ketentuan syari’ah.
j. Usaha-usaha lain yang dilakukan Koperasi/BMT Al-Muthi’in seperti:
pelayanan pembayaran listrik, Arisan motor dsb. juga telah memberi
manfaat besar bagi umat .
k. Masih perlu ditingkatkan lagi pemahaman dan kesadaran hidup sesuai
syari’ah, baik bagi petugas maupun bagi nasabah. Hendaknya semua
nasabah dan petugas selalu memperbarui niat untuk saling menolong,
dengan keyakinan bahwa :
“Hidup sesuai Syari’ah itu lebih berkah ‘’.

4. Saran-saran
a. Manager dan seluruh staf petugas BMT Al-Muthi’in supaya tetap
istiqamah dalam pelaksanaan tugas, mengacu pada fatwa Dewan Syari’ah
Nasional dan standarisasi akad perbankan syari’ah;
b. Petugas BMT perlu hati-hati dan lebih cermat dalam menyusun kalimat/
redaksional dalam transaksi akad dan hendaknya membacakan akad tsb. di
hadapan nasabah. Beberapa Nasabah juga tidak membaca akad/transaksi
langsung melakukan tandatangan. Mestinya hal ini tidak boleh terjadi.
c. Perlu di usahakan tenaga pendamping yang memiliki keterampilan usaha
untuk mendampingi peminjam produk mudharabah dan musyarakah.
d. Pembinaan Rahaniyah dan kajian keilmuan yang rutin setiap Sabtu pagi
bagi karyawan BMT agar terus dilaksanakan secara istiqamah, sekaligus
untuk peningkatan pemahaman tentang Ekonomi Syari’ah.
e. Pelayanan terbaik kepada nasabah terus dilakukan dan ditingkatkan.

3. Penutup
Demikianlah laporan kami selaku Pengawas Syari’ah atas pelaksanaan
operasional BMT Al-Muthi’in tahun 2017, Semoga Allah Swt. meridhai
usaha kita, mengampuni kesalahan kita dan memberikan hidayah-Nya kepada
kita semua. Aamiin.

Bantul , Pebruari 2018 M


Jumadil-awal 1439 H

Pengawas Syari’ah BMT Al-Muthi’in

Drs. HM.Annas Mahduri,M.PdI HM. Ja’far, S.PdI

PERBEDAAN MENDASAR ANTARA LEMBAGA


KEUANGAN KONFENSIONAL DENGAN SYARI’AH

PERIHAL KONFENSIONAL SYARI’AH

NIAT PENDIRIAN
LEMBAGA Meraih Keuntungan Meraih Ridha Allah & Keuntungan
KEUANGAN

PERMODALAN Dari Pribadi/masyarakat Dari Umat untuk Umat

PROSES USAHA Proses Bisnis Bebas Halal/haram Hanya kegiatan yg halal


Sesuai Syari’ah

PEMBIAYAAN Bebas untuk keperluan/ Terbatas utk keperluan/kegiatan


(Pinjaman) Kegiatan halal-haram yang diizinkan Syari’ah

Nisbah Bagi hasil


KEUNTUNGAN Dijanjikan/ditetapkan Keuntungan Dipredikasi
Dengan prosentase mis.9 %) Misal: Nasabah: BMT = 60% : 40%
Ketentuan dari Bank Berdasarkan Kesepakatan
(Deal dari Nasabah)

TRANSAKSI/ Terikat UU &Peraturan Mengikuti Petunjuk &


AKAD Bank Umum Fatwa DSN

RESIKO Ada Pinalti (disita) Tidak ada Pinalti


Hanya denda administrasi

Anda mungkin juga menyukai