Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN
PPI yang merupakan kepanjangan dari Proton Pump Inhibitors (Penghambat
Pompa Proton) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada berbagai
macam obat yang dipakai untuk mengobati pasien dengan masalah terkait asam
lambung

seperti

Gastroesophageal

Reflux

Disease

(Penyakit

Refluks

Gastroesofageal / GERD), tukak lambung dan gastritis. Dalam kasus tukak rutin
yang disebabkan oleh bakteri helicobacter Pylori, PPI digunakan bersama dengan
resep antibiotik untuk mengobati penyakit tersebut.
PPI telah dikenal berguna untuk mengurangi sekresi asam lambung sampai
dengan sembilan puluh sembilan persen. Selain itu, delapan puluh persen pasien
yang diobati karena refluks gastroesofageal dengan menggunakan penghambat
pompa proton dilaporkan telah sembuh sepenuhnya, menurut sebuah studi yang
dilaporkan oleh WebMD.
Namun mengapa mengatur asam lambung begitu penting? Nah, ini karena
asam lambung yang terlalu banyak akan memperpanjang jumlah waktu yang
diperlukan tukak lambung untuk sembuh dan dapat menyebabkan erosi esofagus
pada penderita yang katup kerongkongan-lambungnya (yaitu sfingter esofagus
bawah) tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Akar penyebab melemahnya katup
dapat ditelusuri dengan sebab-sebab seperti asupan alkohol, konsumsi coklat dan
bahkan makan terlalu banyak tomat.
Kesulitan dalam menyembuhkan tukak hanyalah suatu bagian dari masalah
refluks gastroesofageal menyebabkan ketidaknyamanan yang umum, meningkatkan
risiko laserasi heartburn dari lapisan kerongkongan, batuk kronis, refluks laringitis
dan dapat mengakibatkan gangguan pencernaan. Pada pasien dengan kasus
refluks gastroesofageal yang parah, mungkin sulit untuk menelan dan kondisi ini
dapat berlanjut menjadi Barett Eusophagus(kanker kerongkongan). Dokter biasanya
meresepkan penghambat pompa proton untuk penderita yang memiliki penyakit ini
dan resistan terhadap pemblokir asam lainnya.

Prinsip dasar dari penghambat pompa proton adalah menekan sekresi asam
di dalam usus. Selama proses pencernaan normal, lambung mengeluarkan asam
lambung yang membantu dalam memecahkan partikel-partikel makanan. Bagianbagian dari lambung yang bertanggung jawab mengeluarkan asam ini dikenal
sebagai pompa proton. Tingkat keasaman di perut biasanya ditentukan oleh jumlah
ion hidrogen (H+), yang dihasilkan oleh pompa proton.
Asam lambung terbentuk melalui serangkaian reaksi kimia. Pertama, yaitu
reaksi dari karbon dioksida dan air untuk membentuk asam karbonat ringan.
Selanjutnya, karbon dan asam karbonat bereaksi dengan ion hidronium dari pompa
proton untuk membentuk asam klorida yang kemudian dilepaskan ke perut. Pompa
proton melakukan proses ini sampai menjelang akhir dari proses produksi asam.
Tindakan PPI dipicu ketika proses produksi asam dimulai. Hal ini dikarenakan
PPI dicerna ketika dalam keadaan 'tidak aktif' sehingga lingkungan asam lambung
yang bertindak sebagai katalis untuk aktivasi. Sesuai dengan nama mereka, PPI
saat ini dikenal sebagai salah satu bentuk pengobatan yang paling efektif yang
tersedia di pasaran dan yang berhasil menghambat kerja pompa proton.
Produksi asam lambung merupakan sebuah siklus. Oleh karena itu,
penghambat pompa proton biasanya hanya akan mempengaruhi enzim dan asam
yang dihasilkan selama suatu sesi pencernaan tertentu. Karena tubuh secara
otomatis akan menyingkirkan enzim dan asam ini setelah mereka dikeluarkan
selama proses pencernaan, PPI harus dikonsumsi setiap hari. Banyak dokter
menyarankan untuk mengonsumsi PPI tiga puluh menit sebelum sarapan.
Namun, jika hal ini tidak efektif, maka dapat dibagi menjadi dosis dua kali
sehari, satu sebelum sarapan dan satu lagi sebelum makan malam. Dalam banyak
kasus, efektivitas penyerapan dan keseluruhan obat tidak terpengaruh oleh asupan
makanan. Ada dua jenis PPI yang penyerapan dan efektivitasnya dapat terhambat
jika dikonsumsi bersamaan dengan makanan - yaitu omeprazole dan lansoprazole.
Bakteri yang diyakini menyebabkan tukak lambung, yaitu Helicobacter Pylori,
biasanya tumbuh subur pada lingkungan yang bersifat asam. Dengan menggunakan
penghambat pompa proton yang akan dapat mengurangi keasaman perut, sebuah
2

lingkungan diciptakan agar tukak berhenti berdarah dan sembuh dengan cepat. PPI
dapat diambil dengan cara intravena sehingga memperpendek waktu dari obat
masuk ke dalam tubuh sampai kemudian bereaksi. Selama PPI dikonsumsi secara
teratur, maka persentase untuk menjadi kambuh menjadi sangat berkurang.
Meskipun PPI efektif dalam mengelola gejala refluks gastroesofagus, PPi
tidak direkomendasikan jika heartburn ini jarang terjadi, dikarenakan potensi yang
ada. Karena komposisi kimia pada penghambat pompa proton, maka PPI tetap
berada dalam sel parietal sampai tiga hari setelah konsumsi atau injeksi pada saat
itu, aksi PPI menekan pompa proton terus berlanjut.
Bagi mereka yang mengalami heartburn ringan dan minim masalah asam
lambung, asupan PPI dapat mengakibatkan hipoklorhidria (penurunan jumlah asam
klorida dalam usus). Ingat bahwa asam klorida diperlukan untuk penyerapan B12,
kalsium dan sejumlah nutrisi penting lainnya, tanpa vitamin B12 kemungkinan akan
terjadi kekurangan gizi.
Beberapa PPI yang tersedia di pasaran saat ini termasuk raberprazole,
dexlansoprazole, lansoprazole, omeprazole, pantoprazole dan esomeprazole. Dalam
kasus di mana pasien diwajibkan untuk mengkonsumsi PPI untuk waktu yang lama,
dokter juga akan memberikan resep kalsium untuk mencegah tulang dan gigi pasien
melemah dan patah.
Selain defisiensi beberapa jenis mineral dan vitamin, diketahui hampir tidak
ada efek samping lain karena mengonsumsi penghambat pompa proton untuk
mengobati refluks gastroesofageal. Seseorang hanya akan mengalami berbagai
reaksi ringan seperti mual, kelelahan, sakit perut, diare, sakit kepala dan pusing.
pada kasus yang jarang terjadi, pasien mungkin mengalami kecemasan, depresi,
ruam gatal, perut kembung dan sembelit.
Tukak lambung merupakan salah satu penyakit yang mengganggu sistem
gastrointestinal. Tukak lambung disebabkan oleh adanya ketidak seimbangan antara
mekanisme pertahanan dan perbaikan mukosa lambung dengan asam lambung dan
pepsin.

Asam lambung disekresi oleh sel parietal lambung. Pepsinogen disekresi oleh
sel shief pada fundus lambung.Pertahanan mukosa lambung dimaksudkan untuk
melindungi lambung dari bahan dari dalam maupun bahan dari luar tubuh yang
berbahaya. Perbaikan mukosa lambung terjadi saat timbul luka pada lambung akibat
penggantian sel epitel.
Gangguan pertahanan dan perbaikan mukosa lambung terutama disebabkan
oleh infeksi Hellicobacter pylori (HP) dan penggunaan NSAIDs. HP merupakan
bakteri gram negatif, berbentuk spiral, sensitif terhadap pH, dan merupakan
mikroaerofilik yang terletak antara lapisan mukus dan permukaan sel epitel lambung.
HP berpengaruh pada kerusakan langsung mukosa dan perubahan imunitas host.
NSAIDs atau obat anti inflamasi non-steroid, menyebabkan kerusakan mukosa
dengan 2 mekanisme, yaitu: mengiritasi langsung pada epitel lambung dan
menghambat

pembentukan

prostaglandin.

Prostaglandin

berguna

untuk

mempertahankan mukosa gastrointestinal.


Sebelum dilakukan terapi penyembuhan tukak lambung maka perlu
ditentukan penatalaksanaan terapi yang meliputi sasaran terapi, tujuan terapi, dan
strategi terapi. Dalam terapi tukak lambung yang menjadi sasaran terapi adalah
menetralkan asam lambung, melindungi pertahanan mukosa, dan membunuh HP
(hal ini dilakukan jika tukak lambung disebabkan oleh infeksi HP). Tujuan
terapi tukak lambung adalah menyembuhkan tukak, mencegah tukak kambuh,
menghilangkan nyeri tukak, dan menghindari terjadinya komplikasi. Strategi
terapi untuk tukak lambung meliputi terapi non-farmakologis dan farmakologis.
Terapi non-farmakologis dapat dilakukan dengan menghentikan penggunaan
NSAIDs dan obat-obat lain yang memiliki efek samping tukak lambung, menghindari
stress yang berlebihan, menghindari makanan dan minuman yang dapat
memperburuk gejala tukak lambung dan menjaga sanitas baik diri sendiri maupun
lingkungan.
Terapi farmakologi untuk tukak lambung :
1. H2 reseptor antagonis
Mekanisme kerja : mengurangi sekresi asam dengan cara memblok reseptor
histamin dalam sel-sel parietal lambung.
Contoh : simetidin, ranitidin, famotidin.
2. Proton pump inhibitor

Mekanisme kerja : mengontrol sekresi asam lambung dengan cara


menghambat pompa proton yang mentranspor ion H + keluar dari sel parietal
lambung.
Contoh : omeprazol, lansoprazol, esomeprazol, pantoprazol, dan rabeprazol.
3. Bismuth chelate
Mekanisme kerja : membasmi organisme karena bersifat racun terhadap HP.
Kombinasi bismuth dengan ranitidin yang dikenal sebagai ranitidin bismuth
sitrat jika dikombinasikan dengan 1 atau 2 antibiotik dapat ampuh membasmi
HP.
Efek samping obat ini dapat terakumulasi pada pasien yang memiliki
gangguan fungsi ginjal.
4. Sukralfat
Mekanisme kerja : melindungi mukosa dengan cara membentuk gel yang
sangat lengket dan dapat melekat kuat pada dasar tukak sehingga menutupi
tukak.
5. Antasida
Mekanisme kerja : menetralkan asam lambung dengan cara meningkatkan
pH lumen lambung.
Obat ini hanya menetralkan asam lambung tetapi tidak dapat menyembuhkan
tukak.
Contoh : Natrium bikarbonat, Mg(OH)2, Al(OH)3.

6. Misoprostol
Misoprostol merupakan analog prostaglandin yang mendukung penyembuhan tukak
dengan menstimulasi mekanisme proteksi pada mukosa lambung dan menurunkan
sekresi asam. Misoprostol digunakan pada pasien yang mengkonsumsi NSAIDs
untuk mencegah timbulnya tukak.
7. Antibiotik
Antibiotik digunakan untuk membasmi HP. Dalam pengobatan tukak lambung,
antibiotik yang digunakan biasanya kombinasi 2 antibiotik. Hal ini bertujuan
untuk menghindari resistensi antibiotik.

Contoh kombinasi antibiotik : klaritomisin-amoksisilin, klaritomisin-metronidazol,


metronidazol-amoksisilin, metronidazol-tetrasiklin.
Dalam menentukan pilihan obat untuk terapi farmakologis tukak lambung,
perlu dilakukan penyesuaian dengan mempertimbangkan sasaran terapi dan faktorfaktor penyebab terjadinya tukak lambung. Misalnya: jika tukak lambung disebabkan
karena infeksi HP maka dalam terapi digunakan obat golongan H 2 reseptor antagonis
atau proton pump inhibitor untuk mengurangi sekresi asam lambung dan perlu
ditambahkan antibiotik untuk membasmi HP. Namun jika tukak lambung tidak
disebabkan oleh HP maka terapi tukak lambung tidak perlu menggunakan antibiotik,
terapi yang diberikan cukup dengan obat yang dapat menetralkan asam lambung
atau dengan obat yang dapat mengurangi sekresi asam lambung.
Obat pilihan untuk terapi tukak lambung tanpa infeksi HP salah satunya yaitu
omeprazol, yang merupakan obat golongan proton pump inhibitor.
1. OMEPRAZOLE
NAMA DAGANG
Contral, Dudencer, Inhipump, Lokev, Loklor, Losec, Meisec, Norsec,
Omevell, OMZ, Onic, Opm, Oprezol, Ozid, Prilos, Prohibit, Promezol, Protop,
Pumpitor, Redusec, Regasec, Rocer, Socid, Stomacer, Ulzol, Zepral, Zollocid.
KOMPOSISI
Omeprazole 20 mg : Tiap kapsul mengandung Omeprazole 20 mg.
Omeprazole 10 mg : Tiap kapsul mengandung Omeprazole 10 mg.
FARMAKOLOGI
Omeprazole bekerja menghambat sekresi asam lambung dengan cara
berikatan pada pompa H+K+ATPase (pompa proton) dan mengaktifkannya
sehingga terjadi pertukaran ion kalium dan ion hydrogen dalam lumen sel.
Omeprazole berikatan pada enzim ini secara irreversibel, tetapi reseptor-H2
tidak dipengaruhi. Secara klinis, tidak terdapat efek farmakodinamik yang
berarti selain efek obat ini terhadap sekresi asam. Pemberian melalui oral dari
obat ini menghambat sekresi asam lambung dan stimulasi pentagastrik.
FARMAKOKINETIKA
PPI tidak stabil pada pH rendah. Bentuk sediaan oral (pelepasan tertunda)
tersedia dalam bentuk granul salut enterik ter-enkapsulasi dalam cangkang

gelatin (omeprazol dan lansoprazol) . Granul-granul ini hanya dapat melarut


pada pH basa, sehingga mencegah penguraian obat oleh asam di esofagus
dan lambung.
PPI diabsorbsi dengan cepat, banyak terikat pada protein, dan dimetabolisme
secara ekstensif di hati oleh sistem sitokrom P450. Metabolit sulfatnya
dieksresikan di urin atau feses. Waktu paruh plasmanya sekitar 2 jam, tetapi
durasi kerjanya lebih panjang.
MEKANISME KERJA OBAT
Mengontrol sekresi asam lambung dengan cara menghambat pompa proton
yang mentranspor ion H+ keluar dari sel parietal lambung
INDIKASI
Pengobatan jangka pendek tukak duodenal dan yang tidak responsif terhadap
obat-obat antagonis reseptor H2.
Pengobatan jangka pendek tukak lambung.
Pengobatan refluks esofagitis erosif / ulseratif yang telah didiagnosa melalui
endoskopi.
Pengobatan jangka lama pada sindroma Zollinger Ellison.
KONTRAINDIKASI
Omeprazole sebaiknya tidak diberikan pada penderita hipersensitif terhadap
omeprazole.
DOSIS DAN ATURAN PAKAI
Kondisi Dosis per hari (sebelum makan)
Gangguan pencernaan/nyeri ulu hati
20mg
Tukak lambung
40 mg
Tukak usus halus
20 mg
Penyakit asam lambung atau GERD
10-40 mg
Infeksi H. Pylori
20-40 mg
Sindrom Zollinger Ellison
60-120 mg
Esofagitis atau radang kerongkongan 20 mg
Dewasa :
20-40 mg sekali sehari selama 4-8 minggu. Omeprazol diminum 15-30 menit
sebelum makan pagi. Kapsul omeprazol diminum dengan cara langsung
ditelan menggunakan air. Jangan menguyah atau menghancurkan kapsul
omeprazol dan jangan membuka kapsul omeprazol karena obat ini didesain
untuk lepas lambat. (kapsul tidak dibuka, dikunyah, atau dihancurkan).
Pada

penderita

dengan

gejala

tukak

duodenal

pengobatan

dan

penyembuhan memerlukan waktu 2 minggu. Bagi penderita yang belum

sembuh dalam tahap pengobatan awal ini, biasanya memerlukan periode


pengobatan 2 minggu lagi.
Pada penderita dengan gejala tukak lambung atau refluks esofagitis erosif /
ulseratif : pengobatan dan penyembuhan memerlukan waktu 4 mimggu. Bagi
penderita yang belum sembuh, diperlukan periode pengobatan 4 minggu lagi.
Pada penderita yang sukar disembuhkan dengan pengobatan lain, diperlukan
40 mg sekali sehari dan biasanya kesembuhan dapat tercapai dalam waktu 4
minggu (bagi penderita tukak duodenal) atau 8 minggu (bagi penderita tukak
lambung atau refluks esofagitif erosif/ulseratif).
Penderita sindroma Zollinger Ellison :
Dosis awal : 20-160 mg sekali sehari, dosis ini harus disesuaikan untuk
masing-masing penderita dan pengobatan sebaiknya hanya diberikan selama
diindikasikan secara klinis. Untuk dosis lebih dari 80 mg sehari, dosis harus
dibagi 2 kali sehari.
Pasien dengan gangguan fungsi hati dan ginjal : tidak diperlukan dosis
khusus.
Pasien usia lanjut : tidak diperlukan penyesuaian dosis bagi usia lanjut.
Anak-anak : belum ada pengalaman penggunaan Omeprazole untuk anakanak
EFEK SAMPING
Diare, mual, sakit kepala, sembelit dan perut kembung pernah dilaporkan
tetapi jarang. Pada sejumlah pasien, ruam kulit mungkin terjadi. Efek samping
yang terjadi biasanya ringan. Omeprazole umumnya dapat ditoleransi dengan
baik.
Pada dosis besar dan penggunaan yang lama, kemungkinan dapat
menstimulasi pertumbuhan sel ECL (enterochromaffin-likecells).
Pada penggunaan jangka panjang perlu diperhatikan adanya pertumbuhan
bakteri yang berlebihan di saluran pencernaan.
PERINGATAN DAN PERHATIAN
Kemungkinan malignansi sebaiknya dihindarkan sebelum penggunaan
Omeprazole pada pasien tukak lambung karena dapat menutupi gejalagejalanya dan menghambat diagnosis.
Belum ada pengalaman penggunaan Omeprazol untuk anak-anak.
Obat ini sebaiknya tidak digunakan selama kehamilan dan menyusui kecuali
memang dianggap penting.
Harap berhati-hati menggunakan omeprazole jika menderita penyakit hati,
mempunyai kadar kalsium tubuh yang rendah atau gangguan tulang.

INTERAKSI OBAT
Omeprazol menghambat metabolisme obat-obat yang dimetabolisme oleh
sistem enzim sitokrom P450 hati dan memperpanjang waktu paruh diazepam,
warfarin dan fenitoin.
Pada wanita hamil, wanita menyusui dan anakanak sebaiknya dihindari bila
penggunaannya dianggap tidak cukup penting.
KEMASAN
Omeprazole 20 mg, box, 3 strip x 10 kapsul.
Omeprazole 10 mg.
Penyimpanan
Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, di tempat kering,
pada suhu 1525 derajat celcius.
SARAN
Konsumsilah makanan dalam porsi-porsi kecil. Porsi terlalu besar dapat
menekan lambung sehingga terlalu banyak asam lambung yang diproduksi.
Hindarilah makanan atau minuman yang dapat memperburuk gejala penyakit
lambung Anda, seperti cokelat, tomat, daun mint, kopi, dan alkohol.
Menurunkan berat badan juga dapat membantu mencegah naiknya asam
lambung sehingga meringankan gejala gangguan pencernaan.
Berhenti atau batasi kebiasaan merokok, karena merokok juga meningkatkan
produksi asam lambung.
2. LANZOPRAZOLE
Lansoprazole adalah kelompok obat proton pump inhibitor. Obat ini
digunakan untuk mengatasi gangguan pada sistem pencernaan akibat
produksi asam lambung yang berlebihan, seperti sakit maag dan tukak
lambung. Obat ini bisa meredakan gejala akibat naiknya asam lambung
seperti nyeri ulu hati, kesulitan menelan, dan batuk berkepanjangan. Obat ini
bekerja dengan cara mengurangi jumlah asam yang dihasilkan oleh dinding
lambung. Lambung menghasilkan asam secara alami untuk mencerna
makanan dan membunuh bakteri. Namun asam ini bisa menyebabkan iritasi
pada perut. Oleh karena itu mukosa atau lendir pelindung diproduksi untuk
melindungi dinding lambung.
Lapisan mukosa pelindung ini bisa terganggu pada sebagian orang
dan sebagai akibatnya asam lambung mulai melukai dinding lambung hingga
9

menyebabkan terjadinya inflamasi, tukak, dan kondisi-kondisi lainnya. Selain


itu, sebagian orang juga bermasalah dengan otot saluran pencernaan yang
berfungsi

sebagai

pintu

satu

arah

untuk

masuknya

makanan

dari

kerongkongan ke lambung dan mencegah naiknya makanan dari lambung ke


kerongkongan. Kondisi inilah yang menyebabkan asam terlepas dan
menyebabkan iritasi pada kerongkongan sehingga terjadi nyeri ulu hati.
Kondisi ini lebih dikenal dengan istilah penyakit asam lambung.
Tentang Lansoprazole
Jenis obat

Proton pump inhibitor

Golongan

Obat resep
Tukak lambung, tukak usus halus (duodenum), penyakit asam
lambung atau GERD, infeksi Helicobacter pylori, sindrom Zollinger-

Manfaat

Ellison, dispepsia

Dikonsumsi oleh

Dewasa

Bentuk

Kapsul, obat larut


Lansoprazole adalah jenis obat yang penggunaannya memerlukan

resep dokter. Pastikan untuk mengikuti resep yang disarankan oleh dokter
menurut kondisi kesehatan Anda. Obat ini bisa berbentuk kapsul maupun
obat larut yang dikonsumsi oleh orang dewasa dan anak-anak.
NAMA DAGANG
Protop, Pumpitor, Norsec, Lambuzole, Loklor, Losec, OMZ, Prilos,
Socid, Contral, Dudencer, Opm, Onic, Promezol, Stomacer,
Prohibit, Ulzol, Zollocid, Zepral, Lokev, Meisec, Omevell, Ozid
INDIKASI
Tukak lambung, tukak duodenum, tukak esofagus, refluk esofagus, sindrom
Zollinger-Ellison, tukak yang resisten, pembasmian HP saat dikombinasi dengan
antibiotik, pendarahan gastrointestinal bagian atas, tukak karena NSAIDs.
Omeprazol digunakan untuk terapi jangka pendek dan jangka panjang.
KONTRA INDIKASI

10

Pasien yang hipersensitif terhadap omeprazol, atau obat turunan benzimidazol


seperti lansoprazol, pantoprazol, esomeprazol, dan rabeprazol.
BENTUK SEDIAAN
Kapsul lepas lambat berisi granul bersalut enterik (10 mg, 20 mg, 40 mg).
Tablet lepas lambat (20 mg).

DOSIS DAN ATURAN PAKAI


20-40g sekali sehari selama 4-8 minggu. Omeprazol diminum 15-30 menit
sebelum makan pagi. Tablet atau kapsul omeprazol diminum dengan cara
langsung ditelan menggunakan air. Jangan menguyah atau menghancurkan
tablet omeprazol dan jangan membuka kapsul omeprazol karena obat ini
didesain untuk lepas lambat.
EFEK SAMPING
Diare, sakit kepala, konstipasi, mual, muntah, nyeri perut, batuk, rasa letih, nyeri
punggung, gejala flu, ruam kulit.
Resiko khusus :

Anak usia < 18 th : nyeri kepala


Wanita hamil : terdapat laporan omeprazol menyebabkan kelainan kongenital
pada bayi yang dilahirkan oleh wanita yang mengkonsumsi omeprazol selama
hamil. Omeprazol diberikan pada wanita hamil apabila manfaat lebih besar

daripada resiko pada janin.


Wanita menyusui : omeprazol didistribusikan ke air susu maka sebaiknya
omeprazol tidak digunakan pada wanita menyusui, penggunaan omeprazol
pada wanita menyusui dapat diganti dengan obat golongan antasida.
PERINGATAN
Obat ini tidak dianjurkan untuk mereka yang berencana atau sedang hamil.

Obat ini tidak untuk dikonsumsi oleh wanita yang sedang menyusui.
Penggunaan lansoprazole dalam dosis tinggi dan jangka waktu yang panjang
dapat meningkatkan risiko retak tulang terutama pada kelompok lansia dan

penderitaosteoporosis.
Harap berhati-hati bagi penderita gangguan hati.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
DOSIS
11

Dosis dan jangka waktu lansoprazole diresepkan tergantung pada kondisi


yang perlu ditangani dan respons tubuh terhadap obat. Dosis lansoprazole
umumnya adalah di antara 15-60 mg per hari.
-

Mengonsumsi Lansoprazole dengan Benar


Pastikan untuk membaca informasi pada kemasan obat dan mengikuti
anjuran dokter dalam mengonsumsi lansoprazole. Telan kapsulnya secara
utuh, jangan dibuka, dihancurkan, atau dikunyah.

Obat ini disarankan untuk diminum 30 menit sebelum makan karena jika

dikonsumsi setelah makan, penyerapannya tidak maksimal.


Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis
berikutnya. Usahakan untuk mengonsumsi lansoprazole pada jam yang sama

tiap hari untuk memaksimalisasi efeknya.


Obat antasida sebaiknya dikonsumsi dua jam sebelum atau sesudah
mengonsumsi

lansoprazole

karena

antasida

dapat

berdampak

pada

penyerapan lansoprazole.
Bagi pasien yang lupa mengonsumsi lansoprazole, disarankan segera
meminumnya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat.

Jangan menggandakan dosis


lansoprazole pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.
Jika mengalami masalah atau mencurigai mengalami overdosis, segera temui
dokter.

3. PANTOPRAZOLE
Pantoprazole adalah obat yang digunakan untuk meredakan gejala
nyeri ulu hati akibat refluks asam dari lambung, serta mencegah tukak
lambung dan membantu memperbaiki kerusakan di dalam lambung akibat
kondisi tersebut. Obat ini bekerja dengan cara menghentikan produksi asam
berlebihan oleh sel-sel yang terdapat di dalam lapisan lambung.
Pantoprazole adalah obat golongan penghambat pompa proton. Obat
yang hanya bisa didapat dengan menggunakan resep dokter ini juga
digunakan dalam mengobati infeksi bakteri Helicobacter pylori yang
menyebabkan tukak lambung, serta mengobati sindrom Zollinger-Ellison.

12

INDIKASI
Mengobati dan mencegah tukak lambung, meredakan gejala nyeri ulu hati
saat

terjadi

refluks

asam,

sindrom Zollinger-Ellison.

mengobati

infeksi Helicobacter

Pengobatan dan pemeliharaan

pylori dan

penyembuhan

esofagitis erosif yang berhubungan dengan GERD. Mengurangi tingkat


kekambuhan gejala heartburn dalam sehari dan malam hari pada GERD
SEDIAAN
Tablet dan suntik
KONTRA INDIKASI
Hipersensitif terhadap pantoprazole, turunan benzimidazole (esomeprazole,
omeprazole, lansoprazole, rabeprazole) atau terhadap komponen lainnya
dalam formula.
FARMAKODINAMIKA
Mekanisme kerja : mengontrol sekresi asam lambung dengan cara
menghambat pompa proton yang bekerja menekan sekresi asam lambung
dengan menghambat secara spesifik (H+, K+)-ATPase (pompa proton) dari
sel-sel parietal mukosa lambung. Efek penghambatan terjadi pada saat awal
maupun pada saat rangsangan sekresi asam lambung. Ikatan pantoprazole
terhadap (H+/K+)-ATPase menghasilkan efek antisekresi yang lama, yang
tetap berlangsung lebih dari 24 jam.

FARMAKOKINETIKA
Pantoprazole memiliki profil farmakokinetik yang linier dan tidak
bervariasi setelah pemberian tunggal maupun berulang. Kinetik plasma dari
pantoprazole bersifat linier baik pada pemberian oral dan intravena. Setelah
pemberian infus dengan kecepatan konstan selama 15 menit atau bolus
selama 2 menit, kadar pantoprazole injeksi menurun secara bieksponensial.
Kira-kira 15 menit setelah selesai injeksi atau infus, terjadi fase distribusi yang
13

sangat cepat dan diikuti dengan fase eliminasi akhir dengan waktu paruh kirakira 1 jam.Total bersihan serum pantoprazole kira-kira 0,1 L/jam/kg. Volume
distribusi kira-kira 0,15 L/kg. Ikatan protein plasma pantoprazole sekitar 98%.
Sebagian besar obat dimetabolisme di hati dan ekskresi utama dari
metabolitnya (sekitar 80%) melalui ginjal dalam bentuk metabolit non-aktif.

DOSIS
Dewasa :
Pada Esofagitis erosif berhubungan dengan GERD (Gastroesophageal Reflux
Disease) :
Pengobatan : 40 mg 1 x sehari hingga selama 8 minggu , pengobatan dapat
dilanjutkan 8 minggu lagi untuk pasien yang tidak sembuh setelah
pengobatan selama 8 minggu.
Pemeliharaan penyembuhan : 40 mg 1 x sehari
Catatan : dosis yang lebih rendah (20 mg 1x sehari) telah terbukti sukses
digunakan pada pengobatan dan pemeliharaan GERD ringan.
MENGKONSUMSI PANTOPRAZOLE DENGAN BENAR
Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan
pantoprazole sebelum mulai mengonsumsinya, termasuk aturan pakai serta
dosis untuk tiap-tiap kondisi.
1. Pantoprazole bisa dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Namun alangkah
baiknya jika obat ini dikonsumsi sebelum makan. Telanlah tablet pantoprazole
dengan dibantu air minum dan jangan mengunyahnya atau menghancurkannya
terlebih dahulu.
2. Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis
berikutnya. Usahakan untuk mengonsumsi pantoprazole pada jam yang sama
tiap hari untuk memaksimalisasi efeknya.
3. Bagi pasien yang lupa mengonsumsi pantoprazole, disarankan segera
meminumnya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat.
Jangan menggandakan dosis pantoprazole pada jadwal berikutnya untuk
mengganti dosis yang terlewat.
4. Hindarilah beberapa makanan atau minuman yang dapat memperburuk gejala
yang berkaitan dengan asam lambung, misalnya makanan pedas, minuman
14

panas, minuman keras, kopi, cokelat, tomat, dan peppermint. Selain itu, hindari
juga rokok.
5. Khusus untuk refluks asam, kelebihan berat badan dapat memperburuk gejala
yang timbul dari kondisi tersebut. Karena itu bagi mereka yang berat badannya
melebihi batas kesehatan yang disarankan, upayakan untuk menurunkannya.
6. Ada penelitian yang mengatakan bahwa obat-obatan penghambat pompa
proton yang dikonsumsi selama lebih dari satu tahun dapat meningkatkan risiko
penggunanya terkena fraktur tulang. Jika Anda termasuk orang yang
menggunakan obat ini secara jangka panjang, konsultasikan kepada dokter
untuk dicarikan solusinya.
7. Jika gejala belum juga mereda setelah beberapa hari mengonsumsi
pantoprazole,

segera

temui

dokter

yang

meresepkannya.

Jangan

mengonsumsi obat ini selama lebih dari dua minggu tanpa bertanya terlebih
dahulu pada dokter.
PERINGATAN, EFEK SAMPING DAN SARAN
Peringatan:

Bagi wanita yang sedang hamil atau menyusui, sesuaikan dosis


dengan anjuran dokter.

Pantoprazole hanya boleh dikonsumsi oleh orang-orang berusia 12


tahun ke atas.

Harap berhati-hati jika menderita gangguan ginjal dan hati.

Harap waspada jika mengalami gejala berupa mual, penurunan berat


badan, kurang darah, dan sulit menelan.

Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.


EFEK SAMPING
Nyeri dada, sakit kepala, insomnia, pusing, migrain, ansietas, ruam,
hiperglikemia, hiperlipidemia, diare, kentut, nyeri perut, muntah, mual, konstipasi,
dispepsia, gastroenteritis, kerusakan rektal, infeksi saluran kencing, perubahan
frekuensi buang air kecil, keabnormalan fungsi hati., athralgia, nyeri punggung,
nyeri leher, lemah,hypertonia, bronkitis, batuk, dyspnea, faringitis, rinitis, sinusitis,
infeksi saluran pernafasan atas.

15

Resiko khusus :
Hati-hati pada pasien dengan penyakit hati, kehamilan dan mnyusui.
Resiko kehamilan : faktor B, penggunaan selama kehamilan hanya jika
dibutuhkan. Tidak dianjurkan bagi anak-anak. Tidak dianjurkan bagi pasien
menyusui.

16

CONTOH OBAT ANTAGONIS RESEPTOR H2

1. RANITIDIN
Ranitidin digunakan untuk menangani gejala dan penyakit akibat produksi
asam lambung yang berlebihan. Kelebihan asam lambung dapat membuat
dinding sistem pencernaan mengalami iritasi dan peradangan. Inflamasi ini
kemudian dapat berujung pada beberapa penyakit, seperti tukak lambung, tukak
duodenum, sakit maag, nyeri ulu hati, serta gangguan pencernaan.
Obat ini bekerja dengan menurunkan kadar asam berlebihan yang
diproduksi oleh lambung sehingga rasa sakit dapat reda dan luka pada lambung
perlahan-lahan akan sembuh. Selain mengobati, ranitidin juga dapat digunakan
untuk

mencegah

munculnya

gejala-gejala

gangguan

pencernaan

akibat

mengonsumsi makanan tertentu.

MENGKONSUMSI RANITIDINE DENGAN BENAR


Ranitidin dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Usahakan
untuk mengonsumsinya pada jam yang sama tiap hari.
Selama menggunakan obat ini, hindarilah konsumsi makanan atau
minuman yang dapat memperparah gejala Anda agar keefektifan obat maksimal.
Misalnya makanan pedas, cokelat, tomat, minuman keras, dan minuman panas,
khususnya kopi. Anda juga dianjurkan untuk berhenti merokok karena merokok
memicu produksi asam lambung. Mengurangi berat badan yang berlebihan juga
akan membantu mengurangi gejala
Jika Anda tidak sengaja melewatkan jadwal minum ranitidin dan jadwal
untuk dosis berikutnya tidak terlalu dekat, segeralah meminumnya. Jangan
menggandakan dosis ranitidin untuk mengganti dosis yang sudah terlewat.

17

EFEK SAMPING
Walau jarang, ranitidin berpotensi menyebabkan efek samping karena
tubuh perlu menyesuaikan diri dengan obat yang dikonsumsi. Beberapa efek
samping yang dapat terjadi antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.

Muntah-muntah
Sakit kepala
Sakit perut
Sulit menelan
Urin yang keruh

KELAS RANITIDIN:
Histamin H2-antagonis;
MEREK DAGANG
Zantac
NAMA GENERIK
Ranitidine hidroklorida
INDIKASI
1. Tukak
2. Pengobatan jangka pendek ulkus duodenum aktif (Dikonfirmasi denga
endoskopi atau radiografi).
3. Pemeliharaan penyembuhan

dan

pengurangan

kekambuhan

ulkus

duodenum,
4. Patologis GI Kondisi hipersekresi
5. Pengobatan jangka panjang dari sindrom Zollinger-Ellison, mastositosis
6.
7.
8.
9.

sistemik, hipersekresi pasca operasi, sindrom "pemendekan usus".


Maag Lambung
Pengobatan ulkus lambung jinak jangka pendek.
Pemeliharaan penyembuhan dan pengurangan kekambuhan ulkus lambung.
Gastroesophageal Reflux (GERD).Pengobatan GERD untuk mencapai

penekanan asam, mengontrol gejala, dan mencegah komplikasi.


10. Pengobatan esophagitis (didiagnosis dengan endoskopi) pada pasien dengan
GERD Menjaga penyembuhan dan mengurangi kambuhnya esophagitis
erosif.
KONTRA INDIKASI
18

- Penderita gangguan fungsi ginjal - wanita hamil dan menyusui


KOMPOSISI
- Tiap tablet salut selaput mengandung: Ranitidine hidroklorida setara dengan
ranitidine basa 150 mg.
FARMAKOLOGI
Ranitidine

menghambat

kerja

histamin

pada

reseptor-H2

secara

kompotitif, serta menghambat sekresi asam lambung.


DOSIS
- Dosis yang biasa digunakan adalah 150mg, 2 kali sehari
- Dosis penunjang dapat diberikan 150mg pada malam hari
- Untuk sindrom Zollinger-Ellison : 150mg, 3 kali sehari, dosis dapat bertambah
menjadi 900mg.
- Dosis pada gangguan fungsi ginjal: Bila bersihan kreatinin (50ml/menit): 150mg
tiap 24 jam, bila perlu tiap 12 jam. Karena Ranitidine ikut terdialisis, maka waktu
pemberian harus disesuaikan sehingga bertepatan dengan akhir hemodialisis.
PERINGATAN DAN PERHATIAN
- Dosis harus dikurangi untuk penderita dengan gangguan fungsi ginjal
- Hati-hati bila diberikan pada penderita dengan gangguan fungsi hati.
- Keamanan dan keefektifan pada anak-anak belum diketahui dengan pasti.
-Pengobatan penunjang akan mencegah kambuhnya ulkus tetapi tidak
mengubah jalannya penyakit sekalipun pengobatan dihentikan.
- keamanan pada gangguan jangka panjang belum sepenuhnya mapan, maka
harus dihentikan untuk secara berkala mengamati penderita yang mendapat
pengobatan jangka panjang.
INTERAKSI OBAT
hasil penelitian terhadap 8 penderita yang diberikan ranitidin menunjukkan
perbedaan dengan simetidine, ranitidine tidak menghambat fungsi oksidasi obat
19

pada mikrosom hepar.Terhadap 5 penderita normal yang diberikan dosis warfarin


harian secara subterapeutik, dengan penambahan dosis ranitidine menjadi
200mg, 2 kali sehari selama 14 hari tidak menunjukkan adanya perubahan pada
waktu protrombin atau pada konsentrasi warfarin plasma.
Administrasi Oral
Menggunakan bersamaan dengan antasida yang diperlukan untuk
menghilangkan nyeri (perih)
Larutkan setiap dosis yang akan diberikan sebagai 150-mg tablet
effervescent di 180-240 mL (6-8 ons) air sesuai petunjuk sebelum ingesti. Tablet
Effervescent tidak boleh dikunyah, ditelan utuh, atau dihancurkan dalam lidah.
Larutkan masing-masing 25 mg tablet effervescent di 5 ml air sebelum
penggunaan. Biarkan tablet benar-benar larut sebelum memberikan pada bayi
atau anak anak. Dapat menggunakan pipet yang telah dikalibrasi atau jarum
suntik oral untuk memberikan larutan pada infan.

Meminum tablet untuk pengobatan sendiri dengan segelas air.


IM Injection
Dapat diberikan tanpa diencerkan.
Intermittent Direct Injection IV
Pengenceran
Encerkan dosis 50 mg sampai konsentrasi tidak lebih besar dari 2,5
mg / mL (yaitu, total 20 mL) dengan 0,9% injeksi natrium klorida atau larutan
iv lain yang cocok sebelum dilakukan injeksi IV secara langsung.

DOSIS

Tersedia sebagai ranitidin hidroklorida; Dosis dinyatakan dalam ranitidine.


Pasien Pediatric
Tukak

DOSIS UNTUK ANAK


> Pengobatan Active duodenum ulkus
Oral:Anak-anak 1 bulan sampai 16 tahun: 2-4 mg / kg dua kali sehari.
Maksimum 300 mg sehari.
20

IV:Anak-anak 1 bulan sampai 16 tahun: 2-4 mg / kg setiap hari diberikan sebagai


dosis terbagi setiap 6-8 jam.
Maksimal 50 mg setiap 6-8 jam.
> Pemeliharaan Penyembuhan Tukak
Oral: Anak-anak 1 bulan sampai 16 tahun: 2-4 mg / kg sekali sehari.1
Maksimum 150 mg sehari.
> Pengobatan Maag Lambung
Oral:Anak-anak 1 bulan sampai 16 tahun: 2-4 mg / kg dua kali sehari.
Maksimum 300 mg sehari.
> Pengobatan GERD
Oral:Anak-anak 1 bulan sampai 16 tahun: 5-10 mg / kg setiap hari, biasanya
diberikan sebagai 2 dosis yang terbagi sama.
> Pengobatan erosif Esofagitis
Oral:Anak-anak 1 bulan sampai 16 tahun: 5-10 mg / kg setiap hari, biasanya
diberikan sebagai 2 dosis terbagi sama banyak.
> Pengobatan untuk Mulas
Oral:Anak-anak 12 tahun: 75 atau 150 mg sekali atau dua kali sehari.
Maksimum 150 mg (75 mg tablet) atau 300 mg (tablet 150 mg) dalam 24 jam;
maksimum 2 minggu penggunaan secara terus-menerus sebagai pengobatan
sendiri.

BATASAN RESEP / DOSIS MAKSIMUM RANITIDIN


PASIEN PEDIATRIK
Gastroesophageal Reflux
> Pengobatan untuk Mulas
21

Oral:Remaja 12 tahun: Maksimum 150 mg (tablet 75 mg) atau 300 mg (tablet


150 mg) dalam 24 jam; maksimum 2 minggu penggunaan terus-menerus sebagai
pengobatan mandiri.
> Pengobatan untuk Pencegahan Mulas
Oral:Remaja 12 tahun: Maksimum 150 mg (tablet 75 mg) atau 300 mg (tablet
150 mg) dalam 24 jam; maksimum 2 minggu penggunaan terus-menerus sebagai
pengobatan mandiri.
> TUKAK Pengobatan Active duodenum ulkus
Oral:Anak-anak 1 bulan sampai 16 tahun: Maksimum 300 mg sehari.
IV:Anak-anak 1 bulan sampai 16 tahun: Maksimum 50 mg setiap 6-8 jam.
> Pemeliharaan Penyembuhan Tukak:
Oral:Anak-anak 1 bulan sampai 16 tahun: Maksimum 150 mg sehari.
MAAG Lambung
> Pengobatan Lambung Maag
Oral:Anak-anak 1 bulan sampai 16 tahun: Maksimum 300 mg sehari.
> Pemeliharaan Penyembuhan Lambung Maag
Oral:Anak-anak 1 bulan sampai 16 tahun: Maksimum 150 mg sehari.

DOSIS RANITIDIN DEWASA


DOsis lazim parenteral.
> Rawat Pasien dengan Kondisi patologis hipersekresi atau ulkus
duodenum keras, atau pengobatan jangka pendek Gunakan Bila Terapi Oral
tidak dapat diberikan.
22

IM:
Maksimum 400 mg sehari.
Maksimal 50 mg per dosis.
Intermiten IV langsung:
Maksimum 400 mg sehari.
Maksimal 50 mg per dosis
Maksimum konsentrasi 2,5 mg / mL (50 mg / 20 ml)
Laju injeksi maksimum: 4 mL / menit (yaitu, lebih dari 5 menit)

Intermiten IV Infusion:
Maksimum 400 mg sehari.
Maksimal 50 mg per dosis.
Maksimum konsentrasi 0,5 mg / mL (50 mg / 100 mL)
Maksimum kecepatan infus: 5-7 mL / menit (100 ml lebih dari 15-20 menit)
Komersial larutan infus yang tersedia (50 mg dalam 50 mL 0,45% natrium
klorida): lebih dari 15-20 minutes.

Gastroesophageal Reflux (GERD)


> Pengobatan untuk Mulas
(Tablet 75 mg) Maksimum 150 mg atau 300 mg (tablet 150 mg) dalam 24 jam;:
Oral maksimum 2 minggu penggunaan terus-menerus sebagai pengobatan
mandiri.

23

> Pengobatan untuk Pencegahan Mulas


(Tablet 75 mg) Maksimum 150 mg atau 300 mg (tablet 150 mg) dalam 24 jam;:
Oral maksimum 2 minggu penggunaan terus-menerus sebagai pengobatan
mandiri.
> TUKAK Pengobatan Active duodenum ulkus
Oral: Keselamatan dan khasiat untuk> 8 minggu belum dipastikan.
> maag lambung Pengobatan Maag Active jinak Lambung
Oral:Keselamatan dan khasiat untuk> 6 minggu belum dipastikan
KONTRA INDIKASI
- Penderita gangguan fungsi ginjal - wanita hamil dan menyusui
KOMPOSISI
- Tiap tablet salut selaput mengandung:
Ranitidine hidroklorida setara dengan ranitidine basa 150 mg.
FARMAKOLOGI
Ranitidine menghambat kerja histamin pada reseptor-H2 secara kompotitif, serta
menghambat sekresi asam lambung.
DOSIS
- Dosis yang biasa digunakan adalah 150mg, 2 kali sehari
- Dosis penunjang dapat diberikan 150mg pada malam hari
- Untuk sindrom Zollinger-Ellison : 150mg, 3 kali sehari, dosis dapat bertambah
menjadi 900mg.
- Dosis pada gangguan fungsi ginjal:
Bila bersihan kreatinin (50ml/menit): 150mg tiap 24 jam, bila perlu tiap 12 jam.
Karena Ranitidine ikut terdialisis, maka waktu pemberian harus disesuaikan
sehingga bertepatan dengan akhir hemodialisis.
PERINGATAN DAN PERHATIAN
24

- Dosis harus dikurangi untuk penderita dengan gangguan fungsi ginjal


- Hati-hati bila diberikan pada penderita dengan gangguan fungsi hati.
- Keamanan dan keefektifan pada anak-anak belum diketahui dengan pasti.
- Pengobatan penunjang akan mencegah kambuhnya ulkus tetapi tidak
mengubah jalannya penyakit sekalipun pengobatan dihentikan.
- keamanan pada gangguan jangka panjang belum sepenuhnya mapan, maka
harus dihentikan untuk secara berkala mengamati penderita yang mendapat
pengobatan jangka panjang.
INTERAKSI OBAT
hasil penelitian terhadap 8 penderita yang diberikan ranitidin menunjukkan
perbedaan dengan simetidine, ranitidine tidak menghambat fungsi oksidasi obat
pada mikrosom hepar.terhadap 5 penderita normal yang diberikan dosis warfarin
harian secara subterapeutik, dengan penambahan dosis ranitidine menjadi
200mg, 2 kali sehari selama 14 hari tidak menunjukkan adanya perubahan pada
waktu protrombin atau pada konsentrasi warfarin plasma.

4. SIMETIDINE
Simetidin adalah antihistamin penghambat reseptor H2 secara selektif dan
reversibel. Penghambatan reseptor H2 akan menghambat sekresi asam lambung,
baik pada keadaan istirahat maupun setelah perangsangan oleh makanan,
histamin, pentagastrin, insulin dan kafein.
Pada pemberian oral simetidin diabsorbsi dengan baik dan cepat, tetapi
sedikit berkurang bila ada makanan atau antasida. Kadar puncak dalam plasma
dicapai dalam 1 2 jam setelah pemberian, dengan waktu paruh 2 3 jam.
Simetidin diekskresikan sebagian besar bersama urin dan sebagian kecil bersama
feses.

MERK DAGANG

25

Cimetidin, Benomet, Blokacid, Cetidin, Cimaag, Cimet, Cimexol, Corsamet,


Danamet, Decamet, Dinulkus, Farmetid, Licomet, Magicul, Metinel, Nulcer,
Priocid, Ramet, Recimet, Sanmetidin, Sudimet, Tagamet, Tidifar, Ulcedine,
Ulcumet, Ulcusan, Ulsikur, Vargumeth, Xepamet
KOMPOSISI
Tiap tablet mengandung Cimetidine 200 mg
MEKANISME KERJA OBAT
Cimetidine adaiah penghambat histamin pada reseptor H2 secara selektif
dan reversible, penghambatan histamin pada reseptor H, akan menghambat
sekresi

asam

lambung

baik

pada

keadaan

istirahat

maupun

setelah

perangsangan oleh makanan, histamin, pentagastrin, kafein dan insulin.


Cimetidine dengan cepat diabsorbsi setelah pemberian oral dan konsentrasi
puncak dalam plasma dicapai dalam waktu 45-90 menit setelah pemberian.
Cimetidine diekskresikan melalui urin.
FARMAKODINAMIK
Cimetidin dan ranitidine menghambat reseptor H2 secara selektif dan reversible.
Reseptor H2 akan merangsang sekresi cairan lambung srhingga pada pemberian
Cimetidin dan ranitidine sekresi cairan lambung dihambat. Pengaruh fisiologi
cimetidin

dan

ranitidine

terhadap

reseptor

H2

lainnya,

tidak

begitu

penting.walaupun tidak lengkap cimetidin dan ranitidine dapat menghambat


sekresi cairan lembung akibat rangsangan obat muskarinik atau gastrin. Cimetidin
dan ranitidine mengurangi volume dan kadar ion hydrogen cairan lambung.
Penurunan sekresi asam lambung mengakibatkan perubahan pepsinogen
menjadi pepsin menurun.

FARMAKOKINETIKA
Bioavailabilitas cimetidin sekitar 70 % sama dengan pemberian IV atau Im ikatan
protein plasma hanya 20 %.Absorbsi simetidin diperlambat oleh makanan
sehingga cimetidin diberikan bersama atau segera setelah makan dengan maksud
26

untuk memperpanjang efek pada periode paska makan. Absorpsi terutama terjadi
pada menit ke 60 -90. Cimetidin masuk kedalam SSP dan kadarnya dalam cairan
spinal 10-20% dari kadar serum. Sekitar 50-80% dari dosis IV dan 40% dari dosis
oral diekskresi dalam bentuk asal dalam urin. Masa paruh eliminasi sekitar 2 jam.

INDIKASI

Pengobatan jangka pendekuntuk usus 12 jari tukak aktif

Terapi pemeliharaan tukak usus 12 jari pada pengurangan dosis setelah


penyembuhan tukak aktif.

Pengobatan jangka pendek tukak lambung aktif yang jinak.

Pengobatan refluks gastroesofagus erosif.

Pencegahan

pendarahan

saluran

pencernaan

bagian

alas

pada

penderitayang kritis.

Pengobatan keadaan hipersekresi patologis misalnya: sindroma ZollingerEllson, mastositosis sistemikdan adenoma endokhn multiple.

KONTRA INDIKASI
Pasien yang hipersensitif terhadap cimetidine
EFEK SAMPING

Pada saluran pencernaan idiareringan

Pada susunan saral pusat: sakit kepala, pusing, mengantuk, mental


kebingungan, agitasi, psikosis, depresl, cemas, halusinasi.

Pada sistem endokrin: ginekomastia.

Pada sistem hematologi: penurunan {umlah sel darah putjh, agtanukisitosis,


Irombosilopenia, anemia aplasik atau pansitopenia yang jarang.

Hipersensif I: demam dan reaksi alergi termasuk anafriaksis.

Pada sistem kardiovaskuler:bradikardia dan takikardia (jarang terjadi).

Ginjal: peningkatan krealinin plasma, net itis interstitial, retensi urin.

27

DOSIS

DEWASA :

Untuk tukak usus 12 jari yang aktif 800 mg, 1 kali sehari pada malam hari.
Atau 300mg 4 kali sehari pada saat makan dan malam sebelum tidur. Atau 400
mg 2 kali sehari pagi hari dan malam sebelum tidur.
Lama pengobatan 4 hingga 6 minggu. Pemberian dengan antasida sebaiknya
diberikan sesuai Kebutuhan untuk mengurangi rasa sakit, akan tetapi
pemberian bersamaan dengan antasid tidak dianjurkan karena antasid dapat
mempengaruhi absorbs! cimetidine.

Terapi pemeliharaan tukak usus 12 jari: 400 mg, 1 kali sehari malam hah
sebelum tidur.

Pengobatan tukak lambung aktif yang jinak 800 mg, 1 kali sehari malam hari
sebelum tidur atau 300 mg 4 kali sehari pada saat makan dan sebelum tidur
selama 6-8 minggu.

Pengobatan refluks gastroesofagus erosif. 1600 mg sehari dalam dosis


terbagi. (800 mg 2 kali sehari atau 400 mg 4 kai sehari) selama 12 minggu.

Pengobatan pada keadaan hipersekresi patologis 300 mg 4 kali sehari pada


saat makan dan sebelum tidur. Pada beberapa penderita Mia diperlukan dapal
diberikan dosis lebih besar lebih sering, sesuai dengan kebutuhan tetapi tjdak
boleh melebihi 2,4 g sehari.

PEDIATRIC

Keamanan dan kemanjuran tidak diketahui pada anak-anak <16 tahun; tidak
menggunakan kecuali potensi manfaat lebih besar daripada resiko.

Keamanan dan kemanjuran untuk pengobatan sendiri tidak diketahui pada


anak-anak <12 tahun; tidak menggunakan kecuali diarahkan oleh tenaga
kesehatan.

OVER DOSIS
Studi pada hewan menunjukkan dosis toksik ditandai dengan kegagalan
sistem pemafasan dan takikardia. Keadaan ini dapat ditanggulangi dengan
pemberian i-Moker dan bantuan pernapasan.

28

PERINGATAN PERHATIAN DAN SARAN

Cimetidine tidak boleh diberikan pada anak-anak dibawah 16 tahun kecuali


alas pertjmbangan dokter.

Pemberian cimetidine pada ibu hamil dan menyusui hanya bila sangat
dibutuhkan.

Cimetidine tidak dapat dkjunakan untuk pengobatan srmptomatis pada


keganasan lambung.

Tidak boleh mengkonsumsi alkolhol

INTERAKSI OBAT
Cimetidine dapat mengurangi metabolisme anlikoagulan kumarin, feniioin,
ptopanotol, nifedipin, klordiazepoksk), diazepam, antkfepresan trisiklik, lidokain,
teoflin dan metonidazol, akibatnya akan menghambat eliminasi dan meningkatkan
konsentrasi obat-obatan ini dalam darah.

5. FAMOTIDINE
Famotidine adalah jenis obat histamin H-2 receptor antagonist atau H-2 blocker.
Obat ini berfungsi mengurangi jumlah asam lambung yang dihasilkan oleh lambung.
Famotidine sering digunakan sebagai obat antiulserasi dan antirefluks.
MERK DAGANG
Famotidin, Amocid, Antidine, Corocyd, Dulcer, Dumodin, Faberdin, Faberdin Forte,
Facid, Fagas, FAM, Famex, Famocid, Famos, Famulcer, Fluktan, Gaster, Gestofan,
Hacip, Ifamul, Incifam, Interfam, Kemofam, Lexmodine, Mecofam, Merzapam, Mosul,
Motipep, Moydine, Nulsefam, Opsifam, Opsifam Forte, Peptulet, Peptulet Forte,
Pompaton, Pratifar, Promocid, Purifam, Rafico, Regastin, Renapepsa, Restadin,
Tismafam, Ulcatif, Ulcerid, Ulfam, Ulmo, Ulkorel, Zepral, Neosanmag Fast, Promag
Double Action
KOMPOSISI

29

Tiap tablet salut selaput mengandung famotidin 20 mg.

Tiap tablet salut selaput mengandung famotidin 40 mg.

INDIKASI
Efektivitas obat ini untuk tukak duodenum dan tukak lambung setelah 8 minggu
pengobatan

sebanding

dengan

ranitidin

dan

simetidin.

Pada

penelitian

berpembanding selama 6 bulan, famotidin juga mengurangi kekambuhan tukak


duodenum yang secara klinis bermakna. Famotidin kira-kira sama efektif dengan
AH2 lainnya pada pasien sindrom Zollinger-Ellison, meskipun untuk keadaan ini
omeprazol merupakan obat terpilih. Efektivitas famotidin untuk profilaksis tukak
lambung, refluks esofagitis dan pencegahan tukak stres kurang lebih sama dengan
antagonis reseptor AH2 lainnya.
DOSIS
Oral: pada tukak duodenum atau tukak lambung aktif 40 mg satu kali sehari pada
saat akan tidur. Umumnya 90% tukak sembuh setelah 8 minggu pengobatan. Pada
pasien tukak peptik tanpa komplikasi dan klirens kreatinin <10 mL/menit, dosis awal
20 mg pada saat akan tidur. Dosis pemeliharaan untuk pasien tukak duodenum 20
mg untuk pasien sindrom Zollinger-Ellison dan keadaan hipersekresi asam lambung
lainnya, dosis harus diindividualisasi. Dosis awal per oral yang dianjurkan 20 mg tiap
6

jam.

Intravena: Pada pasien hipersekresi asam lambung tertentu atau pada pasien yang
tidakkk dapat diberikan sediaan oral, famotidin diberikan IV 20 mg tiap 12 jam.
Dosis obat untuk pasien harus dititrasi berdasarkan jumlah asam lambung yang
disekresi.
Batas maksimal mengonsumsi obat ini adalah selama enam hari. Obat ini hanya
boleh dikonsumsi oleh orang dewasa dan remaja berusia 16 tahun ke atas.

MEKANISME KERJA OBAT

30

Famotidin bekerja dengan menghambat secara kompetitif reseptor histamin


H2.

Aktivitas farmakologi yang penting dan famotidin adalah menghambat sekresi


gastrik, sehingga volume sekresi gastnk dan konsentrasi asam menurun.

FARMAKODINAMIK
Seperti halnya dengan simetidin dan ranitidin, famotidin merupakan AH2 sehingga
dapat menghambat sekresi asam lambung pada keadaan basal, malam dan akibat
distimulasi oleh pentagastrin. Fanitidin tiga kali lebih paten daripada ranitidin dan 20
kali lebih paten daripada simetidin.
FARMAKOKINETIK
Famotidin mencapai kadar puncak di plasma kira-kira dalam

2 jam setelah

penggunaan secara oral, masa paruh eliminasi 3-8 jam dan bioavailabilitas 40-50%.
Metabolit utama adalah famotidin-S-oksida. Setelah dosis oral tunggal, sekitar 25%
dari dosis ditemukan dalam bentuk asal di urin. Pada pasien gagal ginjal berat masa
paruh eliminasi dapat melebihi 20 jam.
EFEK SAMPING
Efek samping famotidin biasanya ringan dan jarang terjadi, misalnya sakit kepala,
pusing, dan konstipasi dan diare.Seperti halnya dengan ranitidin, famotidin
nampaknya lebih baik dari simetidin karena tid menimbulkan efek antiandrogenik.

INTERAKSI OBAT
Famotidin tidak mengganggu oksidasi diazepam, teofirin, warfarin atau fenitoin di
hati. Ketokonazol mambutuhkan pH asam untuk bekerja sehingga kurang efektif bila
diberikan bersama AH2.
PERINGATAN DAN PERHATIAN

Penqgunaan famotidin pada kehamilan dan ibu menyusui hanya bila benarbenar dibutuhkan, dan diketahui bahwa manfaatnya lebih besar dari
resikonya.
31

Keamanan dan manfaat famotidin pada anak-anak belum diketahui .

Dosis harus disesuaikan pada pasien dengan gangguan ginjal. Sebelum


terapi dengan famotidin malignasi gaster harus disingkirkan.

CARA MENGKONSUMSI FAMOTIDINE DENGAN BENAR


Pastikan untuk membaca petunjuk pada kemasan obat dan mengikuti anjuran dokter
dalam mengonsumsi famotidine. Jangan menambahkan atau mengurangi dosis
tanpa izin dokter.
Famotidine biasanya diminum dua kali sehari, yaitu pada pagi dan malam hari. Jika
Anda hanya dibatasi untuk mengonsumsi sehari sekali, sebaiknya obat ini diminum
pada malam hari. Obat ini bisa diminum sebelum atau sesudah makan.
Selama mengalami masalah asam lambung, terdapat beberapa makanan dan
minuman yang bisa memperparah gejala yang muncul. Makanan dan minuman yang
harus Anda hindari adalah peppermint, cokelat, makanan pedas, tomat, minuman
beralkohol, kopi, dan minuman panas apa pun. Selain itu, hindari makan dalam porsi
besar agar gejala yang muncul tidak bertambah parah.
Menurunkan berat badan dan mengonsumsi makanan yang sehat bisa membantu
menurunkan risiko munculnya gejala yang ada. Orang dengan berat badan berlebih
akan menambah tekanan terhadap perut, yang pada akhirnya meningkatkan risiko
penyakit asam lambung.
Untuk sementara hindari rokok karena rokok bisa meningkatkan produksi asam di
dalam lambung sehingga dapat memperparah gejala yang muncul.
Bagi pasien yang lupa mengonsumsi famotidine, disarankan untuk segera
mengonsumsinya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat.
Jangan

menggandakan

dosis

famotidine

pada

jadwal

berikutnya

untuk

menggantikan dosis yang terlewat.

32

6. SUKRALFAT
NAMA DAGANG
Ulsicral, Musin
DOSIS
Untuk dewasa 4 kali sehari 500-1000 mg (maksimum 8 gram/hari) sewaktu lambung
kosong (1 jam sebelum makan dan tidur). Pengobatan dianjurkan selama 4-8
minggu, kecuali apabila pemeriksaan endoskopi atau sinar-X telah memperlihatkan
kesembuhan.
FARMAKODINAMIK
Sukralfat adalah suatu kompleks yang dibentuk dari sukrosa oktasulfat dan
polialumunium hidroksida. Aktifitas sukralfat sebagai anti ulkus merupakan hasil dari
pembentukan komplek sukralfat dengan protein yang membentuk lapisan pelindung
menutupi ulkus serta melindungi dari serangan asam lambung, pepsin dan garam
empedu. Percobaan

laboratorium dan

klinis menunukkan

bahwa sukralfat

menyembuhkan tukak dengan tiga cara :


1. Membentuk kompleks kimiawi yang terikat pada pusat ulkus sehingga merupakan
lapisan pelindung.
2. Menghambat aksi asam, pepsin, dan garam empedu.
3. Menghambat difusi asam lambung menembus lapisan film sukralfat-albumin.
FARMAKOKINETIK
Penelitian menunjukkan bahwa sukralfat dapat berada dalam jangka waktu lama
dalam saluran cerna sehingga menghasilkan efek obat panjang. Sukralfat sangat
sedikit terabsorpsi di saluran pencernaan sehingga menghasilkan efek samping
sistemik yang minimal.
INDIKASI
Pengobatan jangka pendek (sampai 8 minggu) pada ulkus duodenum (tukak usus
dua belas jari).

33

KONTRA INDIKASI
Tidak diketahui
INTERAKSI OBAT
Pemberian sukralfat dapat mengurangi absorpsi atau bioavaibilitas obat-obatan :
Simetidin, antibiotik golongan fluoroquinolon (ciprofloxacin, norfloxacin), digoxin,
ketokonazol, fenitoin, ranitidine, tetraciclin, quinidine, L-thyroxin dan teofilin,
sehingga obat-obatan tersebut harus diberikan dalam waktu 2 jam sebelum
pemberian sukralfat.
EFEK SAMPING
Sangat jarang, yang relative sering dilaporkan hanya konstipasi dan mulut terasa
kering. Keluhan lainnya adalah diare, mual, muntah, tidak nyaman di perut, flatulent,
pruritus, rash, mengantuk, pusing, nyeri pada bagian belakang, dan sakit kepala.
PERINGATAN DAN PERHATIAN
Sukralfat harus diberikan secara hati-hati pada pasien gagal ginjal kronis dan pasien
dialysis. Penggunaan obat ini selama kehamilan hanya dilakukan jika benar-benar
diperlukan. Sukralfat harus diberikan secara hati-hati pada wanita yang sedang
menyusui. Jika diperlukan antasida dapat diberikan, namun demikian sebaliknya
tidak diberikan dalam jangka waktu 1 jam sebelum atau sesudah pemberian
sukralfat. Keamanan dan efektifitas pada anak-anak belum dapat ditetapkan.
Mengonsumsi Sukralfat dengan Benar
Gunakan sukralfat sesuai dengan anjuran dokter dan jangan lupa untuk membaca
keterangan pada kemasan.
Konsumsi sukralfat dianjurkan pada saat perut Anda kosong dengan bantuan air
putih. Waktu yang paling ideal adalah satu jam sebelum makan atau dua jam
sesudah makan.
Jika dokter juga menyarankan Anda untuk mengonsumsi antasida, minumlah
setidaknya 30 menit sebelum atau sesudah mengonsumsi sukralfat. Obat ini juga
sebaiknya

tidak

dikonsumsi

bersamaan

dengan

obat

lain

karena

dapat

34

memengaruhi keefektifannya. Tunggulah setidaknya dua jam sesudah atau sebelum


meminum sukralfat untuk mengonsumsi obat lain.
Pastikan Anda menghindari rokok serta makanan dan minuman yang dapat
memperparah kondisi Anda. Contohnya cokelat, kopi, tomat, minuman atau
makanan yang asam, serta minuman keras.
Selama menggunakan sukralfat, Anda sebaiknya menjalani pemeriksaan secara
berkala. Proses ini akan membantu dokter untuk memantau perkembangan kondisi
Anda sekaligus keefektifan obat.
Bagi pasien yang lupa mengonsumsi sukralfat, disarankan segera meminumnya
begitu

teringat

jika

jadwal

dosis

berikutnya

tidak

terlalu

dekat.

Jangan

menggandakan dosis sukralfat pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang
terlewat.

35

36

KESIMPULAN

Dari penjelasan obat-obat diatas dapat di simpulkan bahwa obat-obat golongan


Penghambat PPI (Pomopa Proton Inhibitor ) dan ARH2 (Antagonis Resptor H2)
penggunaan untuk anak-anak belum diketahui keamanannya.
Maka dari itu sebaiknya konsultasikan lebih lanjut kepada dokter apabila ingin
menggunakan obat golongan ini.

37

DAFTAR PUSTAKA
http://www.alodokter.com/pantoprazole
Proton Pump Inhibitors (PPIs). Available from: http://www.medicinenet.com/protonpump_inhibitors/article.htm
Anonim, 2006, British National Formulary, edisi 52, 37,48-50,British Medical
Association,

Royal

Pharmaceutical

Society

of

Great

Britain,

London

Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000, 22-23, Penerbit CV.
Sagung Seto, Jakarta
Anonim,

2007,

MIMS

Volume

8,

PT

Info

Master,

Jakarta

Dipiro, J. T., Talbert, R. L., Yee, G. C., Matzke, G. R., Wells, B. G., Posey, L. M.,
2005, Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, Sixth Edition, The McGrawHill

Companies,

Inc.,

USA

Lacy, C.F., Armstrong, L.L., Goldman, M.P., and Lance, L.L., 2006, Drug Information
Handbook,

14th

Ed.,

900-902,1172-1174,1209-1211

Lexicomp,

Inc.,

USA

Tierney, L. M., Stephen J.M., Maxine A. P., 2006, Current Medical Diagnosis &
Treatment, 45th ed, Mc Graw-Hill Companies, USA
Berardi, R.R., dkk., 2004, Handbook of Nonprescreption Drugs, 14th ed., American
Pharmacist Association, Washington.
Dollery, C.,1999, Therapeutic Drugs, 2nd ed., vol. 2 (I-Z), Churcill Livingstone, United
Kingdom.
Dipiro, J.T., 1997, Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach, 3rd ed., 629-646,
A Simon and Schuster Company, USA.
Evoy, G.K.M., 2005, AHFS Drug Information, American Society of Health-System
Pharmacists, USA.
Neal, M.J., 2005, At A Glance Farmakologi Medis, 5th ed., 30-31, diterjemahkan oleh
Juwalita Surapsari, Penerbit Erlangga, Jakarta.
http://www.alodokter.com/lansoprazole
Berardi, R.R., dkk., 2004, Handbook of Nonprescreption Drugs, 14th ed., American
Pharmacist Association, Washington.
Dollery, C.,1999, Therapeutic Drugs, 2nd ed., vol. 2 (I-Z), Churcill Livingstone, United
Kingdom.
38

Dipiro, J.T., 1997, Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach, 3rd ed., 629-646,


A Simon and Schuster Company, USA.
Evoy, G.K.M., 2005, AHFS Drug Information, American Society of Health-System
Pharmacists, USA.
Neal, M.J., 2005, At A Glance Farmakologi Medis, 5th ed., 30-31, diterjemahkan oleh
Juwalita Surapsari, Penerbit Erlangga, Jakarta.
http://bukusakudokter.org/2012/12/08/omeprazole/

7. http://www.alodokter.com/omeprazole:
http://dokita.co/store/omeprazole/
www.dechacare.com/Ranitidine-Tablet-150-mg-P527-1.html
www.alodokter.com/ranitidin
https://yosefw.wordpress.com/2009/03/20/cimetidin-dan-ranitidin/
http://obat-drug.blogspot.co.id/2014/10/cimetidine-bagian-2.html

39

Anda mungkin juga menyukai