Anda di halaman 1dari 19

No

Keterangan

AC

DC

desain

memiliki stator
berupa kabel yang
tetap dan rotor
berupa magnetnya.
Jadi magnet berputar
di sekitar kumparan
digunakan untuk
kebutuhan listrik
rumahan untuk
menggerakan motor
berukuran kecil
seperti vacuum
cleaner, dan kipas
angin
aman untuk
ditransfer ke seluruh
kota dan dapat
menghasilkan energy
yang jauh lebih besar
dibandingkan arus
DC.
gaya magnet yang
berputar sepanjang
kabelnya

memiliki
kumparan yang
berputar dengan
magnet sebagai
statornya.

Penggunaanny
a

Energi yang
bisa
dihasilkan

Penyebab
aliran arus

Frekuensi

Arah arus
yang
dihasilkan
Kekuatan arus
yang
dihasilkan
arah gerak elektron

Bervariatif
tergantung alat yang
dipakai
berbalik dan terus
berbalik

sering digunakan
untuk kereta
listrik dan motormotor besar
lainnya.

Arus DC tidak
bisa mengalir ke
tempat yang jauh
karena cenderung
kehilangan energi
ketika dialirkan.
gaya magnet yang
tidak berputar dan
bersifat tetap
sepanjang
kabelnya.
Nol

mengalir di satu
arah.

Berubah-ubah terus
sepanjang waktu

Konstan

Memiliki 2 arah
:depan &belakang

Arah depan saja

MATERI AC- DC

1. Perbedaan dan persamaan AC dan DC (generator)

Persamaan AC & DC :
Mengalirkan electron
Menghasilkan arus listrik
Memiliki komponen yang befungsi sama
Sama-sama mengandalkan induksi elektromagnetik

2.

Prinsip kerja DC pada catu daya/power suplay/adaptor

Sebuah DC Power Supply atau Adaptor pada dasarnya memiliki 4 bagian utama agar dapat
menghasilkan arus DC yang stabil. Keempat bagian utama tersebut diantaranya adalah
Transformer, Rectifier, Filter dan Voltage Regulator.

Contoh :

Transformator (Transformer/Trafo)

Trafo yang digunakan untuk DC Power supply adalah Transformer jenis Step-down yang
berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik sesuai dengan kebutuhan komponen Elektronika
yang terdapat pada rangkaian adaptor (DC Power Supply). Transformator bekerja berdasarkan
prinsip Induksi elektromagnetik yang terdiri dari 2 bagian utama yang berbentuk lilitan yaitu

lilitan Primer dan lilitan Sekunder. Lilitan Primer merupakan Input dari pada Transformator
sedangkan Output-nya adalah pada lilitan sekunder.

Rectifier (Penyearah Gelombang)

Rectifier atau penyearah gelombang adalah rangkaian Elektronika dalam Power


Supply (catu daya) yang berfungsi untuk mengubah gelombang AC menjadi
gelombang DC setelah tegangannya diturunkan oleh Transformator Step down.
Rangkaian Rectifier biasanya terdiri dari komponen Dioda. Terdapat 2 jenis
rangkaian Rectifier dalam Power Supply yaitu Half Wave Rectifier yang hanya
terdiri dari 1 komponen Dioda dan Full Wave Rectifier yang terdiri dari 2 atau 4
komponen dioda.

Filter (Penyaring)

Dalam rangkaian Power supply (Adaptor), Filter digunakan untuk meratakan sinyal arus yang keluar dari
Rectifier. Filter ini biasanya terdiri dari komponen Kapasitor (Kondensator) yang berjenis Elektrolit atau
ELCO (Electrolyte Capacitor).

Voltage Regulator (Pengatur Tegangan)

berfungsi untuk mengatur tegangan sehingga tegangan Output tidak dipengaruhi oleh suhu, arus beban
dan juga tegangan input yang berasal Output Filter. Voltage Regulator pada umumnya terdiri dari Dioda
Zener, Transistor atau IC (Integrated Circuit)

3. System dan cara kerja GENSET


Genset ialah suatu alat yang dapat mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Genset atau
sistem generator penyaluran adalah suatu generator listrik yang terdiri dari panel, berenergi solar dan
terdapat kincir angin yang ditempatkan pada suatu tempat.
Genset mampu digunakan sebagai sistem cadangan listrik atau off-grid (sumber daya yang
tergantung atas kebutuhan pemakai). Genset dipakai oleh rumah sakit dan industri yang menginginkan
sumber listrk yang besar dan relaif stabli.
Generator terpasang satu poros dengan motor diesel, yang biasanya memakai generator sinkron
(alternator) pada pembangkitan. Generator sinkron mempunyai dua bagian utama yaitu: sistem medan
magnet dan jangkar. Generator ini kapasitasnya besar, medan magnetnya berputar karena terletak pada
rotor.

Genset bekerja sepuluh detik ketika listrik padam, sepuluh detik berikutnya tenaga listrik diswitch
ke genset, saat itu lampu bisa menyala kembali. Cara kerja generator genset yang memberikan
supply listrik setelah duapuluh detik ini ditopang oleh AVR (Automatic Voltage Regulator).
Di dalam AVR, ada Mutual Reactor (MT) yaitu semacam trafo jenis CT (Current Transformer)
yang menghasilkan arus listrik berdasarkan besaran arus beban yang melaluinya (secara
rangkaian seri). Arus listrik yang dihasilkan ini digunakan untuk memperkuat medan magnet pada
belitan rotor. Sehingga untuk beban yang besar, arus yang dihasilkan juga besar (rumus: V=IxR,
dimana Vp/Vs=Ip/Vp dan P=IxV).
untuk menjaga kestabilan AVR tidak cukup hanya dengan mengandalkan AVR saja, genset juga
dilengkapi System Governor untuk menjaga kestabilan RPM (Rotation Power Momentum)nya
sehingga bisa menghasilkan frekuensi putaran yang stabil pada saat ada atau tidak ada beban, hal
ini bisa dilakukan dengan mengatur supply BBM (biasanya solar) pada generator genset.
ketika listrik menyala, sebuah switch (biasanya ATS-Automatic Transfer Switch) otomatis
mengalihkan power supply dari genset ke PLN. Ini dilakukan tanpa memadamkan lampu sama
sekali, sehingga tidak mengganggu kenyamanan konsumen. Dalam 5 detik genset akan mati
secara otomatis.
Cara kerja genset bertenaga urine:
- Urine dimasukkan ke dalam sel elektrolitik, yang memisahkan hidrogen.
- Hidrogen masuk ke filter air untuk pemurnian, yang kemudian akan didorong ke dalam tabung
gas.
- Tabung gas mendorong hidrogen ke dalam silinder boraks cair, yang digunakan untuk
menghilangkan kelembaban dari gas hidrogen.
- Kemudian gas hidrogen murni ini didorong ke generator, sehingga lampu dapat menyala

4. Cara merubah arus DC baterai menjadi arus AC dan sebaliknya


Konversi DC ke AC disebut Inverter ,didalamnya terdapat rangkaian logic yang dapat melakukan
pensaklaran 50 kali/detik atau sama dengan 50 Hz. Kalau merubah arus AC menjadi DC (dengan
tegangan yg tidak di ubah) cukup dengan bantuan DIODE (penyearah), minimal 2(dua) buah diode.
Yg satu terhubung SERI dengan Phase, tanda panah keluar, akan menghasilkan + (Positif)
Yg satu lagi terhubung SERI dengan Nol, tanda panah kedalam, akan menghasilkan - (Negative).
NB:Phase & Nol tidak masalah bila terbalik.
jika ingin yg lebih baik hasil DC nya, gunakan DIODE BRIDGE (didalamnya merupakan rangkaian
4(empat) buah diode).hubungkan arus AC pada tanda ~/~ , dan arus DC akan keluar pada tanda +/-.
NB : Kuat ARUS / daya dukung diode harus ditentukan dahulu sebelum membeli DIODE tsb.
dengan cara mengatur keterlambatan sudut penyalaan inverter di tiap lengannya. dengan modulasi
lebar pulsa (PWM). Sinyal kontrol penyaklaran di dapat dengan cara membandingkan sinyal referensi
(sinusoidal) dengan sinyal carrier (digunakan sinyal segitiga). Dengan cara ini frekuensi dan tegangan
fundamental mempunyai frekuensi yang sama dengan sinyal referensi sinusoidal.

5. Jenis-jenis komponen elektrolika beserta fungsi dan simbolnya


Resistor

Kapasitor (Capacitor)

Induktor (Inductor)

Dioda (Diode)

Transistor

IC (Integrated Circuit)

Saklar (Switch)

6. Jenis-jenis baterai kancing dan cara membaca kodenya.


Berdasarkan Bahan Dasar Pembuatnya, Baterai Kancing (Button Cell) dapat dibagikan menjadi beberapa
Jenis, diantaranya adalah
-Baterai Kancing Silver
-Baterai Kancing Alkaline
-Baterai Kancing Lithium
-Baterai Kancing Zinc-Air
-Baterai Kancing Mercury.

Kode Huruf Pertama (Bahan Kimia Pembuat Baterai Kancing)


Kode
Huruf
L

Nama
Umum
Alkaline

S
P
C

Silver
Zinc-air
Lithium

B
G
M, N

Elektroda
Positif
Manganese
dioxide
Silver oxide
Oxigen
Manganese
Dioxide
Carbon
Monofluoride
Copper oxide
Mercuric

Elektroda
Negatif
Zinc

Tegangan
Nominal
1.5 V

Zinc
Zinc
Lithium

1.55 V
1.4 V
3V

Lithium

3V

Lithium
Zinc

1.5 V
1.35 V /

Keterangan

Dilarang

oxide
1.40 V
Kode Angka Digit Pertama atau Kedua (Ukuran Baterai Kancing)
Kode angka
11
12
16
20
23
24
30

Diameter(mm
)
11.6
12.5
16
20
23
24.5
30.0

Kode angka

Diameter (mm)

4
5
6
7
9
10

4.8
5.8
6.8
7.9
9.5
10

Penggunaannya

Contoh

Seperti Gambar diatas ini, terdapat Baterai Kancing / Baterai Koin buatan Panasonic dengan Kode
CR3032 3V. Maka kita dapat menterjemahkan Kode tersebut seperti dibawah ini :
C
R
30
32
3V

= Lithium
= Round (bulat)
= Diameter 30.0 mm
= Tebal 3.2 mm
= 3 Volt

7. Pengertian konektor(penghubung) dan jenis-jenisnya


adalah suatu komponen Elektro-Mekanikal yang berfungsi untuk menghubungkan satu
rangkaian elektronika ke rangkaian elektronika lainnya ataupun untuk menghubungkan suatu
perangkat dengan perangkat lainnya. Pada umumnya, Konektor terdiri Konektor Plug (male) dan
Konektor Socket (female).

Banana Connector (Konektor Banana) dan Socket

sering disebut juga dengan Konektor 4mm. Pin pada Banana Connector ini terdapat 1 atau 2 per (spring)
yang menonjol keluar, sehingga bentuknya menyerupai Pisang (Banana). Salah satu kelebihan Banana
Connector (Konektor Banana) adalah dapat melewatkan arus listrik yang tinggi hingga 10A.Konektor
Banana ini banyak digunakan sebagai konektor yang menghubungkan Speaker ke Amplifier dan juga
dalam Peralatan Test Equipment (Alat-alat ukur / Uji) seperti Multimeter dan Osiloskop. Konektor
Banana ini ditemukan oleh Richard Hirschmann pada tahun 1924.

USB Connector (Konektor USB) dan Socket

USB adalah singkatan dari Universal Serial Bus dan merupakan konektor yang paling populer
saat ini dalam hal yang berhubungan dengan Catu Daya (Power Supply), Komunikasi dan Koneksi antara
Komputer dengan Peralatan Elektronika seperti Handphone, Harddisk, Digital Kamera dan lain
sebagainya. Seiring dengan perkembangannya peralatan Portable, Konektor USB pun memiliki berbagai
jenis ukuran yakni Ukuran Standard Type, Mini dan Micro.
Konektor USB ini dikembangkan oleh 7 Perusahaan besar, diantaranya adalah Compaq, DEC, IBM, Intel,
Microsoft, NEC dan Nortel pada tahun 1994.

Coaxial Connector (Konektor Koaksial) dan Socket

Coaxial Connector (Konektor Koaksial) digunakan untuk menghubungkan kabel Koaksial yang
membawa Frekuensi Tinggi seperti pada kabel Antena TV. Coaxial Connector ini memiliki kelebihan
dalam mengurangi Noise pada Frekuensi Tinggi

BNC Connector (Konektor BNC) dan Socket

BNC Connector (Konektor BNC) dirancang khusus untuk kabel koaksial (coaxial) yang membawa signal
Frekuensi Tinggi dimana kejernihan signal yang bebas dari Distorsi dan Noise merupakan hal yang sangat
penting. Konektor BNC biasanya digunakan pada Test Equipment Frekuensi seperti Osiloskop, Audio
Analyzer, Signal Generator. Konektor BNC ini dirancang oleh Paul Neill, Carl Concelman, & Octavio M.
Salati dan dipatenkan pada tahun 1951. Kepanjangan dari BNC adalah Bayonet NeillConcelman.

RCA Connector (Konektor RCA) dan Socket

RCA Connector sering disebut juga dengan Phono Connector ataupun A/V Jack. RCA Connector yang
memiliki kepanjangan Radio Corporation of America ini ditemukan pada awal tahun 1940-an dan pada
umumnya berfungsi sebagai Konektor untuk kabel pembawa signal Audio dan Video. Untuk
membedakan Signal yang akan dibawanya, biasanya Konektor RCA diberikan warna yang berbeda
seperti Kuning untuk Signal Video, Merah dan Putih untuk signal Stereo (Audio Kiri dan Audio Kanan).

D Connector (Konektor D) dan Socket

D Connector atau D-Subminiature (D-Sub) merupakan Konektor yang paling sering ditemukan dalam
Komputer. Pemakaian D sebagai namanya karena bentuk konektor seperti huruf D yang sebenarnya
adalah berfungsi untuk menghindari terjadinya kesalahan pemasangan. Konektor D umumnya memiliki
2 baris atau 3 baris Pin. Jumlah Pin pada Konektor D juga beragam mulai dari 9 Pin hingga 100 Pin.
Konektor D yang paling sering ditemukan pada Komputer adalah Konektor VGA (DE-15; 15 Pin) dan
Konektor Komunikasi Serial RS-232 (DE-9; 9 Pin).

Phone Connector (Konektor Phone) dan Socket

Phone Connector atau sering juga disebut dengan Phone jack adalah Konektor yang pada
umumnya digunakan untuk konektor kabel yang menghantarkan signal Audio. Terdapat 3 ukuran Phone
Connector yaitu (6.3mm), 1/8 (3.5mm) dan 3/32 (2.5mm). Phone Jack (Phone Connector) juga
tersedia dalam bentuk Mono dan Stereo dan bahkan sekarang sudah dapat ditemukan Phone Jack
kombinasi yang terdiri dari Stereo, Mikropon dan Tombol pengendali.
Aplikasi Phone Connector umumnya untuk Konektor Mikropon, Konektor Headphone, Konektor
Earphone dan lain sebagainya.

DC Connector (Konektor arus DC) dan Socket

Seperti namanya, DC Connector adalah Konektor yang diperuntukan kabel yang menghantarkan
arus listrik DC. DC Connector pada umumnya berbentuk Silinder dan memiliki polaritas Positif dan
Negatif. Konekor Arus DC ini banyak kita temukan di Adaptor seperti Adaptor Laptop, Adaptor Telepon
dan lain sebagainya

Modular Connector

Modular Connector umumnya digunakan pada peralatan Telekomunikasi dan Komputer seperti
kabel Telepon dan juga Kabel LAN (Local Area Network). Modular Connector juga sering disebut
dengan RJ Connector ataupun Modular Phone Jack. Modular Connector yang sering digunakan untuk
Network (Jaringan) computer adalah Modular Connector Jenis RJ45 yang memiliki 8 Pin (8P8C)
sedangkan untuk Telepon rumah sering digunakan Modular Connector yang berjenis RJ11 (6P2C) atau
RJ14 (6P4C).
Catatan : 8P8C = 8 Pin 8 Contact.

PCB Connector (Konektor PCB)

. Bentuk-bentuk konektor PCB tersebut berbeda-beda tergantung perancangan PCB dan keperluannya.
Konektor PCB tersebut rata-rata terpasang didalam peralatan Elektronika dan tidak dapat dilihat oleh
Konsumen pada umumnya. Berikut ini gambar beberapa jenis konektor yang sering dipasang di PCB

8. Pengertian dan fungsi sekring dan cara mengukurnya


Fuse atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Sekering adalah komponen yang
berfungsi sebagai pengaman dalam Rangkaian Elektronika maupun perangkat listrik. Karena
fungsinya yang dapat melindungi peralatan listrik dan peralatan Elektronika dari kerusakan akibat
arus listrik yang berlebihan, Fuse atau sekering juga sering disebut sebagai Pengaman Listrik.
Fuse (Sekering) terdiri dari 2 Terminal dan biasanya dipasang secara Seri dengan Rangkaian
Elektronika / Listrik yang akan dilindunginya sehingga apabila Fuse (Sekering) tersebut terputus
maka akan terjadi Open Circuit yang memutuskan hubungan aliran listrik agar arus listrik tidak
dapat mengalir masuk ke dalam Rangkaian yang dilindunginya.

,
nilai Fuse diantaranya terdiri dari Arus Listrik (dalam satuan Ampere (A) ataupun miliAmpere (mA) dan
Tegangan (dalam satuan Volt (V) ataupun miliVolt (mV). Dalam Rangkaian Eletronika maupun Listrik,
Fuse atau Sekering ini sering dilambangkan dengan huruf F.
Cara Mengukur Fuse (Sekering) dengan Multimeter Digital
Aturlah posisi Saklar Multimeter pada posisi Ohm ()
Hubungkan Probe Multimeter pada masing-masing Terminal Fuse / Sekering seperti pada
gambar berikut ini. Fuse atau Sekering tidak memiliki polaritas, jadi posisi Probe Merah
dan Probe Hitam tidak dipermasalahkan.
Pastikan nilai yang ditunjukan pada Display Multimeter adalah 0 Ohm. Kondisi
tersebut menandakan Fuse tersebut dalam kondisi baik (Short).
Jika Display Multimeter menunjukan Tak Terhingga, maka Fuse tersebut dinyatakan
telah putus atau terbakar.

9. Cara membaca dan menghitung nilai kapasitor berdasarkan kode angka

Satuan-satuan tersebut diantaranya adalah : Micro


Farad (F), Nano Farad (nF) dan Piko Farad (pF ).
1 Farad

= 1.000.000F (mikro Farad)

1F

= 1.000nF (nano Farad)

1F

= 1.000.000pF (piko Farad)

1nF

= 1.000pF (piko Farad)

Cara Membaca Nilai Kapasitor Elektrolit (ELCO)


Untuk Kapasitor Elektrolit atau ELCO, nilai Kapasitansinya telah tertera di label badannya dengan jelas.
Jadi sangat mudah untuk menentukan nilainya.
Hal yang perlu diingat adalah Kapasitor Elektrolit (ELCO) merupakan jenis Kapasitor yang memiliki
Polaritas (+) dan (-) sehingga perlu hati-hati dalam pemasangannya.

Cara Membaca Nilai Kapasitor Keramik, Kapasitor Kertas dan Kapasitor non-Polaritas lainnya
Untuk Kapasitor Keramik, Kapasitor Kertas, Kapasitor Mika, Kapasitor Polyester atau Kapasitor NonPolaritas lainnya, pada umumnya dituliskan Kode Nilai dibadannya. Seperti 104J, 202M, 473K dan lain
sebagainya. Maka kita perlu menghitungnya ke dalam nilai Kapasitansi Kapasitor yang sebenarnya.

Contoh untuk membaca Nilai Kode untuk Kapasitor Keramik dengan Tulisan Kode 473Z. Cara
menghitung Nilai Kapasitor berdasarkan kode tersebut adalah sebagai berikut :
Kode : 473Z
Nilai Kapasitor = 47 x 103
Nilai Kapasitor = 47 x 1000
Nilai Kapasitor = 47.000pF atau 47nF atau 0,047F
Huruf dibelakang angka menandakan Toleransi dari Nilai Kapasitor tersebut, Berikut adalah daftar Nilai
Toleransinya:
B = 0.10pF

D = 0.5pF

F = 1%

H = 3%

K = 10%

C = 0.25pF

E = 0.5%

G= 2%

J = 5%

M = 20%

Z = + 80%
dan -20%

473Z = 47,000pF +80% dan -20% atau berkisar antara 37.600 pF ~ 84.600 pF.
Jika di badan badan Kapasitor hanya bertuliskan 2 angka, Contohnya 47J maka perhitungannya adalah
sebagai berikut :
Kode : 47J

Nilai Kapasitor = 47 x 100


Nilai Kapasitor = 47 x 1
Nilai Kapasitor = 47pF
Jadi Nilai Kapasitor yang berkode 47J adalah 47 pF 5% yaitu berkisar antara 44,65pF ~ 49,35pF
Jika di badan Kapasitor tertera 222K maka nilai Kapasitor tersebut adalah :
Kode : 222K
Nilai Kapasitor = 22 x 102
Nilai Kapasitor = 22 x 100
Nilai Kapasitor = 2200pF
Toleransinya adalah 5% :
Nilai Kapasitor =2200 5% = 1980pF
Nilai Kapasitor = 2200 + 5% = 2310pF
Jadi Nilai Kapasitor dengan Kode 222K adalah berkisar antara 1.980 pF ~ 2.310 pF.

10. Cara kerja bel listrik


Bel Listrik dengan Prinsip kerja Elektromagnetik terdiri dari beberapa Komponen atau bagian utama yaitu
:

Lonceng (Gong)
Pemukul (Striker)
Kumparan Elektromagnet
Armature
Spring
Interuptor (penghubung dan pemutus arus listrik)

Berdasarkan gambar Rangkaian Bel Listrik (Electric Bell) diatas, saat Switch (S1) ditekan (ON),
arus listrik akan mengalir ke Kumparan Elektromagnet melalui Interuptor sehingga terjadi medan magnet

untuk menarik Armature Striker (pemukul). Striker yang ditarik tersebut kemudian memukul Lonceng
(Gong) sehingga Bel Listrik berbunyi. Ketika Armature Striker ditarik oleh Elektromagnet, hubungan
listrik di Interuptor pun terputus dan menyebabkan Kumparan Elektromagnetik tidak dialiri arus listrik.
Kumparan Elektromagnetik yang tidak dialiri arus listrik tersebut akan kehilangan medan
magnetnya sehingga tidak mampu lagi menarik Armature. Armature yang terlepas tersebut akan
mengayun kembali ke posisi semula dan Interuptor menjadi terhubung kembali sehingga arus listrik dapat
mengalir lagi ke Kumparan Elektromagnet untuk menarik Armature. Demikian siklus proses tersebut
berulang-ulang kembali dengan cepat dalam hitungan detik sehingga menghasilkan suara yang
berkesinambungan (terus menerus). Suara atau bunyi Bel Listrik ini akan terhenti jika Switch (S1) diOFF-kan.

Anda mungkin juga menyukai