Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................2
BAB II RINGKASAN KASUS......................................................................................................3
2.1. Identitas Korban.................................................................................................................3
2.2. Anamnesis..........................................................................................................................3
2.3. Pemeriksaaan Fisik Umum................................................................................................4
2.4. Diagnosis............................................................................................................................4
2.5. Tatalaksana..........................................................................................................................4
BAB III PEMBAHASAN KASUS................................................................................................5
3.1. Prosedur Medikolegal..........................................................................................................5
3.1.1. Pihak yang Berwenang Meminta VeR.............................................................................5
3.1.2. Visum et Repertum........................................................................................................5-6
3.2. Pemeriksaan Korban............................................................................................................6
3.2.1. Penganiayaan....................................................................................................................6
3.2.2. Tatalaksana........................................................................................................................7
3.3. Aspek Medikolegal Penganiayaan....................................................................................7-9
BAB IV KESIMPULAN..............................................................................................................10
BAB V VISUM ET REPERTUM..........................................................................................11-12
BAB VI DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................13

BAB I
PENDAHULUAN
Sebagian besar orang berpikir bahwa kekerasaan dapat menyelesaikan setiap masalah,
namun kenyataannya hanya akan menimbulkan masalah baru yang tidak kunjung selesai karena
adanya keinginan untuk saling membalas saat ada kesempatan. Namun selayaknya manusia
yang berakal budi, maka tindakan kekerasan pada zaman sekarang sudah selayaknya tidak
digunakan untuk menyelesaikan masalah meskipun masalah yang dialami menimbulkan
kemarahan, kebencian, atau keinginan untuk membalas. Oleh sebab itu, peraturan dibuat untuk
mengatur tingkah laku manusia untuk dapat saling hidup damai dan tenteram.
Pada kasus ini, korban mengalami tindak kekerasan oleh tetangganya karena adanya
kesalahpahaman pada masing-masing pihak, baik pelaku maupun korban. Hal ini seharusnya
dapat dicegah apabila, adanya komunikasi yang baik antara keduanya.

BAB II
RINGKASAN KASUS
2.1. Identitas Korban
No.Rekam Medis

: 4077179

Nama

: Ny. DPS

Tempat/Tanggal Lahir

: Jakarta/ 13 Februari 1984

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Ibu Rumat Tangga

Kewarganegaraan

: Warga Negara Indonesia

Alamat

: Jl.Kramat Pulo Gundul RT.008/08 Kel.TanahTinggi,


Kec.JohorBaru, Jakarta Pusat

Tanggal dan Waktu Pelaporan : 8 September 2015 , jam 18.10 WIB


2.2. Anamnesis
Anamnesis dilakukan pada korban sendiri (autoanamnesis).
Menurut korban, Korban mengaku sekitar empat jam sebelum pemeriksaan, dicakar oleh
tetangganya pada bagian wajah, dan terjatuh di aspal. Kejadian terjadi karena salah paham
dengan anak tetangga korban. Korban tidak pingsan, mual maupun muntah.
2.3. Pemeriksaan Fisik Umum
Status Generalis

Keadaan Umum : Tampak sakit ringan


Kesadaran
: Sadar penuh
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Denyut Nadi
: 95x/menit
Pernafasan
: 18x/menit

Status Lokalis Luka/Cedera


1. Pada dahi, tepat pada setinggi alis garis pertengahan depan, ditemukan luka lecet
berbentuk garis sepanjang tiga sentimeter.
2. Pada dahi sisi kiri, enam sentimeter dari garis pertengahan depan setinggi batas tumbuh
rambut depan, ditemukan luka lecet berbentuk garis sepanjang dua sentimeter.

3. Pada batang hidung sisi kiri, nol koma lima dari garis pertengahan depan, satu sentimeter
di bawah sudut dalam mata ditemukan luka lecet berukuran dua koma lima sentimeter
kali nol koma tiga sentimeter.
4. Pada pipi kiri, tiga sentimeter dari garis pertengahan depan,dua sentimeter di bawah sudut
luar mata ditemukan luka lecet ukuran empat sentimeter kali nol koma lima sentimeter.
5. Pada pipi kiri, tujuh sentimeter dari garis pertengahan depan, empat sentimeter di bawah
sudut luar mata ditemukan empat buah luka lecet berbentuk garis masing" berukuran
empat sentimeter, dua sentimeter, satu koma lima sentimeter, dan satu sentimeter.
6. Pada pipi kiri, empat sentimeter dari garis pertengahan depan, setinggi sudut
mulut,ditemukan luka lecet berbentuk garis sepanjang dua sentimeter.
7. Pada punggung kanan, dua sentimeter dari garis pertengahan belakang, dua belas
sentimeter di atas taju atas belakang tulang usus terdapat luka lecet ukuran tiga sentimeter
kali nol koma lima sentimeter.
8. Tepat pada siku kanan, luka lecet ukuran satu sentimeter kali satu sentimeter.
9. Tepat pada lutut kiri, luka lecet ukuran tiga sentimeter kali tiga sentimeter.
2.4. Diagnosis
Multiple Vulnus Eksoriasi pada wajah, punggung kanan, siku kanan, dan lutut kiri.
2.5. Tatalaksana
Pembuatan visum et repertum

BAB III
PEMBAHASAN KASUS
3.1 Prosedur Medikolegal
Pada kasus ini, permintaan pembuatan visum et repertum disampaikan dalam bentuk
tertulis melalui surat permintaan visum. Keterangan surat permintaan visum adalah sebagai
berikut :
No. Polisi

: 056/VER/IX/2015/Sek.JB

Instansi

: Kepolisian Sektor Metro Johar Baru

Tanggal

: 8 September 2015

Permintaan

: Permohonan Visum et Repertum Luka

3.1.1. Pihak yang berwenang Meminat VeR


Pihak yang berwenang meminta VeR adalah penyidik. Yang dapat menjadi penyidik
adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang
diberi wewenang khusus oleh undang-undang. Hal ini tercantum dalam pasal 133 KUHAP ayat
1.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.27 tahun 1983, disebutkan bahwa terdapat aturan
mengenai kepangkatan untuk pejabat POLRI yang dapat membuat surat permintaan visum.
Berdasarkan PP tersebut, yang berhak untuk meminta VeR adalah penyidik POLRI berpangkat
serendah-endahnya Pembantu Letnan Dua, sedangkan pada wilayah kepolisian tertentu yang
komandannya adalah seorang bintara (Sersan), maka ia adalah penyidik karena jabatannya
tersebut.
TEMUAN PADA KASUS DI ATAS
Surat permintaan visum untuk kasus di atas ditandatangani oleh Kapolsek Metro Johar
Baru. Hal ini berarti tidak terdapat masalah pada surat permintaan visum tersebut(sesuai dengan
Peraturan Pemerintah No.27 tahun 1983).
3.1.2. Visum et Repertum
Berdasarkan pasal 184 ayat 1 KUHP :
1. Alat bukti yang sah adalah :
a. Keterangan saksi;
b. Keterangan ahli;
5

c. Surat;
d. Petunjuk;
e. Keterangan terdakwa.
Dalam hal ini, visum termasuk ke dalam alat bukti berupa surat. Surat yang dibuat
merupakan suatu keterangan ahli yang dibuat berdasarkan keilmuannya dengan melakukan
pemeriksaan medik, tidak hanya terbatas dengan apa yang dilihat dan ditemukan oleh si
pembuat.
Dasar hukum yang mendasari pembuatan visum et repertum adalah pasal 133 KUHAP ayat 1
dan ayat 2 sebagai berikut :
Pasal 133 KUHAP
1. Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka,
keracunan, ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia
akan berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran
kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.
2. Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara
tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau
pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.
TEMUAN PADA KASUS
Berdasarkan surat permintaan visum pada kasus, surat permintaan ditujukan kepada
Kepala Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Berdasarkan hal ini, berarti pasal 133 KUHAP ayat
1 dan ayat 2 sudah terpenuhi, dimana permintaan keterangan ahli ditujukan kepada ahli
kedokteran kehakiman dan dalam surat permintaan juga disebutkan untuk dibuatkan visum et
repertum luka dengan dugaan perkara penganiayaan.
3.2 Pemeriksaan Korban
Pemeriksaan korban diawali dengan anamnesis. Anamnesis diawali dengan anamnesis
umum yang meliputi pertanyaan tentang nama, umur, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan,
alamat, dll. Setelah itu, baru ditanyakan tentang kejadian, kapan kejadian dimulai, dimana, siapa,
dan mengapa kejadian itu bisa terjadi dan sudah berapa kali kejadian berulang.

TEMUAN PADA KASUS


Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik umum, serta status lokalis, ditemukan luka lecet
pada bagian wajah, punggung, siku kanan dan lutut kiri. Sehingga selanjutnya dapat digolongkan
pada penganiayaan.
3.2.2 Tatalaksana

Pembuatan visum et repertum

3.3 Aspek Medikolegal


Definisi penganiayaan sendiri tidak dijelaskan dalam KUHP, namun jurisprudensi Hoge
Read tanggal 25 Juni 1894 menjelaskan bahwa menganiaya adalah dengan sengaja menimbulkan
sakit atau luka.
Dalam KUHP dijelaskan pasal-pasal yang terkait dengan tindak penganiayaan yaitu :3
Pasal 351
1. Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau
pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
2. Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana
penjara paling lama lima tahun.
3. Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
4. Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.
5. Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.
Pasal 352
1. Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang tidak
menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau
pencaharian, diancam, sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana penjara paling lama
tiga bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. Pidana dapat
ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan itu terdahap orang yang bekerja
padanya, atau menjadi bawahannya.
2. Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.
Pasal 353
1. Penganiayaan dengan rencana lebih dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama
empat tahun.

2. Jika perbuatan itu mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah dikenakan pidana
penjara paling lama tujuh tahun.
3. Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian yang bersalah diancam dengan pidana
penjara paling lama sembilan tahun.
Pasal 354
1. Barangsiapa sengaja melukai berat orang lain, diancam karena melakukan penganiayaan
berat dengan pidana penjara paling lama delapan tahun.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian yang bersalah diancam dengan pidana
penjara paling lama sepuluh tahun.
Pasal 355
1. Penganiayaan berat yang dilakukan dengan rencana terlebih dahulu, diancam dengan
pidana penjara paling lama dua belas tahun.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang bersalah diancam dengan pidana
penjara paling lama lima belas tahun.
Pasal 356
Pidana yang ditentukan dalam pasal 351,353,354, dan 355 dapat ditambah dengan sepertiga :
1. Bagi yang melakukan kejahatan itu terhadap ibunya, bapaknya yang sah, istrinya atau
anaknya;
2. Jika kejahatan itu dilakukan terhadap seorang pejabat ketika atau karena menjalankan
tugasnya yang sah;
3. Jika kejahatan itu dilakukan dengan memberikan bahan yang berbahaya bagi nyawa atau
kesehatan untuk dimakan atau diminum.
Pasal 357
Dalam hal pemidanaan karena salah satu kejahatan berdasarkan pasal 353 dan 355, dapat
dijatuhkan pencabutan hak berdasarkan pasal 30 no.1-4.
Pasal 358
Mereka yang sengaja turut serta dalam penyerangan atau perkelahian dimana terlibat beberapa
orang, selain tanggung jawab masing-masing terhadap apa yang khusus dilakukan olehnya,
diancam :
1. Dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan, jika akibat penyerangan
atau perkelahian itu ada yang luka-luka berat;
8

2. Dengan pidana penjara paling lama empat tahun, jika akibatnya ada yang mati.
TEMUAN PADA KASUS
Berdasarkan penganiayaan pada kasus, maka pasal 352 ayat 1 yang berbunyi penganiayaan yang
tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau
pencaharian, diancam, sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana penjara paling lama tiga
bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah, dapat dijatuhkan kepada
pelaku penganiayaan apabila terbukti bersalah.

BAB IV
KESIMPULAN
Pada pemeriksaan korban perempuan berusia tiga puluh satu tahun ditemukan luka lecet
pada wajah, punggung kanan, siku kanan dan lutut kiri akibat kekerasan tumpul. Luka tersebut
tidak menimbulkan penyakit dan halangan dalam menjalankan pekerjaan jabatan atau
pencaharian.

10

BAB V
VISUM ET REPERTUM
DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN
MEDIKOLEGAL
RUMAH SAKIT DR. CIPTO MANGUNKUSUMO
Jalan Diponegoro no 71 Jakarta Pusat 10430
Kotak Pos 1086Telp. 3918301, 31930808 (Hunting), Fax 3148991
Nomor
Perihal
Lampiran

:12.194/407.71.79/VR/IX/2015
:Visum Et-Repertum Luka Ny.DPS
:-

Jakarta, 8 September 2015

PRO JUSTITIA
VISUM ET REPERTUM
Yang bertanda tangan di bawah ini dr. Samsu Buntoro, dokter pada Departemen Ilmu Kedokteran
Forensik dan Medikolegal Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo, atas permintaan
tertulis dari Kepala Kepolisian Sektor Metro Johar Baru, dengan nomor surat 056/VER/IX/2015/Sek.JB,
tanggal delapan bulan September tahun dua ribu lima belas, dengan ini menerangkan bahwa pada tanggal
delapan bulan September tahun dua ribu lima belas, pukul dua puluh Waktu Indonesia Barat bertempat di
Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo, telah melakukan pemeriksaan atas pasien
nomor registrasi: 4077179 yang menurut surat tersebut adalah:-------Nama
: Ny. DPS-----------------------------------------------------------------------------------------Umur
: 31 tahun------------------------------------------------------------------------------------------Jenis Kelamin
: Perempuan --------------------------------------------------------------------------------------Agama
: Islam---------------------------------------------------------------------------------------------Kebangsaan
: Indonesia----------------------------------------------------------------------------------------Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga-----------------------------------------------------------------------------Alamat
:Jl.Kramat Pulo Gundul RT.008/08 Kel.TanahTinggi ,Kec.JohorBaru, Jakarta Pusat-------------------------------------------------HASIL PEMERIKSAAN----------------------------------------------1. Korban datang dalam keadaan sadar, dengan keadaan umum tampak sakit ringan.-----------------------2. Korban mengaku sekitar empat jam sebelum pemeriksaan, dicakar oleh tetangganya pada bagian
wajah, dan terjatuh di aspal. Kejadian terjadi karena salah paham dengan anak tetangga korban.
Korban tidak pingsan, mual maupun muntah.-------------------------------------------------------------------3. Pemeriksaan fisik umum:-------------------------------------------------------------------------------------------a. Tanda-tanda vital: Tekanan darah seratus sepuluh per tujuh puluh milimeter air raksa; frekuensi
nadi sembilan puluh lima kali per menit ; frekuensi napas delapan belas kali per menit, suhu
dalam batas normal.--------------------------------------------------------------------------------------------b. Luka-luka:-------------------------------------------------------------------------------------------------------1. Pada dahi tepat setinggi alis pada garis pertengahan depan, ditemukan luka lecet berbentuk garis
sepanjang tiga sentimeter.-------------------------------------------------------------------------------------2. Pada dahi kiri, enam sentimeter dari garis pertengahan depan setinggi batas tumbuh rambut depan
ditemukan luka lecet berbentuk garis sepanjang dua sentimeter.----------------------------------------3. Pada batang hidung.........

11

LanjutanVER No:12.194/407.71.79/VR/IX/2015
Halaman 2 dari 2 halaman

10. Pada batang hidung sisi kiri, nol koma lima dari garis pertengahan depan, satu sentimeter di
bawah sudut dalam mata ditemukan luka lecet berukuran dua koma lima sentimeter kali nol koma
tiga sentimeter.--------------------------------------------------------------------------------------------------11. Pada pipi kiri, tiga senitmeter dari garis pertengahan depan,dua sentimeter di bawah sudut luar
mata ditemukan luka lecet ukuran empat sentimeter kali nol koma lima sentimeter.-----------------12. Pada pipi kiri, tujuh sentimeter dari garis pertengahan depan, empat sentimeter di bawah sudut
dalam mata ditemukan empat buah luka lecet berbentuk garis masing" berukuran empat
sentimeter, dua sentimeter, satu koma lima sentimeter, dan satu sentimeter.--------------------------13. Pada pipi kiri, empat sentimeter dari garis pertengahan depan, setinggi sudut mulut luka lecet
berbentuk garis sepanjang dua sentimeter.------------------------------------------------------------------14. Pada punggung kanan, dua sentimeter dari garis pertengahan belakang, dua belas sentimeter di
atas taju atas depan tulang usus terdapat luka lecet ukuran tiga sentimeter kali nol koma lima
sentimeter.-------------------------------------------------------------------------------------------------------15. Tepat siku kanan, luka lecet ukuran satu sentimeter kali satu sentimeter.------------------------------16. Tepat lutut kiri, luka lecet ukuran tiga sentimeter kali tiga sentimeter.---------------------------------4. Terhadap korban tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.------------------------------------------------------5. Korban dipulangkan.--------------------------------------------------------------------------------------------------KESIMPULAN:---------------------------------------------------------------------------------------------------------Pada pemeriksaan korban perempuan berusia tiga puluh satu tahun ditemukan luka lecet pada wajah,
punggung kanan, siku kanan dan lutut kiri akibat kekerasan tumpul. Luka tersebut tidak menimbulkan
penyakit dan halangan dalam menjalankan pekerjaan jabatan atau pencaharian.-------------------------------Demikianlah telah saya uraikan dengan sejujur-jujurnya dan menggunakan keilmuan saya yang sebaikbaiknya, mengingat sumpah sesuai dengan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana.--------------------Dokter Pemeriksa,

dr.Samsu Buntoro
NIP.112014114

12

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
1. Safitry O. Kompilasi Peraturan Perundan-undangan terkait praktik kedokteran. Jakarta :
Depertemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FKUI; 2014.
2. Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S,et al. Ilmu kedokteran forensik. Jakarta : Bagian
Kedokteran Forensik FKUI; 1997.
3. KUHP : kitab undang-undang hukum pidana. Yogyakarta: Penerbit Pustakan Yudistisia;
2007.h.104-5.

13

Anda mungkin juga menyukai