Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR DOKUMEN PANDUAN

1 Panduan asesmen pasien AP


2 Panduan skrining pasien AP
3 Panduan pelayanan ambulan APK
4 Panduan pelayanan pasien dengan keterbatasan APK
5 Panduan penundaan pelayanan APK
6 Panduan rencana pemulangan pasien APK
7 Panduan triage APK
8 Panduan transfer pasien APK
9 Panduan do not resuscitate HPK
10 Panduan hak bantuan hidup dasar HPK
11 Panduan hak pasien dan keluarga HPK
12 Panduan pelayanan kerohanian HPK
13 Panduan hak second opinion HPK
14 Panduan kawasan tanpa rokok HPK
15 Panduan penggunaan cctv HPK
16 Panduan penyelesaian keluhan pasien dan keluarga HPK
17 Panduan perlindungan harta HPK
18 Panduan perlindungan kebutuhan privasi HPK
19 Panduan perlindungan terhadap kekerasan fisik, usia lanjut, penderita cacat, anak-anak
dan yang berisiko disakiti HPK
20 Panduan persetujuan tindakan medis HPK
21 Panduan restrain HPK
22 Panduan pelayanan tahap terminal HPK
23 Panduan penolakan pengobatan HPK
24 Panduan manajerial tuberkulosis dengan strategi dots MDG
25 Panduan metode kangguru pada berat bayi lahir rendah MDG
26 Panduan rawat gabung ibu dan bayi MDG
27 Panduan rujukan tuberkulosis MDG
28 Panduan ponek 24 jam MDG
29 Panduan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal MDG
30 Panduan inisiasi menyusu dini dan air susu ibu eksklusif MDG
31 Panduan kesehatan dan keselamatan kerja konstruksi MFK
32 Panduan manajemen linen dan laundry MFK
33 Panduan manajemen tanggap darurat MFK
34 Panduan manajemen utiliti MFK
35 Panduan penanggulangan kebakaran dan kewaspadaan bencana MFK
36 Panduan sanitasi penyajian makanan MFK
37 Panduan pemeliharaan alat medis dan non medis MFK
38 Panduan penarikan dan penghapusan alat medis MFK
39 Panduan pengadaan alat medis MFK
40 Panduan sterilisasi MFK/PPI
41 Panduan pelayanan informasi dan pengambilan keputusan MKI
42 Panduan bahan berbahaya dan beracun MPO
43 Panduan pengelolaan obat emergensi MPO
44 Panduan telaah resep MPO
45 Panduan pelayanan informasi obat dan konseling MPO/PPK
46 Panduan manajemen risiko PMKP
47 Panduan manajemen nyeri PMKP
48 Panduan pengurangan risiko pasien jatuh PMKP

49 Panduan sistem investigasi kejadian luar biasa PMKP


50 Panduan indikator mutu PMKP
51 Panduan pelayanan kemoterapi PP
52 Panduan kamar jenasah PP
53 Panduan alat pelindung diri PPI
54 Panduan kebersihan tangan PPI
55 Panduan kebersihan PPI
56 Panduan surveilans PPI
57 Panduan edukasi ppirs PPK
58 Panduan pemberian informasi dan edukasi PPK
59 Panduan ketepatan identifikasi pasien SKP
60 Panduan peningkatan komunikasi efektif SKP
DAFTAR DOKUMEN KEBIJAKAN
1 Perdir Kebijakan Hak Pasien dan Keluarga HPK
2 Perdir Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Manusia KPS
3 Perdir Kebijakan PONEK MDG
4 Perdir Kebijakan Perinatal MDG
5 Perdir Kebijakan TB-DOTS MDG
6 Perdir Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja MFK
7 Perdir Kebijakan Instalasi Sterilisasi Sentral MFK/PPI
8 Perdir Kebijakan Rekam Medis MKI
9 Perdir Kebijakan Farmasi MPO
10 Perdir Kebijakan Instalasi Kamar Operasi PAB
11 Perdir Kebijakan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien PMKP
12 Perdir Kebijakan Pelayanan RSUA PP
13 Perdir Kebijakan Radiologi PP
14 Perdir Kebijakan Pelayanan Pasien PP
15 Perdir Kebijakan Rehabilitasi Medis PP
16 Perdir Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit PPI
17 Perdir Kebijakan Promosi Kesehatan Rumah Sakit PPK
18 Perdir Kebijakan Pelayanan Darah SKP
19 Perdir Kebijakan Pendelegasian Tugas TKP
20 Perdir Kebijakan Bagian Umum TKP
21 Perdir Kebijakan Keperawatan TKP
23 Perdir Kebijakan Laboratorium TKP
24 Perdir Kebijakan Keuangan TKP
25 Perdir Kebijakan Instalasi Gizi TKP/PP
26 Perdir Kebijakan Instalasi Gawat Darurat TKP/PP
27 Perdir Kebijakan Instalasi Pelayanan Intensif TKP/PP
28 Perdir Kebijakan Instalasi Rawat Jalan TKP/PP
DAFTAR DOKUMEN PEDOMAN
1 Pedoman Pengorganisasian Asesmen Pasien AP
2 Pedoman Pengorganisasian Hak Pasien dan Keluarga HPK
3 Pedoman Pelayanan Hak Pasien dan Keluarga HPK
4 Pedoman Sumber Daya Manusia KPS
5 Pedoman Pengorganisasian Subbagian Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia KPS
6 Pedoman Pelayanan DOTS MDG

7 Pedoman Pengorganisasian DOTS MDG


8 Pedoman Manajerial DOTS MDG
9 Pedoman Pengorganisasian PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif) MDG
10 Pedoman Pelayanan PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif)
MDG
11 Pedoman Pelayanan Subbagian Pemeliharaan Urusan UPL/UKL MFK
12 Pedoman Logistik MFK
13 Pedoman Pengorganisasian Manajemen Fasilitas dan Keamanan MFK
14 Pedoman Standar Fasilitas MFK
15 Pedoman Keselamatan Kerja MFK
16 Pedoman Kesehatan Kerja MFK
17 Pedoman Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana MFK
18 Pedoman Pengorganisasian Subbagian Pemeliharaan Urusan UPL/UKL MFK
19 Pedoman Pelayanan Instalasi Sterilisasi Sentral MFK/PPI
20 Pedoman Pengorganisasian Instalasi Sterilisasi Sentral MFK/PPI
21 Pedoman Pelayanan Urusan Linen MFK/PPI
22 Pedoman Kesehatan Lingkungan MFK/PPI
23 Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rekam Medis MKI
24 Pedoman Pelayanan Instalasi Rekam Medis MKI
25 Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi MPO
26 Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi MPO
27 Pedoman Pelayanan Bedah PAB
28 Pedoman Pengorganisasian Instalasi Kamar Operasi PAB
29 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi PAB
30 Pedoman Mutu dan Keselamatan Pasien PMKP
31 Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gizi PP
32 Pedoman Pelayanan Instalasi Gizi PP
33 Pedoman Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit PPI
34 Pedoman Pengorganisasian Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit PPI
35 Pedoman Pengorganisasian PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit) PPK
36 Pedoman Pelayanan PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit) PPK
37 Pedoman Pelayanan Bidang Pelayanan Keperawatan TKP
38 Pedoman Pengorganisasian Bidang Pelayanan Keperawatan TKP
39 Pedoman Pelayanan Anestesiologi TKP
40 Pedoman Pengorganisasian Bagian Umum TKP
41 Pedoman Pelayanan Bagian Umum TKP
42 Pedoman Pengorganisasian Bagian Keuangan TKP
43 Pedoman Pelayanan Instalasi Radiologi TKP/PP
44 Pedoman Pengorganisasian Instalasi Radiologi TKP/PP
45 Pedoman Pelayanan Instalasi Laboratorium TKP/PP
46 Pedoman Pengorganisasian Instalasi Laboratorium TKP/PP
47 Pedoman Pelayanan Unit Pelayanan Darah TKP/PP
48 Pedoman Pengorganisasian Unit Pelayanan Darah TKP/PP
49 Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gawat Darurat TKP/PP
50 Pedoman Pelayanan Instalasi Gawat Darurat TKP/PP
51 Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rawat Jalan TKP/PP
52 Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Jalan TKP/PP
53 Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rehabilitasi Medis TKP/PP
54 Pedoman Pelayanan Instalasi Rehabilitasi Medis TKP/PP

55 Pedoman Pelayanan IPI


56 Pedoman Pengorganisasian IPI

Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)


Posted: September 1, 2014 in Uncategorized
Tags: akreditasi, Komunikasi efektif, SKP

0
Sumber : http://rsud.pemalangkab.go.id/artikel-rsud-13.html
Mungkin Anda masih ingat jika buletin akreditasi edisi 1 sudah mengenalkan 15
pokja yang harus dihafalkan dan dipahami. Nah, edisi ini dan selanjutnya mulai akan
masuk dalam pembahasan yang lebih rinci dari masing-masing pokja, mulai dari
pokja 1 (SKP) sampai dengan pokja 15 (MFK). Dengan harapan para staf dan
pimpinan RSUD Dr. M. Ashari mampu melaksanakan pelayanan sesuai standar
akreditasi.
Keselamatan pasien adalah unsur yang paling penting dalam pelayanan kesehatan,
oleh karena itu SKP merupakan salah satu bab DASAR dalam penilaian akreditasi
selain HPK, PPK dan PMKP.
Cara Melaksanakan dan Menerapkan SKP di RS :
Harus diingat bahwa SKP ada 6 sasaran, antara lain :
1. Ketepatan identifikasi pasien
2. Peningkatan Komunikasi efektif
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high alert)
4. Kepastian tepat lokasi (sisi), tepat prosedur dan tepat pasien operasi
5. Pengurangan risiko infeksi melalui 6 langkah cuci tangan
6. Pengurangan risiko pasien jatuh

APA YANG HARUS KITA LAKUKAN UNTUK MENCAPAI 6 SASARAN SKP DI RS


?
I. KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN :
Penting!, mengingat nama dan identitas pasien yg lain adalah wajib. Oleh karena itu
:
1. Untuk mengidentifikasi nama pasien dengan tepat, RSUD Dr. M. Ashari
memasang gelang pasien yang mencakup minimal 4 (empat) warna a.l :
Biru

= pasien laki-laki

Merah Muda

= pasien perempuan

Merah

= pasien dg alergi

Kuning

= pasien dg risiko cidera

2. Berikan penjelasan tentang manfaat pemasangan gelang.


3. Pada gelang pasien tertera minimal dua identitas, yaitu nama dan nomor RM.
Identitas tidak boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.
4. Lakukan identifikasi dan klarifikasi kecocokan identitas nama pasien antara yang
diucapkan pasien dg yang tertera pada gelang pasien
5. Identifikasi nama pasien wajib dilakukan pada saat:
a. Sebelum memberikan obat
b. Sebelum memberikan darah atau produk darah
c. Sebelum mengambil specimen darah
d. Sebelum melakukan tindakan/prosedur lainnya

INGAT !
Pasien akan ditanya :
1. Apakah petugas menjelaskan tentang manfaat pemasangan gelang
2. Apakah petugas selalu mengidentifikasi nama pasien sebelum melakukan
tindakan

II. PENINGKATAN KOMUNIKASI EFEKTIF :


Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh
resipien/penerima akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan
keselamatan pasien. Komunikasi dapat secara elektronik, lisan, atau tertulis.
Komunikasi yang paling mudah mengalami kesalahan adalah perintah diberikan
secara lisan dan yang diberikan melalui telpon. Komunikasi lain yang mudah terjadi
kesalahan adalah pelaporan kembali hasil pemeriksaan klinis, seperti laboratorium
klinis menelpon unit pelayanan untuk melaporkan hasil pemeriksaan segera /cito.
Untuk itu setiap petugas wajib :
1.

Lakukan komunikasi, baik lisan maupun tertulis dengan sejelas-jelasnya.

a. Jika pesan lisan meragukan, segera Klarifikasi dengan phonetic alfabeth


kepada pemberi pesan, sbb :
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M

Alfa
Bravo
Charlie
Delta
Echo
Foxtrot
Golf
Hotel
India
Juliet
Kilo
Lima
Mike

N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
Z

November
Oscar
Papa
Quebec
Romeo
Sierra
Tango
Uniform
Victor
Whiskey
X ray
Yankee
Zulu

b. Komunikasi tertulis wajib menggunakan tulisan yang mudah dibaca minimal


oleh 3 orang.

2. Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan dituliskan
secara lengkap oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
3. Perintah lisan dan melalui telpon atau hasil pemeriksaan secara lengkap
dibacakan kembali oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
4. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang memberi perintah
atau hasil pemeriksaan tersebut

III. PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI :


Indikator Peningkatan Keselamatan Penggunaan Obat-Obat yang perlu
Kewaspadan Tinggi :
1. Elektrolit pekat (KCl 7.46%, Meylon 8.4%, MgSO4 20%, NaCl 3%) tidak
disimpan dalam unit pasien kecuali dibutuhkan secara klinis, dan tindakan
dilakukan untuk mencegah penggunaan yang tidak seharusnya pada area
yang diijinkan sesuai kebijakan.
2. Elektrolit pekat yang disimpan dalam unit perawatan pasien memiliki label
yang jelas dan disimpan di tempat dengan akses terbatas.
3. Obat-obatan yang memerlukan kewaspadaan tinggi lainnya : Golongan
opioid, anti koagulan, trombolitik, anti aritmia, insulin, golongan agonis
adrenergic, anestetik umum, kemoterapi, zat kontras, pelemas otot dan
larutan kardioplegia.

Tips :
1. Pemberian elektorlit pekat harus dengan pengenceran dan menggunakan
label khusus.
2. Setiap pemberian obat menerapkan Prinsip 7 Benar.
3. Pastikan pengeceran dan pencampuran obat dilakukan oleh orang yang
kompeten.
4. Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA (Look
Alike Sound Alike).
5. Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi dimeja dekat pasien
tanpa pengawasan.
6. Biasakan mengeja nama obat dengan kategori LASA, saat memberi /
menerima instruksi.

IV. KEPASTIAN TEPAT LOKASI/SISI, TEPAT PROSEDUR DAN TEPAT ORANG


YANG OPERASI
Indikator Keselamatan Operasi :
1. Menggunakan tanda yang mudah dikenali untuk identifikasi lokasi operasi dan
mengikutsertakan pasien dalam proses penandaan.
2. Menggunakan checklist atau proses lain untuk verifikasi lokasi yang tepat,
prosedur yang tepat, dan pasien yang tepat sebelum operasi, dan seluruh
dokumen serta peralatan yang dibutuhkan tersedia, benar dan berfungsi.
3. Seluruh tim operasi membuat dan mendokumentasikan prosedur time out
sesaat sebelum prosedur operasi dimulai.
Tandai lokasi operasi (Marking), terutama :
1. Pada organ yang memiliki 2 sisi, kanan dan kiri.
2. Multiple structures (jari tangan, jari kaki)
3. Multiple level (operasi tulang belakang, cervical, thorak, lumbal)
4. Multipel lesi yang pengerjaannya bertahap
Anjuran Penandaan Lokasi Operasi
1. Gunakan tanda yang telah disepakati
2. Dokter yang akan melakukan operasi yang melakukan pemberian tanda
3. Tandai pada atau dekat daerah insisi

4. Gunakan tanda yang tidak ambigu (contoh : tanda X merupakan tanda yang
ambigu)
5. Daerah yang tidak dioperasi, jangan ditandai kecuali sangat diperlukan
6. Gunakan penanda yang tidak mudah terhapus (contoh : Gentian Violet)

V. PENGURANGAN RISIKO INFEKSI MELALUI 6 LANGKAH CUCI TANGAN


Budayakan cuci tangan di RS pada saat :
1. Sebelum dan sesudah menyentuh pasien
2. Sebelum dan sesudah tindakan / aseptik
3. Setelah terpapar cairan tubuh pasien
4. Sebelum dan setelah melakukan tindakan invasive
5. Setelah menyentuh area sekitar pasien / lingkungan
Adapun 6 langkah cuci tangan standar WHO adalah :

Buka kran dan basahi kedua telapak tangan

Tuangkan 5 ml handscrub/sabun cair dan gosokkan pada tangan dengan urutan


TEPUNG SELACI PUPUT sbb :
1. Telapak tangan; gosok kedua telapak tangan
2. Punggung tangan; gosok punggung dan sela-sela jari sisi luar tangan kiri dan
sebaliknya.
3. Sela-sela jari, gosok telapak tangan dan sela-sela jari sisi dalam
4. KunCi; jari jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
5. Putar; gosok ibu jari tangan kiri dan berputar dalam genggaman tangan
kanan dan lakukan sebaliknya
6. Putar; rapatkan ujungjari tangan kanan dan gosokkan pada telapak tangan
kiri dengan cara memutar mutar terbalik arah jarum jam, lakukan pada ujung
jari tangan sebaliknya.

Ambil kertas tissue atau kain lap disposable, keringkan kedua tangan

Tutup kran dengan sikut atau bekas kertas tissue yang masih di tangan.

VI. PENGURANGAN RISIKO CIDERA KARENA PASIEN JATUH

1. Amati dengan teliti di lingkungan kerja anda terhadap fasilitas, alat, sarana
dan prasarana yang berpotensi menyebabkan pasien cidera karena jatuh
2. Laporkan pada atasan atas temuan risiko fasilitas yang dapat menyebabkan
pasien cidera
3. Lakukan asesmen risiko jatuh pada setiap pasien dg menggunakan skala

(Skala Humpty Dumpty untuk pasien anak, Skala Risiko Jatuh Morse
(MSF) untuk pasien dewasa, dan skala geriatric pada pasien geriatric.

Mengenal Akreditasi Rumah Sakit versi 2012


Posted: September 1, 2014 in Uncategorized

0
Sumber : http://rsud.pemalangkab.go.id/artikel-rsud-11.html
Apa itu Akreditasi?
Suatu pengakuan yang diberikan pemerintah kepada RS karena telah memenuhi
standar yang ditentukan.
Tujuan Akreditasi :
1. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
2. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,
lingkungan RS danSDM di RS
3. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan RS
4. Memberikan kepastian hukum kepada pasien,masyarakat, dan SDM RS
Manfaat Akreditasi
1. Terbentuknya budaya mutu dalam memberikan pelayanan kesehatan pada
pasien sesuai standar di RS
2. Terlindungainya pasien/masyarakat dari layanan kesehatan yang tidak
bermutu
3. Sebagai salah satu syarat peningkatan kelas RS
4. Peningkatan kesejahteraan rumah sakit
Apa yang harus diAkreditasi di RS ?
Akreditasi RS versi 2012 terdapat 15 bab/kelompok kerja (Pokja), 323 standar dan
1218 elemen penilaian (EP), antara lain :
NO
BAB/POKJA
1 Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)

STD
6

EP
24

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Hak Pasien dan Keluarga (HPK)


Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK)
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
Sasaran Millenium Development Goals (MDGs)
Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK)
Asesmen Pasien (AP)
Pelayanan Pasien (PP)
Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
Manajemen Penggunaan Obat (MPO)
Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)
Kualifikasi dan Pendidikan Staff (KPS)
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Tata Kelola, Kepemimpinan dan Pengarahan (TKP)
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)

30
7
23
3
23
44
22
14
21
28
24
24
27
27

100
28
88
19
85
184
74
51
84
109
99
83
98
92

Bagaimana proses penilaian Akreditasi di RS ?


Proses penilaian akreditasi meliputi :
A.

Sumber data :
1. Wawancara : Pada pimpinan RS Pada staf RS Pada pasien dan keluarga
(minimal 4)
2. Observasi : Fasilitas, alat, prosedur tindakan, dll
3. Kelengkapan dokumen : Kebijakan/SK, pedoman, standar prosedur
operasional (SOP)/Protap, bukti pelaksanaan kegiatan, program kerja,
laporan harian, laporan bulanan/harian, dll.

B.

Cara penilaian :
1. Tim penilai (surveyor) akan berada di RS selama 3 hari yang terdiri dari 3
orang (manajemen, medis dan keperawatan)
2. Pimpinan RS mempresentasikan program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien RS
3. Dilanjutkan telaah dokumen, telaah rekam medik tertutup dan telaah rekam
medik terbuka serta survey lapangan,
4. Penilaian lapangan ditekankan pada telusur pasien untuk di wawancarai/
observasi langsung atas pelayanan kesehatan yang telah/sedang/akan
diterima pasien.
5. Dalam waktu yang bersamaan, kelengkapan dokumen akreditasi juga di
observasi dan ditanyakan pada jajaran staf dan pimpinan RS.

6. Temuan atas ketidaklengkapan dokumen/ kekurangan mutu pelayanan harus


diperbaiki saat itu setelah mendapat rekomendasi surveyor.
7. Telusur lingkungan terhadap fasilitas rs
8. Telusur KPS
9. Presentasi FMEA, Pedoman Praktik Klinis/Clinical
Manajemen Dan IKP (Insiden Keselamatan Pasien)

Pathways,

Risk

10. Wawancara Pimpinan


11. Exit Conference
C.

Hasil penilaian :
Ada 4 kriteria hasil penilaian terhadap EP :
1.

2.

Tercapai penuh ( skor 10)


Melalui wawancara baik pada pasien/keluarga dan staf ditemukan jawaban
ya atau selalu, atau dapat menjawab sesuai dengan konteks pertanyaan
Melalui observasi dokumen, ditemukan minimal 9 dari 10 dokumen yang
diminta atau 90 % dokumen lengkap
Melalui observasi bukti pelaksanaan, kegiatan/tindakan sudah berjalan
minimal 4 bulan terakhir dari masa penilaian
Tercapai sebagian (skor 5)
Melalui wawancara baik pada pasien/keluarga dan staf ditemukan jawaban
tidak selalu atau kadang-kadang,
Melalui observasi dokumen, ditemukan 50 sampai 89 % dokumen yang
diminta

Bukti dipenuhinya persyaratan hanya dapat ditemukan di sebagian


daerah/unit kerja dimana persyaratan harus ada

Kebijakan/prosedur dapat dilaksanakan tetapi tidak dapat dipertahankan

Melalui observasi bukti pelaksanaan, kegiatan/tindakan sudah berjalan 1 3


bulan terakhir dari masa penilaian

3.

Tidak tercapai (skor 0)


Melalui wawancara baik pada pasien/keluarga dan staf ditemukan jawaban
jarang atau tidak pernah,
Melalui observasi dokumen, ditemukan <50% dari dokumen yang diminta

Bukti dipenuhinya persyaratan tidak


dimana persyaratan harus ada

dapat ditemukan di daerah/unit kerja

Kebijakan/proses ditetapkan tetapi tidak dilaksanakan

Melalui observasi bukti pelaksanaan, kegiatan/tindakan sudah berjalan hanya


1 bulan terakhir dari masa penilaian

4.

Tidak dapat diterapkan


Sebuah EP dinilai tidak dapat diterapkan jika persyaratan dari EP tidak
dapat diterapkan di RS (contohnya, RS tidak melakukan riset, tidak ada
donasi organ)

Nilai skor akan diakumulasikan pada masing-masing standar yang terdapat dalam
bab untuk menentukan apakah suatu standar telah mencapai batas yang telah
ditentukan.

EP dinilai dalam skore, sedangkan standard dan bab/grup dinilai dalam persen
(%)

Bagaimana kriteria dan katagori kelulusan Akreditasi di RS ?


Bagi RS yang telah lulus akreditasi versi 2012 akan di katagorikan ke dalam 4
tingkatan :
Pokja
SKP
HPK
PPK
PMKP
MDGs
APK
AP
PP
PAB
MPO
MKI
KPS
PPI
TKP
MFK

Pratama
Madya
Utama
Paripurna
Tiap BAB dan
Rata-rata Grup
MAYOR dg Nilai Tiap BAB dan
80%
Rata-rata Grup
MAYOR dg
Tiap BAB dan
Nilai 80% Rata-rata Grup
MAYOR dg Tiap BAB dan rataNilai 80% rata Grup Mayor dg
Tiap BAB dan
Nilai 80%
Rata-rata Grup
MINOR dg Nilai Tiap BAB dan
Rata-rata
20%
Grup MINOR
dg Nilai
Grup MINOR
20%
dg Nilai
20%

Langkah menuju sukses akreditasi :


1. Komitmen dari semua staf dan pimpinan rumah sakit terhadap akreditasi
2. Bekerja sesuai dengan kebijakan, pedoman, dan SPO yang telah ditetapkan

3. Senantiasa evaluasi diri untuk mutu pelayanan yang lebih baik


4. Utamakan kepentingan & keselamatan pasien

Cara Memperoleh Dokumen Akreditasi di Internet


Posted: September 1, 2014 in Uncategorized

2
Untuk temen2 pokja, saat ini mungkin sedang bergerilya cari contoh dokumen akreditasi di
internet. Salah satu tempat yang banyak dikunjungi adalah 4shared.com dan docstoc.com.
Berikut trik mau download dokumen di docstoc secara gratis. silahkan dicoba.
Cara Download dokumen di Docstoc Gratis (Update 2014)

Pedoman PPI dan Kebijakan PPI sudah selesai.


Posted: September 1, 2014 in Uncategorized

2
Kemarin saya sudah menerima dari bu Luly, pedoman dan kebijakan PPI yang baru.
Alhamdulillah temen2 yang lain bisa lihat salah satu kebijakan dan pedoman yg sudah bisa
diselesaikan. kalau mau lihat bisa di download di halaman data akrteditasi RS. buka pakai
passwordnya ya
Ayo temen yang lain bisa kirim hasilnya ke email saya drabdulrochman@gmail.com

Daftar Rincian Dokumen Yang Perlu disiapkan


Posted: September 1, 2014 in Uncategorized

1
Berikut daftar dokumen yang harus dipersiapkan masing2 pokja. Dokumen bisa berupa
kebijakan, pedoman, panduan, spo dan dokumen lain. Mohon setiap pokja bisa mendownload
dibawah ini :
DAFTAR_DOKUMEN_Akreditasi_RS

Anda mungkin juga menyukai