Kran I Otomi
Kran I Otomi
a.
1.
Fungsinya:
2.
Fungsinya:
3.
Fungsinya:
4.
Fungsinya:
Otak dibagi menjadi tiga bagian besar: serebrum, batang otak, dan
serebelum. Semua berada dalam satu bagian struktur tulang yang disebut sebagai
tengkorak, yang juga melindungi otak dari cedera. Empat tulang yang
berhubungan membentuk tulang tengkorak; tulang frontal, parietal, temporal dan
oksipital. Pada dasar tengkorak terdiri dari tiga bagian fosa-fosa, yaitu:
Fosa anterior: berisi lobus frontal serebral bagian hemisfer.
Bagian tengah fosa: berisi lobus parietal, temporal dan oksipital.
Bagian fosa posterior: berisi batang otak dan medula.
Serebrum
Serebrum terdiri dari dua hemisfer dan empat lobus. Keempat lobus
tersebut adalah:
Lobus frontal: merupakan lobus terbesar, terletak pada fosa anterior.
untuk mengontrol prilaku individu, membuat keputusan, kepribadian dan
menahan diri.
Lobus parietal: lobus sensasi.
- Menginterpretasikan sensasi.
Mengatur individu mampu mengetahui posisi dan letak bagian tubuhnya.
Lobus temporal
mengintegrasikan sensasi kecap, bau dan pendengaran. Ingatan jangka pendek
sangat berpengaruh dengan daerah ini.
Lobus oksipital: terletak pada lobus posterior hemisfer serebri.
bertanggung jawab menginterpretasikan penglihatan.
b. Batang otak
Batang terletak pada fosa anterior. Bagian-bagian batang otak ini terdiri
dari otak tengah, pons, dan medula oblongata, otak tengah (midbrasia)
menghubungkan pons dan sereblum dengan hemisfer cerebrum, bagian ini berisi
jalus sensorik dan motorik dan sebagai pusat refleks pendengaran dan
penglihatan.
c. Serebelum
Terletak pada fosa posterior dan terpisah dari hemisfer cerebral, lipatan
dura meter tentorium serebelum. Serebelum mempunyai dua aksi yaitu
merangsang dan menghambat dan tanggung jawab yang luas terhadap koordinasi
dan gerakan halus. Ditambah mengontrol gerakan yang benar, keseimbangan,
posisi dan mengintegrasikan input sensorik.
3. Etiologi
Penyebab cedera kepala ada 2, yaitu:
Cedera pada otak bisa berasal dari trauma langsung atau tidak langsung
pada kepala. Trauma tidak langsung disebabkan karena tingginya tahanan atau
keluaran yang merobek terkena pada kepala akibat menarik leher. Trauma
langsung bila kepala langsung terluka. Semua ini berakibat terjadinya akselerasideselerasi dan pembentukan rongga (dilepasnya gas, dari cairan lumbal, darah,
dan jaringan otak). Trauma langsung juga menyebabkan rotasi tengkorak dan
isinya, rusaknya otak oleh kompresi, goresan atau tekanan.
Cedera akselerasi terjadi bila kepala kena benturan dari objek yang
bergerak dari objek yang bergerak dan menimbulkan gerakan. Akibat dari
kekuatan akselerasi, kikiran atau kontusi pada lobus oksipital dan frontal, batang,
otak dan cerebelum dapat terjadi.
Cedera deselerasi bila kepala membentur bahan padat yang tidak bergerak
dengan deselerasi yang cepat dari tulang tengkorak, otak berdeselrasi lebih
lambat.
Ada beberapa tipe patah tulang:
1. Linear-retak sederhana pada tulang
2. Pecah-retaknya satu atau lebih dari dua fragmen.
3. Depresi-tulang terdorong sampai di bawah permukaan tulang normal.
4. Hancur-bisa linear, banyak potongan atau tertekan.
Perdarahan akibat trauma cranio cerebral dapat terjadi pada lokasi-lokasi
tersebut: kulit kepala, epidural, subdural, intracerebral, intraventricular. Hematom
subdural dapat diklasifikasi sebagai berikut:
1. Akut: terjadi dalam 24 jam sampai 48 jam.
2. Subakut: terjadi dalam 48 jam sampai 2 minggu.
3. Kronis: terjadi setelah beberapa minggu atau bulan dari terjadinya cedera.
Perdarahan intracerebral biasanya timbul pada daerah frontal atau
temporal. Kebanyakan kematian cedera kepala akibat edema yang disebabkan
oleh kerusakan dan disertai destruksi primer pusat vital. Edema otak merupakan
penyebab utama peningkatan TIC.
Klasifikasi cedera kepala:
1. Conscussion/comosio/memar
Pusing.
Hemiparese.
Angiopati Serebral
Tujuan: menunjukkan kelainan sirkulasi cerebral, seperti pergeseran jaringan otak akibat
edema, perdarahan, trauma.
- EEG
Tujuan: untuk memperlihatkan atau berkembangnya gelombang patologis.
- Sinar X
Tujuan: mendeteksi adanya perubahan struktur tulang (fraktur), pergeseran struktur dari
garis tengah (karena perdarahan, edema), adanya fragmen tulang.
- BAER (Brain Auditory Evoked Respons)
Tujuan: menentukan fungsi korteks dan batang otak.
- PET (Positrion Emission Tomography)
GDA (Gas DaraH Arteri): mengetahui adanya masalah ventilasi atau oksigenasi
yang akan dapat meningkatkan TIC.
a.
Perdarahan epidural
Yaitu: penimbunan darah di bawah dura meter. Terjadi secara akut dan biasanya
karena perdarahan arteri yang mengancam jiwa.
b. Perdarahan subdural
Perdarahan subdural dapat terjadi akibat perdarahan lambat yang disebut
perdarahan subdural sub akut, secara cepat (subdural akut) dan sangat besar
(subdural kronik).
c. Perdarahan intracranial
Yaitu perdarahan di dalam otak itu sendiri. Dapat terjadi pada cedera kepala
tertutup yang berat, atau yang lebih sering, cedera kepala terbuka. Dapat timbul
Pre Operasi
1. Pengkajian
a.
b.
c.
d.
e.
-
Dp 1.
Bersihan jalan napas tidak efektif b.d gangguan persepsi/kognitif, trauma.
HYD:
- Jalan udara bebas, bebas sianosis
- Pola pernapasan pasien efektif.
Rencana Tindakan :
1)
Pantau frekuensi, trauma, kedalaman pernapasan, catat katidakakuratan
pernapasan.
R/
2)
Catat refleksi gangguan menelan dan kemampuan pasien untuk melindungi jalan
napas sendiri.
R/
3)
R/
4)
R/
4) Berikan kompres es
R/
c.
4) Pantau dan catat status neurologis dan bandingkan dengan nilai standar.
R/
Meningkatkan aliran balik darah vena kepala sehingga akan mengurangi kongesti
dan edema.
1) Kaji kemampuan dan keadaan secara fungsional terhadap kerusakan yang terjadi.
R/
R/
Keterlibatan pasien dalam perencanaan dan kegiatan adalah sangat penting untuk
meningkatkan kerjasama pasien atau keberhasilan dari suatu program tersebut.
e.
-
Rencana Tindakan :
1) Kaji keluhan nyeri, karakteristik, lokasi dan intensitas.
R/
3) Beri posisi tidur yang nyaman untuk pasien dengan atau tanpa bantal.
R/
1. Pengkajian
a) Pola persepsi kesehatan-pemeliharaan kesehatan
-
Kesulitan mengunyah/menelan
c) Pola aktifitas
-
Hemiparese
Cedera (trauma)
d) Eliminasi
-
Pusing
Gelisah
2. Diagnosa Keperawatan
1. Potensial terhadap kerusakan pertukaran gas b.d hipoventilasi, aspirasi dan
imobilisasi.
2. Perubahan perfusi jaringan serebral b.d edema cerebral
3.
DP.I
HYD :
-
HYD:
Tercapainya hemokonsentrasi neurologis/meningkatnya perfusi jaringan cerebral
yang ditandai dengan :
-
1) Kaji TTV
R/
R/
DP.III
HYD :
-
1) Monitor TTV
R/