SOP Limbah Tajam
SOP Limbah Tajam
Disusun oleh :
Calista Giovani
Dewi Okta Anggraini
Rizka Fajri Anggraeni
G99122027
G99122032
G99131071
B. Tujuan pengelolaan.
Mengelola limbah padat B sesuai dengan ketentuan Departemen Kesehatan
sehingga tidak mencemari lingkungan yang dapat menjadi sumber penularan penyakit
bagi petugas dan pasien serta dapat meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit.
C. Peraturan.
1. Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang peningkatan pelayanan mutu
Rumah Sakit.
2. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2008 tentang tata
cara pemberian simbol dan label bahan berbahaya dan beracun.
3. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 18 Tahun 2009 tentang tata
cara perizinan pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun.
4. Keputusan Kepala Bapedal Nomor 01 Tahun 1995 tentang tata-cara dan
persyaratan teknis penyimpanan teknis penyimpanan dan pengumpulan limbah B3.
5. Keputusan Kepala Bapedal Nomor 03 Tahun 1995 tentang persyaratan teknis
pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun.
6. Keputusan Kepala Bapedal Nomor 04 Tahun 1995 tentang tata cara persyaratan
teknis penimbunan hasil pengolahan, persyaratan lokasi bekas pengolahan, dan
lokasi bekas penimbunan limbah bahan berbahaya dan beracun.
7. Keputusan Kepala Bapedal Nomor 05 Tahun 1995 tentang tata cara pemberian
label dan simbol limbah B3.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 228 Tahun 2002 tentang
pedoman penyusunan standar pelayanan minimal Rumah Sakit yang wajib
dilaksanakan daerah.
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1204 Tahun 2004
tentang persyaratan kesehatan lingkungan Rumah Sakit
D. Definisi pengelolaan limbah padat B3 (medis)
Adalah penanganan limbah padat B3 (medis) yang dimulai sejak dari pewadahan
dan pengumpulan hingga pengolahan dan penimbunan/pemusnahan.
E. Standart.
Mengacu pada standar yang berlaku yaitu :
1. Untuk limbah padat B3 (medis) infeksius dan potensial mejadi berbahaya
dimasukkan kontainer anti bocor, anti tusuk dengan lapisan kantong plastik warna
kuning dan diikat dengan tali.
2. Untuk limbah padat B3 (medis) logam tajam, benda tajam dimasukkan dalam
kontainer khusus (safety box) dan dilapisi plastik warna merah.
3. Wadah yang digunakan diberi simbol, label dan lapisan kantong plastik di dalam
wadah sesuai dengan tabel berikut ini:
No
Kategori
Kategori Warna
Kontainer/Kantong
Keterangan
Limbah infeksius
Plastik
Kuning
Wadah plastik
dan limbah
infeksius jenis
logam tajam.
2
kuning
Limbah infeksius
Kuning
wadah plastik
kuat dan anti
bocor atau
Limbah farmasi
Merah
bersifat toksik
kontainer
Wadah plastik
atau kontainer
4. Trolly pengangkutan memakai trolly khusus yang telah terdapat wadah limbah
yang sesuai komposisi limbah padat dan tertutup.
5. Limbah padat B3 yang berupa sisa produk farmasi yang meliputi obat-obatan
kadaluarsa bila memungkinkan dikirim kembali ke agen penyedia.
F. Penanggung jawab pengelolaan limbah padat B3 (medis)
1. Penanggung jawab pengelolaan limbah padat B3 (medis) adalah Kepala Instalasi
Olah Limbah.
2. Petugas operasional pengelola limbah padat B3 (medis) adalah petugas yang sudah
ditentukan oleh Kepala Instalasi Olah Limbah.
3. Pembagian tugas dan tanggung jawab Petugas operasional pengelola limbah padat
B3 (medis) ditentukan oleh Kepala Instalasi Olah Limbah.
G. Alur pengelolaan limbah padat B3 (medis).
1. wadah yang ada di masing-masing ruangan diambil tiap hari atau 2/3 penuh
dikumpulkan dalam dua shift, shift 1 dilakukan pada pukul 06.00-09.00 dan shift 2
dilakukan pada pukul 12.00-15.00 oleh petugas.
2. Pengumpulan yang dilakukan mengikuti rute yang sudah ditentukan.
3. Trolly yang digunakan adalah trolly khusus untuk limbah padat B3 (medis).
4. Kontainer yang kotor langsung dicuci kemudian diganti dengan plastik yang baru.
5. Trolly yang berisi limbah padat B3 (medis) langsung menuju tempat penyimpanan
sementara untuk bisa dikirim ke pihak rekanan dalam mengelola limbah.
6. Gudang penyimpanan limbah padat B3 (medis) yang telah terisi limbah padat B3
(medis) sebelum dikirim ke pihak rekanan ditutup rapat dan dikunci oleh petugas
yang berwenang.
H. Pelaksanaan kegiatan pengelolaan.
1. Petugas wajib menggunakan alat pelindung diri seperti : sarung tangan, masker, helm
dan sepatu kerja setiap akan memulai melakukan tugas.
2. Pengambilan limbah padat B3 (medis) dilakukan tiap hari.
3. Pembersihan kontainer dilakukan tiap hari beserta trollynya. petugas yang tidak
mengenakan alat pelindung diri harus mendapat peringatan atau sangsi yang tegas
4. Pengawasan pelaksana harian meliputi :
Pengawasan pengambilan limbah padat B3 (medis).
Pengawasan pembersihan alat.
Pengawasan gudang penyimpanan limbah padat B3 (medis).
Pengawasan pemakaian alat pelindung diri.
I. Evaluasi.
Evaluasi dilakukan rutin berkala.
1. Harian, dengan melihat laporan harian pengawasan kerja dari supervisi di lapangan
dengan parameter ada tidaknya sampah yang diangkut, kecukupan kontainer,
keamanan gudang penyimpan limbah padat B3 (medis), kepatuhan petugas yang
menggunakan alat pelindung diri.
2. Tiga bulan, melalui rapat rutin Kepala Instalasi limbah dengan supervisi dan petugas
lapangan.
J. Pelaporan.
Pada setiap tiga bulan sekali dilaporkan pada :
1. Kepala rumah Sakit.
2. Sekertaris Rumah Sakit
3. Kepala instalasi non perawatan.
A. Pencegahan
1. Gunakan tempat khusus untuk menyimpan jarum jahit
b.
c.
d.
e.
Jika tertusuk jarum suntik bekas pasien hepatitis B maka segera lakukan
imunisasi pasif (suntikkan imunoglobulin hepatitis B) maks 7 hari setelah
tertusuk jarum suntik. Sedangkan untuk HIV positif, risiko pajanan darah
0,3%
3. Setelah mendapat pertolongan dari UGD, petugas UGD memilah apakah korban
perlu dirujuk ke poli teratai atau tidak :
a. Bila korban tertusuk jarum pasien pederita HIV-AIDS maka korban perlu
dirujuk ke poli teratai
b. Bila korban tertusuk jarum dengan pasien hepatitis atau penyakit infeksi lain,
maka petugas yang mengalami kecelakaan kerja cukup diberi pertolongan di
UGD untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan lanjutan di poli pegawai.