Anda di halaman 1dari 6

A.

Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)


Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah tata cara penyelenggaraan program Jaminan Sosial
oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
Jaminan Sosial adalah bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat
memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Dengan demikian, jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) yang dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN). Sistem Jaminan Sosial Nasional ini diselenggarakan melalui
mekanisme Asuransi Kesehatan Sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan UndangUndang No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Tujuannya adalah agar
semua penduduk Indonesia terlindungi dalam sistem asuransi, sehingga mereka dapat
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak.
I. Prinsip-prinsip Jaminan Kesehatan Nasional
Jaminan Kesehatan Nasional mengacu pada prinsip-prinsip Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN) berikut:

Prinsip kegotongroyongan
Gotong royong sesungguhnya sudah menjadi salah satu prinsip dalam hidup
bermasyarakat dan juga merupakan salah satu akar dalam kebudayaan kita. Dalam
SJSN, prinsip gotong royong berarti peserta yang mampu membantu peserta yang
kurang mampu, peserta yang sehat membantu yang sakit atau yang berisiko tinggi,
dan peserta yang sehat membantu yang sakit. Hal ini terwujud karena kepesertaan
SJSN bersifat wajib untuk seluruh penduduk, tanpa pandang bulu. Dengan demikian,
melalui prinsip gotong royong jaminan sosial dapat menumbuhkan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.

Prinsip nirlaba

Pengelolaan dana amanat oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah
nirlaba bukan untuk mencari laba (for profit oriented). Sebaliknya, tujuan utama
adalah untuk memenuhi sebesar-besarnya kepentingan peserta. Dana yang
dikumpulkan dari masyarakat adalah dana amanat, sehingga hasil pengembangannya,
akan di manfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan peserta.

Prinsip keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas.


Prinsip prinsip manajemen ini mendasari seluruh kegiatan pengelolaan dana yang
berasal dari iuran peserta dan hasil pengembangannya.

Prinsip portabilitas
Prinsip portabilitas jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan jaminan yang
berkelanjutan kepada peserta sekalipun mereka berpindah pekerjaan atau tempat
tinggal dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Prinsip kepesertaan bersifat wajib


Kepesertaan wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadi peserta sehingga dapat
terlindungi. Meskipun kepesertaan bersifat wajib bagi seluruh rakyat, penerapannya
tetap disesuaikan dengan kemampuan ekonomi rakyat dan pemerintah serta kelayakan
penyelenggaraan program. Tahapan pertama dimulai dari pekerja di sektor formal,
bersamaan dengan itu sektor informal dapat menjadi peserta secara mandiri, sehingga
pada akhirnya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dapat mencakup seluruh
rakyat.

II. Peserta SJSN


Peserta SJSN meliputi: Penerima Bantuan Iuran (PBI) JKN dan bukan PBI JKN dengan
rincian sebagai berikut:
a. Peserta PBI Jaminan Kesehatan meliputi orang yang tergolong fakir miskin dan orang tidak
mampu.

b. Peserta bukan PBI adalah Peserta yang tidak tergolong fakir miskin dan orang tidak
mampu yang terdiri atas:
1) Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya, yaitu:
1

a. Pegawai Negeri Sipil;

b. Anggota TNI;

c. Anggota Polri;
d. Pejabat Negara;

e. Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri;

f. Pegawai Swasta; dan


g. Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf f yang menerima Upah.

2) Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya, yaitu:


1

a. Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri dan

b. Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan penerima Upah.


1

c. Pekerja sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b,


termasuk warga negara asing

yang bekerja di

Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan.


3) Bukan Pekerja dan anggota keluarganya terdiri atas:
1

a. Investor;

b. Pemberi Kerja;

c. Penerima Pensiun;

d. Veteran;

e. Perintis Kemerdekaan; dan


1

f. Bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf e yang
mampu membayar Iuran.

4) Penerima pensiun terdiri atas:

a. Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak pensiun;

b. Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak pensiun;

c. Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun;

d. Penerima Pensiun selain huruf a, huruf b, dan huruf c; dan


e. Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun sebagaimana dimaksud
pada huruf a sampai dengan huruf d yang mendapat hak pensiun.

Anggota keluarga bagi pekerja penerima upah meliputi:


a. Istri atau suami yang sah dari Peserta; dan
1

b. Anak kandung, anak tiri dan/atau anak angkat yang


sah dari Peserta, dengan kriteria: tidak atau belum
pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan
sendiri; dan

belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25 (duapuluh lima) tahun yang
masih melanjutkan pendidikan formal.

Tabel. Peserta Jaminan Kesehatan Nasional

B. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)


BPJS adalah badan hukum publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan program
jaminan sosial. BPJS terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk
untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan. BPJS Kesehatan mulai
operasional pada tanggal 1 Januari 2014.
Pendaftaran Anggota Keluarga Lainnya
Tambahan anggota keluarga dari Pekerja Penerima Upah (PPU) Keluarga tambahan dari PPU
terdiri dari anak ke 4 dan seterusnya, orang tua kandung (Ayah dan/atau Ibu), mertua
membayar iuran sebesar 1% dari gaji atau upah orang/bulan
Keluarga tambahan dari PPU terdiri dari keponakan, kerabat lain, asisten rumah tangga dan
lainnya, ditetapkan sesuai manfaat yang dipilih:

Kelas III : Rp. 25.500,- orang/bulan


Kelas II : Rp. 42.500,- orang/bulan
Kelas I : Rp. 59.500,- orang/bulan
Hak Peserta BPJS Kesehatan

Mendapatkan kartu peserta sebagai bukti sah untuk memperoleh pelayanan kesehatan
Memperoleh manfaat dan informasi tentang hak dan kewajiban sesuai prosedur

pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku


Mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan

BPJS Kesehatan
Menyampaikan keluhan/pengaduan, kritik dan saran secara lisan atau tertulis ke
kantor BPJS Kesehatan

Kewajiban Peserta BPJS Kesehatan

Mendaftarkan dirinya sebagai peserta serta membayar iuran yang besarannya sesuai

dengan ketentuan yang berlaku


Melaporkan perubahan data peserta, baik karena pernikahan, perceraian, kematian,

kelahiran, pindah alamat atau pindah fasilitas kesehatan tingkat I


Menjaga Kartu Peserta agar tidak rusak, hilang, atau dimanfaatkan oleh orang yang

tidak berhak
Mentaati semua ketentuan dan tata cara pelayanan kesehatan

Anda mungkin juga menyukai