Anda di halaman 1dari 18

Beras Ketan Yang

Memabukan

Biologi

Alessandro Luiz Kartika


Muhammad Al Fahri
Muhammad Ilham
Tubagus Iman
Wisnu Suryo

XII MIA 2

SMAN 20 Bandung

PRAKATA
Alhamdulilah hirobbil alamin, atas rahmat Allah SWT pertama-tama
marilah kita panjatkan puja serta puji kepada-Nya yang telah
memperkenankan kami menyusun laporan ini. Shalawat serta salam
semoga Allah SWT melimpahkan kecurahan kepada junjungan kami
Baginda tercinta Rasulullah SAW. Sehingga makalah tentang BERAS
KETAN YANG MEMABUKAN ini dapat selesai tepat waktu.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan
laporan ini. Untuk itu, saran dan sumbangan ide yang bersifat
membangun dan dapat meningkatkan kualitas ini di masa yang akan
datang.
Mempertimbangkan dan mengkaji beberapa saran dan masukan
para Orang Tua/Ibu kami, maka penyajian makalah laporan
pembuatan Tapai Ketan Hitam ini sesuai dengan yang kami lakukan
dengan hati-hati dan selektif.
Hal ini dimaksudkan agar tidak timbul kesimpangan selain itu
makalah ini yang tampil sedemikian rupa mempunyai harapan agar
siswa dapat memacu aktivitas belajar secara sistematis, taktis dan
ringkas, sehingga menjadi siswa yang pintar dan terampil.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah banyak membantu dan yang telah memberi dorongan
khususnya
kepada
guru
pelajaran
biologi
Bapak
Dede
Supriatna,S.Pd., dan kepada narasumber yang telah memberikan
pengetahuannya kepada kami untuk membuat tape ketan hitam.
Kehidupan
manusia
semakin
berkembang
seiring
adanya
bioteknologi melalui laporan ini, kami ingin menjelaskan sacara
sederhana tentang proses pembuatan tape khususnya bagi generasi
muda. Bagai pepatah mengatakan tak ada gading yg tak retak
demikian pula dengan makalah ini tentu banyak kekurangan, karena
itu kepada para pembaca dan khususnya guru mata pelajaran ini
mohon untuk memberikan kritik agar wawasan kami bertambah
baik. Semoga makalah ini bermanfaat.

DAFTAR ISI

PRAKATA
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
A.

LATAR BELAKANG

B.

RUMUSAN MASALAH

C.

HIPOTESIS

D.

TUJUAN

E.

MANFAAT

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA


A.

FERMENTASI

B.

RAGI (sacharomyces cereviceae)

C.

TAPE

BAB III: METODE PENELITIAN


A.

LOKASI DAN WAKTU

B.

ALAT DAN BAHAN

C.

CARA KERJA

D.

CARA PENGUMPULAN DATA

BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN


A.

TABEL HASIL PENGAMATAN

B.

ANALISIS HASIL PENGAMATAN

BAB V : KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Bioteknologi adalah pemanfaatan mikroorganisme untuk
menghasilkan suatu produk yang dapat digunakan oleh
manusia.Bioteknologi dibagi menjadi dua, yaitu, bioteknologi
konvensional (tradisional) dan bioteknologi modern.Bioteknologi
konvensional biasanya menggunakan mikroorganisme berupa
bakteri, jamur, dll. Sedangkan bioteknologi modern biasanya
menggunakan teknologi-teknologi yang dapat membantu kita dalam
proses pengkloningan, kultur jaringan.
Tape merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah
tidak asing lagi. Tape dibuat dari beras, beras ketan, atau dari
singkong (ketela pohon). Berbeda dengan makanan-makanan
fermentasi lain yang hanya melibatkan satu mikroorganisme yang
berperan utama, seperti tempe atau minuman alkohol, pembuatan
tape melibatkan banyak mikroorganisme.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan mikroorganisme
yang terdapat di dalam ragi tape adalah kapang Amylomyces rouxii,
Mucor sp, dan Rhizopus sp.; khamir Saccharomycopsis fibuligera,
Saccharomycopsis malanga, Pichia burtonii, Saccharomyces
cerevisiae, dan Candida utilis; serta bakteri Pediococcus sp. dan
Bacillus sp. Kedua kelompok mikroorganisme tersebut bekerja sama
dalam menghasilkan tape.
Mikroorganisme dari kelompok kapang akan menghasilkan
enzim-enzim amilolitik yang akan memecahkan amilum pada bahan
dasar menjadi gula-gula yang lebih sederhana (disakarida dan
monosakarida). Proses tersebut sering dinamakan sakarifikasi
(saccharification). Kemudian khamir akan merubah sebagian gulagula sederhana tersebut menjadi alkohol. Inilah yang menyebabkan
aroma alkoholis pada tape. Semakin lama tape tersebut dibuat,
semakin kuat alkoholnya.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana proses fermentasi tape ketan?

C. Hipotesis
1. Hipotesis Alternatif
Udara mempengaruhi proses fermentasi pada tape ketan.
2. Hipotesis Nol
Penggunaan wadah dapat memengaruhi proses fermentasi
pada tape ketan.

D. Tujuan Praktikum
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut:
Mendeskripsikan
pengertian
fermentasi
makanan
dan
menyebutkan faktor-faktor yang mendorong terjadinya
fermentasi makanan pada tape.
Mendeskripsikan langkah-langkah proses pembuatan tape.
Megetahui peranan jamur pada proses fermentasi tape.

E.Manfaat Praktikum
Beberapa
manfaat
yang
bisa
kita
peroleh
dari
percobaan/penelitian yang kita lakukan yaitu sebagai berikut.
Bagi siswa Dapat memberi pengetahuan tentang proses
respirasi anaerob dan pemahaman lebih lanjut mengenai
pemanfaatan mikroorganisme dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi guru Guru dapat mengetahui tingkat pemahaman
siswa yang akan melakukan uji praktek respirasi anaerob.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A.

TEORI
1.

Fermentasi

Dalam keadaan normal, respirasi seluler organisme dilakukan


melalui proses fosforilasi oksidatif yang memerlukan oksigen
bebas. Sehingga hasil ATP respirasi sangat tergantung pada
pasokan oksigen yang cukup bagi selnya. Tanpa oksigen
elektronegatif untuk menarik elektron pada rantai transport
elektron, fosforilasi oksidatif akan terhenti. Akan tetapi,
fermentasi memberikan suatu mekanisme sehingga sebagian
sel dapat mengoksidasi makanan dan menghasilkan ATP tanpa
bantuan oksigen.
Misalnya, pada tumbuhan darat yang tanahnya tergenang air
sehingga akar tidak dapat melakukan respirasi aerob karena
kadar oksigen dalam rongga tanah sangat rendah.
Secara prosedural, fermentasi merupakan suatu perluasan
glikolisis yang dapat menghasilkan ATP hanya dengan
fosforilasi tingkat substrat sepanjang terdapat pasokan NAD+
yang cukup untuk menerima elektron selama langkah oksidasi
dalam glikolisis. Mekanisme fermentasi tidak dapat mendaur
ulang NAD+
dari NADH karena tidak mempunyai agen

pengoksidasi (kondisi anaerob). Sehingga yang terjadi adalah


NADH melakukan transfer elektron ke piruvat atau turunan
piruvat. Berikut bahasan terhadap dua macam fermentasi yang
umum yaitu fermentasi alkohol dan fermentasi asam laktat.
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis
gula yang digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara
singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling
sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan etanol
(2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan
digunakan pada produksi makanan.
Persamaan Reaksi Kimia
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118
kJ per mol)

Dijabarkan sebagai
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) Alkohol (etanol) + Karbon
dioksida + Energi

Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung


jenis gula yang terlibat, tetapi umumnya melibatkan jalur
glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal respirasi
aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan
bervariasi tergantung produk akhir yang dihasilkan.

a.

Fermentasi Asam Laktat

Fermentasi asam laktat banyak dilakukan oleh fungi dan


bakteri tertentu digunakan dalam industri susu untuk
membuat keju dan yogurt. Aseton dan methanol merupakan
beberapa produk samping fermentasi mikroba jenis lain yang
penting secara komersil. Dalam fermentasi asam laktat,
piruvat direduksi langsung oleh NADH untuk membentuk laktat
sebagai produk limbahnya, tanpa melepaskan CO2.
Pada sel otot manusia, fermentasi asam laktat dilakukan
apabila suplay oksigen di dalam tubuh kurang. Laktat yang
terakumulasi sebagai produk limbah dapat menyebabkan otot
letih dan nyeri, namun secara perlahan diangkut oleh darah ke

hati untuk diubah kembali menjadi piruvat, sehingga otot


menjadi rileks kembali.
b.

Fermentasi Alkohol

Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi


terlaksana karena asam piruvat diubah menjadi asam asetat +
CO2 selanjutaya asam asetat diabah menjadi alkohol.
Dalam fermentasi alkohol, satu molekul glukosa hanya dapat
menghasilkan 2 molekul ATP, bandingkan dengan respirasi
aerob, satu molekul glukosa mampu menghasilkan 38 molekul
ATP.

2.

Khamir atau Sacharomyces cereviceae

Organisme yang disebut khamir adalah termasuk subdivisi


thallopyta dan digolongkan dalam tiga famili yaitu
Sacharomyces
cereviceae,
Sporabolomy
cereviceae,
Cryptocceae. Ciri khas organisme ini adalah reproduksinya
yang vegetative disebut Budding atau penyembulan (Muldjiono
dkk,1978).
Sifat-sifat umum (Muldjiono dkk,1978)

Bersel satu bentuk coccus atau rod.


Khamir mesofilik yaitu yang tahan terhadap suhu 30-350C.
Anaerobik.
Tidak berspolurasi.
Tidak berflagella.
Tahan terhadap asam pada pH 4-5.

3. Tape
Tape merupakan makanan fermentasi tradisional yang tidak
asing lagi dan terkenal di mana-mana, murah, lezat, dan
menyenangkan dan mengandung bakteri prebiotic. Penyebab
timbulnya bakteri prebiotic adalah proses fermentasi pada
tape yang menggunakan ragi.
Selama fermentasi, tape mengalami perubahan biokimia
akibat aktifitas mik roorganisme. Pada dasarnya semua bahan
pangan yang kaya akan karbohidrat dapat di olah menjadi
tape. Berdasarkan bahan bakunya, dikenal berbagai jenis tape
yaitu tape ketan, tape tape singkong, tape beras, ubi jalar dan

tape sukun,akan tetapi kebanyakan tape yang sering di kenal


atau popular adalah tape singkong dan tape ketan.
Dalam proses pembuatan tape diperlukan kecermatan,
kebersihan ragi dan bahan dasar pembuatan tape ketika
digunakan amat penting. Hal itu di maksudkan agar tape yang
kita buat tidak di cemari oleh bakteri lain.Apabila dalam proses
pembuatan tape tercemari oleh bakteri lain, maka proses
fermentasi akan terhambat. Selain itu di khawatirkan apabila
bakteri yang sering mengeluarkan racun mencemari tape yang
kita buat.Hal itu dapat membahayakan kesehatan kita.Oleh
sebab itu, keseterilan bahan dan alat serta kecermatan dalam
proses pembuatan tape sangat penting.
Agar di hasilkan tape yang manis, selain lama fermentasi,
pemberian ragi secukupnya, serta penutupan yang sempurna
selama proses fermentasi berlangsung harus di perhatikan.
Lamanya proses fermentasi ini sebaiknya jangan lebih dari tiga
hari. Jika lewat batas maksimum dan pemberian ragi terlalu
banyak nanti tapenya lembek dan terasa masam.Rasa masam
disebabkan pati yang di ubah oleh enzim amylase menjadi
gula(sukrosa). Enzim invertase mengubahnya lagi menjadi
glukosa.Hasilnya berupa alcohol. Jika proses fermentasi terlalu
lama alcohol akan menghasilkan asam asetat, sehingga dapat
menghasilkan tape yang rasanya masam.PH atau kadar asam
asetat yang tinggi dalam tape dapat mempengaruhi cita rasa
tape, malah dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Proses
fermentasi yang terlalu lama dapat menghasilkan air tape yang
cukup banyak. Rasa manis pada tape akan berkurang. Dalam
proses fermentasi, glukosa enzim glikolisin akan pecah dan
menghasilkan
karbondioksida,
air,serta
energy.
Energy
diperlukan oleh enzim amilasae, interfertase dalam hal proses
fermentasi.
Tape yang bermutu dihasilkan dari proses fermentasi dan
penggunaan dengan bahan dasar secara benar. Manfaat tape
sangat
bagus
untuk
menghangatkan
tubuh.
Karena,
mengandung alcohol. Namun, bila di makan berlebihan akan
menyebabkan memabukkan.
Menurut Tarigan (1998), tape merupakan sejenis makanan dari
hasil fermentasi bahan baku yang di beri ragi sebagai sumber
mikrobanya. Tape sebagai hasil fermentasi menghasilkan alcohol
dan gula.

BAB III METODE PENELITIAN

A.

Lokasi dan Waktu Penelitian


1.

Lokasi

Lokasi yang kami gunakan untuk penelitian ini berada di salah


satu rumah teman dari kelompok kami, yaitu di Muhammad Al
Fahri. Dalam penyusunan karya tulis ini, kami juga
menggunakan tempat di sekolah kami, yakni SMA Negeri 20
Bandung untuk memudahkan kami membahas penelitian.
2.

Waktu

Dalam penelitian ini, penulis mengambil waktu empat hari,


yakni pada tanggal 6 sampai 10 September 2015. Pada hari
pertama, kami mencari informasi mengenai tema yang akan di
angkat. Pada hari kedua, kami memulai proses pembuatan
tape ketan. Dan sampai pada hari terakhir, kami menunggu
hasil fermentasi serta menyempurnakan karya tulis ini.
B.

Alat dan Bahan Penelitian


1.

Alat:

2.

Bahan

C.

Kompor
Pisau
Nampan
Baskom/Tupperware
Plastik
Sendok
Piring saji

Cara Kerja

Beras Ketan Hitam


Ragi tape secukupnya
Daun pisang secukupnya

1. Cucilah beras ketan hingga bersih dengan menggunakan


bakul.
2. Kemudian rendam beras ketan selama 12 jam.
3. Tiriskan beras ketan kemudian yang telah direndam,
kemudian kukus hingga matang.
4. Setelah matang taruh nasi ketan di atas nampan dan
diamkan hingga benar-benar dingin.
5. Haluskan ragi tape hingga menjadi serbuk.
6. Taburkan ragi di atas nasi ketan yang benar-benar sudah
dingin (jangan di taburkan saat nasi ketan masih panas)
7. Bungkus nasi ketan yang telah di beri ragi dengan daun
pisang
8. Letakkan di dalam toples, kemudian tutup rapat sehingga
udara tidah masuk kedalam toples.
9. Simpan selama 3-4 hari. Tape ketan siap di hidangkan.
CATATAN: Banyaknya ragi yang digunakan disesuaikan dengan
jumlah beras ketan. Bila terlalu banyak akan mempercepat
proses fermentasi dan menyebabkan rasa tape menjadi
pengar, bila terlalu sedikit dapat menyebabkan tape yang
terbentuk tidak manis dan terasa keras

D.

Cara pengumpulan data


Dalam penelitian ada beberapa metode yang digunakan
penyusun yakni :
1. Studi Kepustakaan
Teknik atau metode pustaka merupakan metode pengumpulan
data dengan cara penulis membaca atau mengambil bahan
yang dibutuhkan dari buku referensi. Data yang diperoleh dari
studi pustaka adalah data yang diperoleh sebagai pedoman
melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan pewarna
dan pewangi alami.
2. Eksperimen
Teknik eksperimen merupakan teknik pengumpulan data
dengan cara penulis mengadakan atau melakukan beberapa
percobaan secara langsung untuk memperoleh data yang
diperlukan untuk menunjang hasil pembuatan laporan. Dari
melakukan eksperimen, data yang diperoleh berupa hasil
makanan yang bergizi dan bernanfaat bagi manusia.
3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan teknik yang berasal dari


barang-barang tertulis. Teknik dokumentasi dalm penelitian ini
diperoleh dari internet, foto-foto yang kami ambil ketika proses
pembuatan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Tabel Pengamatan

Kematan
gan
Rasa

Sebelu
m
diberi
ragi
-

Sesudah di beri ragi


Hari ke- Hari ke-2
Hari ke-3
1
-

Agak
matang
Sedikit
manis
Belum
tercium

Aroma

Warna

Hitam
keunguunguan

Hitam
keunguunguan

Hitam
keunguunguan

Kadar air

Sedikit

B. Analisis Hasil Pengamatan

Matang
Manis
Menyengat
dan berbau
alkohol
Hitam
keunguunguanPutih
agak kusam
Banyak

Tapai (sering dieja sebagai tape) adalah salah satu makanan


tradisional Indonesia yang dihasilkan dari proses peragian
(fermentasi) bahan pangan berkarbohidrat, seperti singkong
dan ketan (Wikipedia, 2010). Tape adalah produk fermentasi
yang berbentuk pasta atau kompak tergantung dari jenis
bahan bakunya. Tape dibuat dengan menggunakan starter
yang berisi campuran mikroba. Tape ketan baik ketan putih
dan ketan hitam mempunyai tekstur yang baik karena kadar
amilopektinnya tinggi terutama pada jenis tape dari ketan
pulen. Pengolahan lebih lanjut dari tape ketan adalah
pembuatan sirop tape dan anggur tape. Produk ini mempunyai
cita rasa dan aroma yang khas, yaitu gabungan antara rasa
manis, sedikit asam dan cita rasa alkohol. Kenaikan kadar
alkohol terjadi akibat proses fermentasi yang terus
berlangsung selama penyimpanan, sedangkan penurunannya
karena proses esterifikasi, oksidasi, dan penguapan.
Dalam pembuatan tapai ketan, beras ketan perlu dimasak dan
dikukus terlebih dahulu sebelum dibubuhi ragi. Campuran
tersebut ditutup dengan daun dan diinkubasi pada suhu 2530 C selama 2 hari sehingga menghasilkan alkohol dan
teksturnya lebih lembut
Oksidasi alkohol disebabkan suasana aerobik yang terjadi
selama waktu penyimpanan. Suasanan aerobik tersebut
biasanya diikuti oleh aktivitas bakteri asetat, sehingga
terbentuk asam asetat, yang menjadikan rasa asam pada
brem. Kalau pada waktu penyimpanan tidak ditutup akan
menyebabkan alkohol menguap. Bau asam disebabkan
terbentuknya ester etil asetat dari reaksi alkohol dengan asam
asetat yang terbentuk oleh suasana aerob dan bakteri asetat.

PERANAN MIKROBA DALAM RAGI


Jenis Mikroba
Peranan

Kapang Amilolitik
Mucor
Rhizopus
Amilomycetes

Penghasil sakarida dan cairan


Penghasil sakarida dan cairan
Penghasil sedikit sakarida dan
cairan

Khamir amilolitik
Endomycopsis
Khamir Nonamilolitik
Saccharomyces
Hansenula
Endomycopsis
Candida

Penghasil sakarida dan abu yang


lemah

Bakteri asam laktat


Pediococcus

Penghasil alkohol
Penghasil aroma yang
menyegarkan
Penghasil bau yang khas
Penghasil bau yang khas

Bakteri Amilolitik
Bacillus

Penghasil asam laktat

Penghasil sakarida

BAB V KESIMPULAN
Pembuatan tape memerlukan kecermatan dan kebersihan yang
tinggi agar singkong atau ketan dapat menjadi lunak karena proses
fermentasi yang berlangsung dengan baik. Ragi adalah bibit jamur
yang digunakan untuk membuat tape. Agar pembuatan tape
berhasil dengan baik alat-alat dan bahan-bahan yangdigunakan
harus bersih, terutama darilemak atauminyak . Alat-alat yang
berminyak
jika dipakai untuk mengolah bahan tape bisa
menyebabkan kegagalan fermentasi. Air yang digunakan juga harus
bersih; menggunakan air hujan bisa mengakibatkan tape tidak
berhasil dibuat.

Keunggulan Tape :
Fermentasi tape dapat meningkatkan kandungan Vitamin
B1(tiamina) hingga tiga kali lipat. Vitamin ini diperlukan oleh system
saraf ,sel otot, dansistem pencernaan agar dapat berfungsi dengan
baik. Karena mengandung berbagai macam bakteri baik yang
aman dikonsumsi, tape dapat digolongkan sebagai sumber probiotik
bagi tubuh. Cairan tape diketahui mengandung bakteri asam
laktatsebanyak satu juta per mililiter atau gramnya.Produk
fermentasi ini diyakini dapat memberikan efek menyehatkan tubuh,
terutama sistem pencernaan, karena meningkatkan jumlah bakteri
dalam tubuh dan mengurangi jumlah bakteri jahat. Kelebihan lain
dari
tape
adalah
kemampuannya
mengikat
dan
mengeluarkanaflatoksindari tubuh. Aflaktosin merupakan zat toksik
atau racun yang dihasilkan olehkapang, terutama. Toksik ini banyak
kita jumpai dalam kebutuhan pangan sehari-hari, seperti kecap.
Konsumsi tape dalam batas normal diharapkan dapat mereduksi
aflatoksin tersebut. Di beberapa Negara tropis yang mengkonsumsi
singkong sebagai karbohidrat utama, penduduknya rentan
menderita
anemia.
Hal
ini
dikarenakan
singkong
mengandungsianida yang bersifat toksik dalam tubuh manusia.
Konsumsi tape dapat mencegah terjadinya anemia karena
mikroorganisme yang berperan dalam fermentasinya mampu
menghasilkan vitamin B12.
Kelemahan tape :
Konsumsi tape yang berlebihan dapat menimbulkan infeksi pada
darah dan gangguansistem pencernaan. Selain itu, beberapa jenis
bakteri yang digunakandalam pembuatan tape berpotensi
menyebabkan penyakit pada orang-orang dengan sistem imun yang
terlalu lemah seperti anak-anak balita, kaum lanjut usia, atau
penderita HIV. Untuk mengurangi dampak negatif tersebut,
konsumsi tape perlu dilakukan secara terkendali dan pembuatannya
serta penyimpanannya pun dilakukan dengan higienis.Pembuatan
tempe dan tape (baik tape ketan maupun tape singkong) adalah
proses fermentasi yang sangat dikenal di Indonesia. Proses
fermentasi menghasilkan senyawa-senyawa yang sangat berguna,
mulai dari makanan sampai obat-obatan. Proses fermentasi pada

makanan yang sering dilakukan adalah proses pembuatan tape,


tempe, yoghurt, dan tahu.
Produk fermentasi mengandung energi kimia yang tidak teroksidasi
penuh tetapi tidak dapat mengalami metabolisme lebih jauh tanpa
oksigen atau akseptor elektron lainnya (yang lebih highly-oxidized)
sehingga cenderung dianggap produk sampah (buangan).
Konsekuensinya adalah bahwa produksi ATP dari fermentasi menjadi
kurang effisien dibandingkan oxidative phosphorylation, di mana
pirufat teroksidasi penuh menjadi karbon dioksida.
Fermentasi menghasilkan dua molekul ATP per molekul glukosa bila
dibandingkan dengan 36 ATP yang dihasilkan respirasi aerobik.
Walaupun fermentasi sangat membantu dalam waktu pendek dan
intensitas tinggi untuk bekerja, ia tidak dapat bertahan dalam
jangka waktu lama pada organisme aerobik yang kompleks. Sebagai
contoh, pada manusia, fermentasi asam laktat hanya mampu
menyediakan energi selama 30 detik hingga 2 menit.

DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia. 2010. Tapai. http://id.wikipedia.org/wiki/tapai [diakses:
Selasa, 9 September 2015]
http://kadarsihsinungraharjo.blogspot.com/2011/05/pengaruh-udaraterhadap-fermentasi-tape.html
http://fheeyraredzqiiy.wordpress.com/2009/12/08/laporanpraktikum-fermentasi/
http://makalahpenelitian.blogspot.com/2010/03/makalah-penelitiantentang-fermentasi.html

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai