SKIZOFRENIA CONTINUES
PEMBIMBING :
Dr. Agus Susanto, Sp.KJ
Dr. Pramudya, Sp.KJ
Dr. Eunice P.N., Sp.KJ
Dr. Rudyhard E. Hutagalung, Sp.KJ
Dr. Fery N, Sp.KJ
DISUSUN OLEH :
Henny Wijaya
030.08.119
IDENTITAS PASIEN
I.
Nama
Jenis Kelamin
Usia
Bangsa/suku
Pendidikan
Pekerjaan
Status Perkawinan
Alamat
Tanggal Pemeriksaan
: Tn. Ishak
: Laki-laki
: 38 tahun
: Indonesia/Jawa
: STM
: Bekerja membantu ibu pasien jualan
: Menikah
: Ulujambi no.65, Jakarta Selatan
: 23 Januari 2014
RIWAYAT PSIKIATRI
Diperoleh secara autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 23 Januari 2014 pukul
07.00 WIB serta secara alloanamnesis pada ibu pasien pada tanggal 24 Januari 2014
pukul 14.00 WIB.
Keluhan Utama
Pasien diantar oleh orangtua pasien ke RSAL dengan keluhan tidak mau tidur sejak 2 hari
SMRS.
A. Keluhan Tambahan
Pasien sering berbicara sendiri.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Autoanamnesa
Pasien diantar oleh orangtuanya ke IGD RUBT RSAL dr.Mintohardjo, karena
pasien tidak mau tidur sejak 2 hari SMRS, bicara sendiri, tidak mau minum obat
skizofrenia. Menurut pasien, ia diganggu oleh bosnya yang sudah meninggal sehingga
tidak bisa tidur. Gangguannya berupa bisikan untuk tetap bekerja di perusahaan b38
tempat pasien bekerja. Menurut keterangan pasien, ia adalah karyawan yang dipercayai
bosnya untuk mengambil ahli perusahaan b38 sehingga bosnya mencari pasien.
Penyebab kematian nya menurut pasien karena dibunuh oleh pegawainya sendiri yang
merupakan orang India dengan cara ditenggelamkan.
Selain itu saat di rumah, pasien juga melihat ada wanita yang berbaju putih dengan paras
cantik duduk menemani pasien makan. Menurut pasien sendiri, ia tidak tahu siapa wanita
tersebut namun wanita tersebut menemaninya seharian.
Namun saat hari ujian pasien kembali sakit dan melihat guru ilmu hitam pasien
melakukan beberapa jurus ke pasien hingga membuat pasien tidak berdaya, pasien
juga mendengar murid ilmu hitam yang lain yang telah mati membisikkan ke
pasien untuk membalas jurus tersebut.
Menurut ibu pasien saat hendak ujian negara, pasien menjadi lebih sering di
kamar, tidak membiarkan orang masuk kekamar pasien, kamar pasien penuh
coretan rumus, dan pasien sering berbicara sendiri serta mengatakan melihat guru
pasien.
-
Setelah tidak lulus STM dua kali, pasien menjadi sekuriti di komplek perumahan
yang jaraknya dua jam dari rumah pasien. Setelah kerja tiga bulan, pasien ditawari
kontrak kerja selama dua tahun. Namun saat itu pasien merasa diganggu orang
yang sudah mati hingga pasien tidak dapat bekerja.
Menurut keterangan ibu pasien, saat pasien ditawari kontrak kerja pasien sempat
membincangkan hal tersebut pada pasien dan ibu mengatakan terserah pasien mau
atau tidak menandatangani kontrak tersebut. Menurut ibu pasien, pasien bimbang
karena jarak yang jauh. Namun saat berpikir pasien kembali banyak bicara, bicara
lebih dari sepuluh kali masuk RSAL sejak tahun 1996 2013.
Menurut keterangan ibu pasien sejak tahun 2013, pasien berulang kali masuk Pav
5 RSAL karena kambuh dan saat pulang kondisi pasien masih berbicara banyak,
kalimat masih sulit dipahami,(tiap anak kalimat tidak nyambung), sewaktu-waktu
mengatakan kenal orang penting namun pasien bisa tidur dan tidak berbicara
sendiri.
Menurut pasien saat masuk yang terakhir, pasien tidak melihat atau mendengar
bisikan. Tapi pasien merasa pusing dan meminta ibu pasien mengantar ke RSAL.
Menurut keterangan ibu pasien, saat desember 2013 pasien di beri obat
skizofrenia dalam bentuk suntikan satu bulan satu kali, yang di suntik di rumah
sakit. Namun pasien sering tidak suntik dan mengambil uang obat tersebut
diberikan ke istri pasien, hingga pasien kembali kambuh. Saat itu pasien menjadi
banyak bicara dan tidak mau tidur.
meminta uang sama pasien, sehingga pasien sering mengambil uang obat suntik
untuk sang istri.
D. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak pertama. Kedua orang tua masih ada, adik-adik pasien sudah
berkeluarga. Menurut ibu pasien, di keluarga pasien yang mempunyai keluhan yang sama
dengan pasien adalah kakek buyut pasien serta paman pasien.
Genogram
55
Tahu
n
Keterangan:
35
tahu
56
Tahun
30
tahu
n
28
tahu
: Ibu Pasien
: Kakek Pasien/Alm
: Nenek Pasien/Alm
: Ayah Pasien
: Pasien / Skizofrenia
: Paman Pasien
: Paman pasien/Skizofrenia
: Tante Pasien
: Adik ketiga Pasien
E. Situasi Sekarang
Pasien tinggal bersama ayah dan ibu pasien. Pasien hanya bekerja membantu ibu jualan
di pasar.
F. Persepsi (tanggapan) pasien tentang dirinya dan kehidupannya
Pasien mengetahui dirinya sedang berada di RSAL dibawa oleh orang tuanya dan
mengetahui alasannya dibawa ke RSAL, namun pasien mengatakan sakit yang sekarang
adalah akibat mati suri pada tahun 1994.
II.
STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien seorang laki-laki 38 tahun, wajah dan penampilan fisik sesuai dengan usianya.
Postur tubuh pasien tegap, tinggi pasien kurang lebih 170cm dengan berat kurang
lebih 65kg. Pasien memakai kaos loreng-loreng berwarna hijau dan celana panjang
berwarna hitam dan oren, baju dan celana terdapat bekas makanan, pasien tidak
menggunakan sandal. Secara umum pasien tampak tidak bersih.
2. Kesadaran
Kuantitatif : Compos mentis
Kualitatif : Berubah
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Selama wawancara berlangsung pasien bersikap kooperatif. Terdapat kontak mata
dengan pemeriksa saat berbicara.
4. Pembicaraan
Komunikasi dapat dilakukan, pasien menjawab pertanyaan pemeriksa dengan
intonasi jelas, volume bicara jelas.
C. Fungsi Intelektual
1. Taraf Pendidikan
Taraf pendidikan formal : STM
Taraf pengetahuan umum : baik
Taraf kecerdasan
: cukup
2. Daya Konsentrasi
Baik
3. Orientasi
Waktu
: Baik, pasien tahu saat dilakukan wawancara adalah pagi dan sekarang
Tempat
Orang
bulan Januari
: Baik, pasien tahu bahwa ia sedang berada di Bengkalis RSAL Jakarta
: Baik, pasien tahu siapa yang membawa pasien ke rumah sakit
4. Daya ingat
Jangka panjang
Jangka pendek
Segera
5. Pikiran Abstrak
Pikiran dapat berpikir abstrak, hal ini ditandai dengan pasien mengerti peribahasa
ada udang di balik batu.
D. Gangguan Persepsi
Halusinasi
: Halusinasi Auditorik 2nd order(pasien mendengar bos pasien
yang telah meninggal berbisik pada pasien, meminta pasien tetap
tinggal di perusahaan)
Halusinasi Visual, (pasien melihat ada seorang wanita yang berbaju
Ilusi
Depersonalisasi
Derealisasi
E. Proses Berpikir
1. Arus Pikiran
a. Produktivitas
b. Kontinuitas
c. Hendaya berbahasa
2. Isi Pikiran
a. Preokupasi
: Logorrhea
: Terdapat asosiasi longgar, flight of idea
: tidak terganggu
: tidak ada
: ada waham
F. Pengendalian Impuls
Pasien dapat mengendalikan impuls untuk tetap kooperatif saat wawancara.
G. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial : Terganggu, Pasien menunjukkan celana dalam kotor saat
diwawancara
2. Uji daya nilai
Bogor dan dia tidak ikut istri karena pasien orang Jakarta.
3. Daya nilai realitas : Terganggu, terdapat waham dan halusinasi.
H. Tilikan
Derajat 3, pasien sadar bahwa dirinya sakit tetapi menyalakan guru ilmu hitam atas
sakitnya.
I. Taraf Dapat Dipercaya
Hal hal yang dilakukan oleh pasien secara keseluruhan dapat dipercaya dan tidak terkesan
di buat-buat
III.
PEMERIKSAAN LAINNYA
a. Interna
Keadaan umum
: Baik
Tekanan darah
: tidak dilakukan
Pernapasan
: 20x/menit
Nadi
: 80x/menit
Suhu
: Afebris
GDP
: 159 (Nilai Normal : 70-115)
Glukosa 2 jam PP
: 241 (Nilai Normal : <140)
b. Neurologi
Tidak dilakukan
c. Gejala berlangsung selama 1 tahun dengan minimal 1 bulan fase aktif dan selama
fase residual terdapat gejala sisa.
d. Tidak ada gangguan mood yang tampak
e. Gangguan tidak disebabkan karena zat maupun alcohol
f. Pasien tidak mengalami gangguan autism atau gangguan berbicara.
IV.
DAFTAR PROBLEMA
1. Problema Organobiologik
: Diabetes mellitus
2. Problema Psikologik/Perilaku: Skizofrenia
3. Problema Keluarga/Sosial
: Pisah rumah dengan istri, tidak memiliki
perkerjaan, bergantung pada orangtua.
V.
DIAGNOSIS
Skizofrenia serangan multiple sekarang akut.
VI.
RENCANA TERAPI
1. Psikofarmaka : Aripiprazole 1 x 30mg peroral.
Metformin 3 x 500mg
Glibenklamid 1 x 5mg
2. Psikoterapi :
a. Membangun relasi dengan pasien, membuat pasien merasa nyaman dan
memperhatikan wawancara.
b. Membimbing pasien mengenai pentingnya meminum obat secara rutin dan
tepat waktu.
2. Sosioterapi
Edukasi kepada seluruh keluarga inti pasien mengenai keadaan pasien
sesungguhnya dan bagaimana menyikapi pasien dalam keseharian.
VII.
PROGNOSIS
Ad vitam
Ad fungsionam
Ad sanationam
: Ad bonam
: Dubia ad bonam
: Dubia ad malam
VIII. SARAN
o Memberikan informasi kepada keluarga mengenai kondisi yang dialami oleh
pasien, kemungkinan penyebabnya, terapi yang harus dilakukan, serta efek
samping yang mungkin muncul.