L P Anak Leukemia
L P Anak Leukemia
EPIDEMIOLOGI
Leukemia akut cepat terjadi dan lambat penyembuhannya, dapat diakhiri dengan kematian bila tidak
segera diobati. ALL sering ditemukan pada anak-anak (82 %) daripada umur dewasa (!*%) dan lebih
sering ditemukan pada anak laki-laki daripada anak perempuan.
PATOFISIOLOGI
Komponen sel darah terdiri atas eritrosit atau sel darah merah (RBC) dan leukosit atau sel darah putih
(WBC) serta trombosit atau platelet. Seluruh sel darah normal diperoleh dari sel batang tunggal yang
terdapat pada seluruh sumsum tulang. Sel batang dapat dibagi ke dalam lymphpoid dan sel batang
darah (myeloid), dimana pada kebalikannya menjadi cikal bakal sel yang terbagis epanjang jalur
tunggal khusus. Proses ini dikenal sebagai hematopoiesis dan terjadi di dalam sumsum tulang
tengkorak, tulang belakang., panggul, tulang dada, dan pada proximal epifisis pada tulang-tulang yang
panjang.
ALL meningkat dari sel batang lymphoid tungal dengan kematangan lemah dan pengumpulan sel-sel
penyebab kerusakan di dalam sumsum tulang. Biasanya dijumpai tinmgkat pengembangan lymphoid
yang berbeda dalam sumsum tulang mulai dari yang sangat mentah hingga hampir menjadi sel
normal. Derajat kementahannya merupakan petunjuk untk menentukan/meramalkan kelanjutannya.
Pada pemeriksaan darah tepi ditemukan sel muda limfoblas dan biasanya ada leukositosis (^)%),
kadang-kadang leukopenia (25%). Jumlah leukosit neutrofil seringkali rendah, demikian pula kadar
hemoglobin dan trombosit. Hasil pemeriksaan sumsum tulang biasanya menunjukkan sel-sel blas yang
dominan. Pematangan limfosit B dimulai dari sel stem pluripoten, kemudian sel stem limfoid, pre preB, early B, sel B intermedia, sel B matang, sel plasmasitoid dan sel plasma. Limfosit T juga berasal
dari sel stem pluripoten, berkembang menjadi sel stem limfoid, sel timosit imatur, cimmom thymosit,
timosit matur, dan menjadi sel limfosit T helper dan limfosit T supresor.
Peningkatan prosuksi leukosit juga melibatkan tempat-tempat ekstramedular sehingga anak-anak
menderita pembesaran kelenjar limfe dan hepatosplenomegali. Sakit tulang juga sering dijumpai. Jugaa
timbul serangan pada susunan saraf pusat, yaitu sakit kepala, muntah-muntah, seizures dan gangguan
penglihatan.
Pemeriksaan Diagnostik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
2.
3.
4.
Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan perubahan maturitas sel darah merah,
peningkatan jumlah limfosit imatur, imunosupresi
Resiko terhadap penurunan volume cairan berhubungan dengan pengeluaran berlebihan seperti
muntah, perdarahan, diare, penurunan intake cairan
Perubahan kenyamanan : Nyeri akut berhubungan dengan pembesaran kelenjar limfe, efek
sekunder pemberian anti leukemic agents
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan, penurunan sumber energi, peningkatan laju
metabolik akibat produksi lekosit yang berlebihan, ketidakseimbangan suplai oksigen dengan
kebutuhan
RENCANA KEPERAWATAN
1.
Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan perubahan maturitas sel darah merah,
peningkatan jumlah limfosit imatur, imunosupresi
Batasan karakteristik :
- Peningkatan jumlah lekosit
- Count Blood Cells : indikasi normocytic, normochromic anemia
Kriteria Hasil :
Klien akan :
1. Mengidentifikasi faktor resiko yang dapat dikurangi
2. Menyebutkan tanda dan gejala dini infeksi
Intervensi
1.
a.
b.
c.
Rasional
1.
d.
e.
f.
g.
h.
2.
2.
3.
3.
4.
4.
5.
5.
6.
2.
Resiko terhadap penurunan volume cairan berhubungan dengan pengeluaran berlebihan seperti
muntah, perdarahan, diare, penurunan intake cairan
Batasan karakteristik :
- Muntah +
- Perdarahan masif +
- Diare +
- Intake < output
Kriteria Hasil :
Klien akan :
1. Memperlihatkan keadaaan volume cairan yang adekuat
2. Memperlihatkan tanda-tanda vital dalam bataas normal
3. Memperlihatkan urine output, PH dalam batas normal
1.
Intervensi
Monitor intake dan output . Catat penurunan
Rasional
Penurunan sirkulasi sekunder dapat menyebabkan
5.
6.
Kolaborasi :
1. Pemberian cairan sesuai indikasi
3. Perubahan kenyamanan : Nyeri akut berhubungan dengan pembesaran kelenjar limfe, efek
sekunder pemberian anti leukemic agents
Batasan karakteristik :
- Keluhan nyeri (tulang,sarf, sakit kepala, dll)
- Distraksi menahan, ekspresi meringis, menangis, perubahan tonus otot
- Respon-respons autonomik
Kriteria hasil :
Klien akan :
1. Melaporkan nyeri berkurang atau hilang
2. Memperlihatkan perilaku positif dalam mengatasi nyeri
1.
Intervensi
Kaji tingkat nyeri, gunakan skala 1 10
Rasional
Berguna mengkaji kebutuhan intervensi , bisa
berindikasi perkembangan komplikasi
2.
3.
kurangi stimulus
4.
5.
6.
Kolaborasi :
1. Analgetik
2.
Narkotik
3. Tranguilizer
3.
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan, penurunan sumber energi, peningkatan laju
metabolik akibat produksi lekosit yang berlebihan, ketidakseimbangan suplai oksigen dengan
kebutuhan
Batasan karakteristik :
- Keluhan lemah, anak memperlihatkan penurunan kemampuan beraktifitas
- Anak rewel, dyspnea
- Abnormal HR atau respon perubahan TD
Kriteria hasil :
Klien akan menunjukkan partisipasi dalam ADL sesuai kemampuan
1.
Intervensi
Evaluasi keluhan lemah, rewel,
ketidakberdayaan dalam ADL
Rasional
Efek leukemia, anemia dan kemoterapi dapat
menjadi satu sehingga memerlukan bantuan
dalam pemenuhan aktifitas ADL
4.
5.
Kolaborasi :
Pemberian suplemen O2 sesuai anjuran
DAFTAR PUSTAKA
Boediwarsono, Dr (1998), Bahan Kuliah Hematologi, FK Universitas Airlangga, Surabaya
Carpenito, Lynda Juall (2001), Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 8, EGC, Jakarta
Carpenito, Lynda Juall (1995), Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, edisi 2, EGC, Jakarta
Gale,Danielle(2000), Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi, EGC, Jakarta
Hoffbrand, AV (1989), Kapita Selecta Haematology, edisi 2, EGC, Jakarta
Luckmanns Sorensen (1996), Medical Surgical Nursing, Core Principles, WB Saunders, Philadelphia
Probowati, Ririn SKp (2000), Bahan Kuliah Ilmu Keperawatan Anak, PSIK, Universitas Airlangga,
Surabaya
Soeparman (1990), Ilmu Penyakit Dalam II, Balai Penerbit FKUI, Jakarta