PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cedera kepala adalah ruda paksa tumpul/tajam pada kepala atau wajah yang
berakibat disfungsi cerebral sementara. Cedera kepala merupakan salah satu
penyebab kematian dan kecacatan utama pada kelompok usia produktif, dan
sebagian besar karena kecelakaan lalu lintas. Hal ini diakibatkan karena mobilitas
yang tinggi di kalangan usia produktif sedangkan kesadaran untuk menjaga
keselamatan di jalan masih rendah, disamping penanganan pertama yang belum
benar-benar, serta rujukan yang terlambat. Trauma pada kepala berpotensi
menyebabkan fraktur tulang tengkorang, perdarahan di ruang sekitar otak, memar
pada jaringan otak, atau kerusakan hubungan antar nervus pada otak.1
Fraktur basis cranii (FBC) merupakan fraktur akibat benturan langsung pada
daerah daerah dasar tulang tengkorak (oksiput, mastoid, supraorbita). FBC
biasanya berdiri sendiri, hanya kadang-kadang saja merupakan lanjutan dari
fraktur kalvarium. Dalam beberapa studi telah terbukti bahwa fraktur basis cranii
dapat disebabkan oleh berbagai mekanisme termasuk ruda paksa akibat fraktur
maksilofacial, ruda paksa dari arah lateral cranial dan dari arah kubah cranial atau
karena beban inersia oleh kepala.2
Diagnosis pasien dengan fraktur basis cranii berdasarkan anamnesis dan gejala
kinis, seperti perdarahan dari hidung atau telinga dan hematom di sekitar mastoid
atau orbita. Foto roentgen pada waktu akut tidak diperlukan karena pada
umumnya tidak memberikan tambahan informasi yang berarti, bahkan dapat
membahayakan jiwa penderita. Saraf otak dapat juga mengalami cedera.3
Penanganan korban dengan cedera kepala diawali dengan memastikan bahwa
airway, breathing, circulation bebas dan aman. Banyak korban cedera kepala
disertai dengan multiple trauma dan penanganan pada pasien tersebut tidak
menempatkan penanganan kepala menjadi prioritas. Biasanya fraktur basis cranii
tidak memerlukan tindakan bedah.4
1.1.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Fraktur basis cranii?
2. Apa etiologi dan predisposisi Fraktur basis cranii?
3. Bagaimana patofisiologi dan mekanisme terjadinya manifestasi klinis
pada Fraktur basis cranii?
4. Bagaimana penegakkan diagnosis pada Fraktur basis cranii?
5. Bagaimana penatalaksanaan pasien Fraktur basis cranii?
6. Bagaimana komplikasi dan prognosis pasien Fraktur basis cranii?
1.2.
TUJUAN
1. Mengetahui definisi Fraktur basis cranii
2. Mengetahui etiologi dan predisposisi Fraktur basis cranii
3. Memahami patofisiologi dan mekanisme terjadinya manifestasi klinis
pada Fraktur basis cranii
4. Mengetahui penegakkan diagnosis pada Fraktur basis cranii
5. Mengetahui penatalaksanaan pasien Fraktur basis cranii
6. Mengetahui komplikasi dan prognosis pasien Fraktur basis cranii
1.3.
MANFAAT
1.4.1. Mnafaat untuk Penelaah
1. Menambah ilmu pengetahuan tentang Fraktur basis cranii
2. Khususnya dapat memahami tentang Fraktur basis cranii baik itu
patofisiologi, cara penegakan diagnosa serta penatalaksanaannya.
1.4.2. Manfaat untuk Pembaca
1. Menambah ilmu pengetahuan tentang Fraktur basis cranii
2. Memahami tentang Fraktur basis cranii baik itu patofisiologi, cara
penegakan diagnosa serta penatalaksanaannya.
3. Sebagai bekal bagi para dokter muda, khususnya mahasiswa FK
Unisma dalam prakteknya dan aplikasinya di lapangan sesuai
dengan kompetensi dokter umum.
1.4.3. Manfaat untuk Ilmu Pengetahuan
1. Sebagai salah satu literatur dalam
mengembangkan
ilmu