Batas nasofaring:
Superior
BANGUNAN DI NASOFARING
Ostium Faringeum tuba auditiva muara dari
tuba auditiva
Torus tubarius
Plica salpingopalatina
Plica salpingopharingea
Recessus Pharingeus disebut juga fossa
rossenmuller
Tonsila pharingea
Tonsila tuba
Isthmus pharingeus
Musculus constrictor pharingeus
FUNGSI
Fungsi nasofaring :
Sebagai jalan udara pada respirasi
Jalan udara ke tuba eustachii
Resonator
Sebagai drainage sinus paranasal kavum timpani
dan hidung
HISTOLOGI
Mukosa nasofaring dilapisi oleh epitel bersilia
repiratory type. Setelah 10 tahun kehidupan, epitel
secara lambat laun bertransformasi menjadi epitel
nonkeratinizing squamous, kecuali pada beberapa
area (transition zone).
Mukosa mengalami invaginasi membentuk kripta.
Stroma kaya akan jaringan limfoid dan terkadang
dijumpai jaringan limfoid yang reaktif.
Epitel permukaan dan kripta sering diinfiltrasi
dengan sel radang limfosit dan terkadang merusak
epitel membentuk reticulated pattern.
Kelenjar seromucinous dapat juga dijumpai tetapi
tidak sebanyak yang terdapat pada rongga hidung.
DEFINISI
KARSINOMA NASOFARING MERUPAKAN TUMOR GANAS YANG TIMBUL PADA
EPITHELIAL PELAPIS RUANGAN DIBELAKANG HIDUNG (NASOFARING).
ETIOLOGI
Dijumpainya Epstein-Barr Virus (EBV), pada
hampir semua kasus KNF non keratinisasi
Faktor predisposisi
Merokok
GEJALA
Gejala Telinga
Oklusi
Tuba Eustachius
Pada umumnya bermula pada fossa Rossenmuller.
Pertumbuhan tumor dapat menekan tuba eustachius
hingga terjadi oklusi pada muara tuba. Hal ini akan
mengakibatkan gejala berupa mendengung
(Tinnitus) pada pasien. Gejala ini merupakan tanda
awal pada KNF.
Oklusi Tuba Eustachius dapat berkembang hingga
terjadi Otitis Media.
Sering kali pasien datang sudah dalam kondisi
pendengaran menurun, dan dengan tes rinne dan
webber, biasanya akan ditemukan tuli konduktif
Gejala Hidung
Epistaksis;
Gejala Mata
Pada penderita KNF seringkali ditemukan
adanya diplopia (penglihatan ganda) akibat
perkembangan tumor melalui foramen
laseratum dan menimbulkan gangguan N. IV
dan N. VI. Bila terkena chiasma opticus akan
menimbulkan kebutaan.
Tumor sign :
Pembesaran kelenjar limfa pada leher,
merupakan tanda penyebaran atau metastase
dekat secara limfogen dari karsinoma
nasofaring.
Cranial sign :
Gejala cranial terjadi bila tumor sudah meluas ke otak
dan mencapai saraf-saraf kranialis.
Gejalanya antara lain :
Sakit kepala yang terus menerus, rasa sakit ini
merupakan metastase secara hematogen.
Sensitibilitas derah pipi dan hidung berkurang.
Kesukaran pada waktu menelan
Afoni
Sindrom Jugular Jackson atau sindroma
reptroparotidean mengenai N. IX, N. X, N. XI, N. XII.
Dengan tanda-tanda kelumpuhan pada:
Lidah
Palatum
Faring atau laring
M. sternocleidomastoideus
M. trapezeus
PATOGENESIS
Infeksi virus epstein-barr terjadi pada dua tempat
utama yaitu sel epitel kelenjar saliva dan sel
limfosit.
EBV pada limfosit B dengan cara berikatan
dengan reseptor virus, yaitu komponen
komplemen C3d (CD21 atau CR2).
EBV berikatan dengan 2 reseptor virus yaitu
CR2 dan PIGR (Polimeric Immunogloblin
Receptor).
menjadi mati bila terinfeksi dengan virus epsteinbarr dan virus mengadakan replikasi, atau virus
epstein- barr yang menginfeksi sel dapat
mengakibatkan kematian virus sehingga sel kembali
menjadi normal atau dapat terjadi transformasi sel
yaitu interaksi antara sel dan virus sehingga
mengakibatkan terjadinya perubahan sifat sel
sehingga terjadi transformsi sel menjadi ganas
sehingga terbentuk sel kanker.
DIAGNOSIS
Anamnesis berdasarkan keluhan pasien(tanda
& gejala KNF)
Pemeriksaan fisik rinoskopi posterior
Jika
FORMULA DIGSBY
Gejala
Nilai
25
15
15
Eksoftalmus
Limfadenopati leher
25
nasofaring
RADIOLOGI
MRI
CT-Scan
Pemeriksaan neurologis
Pemeriksaan serologi IgA anti EA (early antigen) dan
igA anti VCA (capsid antigen)
Stadium
KOMPLIKASI
Petrosphenoid sindrom
Neuralgia
Retroparidean sindrom
N.
PENATALAKSANAAN
Radioterapi
PROGNOSIS
Ditemukan bahwa karsinoma nasofaring tipe 1
(karsinoma sel skuamosa) memiliki prognosis
yang lebih buruk dibandingkan dengan
karsinoma nasofaring tipe 2 dan 3. Hal ini
terjadi karena pada karsinoma nasofaring tipe 1,
mestastasis lebih mudah terjadi. Secara
keseluruhan, angka bertahan hidup 5 tahun
adalah 45 %.