Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

Kehidupan modern kini menuntut segala sesuatu serba instan dan cepat. Baik dalam
aktivitas pekerjaan, kehidupan rumah tangga dan makanan sehari-hari. Bahkan tidak sedikit
di antara kita yang sering mengkonsumsi makanan cepat saji (fastfood). Perkembangan
teknologi komunikasi dan transportasi secara memperpendek jarak dan mempersingkat wajtu.
Manusia serasa dimanja dalam kehidupannya.
Seiring itu semua, ternyata kita harus membayar mahal dangan kesehatan kita.
Pemakaian pestisida, limbah beracun, polusi udara, zat addtive (pewarna, perasa, pengawet)
di dalam makanan adalah beberapa faktor yang apabila dikonsumsi terus menerus dalam
jangka panjang dapat menurunkan kualitas kesehatan tubuh kita. Radikal bebas, karsinogen
(gen penyebab kanker), zat beracun adalah beberapa istilah yang semakin sering kita dengar.
Bahkan kanker, diabetes, kolesterol, stroke, asam urat, alergi, ada di kanan-kiri kita.
Selain hal-hal eksternal di atas, kebiasaan hidup juga sangat berpengaruh bagi
kesehatan tubuh kita. Makanan yang tidak bergizi seimbang, sedikit olahraga dan kurangnya
istirahat akan mendukung terjangkitnya penyakit.
Di Indonesia penyakit stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan
setelah penyakit jantung, kanker dan sebagian besar serangan strok ini terjadi secara
mendadak, berlangsung sangat cepat dan menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit
(completed stroke). Kemudian stroke bertambah buruk dalam beberapa jamdan dalam 1 2
hari kematian jaringan otak meluas (stroke in evolution)

Biologi Dasar II

Page 1

BAB II
PEMBAHASAN
A.

PENYAKIT STROKE

Penyakit stroke adalah gangguan fungsi saraf yang terjadi mendadak akibat pasokan
darah ke suatu bagian otak sehingga peredaran darah ke otak terganggu, kurangnya aliran
darah dan oksigen menyebabkan serangkaian reaksi biokimia, yang dapat merusakkan atau
mematikan sel-sel saraf di otak sehingga menyebabkan kelumpuhan anggota gerak, gangguan
bicara, penurunan kesadaran. Dahulu penyakit stroke hanya dialami oleh orang-orang yang
berusia lanjut karena proses penuaan menyebabkan pembuluh darah mengeras dan
menyempit (arteriosclerosis) namun di era modern ini kecenderungan stroke mengancam
usia produktif karena kurangnya perhatian pada pola makan sehat tanpa memperhatikan
kandungan kadar kolesterol tinggi atau tidak .
Pecahnya pembuluh darah di otak dapat menyebabkan pendarahan otak. Mendengar
kata perdarahan otak kita pasti merinding, karena pendarahan otak mengakibatkan stroke,
pendarahan misal kondisi ketidakberdayaan seperti lumpuh, sulit bicara, keterhambatan
gerak, cadel/pelo dan lainnya. Penyakit stroke sangat berkaitan dengan otak karena yang
diserang adalah otak. Penyakit ini disebut juga brain attack.
Otak adalah organ tubuh yang paling kompleks. Otak mengendalikan aktivitas
fisiologis seperti detak jantung, sistem gerak, pernapasan, ingatan, suasana hati dan lain-lain.
Bisa dikatakan otak adalah pusat kendali untuk bergerak, bernapas, berbicara, berpikir dan
emosi. Bisa dibayangkan bila terjadi pendarahan otak, terjadi kekacauan fungsi-fungsi
anggota tubuh karena otak tidak bekerja sebagaimana mestinya. Ini yang dikatakan sebagai
serangan stroke.
Otak perlu mendapatkan asupan nutrisi dan oksigen yang cukup agar aliran darah di
otak lancar. Kebutuhan otak akan pasokan darah segar sangatlah tinggi dibanding dengan
organ-organ tubuh lainnya. Aliran darah tersebut membawa zat gizi, oksigen dan
gula/glukosa. Dengan berhentinya pasokan darah ke otak walau hanya 1 menit saja bisa
menyebabkan pendarahan otak karena pembuluh darah otak pecah disebabkan bekuan darah
atau pengerasan pembuluh darah. Hal tersebut mengacaukan fungsi-fungsi otak, gejala ini

Biologi Dasar II

Page 2

yang disebut dengan Stroke. Jika pasokan darah terhambat lebih dari 4 menit maka akibatnya
lebih fatal lagi.
Beberapa zat kimia yang mengganggu fungsi otak dan dapat memicu perdarahan otak
yaitu nikotin (rokok), alkohol, morfin, kafein dan minuman keras. Selain disebabkan zat
kimia, stroke perdarahan otak bisa juga terjadi karena penyakit hipertensi/tekanan darah
tinggi yang disebabkan stress atau faktor keturunan. Selain itu, usia tua merupakan usia yang
rawan terhadap penyakit stroke.
B.

PATOFISIOLOGI

Suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam pembuluh darah arteri
karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat serius karena
setiap pembuluh darah arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah ke sebagian
besar otak. Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di dalam darah,
kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil.
Pembuluh darah arteri karotis dan arteri vertebralis beserta percabangannya bisa juga
tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal dari tempat lain, misalnya dari jantung
atau satu katupnya. Strok semacam ini disebut emboli serebral (emboli = sumbatan, serebral
= pembuluh darah otak) yang paling sering terjadi pada penderita yang baru menjalani
pembedahan jantung dan penderita kelainan katup jantung atau gangguan irama
jantung (terutama fibrilasi atrium).
Emboli lemak jarang menyebabkan strok. Emboli lemak terbentuk jika lemak
dari sumsum tulang yang pecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan akhirnya bergabung di
dalam sebuah arteri.
Strok juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi menyebabkan penyempitan
pembuluh darah yang menuju ke otak. Obat-obatan (misalnya kokain dan amfetamin) juga
bisa mempersempit pembuluh darah di otak dan menyebabkan strok.

Biologi Dasar II

Page 3

C.

JENIS PENYAKIT STROKE

Jenis penyakit stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu strok iskemik dan strok
hemorragik.
Stroke hemorrhagic
Pada stroke hemorrhagic, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah
yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Hampir 70
persen kasus stroke hemorrhagik terjadi pada penderita hipertensi.
Stroke iskemik
Pada stroke iskemik ini aliran darah ke otak terhenti karena penumpukan kolesterol
pada dinding pembuluh darah (aterosklerosis) atau menyumbatnya pembuluh darah ke otak
karena pembekuan darah. Penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah arteri
yang menuju ke otak. Darah ke otak disuplai oleh dua arteria karotis interna dan dua arteri
vertebralis. Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung aorta jantung (arcus aorta).
Hampir sebagian besar pasien atau sebesar 83% mengalami penyakit stroke jenis iskemik.
D.

GEJALA-GEJALA STROKE

Pada umumnya, stroke terjadi secara mendadak. Orang yang tampaknya sehat bisa
terkena serangan stroke secara tiba-tiba. Pada saat itu, sel otak mati akibat kekurang suplai
oksigen. Sel yang mati akan bertambah banyak dan bertambah luas dalam waktu yang cepat.
Gejala-gejala stroke adalah sebagai berikut:
1. Bagian sistem saraf pusat : Kelemahan otot (hemiplegia), kaku, menurunnya fungsi
sensorik
2. Batang otak, dimana terdapat 12 saraf kranial: menurun kemampuan membau,
mengecap, mendengar, dan melihat parsial atau keseluruhan, refleks menurun,
ekspresi wajah terganggu, pernafasan dan detak jantung terganggu, lidah lemah.
Biologi Dasar II

Page 4

3. Cerebral cortex: aphasia, apraxia, daya ingat menurun, hemineglect, kebingungan.

E.

FAKTOR-FAKTOR RESIKO PENYAKIT STROKE


Faktor-faktor resiko suatu penyakit adalah suatu kondisi atau keadaan yang

menyebabkan seseorang lebih rentan terhadap serangan suatu penyakit dibandingkan


dengan orang lain yang tidak memiliki faktor-faktor resiko tersebut. Untuk penyakit
stroke, faktor-faktor resiko tersebut dapat dibagi dua menurut tingkat pengendaliannya,
yaitu:
a. Faktor-faktor yang tidak bisa dihindari atau dikendalikan
Faktor-faktor ini merupakan faktor alamiah yang melekat pada seseorang
tertentu. Tidak banyak yang bisa dilakukan untuk mengnendalikan faktor-faktor
ini.
b. Faktor-faktor yang bisa dikendalikan atau dihindari
Faktor-faktor ini merupakan akibat dari kebiasaan yang buruk yang bisa
meningkatkan resiko terkena penyakit stroke. Faktor-faktor ini lah yang
seharusnya kita perhatikan agar bisa minimalkan kejadiannya pada diri kita
masing-masing.
Berikut akan dijelaskan mengenai faktor-faktor yang bisa dikendalikan dan yang
tidak bisa dikendalikan:
Faktor-faktor yang Tidak Bisa Dikendalikan
1. Usia
Dari berbagai studi yang dilakukan tentang penyakit stroke, umur merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya stroke. Pada umumnya, orang yang
telah berumur tua lebih rentan terkena penyakit stroke dibandingkan dengan yang
lebih muda. Ini adalah kondisi alamiah yang harus diterima. Pada saat umur
bertambah, kondisi jaringan tubuh sudah mulai kurang fleksibel dan lebih kaku,
termasuk dengan pembuluh darah.

Biologi Dasar II

Page 5

2. JenisKelamin
Pria lebih rentan terkena penyakit stroke dibandingkan dengan perempuan.
Hal ini mungkin lebih berhubungan dengan faktor-faktor pemicu lainnya yang lebih
banyak dilakukan oleh pria dibandingkan dengan perempuan, misalnya merokok,
minum alkohol, dan sebagainya..
3.

Keturunan
Orang yang berasal dari keluarga yang memiliki riwayat terkena stroke akan
lebih rentan dibandingkan dengan orang lain yang tidak memiliki riwayat penyakit
tersebut dalam keluarganya.
Faktor-faktor yang Bisa Dikendalikan
Ini

adalah

faktor-faktor

resiko

penyakit

stroke

yang

bisa

dikendalikan. Bisa dikendalikan di sini artinya faktor-faktor tersebut bisa


kita kendalikan kejadiannya pada diri kita.
1. Tekanan darah tinggi
Orang-orang yang terkena hipertensi memiliki resiko yang
lebih besar untuk terkena serangan stroke. Bahkan tekanan darah
tinggi ini merupakan penyebab penyakit stroke yang utama. Pada
orang yang terkena darah tinggi, aliran darahnya menjadi tidak
normal dan lambat akibat penyempitan yang terjadi pada pembuluh
darah. Suplai oksigen dan glukosa ke otak pun (yang di bawa oleh
aliran darah) juga akan mengalami penurunan.
2. Penyakit jantung
Penyakit

jantung

juga

merupakan

faktor

penting

yang

menyebabkan serangan stroke. Gangguan atau kelainan jantung


menyebabkan pemompaan darah ke seluruh bagian tubuh lainnya,
termasuk ke otak, menjadi tidak normal. Dari hal ini bisa dipahami
hubungan yang erat antara penyakit jantung dan stroke.

Biologi Dasar II

Page 6

3. Merokok
Kebiasaan merokok akan meningkatkan kadar fibrinogen di
dalam

darah.

Fibrinogen

yang

tinggi

dapat

mempermudah

terjadinya penebalan pembuluh darah yang akan menyebabkan


pembuluh

darah menjadi kaku dan tidak

lentur,

serta

bisa

menimbulkan plak.

E. Penanganan Penyakit Stroke


Stroke sangat dapat dicegah, hampir 85% dari semua Stroke dapat dicegah , karena
ancaman Stroke hingga merenggut nyawa dan derita akibat Stroke. Hidup bebas tanpa Stroke
merupakan dambaan bagi semua orang. Tak heran semua orang selalu berupaya untuk
mencegah Stroke atau mengurangi faktor risiko dengan menerapkan pola hidup sehat,
olahraga teratur, penghindari stress hingga meminum obat atau suplemen untuk menjaga
kesehatan pembuluh darah hingga dapat mencegah terjadinya Stroke.
Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut:

1/3 > bisa pulih kembali,

1/3 > mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang,

1/3 sisanya > mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita
terus menerus di kasur.

Hanya 10-15 % penderita stroke bisa kembali hidup normal seperti sedia kala, sisanya
mengalami cacat, sehingga banyak penderita Stroke menderita stress akibat kecacatan yang
ditimbulkan setelah diserang stroke.
Jika mengalami serangan stroke, segera dilakukan pemeriksaan untuk
menentukan apakah penyebabnya bekuan darah atau pendarahan yang tidak bisa diatasi
dengan obat penghancur bekuan darah.

Biologi Dasar II

Page 7

Penelitian terakhir menunjukkan bahwa kelumpuhan dan gejala lainnya bisa


dicegah atau dipulihkan jika recombinant tissue plasminogen activator (RTPA) atau
streptokinase yang berfungsi menghancurkan bekuan darah diberikan dalam waktu 3 jam
setelah timbulnya stroke.
Antikoagulan juga biasanya tidak diberikan kepada penderita tekanan darah
tinggi dan tidak pernah diberikan kepada penderita dengan perdarahan otak karena akan
menambah risiko terjadinya perdarahan ke dalam otak.
Penderita stroke biasanya diberikan oksigen dan dipasang infus untuk
memasukkan cairan dan zat makanan. Pada stroke in evolution diberikan antikoagulan
(misalnya heparin), tetapi obat ini tidak diberikan jika telah terjadi completed stroke.
Pada completed stroke, beberapa jaringan otak telah mati. Memperbaiki aliran
darah ke daerah tersebut tidak akan dapat mengembalikan fungsinya. Karena itu biasanya
tidak dilakukan pembedahan.
Pengangkatan sumbatan pembuluh darah yang dilakukan setelah stroke ringan
atau transient ischemic attack, ternyata bisa mengurangi risiko terjadinya stroke di masa yang
akan datang. Sekitar 24,5% pasien mengalami stroke berulang.
Untuk mengurangi pembengkakan dan tekanan di dalam otak pada penderita
stroke akut, biasanya diberikan manitol atau kortikosteroid. Penderita stroke yang sangat
berat mungkin memerlukan respirator (alat bantu bernapas) untuk mempertahankan
pernafasan yang adekuat. Di samping itu, perlu perhatian khusus kepada fungsi kandung
kemih, saluran pencernaan dan kulit (untuk mencegah timbulnya luka di kulit karena
penekanan).
Stroke biasanya tidak berdiri sendiri, sehingga bila ada kelainan fisiologis yang
menyertai harus diobati misalnya gagal jantung, irama jantung yang tidak teratur, tekanan
darah tinggi dan infeksi paru-paru. Setelah serangan stroke, biasanya terjadi perubahan
suasana hati (terutama depresi), yang bisa diatasi dengan obat-obatan atau terapi psikis.
Biologi Dasar II

Page 8

BAB III
KESIMPULAN

Penyakit stroke adalah gangguan fungsi saraf yang terjadi mendadak akibat
pasokan darah ke suatu bagian otak sehingga peredaran darah ke otak terganggu,
kurangnya aliran darah dan oksigen menyebabkan serangkaian reaksi biokimia, yang
dapat merusakkan atau mematikan sel-sel saraf di otak sehingga menyebabkan
kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, penurunan kesadaran.
Jenis penyakit stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu strok iskemik dan strok
hemorragik. gejala-gejala stroke adalah sebagai berikut: kelemahan atau kelumpuhan
lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh, hilangnya sebagian penglihatan atau
pendengaran, penglihatan ganda, pusin, bicara tidak jelas (rero), sulit memikirkan atau
mengucapkan kata-kata yang tepat, tidak mampu mengenali bagian dari tubuh,
pergerakan yang tidak biasa, hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih,
ketidakseimbangan dan terjatuh, dan pingsan.
Faktor-faktor resiko penyakit stroke dibagi dua menurut tingkat pengendaliannya,
yaitu: faktor yang bisa dikendalikan dan faktor yang tidak dapat dikendalikan. Terdapat
beberapa tingkat penanganan stroke, yaitu pencegahan, pengobatan segera setelah
terserang stroke, dan rehabilitasi pada penderita penyakit stroke.

Biologi Dasar II

Page 9

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. Jurnal Stroke. http://data-stroke.blogspot.com/ Diakses pada tanggal 29 Mei 2011


Anonim2. Penyakit Stroke. http://www.metris-community.com/ Diakses pada tanggal 29 Mei
2011
Anonim3 .Stroke. http://forum.um.ac.id/index. Diakses pada tanggal 1 Juni 2011
Ikawati, Zullies. Stroke. http://zulliesikawati.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/stroke.pdf
Diakses pada tanggal 28 Mei 2011
Kimball, John w. BIOLOGI Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga

Biologi Dasar II

Page 10

Anda mungkin juga menyukai