Anda di halaman 1dari 58
eda? ee PSRs ema aes cd \einsened ____ipolomisT BE % pnsisiinet alveinnsT ibnA civiliana civil engineering blog DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI 7) 1. Pendahuluan 1 2. Struktur Mikro Besi & Baja 1 3. Baja Karbon Rendah Bentuk Pelat __ 3 1.3.1 Mampu Bentuk Baja Pelat Tipis iI 1.3.2 Pemilihan Baja Pelat Tipis dengan Mampu Bentuk Baik __ 4 4 4 5 5 1.4. Baja Pelat yang Dirol Panas dan Baja Kekuatan Tinggi _ 14:1 Kekuatan & Keuletan Baja Pada Temperatur Rendah 1.4.2 Mampu-Las Baja 1.4.3. Penguatan Baja Untuk Proses Pengelasan _ 1.4.4, Mampu Bentuk Baja yang Dirol Panas _ 4.5. Penggunaan Baja untuk Kekuatan dan Keuletan 1.5.1. Kekerasan Baja setelah Dicelup Dingin dan Mampu Keras _ 1.5.2 Ketegasan Temper ___ 1.6. Baja yang Sifat Utamanya Mempunyai Kekerasan Tinggi 1.6.1, Baja Pegas 1.6.2 Baja Bantalan 1.6.3 Baja Perkakas Dingin 9 1.6.4. Baja Perkakas Panas __ 10 1.6.5 Baja Kecepatan Tinggi 10 1.7. Baja Kekuatan Sangat Tinggi 1.7.1 Baja Martensit 1" 1.7.2 Baja Olah Austenit ____ 1.7.3 Baja Maraging___ "1 1.8. Baja Tahan Karat 1.8.1 Pengaruh Unsur-unsur Paduan Pada Ketahanan Karat Besi__ 12 1.8.2 Pemilihan Baja Tahan Karat = CU 2.1, Baja Struktural a 15 2.2. Kelakuan Tegangan-Regangan (Uji Tarik) Pada Suhu Atmosfir 17 2.3. Keliatan dan Kekenyalan 19 2.4 Kelakuan Pada Suhu Tinggi 19 25 Patah Getas 20 2.6. Sobekan Lamela - 22 2.7 Baja Lapuk dan Tahan Karat az 23 BABIIl. ALAT LAMBUNG STRUKTURAL 3.1. Jenis Alat Penyambung __ 24 3.2. Latar Belakang Sejarah Baut Kekuatan Tinggi 26 3.3. Faktor yang Menyebabkan Paku Keling Jarang Dipakai 27 EET ad 4.1. Pendahuluan dan Sejarah Perkembangan _ _ 29 4.2. Proses Dasar : 30 4.3. Kemempuan Dilas dri Baja Struktural___ yea i990 4.4. Faktor yang Mempengaruhi Mutu Sambungan Las 3t Cacat yang Mungkin Terjadi Pada Las : Keuntungan Sambungan dan Penampang Bentukan yang Dilas DAFTAR PUSTAKA 1, BESI dan BAJA 1.1. PENDAHULUAN Besi dan baja paling banyak dipakai sebagai bahan industri yang merupakan sumber sangat besar, dimana sebagian ditentukan oleh nilai ekonominya, tetapi yang paling penting karena sifat-sifatnya yang bervariasi, Yaitu bahwa bahan tersebut mempunyai berbagai sifat dari yang paling lunak dan mudah dibuat sampai yang paling eras dan tajam pun untuk pisau pemotong dapat dibuat, atau apa saja dengan bentuk apapun dapat dibuat dengan pengecoran. Dari unsur besi berbagai bentuk struktur logam dapat dibuat, itulah sebabnya mengapa besi dan baja disebut bahan yang kaya dengan sifat-sifat, Pembahasan dimulai dengan struktur mikro dari besi dan baja, dimana unsur paduan utamanya adalah karbon, 1.2. STRUKTUR MIKRO BESI & BAJA. (1). Diagram fasa besi-karbon Gambar. 1.2.1 menunjukkan diagram keseimbangan besi-karbon sebagai dasar dari bahan yang berupa besi baja. Selain karbon pada besi dan baja terkandung kira-kira 0,25 % Si, 0,3+1,5 % Mn dan unsur pengotor lainnya seperti P, S, dsb. Pada paduan besi karbon terdapat fasa karbida yang disebut sementit dan juga grafit, grafit iebih stabil daripada sementit. Titik-titik penting pada diagram fasa Fe-FesC (Sementit mempunyai kadar C = 6,67 %) adalah : A: Titik cair besi B: Titik pada cairan yang ada hubungannya dengan reaksi peritektik. H: Larutan padat 6 yang ada hubungan denga reaksi peritektik. Kelarutan karbon maksimum adalah 0,10 %. J: Titik peritektik. Selama pendinginan austenit pada komposisi J, fasa y terbentuk dari Jarutan padat 8 pada komposisi H dan cairan pada komposisi B. N:: Titik transformasi dari besi 8 <> besi, titik transformasi A, dari besi muri. C : Titik eutektik. Selama pendinginan fasa y dengan komposisi E dan sementit pada komposisi F (6,67 % C) terbentuk dari cairan pada komposisi C E : Titik yang menyatakan fasa y, ada hubungan dengan reaksi eutektik G : Titik transformasi besi y <> besi a. Titik transformasi A, untuk besi. P Titik yang menyatakan ferit, fasa a, ada hubungan dengan reaksi eutektoid. S : Titik eutektoid GS : Garis yang menyatakan hubungan antara temperatur dan komposisi, dimana mulai terbentuk ferit dari austenit. Garis ini disebut garis As ES : Garis yang menyatakan hubungan antara temperatur dan komposisi, dimana mulai terbentuk sementit dari austenit, disebut garis Avy ‘Aq: Titik transformasi magnetik untuk besi atau ferit. ‘Ap: Titik transformasi magnetik untuk sementit. Catatan Kuliah “Teknologi Baja” 1 Baja yang berkadar karbon sama dengan Komposisi eutektoid dinamakan baja eutektoid, yang berkadar Karbon Kurang dari komposisi eutektoid disebut baja hipoeutektoid, dan yang berkadar karbon lebih dari komposisi eutektoid disebut baja hipereutektoid. Temperatur °C) 02 04 06 08 6.0%, 6%) (Gambar 12.1. Diagram keseinbangan besi-lasbon Catatan Kuliah “Teknologi Baja” 2 (2) Perubahan struktur pada perlakuan panas Besi dan baja dibarapkan mempunyai kekuatan statik dan dinamik, ulet dan mudah diolah serta tahan terhadap korosi. Ditinjau dari transformasi baja dibagi atas tiga macam yaitu : 1. Baja dengan titik transformasi A,, berupa ferit dibawah Ay, dan austenit pada As, 2. Baja dengan titik transformasi A; di bawah temperatur kamar, berupa austenit pada temperatur kamar. 3, Baja dengan daerah ausienit yang kecil, berupa ferit sampai temperatur tinggi pada daerah komposisi tertentu. Struktur (diikkhtisarkan pada Tabel 1.1) memiliki sifat-sifat yang khas. Ferit mempunyai sel satuan kubus pusat badan atau body centered cubic (bcc), menunjukkan titik mulur yang jelas dan menjadi getas pada temperatur rendah, Austenit mempunyai sel satuan kubus pusat muka atau face centered cubuic (fec) mmunjukkan titik mulur yang jelas tanpa kegetasan pada keadaan dingin. Akan tetapi kalau berupa fasa metastabil bisa berubah menjadi a pada temperatur rendah dengan pengerjaan. Martensit adalah fasa Jarutan padat lewat jenuh dari karbon dalam sel satuan tetragonal pusat badan atau body centered tetragonal (bet). Makin tinggi derajat kelewat jenuhan karbon, makinbesar perbandingan satuan sumbu sel satuannya dan makin keras serta makin getas martensit tersebut. Bainit mempunyai sifat-sifat antara martensit dan ferit. ‘Tabet 1.1. Fasa yang ada pada baja Fase dan Simbol [ Siruku “Pengelasan ‘Austenit —(y)| fee | Paramagnetk dan stabil pada temperatur tinggi. Fest (a) | bee | Stabil pade temperatr.rendah, Kelarutan padat terbatas, dapat berada 1 bersama Fe) C(Sementit) atau lainnya Bait (a) | bee | Austenit metasabi didinginkan dengan laju pendnginan Cepatterteat “Terjadi hanya prespitasi FesC, unsur paduan lainya tetap larut. Martenst (ary } Det | Fase. metastabilterbeonk dengan lau pendinginan cepat, semua insur zi ‘paduan masih larut dalam keadaan padat. Peal ‘Lapisan ferit dalam Fe, C Widmanstaetten ‘y dan a dalam orientasi peda presipitast fet Dendrit Berbentuk cabang-cabang seperti pohon. struktur ini terbentuk’ Karena 2 ‘segregasi kasbon pada patabekuan. Sorbit Sorbit adalah perlt halus dan trostit adalah bainit. Nama ini tidak banyak Trost dipakai Catatan _fec face centered cuble 1: memurut bristal bee: body centered cubic 2: menurat keadaan bet : body centered tetragonal 1.2. BAJA KARBON RENDAH BENTUK PELAT 1.2.1, Mampu-bentuk baja pelat tipis Penggunaan utama baja pelat tipis yang dirol panas, dilunakkan, dirol dingin dan dilunakkan adalah untuk benda yang dibentuk dengan pres. Pembentukan dengan pres Catatan Kuliah “Teknologi Baja” 3 terdiri dari pengguntingan dan pembentukan, dimana pengepresan merupakan proses utama. Di samping kekuatan mulur, sifat-sifat lainpun penting yaitu regangan pada titik mulur, kekuatan tarik, regangan uniform dan regangan setempat yang didapat dari pengujian tarik biasa, eksponen pengerasan regangan (n) dan perbandingan regangan plastik (r). Makin besar berarti makin baik mampu-bentuknya. Pada baja pelat dirol dingin umumnya n= 0,18-0,25 Pembuatan bejana berbentuk silinder dari bahan bulat tipis atau blank adalah contoh umum proses pembentukan dengan pres dari pelat tipis, di mana bahan menerima deformasi tarik pada arah radial oleh regangan kompresi arah melingkar. 1.2.2, Pemilihan pelat baja tipis dengan mampu-bentuk baik Ukuran butir memberikan pengaruh jelas pada harga r. Makin kecil nomor ukuran butir makin besar butir kristal jadi makin tinggi harga r kalau ukuran butir makin besar. Harga r secara berurutan makin besar, untuk baja trim, baja mati aluminium dan baja mati titanium. Makin besar ukuran butir makin kecil kekuatan mulur, jadi bukan hanya harga r saja tetapi juga harga n cenderung menjadi lebih baik, namun bila ukuran butir menjadi sangat besar, pada pembentukan terjadi pengasaran permukaan, disebut kulit jerk; maka dari itu perlu ukuran butir yang cocok. Pada penarikan dalam pelat baja tipis, menghasilkan titik mulur berbentuk pola tertentu yang disebut regangan pembentang (stretcher strain), jadi pelat baja tipis bagi proses penarikan diolah lebih dulu dengan pegerolan ringan setelah pelunakan, yang disebut pegerolan temper (temper rolling). Maksud dari pengerolan temper ini bukan hanya untuk meniadakan perpanjangan pada titik mulur tetapi juga untuk meluruskan bentuk dari lembaran setelah dilunakkan dan menghaluskan permukaan produk. Lembaran baja tipis yang dapat dibentuk dengan baik maksimum mengandung 0,18 % karbon, tetapi karena kadar karbon membuat harga r menurun, sebaiknya kadar Karbon diturunkan sampai kira-kira 0,03 % dan menurunkan ketakmurian yang menyebabken inklusi $ dan O. Sesuai dengan itu kekuatan tarik dipertahankan sampai paling tinggi 40 kefimm’, Sebagai contoh, lembaran baja yang dipakai untuk keperluan pembuatan mobil dibuat lebih kuat agar menjadi lebih ringan untuk menghemat bahan bakar. 1.3. BAJA PELAT YANG DIROL PANAS DAN BAJA KEKUATAN TINGGI 1.3.1. Kekuatan dan keuletan baja pada temperatur rendah Penggunaan baja yang paling utama, bagi baja yang telah dirol panas ditambah proses celup dingin dan ditemper, adalah untuk konstruksi baja yang memerlukan keuletan yang tinggi pada temperatur kamar atau temperatur yang lebih rendah, Karbon adalah unsur yang paling utamauntuk menguatkan baja, schingga baja harus mengandung karbon sampai kadar tertentu, tetapi kalau kadar karbon meningkat, sangat meningkatkan Catatan Kuliah “Teknologi Baja” 4 temperatur transisi yang diinginkan selalu lebih rendab. Tetapi kalau ditinjau dari mampu-las, kadar karbon harus dikontrol samapai batas tertentu. Banyak sekali studi yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruhn unsur paduan terhadap keuletan baja pada temperatur rendah. Dalam hal ini disimpulkan bahwa C, P, Mo dan V adalah unsur-unsur yang menurunkan keuletan sedangkan Ni dan ‘Mn adalah unsur-unsur yang memperbaiki keuletan itu. Mn mengurangi karbida dan mneurunkan temperatur transformasi, yang membuat perlit dan ferit menjadi berbutir halus juga memperbaiki keuletan, sejalan dengan itu perbandingan dari Mn/C dibuat lebih tinggi untuk memperbaiki keuletan pada temperatur rendah. P/ memperburuk kegetasan pada temperatur rendah dan meningkatkan sensitivitas dari kegetasan temper karena fasa yang tersegregasikan pada batas butir, oleh karena itu P harus selalu ‘minimum. $ adalah suatu unsur yang membentuk inklusi dan tidak memberikan banyak pengaruh terhadap temperatur transisi tetapi menurunkan keuletan matriks, atau ‘menurunkan keuletan pada arah tegak lurus terhadap arah pengerolan sebab inklusi tersebut memanjang pada arah pengerolan. Ni bersama-samaMn, adalah unsur yang sangat efektif untuk memperbaikikeuletan pada temperatut rendah. Ia meningkatkan keuletan dari matriks ferit dan sekaligus memberikan pengarch yang baik pada pengahalusan butir. Mo dan W adalah unsur yang efektif untuk mengendalikan kegetasan temper. Kadar N meningkatkan. sensitivitas terhadap pengerasan presipitasi karena regangan, seharusnya N rendah, dan sebaiknya kadar O rendah karena menyebabkan kegetasan pada batas butir. 1.3.2. Mampu-las baja Konstruksi baja biasanya dibuat dengan jalan mengelas, untuk itu diperlukan lembaran baja yang tebal agar mempunyai mampu-las yang baik. Tidak dapat dihindari bahwa bahan berubah sifatnya disebabkan karena panas pada waktu pengelasan. Jadi di dacrah pengelasan atau di daerah yang dipengaruhi oleh panas bisa terjadi pengerasan atau retakan. Derajat dari kesukaran, apakah sambungan iasan dapat memuaskan dan apakah konstruksi yang dibuat dengan jalan pengelasan dapat memenuhi maksud yang diinginkan, dinamakam mampw-las. 1.3.3. Penguatan baja untuk proses pengelasan Baja lembaran tebal dibuat dalam berbagai macam bentuk dan dilas. dijadikan konstruksi baja. Komposisi kimia baja tersebut adalah C’ <0,23 %, $ <0,04 % dan P <0,04 %. Baja yang tidak mengandung unsur lain selain Si dan Mn disebut baja Iunak (mild steel), yang banyak dipakai untuk bahan konstruksi baja karena mempunyai sifat mampu-las dan mampu-bentuk yang baik. Baja kekuatan tinggi adalah baja paduan rendah dengan kekuatan lebih tinggi dari baja lunak, biasanya kekuatan tariknya kira-kira 50-100 kg/mm* Baja kekuatan tingsi adalah bahan yang dapat dikurangi beratnya’ dengan sambungan las untuk merasionalkan konstruksi baja. Yaitu bahwa baja kekuatan tinggi ‘memerlukan luas penampang yang kecil, dengan demikian mengurangi ketebalan pelat, Catatan Kuliah “Teknologi Baja” s dan bukan hanya meringankan seluruh konstruksi, tetapi juga menyederhanakan proses pengelasan, maka dengan demikian dapat mengadakan penghematan bahan dan lebih untung daripada pemakaian baja lunak. Baja kekuatan tinggi digolongkan pada baja berkekuatan tarik yang tinggi dengan atau tanpa perlakuan panas pada proses pembuatannya, dalam kedua hal ini penurunan mampu las diusahakan minimum. (2). Baja kekuatan tinggi tanpa perlakuan panas Baja kekuatan tarik tinggi tanpa perlakuan panas dipergunakan dalam keadaan setelah dirol atau setelah dinormalkan , struktur mikronya terutama ferit dan perlit. Baja tersebut terutama diperkuat dengan jalan. penambahan unsur-unsur paduan dan penghalusan butir melalui pengerolan. Sebagai baja paduan rendah, penambahan kekuatan -sebanding turus dengan jumlah unsur paduan yang ditambahkan. Karena penambahan C sangat meningkatkan kekuatan tetapi menurunkan mampu-las maka penlambahan C. tidak disarankan dalam usaha memperkuat baja tersebut. Bagi baja kekuatan tinggi tanpa perlakuan panas, Si dan Mn dipergunakan sebagai unsur paduan tama, mereka lebih baik, kurang membahayakan mampv-las, lebih murah tetapi masih cukup untuk menambah kekuatan baja. (2). Baja kekuatan tinggi yang mengalami periakuan panas ‘Agar kekuatan baja meningkat dan keuletannya pada temperatur rendah juga meningkat, baja perlu dikeraskan dan ditemper. Sifat baja ini ditentukan oleh kadar C, P dan § dan unsur-unsur paduan tergantung pada pilihan pembuatnya. Sebagai tambahan pada Mn dan Si, Cr, Mo, V dst ditambahkan pada baja paduan rendah. Tergantung pada tingkat kekuatan tariknya, baja tersebut dinamakan baja kekuatan tinggi 60-80 kgf/mm” Juga baja dengan kekuatan 110 kgf/mm’ telah dibuat. Baja kekuatan tinggi yang telah mengalami perlakuan panas apabila: dibandingkan pada tingkat kekuatan mulur yang sama, mempunyai temperatur transisi yang rendah dan mempunyai keuletan yang baik pada temperatur rendah. 1.3.4. Mampu-bentuk baja yang dirol panas Baja tebal yang dirol panas, mempunyai derajat, pengerjaan yang. tinggi pada pembengkokannya, dalam hal ini penilaian tethadap keliatannya sekedar hanya pada perpanjangannya dalam pengujian tarik, tidaklah memadai. Maka di setiap negara dipakai standar yaitu melihat terjadinya keretakan pada pengujian bengkok 180°. Dalam pengujian tarik, perbandingan perubahan diameter lubang pada batang uji tarik dengan lubang, dan, perpanjangan dari tarikan pada batang tarik, dsb, menunjukkan mampu- bentuknya, Perbandingan perubahan diameter lubang sangat berubah terhadap arah pengerolan dan tegak lurus terhadap arah batng tarik, yang menunjukkan mampu-bentuk yang sangat sensitif, Mampu bentuk sangat menurun oleh adanya kadar O, S dan ‘meningkatnya jumlah perlit. Selanjutnya mampu-bentuk menjadi lebih baik apabila ‘temperatur akhir pada pengerolan terkontrol (terkendali) dan strukturnya adalah butir- bbutir halus. Catatan Kuliah “Teknologi Baja” 6 pembentukan, Umur baja bantalan tergantung keausan fretting, jadi inklusi sangat menentukan. Inklusi yang besar dapat dilihat olch pengamatan visual. 1,5.3. Baja perkakas dingin ‘Umumnya baja perkakas mempunyai kadar karbon yang tinggi. Berikut ini adalah tahapan dalam pembuatan baja perkakas dingin = (A). Penempaan Baja perkakas terutama dibuat dengan jalan penempaan, karena dengan itu diharapkan dapat dibuat berbagai macam bentuk. Temperatur penempaan berbeda bagi setiap macam baja tetapi umumnya di sekitar 900-1050 °C yang pada dasarnya lebih rendah daripada temperatur penempaan untuk baja konstruksi. Sebaiknya pemanasan baja tersebut harus perlahan-lahan, pertama dipanaskan merata sampai suatu temperatur di bawah temperatur transformasi A, kemudian dipanaskan. lebih. lanjut., Pemanasan berlebihan harus dihindari. (2). Penormalan Proses ini untuk memperbaiki keseragaman keadaan setelah penempaan, untuk membuat larutnya karbida dan untuk memudahkan speroidisasi atau pembulatan karbida. Temperatur penormalan kira-kira 100 °C di atas A,, dan waktu pemanasannya singkat Baja paduan rendah didinginkan pada atau dengan tiupan udara, 3). Pelunakan Hal yang terpenting dalam pelunakan adalah speroidisasi dari karbida. Sebaiknya dibuat siklus pemenasan seperti halnya untuk baja bantalan. Bagi komponen yang jarang diganti diperlukan tungku yang lingkungannya terkontrol untuk » menghindari dekarburisasi, apabila tungku demiician tidak ada, proses pendinginan dalam tungku bisa dilakukan dalam sebuah kotak yang diisi geram besi cor. Proses ini dilakukan: dalam beberapa jam tergantung pada ukuran dari komponen dan didinginkan sampai 500 °C secara perlahan-lahan, Perlu diperhatikan bahwa baja yang mengandung W’ sctelah pemanasan lama, mungkin karbid yang ada berubah menjadi WC, karena WC sangat sukar larut dalam austenit selama pemanasan pada pengerasan, dengan ‘demikian pemanasannya hampir sama dengan pemanasan untuk baja karbon rendah, hal ini menyebabkan menurunnya mampu-keras, Kalau ini terjadi tidak ada jalan lain kecuali memanaskannya kembali sampai’temperatur cukup tinggi sehingea WC menjadi larut dan baja dapat ditempa. (4), Pencelupan dingin Baja karbon tinggi perlu mendapat perhatian terhadap dekarburisasi, Karena lapisan dekarburisasi menyebabkan keretakan pada waktu celup dingin. Waktu pencelupan dingin juga harus sesuai . Waktu pencelupan yang terlalu lama menyebabkan Catatan Kuliah “Teknologi Baja” 9 segregasi Karbida, pengkasaran butir austenit atau pada’ saat” pencelupan dingin meningkatnya austenit sisa yang menyebabkan turunnya kekerasan. Pendinginan harus dilakukan secara sempuma. Pendinginan harus serata mungkin, pada awalnya didinginkan cepat di bawah temperatur transformasi martensit kemudian ‘pendinginan perlahan-lahan. Perlu diusahakan agar austenit sisa ada dalam jumlah sekecil mungkin, oleh karena itu perlu diadakan “perlakuan di bawah nol”. Proses ini adalah transformasi ‘martensit pada temperatur rendah, jadi pendinginan’ yang perlahan-lahan diperlukan karena dapat terjadi keretakan disebabkan pemuaian. Proses tersebut biasanya dilakukan di dalam alkohol, kemudian temperatumya diturunkan perlahan-lahan dengan memasukkan CO; padat ke dalamnya. 1.5.4. Baja perkakas panas Baja perkakas panas adalah bahan yang dipakai untuk proses pengerjaan panas seperti pada pengecoran cetak, ekstrusi, untuk bilah penggunting, dan untuk cetakan penempaan panas yang dipakai pada temperatur tinggi, dsb: Sifat-sifatnya yang diperlukan adalah : 1. Mempunyai mampu keras yang baik dan transformasi yang kurang pada waktu perlakuan panas 2. Tidak mempunyai sifat mengarah dan bersifat homogen. 3. Mempunyai ketahanan tinggi terhadap pelunakan temper. 4. Kuat terhadap kerugian karena fusi, kejutan termal, kelelahan termal, dst. 1.5.5. Baja kecepatan tinggi Baja kecepatan mempunyai kekerasan panas dan ketahanan aus yang sangat baik disamping mempunyai sifat-sifat mekanik yang cukup baik, dengan demikian baja ini bukan saja dipergunakan sebagai bahan’perkakas pemotong yang umum, tetapi juga untuk cetakan, rol, bagian mesin yang harus tahan aus dan berbagai macam perkakas lainnya. C adalah unsur yang penting bagi baja kecepatan tinggi. Kalau kadar C rendah aka’ mengakibatkan pengerasan kedua yang kurang dan sebaliknya kalau kadar C terlalu tinggi akan menurunkan titik cair. Kalau temperatur pengerasan tidak diturunkan akan ‘mengakibatkan struktur eutektik dan sangat getas. Kadar C harus diimbangi oleh unsur- unsur lainnya 1.6. BAJA KEKUATAN SANGAT TINGGI Baja yang mempunyai kekuatan mulur di atas 1000 Mpa, dan’ mempunyai kekuatan tarik di atas 2000 Mpa dinamakan baja berkekuatan sangat tinggi, yang dikembangkan sebagai bahan untuk memenuhi permintaan perbandingan kekuatar/berat yang tinggi, yang diperlukan untuk pesawat terbang, bahan konstruksi untuk kendaraan ruang angkasa, baut kekuatan tinggi, konstruksi kedap tekanan, dsb. Kekuatannya harus lebih baik tanpa mengurangi keliatan dan keuletannya, oleh karena itu berbagai usaha . dapat terjadi korosi lubang jika terdapat ion klor dalam air larutan yang netral c. timbul regangan spesifik ("ridging") d, ab dan c benar 70. Kalau Ketahanan tethadap korosi "baja tahan karat ferit” dibuat sama dengan "baja tahan karat austenit" maka akan lebih menguntungkan jika dipakai baja tahan karat ferit, hal ini disebabkan karena : a. pada baja tahan Karat ferit sulit untuk terjadinya retakan korosi tegangan . pada baja tahan karat austenit mudah untuk terjadinya retakan korosi tegangan ¢. pada baja tahan karat ferit, usur Ni yang mahal bisa diganti dengan Cr dan Mo untuk. ketahanan terhadap korosi lubang d. a,b dane benar 71. Baja tahan karat austenit biasa juga disebut " baja tahan karat delapan belas - delapan" yang dalam sistemnya dinyatakan dengan baja : a, 18% Cr-8%Ni ©,.18 %Fe-8 %Ni b, 18%Fe-8%Cr d. 18% Mg-8%Cr 72, Berikut ini adalah keuntungan-keuntungan dari baja tahan Karat austenit, keewali : a. tahan korosi c. mampu-las baik b. korosi antar butir d. mampu-bentuk baik 73. Baja tahan karat austenit meskipun lebih baik ketahanan korosinya tapi, harus berhati- hati pada penggunaannya karena terdapat kekurangan-kekurangan. Berikut ini adalah kekurangan-kekurangan yang dimaksud, kecwali : a. korosi antar butir c. biaya pembuatan tinggi b. Korosi lubang dan krevis 4d. retakan korosi tegangan 74. Korosi antar butir timbul pada baja tahan karat austenit yang” disebabkan’ oleh presipitasi karbida Cr dimana korosi antar butir tersebut timbul pada daerah yang Gipengaruhi panas pada lasan, Masalah ini dapat diatasi dengan cara : &. menggunakan baja karbon rendah b. memadukan baja karbon rendah dengan unsur pembentuk karbida yang kuat ¢. memadukan baja karbon rendah dengan unsur Ti atau Nb d. a,b dan benar 75. Salah satu kekurangan pada baja tahan karat austenit adalah kemungkinan timbulnya Korosi yang terjadi pada permukaan logam tanpa suatu pertumbuhan spesifik yang dikenal dengan nama a. korosi lubang c. korosi antar butir b. retakan korosi tegangan 4. Korosi krevis 76. Salah satu kekurangan pada baja tahan karat austenit adalah kemungkinan pecahnya lapisan pasif setempat karena pengurangan pH pada permukaan kontak dengan benda Jain yang dikenal dengan nama: a, Korosi lubang c. korosi antar butir b. korosi krevis d, retakan korosi tegangan Soal Pengantar Teknologi Baja 9 77. Salah satu kekurangan pada baja tahan Karat austenit adalah kemungkinan terjadinya retakan oleh korosi lokal dari lapisan pasif yang pecah Karena tegangan tarik yang dikenal dengan istilah : a. korosi lubang . retakan korosi tegangan b. korosi krevis 4. korosi antar butir 78. Cacat berupa retakan korosi tegangan pada baja tahan karat austenit dipandang sangat menyusahkan karena : a. menurunkan kekerasan baja ¢. menurunkan, kekuatan baja b. menambah kegetasan baja 4d. muneul bersamaan dengan korosi lubang 79. Baja tahan karat berfasa ganda mempunyai sifat bahwa fasa austenit dan ferit masing- masing memberikan pengaruh yang saling menutupi, artinya a. tegangan mulur yang rendah dari fasa austenit dipertinggi dengan adanya fasa ferit. b. keuletan tinggi dari fasa ferit direduksi oleh fasa austenit. c. tegangan mulur yang tinggi dari fasa austenit dipertinggi dengan adanya fasa ferit. d. fasa ferit yang rentan terhadap Korosi diperbaiki oleh fasa austenit. 80. Baja tahan karat austenit (baja tahan karat 18-8) yang diperkuat oleh penambahan Ti, Nb, Mo, dsb akan mempunyai ketahanan yang lebih tinggi tethadap panas dengan menambahkan lebih banyak unsur : a AldanC ©. Fedan Ag b. Crdan Ni d. Fedan Zn 81. Baja adalah paduan besi dan karbon yang merupakan bahan konstruksi yang terpenting. Sebagai bahan yang serbaguna, baja terdiri atas puluhan jenis. Berikut ini jenis-jenis baja yang dimaksud : a baja lunak (“mild steel”) ¢. baja keras dan tangguh b. baja tahan karat 4. a,b, dan c benar 82. Sebagai bahan bangunan; baja dituntut untuk mempunyai kelahanan terhadap penetrasi pada_perm k a asi plastik yang disebut : a. kekerasan (“hardness”) c. ketangguhan (“toughness”) b. kemampu-perkasaan d. keuletan (“ductility”) 83. Dari diagram fasa pada sistem besi - karbon diperoleh suatu modifikasi struktur dari besi murni pada suhu ruang yang dikenal sebagai a. ferit (besi - a) c. besi- a. bb. austenit (desi - 7) d. karbida besi (sementit) 84, Dari diagram fasa pada sistem besi - karbon diperoleh suatu modifikasi struktur pemusatan sisi yang disebut : Soal Pengantar Teknologi Baja 10 a. ferit ( besi- a) ©. besi-8 b. austenit ( besi-y) d. karbida besi (sementit) 85. Proses pemanasan bahan sampai suhu tinggi kemudian disusul dengan pendinginan secara perlahan-lahan ( bukan pencelupan ) dikenal dengan istilah : a, proses homogenisasi c. proses anil b. precipitation processes 4. a,b, dan c benar 86. Proses anil-sempurna yang dilakukan terhadap baja bertujuan untuk : a, pelunakan sebelum pemesinan c. membentuk struktur mikro b. menyeragamkan komposisi bahan d. a,b, dane benar 87. Struktur mikro yang terbentuk pada baja yang di-anil-sempurna adalah : a. speroidit c. perlit halus b. perlit kasar 4. gumpalan grafit 88. Struktur mikro yang terbentuk pada proses homogenisasi (normalisasi) adalah : a. speroidit c. perlit halus b. perlit kasar 4. gumpalan grafit 89. Struktur mikro yang terbentuk pada proses speroidisasi adalah = a. speroidit . perlit halus b. perlit kasar 4. gumpalan grafit 90. Kekerasan pada baja hanya dapat dicapai jika terbentuk martensit 100 %. Baja yang dengan cepat bertransformasi dari austenit menjadi ferit dan karbida’-mempunyai kemampu-perkasaan yang rendah karena : a. terjadinya transformasi pada suhu tinggi, martensit tidak terbentuk b. terjadinya transformasi pada subu tinggi, martensit terbentuk c. terjadinya transformasi pada subu rendah, martensit terbentuk d.terjadinya transformasi pada subu rendah, martensit tidak terbentuk 91. Korosi adalah suatu gejala galvanik, korosi baru dapat terjadi bila ada dua logam yang berlainan, Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan oleh ahli desain/rekayasawan untuk mengendalikan korosi, kecuali : a, mengadakan lapisan pelindung b. menghindarkan terjadinya pasangan galvanik ¢. memilih bahan tertentu dimana terdapat katoda dan anoda karena struktur mikronya 4d. mengadakan proteksi galvanik Soal Pengantar Teknologi Baja " 92. Salah satu cara untuk mengendalikan korosi adalah dengan mengadakan lapisan pelindung, (“coating”). Salah satu lapisan pelindung jenis organik adalah cat enamil bakar yang mempunyai keuntungan a.” dapat teroksidasi ¢. fleksibel, pelapisan mudah dan murah b. Iunak d. suhu yang digunakan terbatas 93. Salah satu cara untuk mengendalikan korosi adalah dengan mengadakan lapisan pelindung (“coating”). Salah’ situ lapisai’ pelindung jenis logam adalah logam mulia secara elektro yang mempunyai keuntungan, kecuali : a. dapat membentuk sel galvanik . tidak larut dalam larutan organik b. dapat diubah bentuknya 4d. penghantar panas 94. Salah satu cara untuk mengendalikan korosi adalah dengan mengadakan lapisan pelindung (“coating”). Salah satu lapisan pelindung jenis keramil adalah lapisan oksida enamel seperti gelas yang mempunyai kerugian : a. tahan suhu tinggi ©. keras b. Isolator panas 4. tidak membentuk sel dengan logam lainnya 95. Bila baja dengan karbon 0,1 % didinginkan dengan cepat dari 100°C, karbida yang terpisah tidak terbentuk. dan sel-sel. galvanik tidak terjadi , Bila baja didinginkan perlahan-lahan atau dibiarkan selama beberapa waktu pada + 650°C, Karbon mengendap membentuk karbida khrom dalam bentuk presipitat halus pada butir. Fenomena ini akan melahirkan efek : a. sel. galvanik terbentuk pada skala mikroskop b.. karbon membentuk karbida khrom c. kadar khrom di daerah batas butir berkurang dan perlindungan pasivasi setempat hilang d. a,b, dan c benar 96. Korosi antar butir bisa terjadi'pada baja. Berikut ini cara-cara untuk menghambat korosi antar butir, kecuali : a. memilih baja dengan kadar karbon > 0,03 % b.pencelupan untuk mencegah presipitasi karbon c. melakukan anil yang cukup lama didaerah pengendapan karbida 4. memilih baja dengan kandungan khrom tinggi 97. Salah satu’ cara untuk menghambat korosi antar butir pada baja adalah dengan melakukan pencelupan untuk mencegah presipitasi karbon. Cara ini biasanya digunakan dengan pengecualian : a. pemakaian pada suhu di sekitar suhu presipitasi b. perubahan ukuran yang tidak memungkinkan dilakukan proses pencelupan ¢. perubahan bentuk dan pengelasan d. ab dan c benar Soal Pengantar Teknologi Baja 12 98. Melakukan anil yang cukup lama di daerah pengendapan karbida untuk mencegah korosi antar butir mempunyai beberapa keuntungan yaitu a. terjadi penggumpalan karbida b. tidak terjadi pengurangan khrom pada batas butir c. homogenisasi kadar khrom d. a,b dan c benar 99, Pengendalian korosi antar butir pada baja tahan karat yang dibentuk secara pengelasan mengandung unsur pembentukan karbida kuat, Karbida-karbida ini tidak berakibat negatif karena: tidak mengurangi kadar khrom baja menimbulkan aksi galvanik pada batas butir Paduan terdiri atas unsur-unsur titanium, niobium dan tantalum a,b dan ¢ benar eeoPp 100, Struktur baja dapat dilindungi dari korosi dengan menggunakan metode “perlindungan galvanik” artinya mekanisme korosi itu sendiri yang digunakan untuk melindungi struktur dari rerangan korosi. Berikut ini beberapa keuntungan dari metode tersebut a. logam yang dilindungi berpresipitasi pada batas butir b. logam yang dilindungi menjadi katoda c. anoda yang dikorbankan dapat digantikan dengan mudah 4. korosi dihasilkan olch sel galvanik dan arus listrik yang mengiringinya Soal Pengantar Teknologi Baja B PIAHa we uM. 12, 13. 14. 15, 16. 17. 18, 19. 20. >o QanvbrarworrpuoowoaNd 21 22. 23. 24. 25. 26. 21. 28. 29, 30. 31 32. 33. 34, 35. 36. 37. 38. 39. 40. Q>UUraAw>woOnw>waW>UAD KUNCI JAWABAN SOAL PENGANTAR TEKNOLOGI BA. 4 42. 43. 45. 41. 48. 49. 50. 51. 52. 53, 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. Soal Pengantar Teknologi Baja QO>VIAP>PUO>rPOOPoUBUDD 61. 62. 63. 65. 66. 67. 68. 69. 70. a 22. 73. 74, 15. 16. 71. 78. 79. 80. wWroAwruUNw>uUNwUSOUUD 81. 82. 83, 84, 85. 86. 87. 88. 89. 90, 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. A> UUPUMFAO>>Ow>OUE>D s DAFTAR PUSTAKA. 1. Charles G. Salmon and John E. Johson; Struktur Baja - Desain Dan Prilaku Jilid 1, Edisi Kedua; Erlangga, Jakarta, 1991. 2. Tata Sudira, MS, MetE, Ir. Prof Shinroku Saito, Dr, Prof; Pengefahuan Bahan Teknik, Pradnya Paramita, Jakarta, 1995. AMATOUY AATIAR of DiliL wARTNA nO winesG - nin witdwnd :noedol J ndol bas aomis2 .O eohetD .1 ARE craaial egansin't ;suboH ieiba wdn& womdotogne jor aC .otis2 wlomid@ ort al HtsM 2M ibue cist S 20@f sneasl .stimmsd synberd Ainksy

Anda mungkin juga menyukai