Anda di halaman 1dari 2

Gizi untuk Anak SD

Pentingnya kesadaran pemenuhan gizi untuk siswa SD sudah harus digiatkan lagi.
Tingginya permasalahan epidemic obesitas dini yang menjangkiti anak-anak usia sekolah
menuntut orang tua untuk lebih memperhatikan asupan gizi yang diterima anaknya. Bukan
hanya obesitas dini saja yang menggentayangi setiap anak, namun juga penyakit lain yang
bersifat kronis. Di antaranya penyakit pertumbuhan seperti stunting (pendek), degradasi
mental, atau kretinisme.
Gizi yang tidak seimbang akan menyebabkan berbagai masalah pertumbuhan karena
siswa SD merupakan usia pra-pubertas, di mana usia ini menentukan kematangan sel-sel
pertumbuhannya untuk pubertas nanti. Mudahnya, gizi yang diasup saat SD ini ditabung
sedikit demi sedikit hingga mencapai jumlah tertentu agar anak bisa pubertas. Pubertas
adalah tanda di mana organ-organ kelaminnya mengalami kematangan yang ditunjukkan
dengan berbagai perubahan fisik tubuhnya. Misalnya, yang perempuan mulai timbul bulu
ketiak atau yang laki-laki mulai tumbuh kumis tipis. Pertumbuhan fisik ini kemudian diikuti
dengan pertumbuhan hormonal yang selanjutnya menyebabkan menstruasi bagi perempuan
atau mimpi basah bagi laki-laki. Umur pubertas ini semakin rendah. Dulu, rata-rata umur 14
atau 15 (SMP/SMA) baru pubertas. Namun, makin ke sini, rata-rata umur pubertas bisa di
umur 12 tahun (sekitar SD kelas 6). Hal ini menunjukkan adanya perubahan usia kematangan
sel yang lebih cepat akibat gaya hidup. Walaupun begitu, idealnya tetap umur 13-16 tahun.
Masa ini disebut dengan growth spurt, di mana merupakan puncaknya pertumbuhan. Dan di
sinilah merupakan titik kritis dari gizi yang diasup. Ketidakseimbangan asupan gizi pada
masa ini mengakibatkan pertumbuhan melambat sehingga rentan tubuh pendek, kurus atau
malah obesitas, turunnya kemampuan mental, gangguan konsentrasi, atau bahkan anemia
(kekurangan sel darah merah) yang secara langsung mengakibatkan lemah sehingga sangat
mengganggu aktivitas anak. Maka, diperlukan asupan gizi yang baik dari mulai SD untuk
menjamin kematangan sel-sel tubuh sehingga pubertas dalam waktu yang tepat dan growth
spurt tadi tidak mengalami hambatan.
Maraknya penjualan makanan-makanan yang mengandung bahan pengawet membuat
jumlah penyakit yang dapat diderita anak-anak SD meningkat tajam. Masalah gastroenteritis
atau maag, konstipasi usus, hingga penyakit berat seperti kanker dapat dipicu oleh bahanbahan pengawet ini. Gaya hidup anak-anak SD yang sering menonton TV dan main PS juga
patut diwaspadai karena akan mengurangi waktu bermain di luar rumahnya. Bermain ini
penting untuk memancing aktivitas fisik agar anak-anak terbiasa olah tubuh atau berolahraga
sehingga massa otot dan kekebalan tubuh lebih kuat.
Pada dasarnya, menetapkan asupan gizi yang seimbang tidaklah sulit. Asas 4 Sehat 5
Sempurna kini digantikan dengan PUGS atau Pedoman Umum Gizi Seimbang yang telah
diperkenalkan Depkes pada 2001 dan diperbaharui tahun 2004. Pada PUGS yang terbaru ini,
Depkes menganjurkan 12 pedoman:
1. Makan aneka ragam makanan. Makanan yang beraneka ragam dapat melengkapi zat gizi
yang tidak didapat dari makanan lainnya.
2. Makan makanan untuk memenuhi kecukupan gizi yaitu berat badannya normal. Ini dapat
diukur dengan menggunakan perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT)
3. Makan sumber karbohidrat. Maksimal asupan karbohidrat adalah 50-60% kebutuhan
energy, atau sekitar 3-4 piring nasi. Lebih dari itu, protein, vitamin, dan mineral akan sulit
dicerna sehingga gizi menjadi tidak seimbang.

4. Batasi konsumsi lemak dan minyak. Konsumsi lemak baik untuk meningkatkan jumlah
energi dan membantu penyerapan vitamin A, D, E, K (vitamin larut lemak).
5. Gunakan garam beryodium untuk menghindari anak dari penyakit gondok. Terlalu banyak
garam akan meningkatkan risiko penyakit darah tinggi.
6. Makan sumber zat besi seperti sayuran hijau yang kaya serat. Hal ini penting untuk mencegah
anak terkena anemia yang dapat menyebabkan lemah.
7. Berikan ASI pada bayi umur 0-6 bulan. Bayi yang tidak diberikan ASI akan terhambat
pertumbuhannya saat anak-anak.
8. Biasakan sarapan untuk meningkatkan ketahanan fisik dan konsentrasi belajar. Sarapan bisa
dengan susu, roti, atau sedikit nasi. Terlalu banyak sarapan justru bikin kenyang dan akhirnya
mengantuk.
9. Lakukan aktivitas fisik secara teratur.
10. Minum air bersih. Minum minimal 2 liter atau 8 gelas setiap hari untuk mencegah tubuh
kekurangan cairan. Minum hanya air yang layak minum yaitu tidak berasa, tidak berbau, dan
tidak berwarna.
11. Hindari minuman beralkohol. Termasuk untuk bapak-bapaknya, agar tidak dicontoh
anaknya.
12. Bacalah label makanan yang dikemas. Minimal, yang dibaca adalah masa kadaluarsanya.
Jika sudah mengerti tentang pedoman gizinya, maka perhatikan tabel Informasi Gizi yang
tersedia.
Dengan dana yang terbatas, tidak berarti tidak bisa memenuhi gizi anak. Sering-sering
ajak anak berjalan kaki, main depan rumahnya, ketimbang nonton TV seharian, itu sudah
sangat membantu. Masak-masakan yang banyak terbuat dari sayuran, terutama sayuran
berwarna seperti bayam, wortel, kangkung; daging hanya sedikit saja; batasi konsumsi nasi,
terkadang ganti dengan kentang atau ubi atau jagung agar gizi yang didapatkan juga beragam.
Banyak minum air putih juga membantu anak untuk tidak banyak makan. Bawa bekal dari
rumah agar anak tidak jajan sembarangan. Makan buah 2-3 porsi sehari untuk memenuhi
vitaminnya. Semua saran di atas merupakan hal yang penting dan sebenarnya murah. Banyak
fakta menyebutkan, pengeluaran untuk makan biasanya besar karena sedikitnya ragam
makanan sehingga anak-anak memilih untuk jajan yang justru membuat pengeluaran
bertambah banyak.
Yuk, biasakan hidup sehat mulai sekarang !
Materi Talkshow dari Annisa Cantika untuk Maritta C. Rastuti yang berbicara di Nutrition
Heroes IFL pada Selasa, 9 Juli 2012.

Anda mungkin juga menyukai