Abstract
Konsep ranah publik yang dibicarakan habermas terus menglami
transformasi mengikuti perkembangan budaya manusia. budaya modern
kini menciptakan dunia mutakhir dengan segala keunggulannya dalam
memenuhi kebutuhan manusia. facebook sebagai salah satu produk ciptaan
budaya modern menjadi sebuah arena yang menyerupai ranah publik.
Melalui perdebatan-perdebatan dan diskusi kritis sosial politik facebook
juga berperan sebagai pengawas bagi berlangsungnya suatu pemerintahan.
Namun opini yang dihasilkan menjadi fiksi hukum konstitusional, belum
sampai pada bentuk praktis yaitu hukum.
Pendahuluan
Artikel ini berusaha memaparkan penemuan ranah publik yang
dikonsepsikan habermas pada perkembangan budaya modern yang mutakhir.
Dengan mengkonstruk konsep ranah publik yang ditulis dalam buku the structural
transformation of public sphere artikel ini berusaha menampilkan dimensi ruang
yang menjadi perwujudan ranah publik pada era kontemporer saat ini. Tidak
hanya sebatas pada pertemuan tatap muka kemudian melakukan diskusi sosial
politik untuk menghasilkan kesepakatan pada bidang kenegaraan yang berdimensi
pada kepentingan bersama namun menemukan ranah baru bagi berlangsungnya
diskusi kritis seperti yang diungkapkan habermas sebagai budaya pada abad 18.
Gaung globalisasi sudah mulai terasa sejak akhir abad ke-20, telah
membuat masyarakat dunia harus bersiap-siap menerima masuknya pengaruh dari
luar terhadap seluruh aspek kehidupan bangsa. Lahirnya internet menciptakan
dunia baru, hingga menjadikan-nya dalam satu kemasan praktis di depan mata.
Semua informasi terangkum dengan sekali kedipan mata, jarak antar benua di
perpendek ke-dalam sebuah jendela dunia, melalui internet semua orang
terhubung dan berkomunikasi bertukar informasi. Menuju hitungan genap abad
21, gaung globalisasi terus mengalami pengembangan.
Modernitas dalam masyarakat kota menganggap internet adalah hal wajib.
Mengingat beragam informasi yang terangkum di dalamnya hingga seolah dunia
maya di internet hampir menyerupai dunia nyata. Lahirnya media-media sosial di
internet mempercepat penyebaran informasi yang menyangkut berbagai aspek
kehidupan diantaranya kehidupan sosial, budaya, ekonomi-pembangunan,
pendidikan, ilmu pengetauhan, kesehatan, hingga sosial-politik. Pada lingkup
yang lain, melalui media sosial masyarakat menciptakan sebuah realitas
keruangan yang diisi dengan berbagai pendapat atau isi pikiran menyangkut
berbagai aspek kehidupan tersebut.
Melalui websites dan blogs informasi disajikan kepada masyarakat.
Facebook, twiter dan media sosial lainnya menyajikan hal yang sama untuk
disampaikan kepada masyarakat luas. Sebuah realita saat ini bahwa media-media
sosial tersebut sebagai jembatan informasi sehingga masyarakat luas bisa
mengambil peran dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Pada posisi ini media
sosial di internet menjadi suatu ruang untuk masyarakat, atau separti dikataan
Jurgen Habermas sebagai public sphere. Berfungsi untuk membuat opini dan
mengaspirasikan pemikiran pengguna kepada publik.
Pemikir sosial yang acapkali dikaitkan dengan konsep public sphere,
Habermas. Karya habermas tentag ranah publik telah banyak menghasilkan
diskusi-diskusi yang produktif. Diskusi-diskusi dalam bidang ilmu sosial dan
berbagai disiplin ilmu sebagi aspek yang mendapat pengaruh besar. Selain itu
konsep ranah publik juga menerima berbagai kritik yang rinci dari para ilmuwan.
Namun konsep ranah publik yang dikemukakan habermas juga berhasil membuka
wawasan bagi banyak orang. Tidak hanya itu, kritik yang dilontarkan kepada
habermas ternyata juga mendorong munculnya diskusi-diskusi tentang demokrasi
liberal, masyarakat sipil, kehidupan politik, dan perubahan-perubahan sosial pada
abad ke 20. Demikianlah berbagai aspek yang mendapat pengaruh dari konsep
ranah publik.
Habermas telah berhasil mengkonstruksi struktur masyarakat yang baik,
yang bisa membantu mewujudkan nilai-nilai egalitarian dan demokratis melalui
karyanya yang berjudul The Structural Transformation of Public Sphere. Namun,
berbagai kritik dilontarkan kepada habermas, sebagian besar menganngap
konstruk masyarakat yang dikonsepsikan habermas tersbut tidak pernah terjadi.
Mungkin hanya sedikit masyaakat borjuis barat yang telah mengembangkan
konsep ranah publik dalam cirri-ciri ideal yang dinyatakan habermas.
Menganggap bahwa ranah publik dengan cirri-ciri ideal yang dinyatakan
habermas tidak pernah terjadi, merupakan sebuah ungkapan yang bisa dikatakan
tidak menghargai. Melalui karya habermas tentang ranah publik, telah meluaskan
kajian ilmu sosial. Muncul kajian-kajian sosio-politik, entah itu sebagai
pembenaran atas konsep yang dikemukakan habermas, atau sebagai pementahan
terhadap pedapat habermas tentang ranah publik. Namun, satu hal yang harus
digaris bawahi yakni, habermas adalah penemu dari ranah publik, yang ditulis
dalam karya nya yang dianggap sebagai catatan sejarah dari kemunculan ranah
publik pada abad 18 dan catatan kehancuran ranah publik pada abad 20.
Melihat kondisi saat ini yang menawarkan kemutakhiran budaya modern.
Banyak pendapat yang mangatakan bahwa konsep ruag publik habermas terlalu
sederhana. Pada perkembangan budaya modern Douglas Kellner beranggapan,
pada masyarakat teknologi-tinggi kontemporer, muncul perumusan ulang dan
perluasan ranah publik, yang melampaui konsep Habermas. Ranah publik adalah
tempat bagi informasi, diskusi, kontestasi, perjuangan politik, dan organisasi,
yang mencakup media siaran dan ruang maya (cyberspace) baru, serta interaksi
face-to-face dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan-perkembangan ini, yang
2
serve less as organs of public information and debate than as technologies for
managing consensus and promoting consumer culture (hal xii). Selain itu pers dan
media penyiaran malah menciptakan budaya konsumtif sehingga menekan
pemikiran kritis terhadap kehidupan sosial-politik.
Strukur Sosial Ranah Publik
Konsep ranah publik yang dikemukakan habermas terdiri dari beberapa organ
yang saling mengait dan membentuk sebuah struktur. Pada halaman 30 dalam
bukunya dikemukakan tentang struktur sosial dalam ranah publik; yang terdiri
dari masyarakat dan Negara. Ketika berbicara ranah publik, didalamnya memuat
wewenang publik, pada posisi ini ranah publik berdampingan dengan wewenang
publik. Berbicara mengenai struktur sedikit sulit dipaparkan, dengan keterbatasan
pengetahuan tentang konsep yang diangkat habermas. Namun dapat ditarik sebuah
benang merah yang menandai konsep ranah publik habermas. Berikut habermas
mengungkapkan blueprint dari struktur sosial pada konsep ranah publik.
The line between state and society, fundamental in our context, divided the
public sphere from the private realm. The public sphere was coextensive with
public authority, and we consider the court part of it. Included in the private
realm was the authentic "public sphere," for it was a public sphere constituted
by private people. Within the realm that was the preserve of private people we
therefore distinguish again between private and public spheres. The private
sphere comprised civil society in the narrower sense, that is to say, the realm
of commodity exchange and of social labor; imbedded in it was the family
with its interior domain (Intimsphare). The public sphere in the political realm
evolved from the public sphere in the world of letters; through the vehicle of
public opinion it put the state in touch with the needs of society.(hal 30)
Dari paparan habermas tentang blueprint dari struktur sosial ranah publik
dapat ditangkap benang merah yang dimaksud habermas. Ranah publik berada
pada posisi sentral antara masyarakat dan Negara. Ranah publik berada ditengah
tengah masyarakat itu sendiri, didalamnya memuat otoritas publik. Dalam konsep
ranah publik habermas, menyediakan tempat bagi semua golongan masyarakat
untuk menjadi bagian dari ranah publik dan bebas mengeluarkan pendapat
menyangkut diskusi sosio-politik.
Ranah privat masyarakat sipil terdiri dalam arti sempit, yaitu, bidang
komoditas pertukaran dan kerja sosial; tertanam di dalamnya adalah keluarga
dengan domain interior (Intimsphare). Ranah publik di ranah politik berkembang
dari ranah publik di dunia literasi; melalui kendaraan opini publik itu
menempatkan Negara berhubungan dengan kebutuhan masyarakat.
To be sure, before the public sphere explicitly assumed political functions in
the tension-charged field of state-society relations, the subjectivity originating
in the intimate sphere of the conjugal family created, so to speak, its own
public. Even before the control over the public sphere by public authority
was contested and finally wrested away by the critical reasoning of private
persons on political issues, there evolved under its cover a public sphere in
apolitical form-the literary precursor of the public sphere operative in the
political domain. It provided the training ground for a critical public
reflection still preoccupied with itself-a process of self-clarification of private
people focusing on the genuine experiences of their novel privateness. Of
course, next to political economy, psychology arose as a specifically
bourgeois science during the eighteenth century. Psychological interests also
guided the critical discussion (Rasonnement) sparked by the products of
culture that had become publicly accessible: in the reading room and the
theater, in museums and at concerts. Inasmuch as culture became a
commodity and thus finally evolved into "culture" in the specific sense (as
something that pretended to exist merely for its own sake), it was claimed as
the ready topic of a discussion through which an audience-oriented
(publikumsbezogen) subjectivity communicated with itself. (hlm 29)
Sebelum ruang publik diasumsikan secara ekspisit kedalam konsep fungsi
politik di bidang diskusi-diskusi yang memiliki ketegangan pada persoalan yang
terjadi anatar hubungan negara dan masyarakat, habermas mengungkapkan
subjektivitas yang berasal dari lingkup intim keluarga yaitu antara suami-istri
diciptakan. Sebagai bentuk awal perbincangan publik itu sendiri. Bahkan sebelum
kontrol atas ruang publik oleh otoritas publik ditentang dan akhirnya merebut
nalar kritis dari orang pribadi pada isu-isu politik, ada berkembang di bawah nya
mencakup ruang publik di apolitis bentuk-prekursor sastra dari operasi ruang
publik di ranah politik.
Tentu saja, di samping ekonomi politik, psikologi muncul sebagai ilmu khusus
borjuis selama delapan belas abad. Kepentingan psikologis juga dipandu diskusi
kritis yang dipicu oleh produk budaya yang dapat diakses publik: yaitu di ruang
baca dan teater, di museum dan di konser. Karena budaya menjadi komoditas dan
dengan demikian akhirnya berkembang menjadi "budaya" dalam pengertian
tertentu (sebagai sesuatu yang berpura-pura ada hanya untuk kepentingan sendiri),
itu diklaim sebagai topik siap diskusi melalui subjektivitas penonton berorientasi
dikomunikasikan dengan dirinya sendiri.
Fungsi Politik Dalam Ranah Publik
Konsep ranah publik yang dimaksud habermas hidup sebagai budaya
dalam kehidupan yang demokratis. Konsep tersebut mengandaikan dalam Negara
demokrasi; dimana masyarakat sipil mempunyai wewenang untuk menentukan
kebijakan Negara. Mungkin pada posisi ini bisa dikatakan bahwa ranah publik
berfungsi sebagai pengawas kebijakan Negara. Pada satu sisi, opini publik yang
disuarakan pada ranah publik menjadi political power yang mengontrol kebijakan
sebuah Negara.
Pendapat habermas tentang ranah publik berasal dari pendapat kan tentang
moralitas. Habermas melihat publisitas sebagai jembatan antara politik dan
moralitas. Ini menjadi sebuah mekanisme dari beroperasinya ranah publik yang di
7
maksud habermas. Sebelum menjadi political power, opini publik yang telah
disepakati kemudian dijembatani oleh publisitas. Mengapa hal ini dikaitkan
dengan moralitas. Habermas menganggap bahwa opini yang dikeluarkan
masyarakat dalam sebuah ranah dan menaiki jembatan publisitas, ia telah berubah
bentuk menjadi opini yang rasional, yang membawa keputusan yang disepakati
bersama untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama dalam berjalannya suatu
Negara. Opini publik yang telah dirasionalkan menjadi kesepakatan politik ini lah
yang dinamakan moralitas.
Habermas mengkonsepkan sebuah ranah yang mewadahi opnini
masyarakat dari berbagai latar belakang. Didalamnya memuat perdebatan sosiopolitik yang bermuara pada kebijakan suatu Negara. Menyangkut perdebatan yang
bersifat kritis-rasional. Habermas menggunakan konsep yang dikemukakan oleh
Kant tentang public agreement dan oleh Hegel tentang public opinion. Kedua hal
tersebut berkolaborasi dalam sebuah ranah. Melahirkan otoriatas yang berkuasa,
dan akhirnya melahirkan kebijakan Negara yang memperjuangkan kesejahteraan
bersama.
Perubahan Struktur Sosial Ranah Publik
Dalam bukunya itu, Habermas juga mengkontraskan berbagai bentuk ranah
publik borjuis. Mulai dari ranah publik yang bersifat partisipatoris dan aktif di era
heroik demokrasi liberal, sampai dengan bentuk-bentuk ranah publik yang lebih
privat dari pengamat politik dalam masyarakat industri birokratis. Pada
masyarakat semacam itu, kalangan media dan elite mengontrol ranah publik.
Sesudah menyatakan gagasan tentang ranah publik borjuis, opini publik, dan
publisitas, Habermas menganalisis struktur sosial, fungsi-fungsi politis, dan
konsep serta ideologi ranah publik berurutan pada bab II, III, dan IV. Kemudian,
Habermas menggambarkan transformasi sosial-struktural ranah publik,
perubahan-perubahan dan fungsi publiknya, serta pergeseran-pergeseran dalam
konsep opini publik dalam tiga bab terakhir.
Dua tema utama dari buku Habermas ini mencakup analisis kelahiran historis
ranah publik borjuis, yang diikuti dengan ulasan tentang perubahan struktural
ranah publik di era kontemporer. Habermas menganalisis kemerosotan ranah
publik itu pada abad ke-20. Yaitu, dengan bangkitnya kapitalisme negara, industri
budaya, dan posisi yang semakin kuat pada pihak perusahaan ekonomi dan bisnis
besar dalam kehidupan publik. Dalam ulasannya ini, ekonomi besar dan
organisasi pemerintah telah mengambil alih ranah publik, di mana warga negara
hanya diberi kepuasan untuk menjadi konsumen bagi barang, layanan,
administrasi politik, dan pertunjukan publik. Seperti yang tetulis dalam Bab The
Social-Structural Transformation of the Public Sphere.
In the last third of the past century the restriction of competition in the
commodity market came to prevail on an international scale, be it through the
concentration of capital and the merger of larger companies enjoying
oligopolistic positions or through a dividing up of the market by way of price
and production agreements. The interplay between expansive and restrictive
tendencies, which already during the developmental period of commercial and
finance capital had ensured that there would never be a real chance for a
liberalization of the market, also determined the movements of industrial
capital and, contrary to the optical distortion of classical economics, made
the liberal era a mere episode. (hal 143)
Menurut Habermas, berbagai faktor akhirnya mengakibatkan kemerosotan
ranah publik. Salah satu faktor itu adalah pertumbuhan media massa komersial,
yang mengubah publik menjadi konsumen yang pasif. Mereka menjadi tenggelam
dalam isu-isu yang bersifat privat, ketimbang isu-isu yang menyangkut untuk
kebaikan bersama dan partisipasi demokratis. Faktor lain, adalah munculnya
negara kesejahteraan, yang menyatukan negara dan masyarakat sebegitu
mendalam, sehingga ranah publik menjadi tertekan habis. Negara mulai
memainkan peran yang lebih fundamental dalam kehidupan sehari-hari dan
lingkungan aktivitas privat, sehingga mengikis perbedaan antara negara dan
masyarakat sipil, serta antara ranah publik dan privat.
Menurut analisis Habermas, dalam Bab yang sama pada sub-bab From a
Culture-Debating (kulturrasonierend) to a Culture-Consuming Public sebuah
opini publik dari ranah publik borjuis dibentuk oleh konsensus dan perdebatan
politik, sedangkan dalam ranah publik yang sudah merosot kualitasnya di
kapitalisme negara kesejahteraan (welfare state capitalism), opini publik diatur
oleh para elite politik, ekonomi, dan media, yang mengelola opini publik sebagai
bagian dari manajemen sistem dan kontrol sosial. Seperti dikutip,
Professional dialogues from the podium, panel discussions, and round table
ashows-the rational debate of private people becomes one of the production
numbers of the stars in radio and television, a salable package ready for the
box office(hal 164).
Jadi, pada tahapan yang lebih awal dari perkembangan borjuis, opini publik
dibentuk dalam debat politik terbuka, berkaitan dengan kepentingan umum
bersama, dalam upaya membentuk sebuah konsensus yang menghargai
kepentingan umum. Sebaliknya, dalam tahapan kapitalisme kontemporer, opini
publik dibentuk oleh kalangan elite yang dominan, dan dengan demikian sebagian
besar mewakili kepentingan privat partikular mereka. Tidak ada lagi konsensus
rasional di antara para individu dan kelompok, demi kepentingan artikulasi
kebaikan bersama, yang dijadikan sebagai norma. Sebaliknya, yang terjadi adalah
pertarungan di antara berbagai kelompok untuk memajukan kepentingan privat
mereka sendiri, dan inilah yang menjadi ciri panggung politik kontemporer.
Karena itu, Habermas menjabarkan transisi dari ranah publik liberal, yang
berasal dari Pencerahan (Enlightenment) serta revolusi Amerika dan Perancis, ke
ranah publik yang didominasi media di era masa sekarang, yang disebutnya
kapitalisme negara kesejahteraan dan demokrasi massa. Transformasi historis
ini didasarkan pada analisis Horkheimer dan Adorno tentang industri budaya.
Yakni, kondisi di mana perusahaan-perusahaan raksasa mengambil alih ranah
publik, dan mengubah ranah publik itu dari ranah perdebatan rasional menjadi
ranah konsumsi yang manipulatif dan pasifitas.
Transformasi ini, opini publik bergeser dari konsensus rasional yang muncul
dari debat, diskusi, dan refleksi, menjadi opini yang direkayasa lewat jajak
pendapat atau pakar media. Jadi, perdebatan rasional dan konsensus telah
digantikan oleh diskusi yang diatur dan manipulasi lewat mekanisme periklanan
dan badan-badan konsultasi politik. Bagi Habermas, fungsi media dengan
demikian telah diubah dari memfasilitasi wacana dan perdebatan rasional dalam
ranah publik, menjadi membentuk, mengkonstruksi, dan membatasi wacana
publik ke tema-tema yang disahkan dan disetujui oleh perusahaan-perusahaan
media.
Maka, hubungan yang saling mengait antara ranah debat publik dan partisipasi
individu sudah patah, dan berubah bentuk ke dalam lingkungan aktivitas
informasi politik atau pertunjukan publik. Dalam lingkungan semacam itu, wargakonsumen menyerap dan mencernakan hiburan dan informasi secara pasif.
Warga negara dengan demikian sekadar menjadi penonton pertunjukan dan
wacana media, yang membentuk opini publik, dan menurunkan derajat
konsumen/warganegara itu menjadi sekadar obyek bagi berita, informasi, dan
urusan-urusan publik.
Konsep Ranah Publik
Pembahasan tentang Konsep Ranah Publik ini dibahas secara khusus di
dalam satu bab terakhir dari Ranah Publik, Bab VII: Perihal Konsep Ranah
Publik. Habermas dalam pembukaan bab ini langsung mendistingsikan
pembahasan dengan fokus pada peran Opini Publik sebagai Fiksi Hukum
Konstitusional dan Likuidasi Sosial-Psikologis Konsep Opini Publik.
Pembahasan yang memperlihatkan sisi kritis sosial dan sekaligus upayanya untuk
menunjukkan bahwa konsep kritis sosial semestinya dibawa menuju ke dalam
bentuk praxis. Dan menurut Habermas, adalah hukum.
Sepanjang kajiannya tentang kategori masyarakat borjuis dalam bukunya
Ranah Publik tersebut, Habermas berusaha menjelaskan konstinuitas semangat
pencerahan selepas Revolusi Perancis dalam konsistensinya tentang kajian
masyarakat modern. Dan yang terlihat jelas adalah bagaimana ia menceritakan
tentang proses pembauran kelas borjuis dengan warga terdidik yang memiliki
sikap kritis terhadap kerajaan (Inggris) melalui kafe-kafe atau salon-salon.
Melalui para kritikus sosial dengan latar belakang pendidikan yang baik inilah
mereka yang proletar mendapatkan pembelaan haknya untuk bersuara melalui
para terdidik ini, yang oleh Habermas lebih didefinisikan sebagai kelas menengah
terdidik.
Instead, the critical and the manipulative functions of publicity are clearly of
different orders. They have their places within social configurations whose
functional consequences run at cross-purposes to one another. Also, in each
version the public is expected to behave in a different fashion. Taking up a
distinction introduced earlier it might be said that one version is premised on
public opinion, the other on nonpublic opinion. (Hal 236)
10
12
telah dipaparkan pada awal bab, pers dan media penyiaran malah menciptakan
budaya konsumtif sehingga menekan pemikiran kritis terhadap kehidupan sosialpolitik.
Opini publik bersifat abstrak dan otoritatif. Ranah publik yang dikosepsikan
habermas mewadahi berbagai opini publik dari berbagai kalangan masyarakat.
Melahirkan debat-debat kritis menyangkut kebijakan kenegaraan. Keabstrakan
opini publik tidak tidak bisa diabaikan begitu saja. Keabstakan opini publik
ternyata memiliki power, bersifat otoritatif. Maka pada bagian akhir buku the
structural transformation of the public sphere diungkapkan bahwa opini publik
menjadi sebuah fiksi hukum konstitusional. Hebermas berusaha menunjukan
bahwa konsep kritis dari opini publik semestinya dibawa menuju ke dalam bentuk
praktis, yaitu adalah hukum. Tidak meniggalkan sifat keabstrakannya, maka pada
posisi ini opini publik dikatakan sebagai fiksi hukum.
Gerakan Anti Jokowi di Media Sosial facebook
Gerakan anti Jokowi merupakan group yang dibuat oleh beberapa orang pada
salah satu media sosial yang sangat ramai, yaitu facebook. Group yang dibuat ini
apabila dilihat secara singkat, dapat diindikasikan sebagai bentuk penolakan,
kritik dan ketidak-setujuan terhadap kinerja Persiden Republik Indonesia Joko
Widodo yang menggantikan masa jabatan Susulo Bambang Yudoyono. Group
Gerakan Anti Jokowi dapat dicari pada alamat https://www.facebook.com/groups/
828588180540373/?fref=nf, pada group ini admin sebagai pengelola group
menampilkan berbagai kritik terhadap kinerja Presiden Jokowi yang dirasa kurang
membawa kesejahteraan bagi rakyat kecil. Group gerakan Anti Jokowi
beranggotakan 2.823 orang, pada bagian pofile ditulis oleh admin sebagai
pengelola group bahwa group ini adalah oragaisasi politik.
Seperti halnya pada dunia nyata, organisasi politik juga menjadi fenomena
yang hadir sebagai salah satu bentuk hasil dari interaksi sosial manusia yang
berorientasi pada kepentingan tertentu. Gerakan anti jokowi juga menjadi salah
satu bentuk hasil dari interaksi sosial manusia, dituangkan dalam sebuah group
media sosial facebook dengan membawa kepentingan tertentu. Kepentingan yang
telah jelas ditulis pada bagian profile yaitu sebagai pihak yang anti terhadap
pemerintahan jokowi, cukup radikal apabila dilihat tujuan dari group ini adalah
untuk menggulingkan pemerintahan Jokowidodo. Tidak disangkal lagi bahwa
fenomena berdirinya group gerakan anti jokowi menyerupai kelompok-kelompok
radikal pada dunia nyata. Seperti gerakan aceh merdeka, Republik Maluku
Selatan, Organisasi Papua Merdeka dan lain sebagainya.
Kendati demikian, aktivitas organisasi yang dibentuk didunia nyata dan dunia
maya berbeda. Organisasi didunia nyata cenderung melakukan aktivitas
berhubungan dengan visi organisasi dengan tindakan nyata. Seperti Republik
Maluku Selatan yang melakukan pengibaran bendera di sebuah lapangan. Berbeda
dengan organisasi yang dibentuk pada dunia maya seperti media sosial facebook.
Adanya gerakan anti jokowi di facebook, tidak menunjukan aktivitas nyata
didunia nyata. Namun yang mengkhawatirkan adalah, adanya oraganisasi didunia
maya juga dipicu oleh adanya oraganisasi yang sama didunia nyata. Sekedar
untuk mengembangkan eksistensinya kemudian membuat group didunia maya.
14
Mungkin sebagai efek dari semakin cepatnya pertukaran informasi melalui dunia
maya sehingga dengan eksis di media sosial maka banyak orang yang
memperoleh informasi yang sajikan.
Organisasi di media maya facebook seperti Gerakan Anti Jokowi, Komunitas
anti Jokowi dan Anti Jokowi melakukan aktivitas organisasinya dengan cara
mem-posting tulisan-tulisan yang bernuansa kritik terhadap kinerja Presiden.
Tulisan-tuisan yang dimuat merupakan bentuk opinini mereka yang menentang
mekanisme pemerintahan baru yang jatuh pada Jokowi. Tidak dielakan lagi, opini
yang telah di-posting menumbulkan dialog antar anggota, baik itu pro maupun
kontra. Group yang telah dibuat tersebut menyediakan arena bagi berbagai
kalayak untuk ikut beradu argument, meskipun ada juga yang hanya menulis
setuju. Meskipun seperti itu, fakta yang diperoleh adalah facebook telah
menjadi arena bagi berlangsungnya diskusi yang bersifat kritis terhadap
berlangsungnya suatu pemerintahan.
Berikut salah satu group yang dibentuk pada media sosial facebook. Melihat
sekilas dari nama Anti Jokowi mengindikasikan bahwa group ini menyepakati
pendapat dan paham yang menyatakan anti terhadap jokowi atau sebagai wujud
penolakan. Terdapat dua ribu orang lebih yang bergabung dalam group ini, dan
asumsinya tetap sama bahwa mereka memang telah menyepakati paham anti
terhadap jokowi. Mungkin mereka menginginkan jokowi turun dari jabatannya
sebagai presiden. Dari fenomena ini dikawatirkan munculnya beberapa group
yang menyatakan penolakan terhadap jokowi di indikasikan oleh group atau
kelopok yang telah dibentuk di dunia nyata.
15
17
18
manusia menjadi sebuah copy dari dunia nyata. Hal ini tidak dapat dielakkan,
dunia maya benar-benar manjadi copy dari dunia nyata yang telah berhasil
diciptakan oleh manusia.
Pada konteks yang lebih sempit, berbicara mengenai kelompok-kelompok
masyarakat yang peduli terhadap kesejahteraan bersama, mereka membentuk
suatu kelompok yang memiliki visi yang telah disepakati bersama, untuk
mencapai tujuan bersama. Katakana saja Republik Maluku Utara, ini adalah
kelompok yang bisa dikatakan radikal namun dalam pembentukannya kemlompok
ini menyepakati sebuah visi yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan
bersama, kesejahteraan pada anggota kelompok tersebut. Organisasi Papua
Merdeka juga demikian, meskipun sebagian orang berpandangan kelompok ini
adalah kelompok radikal, tetapi mereka memperjuangkan kesejahteraan yang
disepakati oleh anggota. Pada era modern saat ini, kelompok-kelompok tersebut
juga melakukan copy yang dimuat pada dunia maya. Pada era persebaran
informasi yang sangat cepat, mungkin mereka berusaha membuat kelompoknya
juga hidup dan berkembang pada era modern.
Sebagai contoh pada kelompok English Surabaya, yaitu kelompok yang
memiliki visi untuk belajar berbahasa inggris bersama antar anggota dikota
Surabaya. Pada dasarnya mereka membentuk kelompok pada dunia nyata
kemudian mereka membuat copy di dunia maya yaitu facebook dan twitter.
Kelompok English Surabaya melakukan aktivitasnya didunia nyata maupun
didunia maya. Dalam kedua dunia tersebut mereka melakukan diskusi dengan
berbincang-bincang menggunakan bahasa inggris untuk melatih kelancaran active
English setiap anggota kelompok. Begitu juga dalam dunia maya facebook
mereka juga melakukan diskusi menggunakan bahasa Indonesia dan inggris.
Mereka sepakat untuk melakukan pertemuan didunia nyata guna keperluan belajar
bersama. Pada media Facebook kelompok ini berhasil menarik ribuan anggota
yang diajak untuk belajar bahasa inggris bersama melalui diskusi-diskusi
dikolom-kolom yang desediakan facebook.
Kembali pada tema sentral dalam artikel ini, Gerakan Anti Jokowi, Anti
Jokowi dan Komunitas Anti Jokowi-Jk merupakan kelompok atau group yang
telah dibuat di dunia maya facebook. Tidak menutup kemungkinan seperti
kelompok-kelompok lain, gerakan anti jokowi juga mempunyai visi yang
bertujuan untuk memperjuagkan kepentingan bersama atau kesejahteraan besama
meskipun sekilas terlihat seperti kelompaok radikal. Juga tidak menutup
kemungkinan bahwa sebelum diciptakan kelompok atau group di facebook telah
dibuat kelompok yang Anti Jokowi tersebut didunia nyata, seperti kelompokkelompok yang dipandang radikal diatas. Telah dipaparkan pada pembahasan
sebelumnya bahwa kelompok atau group Anti Jokowi tersebut memuat berbagai
diskusi sosial politik yang menanggapi berlangsugnya pemerintahan saat ini.
Diawali dari sebuah publisitas yang memuat berita kekinian menganai
perulatan politik yang terjadi diindonesia, dalam artikel ini dimuat media
nawaberita.com memberikan wawasan bagi masyarakat pembaca untuk
memahami perubahan dan aktivitas kenegaraan yang terjadi saat ini. pada konteks
yang lebih luas, media televisi Koran dan majalah juga menyajikan pokok
20
Kesimpulan
Kembali melihat konsep ranah publik yang dikemukakan habermas,
bahwa ranah publik menjadi sebuah wadah yang menampung berbagai diskusi
kritis sosial politik. Publisitas menjadi jembatan politik yang memicu hadirnya
diskusi kritis tersebut. Habermas bermaksud adanya publisitas kemudian
mengasilkan diskusi-diskusi kritis kenegaraan dalam ranah publik. Kemrosotan
yang dimaksud habermas, terjadi pada abad 20 dengan ditengarai lahirnya Negara
industri. Bukan menghilangnya ranah publik, melainkan terjadi perubahan pada
dimensi publisitas, sehingga melahirkan masyarakat konsumtif yang pasif karena
publisitas telah me-manage discourse untuk kepentingan komersial. Akibat yang
21
Daftar Rujukan
Pratama, harrys nanda. 2015. Social Networking System Sebagai Public Sphere
Politik Era Postdemokrasi Kampanye Pilpres 2014. Paradigma. Volume 03
Nomer 01 Tahun 2015
Habermas, Jurgen. 1989. The Structural Transformation of the Public Sphere: An
Inquiry into a Category of Bourgeois Society. First MIT Press paperback
edition Massachusetts Institute of Technology.
Arismunandar, satrio. 2008. Jurgen Habermas Serta Pemikirannya Tentang Ranah
Publik. Makalah filsafat Ilmu Pengetahuan Uiversitas Indonesia
Facebook.com. 2015. Komunitas Anti Jokowi-Jk. https://www.facebook.com
/groups/828588180540373/?fref=nf (online) (diakses 30 juni 2015)
Sudrajat, ajat._____. Jurgen Habermas: Teori Kritis Dengan Paradigma
Komunikasi. Makalah Ilmu Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta
22