Frudensia Kristiana
405110031
LO 1. FISIOLOGI
BERKEMIH
Kontrol
refleks
Kontrol
volunter
Kandung kemih
terisi
Korteks
serebrum
Reseptor regang
Saraf
parasimpatis
Kandung kemih
Kandung kemih
berkontraksi
Sfingter uretra
interna sec. Mekanik
terbuka sewaktu
kandung kemih
berkontraksi
Sfingter uretra
eksterna
membuka
sewaktu neuron
mootorik
dihambat
Neuron
motorik
Sfingter uretra
eksterna
menutup ketika
neuron motorik
dirangsang
LO 2. BATU SALURAN
KEMIH
Definisi
Batu di dalam saluran kemih
(kalkulus uriner) adalah
massa keras seperti batu
yang terbentuk di sepanjang
saluran kemih dan bisa
menyebabkan nyeri,
perdarahan, penyumbatan
aliran kemih atau infeksi.
Epidemiologi
Dikenal sejak zaman mesir
kuno
( 4800 BC ) pada
mumi didapatkan batu
kandung kemih.
Dinegara berkembang
banyak batu buli- buli
( faktor gizi ). Dinegara maju
banyak batu saluran kemih
bagian atas, di Amerika 5
10 % penduduk, Dunia 1
12 % penduduk menderita
Etiologi
Batu bisa terjadi karena air kemih jenuh
dengan garam-garam yang dapat
membentuk batu / karena air kemih
kekurangan penghambat pembentukan batu
yang normal.
Sekitar 80% batu terdiri dari kalsium, sisanya
mengandung berbagai bahan, termasuk
asam urat, sistin dan mineral struvit.
Batu struvit (campuran dari magnesium,
amonium dan fosfat) juga disebut batu infeksi
karena batu ini hanya terbentuk di dalam air
kemih yang terinfeksi.
Ukuran batu bervariasi, mulai dari yang tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang sampai
yang sebesar 2,5 sentimeter atau lebih.
Batu yang besar disebut kalkulus staghorn.
Batu ini bisa mengisi hampir keseluruhan
pelvis renalis dan kalises renalis.
Klasifikasi
Batu kalsium; batu jenis ini paling sering ditemukan.
Bentuknya besar dengan permukaan yang halus. Batu kalsium
sering dijumpai pada orang yang mempunyai kadar vitamin D
berlebihan atau gangguan kelenjar paratiroid. Orang-orang
yang menderita penyakit kanker, penyakit ginjal, atau penyakit
sarkoidosis juga dapat menderita batu kalsium.
Batu kalsium oksalat : berwarna coklat tua, bentuknya
seperti murbei, serta terdiri dari kalsium oksalat
monohidrat (whewelit) atau juga batu keras, mudah
pecah, kuning muda, tajam, yang tertdiri dari kalsium
oksalat dihidrat (weddelit). Batu jenis ini tampak jelas
(sebagai bayangan putih) pada pemeriksaan foto
roentgen.
Batu kalsium fosfat : lunak, agak keputihan, licin, bias
nampak jelas dalam roentgen dan sering bercampur
dengan komponen batu lain.
Klasifikasi
Batu tripelfosfat terdiri dari ammonium
magnesium fosfat, dalam keadaan murni tidak
terlihat pada foto roentgen, tetapi biasanya
tercampur dengan kalsium fosfat sehingga terlihat,
bentuk yang terkenal ialah batu koral atau batu
tanduk rusa, yang terbentuk akibat infeksi oleh
bakteri (batu struvit).
Batu asam urat; permukaannya halus, berwarna
coklat, dan lunak. Batu ini terbentuk akibat kadar
asam urat pada air seni tinggi. Batu asam urat
biasanya menyertai penyakit radang sendi akibat
asam urat (gout arthritis). dan biasanya tidak
tampak pada foto roentgen.
Klasifikasi
Batu struvite; batu ini biasanya
berbentuk tanduk rusa. Timbul akibat
kadar amoniak dalam air seni tinggi.
Amoniak yang tinggi biasanya terjadi
akibat adanya infeksi saluran kemih,
karena bakteri penyebab infeksi dapat
menghasilkan amoniak.
Batu sistin; berbentuk kristal
kekuningan. Timbul akibat tingginya kadar
sistin dalam urin. Keadaan ini terjadi pada
penyakit sistinuria. Batu jenis ini jarang
dijumpai, hanya satu diantara seribu. Batu
sistin biasanya mengenai penderita usia
10 30 tahun. terlihat pada foto
roentgen, tetapi tidak tampak jika
Faktor Resiko
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Hiperkalsiuria
Hipositraturia
Hiperurikosuria
Penurunan jumlah air kemih
Jenis cairan yang diminum
Hiperoksaluria
Ginjal spongiosa medulla
Faktor diet : intake NaCl, protein,
kalsium, Kalium, sukrosa, vitamin,
asam lemak
9. Jumlah air yang diminum
Patogenesis
Patofisiologi
Patofisiologi
Batu ginjal terbentuk ketika ada penurunan urin
volume dan / atau kelebihan zat-zat pembentuk
batu dalam urin.
Jenis yang paling umum dari batu ginjal
mengandung kalsium dalam kombinasi dengan
baik oxalate atau fosfa.
Senyawa kimia lain yang dapat membentuk batu
dalam saluran kemih termasuk asam urat dan
asam amino sistin.
Dehidrasi dari pengurangan asupan cairan atau
berat latihan tanpa penggantian cairan yang
memadai meningkatkan risiko batu ginjal.
Obstruksi terhadap aliran urin juga dapat
menyebabkan pembentukan batu.
Batu ginjal juga dapat disebabkan oleh infeksi di
saluran kemih; ini dikenal sebagai batu struvite
atau infeks
2. Batu ureter
Karena obstruksi batu pada beberapa
tempat penyempitan ureter maka terjadi
gerak peristaltik berulang ulang sampai
batu bergeser dan memberi kesempatan
urin lewat.
Sehingga batu pun dapat lewat sampai
ke kandung kemih atau keluar saat BAK.
Atau dapat tetap menetap pada ureter
dan menyebabkan obstruksi kronik
dengan hidroureter, hidronefrosis dan
pielonefritis.
Gejala :
-Kolik / nyeri yang hilang timbul disertai
perasaan mual dengan atau tanpa
muntah dengan nyeri alih yang khas.
Penetapan Diagnosis
1) Anamnesa
) Riwayat penyakit batu
usia, pekerjaan, keadaan
penyakit tertentu, infeksi,
penggunaan obat2an tertentu
) Riwayat keluarga yang
menderita batu
2)
-)
-)
-)
Penetapan Diagnosis
3) Investigasi biokimiawi
Urinalisis : pH, BJ, sedimen urin
(hematuri, leukosituri, kristaluria)
Pemeriksaan kultur kuman
USG
Kelebihan
Kekurangan
Dapat menunjukkan Sulit untuk
ukuran, bentuk dan
menunjukan
posisi batu
Dapat dilakukan pada batu ureter
wanita hamil dan
Tidak dapat
pasien dengan alergi membedakan
kontras
batu kalsifikasi
Dapat diketahui
dengan batu
adanya batu
radiolusen dan dilatasi radiolusen
sistem kolektikus
Kekurangan
ginjal
Radiologi
Jenis batu
Derajat
Calcium Phosphat
Sangat Opaque
Ca. Oxalat : 80 %
( terbanyak )
Opaque
MgAmonium Phosphat
( Batu struvit / batu
Infeksi )
Semi Opaque
Radio Lucent
Urogram
Deteksi batu radiolusen
sebagai defek pengisian
Menunjukkan lokasi batu
dalam sistem kolektikus
Menunjukan kelainan
anatomis
Pemeriksaa Keterangan
n
Anamnesis
Riwayat penyakit
Fisik
Sedimen
urine
Leukosituria
Hematuria
Dijumpai kristal-kristal pembentuk batu
Kultur urin
Foto polos
abdomen
Pielografi
Intra Vena
Keterangan
Gambaran
batu
Investigasi
biokimiawi
Urogram
Pemeriks
aan
Keterangan
Radiologi
Penatalaksanaan
LITOTRIPSI
Penatalaksanaan
a.Medikamentosa
Batu yang ukurannya < 5 mm, karena batu
diharapkan dapat keluar spontan.
Terapi yang diberikan bertujuan mengurangi nyeri,
memperlancar aliran urine dengan pemberian
diuretikum, dan minum banyak supaya dapat
mendorong batu keluar.
b.ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsi)
Alat pemecah batu, dapat memecah batu ginjal,
batu ureter proksimal, atau batu buli-buli tanpa
melalui tindakan invasif atau pembiusan.
Batu dipecah menjadi fragmen-fragmen kecil
sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran
kemih.
c.Endourologi
1). PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy) :
mengeluarkan batu yang berada di saluran
ginjal dengan cara memasukkan alat endoskopi
ke sistem kaliks melalui insisi kulit. Batu
kemudian dikeluarkan atau dipecah terlebih
dahulu.
2). Litotripsi : memecah batu buli-buli atau batu
uretra dengan memasukkan alat pemecah batu
(litotriptor) ke dalam buli-buli. Pecahan batu
dikeluarkan dengan evakuator Ellik.
3). Ureteroskopi atau uretero-renoskopi :
memasukkan alat ureteroskopi per uretram
guna melihat keadaan ureter atau sistem
pielokaliks ginjal. Dengan memakai energi
tertentu, batu yang berada di dalam ureter
maupun sistem pelvikalises dapat dipecah
melalui tuntunan ureteroskopi atau ureterorenoskopi ini.
4). Ekstraksi Dormia : mengeluarkan batu ureter
dengan menjaringnya dengan keranjang
Dormia.
d.Bedah Laparoskopi
Pembedahan laparoskopi untuk
mengambil batu saluran kemih saat ini
sedang berkembang. Cara ini banyak
dipakai untuk mengambil batu ureter.
e.Bedah terbuka :
1). Pielolitotomi atau nefrolitotomi :
mengambil batu di saluran ginjal
2). Ureterolitotomi : mengambil batu di
ureter.
3). Vesikolitotomi : mengambil batu di
vesica urinaria
4). Ureterolitotomi : mengambil batu di
uretra.
Penatalaksanaan
Batu kalsium
Hiperkalsiuria idiopatik:
Diuretik thiazid menurunkan Ca urine dan mencegah
pembentukan batu
Kalium sitrat cegah hipokalemia
Hiperurikosuria: Diet rendah purin, Allopurinol
Hiperparatiroidisme primer: Paratiroidektomi
Asidosis tubuler renal distal:
Suplemen alkali (Natrium bukarbonat) membatasi produksi
batu baru
Larutan Shohl (as. Nitrat + sitrik)
Tiazid
Hiperoksaluria: Kolestiramin resin pengikat oksalat, Perbaikan
malabsorpsi lemak, Diet rendah lemak, intake cairan yang
banyak, Fosfat, Piridoksin
Litiasis kalsium idiopatik:
Asupan cairan tinggi pertahankan BJ = 1.005
Fosfat oral Ca urin , pirofosfat urin kemungkinan
rekurensi
Tiazid ekskresi Ca
Penatalaksanaan
Batu asam urat
Tujuan terapi: meningkatkan pH urine dan penurunan ekskresi as.
Urat urine sampai < 1 g/hr
Diberikan suplemen alkali dengan dosis terbagi, salah satu
dosisnya diberikan menjelang waktu tidur
Diberikan kalsium sitrat untuk menurunkan risiko kristalisasi
garam kalsium jika pH urine naik
Jika pH urine semalam < 5.5, naikkan dosis bikarbonat malam
hari atau ditambahkan asetazolamid
Diberikan allopurinol untuk menurunkan ekskresi as. Urat yang
sangat berlebihan
Terapi alkali dihindari jika terdapat hiperkalsiuria
Batu sistin
Asupan cairan tinggi (vol. urine sebaiknya > 3 L)
Tingkatkan pH urine dengan alkali (> 7.5)
Penisilamin digunakan hanya jika beban cairan dan terapi alkali
inefektif
Berikan merkaptopropinilglisin untuk menghancurkan kalkuli
renal dengan perfusi pelvis renalis dan diberikan peroral untuk
Penatalaksanaan
Batu Struvite
Metenamin mandelat menurunkan pH urine dan melepas
formaldehid untuk menekan infeksi kronik jika terdapat batu
Pemberian NH4Cl kronik dapat menurunkan pH urine secara
ekstrim dan menghambat pembentukan batu, tetapi juga dapat
meningkatkan kadar Ca urine dan merangsang pembentukan
batu Ca Oxalat.
Terapi antimikroba untuk melawan infeksi akut dan pemeliharaan
sterilitas urine pascaoperasi untuk mencegah rekurensi dan
pembentukan batu
Pembedahan untuk obstruksi berat, nyeri, perdarahan, atau ISK
yang sulit disembuhkan
Lakukan irigasi pelvis dan kaliks renalis dengan Renacidin untuk
menghancurkan struvite yang tersisa pascaoperasi
BERLANJ
UT
SEPSI
S
Pencegahan
1. Banyak minum
Untuk mempertahankan aliran
urin encer dan banyak dlm 24
jam
2. Alkalinisasi urin
3. Diet rendah kalsium dan
oksalat
Prognosis
Kemungkinan batu buli-buli
untuk kambuh lagi kecil bila
obstruksi dihilangkan
Pencegahan terbentuknya
batu sal kemih atas jauh
lebih sulit
LO 3. INFEKSI SALURAN
KEMIH
Definisi
ISK adalah keadaan adanya
infeksi (ada pertumbuhan
dan perkembangbiakan
bakteri) dalam saluran
kemih, meliputi infeksi di
parenkim ginjal sampai
infeksi di kandung kemihdgn
jumlah bakteriuria yg
bermakna.
Epidemiologi
ISK sering ditemukan dan
merupakan penyebab kedua
morbiditas penyakit infeksi,
sesudah infeksi saluran
napas.
Prevalensi ISK
KELOMPOK
USIA
NEONATUS
USIA
PRASEKOLAH
USIA SEKOLAH
USIA
REPRODUKSI
USIA 65-70
USIA 80
PREVALENS
I (%)
1
2-3
USIA LANJUT (
65) DIRAWAT DI
L :
P
1,5 : 1
1 : 10
1-2
2.5
1 : 30
1 : 50
20
30
1 : 10
1:2
30
1:1
Klasifikasi ISK
ISK uncomplicated (sederhana)
ISK pada pasien tanpa disertai kelainan
anatomi maupun kelainan struktur saluran
kemih
Klasifikasi ISK
Unresolved bakteriuria
infeksi yang tidak mempan dengan pemberian
antibiotika. Kegagalan ini biasanya terjadi karena
mikroorganisme penyebab infeksi telah resisten
(kebal) terhadap pemberian antibiotik yang dipilih.
Infeksi berulang
timbulnya kembali bakteriuria setelah sebelumnya
dapat dibasmi dengan terapi antibiotika pada
infeksi yang perta ma. Timbulnya infeksi berulang
ini dapat berasal dari re-infeksi / bakteriuria
persistent. Pada re-infeksi, kuman berasal dari luar
saluran kemih, sedang bakteriuria persisten bakteri
penyebab infeksi berasal dari dalam saluran kemih.
ISK nosokomial
- Infeksi dikarenakan penggunaan kateterisasi
Faktor Predisposisi
Lithiasis
Nefropati
analgesik
Obstruksi
saluran kemih
Penyakit
ginjal
polikistik
Nekrosis
papilar
DM pasca
transpalntasi
ginjal
Vesicoureteral Reflux
GRADES OF REFLUX
Grade I
Grade II
Grade III
Grade IV
Grade V
Patogenesis
Mikroorganisme masuk ke saluran kemih
melalui cara :
Sebagian besar secara ascending
( kolonisasi kuman di sekitar uretra kuman masuk
dari uretra ke buli-buli kuman menempel pada
dinding buli-buli kuman dari ureter ke ginjal )
Limfogen
Kontak Langsung dari infeksi di sekitarnya
Eksogen dari luar, contoh kateterisasi
Faktor penghambat
wash
out urine
Stagnasi
urine
Miksi yang tidak
teratur
Obstruksi saluran
kemih BPH,
striktura uretra, BSK
Kantong dalam
saluran kemih yang
tidak dapat mengalir
dengan baik
Dilatasi / refluks
sistem urinaria
Alur
Fimbriae
Adhesi
Pembentuk jaringan ikat
(scarring)
Kapsul antigen K
Lipid A (endotoksin)
Kelasi besi
Antibiotika resisten
Kemungkinan perlengketan
Hemolysin
Keterangan
Tanda &
Gejala
ISK Bawah
Nyeri atau rasa terbakar pada saat kencing
Sering kencing
Tidak dapat menahan kencing
Rasa susah kencing
Nyeri perut bagian bawah
Demam
ISK Atas
Demam
Muntah
Nyeri kosto-vertebral
Gejala klinis pada anak
Anak < 3 tahun : demam, muntah, gelisah
Anak > 3 tahun : demam, nyeri perut, muntah,
hilang nafsu makan, sering kencing, nyeri pada
saat kencing
Manifestasi Klinis
ISK bawah
Sakit suprapubik
Polakisuria
Nokturia
Disuria
stranguria
Manifestasi Klinis
ISK rekuren
Re-infeksi
Interval periode infeksi >6 minggu
MO berlainan
Relapsing infection
MO yg sama
Sumber infeksi tidak mendapat terapi yg adekuat
Uretritis
Sistitis
Mukosa memerah
dan oedema
Terdapat cairan
eksudat yang
purulent
Ada ulserasi pada
urethra
Adanya rasa gatal
yang menggelitik
Good morning sign
Adanya nanah
awal miksi
Nyeri pada saat
miksi
Disuria (nyeri
waktu berkemih)
Peningkatan
frekuensi berkemih
Perasaan ingin
berkemih
Adanya sel-sel
darah putih dalam
urin
Nyeri punggung
bawah atau
suprapubic
Demam yang
disertai adanya
darah dalam urine
pada kasus yang
parah
Pielonefritis akut
Demam
Menggigil
Nyeri pinggang
Disuria
Diagnosa
Anamnesa : gejala. Kultur Urin
P. Penunjang :
Radiografi
Urinalisis
Voiding
Nitrites &
cystourethrog
leukocytes esterase
ram (VCUG)
(+) infeksi.
deteksi
Microscopic
vesicoreteral
hematuria acute
reflux.
cystitis.
USG
WBC cast infeksi
deteksi acute
renal.
pyelonephritis
.
Kultur Urin
Pengambilan sample
Midstream urine
sample
Catheterized
specimen
Penyimpanan
sample
Pendingin
Jika disimpan pd suhu
kamar >60 menit
pertumbuhan bakteri
kontaminan.
Interpretasi UTI
jika :
Kultur (+)
>100.000
koloni single
pathogen.
Kultur (+)
10.000 koloni +
gejala.
Pemeriksa
an
Keterangan
Anamnesis
Fisik
Febris
Nyeri tekan suprapubik
Nyeri ketok sudut kostovertebra
Penunjang
PEMERIKSAAN URIN
Urin dikatakan mengandung leukosit/piuria jika
secara mikroskopik didapat >10 leukosit per
mm3 atau >5 leukosit/LPB
Dikatakan bakteuria jika didapati > 105 CFU/ml
pada pengambilan contoh urin porsi tengah
Pada contoh pengambilan urin melalui aspirasi
suprapubik bakteuria jika > 103 CFU/ml
PEMERIKSAAN DARAH
Untuk mengungkapkan adanya proses
inflamasi/infeksi
Leukositosis, LED , sel-sel muda pada sediaan
Pemeriks
aan
Keterangan
Penunjan
g
PENCITRAAN
Foto polos abdomen : batu opak,
emphysematous pyelonephritis
Renal tomogram : batu opak/semi opak,
gas dalam ginjal
IVP : letak & derajat obtruksi, kelainan
kongenital/anatomis double collecting,
horse shoe kidney
Voiding sistouretrografi : vesiko ureteral
reflux, neurogenik bladder, divertikel buli,
urachus
USG : hidronefrosis, pionefrosis, perirenal
abses
CT SCAN
Pada ISK uncomplicated tidak perlu
pemeriksaan
Pada ISK complicated perlu pemeriksaan untuk
Manajemen
ISK
Keterangan
ISK bawah
ISK atas
ISK Berulang
Pengobatan 3 hari
Pengobatan gagal
Pengobatan berhasil
Infeksi kuman
resitensi
antimikroba
Infeksi kuman
peka antimikroba
Pencegahan
Untuk mencegah bekteriuria
dengan manifestasi klinis ISK : uji
saring bakteriuria asimtomatik yg
bersifat selektif
harus rutin dengan jadwal
tertentu oleh :
kelompok pasien hamil
pasien DM terutama wanita
paska transplantasi ginjal perempuan
& laki-laki
kateterisasi laki-laki dan perempuan
Komplikasi
Tergantung dari tipe ISK :
ISK sederhana (uncomplicated)
yaitu sistitis non-obstruksi dan bukan
perempuan hamil
penyakit ringan(self limites disease)
tidak menyebabkan akibat lanjut jangka
lama
Komplikasi
Basiluria asimtomatik (BAS) merupakan
resiko pielonefritis diikuti penurunan GFR
Komplikasi pd pasien DM :
Emphysematous cystitis
Disebabkan MO pembentuk gas (E.coli, Candida
spp, Clostridium) yg sangat intensif pada
parenkim ginjal dan jaringan nekrosis disertai
hematom yg luas
Pielonefritis emfisematosa
Sering disertai syok septik dan nefropati akut
vasomotor (AVH)
Abses perinefrik
Komplikasi pada pasien DM, nefrolithiasis,
obstruksi ureter