Anda di halaman 1dari 116

Pemicu 3 Blok Reproduksi

Frudensia Kristiana
405110031

LEARNING OBJECTIVE
1.
2.
3.
4.
5.

Kehamilan dengan Hipertensi


Kehamilan Dengan
Gangguan Hormon (DMG, Tyroid)
Kehamilan dengan Faktor Resiko yang lain
Ketuban Pecah Dini
Manajemen Persalinan Patologis (Malpresentasi, Ekstraksi Vacum, Seksio Sesaria)

LO 1 :
Kehamilan dengan Hipertensi

KLASIFIKASI

Klasifikasi
HIPERTENSI KRONIK:
timbul sebelum umur kehamilan 20mg atau pertama kali

didiagnosis stlh umur kehamilan 20mg dan hipertensi menetap


sampai 12 minggu pascapersalinan

PRE-EKLAMPSIA:
timbul sthl 20 mg kehamilan disertai proteinuria

EKLAMPSIA:
preeklampsia disertai kejang-kejang dan/ koma

HIPERTENSI KRONIK dgn SUPERIMPOSED

PREEKLAMSIA:

hipertensi kronik disertai tanda2 pre-eklampsia

HIPERTENSI GESTASIONAL: (transient hypertension)


hipertensi pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan

menghilang stlh 3bln pasca persalinan

Faktor Resiko
Primigravida, primipaternitas
Hiperplasentosis, ex :
Mola hidatidosa
Kehamilan multipel
DM
Hidrops fetalis
Bayi besar

Umur yang ekstrim


Riwayat preeklampsia/eklampsi
Penyakit2ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum

hamil
Obesitas
7

Patofisiologi Hipertensi
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Teori Kelainan Vaskularisasi Plasenta


Teori Iskemia Plasenta, Radikal Bebas, Dan
Disfungsi Endotel
Teori Intoleransi Imunologik antara Ibu dan Bayi
Teori Adaptasi Kardiovaskular Genetik
Teori Defisiensi Gizi
Teori Inflamasi

Patofisiologi Hipertensi
Teori kelainan vaskular plasenta
Invasi trofoblas ke dalam lapisan otot dilatasi

a.spiralis. penurunan tek darah peningkatan


aliran darah pada uroplasenta darah cukup
banyak remodeling arteri spiralis
Pada hipertensi, tidak terjadi invasi trofoblas,
sehingga kegagalan remodeling hipoksia dan
iskemi plasenta

Teori iskemia plasenta, radikal bebas, disfungsi

endotel:
Iskemi dan hipoksia menghasilkan oksidan hidroksil

yang sangat toksis.merusak membran sel yang


mengandung banyak asam lemak tak jenuh menjadi
peroksida lemak.merusak nukleus, protein sel endotel
Produksi oksidan yang bersifat toksis dapat diimbangi
dengan antioksi dan Peroksida lemak sebagai oksidan
pada hipertensi.
Antioksidan spt vit E pada hipertensi kehamilan menurun

dominasi kadar oksidan peroksida lemak yang tinggi merusak


sel endotel
11

Disfungsi endotel
Sel endotel terpapar peroksida lemak kerusakan sel

endotel gangguan fungsi endotel (disfungsi


endotel). Pada kerusakan ini akan terjadi:
Gangguan metabolisme prostaglandin
prostaglandin menurun
Agregasi sel trombosit pada daerah endotel yang
mengalami kerusakan
Perubahan khas pada glomerular endotheliosis
Peningkatan permeabilitas kapiler
Peningkatan faktor koagulasi
12

Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin


Primigravida memiliki resiko lebih besar terjadi

hipertensi dibanding multigravida


Ibu multipara yang kemudian menikah lagi
mempunyai resiko lebih besar dibandingkan
dengan suami sebelumnya
Seks oral mempunyai resiko lebih rendah
terjadinya hipertensi dalam kehamilan

13

Teori adaptasi kardiovaskular


Kehilangan daya refrakter terhadap bahan-bahan

vasokonstriksi terjadi peningkatan kepekaan terhadap


bahan-bahan vasopresor pembuluh darah mudah
vasokonstriksi hipertensi
Teori genetik
Genotip ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi

dalam kehamilan secara familial jika dibandingkan


dengan genotip janin

14

Teori defisiensi gizi


Diberikan banyak minyak ikan dan kalsium untuk

pencegahan hipertensi
Teori stimulus inflamasi
Lepasnya debris trofoblas dalam sirkulasi darah

merupakan rangsangan utama terjadinya inflamasi


Adanya debris trofoblas berlebihan mengakibatkan
aktivitas leukosit yang tinggi pada sirkulasi ibu

15

Perubahan Sistem Organ pada Preeklampsia


Volume
plasma

Hipovolemia & vasokonstriksi hipertensi

Hipertensi Pe reaktivitas vaskular pada mg ke-20, hipertensi pada


Trimester II
TD : > 140/90 mmHg
TD normal 2-3mg pasca persalinan
Fungsi
Ginjal

16

-Hipovolemia RBF oligouria / anuria


-Kerusakan sel glomerulus permeabilitas membran basalis
proteinuria
-Sel endotel glomerus bengkak disertai deposit fibrin
Glomerular capillary endotheliosis
-Nekrosis tubular ginjal GGA ireversibel
-Vasospasme p.d. kerusakan intrinsik jar. Ginjal
-Hipovolemia RBF filtrasi glomerulus as urat
serum (>5 mg/cc) & kreatinin ( >1mg/cc)

Perubahan Sistem Organ pada Preeklampsia


Elektrolit

Elektrolit menurun pd waktu hamil normal.


Pd preeklampsia kadar elektrolit total = hamil nomal,
kecuali bila diberi diuretikum banyak, restriksi konsumsi
garam atau pemberian cairan oksitosin (diuretik)
Preeklampsia berat yg mengalami hipoksia dpt
menimbulkan ggg keseimbangan asam basa.

Tekanan > Menurun karena kebocoran protein & peningkatan


osmotik permeabilitas vaskuler
dan koloid
Koagulasi

17

-Trombositopenia
- FDP
- antitrombin III
- fibronektin

Perubahan Sistem Organ pada Preeklampsia


Viskositas
darah

Viskositas darah resistensi perifer aliran darah ke


organ

Hematokrit

Hipovolemia Hematokrit
(menggambarkan beratnya preeklampsia)

Edema

Hipoalbuminemia / kerusakan endotel kapiler edema


60% pd kehamilan dg hipertensi
80% pd kehamilan dg hipertensi & proteinuria
Patologis jika :
-Edema pd muka & tangan / Edema generalisata
-Disertai kenaikan BB yg cepat

Paru

Edema paru e.c. payah jantung, kerusakan endotel kapiler


paru & menurunnya diuresis

Hematologik -Peningkatan hematokrit & viskositas darah


-Trombositopenia
-Gejala hemolisis mikroangiopatik
18

Perubahan Sistem Organ pada Preeklampsia


Hepar

Neurologik

Kardiovaskular

Vasospasme & iskemia nekrosis sel hepar


Perdarahan subkapsular hematoma

-Hiperperfusi otak nyeri kepala


-Spasme & edema retina gangguan visus
-Hiperrefleksi
-Kejang ( e.c. edema, vasospasme dan iskemia serebri)
-Perdarahan intrakranial
cardiac afterload e.c. hipertensi
cardiac preload e.c. hipovolemia

-Intrauterin Growth Restriction & Oligohidramnion


Janin
morbiditas dan -Prematuritas
-Solusio plasenta
mortalitas

19

Pencegahan Preeklampsia - Nonmedical


Tirah baring
Diet suplemen yg mengandung:
Minyak ikan yg kaya dg asam lemak tdk jenuh (omega-3

PUFA)
Antioksidan (vit C, E, -karoten, CoQ10 N-Asetilsistein,
as.lipoik)
Elemen logam berat (zinc, magnesium, kalsium)

20

Pencegahan Preeklampsia - Medikal


Kalsium 1500-2000 mg/hari sbg suplemen pd

resiko tinggi preeklampsia


Zinc 200 mg/hari, magnesium 365 mg/hari.
Obat antitrombik (aspirin dosis rendah dibawah 100
mg/ hari atau dipiridamole)
Obat antioksidan

21

Preeklampsia
Hipertensi yang timbul > 20 minggu kehamilan dan proteinuria
Dibagi menjadi preeklampsia ringan dan preeklampsia berat
Urutan gejala pada preeklamsia : edema, hipertensi dan proteinuria.
Bila gejala-gejala ini timbul tidak dalam urutan diatas, dianggap bukan preeklampsia

22

23

Preeklampsia Ringan
Definisi : suatu sindroma spesifik dengan menurunnya perfusi organ
yang berakibat terjadinya vasospasme pembuluh darah dan aktivasi
endotel

24

Diagnosis
Ditegakkan berdasar timbulnya hipertensi disertai

proteinuria dan/edema setelah kehamilan 20 minggu


Hipertensi 140/90 mmHg
Proteinuria 300 mg/24 jam atau 1 + dipstik
Edema : edema lokal tidak dimasukkan dalam kriteria

preeklampsia, kecuali edema pada lengan, muka dan


perut, edema generalisata

25

Tujuan Umum Perawatan


Mencegah perdarahan intrakranial & kejang
Mencegah gangguan fungsi organ vital
Melahirkan bayi sehat

26

Rawat jalan

Rawat Inap

Banyak istirahat

Bila perbaikan TD &

Tidur miring < tekanan pd

proteinuria selama 2mg


dan adanya >1 tanda
preeklampsia berat
Anamnesis, pemeriksaan
fisik dan laboratorium
Pemeriksaan janin :
pertumbuhan dan jumlah
cairan amnion

V.cava Inferior
Cukup protein, rendah KH,
lemak & garam (2g/hari )
secukupnya
Tidak diberikan obat2an
diuretik, atihipertensi dan
sedatif
Pemeriksaan rutin Hb, Ht, faal
hati & ginjal, urinalisa
27

Perawatan Obstetrik : Sikap thp


Kehamilan
*Kehamilan preterm : 22-37 minggu - Williams
Preterm (<37 mg)
Bila normotensif, persalinan ditunggu sampai aterm
Aterm (>37 mg)
Persalinan ditunggu sampai onset persalinan
Dipertimbangkan untuk melakukan induksi pada
taksiran tanggal persalinan
Persalinan spontan / memperpendek kala II

28

Preeklampsia Berat
Definisi : preeklampsia dengan TD sistolik 160 mmHg dan
diastolik 110 mmHg disertai proteinuria > 5g/24 jam

29

Diagnosis
TD sistolik 160 mmHg & diastolik 110 mmHg. TD

tdk turun meskipun ibu sdh dirawat di RS & sdh


menjalani tirah baring.
Proteinuria > 5g/24 jam atau 4 + dlm pemeriksaan
kualitatif.
Oligouria, produksi urin < 500 cc/24 jam.
Kenaikan kadar kreatinin plasma
Ggg visus & serebral : penurunan kesadaran, nyeri
kepala, skomata & pandangan kabur.

30

Diagnosis
Nyeri epigastrium atau nyeri pd kuadran kanan atas

abdomen.
Edema paru2 & sianosis
Hemolisis mikrangiopati
Trombositopenia berat < 100.000 sel/mm3 atau
penurunan trombosit dg cepat.
Ggg fx hepar (kerusakan hepatoseluler): peningkatan
kadar alanin & aspartate aminotransferase
Pertumbuhan janin intrauterine yg terhambat.
Sindrom HELLP
31

Pembagian Preeklampsia Berat


Preeklampsia berat tanpa impending eclampsia
Preeklampsia berat dengan impending eclampsia

(preeklampsia berat disertai gejala2 subjektif : nyeri


kepala hebat, ggg visus, muntah2 neri epigastrium &
kenaikan progresif TD)

32

Perawatan & Pengobatan


Preklamsia Berat
Pencegahan kejang
Pengobatan HT
Pengelolaan cairan
Pelayanan suportif thp penyulit organ yang terlibat
Saat yang tepat untuk persalinan

33

Eklampsia
Definisi : preeklampsia yang disertai dengan kejangkejang atau koma

34

Gambaran Klinik
Nyeri kepala hebat pada bagian depan atau belakang kepala

dan peningkatan tekanan darah yang abnormal


Gangguan penglihatan : melihat kilatan-kilatan cahaya,
pandangan kabur, dan terkadang bisa terjadi kebutaan
sementara
Iritabel : merasa gelisah dan tidak bisa bertoleransi dengan
suara berisik atau gangguan lainnya
Nyeri perut : bagian ulu hati yang kadang disertai dengan
muntah
Tanda-tanda umum pre eklampsia (hipertensi, edema, dan
proteinuria)
Kejang-kejang dan atau koma
35

Diagnosis Banding
Pendarahan otak
Hipertensi
Lesi otak
Kelainan metabolik
Meningitis
Epilepsis iatrogenik

36

Penatalaksanaan
Airway Breathing Circulation
Mengatasi dan mengobati kejang
Magnesium sulfat, triopental, diazepam

Perawatan pada waktu kejang :


Dirawat yang cukup terang, dibaringkan di tempat tidur

yang lebar dan rail tempat tidur dipasang kuat, masukkan


sudap lidah, kepala dirandahkan dan daerah orofaring
dihisap, bila penderita selesai kejang segera beri oksigen

37

Penatalaksanaan
Perawatan koma :
Diusahakan jalan napas agar tetap terbuka
Semua benda yang ada di dalam rongga mulut dan

tenggorakan, baik berupa lendir maupun sisa makanan


harus diisap secara intermiten
Melakukan pencegahan dekubitus
Pemberian makanan dapat melalui NGT

38

Penatalaksanaan
Perawatan edema paru :
Dirawat di ICU karena membutuhkan animasi dengan

respirator
Pengobatan obstetrik
Semua kehamilan dengan eklampsia harus diakhiri
Persalinan diakhiri bila sudah mencapai stabilisasi

hemodinamika dan metabolisme ibu

39

Prognosis
Bila tidak telambat dalam pengobatan, maka gejala

perbaikan akan tampak jelas setelah kehamilan


diakhiri
Diuresis akan terjadi 12 jam setelah persalinan
Tekanan darah kembali normal dalam beberapa jam
kemudian
Eklampsia tidak mempengaruhi kehamilan berikutnya,
kecuali pada ibu yang sudah mempunyai hipertensi
kronik
Prognosis janin buruk
40

Sindroma HELLP
Definisi : Preeklampsia-eklampsia disertai timbulnya hemolisis, peningkatan enzim hepar, disfungsi

hepar, dan trombositopenia


H : Hemolysis
EL : Elevated Liver Enzyme
LP : Low Platelet Count

41

Diagnosis
Didahului tanda & gejala tidak khas : malaise, lemah,

sakit kepala, mual dan muntah


Adanya tanda dan gejala preeklampsia
Tanda2 hemolisis intravaskular : LDH, AST, bilirubin
indirek
Tanda kerusakan hepatosit hepar : ALT, AST, LDH
Trombositopenia, trombosit < 150.000/ml
Keluhan nyeri RUQ abdomen

42

Klasifikasi
Berdasarkan kadar trombosit (Klasifikasi Mississippi)

43

Klas I

Klas II

Klas III

Kadar trombosit (/ml)

50000

> 50000 100000

> 100000 150000

LDH (IU/l)

600

600

600

AST dan/atau ALT (IU/l)

40

40

40

DD
Trombotik angiopati
Kelainan konsumtif fibrinogen, ex :
Acute fatty liver of pregnancy
Hipovolemia berat/perdarahan berat
sepsis

Kelainan jar.ikat : SLE


Penyakit ginjal primer

44

Terapi Medikamentosa
Mengikuti terapi preeklampsia-eklampsia + monitor

ketat trombosit tiap 12 jam

Trombosit < 50000/ml atau ada tanda koagulopati

konsumtif periksa waktu protombin, waktu


tromboplastin parsial, dan fibrinogen
Pemberian dexamethasone antepartum
Trombosit < 100000/ml atau 100000 150000/ml +
tanda2 eklampsia, hipertensi berat, nyeri epigastrium
diberi dexamethason 10 mg i.v. / 12 jam
Trombosit > 100000/ml + penurunan LDH + perbaikan
gejala2 terapi deksametason dihentikan
Trombosit < 50000/ml tranfusi trombosit
45

Prognosis
Kematian ibu bersalin cukup tinggi yaitu 24%
Penyebab : kegagalan kardiopulmonar, gangguan

pembekuan darah, perdarahan otak, ruptur hepar, dan


kegagalan organ multipel
Kematian perinatal cukup tinggi, terutama karena
persalinan preterm

46

Hipertensi Kronik
Hipertensi yang didapatkan sebelum timbulnya kehamilan
Timbul apabila tekanan darah sistolik 140 mmhg, diastolik 90 mmHg

sebelum umur kehamilan 20 minggu

47

Etiologi
Primer
Idiopatik : 90%

Sekunder
10%, berhubungan dengan penyakit ginjal, vaskular

kolagen, endokrin dan pembuluh darah

48

49

Diagnosis
Bila didapatkan hipertensi yang telah timbul sebelum

kehamilan atau < 20 minggu


Ciri-ciri :

Umur ibu > 35 tahun


TD sangat tinggi
Umumnya multipara
Umumnya ditemukan penyakit DM, kelainan jantung,

ginjal
Obesitas
Penggunaan obat-obat antihipertensi sebelum kehamilan
Hipertensi yang menetap pasca kehamilan
50

Dampak Hipertensi Kronik


Bagi ibu
Bila pasien mendapat terapi dan hipertensi terkendali

tidak berpengaruh buruk pada kehamilan


Tapi punya risiko terjadinya solusio plasenta,
superimposed pre-eklamsia
Hipertensi kronik yang diperberat oleh kehamilan akan
memberi tanda :

Kenaikan mendadak TD kemudian proteinuria


Tekanan darah > 200 mmhg/ > 130 mmhg dengan akibat segera

terjadi oliguria dan gangguan ginjal

Penyulit :
Solutio plasenta : risiko terjadinya 2-3x
Superimposed preeklamsia
51

Dampak Hipertensi Kronik


Bagi janin :
Pertumbuhan terhambat atau fetal growth restriction,

intrauterine growth restriction (IUGR)


Insiden fetal growth restriction berbanding langsung
dengan derajat hipertensi yang disebabkan perfusi
uteroplasenta insufisiensi plasenta
Risiko pe persalinan preterm

52

Pemeriksaan Penunjang
ECG (ekokardiograf)
Pemeriksaan mata
Usg ginjal
Fungsi ginjal
Fungsi hepar
Hb
Hematokrit
Trombosit

53

Pemeriksaan Pada Janin


USG
Bila dicurigai IUGR(Intrauterine Growth Retardation)
NST
Profil biofisik

54

Penatalaksanaan
Untuk mencegah hipertensi yang ringan menjadi berat dapat

dilakukan dengan :

Perubahan pola hidup :


Diet,

Merokok, alkohol, Substance abuse


Antihipertensi
Pada hipertensi kronik berat umumnya hanya memperhatikan

keselamatan ibu dibanding status kehamilan guna mencegah :


CVA
Infark miokard
Disfungsi jantung & ginjal

Antihipertensi diberikan :
Sedini mungkin pada batas hipertensi stage 1 yaitu 140 mmhg/ 90

mmhg
Jika terjadi disfungsi end organ
55

Antihipertensi
-metildopa
Suatu 2 reseptor agonis ]
Dosis awal 500 mg 3x/hari, maks 3gr/hari

Calsium channel blockers


Nifedipin : dosis bervariasi antara 30-90 mg/hari

Diuretik tiazid
Tidak diberikan karena akan menggangu volume plasma

ganggu aliran darah uteroplasenta

56

Perubahan Sistem dan Organ Pada


Kehamilan Dengan Hipertensi
Volume plasma

Edema

Hipertensi

Hematologik

Fungsi ginjal

Hepar

Elektrolit

Neurologik

Tekanan osmotik koloid

Kardiovaskular

plasma/tekanan onkotik
Koagulasi dan
fibrinolisis
Viskositas darah
Hematokrit
57

Paru
Janin

LO 2 :
Kehamilan Dengan
Gangguan Hormon

Penyakit endokrin pada kehamilan yang paling umum dijumpai :


Diabetes Meliitus Gestasional
Tyroid

58

Diabetes Mellitus Gestasional


Diabetes pada kehamilan dibedakan dua kategori, yaitu:
Wanita yang sudah terkena diabetes sejak sebelum hamil maupun diabetes yang disebabkan

kehamilan (Diabetes Gestasional)


Ketika hamil, gula darah memang cenderung meningkat, tapi umumnya akan kembali normal
setelah melahirkan.

59

Epidemiologi
CDC wanita hamil yang menyandang diabetes sejak

sebelum hamil (pre-gestasional diabetes) berisiko 3-4 kali


lebih tinggi memiliki bayi yang terlahir dengan kelainan
atau kecacatan.
DMGbiasanya terjadi pada minggu ke-24 sampai ke-28
masa kehamilan.
Menurut penelitian sekitar 40-60 % ibu yang mengalami
DM pada kehamilan dapat berlanjut mengidap DM setelah
persalinan.
Wanita yang lahir di Asia Selatan cenderung 4x lebih
berisiko mengalami gestational diabetes dibandingkan
wanita yang lahir di Australia.
60

Faktor Resiko
Riwayat keguguran berulang
Pernah melahirkan bayi yang beratnya sama dengan

atau melebihi 4000 g


Pernah mengalami preeklamsia (keracunan kehamilan)
Pernah melahirkan bayi mati tanpa sebab yang jelas
atau bayi dengan cacat bawaan.
Usia ibu hamil yang melebihi 30 tahun
Riwayat DM dalam keluarga
Pernah mengalami DMG pada kehamilan sebelumnya.

61

Pengaruh terhadap
kehamilan

Pengaruh terhadap
persalinan

Abortus dan partus

Inersia Uteri dan atonia

prematurius
hidramnion
Pre-eklampsia
Kesalahan letak janin
Insufisiensi plasenta

62

uteri
Distosia karena janin
Kelahiran mati
Persalinan lebih sering
ditolong secara operatif
Angka kejadian
perdarahan dan infeksi
tinggi
Morbiditas dan mortalitas
ibu tinggi

Pengaruh terhadap Janin

Pengaruh terhadap nifas

Hambatan pertumbuhan

Luka luka jalan lahir

Karena timbul kelainan pada

pembuluh darah ibu dan perubahan


metabolik selama masa kehamilan.
Makrosomia
Bayi pada waktu lahir besar akibat

penumpukan lemak di bawah kulit.


Cacat bawaan karena diabetes

mellitus yang tidak diobati waktu


kehamilan.
Meningkatnya kadar bilirubin bayi

serta gangguan napas dan kelainan


jantung.
63

sulit sembuh
Perdarahan dan infeksi
puerperal lebih tinggi

Diabetes Melitus Gestasional


Patofisiologi

Kehamilan

Plasenta melakukan sekresi hormon diabetogenik :


Hormon pertumbuhan (growth hormon)
Corticotropin releasing hormon
Placental lactogen
Progesteron

Resistensi Insulin

Jika fungsi pankreas tidak cukup untuk mengatasi keadaan ini

Diabetes Melitus Gestasional


64

65

Diagnosis
Anamnesis :
Riwayat persalinan yg lalu: abortus, partus prematurus,

kematian janin dan anak besar.


Riwayat keluarga
Keluhan sekarang: trias poliuri, polifagi, pernah berobat
sakit gula pada dokter
Pemeriksaan:
Pemeriksaan urin
Pemeriksaan kadar gula darah puasa, dan post prandiol
TTG
Nilai K

66

KRITERIA HASIL ABNORMAL setelah


pemberian 100 gr glukosa pada wanita hamil
Darah

NDDG (mg/dL)

Carpenter Cousan (mg/dL)

Puasa

105

95

1 jam

190

180

2 jam

165

155

3 jam

145

140

Diagnosis DM apabila ada 2 atau lebih nilai


abnormal.
Diagnosis yang praktis: 75 g glukosa dan
bila ditemukan >140 mg/dlDM
67
GESTASIONAL

WHO
Tes Toleransi Glukosa Oral 75 gram
Kriteria : 126mg/dl dan dua jam pasca beban

200mg/dl atau toleransi glukosa terganggu


GLUKOSA PLASMA PUASA

(mg/dl)

normal

<110

Glukosa puasa terganggu

110 - 126

DM

126

GLUKOSA PLASMA 2 JAM SETELAH PEMBERIAN 75 gr glukosa

68

Normal

<140

Toleransi glukosa terganggu

140 - 200

DM

200

Pemeriksaan Reduksi Urine


Merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin yang

selalu dilakukan di klinik.


Hasil yang (+) menunjukkan adanya glukosuria.
Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes
skrining, bukan untuk menegakkan diagnosis
Nilai (+) sampai (++++)
Reduksi (+): masih mungkin oleh sebab lain, seperti:

renal glukosuria, obat-obatan, dan lainnya


Reduksi (++) kemungkinan KGD: 200 300 mg%
Reduksi (+++) kemungkinan KGD: 300 400 mg%
Reduksi (++++) kemungkinan KGD: > 400 mg%
69

Tata Laksana
Mempertahankan konsentrasi gula darah <95 mg/dL

sebelum makan dan <140 dan120mg/dl satu atau 2 jam


setelah makan.
Batasi asupan KH 40-50%, protein 20%, lemak 30-40%.
Kenaikan BB 11-12,5kg.
Olahraga teratur memperbaiki kontrol gula darah.
Bila kadar gula darah puasa < 130 mg/dl DIET : jumlah
kalori sebesar 35 kal/kg berat badan ideal + 300 kal,
Protein sebesar 1-1,5 g.
Bila kadar gula darah puasa > 130 mg/dl perencanaan
makan + insulin
70

Pemberian Insulin
Insulin: dapat menurunkan makrosomia janin dan

morbiditas perinatal.
Sebagai alternatif : metformin dan sulfonylurea dapat
dipakai untuk mengendalikan gula darah.

71

Penatalaksanaan Obstetrik
Kehamilan Dengan
DM
DM

72

Persalinan
Penyakit tidak berat dan pengobatan/diet dapat

mengontrol penyakit dengan baik- persalinan biasa


DM agak berat dan perlu insulin, induksi persalinan
lebih dini, kehamilan minggu 36-38
DM agak berat, riwayat kematian janin, C-section mg
37 kehamilan
DM berat +komplikasi
(preeklampsia,hidramnion,dsb),riwayat persalinan
buruk, induksi persalinan atau C-section lebih dini
Dlm pengawasan persalinan, monitor janin.
73

Pengelolaan Pasca Pertsalinan


Jarang memerlukan insulin
Periksa kadar glukosa darah sblm meninggalkan RS

dan 2 jam pascaprandial


6 minggu pascapersalinan tes toleransi glukosa
Skrining diabetes
Pemberian ASI
Kontrasepsi karena resiko kehamilan berikutnya
Obesitas penurunan BB

74

Prognosis
Bila ditolong oleh orang yang berkompeten baik
DM berat dan lama +kompliksai buruk
Prognosis bayi jelek, faktor-faktor yang

meningkatkan morbiditas dan mortalitas:


Berat dan lamanya sakit dan adanya asetonuria
Insufisiensi plasenta
Komplikasi dan distosia plasenta
RSS
Prematuritas dan cacat bawaan
Angka kematian 10-15%
75

Komplikasi DMG
Maternal :
Infeksi saluran kemih
Hidramnion
Hipertensi kronik
Preeklampsia
Kematian ibu

Fetal :
Abortus spontan
Kelainan kongenital
Insufisiensi plasenta
Makrosomia
Kematian intrauterin

76

Neonatal :
Prematuritas
Kematian intrauterin
Kematian neonatal
Trauma lahir
Hipoglikemia
Hipomagnesemia
Hipokalsemia
Hiperbilirubinemia
Sindrom gawat napas
Polisitemia

Komplikasi jika DMG tidak diobati


Keadaan gula darah ibu hamil yang tinggi

(hiperglikemia) yang dapat menimbulkan risiko pada


ibu dan juga janin.
Menimbulkan risiko terjadinya penyulit kehamilan
berupa preeklamsi, cairan ketuban yang berlebihan,
dan infeksi saluran kemih.

77

Tyroid
Hipertroid
Hipotiroid

78

Hipertiroid Definisi & Epidemiologi


Kelainan kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid

yang berlebihan dari kebutuhan tubuh


Insiden kehamilan dengan gejala klinik tirotoksikosis
atau hipertiroidisme adalah 1 : 2.000 kehamilan.

79

1.

Patofisiologi

2.

80

Peningkatan TBG

Peningkatan konsentrasi hCG


Peningkatan konsentrasi hCG

Merangsang kelenjar tiroid

Peningkatan sintesis hormon tiroid

Hipertiroid

Estrogen selama kehamilan

Peningkatan TBG (2 x normal)

Peningkatan ikatan tiroksin

Mekanisme umpan balik pelepasan TSH

Total T4 dengan FT4 normal

Penyebab

Gejala

Tanda

Lab

Graves disease

Intoleransi
panas
BB menurun
Palpitasi
Berkeringat

Takikardi >100
curah jantung
tekanan nadi
Oftalmiopati
Dermopati

T4 dan
FT4
TSH
(+) anti tiroid
antibodi

Hiperemesis
gravidarum

Mual muntah
hebat
BB

Dehidrasi

T4,FT4 normal
atau sedikit
TSH normal
Gangguan
elektrolit

Mola hidatidosa

Mual/muntah
Perdarahan
trimester I

Toksemia
T4, FT4
perkembangan TSH
bayi
bhCG

81

Penatalaksanaan Hipertiroid
Dosis

Efek / Komplikasi

Pengawasan

Thionamides
Propylthiouracil
(PTU)

Methimazole
(Tapazole)

100 - 150 mg tiap 8 jam

Ibu
Skin rash
Agranulositosis (0.5%)
Hepatitis TFT

Tiap 4 minggu dan


menyesuaikan dengan
terapi anti-tiroid

10-15 mg tiap 8 jam Fetus Fetus


Hipotiroid

Adrenergic Blockers
Propranolol (Inderal)

20 - 40 mg tiap 6 jam

Atenolol (Tenormin)

50 - 100 mg tiap hari

Fetus
Intrauterine growth
retaration
Respiratory distress
Bradikardi
Hipoglikemia
Hipoterimia

Denyut Jantung

Pembedahan
Thyroidectomy
82

Ibu
Keguguran
Hipoparatiroid
Paralysis nervus laringeus

Sca++
TFTs

Komplikasi Hipertiroid
Maternal

Fetus

Resiko kelahiran

Goiter tirotoksikosis

prematur, keguguran
spontan
Tidak mendapat
terapi/menetap meskipun
terapi telah diberikan
Pre-eklampsia
kegagalan jantung
Keadaan perinatal yang

buruk
83

pada janin/bayi baru


lahir transfer thyroidstimulating Ig melalui
plasenta : janin dalam
keadaan nonimmune
hydrops/ meninggal
Goiter hipotiroid
Hipotiroidism tanpa
goiter

Hipotiroid

84

Penyebab

Diagnosis

Rusaknya kelenjar tiroid

Kadar Tiroksin (T4)

o.k autoantibodi
(antithyroid peroxidase)
Tirotoksikosis graves

bebas yang rendah


Kadar tirotropin yang
meningkat

Efek Hipotiroid pada Hasil Akhir


Kehamilan
Menghambat perkembangan neurofisiologik janin
Bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan kadar T4 <10

persentil beresiko terjadinya ketidakseimbangan


psikomotor
Persalinan prematur
Solusio plasenta
Perawatan bayi di NICU

85

Hipotiroid
Hipotiroid kongenital
Insiden : 1 di antara 4.000-7.000 bayi
75 % bayi dengan hipotiroid memiliki kondisi agenesis

kelenjar tiroid atau dishormonogenesis sedangkan 10%


lainnya menderita hipotiroid transien.
Terapi : Pengganti tiroksin secara dini dan agresif
kecuali pada yang menderita hipotiroid kongenital
yang berat.

86

LO 3 :
Kehamilan dengan Faktor Resiko
yang lain

87

UMUR
Kehamilan Remaja :
< 18 tahun memiliki resiko kehamilan dan persalinan

yang tinggi
Pasien sering anemia dan BBLR oleh karena :
Status sosial ekonomi rendah
Pendidikan kurang
Nutrisi yang buruk
Akses pelayanan antenatal kurang
Penyalah guna obat

88

Kehamilan Pada Usia TUA :


Primigravida Tua memiliki resiko kehamilan dan

persalinan tinggi oleh karena :


Hipertensi esensial
Diabetes Gestasional
Perdarahan antepartum
Sindrome Downs

89

Merokok :
Wanita hamil tidak boleh merokok, dapat menyebakan:
Abortus
Berat anak 150 300 g kurang dari normal
Kematian perinatal sedikit meningkat
Cheilopalatoschizis

90

LO 4 :
KETUBAN PECAH DINI
Keadaan pecahnya selaput ketuban dengan pembukaan serviks < 5 cm

sebelum persalinan.
Bila Ketuban Pecah Dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut
Ketuban Pecah Dini premature.

91

Sumber : Ilmu Kebidanan ed.IV 2011

Mekanisme KPD
Disebabkan oleh kontraksi uterus dan peregangan

berulang.
Pada daerah tertentu terjadi perubahan biokimia
yang menyebabkan selaput ketuban inferior rapuh.
Gerakan janin

92

Faktor Resiko KPD


Berkurangnya asam askorbik sebagai komponen

kolagen
Kekurangan tembaga dan asam askorbik yang
berakibat pertumbuhan struktur abnormal karena
antara lain merokok
Degradasi kolagen dimediasi oleh matriks

metaloproteinase yang dihambat inhibitor jaringan


spesifik & inhibitor protease.

93

Komplikasi KPD
Persalinan premature
Setelah ketuban pecah biasanya segera disusul oleh persalinan

Infeksi
Pada ibu bisa terjadi Korioamnionitis pada bayi

Hipoksia dan Asfiksia


Pecahnya ketuban dapat terjadi oligohidaramnion yang

menekan tali pusat hingga terjadi asfiksia dan hipoksia


Sindrom Deformitas Janin
Ketuban Pecah Dini yang terlalu dini menyebabkan

pertumbuhan janin terhambat, kalinan kompresi muka dan


anggota badan janin, serta hipoplasi pulmonal
94

Diagnosis KPD
Tentukan pecahnya selaput ketuban, dengan ada cairan

di vagina
Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes
lakmus merah menjadi biru
Tentukan ada infeksi atau tidak
suhu ibu > 38C air
ketuban keruh dan berbau
Leukosit darah > 15.000/mm

95

Tata Laksana KPD


Tentukan diagnosis
Tentukan umur kehamilan
Evaluasi ada tidaknya infeksi maternal ataupun infeksi janin
Apakah dalam keadaan inpartu, terdapat kegawatan janin
Pemeriksaan pH vagina perempuan hamil sekitar 4,5; bila ada

cairan ketuban, pH menjadi skitar 7,1-7,3


Pemeriksaan USG untuk mengetahui KPD dengan adanya
oligohidroamnion
Penderita kemungkinan KPD harus segera masuk rumah sakit
Bila KPD pada kehamilan premature diperlukan penatalaksanaan
komprehensif
96

Tata Laksana KPD - Konservatif


Rawat di rumah sakit berikan AB (ampisilin 4 x 500 mg atau

eritromisin bila tidak tahan ampicilin, metronidazol 2 x 500 mg


slama 7 hari)
Umur kehamilan < 32 34 minggu, dirawat selama air ketuban
masih keluar, atau sampai air ketuban tidak keluar lagi
Umur kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi,
tes busa negatif beri Deksametason
Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada
infeksi, berikan tokolitik (Sabutamol), deksametason
Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotik
dan lakukan induksi
Pada usia kehamilan 32-37 minggu berikan steroid untuk
memacu kematangan paru janin, dan bila memungkinan periksa
kadar lesitin dan spingomilelin tiap minggu
97

Tata Laksana KPD - Aktif


Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan Oksitosin.

Gagal seksio sesarea


Dapat diberikan Misoprostol 25 g 50 g
intravaginal tiap 6 jam maks 4x
Bila ada tanda-tanda infeksi AB dosis tinggi &
persalinan diakhiri

98

LO 5 :
Manajemen Persalinan Patologis
Malpresentasi
Ekstrasi Vakum
Seksio Sesaria

99

Malpresentasi
Normoposisi presentasi blkg kepala dgn ubun2 kcl di segmen dpn
Malposisi presentasi blkg kepala dgn ubun2 kcl tdk di segmen dpn
Malpresentasi Presentasi yg bkn presentasi blkg kepala

100

Presentasi Dahi
Umumnya kedudukan

sementara (sbgn bsr)


presentasi muka/ blkg kepala
Penyebabnya CPD, janin besar,
anensefal,tumor didaerah
leher,multiparitas
Diagnosis Px dlm
diraba sutura frontalis, pangkal

hidung & ling orbita.


Mulut dan dagu tdk dpt diraba.

101

Presentasi Muka
Teraba muka, mulut ,

hidung dan pipi


Etiologi: panggul
sempit,janin
besar,multiparitas,
anensefal,tumor
dileher,lilitan talipusat
Dagu titik acuan, shg
ada presentasi muka dgn
dagu anterior dan
posterior
102

Presentasi Ganda
Bila ekstremitas (bag

kecil janin) prolaps


disamping bag terendah
janin
Koreksi Knee Chest
Position dorong bag
yg prolaps ke atas, pd
saat kontraksi masukkan
kepala memasuki pelvis.
Bila koreksi tdk berhasil
SC
103

Presentasi Bokong
Bila bokong merupakan bag terendah janin
3 macam presentasi bokong:
complete breech (bokong sempurna),
Frank breech (bokong murni)
footling breech (presentasi kaki)

Etiologi: multiparitas,
hamil kembar,
hidramnion,
hidrosefal,
plasenta previa
104

Malposisi
Oksiput Post oksiput di daerah posterior dari

diameter transversal pelvis


Rotasi spontan tjd pd 90% kasus.
Persalinan yg tggg tjd bila kepala janin tdk rotasi atau
turun (Positio Occipito Post Persistens)
Pd persalinan dpt tjd robekan perineum yg luas/ tdk
teratur

105

Versi
Prosedur untuk melakukan perubahan presentasi janin

melalui manipulasi fisik dari satu kutub ke kutub lain


yg lbh menguntungkan bagi blgsgnya proses
persalinan pervaginam dgn baik

106

Klasifikasi
Berdasarkan arah pemutaran
Versi Sepalik : merubah bag terendah janin mjd

presentasi kepala
Versi Podalik : merubah bag terendah janin mjd
presentasi bokong
Berdasarkan cara pemutaran
Versi luar (external version)
Versi internal ( internal version)
Versi Bipolar ( Braxton Hicks version)

107

Versi Luar (External Version)

108

Versi Internal

109

EKSTRAKSI VAKUM
Suatu persalinan buatan di mana janin dilahirkan dengan
ekstraksi tenaga negatif (vakum) pada kepalanya
Alat ini dinamakan ekstraktor vakum atau ventouse

110

Sumber : Ilmu Bedah Kebidanan 2010

INDIKASI
EKSTRAKSI VAKUM

KONTRA INDIKASI
EKSTRAKSI VAKUM

Ibu

Ibu

Untuk memperpendek

kala II, misalnya :


Penyakit jantung

kompensata
Penyakit paru-paru
fibrotik

Waktu : kala II yang

memanjang

Janin
Gawat janin
111

Ruptura uteri membakat


Pada penyakit dimana ibu

tidak boleh mengejan, ex :


payah jantung,
preeklampsia berat
Janin
Malpresentasi
After coming head
Janin preterm

SYARAT EKSTRAKSI VAKUM


Syarat-syarat ekstraksi vakum sama dengan ekstraksi

cunam, namun disini lebih luas :


Pembukaan > 7 cm (hanya pada multigravida)
Penurunan kepala janin boleh pada hogde II

Harus ada kontraksi rahim dan ada tenaga mengejan

112

KOMPLIKASI EKSTRAKSI VAKUM


Ibu
Perdarahan
Trauma jalan lahir
Infeksi

Janin
Ekskoriasi kulit kepala
Sefalhematoma
Subgaleal hematoma. Hematoma ini cepat diresorbsi

tubuh janin. Janin yang fungsi hepar belum matur


ikterus neonatorum yang agak berat
Nekrosis kulit kepala (scalpnecrosis) alloplesia
113

SEKSIO SESAREA
Suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu
insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim
dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram

114

Sumber : Ilmu Bedah Kebidanan 2010

INDIKASI SEKSIO SESAREA


Ibu :
Panggul sempit absolute

Kelainan letak

Tumor-tumor jalan lahir

Gawat janin

yang menimbulkan
obstruksi
Stenosis serviks/vagina
Plasenta previa
Disproporsi
sefalopelvik
Ruptura uteri membakat

115

Janin :

Pada umumnya seksio

sesarea tidak dilakukan


pada :
Janin mati
Syok, anemia berat,

sebelum diatasi
Kelainan kongenital
berat

Kontraindikasi SEKSIO SESAREA


Ibu
Ruptura uteri membakat
Pada penyakit dimana ibu tidak boleh mengejan, ex :

payah jantung, preeklampsia berat


Janin
Letak muka
After coming head
Janin preterm

116

Anda mungkin juga menyukai