STANDAR PELAYANAN PROFESI C PDF
STANDAR PELAYANAN PROFESI C PDF
EDITOR
EDISI I 2002
(Revisi 2003)
EDITOR
ii
KATA PENGANTAR
Persatuan Dokler Spesialis Bedah Umum Indonesia (PABI) sebagai organisasi
profesi dokter bidang pembedahan secara mandiri dengan penuh tanggung jawab menyusun
dan menerbitkan buku Standar Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia
bagi para anggotanya.
Standar Pelayanan Profesi ini disusun melalui kesepakatan dan kajian menyeluruh
pelayanan medis bedah di Indonesia oleh para Dokter Spesialis Bedah Umum maupun para
Dokter Konsultan Bedah Digestif, Bedah Anak. Bedah Onkologi, Bedah Kepala dan Leher.
Bedah Toraks Kardiovaskular. Bedah Vascular, Bedah Ortopedi, Urologi, Bedah Plastik,
Bedah Saraf. yang mempunyai itikat baik atas dasar kesejawatan. saling menghormati dan
bekerjasama menuju masa depan penjagaan mutu serta peningkatan mutu pelayanan
kesehatan.
Dokter Spesialis Bedah Umum dalam melaksanakan kegiatan keahliannya dan atau
kewenangannya sesuai dengan substansi yang tercantum didalam Piagam Atlantik 1942,
Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa 1945, Deklarasi Hak Asasi Manusia Se Dunia 1948 dan
UU Kesehatan No. 23 tahun 1992, wajib hukumnya untuk mematuhi standar pelayanan
profesi. Dasar kewenangan ini tertulis didalam katalog Program Studi Ilmu Bedah 1997.
Standar- pelayanan profesi ini merupakan pedoman atau acuan bagi para Dokter
Spesialis Bedah Umum didalam menjalankan profesinya dengan tujuan menjaga mutu
pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta melindungi Dokter Spesialis Bedah Umum
didalam menjalankan profesinya.
Wewenang untuk menentukan jenis pelayanan didalam suatu kegiatan profesi
merupakan tanggung-jawab profesi itu sendiri, maka telah disusun standar pelayanan profesi
oleh Tim Penyusun buku ini dari PABI. Pedoman atau acuan yang terdapat di dalam buku ini
dapat dipakai secara Nasional, baik oleh rumah sakit pemerintah maupun swasta.
Tim penyusun menghimbau kepada seluruh dokter spesialis di lingkungan bidang
pembedahan untuk saling menghormati dan menghargai kesamaan-kesamaan kompetensi.
Disamping itu, menyadari atas keterbatasan kemampuan masing-masing hendaknya kita
saling membutuhkan dan saling mendukung satu terhadap yang lain demi kepentingan
kelancaran pelayanan kesehatan dan keselamatan penderita.
Tim penyusun sadar bahwa isi buku ini belum sempurna, belum lengkap dan masih
banyak kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki, sehingga akan ditinjau kembali dan
disempurnakan secara berkala sesuai perkembangan ilmu dan teknologi.
10 Juli 2002
Tim penyusun.
Buku Standar Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia Edisi I 2002 ini
telah mengalami revisi 2003 atas saran dan bantuan serta koreksi dari : Prof. Soelarso
Reksoprodjo, MD. FICS Tjakra Wibawa Manuaba, dr. SpB (K) Onk, MPH, Sunarto
Reksoprawito, dr SpB(K) KL, Yoga Wijayahadi, dr. Sp.B, J. Iswanto, dr. SpB (K) Dig.
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR ISI
PENGANTAR ....................................................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................................
SAMBUTAN KETUA UMUM PABI ...............................................................................
SAMBUTAN KETUA KOLEGIUM ILMU BEDAH INDONESIA ................................
SAMBUTAN UMUM PP IKABI ......................................................................................
SAMBUTAN KETUA UMUM PB IDI .............................................................................
SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT PABI
TENTANG TIM PENYUSUN DAN PENASEHAT SPPDSBUI .....................................
SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT PABI
TENTANG PEMBERLAKUAN PELAKSANAAN SPPDSBUI .....................................
PENDAHULUAN ..............................................................................................................
TIM PENYUSUN ..............................................................................................................
POLA PEMBAHASAN .....................................................................................................
SKEMA WEWENANG & TINDAKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH UMUM .........
TOPIK PEMBAHASAN :
I. BEDAH DIGESTIF
ICD
1. TRAUMA TAJAM ABDOMEN
S.27.8, S.32, S.35. S.36, S.37
2. TRAUMA TUMPUL ABDOMEN
S.27.8, S.32, S.35. S.36, S.37
3. CEDERA LIMPA
S.36.0
4. TRAUMA HEPAR
S.36,1
5. KARSINOMA REKTI
C. 19 C 20
6. KARSINOMA LAMBUNG
C16
7. KARSINOMA KOLON
C18
8. KARSINOMA PANKREAS
C25
9. RADANG GRANULOMATIK USUS
K 50 K 51
10. HERBUA INGUINALIS LATRALIS / MEDALIS K 40 I 41
11. APENDISITIS
K 35 K 37
12. KHOLELITHIASIS
K 80
13. KOLESTASIS (SURGIKAL)
K 83
14. HEMOROID
I 84
15. FISTULA PERIANAL
K 60
16. PERITONITIS UMUM
K 65
II. BEDAH ANAK
1. ATRESIA ESOFAGUS DAN MALFORMASI
Q 39.0
TRAKEO ESOFAGUS
2. STENOSIS PILORIK HIPERTROFIK
Q 40.0
3. ATRESIA DAN STENOSIS DUODENUM
Q 41
4. ATRESIA DAN STENOSIS YEYUNO ILEAL Q 41
5. HERNIA DIAFRAGMATIKA KONGETAL
Q 79.0
6. OMFALOKEL
Q 79.2
7. GASTROSKISIS
Q 79.3
8. GRANULOMA / FISTULA UMBILIKALIS
Q 79.5
9. HIRSCHPRUNGS DISEASE
Q 43.1
10. INTUSSUSEPSI
K 56.1
11. MALFORMASI ANUREKTAL
Q 42
12. INVAGINASI USUS
K 56.1
13. NECROTIZING ENTREROCOLITIS
P. 77
III. BEDAH ONKOLOGI
ICD
1. TUMOR JINAK TULANG
D 16
Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia
iii
iv
viii
x
xi
xii
xiii
xiv
xv
xvi
xvii
xix
1
5
9
10
12
14
15
16
17
18
19
21
22
23
24
25
28
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
43
iv
D 23
44
D 17 & D 21
47
D 29
50
53
55
57
59
61
62
64
66
69
N60 N 64
C21
C43-C44
C49
C64
71
73
75
77
79
D30
ICD
S02.6
S02.4
S02.4
S00, S01, S07
S02.2
C73
E04, E05, E06
81
C77.0
C07
D16.5
D18.1
K11.6
D 10.3
91
92
93
94
95
96
Q18.0
C00 C06
K09.0
K12.2
L02.0
Q89.2
ICD
S22.3,4
84
85
86
87
88
89
90
97
98
99
100
101
102
103
105
v
S21-29
S22.5
S27.0
S27.1
S26.0
I74
I80.2
J86.9
I83
E10-E14.5
106
108
109
110
111
112
113
115
116
117
118
T 14.5
ICD
S37.2
R33
119
C62, D29
Q53
Q54
N43.3
N21.0
I86.1
N44
N12.6
ICD
T20-T31
L73
M67
036
037
ICD
S43.0
S42.0
S42.3
S82
S52.3
S52.0
S52.4
S52.5
T02
T08
S3.1
S73.0
S72
S82.0
S86.0
S52.0
S42.4
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
133
134
135
136
137
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
vi
158
159
160
161
162
163
164
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
191
192
196
197
198
199
200
201
vii
PABI
PERSATUAN DOKTER SPESIAUS BEDAH UMUM INDONESIA
Indonesian General Surgeons Society
Address: Dept. of Surgery Airtangga University Medical School / Dr. Soatomo Hospital
Dr. Moestopo No. 6 - 8. Surabaya 60286. INDONESIA
Telp.: 62J1.5501327, 62.31.5028753, 62.31. 5049256
Fax. : 62.31.5024972, 62.31.5028753, 62.31. 5049256
e-mail: tahatete@milra.net.id
SAMBUTAN
KETUA UMUM PABI
Sejarah pertumbuhan dan petkembangan organisasi profesi yang menghimpun para
Dokter Ahli Bedah Indonesia di dalam satu wadah yang bernama Perhimpunan Ahli Bedah
Indonesia (" PABI ") diadakan untuk pertama kalinya pada tahun 1954 di Jakarta dimana
terpilih sebagai ketuanya adalah Prof.M. Soekarjo. Pada saat itu mereka merupakan para Ahli
Bedah Umum pertama di Indonesia. Kemudian berdiri Ikatan Ahli Bedah Indonesia (IKABI)
yang sebetulnya merupakan kelanjutannya " PABI " pada 1967 di Semarang dengan ketuanya
tetap. Setelah itu, IKABI berkembang dengan pesat dan mulai menetaskan anak~ anak
organisasi seperti PABOI (1982 ), IAUI ( 1983 ), Perapi ( 1990 ) dan seterusnya (sekarang
bukan anak organisasi IKABI tetapi OPPBS). Sebagai akibat perkembangan ilmu bedah
umum yang semula merupakan " main stem of surgery " kemudian menjadi tergeser,
demikian pula para Dokter Spesialis Bedah Umum di Indonesia. Untuk mengembalikan citra
dan jatJ diri Dokter Spesialis Bedah Umum. maka berdirilah organisasi profesi Persatuan
Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia ( PABI) yang secara resmi diterima sebagai salah
satu OPPBS di dalam organisasi IKABI melalui suatu konferensi kerja 7 April 2002 di
Jakarta.
Pelayanan kasus pembedahan di Indonesia oleh Dokter Spesialis Bedah Umum
sekitar 80%, oleh karena itu didaiam menjaga mutu pelayanan medis bidang pembedahan,
PABI berkewajiban manerbitkan buku acuan atau standar. pelayanan profesi Dokter Spesialis
Bedah Umum di Indonesia dalam rangka melindungi para anggotanya dan penderita. Buku
acuan ini merupakan kelanjutan dan penyempurnaan serta melengkapi buku Standar
Pelayanan Medis yang disusun oleh Ikatan Dokter Indonesia tahun 1993 dan diterbitkan oleh
Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI. Ide penerbitan buku ini
mengacu pada buku General Surgery at the Distric Hospital yang diterbitkan oleh Organisasi
Kesehatan Sedunia (WHO, 1988) yang berlaku sebagai suatu acuan profesi, serta didukung
oleh ketentuan Deklarasi Internasional tentang human right dan social welfare dan Undang Undang Kesehatan no. 23 tahun 1992.
Dalam menjalankan profesinya, seorang Dokter Spesialis Bedah Umum
berkewajiban untuk mematuhi standar profesinya. Buku acuan ini juga sebagai implementasi
Katalog Program Studi Ilmu Bedah (1997) dan sekaligus merupakan standar pelayanan
berdasarkan kompetensi yang dipunyai oleh seorang Dokter Spesialis Bedah Umum yang di
dapat selama pendidikan spesialisasinya. Kewenangan untuk melakukan tindakan
pembedahan merupakan hak istimewa yang diberikan kepada seorang Dokter Spesialis
Bedah, oleh karena itu hams dikerjakan secara bertanggung jawab berlandaskan etik dan
moral serta pertama - tama jangan merugikan penderita Per Primun Non Nocera.
Buku acuan ini menjadi sangat bermakna sebagai antisipasi dibertakukannya Undang
Undang Praktek Kedokteran dan berdirinya Konsil Kedokteran Indonesia yang akan mengatur
dan menentukan kebijakan kegiatan profesi kedokteran Indonesia mulai sejak pendidikan
Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia
viii
dokter umum tampai pendidikan speSialisasi dan pelayanannya kepada masyarakat, termasuk
didalamnya registrasi dan sertifikasi serta pengadilan disiplin profesi.
Harapan kami agar buku ini dapat dipakai sebagai standar profesi diseluruh tempat
pelayanan kesehatan - pembedahan di Indonesia,
Surabaya, Juli 2002
ix
SAMBUTAN
KETUA UMUM PERHIMPUNAN DOKTER
SPESIALIS BEDAH INDONESIA
Saya menyambut dengan gembira penerbitan Buku " Standar Profesi Bedah
(DARSIDAH) untuk Ahli Bedah Umum. Hal Ini akan membawa konsekuensi
dilaksanakannya profesi seorang ahli Bedah sesuai" conduct" yang berlaku, dan juga dapat
dilakukan oleh ahli bedah lainnya yang mempunyai keahlian atau spesifikasi lain tetapi dalam
bidang ilmu yang sama, yaitu ILMU BEDAH (SURGERY).
Adanya buku " DARSIDAH" semacam ini, yang diharapkan pada penyusunannya
melalui diskusi bersama antar keahlian spesifik, akan membawa manfaat dihindarinya
masalah " tumpang tindih " yang sering mensaukan kita semua dalam menjalankan profesi
kita sebagai " ahli bedah atau "Dokter spesialis bedah". Karena itu adanya buku "
DARSIDAH " ini diharapkan akan menyadarkan kita semua, bahwa dalam menjalankan
profesi kita, tidaklah harus saling berseteru, I agar pelayanan pada penderita yang bermotto : "
KEPENTTNGAN PENDERITA AKAN SAYA UTAMAKAN " dapat benar- benar
berorientasi pada kepentingan penderita, bukan pada kepentingan pribadi atau kepentingan
sesuatu " cabang ilmu " tertentu saja.
Tentunya akan diterbitkan pula buku " DARSIDAH " untuk bidang Ilmu Bedah yang
lain, yang diharapkan pula menempuh proses penulisan buku " DARSIDAH " untuk Ahli
Bedah Umum ini, agar masing - masing spesifikasi profesi Bedah dan keahlian Bedah dapat
benar - benar saling] menunjang, hingga fungsi IKABI tetap dapat menjadi pemersatu para
ahli Bedah dan lebih penring lagi: menjadi perekat sesama profesi bedah
Selamat bekeria sesuai dengan panduan standar profesi ini,
xi
SAMBUTAN
KETUA UMUM PENGURUS BESAR
IKATAN DOKTER INDONESIA
Assalmnu'alaikum Wr. Wb.
Pertama-tama saya selaku ketua umum PB IDI mengucapkan selamat atas
keberhasilan para para sejawat yang melaksanakan pelayanan bedah umum, menyelesaikan
buku Standar Pelayanan Bedah Umum
Standar Pelayanan dari satu pelayanan profesi merupakan langkah awal menuju
jaminan mutu pelayanan (quality assurance) dan kualitas merupakan kunci keberhasilan
pelayanan. Dalam menghadapi era globalisasi, maka mutu merupakan salah satu syarat
penting untuk bisa memenangkan kompetisi global. Oleh karena itulah, kami pengurus besar
IDI sangat menghargai upaya dan hasil para sejawat spesialis bedah yang melaksanakan
pelayanan bedah umum.
Kami yakin dalam standar pelayanan yang disusun dalam buku ini terjadi tumpang
tindih dengan sejawat bedah lain misalnya dalam bidang traumatologi, onkologi, pediatri,
namun saya yakin kesejawatan yang dikembangkan dengan penuh kearifan dan saling
menghargai, masalah tumpang tindih (kalau ada) dapat diselesaikan dengan baik. Masalah
tumpang tindih ini juga dengan mudah kita atasi dengan perubahan paradigma yang
sebelumnya (mungkin) spesialisasi ini dianggap sebagai kapling, berubah menjadi :
spesialisasi harus dianggap sebagai kompetensi
Sekian dan selamat membaca dan bekerja
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Ketua Umum PB IDI
xii
PABI
PERSATUAN DOKTER SPESIALIS BEDAH UMUM INDONESIA
Indonesian General Surgeons Society
Address: Dept. of Surgery Airtangga University Medical School / Dr. Soatomo Hospital
Dr. Moestopo No. 6 - 8. Surabaya 60286. INDONESIA
Telp.: 62J1.5501327, 62.31.5028753, 62.31. 5049256
Fax. : 62.31.5024972, 62.31.5028753, 62.31. 5049256
e-mail: tahatete@milra.net.id
xiii
PABI
PERSATUAN DOKTER SPESIAUS BEDAH UMUM INDONESIA
Indonesian General Surgeons Society
Address: Dept. of Surgery Airtangga University Medical School / Dr. Soatomo Hospital
Dr. Moestopo No. 6 - 8. Surabaya 60286. INDONESIA
Telp.: 62J1.5501327, 62.31.5028753, 62.31. 5049256
Fax. : 62.31.5024972, 62.31.5028753, 62.31. 5049256
e-mail: tahatete@milra.net.id
xiv
PENDAHULUAN
Dokter Spesialis Bedah didalam menjalankan dan mengamalkan profesinya
mempunyai wewenang sesuai dengan kompetensi yang didapat selama pendidikan.
Kompetensi tersebut meliputi: penguwtnni, pengetahuan dan teknologi dibidang Ilmu Bedah.
kemampuan ketrampilan dan sikap-perilaku.
Pengetahuan dan teknologi yang hams dikuasai seorang Dokter Spesialis Bedah
Umum telnh dicantumkan didalam Katalog Pendidikan Program Studi Ilmu Bedah tahun
1997 maupun didalnm kurikulum dan panduan pendidikan di masing-masing Pusat
Pendidikan. Demikian pula kemampun ketrampilan yang harus dikuasai dengan melalui
pelatihan-pelatihan kerja, telah ditentukan didalam pendidikannya. Semua ini merupakan
kompetensi Dokter Spesialis Bedah Umum, yang melipull pembedahan elektif, pembedahan
darurat baik trauma maupun non trauma. Dengan demikian penanganan kasus-kasus bedah
dilaksanakan oleh Dokter Spesialis Bedah Umum secara holistic, konprehensip dan
fnultidisiplin. Untuk melengkapi pelayanan diperlukan kompetensi dibidany Traumatologi
dan "Critical Care".
Selaras dengan kemajuan dan pengembangan Pengetahuan dan Teknologi di bidang
Ilmu Bedah yang demikian pesatnya, Dokter Spesialis Umum dituntut secara terus menerus
dan dinaml* menguasai Pengetahuan dan Teknologi tersebut.
Agar Dokter Spesialis Bedah Umum dapat bekerja secara optimal diperlukan acuan
berupA satu standar pelayanan profesi Dokter Spesialis Bedah Umum mempunyai tujuan
sebagai berikut:
1. Melindungi penderita pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk mendapatkan
pelayanan sesuai standar.
2. Melindungi Profesi dari tuntutan-tuntutan masyarakat yang tidak wajar.
3. Sebagai pedoman didalam pengawasan dan pembinaan praktek Dokter Spesialis Bedah
Umum untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
4. Sebagai acuan dan pelengkap Rumah Sakit Pemerintah maupun swasta didalam
menjalankan pelayanan kesehatan secara tepat
5. Sebagai pedoman sesama profesi dibidang spesialisasi bedah untuk saling menghorrr.ati
dan menghargai kewenangan bidang keahlian masing-masing.
Standar Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum diartikan sebagai pedoman
yang harus dipergunakan sebagai petunjuk didalam menjalankan profesi secara baik dan
benar. Didalam aplikasi pelaksanaannya akan sangat tergantung kepada situasi dan kondisi
setempat, khususnyi menyesuaikan dengan fasilitas dan sumber daya manusia. Karena itu
Standar Pelayanan Profesi ini dibuat dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut sehingga
menghasilkan standar yang lentur dan cukup sederhana untuk memenuhi keinginan melayani
masyarakat sebaik-baiknya.
Acuan ini merupakan prosedur untuk menangani kasus-kasus yang akan ditangani
oleh Doktef Spesialis Bedah Umum. Telah dicantumkan batas-batas wewenang dari Dokter
Spesialis Bedah Umum pada kasus-kasus tertentu yang harus dirujukatau yang dapat
ditangani sendiri. Diharapkan rumah sakit pemerintah maupun swasta di seluruh Indonesia
dapat menetapkan pelayanan kasus - kasus tersebut sesuai dengan buku Pedoman Standar
Profesi.
Dokter spesialis bedah umum didalam profesinya, mampu bersikap dan berperilaku
secara bertanggung jawab serta mentaati semua ketentuan sesuai dengan standar pelayanan
profesi di dalam menjaga mutu pelayanan. Sikap tersebut diatas perlu dilandasi dengan etika
dan moral yang baik terhadap penderita, sejawat, dan mitra kerja yang lain sesuai dengan lafal
sumpah dokter. Standar ini akan selalu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi sehingga
secara berkala akan selalu dievaluasi dan disempurnakan sesuai dengan perkembangan ilmu
kedokteran.
Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia
xv
TIM PENYUSUN
Anggota tim terdiri dari beberapa Kepala Bagian Bedah, Ketua-ketua maupun
sekretaris Program Studi Ilmu Bedah, Konsultan-konsultan maupun Dokter Spesialis Bedah
senior lain yang sangat antusias didalam PABI untuk menyusun standar profesi ini.
SusunanTim Penyusun dan Penasehat:
Keputusan PP PABI No. 001/SK/07/2001
Ketua
Sekretaris
Anggota
:
:
:
Penasehat
xvi
POLA PEMBAHASAN
Demi keseragaman dan kemudahan didalam mempelajari isi Standar Pelayanan
Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum, baik oleh kalangan sendiri maupun dokter spesialis
yang lain, maka tim penyusun menganggap perlu untuk memperbaiki dan menyempumakan
pola pembahasan yang dilakukan oleh Tim Studi PB-IDI.
1. Nomor ICD ( International Statistical Classification of Diseases and Related Health
Problems, Tenth Revision)
2. Diagnosis
Diagnosis atau nama penyakit atau sindroma ditulis sesuai ICD yang berlaku. Yang
dimaksud disini adalah diagnosis utama.
3. Kriteria diagnosis
Kriteria - kriteria yang dipakai untuk menegakkan diagnosis berupa pemeriksaan klinis
dan pemeriksaan penunjang.
4. Diagnosis banding
Dicantumkan maksimum 3 (tiga) nama penyakit.
5. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan-pemeriksaan (laboratorium, radiologi, pemeriksaan khusus) yang diperlukan
untuk menunjang diagnosis maupun untuk menyingkirkan diagnosis banding
6. Konsultasi
Ditujukan kepada konsultan bedah dan spesialis lain yang terkait untuk penanganan
bersama dalam menegakkan diagnosis dan terapi terhadap panyakit-penyakit penyerta
maupun komplikasi yang terjadi.
7. Perawatan rumah sakit
Dijelaskan periu dirawat inap atau rawat jalan, bersifat segera atau biasa. Perlu pula
dijelaskan dalam kondisi yang bagaimana hal tersebut perlu dilaksanakan.
8. Terapi
Dikatagorikan kedalam tujuan, cara, macam, waktu terapi dan terapi komplikasi
a. Tujuan terapi: kuratif atau paliatif
b. Cara terapi: bedah atau non bedah
c. Macam - macam terapi: terapi utama, ajuvan, tambahan, komplikasi
d. Waktu terapi: darurat atau elektif
e. TeTapi komplikasi dari terapi.
9. Tempat pelayanan
Kelas rumah sakit dan fasilitas yang minimal yang bisa dipakai untuk tempat pelayanan
pembedahan.
10. Penyulit
Dicantumkan komplikasi yang mungkin timbul, baik karena penyakitnya sendiri, maupun
akibat tindakan atau terapi.
11. Informed consent
Dinyatakan periu atau tidak.
12. Tenaga standar
Dicantumkan tenaga yang berkompeten menangani kasus tersebut dan juga member!'
kewenangan terapi yang dapat dilakukan (dokter umum, dokter spesialis bedah umum,
dokte spesialis bedah Iain maupun konsuhan dokter spesialis lain)
13. Lama perawatan
a. Khusus untuk penyakit tanpa komplikasi
b. Untuk tindakan pembedahan, adalah lama perawatan pasca operasi rawat inap di
Rumah Sakit.
14. Masa pemulihan
Masa istirahat di luar rumah sakit sebelum dapat melakukan aktivitas kembali.
Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia
xvii
15. Hasil
Disebutkan keadaan penderita selesai tindakan pembedahan dan perawatan di rumah sakit
Dapat disebutkan kemungkinan yang paling baik sampai kemungkinan yang pasti jelek
(sembuh, menyembuh, sembuh dengan follow up, sembuh dengan komplikasi cacat fisik
- mental atau kecacatan sampai kemungkinan kematian)
16. Patologi
Khusus pada penderita yang dilakukan tindakan sesuai dengan indikasi.
17. Otopsi
Diperlukan pada kasus kematian tidak wajar atau tidak jelas
18. Prognosis
Disebutkan pada umumnya baik. dubouis ad bonam, dubouis ad malam, jelek.
19. Tindak Lanjut ( Follow up)
Keadaan klinis penderita setelah penderita keluar rumah sakit sampai melakukan aktifitas
sehari - hari.
Sebagai pelengkap yang bersifat keharusan, dokter yang merawat harus membuat Catatan
Medik (Medical Records).
xviii
WEWENANG
DOKTER SPESIALIS
BEDAH UMUM INDONESIA
xix
ICOPIM
5-541
5-541
5-467
5-461
1-644
1-694
5-454
5-505
5-413
5-520
5-524
5-460
5-470
5-470
5-511
5-511
5-442
5-438
5-454
5-530
5-493
5-491
5-484
5-454
5-485
5-514
5-458
5-458
1. Laparotomi
2. Torako-laparotomi (darurat)
3. Penutupan ptrforail sederhana
4. Pembuatan stoma (gastrostomi, Ileostomi,
Kolostomi, Sigmoldostomi)
5. Rektoskopi / Anuskapi
6. Laparoskopik diagnostlk.(darurat)
7. Reaksi dan anastomosis usus
8. Prnanggulangan trauma hepar (darurat)
9. Splenektomi
10. Drenase pankreatitis (darurat)
11. Pankreasektomi (partial & darurat)
12. Eksteriorisasi
13. Appendektomi terbuka
14. Appendektomilaparoikoplk
15. Koleslitektomi terbuka
16. Kolcilitcktoml laparoskopik
17. Gastroenterostomi
18. Gastrektomi (partial)
19. Hemlkolektoml
20. Herniotomi
21. Hemoroidektomi
22. Fistulektomi, fistulotomi (Fisura ani)
23. Operasi Miles
24. Operasi Hartmann
25, Reseksl Anterior sigmoid
26. Pasang "T" tube
27. Rouxen Y anatomosis
28. Bypass enterotomi
DSpB
DSpBO
DSpU
DSpBS
Bedah
Umum
Bedah
Orthope
di
Bedah
Urdogi
Bedah
Saraf
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
DSpB
(K) BL
Bedah
kepala
leher
BSpBTKV
Bedah toraks
kardio
vaskuler
DSpB (K)
Vask
Bedah
vaskuler
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Catatan : sebagai dokter konsultan dari dokter spesialis bedah umum adalah DspBO, DspU, DSpBS, DSpBP, DSp(K) Dig, DSpB(K)BA, DSpB(K)KL, DSpBTKV, DSp(K)Vask
xx
ICOPIM
5-541
5-541
5-467
5-460
5-537
5-542
5-530
5-630
5-468
5-540
5-496
5-542
5-624
5-643
5-537
5-554
5-496
5-640
5-433
5-413
5-625
5-483
5-542
5-401
5-401
5-470
1. Laparotomi
2. Toraks laparotomi
3. Penutupan perforasi sederhana
4. Penbuatan stoma (gastrostomi, Ileostomi,
koteitomi, ligmoidoshiml)
5. Operasi hernia diafragma traumatik
6. Selioplasti
7. Herniotomi
8. Ligasi tinggi hidrokel
9. Operasi invaginasi laparotomi
10. Operasi tumor retroperitoneal
1l. Operasi PSA RP terbatas
12. Operasi omfalokel
13. Operasi kriptorkhlimus
14. Operasi hypospadia
15. Repair Hernia diafragmatika kongenital / kel.
diafragma kongenltal
16. Operasi Willema tumor
17. Anoplasti sederhana (cut back?
18. Circumsisi
19. Operasi piloromiotomi
20. Spleenektomi
21, Detorsitorsi testis & orkidopeksi
22. Anastomosis tarik trobos
23. Operasi kelainan umbilicus
24. Eksisi higroma
25. Eksisi limpangloma
26. Appendektomi
DSpB
DSpBO
DSpU
DSpBS
Bedah
Umum
Bedah
Orthope
di
X
Bedah
Urdogi
Bedah
Saraf
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
DSpB
(K) BL
Bedah
kepala
leher
BSpBTKV
Bedah toraks
kardio
vaskuler
X
X
DSpB (K)
Vask
Bedah
vaskuler
X
X
X
X
X
X
Catatan : sebagai dokter konsultan dari dokter spesialis bedah umum adalah DspBO, DspU, DSpBS, DSpBP, DSp(K) Dig, DSpB(K)BA, DSpB(K)KL, DSpBTKV, DSp(K)Vask
xxi
ICOPIM
DSpBO
DSpU
DSpBS
DSpBP
DSpB (K)
DSpB (K)
DSpB
DSpB
Dig.
BA
(K) Onk
(K) BL
BSpBTKV
DSpB (K)
Vask
Bedah
Bedah
Bedah
Bedah
Bedah
Bedah
Bedah Anak
Bedah
Bedah
Bedah toraks
Bedah
Umum
Orthope
Urdogi
Saraf
Plastik
Digestif
(khusus)
Tumor
kepala
kardio
vaskuler
leher
vaskuler
di
1-599
5-860
5-884
X
X
lainnya
5-261
5-655
payudara
5-861
6. Mastektomi simpleks
5-869
7. Mastektomi subkutaneus
5-863
8. Mastektomi radikal .
5-862
5-061
10.Strumektomi
5-063
11.Tiroidektomi pada Ca
5-403
5-262
13.Parotidektomi
5-885
5-899
5-894
X
\-
Catatan : sebagai dokter konsultan dari dokter spesialis bedah umum adalah DspBO, DspU, DSpBS, DSpBP, DSp(K) Dig, DSpB(K)BA, DSpB(K)KL, DSpBTKV, DSp(K)Vask
xxii
ICOPIM
DSpBO
DSpU
DSpBS
DSpBP
DSpB (K)
DSpB (K)
DSpB
DSpB
Dig.
BA
(K) Onk
(K) BL
BSpBTKV
DSpB (K)
Vask
Bedah
Bedah
Bedah
Bedah
Bedah
Bedah
Bedah Anak
Bedah
Bedah
Bedah toraks
Bedah
Umum
Orthope
Urdogi
Saraf
Plastik
Digestif
(khusus)
Tumor
kepala
kardio
vaskuler
leher
vaskuler
di
1-599
5-860
5-884
X
X
lainnya
5-261
5-655
payudara
5-861
6. Mastektomi simpleks
5-869
7. Mastektomi subkutaneus
5-863
8. Mastektomi radikal .
5-862
5-061
10.Strumektomi
5-063
11.Tiroidektomi pada Ca
5-403
5-262
13.Parotidektomi
5-885
5-899
5-894
Catatan : sebagai dokter konsultan dari dokter spesialis bedah umum adalah DspBO, DspU, DSpBS, DSpBP, DSp(K) Dig, DSpB(K)BA, DSpB(K)KL, DSpBTKV, DSp(K)Vask
xxiii
ICOPIM
5. Jenis Tindakan
Kardiovaskuler
Bidang
Bedah
Toraks
DSpB
DSpBO
DSpU
DSpBS
Bedah
Umum
Bedah
Orthope
di
Bedah
Urdogi
Bedah
Saraf
DSpB
(K) BL
Bedah
kepala
leher
BSpBTKV
Bedah toraks
kardio
vaskuler
X
DSpB (K)
Vask
Bedah
vaskuler
5-340
1. Torakotomi (darurat)
5-790
8-740
8-740
5-380
5-371
5-340
7. Reseksi Iga
5-051
8 Simpatektomi tomkal
5-051
5-384
5-392
5-340
X.
8-193
5-382
5-847 "
penyakit y.l
5-884
5-380
Catatan : sebagai dokter konsultan dari dokter spesialis bedah umum adalah DspBO, DspU, DSpBS, DSpBP, DSp(K) Dig, DSpB(K)BA, DSpB(K)KL, DSpBTKV, DSp(K)Vask
xxiv
ICOPIM
5-572
8-134
5-554
5-557
5-622
5-565
5-578
5-636
1-652
5-571
5-611
5-590
5-590
5-550
5-550
5-603
5-630
5-550
5-551
5-643
15-624
5-562
5-580
5-580
5-566
1. Punksi buli-buli/sistostomi
2. Kateterisasi / businasi
3. Nefrektomi
4. Repair urehtra, ureter, ginjal (trauma)
5. Orkhidektomi
6. Ureterostomi eksterna (darurat)
7. Repair ruptur buli - buli
8. Vasektomi
9. Sistoskoplk, endoskopikdiagnostik
10. Section alta
11. Hidrokelektomi
12. Insist Infiltrat urin
13. Insist perirenal abses
14. Drenase pionefrosis
IS. Nefrostomi
16. Prostatektomi terbuka
17. Ligasi tinggi Varikokel
18. Nefrolitokmi
19. Pielolitotomi
20. Operasi Hipospodia
21. Repair Kriplorkhismus & orkhidopeksi
22. Ureterolitotomi 1/3 tengah & proximal
23. Urethralitotomi
24. Urethrostomi eksterna
25. Uretero-ileo shunt
DSpB
DSpBO
DSpU
DSpBS
Bedah
Umum
Bedah
Orthope
di
Bedah
Urdogi
Bedah
Saraf
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
DSpB
(K) BL
Bedah
kepala
leher
BSpBTKV
Bedah toraks
kardio
vaskuler
DSpB (K)
Vask
Bedah
vaskuler
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Catatan : sebagai dokter konsultan dari dokter spesialis bedah umum adalah DspBO, DspU, DSpBS, DSpBP, DSp(K) Dig, DSpB(K)BA, DSpB(K)KL, DSpBTKV, DSp(K)Vask
Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia
xxv
ICOPIM
DSpBO
DSpU
DSpBS
DSpBP
DSpB (K)
DSpB (K)
DSpB
DSpB
Dig.
BA
(K) Onk
(K) BL
BSpBTKV
DSpB (K)
Vask
Bedah
Bedah
Bedah
Bedah
Bedah
Bedah
Bedah Anak
Bedah
Bedah
Bedah toraks
Bedah
Umum
Orthope
Urdogi
Saraf
Plastik
Digestif
(khusus)
Tumor
kepala
kardio
vaskuler
leher
vaskuler
di
5-883
5-217
5-763
5-763
5-893
5-831
6. Release kontraktur
5-884
7. Eksisi keloid
5-894 .
8. Labioplasti
5-275
9.Palatoplasti
X.
5-643
10.Operasi Hipopsoel
5-894
X
X
Catatan : sebagai dokter konsultan dari dokter spesialis bedah umum adalah DspBO, DspU, DSpBS, DSpBP, DSp(K) Dig, DSpB(K)BA, DSpB(K)KL, DSpBTKV, DSp(K)Vask
xxvi
ICOPIM
DSpBO
5-792
5-792
1-503
8-310
5-783
DSpBS
DSpBP
DSpB (K)
DSpB (K)
DSpB
DSpB
Dig.
BA
(K) Onk
(K) BL
BSpBTKV
DSpB (K)
Vask
Bedah
Bedah
Bedah
Bedah
Bedah
Bedah
Bedah Anak
Bedah
Bedah
Bedah toraks
Bedah
Umum
Orthope
Urdogi
Saraf
Plastik
Digestif
(khusus)
Tumor
kepala
kardio
vaskuler
leher
vaskuler
di
8-208
5-795
8-330
5-847
5-840
8-40
5-824
5-844
5-792
8-362
5-792
DSpU
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Catatan : sebagai dokter konsultan dari dokter spesialis bedah umum adalah DspBO, DspU, DSpBS, DSpBP, DSp(K) Dig, DSpB(K)BA, DSpB(K)KL, DSpBTKV, DSp(K)Vas
xxvii
ICOPIM
DSpBO
DSpU
DSpBS
DSpBP
DSpB (K)
DSpB (K)
DSpB
DSpB
Dig.
BA
(K) Onk
(K) BL
BSpBTKV
DSpB (K)
Vask
Bedah
Bedah
Bedah
Bedah
Bedah
Bedah
Bedah Anak
Bedah
Bedah
Bedah toraks
Bedah
Umum
Orthope
Urdogi
Saraf
Plastik
Digestif
(khusus)
Tumor
kepala
kardio
vaskuler
leher
vaskuler
di
5-011
1. Boor hole
5-011
5-020
5-042
5-021
'
Catatan : sebagai dokter konsultan dari dokter spesialis bedah umum adalah DspBO, DspU, DSpBS, DSpBP, DSp(K) Dig, DSpB(K)BA, DSpB(K)KL, DSpBTKV, DSp(K)Vas
xxviii
ICOPIM
5-511
5-541
5-541
5-467
5-461
1-644
1-694
5-454
5-505
5-413
5-520
5-524
5-460
8-208
5-795
8-330
5-847
5-840
S-792
8-362
5-792
5-792
5-792
5-844
5-824
8-40
5-883
5-311
5-763
1.
1.
2.
3.
4.
Laparotomi
Laparotomi
Torako-laparotomi
Penutupan perforasi sederhana
Penbuatan stoma (gastrostomi, Ileostomi,
koteitomi, ligmoidoshiml)
5. Rektoskopi / anuskopi
6. Laparoskopik dlagnostik
7. Reseksi dan anastomosis usus
8. Penanggulangan trauma hepar (darurat)
9. Splenektomi
10. Drenase pankreaotis (darurat)
1 l. Pankreasektomi (partial & darurat)
12. Eksterlorisasi .
13. Tindakan reposisi tertutup dan immobilisasi
14. Debridement fraktur terbuka gr I-II-III
15. Fiksasi eksternal
16. Amputasi ekstremitas
17. Disartikulasi sendi kecil dan sedang
18. Reduksi terbuka dan fiksasi Interna
Nailing
: lemur, tibia
Plate & Screw : lemur, tibia, radius, ulna,
humerus, davteula
K. Wire : tangan dan kaki (carpalia, tarsalla,
phalanx)
19. Tenston band wiring (tbw); olecranon, patella,
ankle
20. Disartlkulail sendl besar: panggul, bahu, lutut
21. Tendon repair
22. Pemasangan Iraltsi { skeletal, skin, glisson )
23.Tindakan pada trauma jarlngan lunak wajah
24.Trakheostoml
25.Repalr fraktui mandibuta
DSpB
DSpBO
DSpU
DSpBS
Bedah
Umum
Bedah
Orthope
di
Bedah
Urdogi
Bedah
Saraf
x .
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
DSpB
(K) BL
Bedah
kepala
leher
X
X
X
BSpBTKV
Bedah toraks
kardio
vaskuler
DSpB (K)
Vask
Bedah
vaskuler
X
X
X
X
Catatan : sebagai dokter konsultan dari dokter spesialis bedah umum adalah DspBO, DspU, DSpBS, DSpBP, DSp(K) Dig, DSpB(K)BA, DSpB(K)KL, DSpBTKV, DSp(K)Vas
xxix
ICOPIM
5-763
5-216
5-340
5-790
8-740
8-740
5-380
5-371
5-883
5-537
5-011
5-011
5-020
5-042
5-021
8-134
5-554
5-557
5-622
5-565
5-578
5-572
DSpB
DSpBO
DSpU
DSpBS
Bedah
Umum
Bedah
Orthope
di
Bedah
Urdogi
Bedah
Saraf
x
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
DSpB
(K) BL
Bedah
kepala
leher
X
X
X
BSpBTKV
Bedah toraks
kardio
vaskuler
DSpB (K)
Vask
Bedah
vaskuler
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Catatan : sebagai dokter konsultan dari dokter spesialis bedah umum adalah DspBO, DspU, DSpBS, DSpBP, DSp(K) Dig, DSpB(K)BA, DSpB(K)KL, DSpBTKV, DSp(K)Vas
xxx
I.
BEDAH DIGESTIF
31
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
4
5
Diagnosa banding
Pemerinsaan
penunjang
:
:
6
7
:
:
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
Lama Perawatan
14
Masa Pemulihan
15
Hasil
16
17
18
Patologi
Prognosis
Otopsi
:
:
:
Perlu
Dokter spesialis Bedah Umum
DokterSpesialis Bedah (K) Bedah Digestif
Bervariasi, tergantung beratnya cedera
Bisa berlangsung antara 10 hari - 3 bulan
Juga bervariasi, tergantung beratnya cedera
Bisa membutuhkan waktu antara 2 minggu - 3 bulan
Cedera ringan: bisa sembuh tanpa gejala sisa
Cedera berat:
Kalau tidak ada penyulit, dapat disembuhkan dengan atau
tanpa kecacatan
Kalau ada penyulit, bisa sembuh dengan atau tanpa
kecacatan, atau bisa meninggal dunia.
Cedera mengancam nyawa:
Bila timbul penyulit
Bisa sembuh dengan atau tanpa kecacatan, atau bisa
meninggal
dunia
Angka kematian bisa sampai > 70%
Tergantung beratnya cedera
Semua pasien trauma abdomen meninggal dunia perlu otopsi
klinik.
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
:
:
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
Lama Perawatan
14
Masa Pemulihan
15
Hasil
16
17
Patologi
Otopsi
:
:
18
Prognosis
tanpa
kecacatan
Kalau ada penyulit, bisa sembuh dengan atau tanpa
kecacatan,
atau bisa meninggal dunia.
Cedera mengancam nyawa:
Bila timbul penyulit
Bisa sembuh dengan atau tanpa kecacatan, atau bisa
meninggal dunia
Angka kematian bisa sampai > 70%
Semua pasien trauma abdomen meninggal dunia perlu otopsi
klinik.
Tergantung beratnya cedera
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
Kriteria diagnosis
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
Tempat Pelayanan
10
11
12
Penyulit
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
6
7
:
:
:
S 36.0
CEDERA LIMPA
Penyebab : umumnya akibat trauma tumpul dan trauM
tembus abdomen
Klinis
Anamnesa: terdapat trauma tumpul pada perut kiri atas atau
trauma dada kiri bawah dengan atau tanpa fraktur kosta, luka
tusuk abdomen / totakal bawah
Nyeri pada perut kiri atas, nyeri dapat menjalar pada bahu
kiri
Tanda-tanda sjok karena perdarahan
Terdapat tanda-tanda cairan bebas dalam rongga perut
Trauma perut dengan cedera organ disertai perdarahan dalam
perut antara lain cedera lambung, cedera ginjal kiri, cidera
hepar kiri
Dilakukan DPL yang positif
Pemeriksaan USG perut atau CT Scan
Dokter Spesialis lain yang terkait bila diperlukan
Rawat inap
Dilakukan laparotomi eksplorasi sito dengan insisi pad.i (J
tengah atas.
Tindakan terhadap limpa:
Cedera linier - dilakukan penjahitan secara matras. Cedera
laserasi atau pedikel jika putus dilakukan pengangkatan
limpa (splenektomi) disertai tandur ulang jaringan limpa
kedalam
Bursa omentalis
Minimal Rumah Sakit kelas C
atau Rumah sakit yang ada fasilitas pembedahan yang
memadai
Shock, perdarahan yang profus
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah (K) Digestif
5 7 hari
1 - 2 minggu
Sembuh tanpa cacat
Tidak diperlukan
Diperlukan bila meninggal
Baik bila penanganan cepat dan tepat
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
Kriteria diagnosis
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
6
7
:
:
:
S 36.0
TRAUMA HEPAR (CEDERA HEPAR)
Penyebabnya dapat berupa trauma tembus perut/ trauma
tajam, maupun trauma tumpul
Anamnesa, terdapat trauma tembus perut atas atau trauma
tumpul pada perut kanan atas atau toraks kanan bawah
Nyeri pada daerah hipokondrium kanan dengan atau tanpa
jejas (trauma tumpui)
Terdapat luka tembus perut (pada trauma tembus)
Shock dengan tanda - tanda perdarahan dan tanda-tanda
cairari bebas dalam rongga peritoneum
Trauma perut dengan cedera organ disertai perdarahan, antara
lain: cedera pankreas, cedera vaskuler, cedera ginjal
duodenum,
dan. limpa.
Diagnostik Peritoneal Lavage (DPL)
Ultrasonografi (USG) abdomen / CT Scan
Dokter spesialis terkait, bila diperlukan
Rawat inap
Segera (cito) laparotomi eksplorasi dengan insisi pada garis
tengah sebelah atas.
Macam tindakan pada cedera hepar :
Cedera linier : dilakukan penjahitan secara matras dengan
benang yang tebal (no 1,0 atau 2,0) yang dapat diserap
Laserasi segmental: dapat dilakukan reseksi secara wedge
atau
reseksi segmental dan ditutup dengan omentum
Serasi yang luas dengan perdarahan profus dilakukan
pemasangan tampon (DCS) yang sulit dihentikan dan dalam
2 x 24 jam dilakukan stabilisasi kemudian dilakukan
reeksplorasi laparotomi untuk terapi definitif.
DCS : Damage Control Surgery
Catatan :
Untuk mengatasi perdarahan yang hebat akibat saat
melakukan tindakan diatas, dapat dibantu dengan tindakan
pringle
Minimal rumah sakit kelas-C
Rumah sakit Iain dengan fasilitas pembedahan yang memadai
Perdarahan hebat saat pembedahan
Perdarahan kembali pasca pembedahan
Sjok hipovolemik
Peritonitis kimiawi
10
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
Hematobilia
TRIAS : Hipotermia Asidosis Gangguan Koagulopati
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah (K) Digestif
5 7 hari
1 - 2 minggu
Sembuh
Diperlukan bila meninggal
11
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
6
7
:
:
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
Tempat Pelayanan
19 - C 20
KARSINOMA REKTI
Klinis
Berak darah & lendir, berbau, gangguan kebiasaan BAB
Nyeri saat BAB, tenesmus pada kasus lanjut, ileus obstruktif
Colok dubur:
a. Teraba tumor berbenjol, rapuh, tukak, mudah berdarah
b. Ca.rektum letak rendah (2/3 bag. Bawah) umumnya dapat
tercapai dengan baik
c. Ca.rektum letak tinggi (1/3 bag. Atas) sering tak tercapai
dengan colok dubur
d. Ditentukan deskriptif tumor secara lengkap untuk
menentukan resektabilitas - batas atas - bawah sirkuler
mobilitas
e. Dilakukan biopsi dari tumor patologi
Disentri amoebia kolon
Divertikufosis kolon
Polip rektum
Haemorrhoid & TBC rectum
Penyakit usus inflamasi (IBD )
Proktokopi/rektoskopi, CTScan, Endo Ultrasonografi
Ba inloop kolon.
USG abdomen, foto toraks
Dokterspesialis Bedah ( K) Digestif
Rawat inap untuk persiapan operasi dan terapi
Ca. Rektum 12 cm diatas anus dilakukan reseksi anterior Ca.
Rektum kurang i2 cm dari anus : Tl
Terjangkau - diferensasi baik diiakukan eksisi lokal
Ca. Rektum 6-12 cm dari anus :
- Stage I
reseksi anterior rendah ( LAR )
- Stage II/IH terapi kombinasi multiple (MCT ) +
Reseksi anterior rendah
Ca. Rektum kurang 6 cm dari anus :
- Stage I diferensasi baik LAR / reseksi abdomino
perineal
(APR)
- Stage 11/111 MCT + LAR/APR
- Stage I diferensasi jelek APR
- Stage II/III MCT + APR
Minimal Rumah Sakit kelas C
atau Rumah sakit yang ada fasilitas pembedahan yang
memadai
12
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
Perdarahan
Kegagalan anastomosis
Obstruksi ileus
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah (K) Digestif
7 14 hari
1 - 2 minggu
Sangat diperlukan
-
13
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
6
7
:
:
C16
KARSINOMA LAMBUNG
Klinis
Gejala anemia berat
Anoreksia, BB turun, muntah, hematemesis, rasa nyeri
epigastrium, massabdomen pace stadium lanjut
Tukak peptikum - gastritis
Perdarahan varices esofagus, sirhosis
Barium intake" Foto Esofagogastrodudenoskopi
Ultrasonografi, CT Scan . Endo USG
Dokter Spesialis lain yang terkait bila diperlukan Rawat inap
Rawat inap
14
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
6
7
:
:
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
C18
KARSINOMA KOLON
Klinis
Perubahan kebiasaan buang air besar
Berak darah dan lendir
Anemia dan diare untuk karsinoma kolon kanan
Tanda-tanda obstruksi untuk kolon kiri pada fase lanjut
teraba tumor dan metastase hepar
Desenteri amoeba
Polip rektum
Divertikulosis kolon
Hemoroid & TBC rektum
Radang granulamatik usus
Barium inloop
Kolonoskopi
Endo ultrasonografi
USG/CTScan
Dokter Spesialis Bedah (K) Digestif
Rawat inap untuk persiapan operasi dan terapi
Kolon kanan
: hemikolektomi kanan
Kolon transversum : Reseksi dan Reanastomose
Kolon kiri
: Hemikolektomi kiri
Sigmoid
: Chemoterapi di bawah
Minimal Rumah Sakit kelas C
atau Rumah sakit yang ada fasilitas pembedahan yang
memadai
Perdarahan
Kegagalan anastomosis
Obstruksi ileus
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah (K) Digestif
7 14 hari
2 - 4 minggu
Perlu
Baik dalam stadium dini
-
15
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
6
7
:
:
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
C25
KARSINOMA PANKREAS
Klinis
Ikterus
Berat badan turun, gatal gatal
Kantong empcdu membesar (hydrops) (Courvosier)
Batu saluran empedu
Stenosis saluran empedu
Kolangio karsinoma
USG
ST Scan
ERCP
Dokter Spesialis yang terkait (bila diperlukan)
Rawat inap untuk perawatan operasi dan tindakan
Resektabel: Duodenopan kreatektomi cefalik
Inresektable : By pass bilio digestif
Minimal Rumah Sakit kelas C
atau Rumah sakit yang ada fasilitas pembedahan yang
memadai
Ikterus
Obstruksi
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah (K) Digestif
7 14 hari
2 - 4 minggu
Perlu
Baik dalam stadium dini
-
16
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
Kriteria diagnosis
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
6
7
:
:
:
C 50 - 51
RADANG GRANOLOMATIK USUS
(Inflammatory Bowel Disease - IBD)
Tukak kolitis (ulcerative colitis)
Timbulnya tukak superfisial dimulai pada rectum, dapat
menyumbat ke kolon (K51)
Deitis terminalis (Crohn disease)
Radang segmental yang mengenai seluruh lapis usus
terutama pada ileum terminalis (K 50)
Ulcerative colitis nyeri abdomen diare, berak darah seperti
anemia.
Ileitis terminalis nyeri abdomen diare, anemia, malnutrisi
Gastroenteritis
Irritable Bowel Syndrome (K 50)
Kolitis
Karsinoma kolon
Barium enema foto
Kolbnoskopi
Dokter Spesialis (K) Digestif
Rawat inap untuk persiapan operasi dan terapi
Obat-obat
: Sulfa salazin
Indikasi Bedah : Penyulit (+)
Perdarahan profus
Resiko keganasan
Minimal rumah sakit kelas C
Rumah sakit dengan fasilitas pembedahan yang memadai
Perdarahan
Fistula enterokutan
feus obstruksi
Keganasan
Fistula perianal
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah (K) Digestif
7-14hari
1-2 minggu
Sangat diperlukan
Baik
17
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
Kriteria diagnosis
4
5
:
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
C 40 - 41
HERNIA INGUINALIS LATERALIS / MEDIAI IS
Daerah lipat paha
Benjolan pada lipat paha, dapat keluar masuk.
Dapat berupa hernia inguinalis lateralis,
hernia inguinalis me-dialis (diatas lig. Inguinale),
hernia femoralis dibawah lig.
Inguinale
Klinis dapat reponibilis, ireponibilis, inkarserata
Hidrokel varikokel, Andesensus testis
Laboratorium rutin
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
6
7
18
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
Kriteria diagnosis
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
K 35 - 37
APENDISITIS
Dapat berupa:
Apendisitis akut
Periapendikuler infiltrat
Periapendikuler abses
Apendisitis perforata yang disertai peritonitis lokal atau
Peritonitis umum
Klinis
Nyeri ke McBurney defance muscular
Panas badan meningkat. kadang disertai muntah
Masa -), pada periapendikuler infiltrat teraba masa yang
nyeri
tekan pada perut kanan bawah, defens muskuler (+)
Nyeri tekan (+), colok dubur nyeri jam 09.00
Beda temperatur rektal dengan axiler lebih dari 1 derajat C
Divertikulitis, limpa denitis
Keradangan organ kandungan
KET, torsio testis kanan
Gastroenteritis - colitis
Laboratorium rutin
6
7
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi
:
:
Apendisitis kronis
: direncanakan Apendektomi elektif
Apendisitis akut
: direncanakan apendektomi segera
Periapendikuler abses : insisi, drainase
Periapendikuler infiltrat : pertama dirawat konservasi
medikamentosa yang adekwat, bila masa mengecil ukuran
cm atau menghilang, dilakukari apendektomi dengan inil
paramedian. Apendisitis perforata disertai tanda-tanda
peritonitis lokal dilakukan apendektomi dengan insisi
gradiron atau pall median.
Bila ditemukan tanda-tanda peritonitis umum dilakuk
laparotomi dengan insisi median
Minimal rumah sakit kelas C
Rumah sakit dengan fasilitas pembedahan yang memadai
Periapendikuler abses/ infiltrat
Perforasi terjadi peritonitis
Bedah
9
Tempat Pelayanan
19
10
11
12
Penyulit
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
Periapendikuler infiltrat
Perlekatan (ileus obstruktif)
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah (K) Digestif
7-14hari
1-2 minggu
Sembuh total / cacat (-)
-
20
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
Kriteria diagnosis
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
6
7
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
:
:
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
K80
KHOLELITHIASIS
Kelainan ini dapat disertai keradangan kronis atau akut
(kholesistitis kronis/ kholesistitis akut)
Kolik perut kanan atas, kadang menjalar ke belakang dapat
disertai radang akut kolesistitis atau penyumbatan
kholestasis Pada pemeriksaan, nyeri tekan pada
hipokondrium
kanan, terdapattanda peritonitis lokal (defansmuskuler (+)),
pertanda Murphy's positif
Proses keradangan pada organ-organ di daerah
hipokondrium, hepatitis, abses hepar, pankreatitis,
kholangitis, ulkus peptikum
Foto polos perut
USG abdomen, hepato bilier
Dokter spesialis terkait, bila diperlukan
Rawat Inap
Khoielitiasis disertai gejala direncanakan kholesistektomi
secara elektif
Khoielitiasis disertai radang akut, sebelum ada :
Pelekatan (infiltrat) dapat segera dibedah
Bila sudah ada masa dibari antibiotika sampai radang akut
reda, baru dilakukan kolesistektomi
Catatan : bagi yang mampu dan mempunyai pengalaman
dapat dilakukan sito kholesistektomi
Minimal rumah sakit kelas C
Rumah sakit dengan fasilitas pembedahan yang memadai
Perdarahan, hematoma
Untuk inkarserata: nekrosis usus,
sepsis asidosis residif
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah (K) Digestif
7-14hari
1-2 minggu
Sembuh total
-
21
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
Kriteria diagnosis
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
6
7
:
:
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
K83
KOLESTASIS (SURGIKAL)
Dikenal 2 macam :
Kolestasis yang medikal, umumnya kelainan terletak intra
hepatal. Contoh : intra hepatik - serosis hepatic - hepatitis
Kolestasis, umumnya kelainan terletakekstra hepatikai.
Contoh: kelainan duktus kholedokhus karena batu, sikatrik,
stenosis pada papilla vatem / tumor pada kaput pankreas
Terdapat warna ikterik (kuning) pada sclera, kulit
rasa gatal pada tubuh. Tinja yang akholis. Kolik bilier pada
chololitiasis. Pemeriksaan fungsi hati : bilirubin direk
meningkat dari alkalifosfatase dan gamaglukoronil tranferase
meningkat
Batu empedu & koledokus, karsinoma kaput, pankreas,
kolangio karsinoma
USG, hepatobilier, foto gastroduodenal
Pada USG : dapat ditemukan batu pada saluran bilier,
adanya tumor pada kaput pankreas, adanya pelebaran
dari saluran empedu intra maupun ekstra hepatal.
Pada foto gastro duodenal dengan memakai kontras
ditemukan bentukan angka-3 terbaiik pada proyeksi
duodenum (Ca. caaput pankreas)
CT Scan - Endo USG - MRCP
Dokter spesialis terkait, bila diperlukan
Rawat jalan dan rawat inap
Tindakan pembedahan dapat bersifat: Kolelitiasis:
- Kolesistektomi
- Explorasi Karsinoma kaput pancreas
- Resektabel --- duodeno pankreatektomi cephalic
non resektabel - bypass billo digestif
Minimal rumah sakit kelas C
Rumah sakit dengan fasilitas pembedahan yang memadai
Kebocoran/ kegagalan penjahitan atau anastomose
Perdarahan durante/ pasca pembedahan
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah (K)Digestif
7-14hari
1-2 minggu
Perbaikan klinik/ paliatif, penyembuhan total
Biopsi lever, biopsi tumor
-
22
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
Kriteria diagnosis
I 84
HEMOROID
Dikenal: Hemoroid interna dan ekstema
Keluar darah segar saat BAB, terutama saat feses akan keluar
atau setelah feses keluar.
Keluar benjolan lewat anus dapat masuk atau tidak
dapat masuk (Grade I sd. IV)
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
rawat inap
Terapi Bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah (K)Digestif
Dokter Bedah TKV atau (K) Vaskular
5-10hari
1-2 minggu
Sembuh total, cacat fisik (-)
Diperlukan
-
23
1
2
3
4
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
Diagnosa banding
:
:
:
:
Pemeriksaan
penunjang
6
7
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
:
:
8
9
Terapi Bedah
Tempat Pelayanan
:
:
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
K 60
FISTULA PERIANAL
Dimuiai dengan radang septik, timbulnya abses dan fistula
Radang spesifik, (TBC)
Penyakit ileitis terminates
Hydradenitis
Sinus pilonidalis
Keganasan kolon rektum
Sondase
Penyuntikan kontras / perhydrol pada lubang fistel
Dokter Spesialis Bedah (K) Digestif
Rawat inap untuk persiapan operasi dan terapi
Fistulotomi kalau periu bertahap ( setor)
Minimal rumah sakit kelas C
Rumah sakit dengan fasilitas pembedahan yang memadai
Inkontinensi alvi.
Stenosis ani
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah (K)Digestif
5-10hari
1-2 minggu
Perlu
Baik
24
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
Kriteria diagnosis
Diagnosa banding
:
:
:
8
9
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
Tempat Pelayanan
K65
PERITONITIS UMUM
Keradangan peritoneum dapat karena kuman ( septic ) atau
kimiawi ( kemikal) peritonitis septic
Misalnya pada apendisitis perforata, perforasi usus
akibat tipus abdominalis, sedang peritonitis kimiawi
misalnya perforasi lambung - pankreatitis.
Nyeri tekan perut pada seluruh lapangan perut ( defance
muscular)
Riwayat trauma, riwayat infeksi
Pengukuran' temperatur rektal dan temperatur axilar dengan
selisih lebih 1 derajat C
Pankreatitis
Peritonitis septik
Peritonitis kimiawi
DPL, foto polos abdomen berbaring / diafragma
:
:
10
11
12
Penyulit
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
6
7
25
II.
BEDAH ANAK
26
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
Kriteria diagnosis
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
:
:
6
7
:
:
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
Q 39.0
ATRESIA ESOFAGUS DAN
MALFORMASITRAKHEO ESOFAGUS
Tanda dan gejala:
Bayi tidak bisa menelan iudah segera setelah lahir,
tampnl saliva berlebihan dan memeriukan penghisapan.
Bisa terjad aspirasi, batuk, takhipnea dan hipoksia.
Pasase pipa nasogastrii F 10. gagal mencapai lambung
Foto polos leher, dada dan abdomen
1. Pada atresia esofagus dengan fistula trakheo esofagus
tampak pipa nasogastrik menggulung di kantong atas
esofagus dan udara di lambung dan usus
2. Pada atresia esofagus murni tanpa fistula dari atresll
esofagus dengan fistula trakheo esofagus proksimal,
tidak tampak adanya udara di lambung dan usus
Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan)
Rawat inap
Penatalaksanaan pra bedah :
Menentukan rencana terapi dengan mengidentitifikasi resiko
berdasarkan status fisiologi bayi. Syarat repair primer tanpa
gastrostomi:
a. Auskultasi paru tidak ada kelainan
b. X - foto paru tidak ada kelainan
c. Tidak ada kelainan jantung
d. Ra 02 > 60 mm Hg (udara kamar)
Pembedahan : Pada atresia esofagus dengan fistula trakeo
esofagus dilakukan anastomosis esofagus ujung ke ujung
melalui torakotomi kanan transpleural atau ekstrapleural
Minimal rumah sakit kelas-B dengan fasilitas NICU
Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan
memadai (fasilitas bedah anak & NICU )
a. Disfagia
b. Refluks gastroesofagus
c. Striktur anastomosis
d. Kebocoran anastomosis
e. Fistula trakheo esofagus berulang
f. Trakheomalasia, obstruksi jalan nafas,
penekanan vaskuler dan apnea reflektoris
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah (K) Bedah Anak
27
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
28
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
6
7
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
:
:
Q40.0
STENOSIS PILORIK HIPERTROFIK
Gejala:
Muntah proyektil, mulai pada umur 2-3 minggu.
Muntah tidak pernah berwarna hijau
Tanda:
Teraba " tumor" di hipokondrium kanan atau di daerah
epigastrium (olive)
Tampakgelombang peristalisis lambung di abdomen dari kiri
atas ke ke kanan bawah
Spasme pilorus
Refluks gastro-esofagus
Konfirmasi diagnosis jika tumor tidak teraba:
1. Ultrasound : Tebal otot pylorus > 4 mm
Panjang kanal pilorus > 17 mm
2. Foto barium meal: String sign. Shoulder sign
Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan
Rawat inap
Terapi Bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
29
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
6
7
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
:
:
Terapi Bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
Q41
ATRESIA DAN STENOSIS DUODENUM
1. Polihidramnion bulan ke 7 - 8 kehamilan
2. USG antenatal: Dilatasi lambung dan duodenum
proksimal
Muntah cairan jernih atau bercampur empedu beberapa
jam setelah lahir. Distensi abdomen di sekitar
epigastrium, d'stensi menghilangsetelah muntah.
Defekasi bisa-normal
Stenosis : Web/ windshock
Atresia : Pankreas anulare
Foto polos abdomen posisi tegak dengan kontras udara
1. Stenosis : Tampak udara kecil - kecil tersebar di distal
duodenum
2. Atresia : Gambaran double bubble ( udara di gaster
dan duodenum)
Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan)
Rawat inap
Penatalaksanaan pra-bedah : Dekompresi lambung,
koreksi cairan dan elektrolit, menyingkirkan kemungkinan
adanya kelainan penyerta yang lain.
Pembedahan : Diamond shaped side to side duodeno
duodenostomy. Bila perlu dilakukan pula Ladd's Procedure
Minimal rumah sakit kelas-B dengan atau tanpa fasilitas NICU
Kebocoran anastomosis dan sepsis lokal
Perforasi mukosa Pilorus, paling sering
di pyloro duodenal junction
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah (K) Bedah Anak
3 - 20 hari
2 - 3 minggu
Sembuh dengan follow - up
Survival rate 90%, mortalitas sering disebabkan kelainan
jantung dan kelainan kromosom
30
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
6
7
:
:
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
9
10
11
12
Tempat Pelayanan
Penyulit
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
Q41
ATRESIA DAN STENOSIS YEYUNO - ILEAL
Hidramnion bisa diketahui terutama pada trimester ke III
kehamilan
Semakin tinggi letak sumbatan, semakin awal terjadinya
muntah, abdomen tidak distensi, mekonium normal.
Semakin distal letak sumbatan, distensi abdomen lebili
mencolok, muntah terjadi kemudian, mekonium berwarna
abu-abu
Atresia kolon
Volvulus
Ileus mekonium
Foto polos abdomen pada atresia yeyunal tampak beberapa
gelembung udara dengan garis permukaan cairan di dalam
lumen usus.
Foto barium enema pada atresia ileum tampak
mikrokolon (unused)
Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan)
Rawat inap
Renatalaksanaan pra-bedah: Resusitasi cairan dan elektrolit,
dekompresi dengan pipa nasogostrik/ orogastrik untuk
mencegah desakan pada diafragma, mencegah muntah dan
aspirasi.
Pembedahan : tergantung lokasi dan tipe atresia
Minimal rumah sakit kelas-B dengarffasilitas NICU
Kebocoran anastomosis dan sepsis local Short Bowel Syndrome
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah (K) Bedah Anak
14 - 44 hari
3 - 6 minggu
Sembuh dengan follow - up
Mortality rate 11,2%
31
ICD
Q 79.0
Diagnosis
Kriteria diagnosis
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
6
7
:
:
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
9
10
11
12
Tempat Pelayanan
Penyulit
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
Penatalaksanaan pra-bedah :
a. Stabilisasi dengan kontrol hipertensi pulmonal
b. Pemberian cairan dan elektrolit
c. Monitor CVP
d. Monitor produksi urin
e. Pasang pipa nasogastrik
f. Pemeriksaan echocardiography
Pembedahan :
Approach trans abdominal melalui irisan subcostal.
Reposisi organ viscra, eksisi kantong hernia, menutup defek.
Defek kecil : Tutup primer, defek besar
Tutup dengan prosthetic patch
Minimal rumah sakit kelas-B dengarffasilitas NICU
Kebocoran anastomosis dan sepsis local Short Bowel Syndrome
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah (K) Bedah Anak
14 hari
2 minggu
Sembuh atau sembuh dengan kecacatan
Dubious
32
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
:
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi
Q 79.2
OMFALOKEL
Bayi baru lahir. organ abdomen keluar melalui defekdi
Sentra umbilikus, tertutup membran amnion di bagian luar
dan lapisan peritoneum di bagian dalam
Gatroskisis.
X foto toraks, ekhokardiografi
Tempat Pelayanan
10
11
12
Penyulit
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
:
13
14
15
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
:
:
:
Umum:
Pasang pipa nasogastrik
Mencegah hipotermi
Antibiotika profilaksis
Merawat selaput omfalokel dengan pembalut basah dan
untuk mencegah infeksi dan trauma mekanik
Khusus:
Omfalokel dengan ukuran defek 8-10 cm, tampak hepm usus:
Diberikan bahan topikal untuk mempercepat epiteliaslisasi
(silver sulfadiazine ), defek ditutup di kemudian hari
Omfalokel dengan defek berukuran kecil dan sedang dilakukan
repair langsung, bila defek tidak mungkin ditutup primer
dilakukan
penutupan bertahap dengan silastic silo.
Minimal rumah sakit kelas -B dengan fasilitas NICU.
Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan
Kelainan jantung bawaan, refluks gastro-esofagus
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah (K) Bedah Anak
60 hari
8 minggu
Sembuh dengan cacat atau meninggal
16
17
18
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
Dubious
6
7
33
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
:
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi
Q79.3
GASTROSKISIS
Defek dinding abdomen lateral kanan dari umbilicus
Isi abdomen keluar melalui defek ( < 4 cm ), t
idak tertutup peritoneum, usus tebal dan memendek
oleh karena kontak cairan amnion in utero.
Omfalokel pecah.
X foto toraks, ekhokardiografi
Tempat Pelayanan
10
11
12
Penyulit
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
6
7
34
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
:
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi
Q79.5
GRANULOMA/ FISTULA UMBILIKALIS
Duktus omfalornesenterikus persisten: Keluar cairan fekal darl
usus atau cairan mukus dari sinus.
Urakhus persisten: Keluar cairan berupa urin
Fblip umbilikus, berhubungan dengan kista atau sinus
Granuloma umbilikus : Keluar cairan semipurulen tanpa urin
atau feses
Omfalitis : Umbilikus kemerahan. edem, dan nyeri. Cepat
berkembang menjadi selulitis dinding abdomen
Omfalitis
Sinogram, USG, CT Scan
Tempat Pelayanan
10
11
12
Penyulit
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
6
7
35
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
6
7
:
:
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
:
:
:
Persiapan pra-bedah:
a. Irigasi kolon, dekompresi lambung
b. Resusitasi cairan
c. Antibiotika
Pembedahan:
a. Kolostomi
b. Definitif: Prosedur tank terobos.
Minimal rumah sakit kelas-B
Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan anak
Kebocoran anastomosis
Striktur
Enterokolitis
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah (K) Bedah Anak
14 hari
12 - 24 minggu
Sembuh atau sembuh dengan cacat
16
17
18
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
Baik
Q 43.1
HIRSCHSPRUNG'S DISEASE.
Tanda dan gejala tampak sejak lahir:
a. Obstruksi akut usus : Distensi masif abdomen, muntah
kehijauan, retensi cairan di usus, hipovolemi dan asidosis.
b. Konstipasi berganti dengan diare dan distensi abdomen
c. Tanda - tanda enterokolitis : Distensi abdomen, diare,
muntah, panas, toksik
d. Tidak ada keinginan untuk defekasi
e. Tidak ada soiling
f. Malnutrisi
Konstipasi
Atresia ileum
Mekonium ileus
Sindroma sumbatan mekonium
Biopsi hisap dinding rectum: Tidak ditemukan
sel ganglion usus
Barium enema: Tampak transition zone
Manometri anorektal: Kegagalan relaksasi dari
sfingter ani internus pads saat rektum distensi
Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan)
Rawat Inap
36
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
:
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi
Q56.1
INTUSSUSSEPSI
Klinis
Bayi/anak sehat, gizi cukup, tersering usia 5 - 9 bulan. 50%
kasus di bawah usia 1 tahun.
Trias intussussepsi:
1. Sakit kolik hilang timbul
2. Teraba masa, biasanya di abdomen kuadran kanan atas
3. Colok dubur didapatkan lendir darah
Radiobgis barium enema tampak cupping dan coil spring
Disentri amuba
Ultrasound abdomen
9
10
11
12
Tempat Pelayanan
Penyulit
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
6
7
37
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi
Tempat Pelayanan
10
11
12
Penyulit
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
:
13
Lama Perawatan
14
Masa Pemulihan
15
16
17
18
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
6
7
:
:
:
Q 42
MALFORMaSI - ANORECTAL
Bayi lahir tidak punya anus.
Letak tinggi:
Tanpa fistula: pada invertogram jarak antara ujung rektum
dengan anal dimple >lcm.
Dengan fistula, fistula rekto-vesika, fistula Rekto uretra,
fistula rekto vagina, fistula rektovestibular
Letak rendah :
Anus membranaseus
Tanpa fistula : pada invertogram jarak antara rektum
dan anal dimple <1 cm.
Dengan fistula: fist. Anovertibular, fist.anoperineal,
Bucket Handle.
Malformasi Anorektal yang lain
Foto invertogram (Wangenstein Rice), untuk yg tanpa fistel
pemeriksaan urine ( pada laki - laki)
Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan)
Rawat Inap segera
Darurat
Letak tinggi: kolostomi
Letak rendah: anoplasti
Definitif:
Posterosagital Anorektoplasti dan tutup kolostomi 3 bulalj
kemudian
Minimal rumah sakit kelas - C ( kolostomi)
Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedah
memadai (definitif)
Inkontinensia
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah (K) Bedah Anak
Kolostomi 7 hari
PSARP 7 hari
Kolostomi 1 hari
PSARP 24 hari
Anus yang kontinensia
Baik
38
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
:
:
6
7
:
:
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
K 56.1
INVAGINASI USUS
Trias
- Invaginasi :
- Kolik usus
- Teraba mass
- Berak darah lendir dapat disertai / tanpa obstruksi usus
Foto:
- usus kecil dilatasi
- ada air fluid level
- usus besar kosong
bayi berumur 3 bulan sampai 2 tahun
Tumor, colitis amuba, obstruksi usus lain
Foto polos Abdomen.
Barium in loop sekaligus sbg terapi untuk yg baru
K/p USG ( bila tidak kembung)
Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan)
Rawat Inap segera
Eksplorasi laparatomi: Reposisi
- bila nekrose reseksi buat stoma
- mengeliminir" lead point
Minimal rumah sakit kelas-C
Rumah sakit iain yang mempunyai sarana
pembedahan memadai
Perdarahan
"Leakage anastomose" ; sepsis
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum Berpengalaman
Dokter Spesialis Bedah (K) Bedah Anak
Dokter Spesialis Bedah (K) Digestif
17 hari
17 hari
Sembuh atau meninggal
Kondisi penderita
39
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
P 77
NECROTIZING ENTEROCOLITIS
Kriteria diagnosis
4
5
:
:
8
9
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi
Tempat Pelayanan
10
11
12
Penyulit
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
6
7
:
:
:
:
40
III.
BEDAH ONKOLOGI
41
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
6
7
:
:
8
9
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
13
14
15
16
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
17
18
19
Otopsi
Prognosis
Tindak lanjut
D 16
TUMOR JINAK TULANG
1. Keluhan: tumor, nyeri tulang, timbul patah tulang
2. Fisik: tumor pada tulang konsistensi keras, berbatas tegas
atau ada patah tulang patologis
3. Radiologi: X-foto tulang; tampak densitas tulang
bertambah (osteoblastik) atau berkurang (osteolitik)
atau campuran.
4. Alkali fosfatase naik
1. Tumor ganas tulang 2. Kiste tulang
3. Osteomyeliti
Diagnosis
1. Radiologi: X-foto tulang, Ct-scan,
2. Biopsi: FN A, biopsi tulang, pemeriksaan spesimenoper;
Staging: - (Hanya untuk tumor ganas)
Bila periu kepada dokter spesialis yang terkait
Rawat inap untuk diagnosis dan tindakan
:
:
1. Reseksi tulang
2. Kuretage
3. Cryosurgery
Minimal R.S. kelas-C.
R.S. lain yang mempunyai sarana pembedahan yang memadai
: Penyakit
Terapi
: Perlu
: Dokter Spesiaiis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah Onkologi.
Dokter Spesialis Bedah Ortopedi
: 1 minggu
: 4 12 minggu
: Bebas tumor, sembuh
: Perlu untuk konfirmasi diagnosis Jenis histologi:
1. Tumor jinak tulang
1). Osteoma,
2). Osteobastoma
3). Kondroma,
4). Kondroblastoma
5). Adamantinoma
6). Fibroma
7). Hemangioma
8). Limfangioma
9). Giant cell tumor
Tumor non neoplasma
1). Kiste tulang
2). Fibrous displasia
: : Baik, tumor hilang / sembuh
: -
42
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
Kriteria diagnosis
D 23
TUMOR JINAK KULIT &
TUMOR NON NEOPLASTIK KULIT
Neoplasma jinak kulit, D24
Terdapat lesi pada kulit berbentuk plaque, papel, nodus, atau
tumor yang berbatas tegas tanpa ada infiltrasi atau tanda metastasis
1. Papiloma
a. Berbentuk tumor papiler, menonjol diatas kulit,
permukaan kasar
b. Berwama seperti kulit normal disekitarnya
2. Epithelioma
a. Berbentuk nodus atau plaque kecil, didalam kulit
b. Berwama seperti kulit normal disekitarnya
3. Nevus pigmentosus
Plague atau nodus berwarna hitam
4. Kiste dermoid
a. Kista berisi sebum, subkutan, pada alis, garis tengah atau
brachial cleft
b. Timbul sejak lahir atau waktu anak-anak
5. Dermatofibroma
a. Berupa nodus kecil, keras, di kulit dan subkuSs
b. Berwarna coklat, menyerupai keloid
Tumor non neoplasma kulit
1. Verruca vulgaris
( B07)
1) Berupa tumor papiler kecil dikulit, dengan permukaan
yang kasar
2) Warnanya saperti kulit normal disekitarnya
2. Keratosis
(L82-L86)
1) Keratosis seborrhoicum,
( L82)
a. Lesi berupa plaque, nodule atau tumor berwarna
coklat atau kehitaman, sering multipel
b. Lokasi terutama pada kulit muka atau leher dan
tubuh
2) Keratosis Solaris = keratosis senilis (L57.0)
a. Bentuknya mirip dengan keratosis seborrhoincum
b. Umumnya terdapat pada orang tua
c. Lokast terutama pada muka, leher dan bagian kulil
yang terbuka
3) Keratoacanthoma
(L85.8)
a. Tumor papiler dengan sentral nekrose.
b. Dapat membesar dengan cepat dan mengalami
regresi spontan
c. Ada yang menganggap sebagai suatu karsinoma
kulit
keganasan rendah
4) Kiste epidermoid
(L72.0)
a). Tumor kisteus subkutan, berisi sebum, berdindim
epidermis
b). Lokasi umumnya di tangan atau kaki
43
4
5
6
7
8
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
:
:
:
:
:
Non Bedah
9
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
:
:
:
:
44
17
18
19
Otopsi
Prognosis
Tindak lanjut
:
:
:
9) Hydradenoma
10) Trichoepithelioma
Tumor non neoplasma kulit
1) seborrhoic keratosis
2) verruca vulgaris
3) molluscum contagiosum
Baik
3 bulan 6 bulan kemudian lepas
45
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
Kriteria diagnosis
D 17 sd D21
TUMOR JINAK JARINGAN LUNAK &
TUMOR NON NEOPLASTIK JARINGAN LUNAK
Tumor jinak jaringan lunak
1. Lipoma, D17
Tumor berbentuk bulat, oval atau lobuler, tumbuh pelan
konsistensi lunak, tidak nyeri, singel atau multipel, subkutan
2. Hemangioma, D18
1) Hemangioma kapilare
Berbentuk plaque atau nodus pada kulit, berwarna
merah, yang terdapat sejak lahir atau timbul waktu aiia
anak
2) Hemangioma cavernosum
a. Tumor di kulit atau subkutan, seperti spons,
berwarna
kebiruan, sejak lahir atau timbul waktu bayi
b. Tumor dapat tumbuh dan membesar dengan cepat
tetapi dapat mengecil atau menghilang spontan
umumnya sebelum umur 5-7 tahun
3) Hemangioma arteriale (hemangioma racemosul cirrsoid
hemangioma)
a. Tumor berbentuk panjang, berbelok-belok,
berdenyut karena ada shunt antara arteri dan vena,
bayi atau kecil
b. Lokasi umumnya di subkutan di kepala
3. Limfangioma, D18
1) Limfangioma kapilare (Hmfangioma simpleks)
Berbentuk vesikel atau kutil kecil-kecil multipel, cairan
limfe, dengan kulit berwarna normal, timbul lahir atau
waktu kecil
2) limfangioma cavernosum
Berbentuk tumor atau berupa pembesaran organ, bibir
(makrocheili), lidah (makroglosi), dsb., dengan diatas
tumor berwarna normal, konsistensi seperti
3) Limfangioma kistikum (Higroma)
a. Berupa kista, berisi cairan limfe, dengan kulit d
tumor warnanya normal, timbul sejak lahir waktu
bayi
b. Lokasi umumnya di leher (higroma coli) at axilla
(higroma axillare).
4. Fibroma,
D21
1) Berbentuk tumor padat, berbatas tidak tegas, konsis-tensi
ada yang keras (fibroma durum), ada yang lunak
46
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
:
:
6
7
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
:
:
47
Non Bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
:
:
:
:
17
18
19
Otopsi
Prognosis
Tindak lanjut
:
:
:
48
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
Kriteria diagnosis
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
:
:
6
7
:
:
8
9
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
:
:
:
:
17
18
19
Otopsi
Prognosis
Tindak lanjut
:
:
:
:
:
D 29
TUMOR JINAK GENITALIA LAKI &
TUMOR NON NEOPLASMA GENETALIA LAKI
Keluhan: Benjolan kedl di prostat, testis, penis, atau kulit
genitalia
Rsik: tumor kecil, umumnya < 2 cm; berbatas tegas, padat atau
kisteus, di prostat ( colok dubur), testis, epididymis, penis atau
skrotum
1. Tumor ganas 2. Hidrokel testis 3. Spematokel
Diagnosis
1. FNA, biopsi testis, pemeriksaan spesimen operasi
2. Patologi: biopsi eksisi, pemeriksaan spesimen operasi
Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait.
Rawat jalan atau rawat inap untuk diagnosis dan tindakan
Eksisi tumor, TUR
Minimal RS. kelas-C.
R.S. lain yg mempunyai sarana pembedahan yg memadai
Penyakit: Terapi : perdarahan, infeksi
Perlu
Dokter Spesialis .Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah Onkologi.
Dokter Spesialis Bedah Urologi
3hari
1 minggu
Bebas rumor / sembuh
Perlu untuk konfirmasi diagnosis
Jenis histologi :
1. Neoplasma
1). Prostat adenoma, fibroma, myoma
2). Testis & epididimis: teratoma matur, Sertoli sel tumor,
karsinoid, tumor Brenner
2 Tumor non neoplama:
1). Prostat: hyperplasia
2). Testis & epididimis : granuloma, spermatokel, hidrokel
Funikuli
3). Penis & skrotum: kiste epidermis, atheroma
Baik
-
49
ICD
2
3
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
6
7
:
:
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
Non Bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
:
:
Teratoma
1 sacoccocygeal
2 troperitoneum
3 Mediatinum
4 Ovarium
5 Testis
6 Supraseller
Ganas
C76.3
C48.0
C38.3
C56.9
C62
C71.9
In situ
D09.7
D07.3
D07.6
-
Jinak
D36.7
D20.0
D15.2
D27
D29.2
D33.2
Tidak tentu
D48.7
D48.3
D38.3
D39.1
D40.1
D43.2
TERATOMA
1. Keluhan : Tumor pada tempat-tempat yang khas untuk lokasi
teratoma, seperti di sacroccygeal, testis, ovarium, dfl
2. Fisik:
1) Berbentuk tumor ada yang padat ada yang kistik yang
terdapat tempat-tempat yang khas untuk lokasi sunl
teratoma
2) Manifest sejak lahir, atau setelah dewasa. Makin dewasa
manifestnya, makin besar kemungkinan keganasan
3) Radiologi: X-foto plos/CT-scan, MRI: Nampak ada
klasifikai atau bentukan seperti tulang, gigi, dsb.
4) Eksplorasi operasi: Tumor berkapsul yang tegas (jinak)
atau tidak tegas (ganas), mengandung kulit, rambut, tulang,
usus dsb.
1. Tumor jinak atau ganas jaringan lunak
2. Tumor jinak atau ganas organ yang Bersangkutan
Diagnosis
1. Radiologis: X-foto, CT-scan, MRI pada tempat tumor
2. Fitologis : FNA, biopsi, pemeriksaan spesimen operasi
3. Eksplorasi operasi: untuk melihat keadaan tumor
Staging, hanya untuk tumor ganas
T : Klinis, imaging, patologi
N : Klinis, imaging, FNA
M : Klinis, imaging, patologi
Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait.
Rawat jalan atau rawat inap untuk diagnosis dan tindakan
Teratoma jinak: eksisi tumor
Teratoma ganas: eksisi luas atau organtektomi
Radioterapi
Minimal R.S. kelas-C.
R.S. Iain yg mempunyai sarana pembedahan yg memadai
Penyakit: erosi atau destruksi tulang disekitamya
Terapi
1). Operasi: perdarahan, infeksi
2). Radioterapi: radionekrose
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah
Onkologi. Dokter Spesialis Bedah (K) Toraks.
7 hari
1 bulan
50
15
Hasil
16
Patologi
17
Otopsi
18
Prognosis
19
Tindak lanjut
51
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
Kriteria diagnosis
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
:
:
C64-C79.4-C22.0-C22.2
KANKERPEDIATRI
1. TUMOR WILLEM
2. NEUROBLASTOMA.
3. HEPATOBLASTOMA, 4. RETINOBLASTOMA,
5. TERATOMA
1. Tumor Willem (nephroblastoma), C64
1) Tumor ginjal pada anak-anak, umumnya pada umur
dibawah 5 tahun
2) Ada trias gejala: tumor abdomen, nyeri dan hemahi
mungkin pula disertai anemi, hipertensi atau panas
3) Radiologi: pada IVP, ada filling defek di pyelum, USG
abdomen terlihat tumor dari ginjal
4) Laboratorium: hematuria, anemia,
2. Neuroblastoma adrenal, C79.
1) Tumor ganassyaraf atau ganglion perifir, dapat di leher
toraks, abdomen, tetapi umumnya di kelenjar adrai pada
umur dibawah 5 tahun, dapat mengalami spontan pada
bayi kurang dari 1 tahun
2) Pada penyitraan: X-foto polos, terlihat ada kalsifii dalam
tumor, Pada USG. Tumor berasal dari ginjal, IVP terlihat
pyelum normal
3) Laboratorium: dalam urine terdapat kenaikan koiamine,
VMA= vahyl mandelic acid, HVA = homo vandelic
acid.
3. Hepatoblastoma, C22.2
1) Keluhan: sakit perut, mual muntah, panas, anoi. berat
badan menurun
2) Tumor pada hati pada anak, umumnya dibawah tahun.
3) Radiologi: USG abdomen / CT-scan: nampak turn pada
hati
4) Laboratorium: AFP naik, gangguan fungsi hati, ikterus
4. Retinoblastoma, C69.2
1) Tumor mata pada anak-anak, umumnya umur 1-3 tahun
2) Terdapat Ieukocoria, releks papil putih, strabismus
Flexner-Wintersteiner rosette pada retina
3) Tumor dapat uni atau bilateral
5. Teratoma, C76.2
1) Terdapat tumor di mediastinum, retroperitoneum,
ovarium .testis, hati, dsb, yang terdlri dari campuran
derivat jaringan epithelial, endothelial dan mesun chymal
(tulang, kulit, rambut, gigi, usus, dsb).
2) Tumor dapat bersifat ganas, in situ, sifat tidak tentu atau
jinak
3) Radiologic Pada X-foto polos; tampak ada tulang atau
kalsifikasi dalam tumor Rada USG, CT-san atau MRI
nampak ada tulang atau macam-macam komponen
jaringan dalam tumor
1) Tumor jinak,
2) Limfoma maligna
Diagnosis
1. Radiologi: IMR USG abdomen, CT-scan, MRI
52
6
7
8
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
:
:
:
Non Bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
13
14
15
Informed consent
Tenaga Standar
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
:
:
:
:
:
16
Patologi
17
Otopsi
18
Prognosis
19
Tindak lanjut
53
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
Kriteria diagnosis
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
6
7
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
Non Bedah
:
:
C81 sd C85
LIMFOMA MALIGNA
1. Hodgkin Disease = HD
C81
2. Non Hodgkin Lymphoma = NHL
1) Foflicular (nodular) NHL, C82
2) Diffuse NHL,
C83
3. Peripherial and cutaneous T-cell lymphona, C84
4. Other and unspecified of non Hodgkin lymphoma, C85
1. Keluhan:
1) Pembesaran kelenjar limfesuperfisial seperli di leher,
ketiak, inguinal, atau benjolan di tonsil atau faring, atau
keluhan karena ada benjolan di perut
2) Fanas badan, penurunan berat badan atau berkeringat
malam yang tidak jelas sebabnya
2. Fisik: limfadenopati singel atau multiple, di salah satu atau
lebih regio kelenjar limfe superfisial, sepcrti di leher, ketiak,
inguinal, tonsil atau lingkaran Waldeyer
3. Radiobgi: USG abdomen, CT-scan abdomen, MRI untuk
terlihat adanya pembesaran kelenjar limfe
4. Fada laparotomi karena Ueus ditemukan adanya agregat
jaringan limfe atau kelenjar limfe yang menimbulkan
obstruksi ileus itu
1. Tumor jinak kelenjar limfe
2. Limphadenitis tuberkolosa non spesifik
3. Limphadenitis non spesifik :
Diagnosis
1. Epidemiologi: umur, faktor risiko
2. Radiologic X-foto toraks,x-foto tulang, USG abdomen, Ctscan, MRI,
3. Laboratorium : darah lengkap, fungsi hati, fungsi ginjal,
LDH, albumen, globulin, SGPT, SGPT, Alkali fosfatase,
sumsumtulang
4. Fatologi: biopsi kelenjar limfe, tulang, sumsum tulang
terbuka, atau dengan VC
5. Eksplorasi: laparoskopi, laparotomi, torakoskopi
6. Ratologis : Jenis histologi, pada HD = Hodgkin Disease,
ditemukan sel Reed Sternberg, pada NHL = Non Hodgkin
Limfoma[tidak.
7. Immunohistokimia: Sel-T atau sel-B
Staging
1. Winis : cS = clinical staging
2. Patologi: pS = pathological staging
Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait.
Rawat jalan atau rawat inap untuk diagnosis dan tindakan
Laparotomi, jika timbul ileus atau peritonitis
1. Radioterapi:
1) 40 Gy, bila limfoma masih lokal pada satu regio
2) Pada sindroma vena cava superior
2. Kemoterapi: dengan
1). AVBD = adriamycin, bleomycin, vinblastine dan carbazine
2). MOPP = mechorethamine, Oncovin, prednison dan
54
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
:
:
:
16
Patologi
17
Otopsi
18
Prognosis
19
Tindak lanjut
procarbazine
Minimal RS. kelas-C.
R.S. lain yg mempunyai sarana pembedahan yg memadai
1. Penyakit: ileus obstruksi, peritonitis, anemia, sindom vena cava
superior
2. Terapi:
1). Operasi : Perdarahan, infeksi,
2). Radtoterapi: Radiodermatitis, Radionekrose, Lemi.
3). Kemoterapi: Netropenia, Mual / muntah/tfopecia,
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah Onkologi.
Dokter Spesialis Bedah Kardiovaskular Toraks.
24 hari
4 - 8 minggu
1. Stadium dini :bebaskanker
2. Stadium lanjut : DPS atau OS diperpanjang
St. sangat lanjut: tidak sembuh, paliasi
Perlu ntuk konfismasi diagnosis
Jenis histologi
1. Non Hodgkin lymphoma
1) Follicular (Nodular)
2) Diffuse
2. Hodgkin Disease
1) Lymphocytic predominace
2) Nodular sclerosis
3) Mixed cellularity
4) Lymphocytic depletion
5) Other hodgkins disease
6) Hodgkins unspectified
7) Mycosis dungoides
3. Plasmacytoma
4. Reticulosarcoma
Perlu untuk konfirmasi diagnosis dan kasus kematia yang
sebabnya tidak jelas
1. Stadium dini : baik
2. Stadium lanjut : dubius
3. St sangat lanjut jelek 0-3 tahun:
0-3 tahun: setiap 3 bulan sekali
3-5 tahun : setiap 6 bulan sekali
>5 tahun : setiap 1 tahun sekali
55
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
6
7
:
:
8
9
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
:
:
:
16
Patologi
:
:
R 59
LIMFADENOPATI
Ada pembesaran kelenjar limfe salah satu atau lebih di regio
leher, ketiak, inguinal yang dapat:
1. Singel atau multipel
2. Lepas atau melekat satu dengan yang lainnya membentuk
konglomerat
3. Dicurigai ganas:
1). Primer, apabila kelenjar membesar progresif, tanpa radang,
padat, terfiksasi, atau tidak sembuh dengan antibiotika atau
obat anti TBC.
2). Sekunden bila ditemukan ada tumor primernya
1. Limphadenitiskhronika, baikspesifikmaupun non spesil
2. Limfoma maligna (Hodgkin atau non Hodgkin)
3. Reaktif hiperplasia
4. Metastasis kanker dari tempat lain, ICD.C77 atau C80
Diagnosis
1. Radiologi: tergantung dari lokasi limfadenopati itu untuk
mencari tumor primernya
2. Patologi: FNA, biopsi eksisi,
3. Laboratorium: test immunokxjis (tbc, toksoplasma)
Staging, hanya untuk limfoma maligna atau metastase kanker
T : cari letak tumor primernya, Minis dan imaging
N : limadenopati adalah metastase regional atau metastase
jauhnya
M :cari lokasi metastase jauhnya, klinis dan imaging
Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait.
Rawat jalan atau rawat inap untuk diagnosis dan tindakan
Tergantung dari penyebabnya
Minimal RS. kelas-C.
R.S. lain yg mempunyai sarana pembedahan yg memadai
Penyakit: Terapi : Perlu
Dokter Spesialis .Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah Onkologi.
Dokter Spesialis Bedah Kepala - leher
tergantung dari sebabnya
tergantung dari sebabnya
Tergantung dari sebabnya
1. Tuberkulosa
:sembuh
2. Reaktif hiperplasia : sembuh
3. Limfoma maligna : bebas kanker
Metastase kanker : sukar sembuh
Perlu untuk konfirmasi diagnosis
Jenis histologi:
1. Limfadenitis tuberkulosa
2. Reaktif hiperplasia kelenjar limfe
3. Limfoma maligna
56
17
18
Otopsi
Prognosis
:
:
19
Tindak lanjut
4. Metastase kanker.
Dengan mengetahui jenis histologinya mungkin dapat
ditemukan tumor primemya (ICD. C77 atau ICD
topografinya) dan mungkin pula tidak ditemukan (diagnosis
menjadi MUO = Metastase of Unknown Origen atau CUP =
Cancer of Unknown Primary, ICD. C80)
1. Non neoplasma : baik
2. Neoplasma : tergantung dari stadiumnya
Tergantung dari penyababnya
57
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
6
7
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
:
:
Non Bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
Informed consent
C 40 C41
KANKER TULANG
1. Keluhan: tumor, nyeri tulang, timbul patah tulang, paraplegia
2. Rsik: tumor pada tulang dengan invas keluar tulang, patah
tulang patologis, paraplegia,
3. Radiologi: X-foto tulang, CT-scan, MRl: ada pembentuk
tulang baru (Codman's trangle), ada "sunrays phenomen' pada
osteogenic sarcoma, atau phenomena " union peel = kulit
bawang" pada Ewing sarcoma, ada invasi tuma keluar tulang,
faktura patologis
1. Tumor jinak tulang
2. Kiste tulang
3. Osteomyelitis
Diagnosis
1. Epidemiologi: umur, iokasi tumor
2. Radiologi: X-foto tulang, Ct-scan, MRl, Scantigrafi tuUi
3. Laboratirium: darah, urine, fungsi hati, fungsi ginji
fosfatase alkali
4. Fatologi: Biopsi: FNA, biopsi tulang, pemeriksaan
spesimen (jenis histologi, derajat diferensiasi sel)
Staging
T : Klinis, imaging, patologi spesimen operasi
N: klinis, imaging
M :Klinis, imaging (X-foto thoraks, USG abdomen, CT-scan.
MRI scintigrafi tulang), patologi
Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait.
Rawat jalan atau rawat inap untuk diagnosis dan tindakan
1. Ekstemitas:
1). reseksi tulang + transplantasi tulang atau protese t (limb
preserving operation)
2). amtupasi/disartikulasi
2. Kepala.leher, tubuh:
Reseksi radikal tulang / reseksi dinding toraks/ +
rekonstruksi
1. Radioterapi pra atau pasca bedah, atau radioterapl ft
2. Kemoteraphdgkombinasi cyclophosphamide, doxow
ifophosphamide, cisplatin, methotrexare
Minimal RS. kelas-C.
R.S. lain yg mempunyai sarana pembedahan yg memadai
1. Penyakit: fraktur, paraplegia
2. Terapi
1). Operasi : a). Perdarahan,
b). Hematoma,
c). Infeksi,
d). Cacat
2). Radioterapi : a). Radiodermatitis, b). Radionekrose,
c). Lemas,
d). fibrosis
3). Chemoterapi : a). Netropenia,
b). Mual / muntah,
c). Alopecia
Perlu
58
12
Tenaga Standar
13
14
15
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
:
:
:
16
Patologi
17
Otopsi
18
Prognosis
19
Tindak lanjut
7 14 hari
4 - 12 minggu
1. Stadium dini
: bebas kanker
2. Stadium ianjut : DFS atau OS diperpanjang
3. sangat lanjut
: tidak sembuh, paliasi
Perlu untuk konfirmasi diagnosis
Jenis histologi:
1. Membentuk tulang atau kartilago
1). Osteogenic sarc,
2). Juxtacortical
osteosarc,
3). Chondrosarc,
4). Juxtra
chondrosarcoma,
5). Mesenchymal chondrosarcoma,
2. Lisis tulang
1). Giant cell tumor
2). Ewing sarcoma,
3. Lain-lain
1). Hemangioepithelioma,
2). Hemangiopericytoma,
3). Angiosarcoma,
4). Fibrosarcoma,
5). Liposarcoma,
6). Malignant
mesenchymoma
7). Undifferentiated sarc.,
8). Chordoma,
9). Adamantinoma dari tulang panjang,
Perlu untuk:
konfirmasi diagnosis dan kasus kematian yang sebabnya tidak
jelas.
1. Stadium dini :baik
2. Stadium lanjut : dubius
3. Stadium sangat lanjut: jelek
0-3 tahun : setiap 3 bulan sekali
3-5 tahun : setiap 6 bulan sekali
> 5 tahun : setiap 1 tahun sekali
59
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
6
7
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
:
:
Non Bedah
9
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
:
:
:
C62
KANKER TESTIS
1. Keluhan: Testis membesar, tumor testis, nyeri, terasa berai
2. Fisik: Tumor membesar, lokal atau difuse konsistensi padal
keras, kanan dan kiri tidak sama
3. Radiologi:
1). USG : testis bentuk irreguler, densitas heterogen
2). Lab : AFP naik > 15 ng/ml, HCG naik > 5 mIU/ml,.
LDH> 1-1.5 xN (normal)
1. Tumor jinak
2. Hidrokel testis
3. Orchitis
Diagnosis
1. Radiol.: X-foto toraks, USG abdomen, CT-scan abdomen
2. Laboratorium.: darah, urine, BUN, AFR HCG
3. Patologi: FNA, biopsi testis, pemeriksaanspesimen operasi
penis histologi, derajat diferensiasi)
Staging
T: Klinis, imaging, (USG testis), petanda tumor
N: Klinis, imaging
M: Klinis, imaging )X-foto toraks, USG abdomen, CT-scan,
MRI)
Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait.
Rawat jalan atau rawat inap untuk diagnosis dan tindakan
Untuk Non seminoma
1. Lokal :
1). Orchidektomi total
2). Orchidektomi radikal
2. Nodus regional: diseksi kelenjar limfe retroperitoneal
Untuk Seminoma atau non seminoma
1. Radioterapi: 25-30 Gy
2. Kemoterapi: etoposide, cisplatin
Minimal RS. kelas-C.
R.S. lain yg mempunyai sarana pembedahan yg memadai
Penyakit: invasi ke kulit skrotum, vas deferen
Terapi
1). Operasi: perdarahan, infeksi
2). Radioterapi : mual, muntah, diarhoea, badan len nafsu
makan turun
3). Chemotcrapi: mual, muntah, diarhoea, badan lemes,
nafsu makan turun leukopeni, alopesia, dsb
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah Onkologi.
Dokter Spesialis Bedah Urologi
7 14 hari
12 - 24 minggu
1. Stadium dini : bebas kanker o
60
Patologi
17
Otopsi
18
Prognosis
19
Tindak lanjut
61
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
Kriteria diagnosis
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
6
7
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
:
:
Non Bedah
C00 C06
KANKER RONGGA MULUT
Bibir COO, Pangkal lidah C01, Lidah C02,
Gusi C03, Dasar mulut C04, Palatum COS.
Rongga mulut lainnya C06
1. Keluhan : ada tumor atau ulkus, mudah berdarah, sering nyeri,
di mulut
2. Fisik:
1) Ada iesi di mulut dapat berupa indurasi, nodus, tumni
atau ulkus, yang mudah berdarah, sering nyeri, mulul
berbau, tidak menghilang dengan pengobatan konsei vatif
selama 2-4 minggu dengan tanda-tanda infiltrani
2) Ada pembesaran kelenjar limfe submandibula atau lelm
3) Ada lesi pra kanker seperti leukoplakia, eritroplasi Querat
4) Ada faktor predisposisi seperti merokok, nginang,
peminum alkohol, kelainan gigi, higiene mulut
3. Radiologi: Rada x-foto maksila / mandibula atau panoramik,
mungkin terlihat ada destruksi tulang
1. Tumor jinak mulut
2. Ulkus kronik benigna
3. Granuloma.
4. Stomatistis
Diagnosis
1. Radiologi: X-foto rahang, panoramik, CT-scan, MRI
2. Patologi:FNAbiopsi(imisi/eksisi/cakot), Spesimen operasi
histologi, derajat diferensiasi sel)
Staging
T: Klinis, imaging, patologi
N : Klinis, Imaging, patologi
M : Klinis, imaging (X-foto toraks, USG abdomen, CT-scan
Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait.
Rawat jalan atau rawat inap untuk diagnosis dan tindakan
1. Tumorprimer
1) Eksisi luas bibir + rekonstruksi bibir
2) Eksisi luas Iesi trans-oral, defek mukosaditutup dengan
Thiersch pada tumor Tis atau T1
3) Operasi khusus:
a. Reseksi palatum/ mandibula/ pipi + rekonstruksi
b. Glosektomi total
c. Operasi commando dan rekontstruksi pada T2 ke atas
Pasca bedah : dipasang pipa nasogastik selama 7 hari dan
diberikan perawatan higiena mulut yang baik
2. Nodus regional : RND = Radical Neck Dissection
1. Radioterapi : untuk kasus yang inoperabel
2. Kemoterapi : dengan obat
1) tunggal : a. Cisplatin, b. Flourouracil c. Endoxan
2) Multifarma
a. VBM : Vincristin, Bleomycin, Methotexate
62
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
13
14
15
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
16
Patologi
17
Otopsi
18
Prognosis
19
Tindak lanjut
63
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
6
7
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
:
:
Non Bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
13
14
15
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
16
Patologi
C60
KANKER PENIS
1. Keluhan : benjolan di penis
2. Fisik:
1) Lesi berupa plaque merah, nodus, tumor eksofitik, erosi
atau ulkus di glans atau preputium
2) Pembesaran kelenjar limfe inguinal
1. Tumor jinak
2. Condyloma
Diagnosis
1. Biopsi lesi, pemeriksaan spesimen operasi, jenis histologi,
derajat diferensiasi sel
2. Radiologi : X-foto toraks, USG abdomen, CT-abdomen
3. Laborat : darah, urine
Staging
T: Klinis, imaging
N : Klinis, Imaging (limfografi bipedal)
M : Klinis, imaging (X-foto toraks, USG abdomen, CT-scan
Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait.
Rawat jalan atau rawat inap untuk diagnosis dan tindakan
1. Panektomi parsial atau total
2. Diseksi kelenjar limfe ileo-inguinal
64
17
Otopsi
18
Prognosis
19
Tindak lanjut
Perlu untuk:
konfirmasi diagnosis dan kasus kematian yang sebabnya tidak
jelas
1. Stadium dini :baik
2. Stadium lanjut : Dubius
3. St sangat lanjut: jelek
0-3 tahun : setiap 3 bulan sekali
3-5 tahun : setiap 6 bulan sekali
> 5 tahun : setiap 1 tahun sekali
65
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
6
7
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
:
:
C50
KANKER PAYUDARA
1. Keluhan : tumor atau borok yang mudah berdarah pada
payudara, erosi perdarahan atau keluar cairan abnormal
puting susu
2. Fisi : pada payudara terdapat tumor pada keras, batas tidak
jelas, bentuk tidak teratur, umumnya pada permulaan tidak
nyeri, tumbuh progresif, dan ada tanda-tanda infiltrasi atau
metastase
Tanda infiltrasi : mobilitas tumor terbatas, melekat kulit /
muskulus pektoralis / dinding dada, eritema kulit diatas
tumor, peau dorange, satelit nodule, ulserasi
Tanda metastase : regional ada pembesaran kelenjar limfe
ketiak / mammaria interna atau ada tumor di organ jauh
3. Radiologi :
a. Mammografi ada tumor batas tidak tegas, bentuk
irreguler, stellate, kalsifikasi mikro yang tidak teratur
b. USG mamma ada tumor berbatas tidak tegas, hiper
echoic
1. Tumor jinak mama
2. Tumor philodes
3. Displasia mamma
4. Mastitis khronika
5. Sarcoma jaringan lunak
6. Limfoma maligna
Diagnosis : Triple diagnostik
1. Klinis
2. Mammografi atau USG mamma
3. FNA
Juga VC / PC dan pemeriksaan patologi spesimen operasi
Staging
T: Klinis, imaging, patologi ( jenis histologi, derajat diferensiasi)
N : Klinis, imaging, biopsi sentinal node
M : Klinis, imaging (X foto toraks, USG abdomen, bone scan,
CT-scan, MRI
Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait.
Rawat jalan atau rawat inap untuk diagnosis dan tindakan
1. Standard :
Masektomi radical modifikasi (patey / madden)
2. Alternatiif
1) Mastektomi radikal standard radical (Halstedt)
2) BCT/S (Breast Conserving Treatment / Surgery)
66
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
:
:
:
16
Patologi
67
2. Liposarcoma
3. Mal. Fibrous hisiocytoma
17
Otopsi
18
Prognosis
19
Tindak lanjut
Campuran
1. Mal tumor phyllodes
2. Carcinosarcoma
Perlu untuk:
konfirmasi diagnosis dan kasus kematian yang sebabnya tidak
jelas
1. Stadium dini :baik
2. Stadium lanjut : Dubius
3. St sangat lanjut: jelek
0-3 tahun : setiap 3 bulan sekali
3-5 tahun : setiap 6 bulan sekali
> 5 tahun : setiap 1 tahun sekali
68
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
6
7
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
:
:
Terapi Bedah
D 24
TUMOR JINAK PAYUDARA
1) Fiboadenoma mamma
(1) Tumor di mamma pada wanita
a). Muda, dibawah umur 30 tahun
b). Tumbuh pelan dalam waktu tahunan
c). Batas tegas
d). Bentuk bulat atau oval,
e). Permukaan halus
f). Konsistensi padat elastis
g). Sangat mobil dalam korpus mamma
h) Tumor dapat singel atau multipel
(2). Nodus axilla tidak teraba membesar dan tidak ada
tanda metastase jauh.
2). Tumor filloides mamma
(1). Tumor pada mamma yang besar, > 5 cm dan da lebih
dari 30 cm
a). Diameter umumnya besar diatas
b). Barmukaan berbenjol-benjol
c). Ada bagian yang padat dan kisteus
d). Sangat mobil dari dinding dada
(2). Kulit diatas tumor mengkilat
(3).Vena subkutan membesar dan berbelok-belok
(venaektasi)
(4). Tidak ada tanda-tanda infiltrasi atau metastase
3). Papilloma intra duktal
(1). Perdarahan atau keluar cairan abnormal dari puting susu
(2). Tumor kecil di subareoler
1). Kanker payudara
2). Kiste payudara
3). Fibroadenosis
1). Epidemiologi: umur, faktor risiko
2). Radiologi: USG mamma / mammografi
3). Sitologi: FNA
4). Patologi: Biopsi, Vries Coup :
Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait.
1). Fibroadenoma mamma: Poliklinik, kalau perlu MRS
untuk tumor yang multipel
2). Tumor filloides dan papiloma intraduktal: MRS
1). Rdroadenoma mamma: eksisi tumor mamma
2). Tumor filloides : eksisi tumor atau mastektomi simpel.
3). Papiloma intraduktal : duktektomi
4). Lain-lain tumor jinak : eksisi tumor mamma
69
9
10
Tempat Pelayanan
Penyulit
:
:
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
:
:
:
:
17
18
19
Otopsi
Prognosis
Tindak lanjut
:
:
:
70
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
Kriteria diagnosis
Diagnosa banding
N60-N64
DISPLASIA PAYUDARA &
TUMOR NON NEOPLASMA PAYUDARA LAINNYA
1). Dysplasia mamma N60
(1). Tanpa tumor yang dominan
a). Nyeri pada mamma, sikiis sesuai dengan siklis
menstruasi atau non siklis
b). Mamma padat, noduler, lokal atau difuse
c). Keiainan dapat menghilang dan timbul deng spontan
sesuai dengan siklus menstruasi
(2). Dengan tumor
a). Kista mamma
Pada aspirasi keluar cairan serous, keruh atau seperti
nanah dalam kiste Kiste dapat singel (N60.0)atau
multipel (N60.1) pada satu atau kedua mamma,
b). Fibroadenosis mama (1CD. N60.2)
Tumor umumnyatidakbesar. konistensi padat,
tidaktegas Tumor dapat timbul dan mengecil atau
menghilang secara spontan Tumor sering multipel
dan bilateral
2). Mastitis
(1). Mastitis non puerperalis, N61
(2). Mastitis puerperalis (091)
a). Mastitis akuta / abses mamma Ada tanda-tanda
radang ( dolor, calor, rubor, mor, fungsio lesa)
c). Mastitis chrcnika
Tumor kecil umumnya di subareola melekat dengan
areola atau ditempat lain disertai atau tidak dengan
tanda-tanda radang.
3). Hipertrophi mamma
(1). Hipertrofi pada wanita
a). Ukuran besar mamma irielebihi ukuran normal
b). Dapat uni atau bilateral
(2). Ginekomasti = hipertrophi pada laki
a). Mamma pria membesar, seperti mamma wanita
b). Jaringan mamma subareoler paling sedikit sebesar
1 cm
4). Galaktokei
Terapat kiste pada mamma yang berisi air susu
(1). Galaktokei non puerperalis, (N64.8)
(2). Galaktokel puerperalis, (092.9)
1). Kanker payudara
2). Neoplasma jinak payudara
71
Pemeriksaan
penunjang
6
7
:
:
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
9
10
Tempat Pelayanan
Penyulit
:
:
11
12
13
14
15
16
Informed consent
Tenaga Standar
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
:
:
:
:
:
:
17
18
19
Otopsi
Prognosis
Tindak lanjut
:
:
:
72
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
:
:
6
7
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
:
:
Non Bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
:
:
C21
KANKER ANUS
Keluhan: nyeri kalau berak, berak darah atau lendir Fisik:
Terdapat tumor berbentuk eksofitik atau poltpod di anus, Pada
toucher rektum, spincter ani terba tegano, tumor mobU atau
melekatdenganstnjkturdisekitain Kelenjar limfe inguinal atau
perararektal terabn membesar
Anuskopi / proktoskopi: terdapat tumor di anus
Tumor jinak anus, Polip anus, Hemorrhoid
Diagnosis
Endoskopi: rektoskopi, EUS, kolonoskopi
Radiologi : foto kolon, doubel kontrast
Patologis : biopsi, jenis histologis, derajat diferensiasi sel,
pemeriksaan histologis spesimen operasi,
Staging
.
T : Klinis, imaging, patologi
N : Klinis, imaging, patolog
M : " Klinis, imaging (X-foto toraks, USG abdomen,
CT-scan MRI)
Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait
Rawat inap untuk diagnosis dan tindakan
Operabel : Eksisi anus untuk menyelamatkan spingtut
Reseksi abdominoperineal (operasi Miles)
Inoperabel: Sigmoidostomi
Elektrokoagulasi
Radioterapi: 40-50 Gy
Chemoterapi: dengan FUFA camptothecin, gemzar,
Paliatif : analgetika, nutrisi
Minimal RS. kelas-C.
R.S. lain yg mempunyai sarana pembedahan yg memadai
1. Penyakit obstruksj. ileus, anemi
2. Terapi
Operasi: perdarahan. infeksi Radioterapi: radiodermatitis,
proktitis, kistit
Kemoterapi: mual, muntah, leukopeni, infeksi, Toksis
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah Onkologi
Dokter Spesialis Bedah Digestif
10-14 hari
24 minggu
73
15
Hasil
16
Patologi
17
Otopsi
18
Prognosis
19
Tindak lanjut
74
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
6
7
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
:
:
Non Bedah
C43 C44
KANKER KULIT
Melanoma maligna (C43)
1. Keluhan : andeng-andeng membesar, gatel, memborok atau
mudah berdarah
2. Fisik: Ada lesi dikulit berbentuk plague, indurasi, nodus,
tumor atau ulcus berwarna hitam atau coklat kehitaman
3. Ada nodus intransit atau nodus limfe regional
Kanker kulit lainnya, (C44)
BCC = Kanker sel basal,
SCC = kanker sel skwamosa
1. Keluhan: benjolan atau borok di kulit, mudah berdarah
2. Fisik: Ada lesi di kulit berbentuk plaque, indurasi, nodus,
tumor eksofitik atau ulkus yang berbau, tumbuh infiltratiff\
desbuktif dan progresif.
Ada pembesaran kelenjar limfe regional
1. Tumor jinak kulit 2. Keratosis seborrhoicum
3. Keratoakantoma 4. Leukoplakia
5. Eritroplasia Querat
Diagnosis
1. Radiologi:X-foto, CT-scan/MRl lokal pada lesi
2. Ratologi: Biopsi insisi atau eksisi, pemeriksaan spesimen
operasi (jenis histologi, derajat diferensiasi)
Staging
T : Minis, imaging, patologi
N : kiinis, imaging, patologi
M : kiinis, imaging, x-foto toraks, USG abdomen, CT-scan
Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait
Rawat inap untuk diagnosis dan tindakan
1. Eksisi luas. (pada BCC: tepi irisan Vz - 1 cm; SCC 1-2 dan
melanoma maligna 2-3 cm menyelilingi tumor). kulit ditutup
dengan flap lokal atau transplantasi kulit
2. Amputasi untuk kanker kulit di ekstrimitas yang infihrasi
tulang
3. Diseksi kelenjar limfe regional, bila ada metastase
Radioterapi pasca bedah kalau ada kontaminasi, operasi tidak
radikal,kasusinoperabel atau pada basalioma yang kalau
dioperasi akan menimbulkan defek yang luas dan rekonstruksi
sukar.
Kemoterapi
1. Melanoma maligna: Dacarbazine, cisplatin, melphalan
2. BCC dan SCC: 5-Flourouracil. cisplatin. methotrexate,
bleomycin
75
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
:
:
:
16
Patologi
17
Otopsi
18
Prognosis
19
Tindak lanjut
76
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
:
:
6
7
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
:
:
Non Bedah
9
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
C49
KANKER JARINGAN LUNAK
Keluhan: Tumor di ekstrimitas atau di tubuh yang tumbuh
progresif
Fisik;
- Tumor subkutan di ekstrimitas, di kepala-leher, dinding tubuh,
retroperitoneum dengan gambaran klinis yang sangat
bervariasi tergantung dari lokasinya. dapat superfisial atau
dalam.
- Tumor tumbuh progresif, umumnya besar > 5 menguasi
jaringan disekitarnya (tulang. kulit).
- Tumor jaringan lunak pada anak-anak harus dipikirkan
kemungkinan suatu tumor ganas.
- Radiologi: X-foto lokaL CT-scan, MRI tampak tumor bebatas
tidak tegas, menginfiltrasi kapsel atau jaringan disekitarnya
ada bagian tumor yang nekrosis. dan pada arteriografi tampak
tumor hiper-vaskuler, ada neovas-kularisasi
Tumor jinak jaringan lunak, hematom, tumor abdomen.
Diagnosis
Radiologi: X-foto polos, CT-scan, MRI,
Fatologi: biopsi, pemeriksaan spesimen operasi
Staging
1. T : klinis, imaging, patologi dari biopsi /spesimen operasi
(jenis histologi, derajat diferensiasi sel)
2. N : klinis, imaging,
3. M : klinis, imaging (x-foto toraks. USG abdomen, CT-l MRI),
patologi
Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait
Rawat inap untuk diagnosis dan tindakan
Tumor di ekstrimitas
1. Eksisi luas,
2. Eksisi kompartment,
3. Amputasi,
4. Disartikulasi
Tumor di kepala. leher, dinding tubuh
1. Eksisi luas,
2. Reseksi dinding torak
3. Eksisi dinding abdomen
Retroperitoneum : laparotomi / eksisi luas tumor
Radioterapi: 60-70 Gy pre atau pasca bedah atau primm
Kemoterapi, misalnya dengan CyVADIC
Minimal RS. kelas-C.
R.S. lain yg mempunyai sarana pembedahan yang memadai
Penyakit: perdarahan, anemi, invasi /penekanan struktur vital,
sesak nafas,
Terapi: perdarahan, infeksi, cacat berat
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Urhum
Dokter Spesialis Bedah Onkologi.
Dokter Spesialis Bedah Kardiovaskular toraks.
77
13
14
15
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
:
:
:
16
Patologi
17
Otopsi
18
Prognosis
19
Tindak lanjut
7 -14 hari
4 12 minggu atau cacat seumur hidup
Stadium dini : bebas kanker
Stadium lanjut : DFS atau OS diperpanjang '
St. sangat lanjut: tidak sembuh, paliasi
1. Malignant fibrous histiocytoma 2. Neurofibrosarkoma
3. Fibrosarcoma
4. Liposarcoma
5. Synovial sarcoma
6. Rhabdomyosarcoma
7. Leiomyosarcoma
8. Epitheloid sarcoma
8. Angiosarcoma
9. Mesenchymoma
10. Mesothelioma
11. Lain-lain
Perlu untuk: konfirmasi diagnosis dan kasus kematian yang
tidak jelas
Stadium dini : baik
Stadium lanjut : dubius
St sangat lanjut: jelek
0-3 tahun : setiap 3 bulan sekali
3-5 tahun : setiap 6 bulan sekali
> 5 tahun : setiap 1 tahun sekali
78
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
:
:
6
7
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
:
:
Non Bedah
9
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
C64
KANKER GINJAL
Kanker ginjal pada anak-anak
1. Keluhan: hematuria, tumor di pinggang
2. Fisik: Tumor di pinggang, uni atau bilateral
3. Radiologi: IMP: deformitas dari calices, tumor ginjal
USG, CT-scan. MRI: tumor ginjal
4. Explorasi laparotomi: tumor dari ginjal
Kanker ginjal pada orang dewasa
1. Keluhan: hematuria, nyeri di pinggang, keluhan
paraneoplastik seperti: anemia, hipertensi, erythro-cytosli,
hipercalcemia.Cushing sindrom, berat badan menuruni
hiperpireksi
2. Fisik: terdapat tumor di daerah ginjal
3. Laboratorium: hematuria
4. Radiologi:
a). IVP: ada filling defek dari calices atau pyelum
b). USG -J CT-scan, MRI: ada tumor di ginjal terbatas atau
meluas keluar ginjal
c). Retrograde pyelografi: ada ekstensi tumor ke pelvis
d). Angiografi: tumor hyopervasuler
Batu pyelum. Tumor jinak ginjal, Kiste ginjal
Diagnosis
1. Radiologi: IVR retrograde pyelografi, USG abdomen, d scan,
MRI angiografi, venacavografi,
2. Laborat: darah, urine, BUN, creatinin, uric acid, S(K SGPT
3. Ratologis : pemeriksaan spesimen operasi (jenis hisloll derajat
diferensiasi del)
Staging
T: Klinis, imaging, eksplorasi laparotomi, patologi
N: Klinis, imaging, ekspioras' laparotomi, patologi
M: Klinis, imaging, eksplorasi laparotomi, patologi
Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait
Rawat inap untuk diagnosis dan tindakan
Nefrektomi radikal
thrombo-embolektomi
Diseksi kelenjar limfe retroperitoneal
Radioterapi: pre atau'pasca bedah atau radioterapi primer
Kemoterapi: dengan'FU, doxorubucin, mitomycin, cis-platin
Minimal RS. kelas-C.
R.S. lain yg mempunyai sarana pembedahan yg memadai
Penyakit: gagal ginjal, infeksi
79
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
:
:
:
16
Patologi
17
Otopsi
18
Prognosis
19
Tindak lanjut
Terapi
1). Operasi: perdarahan,' infeksi.
2). Radioterapi: mual, muntah, diarhoea, badan lemes,nafsu
makan turun
3). Chemoterapi: mual, muntah, diarhoea, badan lemes. nafsu
makan turun leukopeni, alopesia. dsb. :
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah Onkologi.
Dokter Spesialis Bedah Urologi
7 -14 hari
12 24 minggu atau cacat seumur hidup
Stadium dini : bebas kanker
Stadium lanjut : DFS atau OS diperpanjang '
St. sangat lanjut: tidak sembuh, paliasi
Epithelial / Adenocarcinoma
a). Tubular card.,
b). Granular cell care,
c). Renal cell care.,
d). Papillary care,
e). Clear cell care, (hypernephroma) f). Carcinoid tumor
Mesenchymal cell
a). Fibrosacorna,:
b). Mai. Fibroushistiocytoma
c). Leiomyosarc.,,
d). Rhabdomomyosarc,
e). Hemangiosart.
Complex mixed cells
a Nephroblastoma; (Wilm tumor),, b). Teratoma
Perlu untuk: konfirmasi diagnosis dan kasus kematian yang
tidak jelas
Stadium dini : baik
Stadium lanjut : dubius
St sangat lanjut: jelek
0-3 tahun : setiap 3 bulan sekali
3-5 tahun : setiap 6 bulan sekali
> 5 tahun : setiap 1 tahun sekali
80
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
Kriteria diagnosis
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
6
7
:
:
8
9
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
:
:
:
:
:
:
D30
TUMOR JINAK SALURAN KENCING &
TUMOR NON NEOPLASMA UROLOGI
Keluhan : hematuria, disuria,
Ginjal: USG: terlihat tumor kecil di ginjal, padat atau kisteui
Pyelum : 1VP terlihat/if/ing de/ek di pielum
Buli-buli: kistografi, atau kistokopi terlihat tumor kecil
buli-buli
1. Tumor ganas
2. Urolithiasis
3. Infeksi
Diagnosis
1. Labotarorium : darah, urine, BUN, kreatinine
2. Radiologi
1). Ginjal : IVR USG, retrograde pyelografi,
2). Pielum : IVR pieloskopi, FNA, sitologi. biopsi
3). Buli-buli: IVR kistografi, kistoskopi,
3. Sitologi: urine
Patologi: FNA, TUR, spesimen operasi
Staging: - (Hanya untuk tumor ganas)
Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait
Rawat inap untuk diagnosis dan tindakan
1. Eksisi tumor 2. TUR
Minimal RS. kelas-C.
R.S. lain yg mempunyai sarana pembedahan yg memadai
Penyakit: hematuria, infeksi
Terapi: perdarahan, infeksi Perlu
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah
Onkologi. Dokter Spesialis Bedah Urologi
2 -5 hari
4 minggu atau cacat seumur hidup
Keluhan dan tumor hilang
Perlu untuk konfiirnasi diagnosis
Jenis histologi:
1. Tumor jinak
1). Ginjal : adenoma, fibroma, mioma
2). Pielum : transitional cell papilloma, adenoma
3). Buli-buli : transitional cell papilloma, swuamous cell
papiloma
2. Tumor non neoplasma:
1). Ginjal : kiste ginjal, hamartoma
2). Pielum : transitional cell metaplasia, metaplasia
3). Buli-buli : transitional cell metaplasia, squamous
81
Otopsi
Prognosis
Tindak lanjut
:
:
:
baik
-
82
IV.
BEDAH
KEPALA LEHER
83
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
:
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
9
10
Tempat Pelayanan
Penyulit
:
:
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
6
7
S 02.6
FRAKTUR MANDIBULA
Trauma pada mandibula yang mengakibatkan diskontinuitas
tulang mandibula, ditandai adanya maloklusi dan false move
ment, bisa disertai edema dan nyeri tekan.
84
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
:
:
6
7
:
:
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
S 02.4
FRAKTUR MAKSILA
Trauma daerah maksila yang mengakibatkan diskontinuitas
tulang maksila, ditandai dengan adanya maloklusi dan floating
maksila.
Bisa disertai edema, nyeri, hematoma, periorbital, rinore
X-foto Waters:
Le Fort I
: garis fraktur transversal bau/ah
Le Fort II
: garis fraktur pyramidal
Le Fort III
: garis fraktur transversal atas :
Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait
Rawat inap segera
Suspensi frontosirkumferensial + arc bar, atau plating
(dikerjakan sebelum 7 hari dari trauma)
Arc bar bawah dilepas hari ke-30
Arc bar atas dan suspensi dilepas hari ke-60 :
Minimal rumah sakit kelas-C
Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan
memadai
Maluniom
Non union
Osteomielitis
Kekakuan sendi temporomandibuler
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah (K) KL
Dokter Spesialis Bedah Plastik & Rekonstruksi
3 hari
8 minggu
Tulang mandibula union, maloklusi (-), sembuh
Tidak perlu
Tidak perlu
Baik
85
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
6
7
:
:
:
S 02.4
FRAKTUR ZIGOMA
Trauma daerah zigoma yang menyebabkan diskontinuitas tulang
zigoma, ditandai dengan adanya deformitas dan nyeri tekan.
Bisa disertai hematom periorbital, diplopia, parestesi
infraorbital, edema, enoptalmus atau eksoptalmus
X-foto Waters, nampak garis fraktur, biasanya pada 3 tempat
yaitu margo inferior orbita, silier dan arkus zigomatikus
Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan)
Rawat inap segera
Reposisi Gillies.
Bila tidak stabil perlu fiksasi dengan interosem wiring atau
plating
Minimal rumah sakit kelas-C
Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan
memadai
Malunion
Non union
Osteomielitis
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah (K) KL
Dokter Spesialis Bedah Piastik & Rekonstruksi
3 hari
4 minggu
Tulang zygoma union, deformitas (-), gangguan okuli (-)
Tidak perlu
Tidak perlu
Baik
86
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
:
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
6
7
S 00, S 01, S 07
TRAUMA JARINGAN LUNAK WAJAH
Periukaan yang mengenai jaringan lunak wajah, bisa berupa
trauma tajam, trauma tumpul atau ledakan. Ditandai adanya luka
terbuka pada wajah, bisa bersih atau kotor tergantung macam
dan tempat terjadinya trauma
87
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
:
:
X foto nasal
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi
Tempat Pelayanan
10
11
12
Penyulit
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
6
7
S 02.2
FRAKTUR NASAL
Trauma dacrah hidung yang mengakibatkan diskontinuitas
tulang hidung, ditandai dengan adanya deformitas hidung,
edema dan epistaksis
88
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi
:
:
6
7
8
:
:
:
Non Bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
C. 73
KARSINOMA TIROID
Benjolan di leher bagian depan, flout bergerak waktu menelan
disertai tanda pernbesaran yang cepat, suara parau, sesak nafas,
gangguan menelan, konsistensi keras, mobilitas terbatas,
pembesaran kelenjar getah bening leher, FNAB keganasan {+)
Tiroiditis kronis. struma adenomatosa
FNAB X-foto leher (kalau perlu)
Untuk staging: X-foto toraks, USG Abdomen, alkali fosfatase
Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan)
Rawat inap segera
Total tiroidektomi/near/ total tiroidektomi +
FND bila metastase
ke kgb leher/
Radiasi eksterra/interna (J-131),
kemoterapi bila ada indikasi.
Substitusiterapi levotiroksin
Minimal rumah sakit kelas-C
Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan
memadai
Sesak nafas, suara serak karena lesi rekuren, kejang karena
hipo-paratiroid, trakheomalaise, perdarahan
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah (K) KL
Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi
5 hari
2 minggu
Tumor terangkat secara prognostik
Tidak perlu
Tidak perlu
Tergantung faktor prognostik
Baik bila usia < 45 tahun ukuran tumor < 4 cm, tipe
diferensiasi baik, tidak ada ekstensi
89
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
:
:
6
7
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
:
:
Terapi
Non Bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
E 04, E 05, E 06
STRUMA
Benjolan/ massa di trigonum koli anterior sebelah bawah. ikut
bergerak keatas bila pcnderita melakukan gerakan menelan
Bentuk bisa difus, uninoduler atau multi noduler. Bisa disertai
gejala hipertiroidi (badan tambah kurus, gelisah, jantung
berdebar, sering keringatan, sulit tidur, diare) atau gejala
hipotiroidi (malas, mudah capek, ngantule tambah gemuk,
obstipasi, mata sembab). Curiga ganas bila tumbuhnya cepal.
sesak(+), disfagi(+), suara parau, benjolan keras, fixed, ada
pembesaran kgb leher.
Faal tiroid : T3, T4, TSH
Biopsi aspirasi jarum halus untuk struma uninodosa atau curiga
ganas
BMR (pada saat rawat inap)
Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan)
Rawat Inap bila ada indikasi operasi
Keganasan
Hipertiroidi yang sudah teregulasi
Gejala penekanan
Keluhan kosmetik
Operasi, macamnya tergantung proses patologis tiroid:
M.Basedow
: tiroidektomi subtotal
Struma uninodosa
: lobektomi subtotal
Struma multinodosa : lobektomi/ tiroidektomi subtotal
(tergantung jumlah lobus yang terkena)
Tiroiditis kronis
: ismektomi
Minimal rumah sakit kelas-C
Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan
memadai
Lesi N. rekuren, Hipcparatiroidi, Hematoma,
Krisis tiroid (untuk M.Basedow), Hipotiroidi
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah (K) KL
Dokter Spesialis Bedah (K) Onk
2 hari
2 minggu
Struma (-)
perlu
Tidak perlu
Baik, kecuali karsinoma anaplastik atau lanjut.
90
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
6
7
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
:
:
Tempat Pelayanan
10
11
12
Penyulit
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
C 77.0
PEMBESARAN KELENJAR GETAH BENING K & I.
Pembesaran kelenjar limfe dicurigai ganas bila :
Pembesaran progresif
Tanpa tanda radang
Ada tumor primer ditempat lain
Tidak sembuh dengan antibiotika
Benjolan teraba agak keras :
Limfadenitis spesifik/ non-spesifik
Limfoma maligna
Metastase dari tempat lain : FNAB, biopsy
FNAB, Biopsi eksisional, atau biopsy insisional
Pemeriksaan darah lengkap
Tumor marker bila ada fasilitas
Pemeriksaan serologis (TB-DOT toksoplasma)
CT-scan bila ada indikasi
Dokter spesialis yang terkait (bila diperiukan)
Poliklinis / opname bila perlu operasi dengan narkose
Sesuai penyebab (radioterapi, kemoterapi, pembedahan,
antibiotika)
Sesuai penyebab (radioterapi, kemoterapi, pembedahan,
antibiotika)
Minimal rumah sakit kelas-C
Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan
memadai
Tergantung penyebab
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah (K) Onk.
Dokter Spesialis Bedah (K) KL
Tergantung penyebab
Tergantung penyebab
Pembesaran kelenjar getah bening dapat dieradikasi
perlu
Tidak perlu
Tergantung penyebab
91
1
2
3
4
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
Diagnosa banding
:
:
:
:
Pemeriksaan
penunjang
6
7
:
:
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
:
:
:
16
17
18
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
C. 07
TUMOR PAROTIS
Benjolart di regio parotis pre/infra/post aurikuler
Adenoma parolis,
Karsinoma parotis,
Metastase kelenjar getah bening parotis,
Metastase karsinoma nasofaring
Untuk keperluan staging karsinoma parotis:
Bila tumor fixed: X-foto mandibula, CT-scan bila ada fasilitas
X-foto toraks
USG hepar
Bone survey bila ada indikasi
Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan)
Rawat Inap
Tumor operable : paratidektomi superticial
periksa-poto beku
jinak: paratidektomi superficial
ganas: paratidektomi total
Minimal rumah sakit kelas-C
Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan
memadai
Lesi N.VII
Rstel liur
Sindroma Frey
Hematoma
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah (K) Onk.
Dokter Spesialis Bedah (K) KL
4 - 5 hari
2 minggu
Tumor terangkat radikal
Tumor ganas: daya tahan hidup 5 thn tergantung stadium makin
dini makin besar kemungkinan hidup 5 thn.
perlu
Tidak perlu
Tumor jinak - baik
Tumor ganas - Stadium dini: baik
Stadium lanjut: jelek
92
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
6
7
:
:
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non Bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
D 16.5
AMELOBLASTOMA
Benjolan berasal dari tulang mandibula atau maksila (jarang)
tak nyeri, tumbuh pelan (bertahun-tahun), konsistensi keras,
kadang ada fenomena bola pingpong, gigi yang bersangkutan
biasanya tak teratur
Ossifying fibroma
Kista odontogenik
Giant cell tumor
Mandibula : X-foto mandibula AP + Eisler atau panoramik
Maksila : X-foto Waters + Hap
Adanya gambaran kista multiple/ single
Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan)
Rawat Inap
Reseksi megikutsertakan tulang sehat 1-2 cm d
ari bates lesi + rekonstruksi
Minimal rumah sakit kelas-C
Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan
memadai
Perdarahan, hematom, fistel orokutan, lesi hipoglosus &
lingualis
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah (K) Onk. .
Dokter Spesialis Bedah (K) KL.
12 - 14 hari
4 minggu
Tumor terangkat radikal
perlu
Tidak perlu
Baik
93
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
8
9
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non Bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
6
7
D 18.1
HIGROMA KOLI
Benjolan di leher sejak lahir/ bayi, membesar sesuai
pertumbuhan anak, bisa meluas ke wajah, rongga mulut, ketiak
atau mediastinum, dinding tipis, konsistensi kistik, sering
beriobi, sebagian berbatas jelas, tak nyeri tekan,
transiluminasi (+)
Lipoma, fimfangioma simpleks, hemangioma, kista
brankhiogenik
:
:
:
:
Ekstirpasi
Minimal rumah sakit kelas-C
Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan
memadai
Led struktur vital (pemb. darah, saraf, saluran nafas dan
esophagus) hematoma, infeksi, edema laring
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah (K) Onk
Dokter Spesialis Bedah (K)KL
5 - 7 hari
14 minggu
Benjolan terangkat sebersih mungkin
perlu
Tidak perlu
Baik kecuali bila sangat ekstensif
94
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
K 11.6
RANULA
Kriteria diagnosis
4
5
:
:
:
:
8
9
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non Bedah
Tempat Pelayanan
:
:
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
6
7
95
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
:
:
:
:
8
9
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi
Tempat Pelayanan
D 10.3
TUMOR JINAK RONGGA MULUT
Benjolan pada rongga mulut dengan batas jelas Fibroma,
papiloma, epulis
-
:
:
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
Eksisi
Minimal rumah sakit kelas-C
Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan
memadai
Perdarahan
Infeksi
Perlu
DokterSpesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah (K) Bedah K&L
7 hari
4 minggu
Muara kelenjar liur terbuka, kiste terdrainase
Tidak perlu
Tidak perlu
Baik
6
7
96
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
3
4
5
:
:
:
:
:
8
9
Kriteria diagnosis
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi
Tempat Pelayanan
:
:
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
Lama Perawatan
14
15
16
17
18
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
Eksisi
Minimal rumah sakit kelas-C
Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan
memadai
Perdarahan
Infeksi
Perlu
DokterSpesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah (K) Bedah K&L
Kalau lokal anestesi bisa poliklinis
Kalau dengan general narkose perlu opname 1 hari
4 minggu
Tumor terangkat
Perlu
Tidak perlu
Baik
6
7
97
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
:
:
:
8
9
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi
Tempat Pelayanan
Q 18.0
KISTA BRANCHIOGENIK
Benjolan kistik di depan 1/3 atas m sternokleido mastrideus di
leher akibat kelainan kongenital
Higroma
Tiroid aberan
-
:
:
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
Eksisi
Minimal rumah sakit kelas-C
Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan
memadai
Hematom
Infeksi
Fistel
Perlu
DokterSpesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah (K) Bedah K&L
7 hari
4 minggu
Tumor terangkat
Perlu
Tidak perlu
Baik
6
7
98
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
:
:
6
7
:
:
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
C 00 C 06
KANKER RONGGA MULUT
Lesi di rongga mulut berbentuk bunga kol / ulserasi / peninggian
yang tak hilang setelah 4 minggu, cenderung tumbuh cepat, bisa
disertai rasa tebal atau nyeri. Kemungkinan ada faktor
predisposisi seperti merokok, nginang, peminum alkohol, gigi
runcing, hygiene mulut jelek, malnutrisi, lesi prakanker berupa
leukoplakia, eritroplakia. Bisa disertai metatase pada kelenjar
getak bening leher, biopsy positif
Ulkus kronis benigna, granuloma
Biopsi 1 cm, biopsy eksisional (dengan batas 1 cm keliling
tumor) pada lokasi tertentu tumor > 1 cm. Biopsy insisional
Untuk keperluan staging :
Untuk mengetahui infiltrasi, bila tumor sangat dekat dengan
tulang : X-foto mandibula AP + Eisler/panoramic serta X-foto
maksila Waters + Hap.
Mengetahui metastase jauh : X : foto toraks, USG hepar dan
bone survey bila ada indikasi
Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan)
Rawat inap
Eksisi luas sampai 1 1,5 cm diluar jaringan patologis,
nasograstrik feeding 7 hari, k/p rekonstruksi
Minimal rumah sakit kelas-C
Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan
memadai
Infeksi, dehisensi luka, fistula orokutan, chyloma, nekrosis, flap,
seroma
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah (K) Onk
Dokter Spesialis Bedah (K) KL
10 hari
4 minggu
Sembuh total untuk stadium 1
Perlu
Tidak perlu
Stadium dini, baik
Stadium lanjut, jelek
99
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
8
9
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
6
7
:
:
:
:
K 09.0
KISTA ODONTOGENIK
Benjolan pada mandibula atau maksila, tidak nyeri, ada
gangren radiks atau gigi yang tidak tumbuh.
X foto nampak gambaran kista single
Kista radikuler
Kista folikuler
X foto mandibula AP/ Eisier, atau panoramik
X foto maksila Waters/ Hap
Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan)
Rawat inap
Ekskokleasi (kuretase & ekstraksi gigi)
Minimal rumah sakit kelas-C
Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan
memadai
Infeksi
hematoma
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah (K) KL
Dokter Spesialis Bedah (K) Onk.
5 hari
2 minggu
Kista terangkat bersih
Perlu
Tidak perlu
Baik
100
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
:
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi
K 12.2
FLEGMON DASAR MULUT
Pembengkakan submandibular dengan rasa nyeri dan panas
badan, kulit diatasnya kemerahan, rasa hangatdan nyeri tekan.
Bisa disertai trismus dan mungkin ada riwayat sakit gigi
sebelumnya
-
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
:
:
:
16
17
18
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
6
7
101
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
:
:
Terapi
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
6
7
:
:
L 02.0
ABSES MAKSILOFASIAL
Pembengkakan di daerah maksilofasial yang terlokalisir, disertai
rasa nyeri dan kadang disertai panas badan, kulit diatasnya
kemerahan, fluktuasi (+), nyeri tekan (+)
Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan)
Rawat Inap segera
bila :
Lokasi didasar muiut, periorbital, nasofrontal
Diameter > 6cm
Insisi drainase - kultur pus bila ada fasilitas
Antibiotika sesuai dengan kuman penyebab
Minimal rumah sakit kelas-C
Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan
memadai
Obstruksi jalan nafas
Sepsis
Trombosis sinus kavernosus
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah (K) KL
3-5 hari
10-14 minggu
Abses (-1), infeksi reda
Tidak Perlu
Tidak perlu
Baik
102
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
Q 89.2
KISTA DUCTUS TIROGLOSUS
Kriteria diagnosis
Diagnosa banding
:
:
:
8
9
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi
Tempat Pelayanan
:
:
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
6
7
103
V.
BEDAH
TORAKS KARDIOVASKULAR
104
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
:
:
6
7
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
:
:
Terapi Bedah
Non Bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
:
:
:
:
:
18
Prognosis
S.22.3.4
PATAH TULANG IGA
Secara klinis patah tulang iga merupakan terputusnya
kontinuitas jaringan tulang iga karena rudapaksa atau penyakit
Tanda dan gejala klinis berupa :
pada inspeksi gerakan dinding toraks asimetris, deformitas
pada paipasi nyeri tekaa, nyeri sumbu, krepitasi dari fragmen
tulang yang patah.
Kontusio muskulorum
Laboratorium : pemeriksaan darah dan ECG untuk evaluasi
klinis dan persiapan pembedahan
Radsologi: foto polos rongga dada PA/LAT.
Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait.
Bila single, tanpa penyulit tak perlu rawat inap di rumah sakit
Bila multiple dan atau bila terdapat penyulit perlu rawat inap
di rumah sakit untuk observasi dan tindakan
Obat-obatananalgetika,anestesi inffitrasi atau blok, perawatan
konsevatif
Fiksasi internal daerah fraktur dengan memakai clip
" Shapp " costafix atau mini plate atau wire dengan bantuan
anestesi umum atau anestesi lokal atau anestesi blok
Syarat faktur tersebut tidak lebih dari 2 (dua) minggu
Minimal rumah sakit kelas-C
Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan
memadai
Ruptur pleura parietalis dan empisema kutis.
Ruptur jaringan paru.
Pneumotoraks.
Perdarahan dan hematotoraks atau hemotoraks.
Osteomielitis.
Perlu
Dokter Umum (pertolongan pertama dan terapi konservatif
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah Toraks-Kardiovaskular.
Dokter Spesialis Bedah (K) Toraks.
2 - 14 hari pasca bedah bila tanpa penyulit
2 minggu bila tanpa penyulit
Sembuh atau sembuh dengan kecacatan
Khusus untuk fraktur patologis dan osteomielitis
Perlu untuk kasus trauma atau kematian tidak wajar atau
jelas.
Baik atau dubious atau jelek
105
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
:
:
6
7
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
:
:
S.21-29
LUKA TUSUK DINDING TORAKS
Secara klinis luka tusuk dinding toraks beaipa luka (embus
dinding toraks dan bisa melukai organ didalam rongga toraks
atau rongga abdomen.
Tanda dan gejala klinis berupa :
Jejas, luka tusuk dinding toraks dan daerah abdomen bagian
atas. Gejala dan tanda lainnya dapat berupa anemia, sesak,
sucking chest wound, jejas atau luka tusuk dinding toraks
terutama diantara garis mid klavikularis kanan dan garis axillaris
depan kiri dapat melukai jantung dan pembuluh darah besar.
Luka tusuk tembus & luka tusuk tumpul
Laboratorium : DL dan EKG untuk keperluan evaluasi klinis
dan persiapan operasi.
Radiologi: foto polos toraks atau Echokardiografi (dilakukan
hanya bila kondisi stabil)
Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait.
Rawat inap untuk observasi dan tindakan
Non Bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
Bila pasien dalam keadaan tidak stabil dan bila ada indikasi,
segera resusitasi cairan dan cardio pulmonal, berikan 02
(tindakan A ,B ,C ).
Rasang pipa toraks WSD, bila perdarahan > 800 cc (anak 300)
(pada saat pemasangan pipa toraks setelah trauma atau 3-5
cc/Kg.BB. berturut-turut selama 2 jam pertama segera
dilakukan torakotomi antero lateral).
Bila ada sucking chest wound atau pneumotoraks terbuka, luka
ditutup dulu dengan bahan kedap udara lalu dipasang pipa
toraks WSD, atau langsung intubasi dan di pasang ventilator.
Pada luka tusuk daerah torakoabdominal, dibawah ICS VII, bila
tembus fascia dilakukan torakolaparotomi. Bila trias Beck positif
atau disertai syok berat dan perdarahan masif dilakukan
eksplorasi torakotomi kiri melalui ICS V dan selanjutnya terapi
definitif.
Minimal rumah sakit kelas-C
Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan
memadai
Hematopneumotoraks.
Kontusio paru
Pneumonia
Prolong ventilator
Osteomyelitis kosta
Empiema toraks
Perlu
Dokter Umum (pertolongan pertama, pasang pipa toraks
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah Toraks-Kardiovaskular
106
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
:
:
:
16
17
Patologi
Otopsi
:
:
18
Prognosis
2 - 14 hari
2 minggu
Sembuh atau sembuh dengan kecacatan atau meninggal
107
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
:
:
6
7
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
:
:
Non Bedah
9
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
:
:
:
:
:
18
Prognosis
S.22.5
FLAIL CHEST
Secara klinis flail chest ditandai dengan gerakan paradoksal pada
dinding toraks karena patah tulang iga multiple dan segmental
atau lebih dari 2 garis fraktur, hal ini disebabkan oleh trauma.
Tanda dan gejala klinis berlipa : Gangguan respirasi dari ringan
sampai berat. Pada inspeksi deformitas dinding toraks disertai
gerakan paradoksal dinding toraks yang patah.
Pada palpasi nyeri tekan dan nyeri tekan sumbu disertai
krepitasi.
Pada foto polos toraks: patah tulang iga multiple dan segmental
atau lebih dari 2 garis fraktur.
Laboratorium : DL, analisis gas darah, saturasi 02.
Kardiologi : EKG
Radiologi
: foto polos toraks AP/Iateral
Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait.
Rawat inap untuk observasi, monitoring, pemasangan
ventilator dan tindakan.
Oksigenasi (02)
Tidur miring kearah daerah yang sakit.
Fiksasi daerah yang sakit tersebut dengan plester lebar yang
elastis. (sementara).
Bila penderita dengan gangguan nafas berat segera di intubasi
dan pernafasan buatan ambu bag atau segera pasang
ventilator. Obat-obatan analgetik, antibiorika dan resusitasi
cairan
Fixasi tulang iga yang patah dengan clips " Shapp" costafix atau
dengan wire atau mini plate
Minimal rumah sakit kelas-C
Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan
memadai
Hematopneumotoraks
Kontusioparu
Pneumonia
Prolong ventilator
Osteoyelitis kosta
Empiema toraks
Perlu
Dokter Umum (pertolongan pertama, pasang pipa toraks
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah Toraks-Kardiovaskular
Dokter Spesialis Bedah (K) Toraks
14 hari
2-4 minggu
Sembuh atau sembuh dengan kecacatan atau meninggal
Perlu untuk kasus trauma atau kematian tidak wajar atau
jelas.
Baik atau dubious atau jelek
108
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
:
:
6
7
8
:
:
:
Non Bedah
Tempat Pelayanan
10
11
12
Penyulit
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
:
13
14
15
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
:
:
:
16
17
Patologi
Otopsi
:
:
18
Prognosis
S.27.0
PNEUMOTORAKS
Secara klinis pneumotoraks meaipakan suatu keadaan dimana
terdapat udara didalam rongga pleura dan mengakibatkan paru
menjadi kolaps, hal ini disebabkan oleh trauma atau penyakit.
Tanda dan gejala klinis berupa :
sesak nafas, pada inspcksi gerakan hemitoraks berkurang atau
menurun, pada perkusi hipersonor, pada auskultasi suara nafas
berkurang atau menurun, pada foto polos toraks ada bayangan
udara bebas pada hemitoraks yang bersangkutan dan paru
tampak kolaps.
Pada keadaan Tension ditandai dengan trachea terdorong kontra
lateral, bendungan vena-vena di leher, CVP meningkat,
hemitoraks yang terkena Iebih cembung
Laboratorium.: DL, BTA sputum
Radiologi
: Foto polos toraks
Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait.
Rawat Inap untuk observasi atau tindakan
Oksigenasi, fisioterapi nafas, obat-obatan
Jarum kontra ventil atau jarum terbuka dilanjutkan dengan pipa
drainase (WSD) untuk kasus pneumotoraks tension
Punksi bila paru yang kolaps minimal < 30 %.
Pipa torakostomi dengan continous suction.
Bila pneumotoraks terbuka , luka ditutup atau dijahit dan
pasang pipa toraks.
Torakotomi, bila paru yang kolaps persisten atau terdapat fistel
bronkho - pleural.
Minimal rumah sakit kelas-C
Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan
memadai
Empisema subkutis,Pneumonia,.SriunWng, Atelektasis.
Perlu
Dokter Umum. (pertolongan pertama, pasang WSD)
Dokter Spesialis Paru (Non Trauma )
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah Toraks-Kardiovaskular
Dokter Spesialis Bedah (K) Toraks.
14 hari
2 minggu
Sembuh atau sembuh dengan kecacatan seperti Schwarte.
fibrosis paru.
Perlu untuk diagnosis
Perlu untuk kasus trauma dan kematian yang tidak wajar atau
tidak jelas.
Baik atau dubious atau jelek
109
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
6
7
8
:
:
:
Non Bedah
9
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
:
:
:
:
:
18
Prognosis
S.27.1
HEMATOTORAKS
Secara klinis hematotoraks atau hcmotoraks ditandai dengan
adanya darah di dalam rongga pleura, hal ini dapat disebabkan
oleh trauma atau penyakit.
Tanda dan gejala klinis berupa :
anemia, sesak nafas, syok hipovolemik, pada inspeksi gerakan
hemitoraks yang bersangkutan menurun, pada perkusi redup
pada sisi yang sakit, pada auskuitasi suara nafas menurun,
dan pada foto polos toraks terdapat bayangan kesuraman
disertaisudutkostafrenikustumpul. pada punksi keluar darah.
Bila terdapat perdarahan massif, pada foto polos toraks tampak
trakhea deviasi dan CVP meningkat.
Atelektasis
Massa pada jaringan paru
Efusi pleura
Pneumotoraks Tension
Laboratorium: pemeriksaan DL, saturasi 02
Radiologi: foto polos toraks
Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait
Rawat inap untuk observasi dan tindakah
Oksigenasi 02, transfusi darah bila perdarahan masif, obatobatan antibiotika. analgetika, antipiretika, fisio terapi nafas.
Pipa torakostomi atau WSD.
Bila masif dilakukan torakotomi (perdarahan > 800 cc) langsung
atau 3-5 cc/kg b.b. per jam
Minimal rumah sakit kelas-C
Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan
memadai
Syok hipovolemik
Rbrotoraks atau Schwarte
Empiema torakis
Perlu
Dokter Umum (pertolongan pertama, punksi rongga toraks,
pasang pipa toraks WSD)
Dokter Spesialis Bedah Umum.
Dokter Spesialis Bedah Toraks-Kardiovaskular.
7-14 hari
1-2 minggu
Sembuh atau sembuh dengan kecacatan
Perlu untuk kasus trauma dan kematian yang tidak wajar atau
tidak jelas.
Baik atau dubious atau jelek
110
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
S.26.0
TAMPONADE JANTUNG
Kriteria diagnosis
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
6
7
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
:
:
Perakardial window
Non Bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
:
:
:
:
:
18
Prognosis
111
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
:
:
6
7
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
:
:
I 74
EMBOLI ARTERI AKUT
Secara klinis emboli arteri akut merupakan tersumbatnya aliran
darah arterial oleh embolous atau gumpalan darah yang
mengikuti aliran darah.
Tanda dan gejala klinis berupa :
sindroma iskemik secara mendadak pada Ekstremitas yaitu
5 P Pain, Parestesia, Paralysis, Pulselessnes & Pallor
Trombosis vena akut ( DVT)
Laboratorium : DL, Studi hemostasis , LFT, RFT,
Saturasi 02 pada arteri perifer
Kardiologi : EKG, Ekokardiografi.
Radiologi
: Doppler ultrasonografi atau arteriografi
Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait
Rawat inap untuk observasi dan tindakah
Non Bedah
9
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
112
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
6
7
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
:
:
Non Bedah
Tempat Pelayanan
10
11
12
Penyulit
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
:
13
14
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
:
:
I 80.2
DEEP VEIN THROMBOSIS (DVT)
Secara klinis DVT mcrupakan pembuntuan aliran darah vena
dalam pada ekstrimitas bawah dan hal ini disebabkan adanya
thrombus yang menyumbat
Tanda dan gejala kiinis berupa:
nyeri tekan pada betis, pada pemeriksaan terdapat Homans
sign yattu nyeri pada otot-otot betis bila kaki dorso flexi, pitting
edema atau bcngkak yang luas dan kemerahan disertai
peningkatan suhu tubuh bila disertai infeksi, phlegmasia alba
dolens (milk leg = pucat) atau pucat. Kemudian disusul dengan
phlegmasia cerulea dolens (blue leg = sianosis), disertai
gangguan sensoris dan motoris. bila telah terjadi penekanan
pada sistem arterial.
Selulitis, miositis. osteomielitis,
fraktur dengan sindroma
kompartemen
Laboratorium :
DL dan studi koagulasi. berupa hitung trombosit,
prothrombin time (PTT), activated partial
throm boplastin time (APTT), dfl. Pletismografi (bila ada
fasilitas).
Doppler ultrasonografi (bila ada fasilitas).
Venografi atau plcbografi (bila ada fasilitas).
Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait
Rawat inap untuk observasi dan tindakah
Thrombektomi dengan kateter forgaty dengan indikasi di vena
besar dan dalam dan waktu kurang 72 jan 1 yang rasa nyeri.
Tirah baring dengan kaki elevasi 8-10 inci.
Tungkai di balut dengan bebat elastis dan diberi
antiplogestikum sepcrti zinkzalf.
Obat-obatan antikoagulan, trombolitik
aterial fibrilasi, aneurisma
aorta abdominalis.
Minimal rumah sakit kelas-C
Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan
memadai
Plebitis, sepsis, gangren, emboli paru.
Perlu
Dokter Urnum (perawatan konservatif).
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah Toraks Kardiovaskular.
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam.
Dokter Spesialis Bedah (K) Vaskular
Dokter Spesialis Hemalagi
7-14 hari
2 6 bulan
113
15
Hasil
16
17
18
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
114
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
6
7
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
:
:
Non Bedah
9
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
:
:
:
16
17
18
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
J 86.9
PIOTORAKS ( EMPIEMA TORAKS )
Secara klinis piotoraks merupakan terkumpulnya pus didalnm
rongga pleura dan hal ini disebabkan oleh infeksi.
Tanda dan gejala klinis berupa:
Pada inspeksi gerakan dinding toraks sisi yang bersangkutan
tertinggal, pada perkusi, redup, pada auskultasi suara nafas
menurun, pada punksi pleura keluar pus yang encer atau kental
Kilotoraks
Efusi Pleural karena penyebab lain, seperti metastasis
karsinoma.
Laboratorium : Dilakukan pemeriksaan DL, LFT dan RFT
untuk keperluan evaluasi klinis.
Mikrobiologi :TesRivalta, teskultur dan tes kepekaan kuman
pemeriksaan gram cairan pleura dan BTA
sputum.
Radiologi
: foto polos toraks
Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait
Rawat inap untuk observasi dan tindakah
Ada 4 prinsip dasar
Drainase pus secepat dan sedekat mungkin.(bila pus encer
bisa melalui puksi atau bila pus kental langsung memasang
pipa toraks)
Mengembangkan paru seoptimal mungkin ( > 50 % ).
Menguraftgi dead space ( < 50 % ).
Memberantas atau eradikasi infeksi.
Membuat window - thoracostomy
Obat-obatan antibiotika, analgetika, a
antipiretika dan fisio terapi nafas
Minimal rumah sakit kelas-C
Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan
memadai
Schwarte atau fibrosis pleura dan paru
Pneumonia
Sepsis
Piotoraks berulang
Piotoraks necessitasis
Perlu
DokterSpesialisBedahUmum.
DokterSpesialis Bedah Toraks-Kardiovaskular.
DokterSpesialisParu.
Dokter Spesialis Bedah (K) Toraks
10 - 30 hari
2 minggu
Sembuh atau sembuh dengan kecacatan berupa schwarte
berulang atau fibrosis pleura dan paru
Baik atau dubious atau jelek
115
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
I 83
VARICES TUNGKAI
Kriteria diagnosis
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
:
:
:
:
6
7
8
Non Bedah
9
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
:
:
:
Terapi sklerosis dan bebat elastik. (stadium I dan II) dan obatobatan phlebotropik
Minimal rumah sakit kelas-C
Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan
memadai
Ulkus varicosum
Nyeri
Tromboflebitis
Sepsis
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah Toraks Kardiovaskular
Dokter Spesialis Bedah (K) Vaskular
5 - 10 hari
2 minggu
Sembuh atau sembuh dengan kecacatan
16
17
Patologi
Otopsi
:
:
18
Prognosis
116
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
6
7
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi
Bedah
:
:
Non Bedah
9
10
11
12
Tempat Pelayanan
Penyulit
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
E. 10 E 14.5
GANGREN DIABETIK
Secara klinis gangren diabetik ditandai dengan kematian
jaringan yang terjadi akibat makro dan mikro angiopati diabetik
dan disertai atau tanpa disertai faktor trauma atau infeksi.
Tanda dan gejala klinis berupa :
Berat ringannya lesi, kelainan kaki diabetik dibagi dalam derajat
menurut Wagner (derajat I s/d V).
Ulkus atau gangren bersifat tidak nyeri karena neuropati.
Tanda insufisiensi vaskular karena angiopati. :
Gartgren karena PAPO (Penyakit arteri perifer oklusif)
Penyakit arterio sklerotik obliterans
Ulcus trophicum atau ulkus trofik karena varices tungkai
Laboratorium : pemeriksaan DL, BSN
Mikrobiologi : kultur pus dan tes kepekaan kuman.
Radiologi
: foto polos ekstrimitas, doppler USG bila ada
indikasi gangguan vaskular
Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait
Rawat inap untuk tindakan (nekrotomi, debridement,
disartikulasi, amputasi) dan regulasi gula darah
Pertama-tama perhatikan vaskularisasi :
Insisi drainage abses
Nekrotomi atau debridement
Disartikulasi atau amputasi ekstrermitas
Rekonstruksi vaskuler
Fengendalian penyakit DM, bbat-obatan antiagregasi
trombosit, antikoagulansia.
Perawatan lokal ulkus.infeksi selulitis, abses, osteomelitis.
Antibiotika sesuai kultur dan tes kepekaan, secara empiris dapat
diberi kombinasi gol Gram (-), Gram (+) dan anaerob. :
Minimal rumah sakit kelas-D
Kaki diabetik, Gas gangren, Sepsis
Perlu
Dokter Umum (perawatan konservatif dan insisi, nekrotomi,
debridement)
Dokter Spesialis Bedah Umum.
Dokter Spesialis Bedah Toraks-Kardiovaskular.
Dokter Spesialis Bedah (K) Vaskular
Dokter Spesialis Penyakit Dalam.
14 - 30 hari
2-4 minggu
Sembuh dengan kecacatan atau meninggal
Baik atau dubious atau jelek
117
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
Kriteria diagnosis
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
6
7
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi
Bedah
:
:
I 73.1
BUERGER IS DISEASE atau Penyakit Arteri Perifer
Oklusif (PAPO)
Secara klinis penyakit arteri perifir oklusif ditandal dengan
penyempitan dan pembuntuan pembukih arteri di ekstrimitas
karena proses radang, tromboangitis obliterans atau penyakit
kologen.
Tanda dan gejala klinis biasanya terjadi pada :
Laki-laki muda yang perokok berat disertai nyeri pada
extermitas bawah menurut stadium Fontaine (I, IIa. Hb,
111,1V).
Pada inspeksi kulit kaki: Hiperpigmentasi kulit, Kuku jari kaki
menebal, Atrofl otot ekstrimitas bawah, Uiserasi atau gangrene
pada ekstrimitas bawah.
Penyakit arteri oklusi karena emboli kronik .
Penyakit Vasospastik (Raynaud's).
Arterio sklerosis obliterans.
Laboratorium: Darah rutin
Kardiologi : ECG, Ekhokardiografi.
Radiologi
: Arteriografi atau doppler USG
Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait
Rawat inap untuk observasi dan tindakan.
:
Simpatektomi, nekrotomi, debridement,.amputasi
Non Bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
:
:
:
:
17
Otopsi
18
Prognosis
118
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
:
:
Perawatan rumah
sakit
Terapi
Bedah
Non Bedah
Tempat Pelayanan
T 14.5
A-V SHUNT ATAU A-VISTULA ARTERI - VENOSA
Secara Winis A-V shunt atau A-V fistel merupakan hubungan
antara pembuluh darah arteri dan vena karena trauma atau
kelainan arteri - venosa
Tanda dan gejala klinis ditandai dengan :
adanya riwayat trauma di daerah lesi, pada inspeksi flebektasi
atau pelebaran vena di distal dan proksimal fistel, pada palpasi
massa yang berdenyut dan kompresebel, pada auskultasi
terdengarbising yang kontinyu. Pada kelainan A.V ada penyakit
dan yang membentuk malfungsi A-V (AVM)
Aneurisma.
Hemangioma.
Teleangiektasis.
Angiosarkoma.
Laboratorium : DL dan ECG untuk persiapan operasi
Radiologi : Doppler ultrasonografi, Arteriograft
Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait, terutama suatu
AVM
Rawat inap untuk observasi dan tindakan.
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
:
:
:
16
17
Patologi
Otopsi
:
:
18
Prognosis
6
7
8
119
VI
Bedah Urologi
120
S 37.2
RUPTUR BULI-BULI
Trauma (+) langsung abdomen bagian bawah
Trauma tidak langsung akibat fractur pelvis
Tidak bisa kencing
Tidak bisa kencing
Massa suprapubik
Hematuria (+)
Tanda - tanda peritonitis (+)
Colokdubur : Prostat letaknya normal
Ruptur uretra posterior
Test buli-buli
Foto Pelvis
Urethrocystogram
Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan)
Rawat Inap, segera
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
:
:
6
7
:
:
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi
Non Bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
:
:
:
:
:
18
Prognosis
:
:
121
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
R 33
RETENTIO URINAE
Kriteria diagnosis
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi
Non Bedah
:
:
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
:
:
:
:
:
18
Prognosis
6
7
8
122
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
Kriteria diagnosis
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
6
7
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi
Non Bedah
:
:
:
Medikamentosa (alfa blocker & anti androgen)
Sementara pemasangan kateter
Bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
123
1
2
3
4
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
Diagnosa banding
:
:
:
:
Pemeriksaan
penunjang
6
7
:
:
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
C 62, D 29
TUMOR TESTIS
Benjolan pada testis, tidak nyeri di afonoskopi negatif
Hidrokel testis
Orchitis
Tbc testis
Penanda tumor (beta HCG, AFR laktat dehidrogenase / LDH)
Foto toraks
USG testis & abdomen
CT-scan bila tersedia
Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan)
Rawat Inap
Orchidectomi tinggi
Kemoterapi
Radioterapi
Diseksi kelenjar limfe para aorta
Minimal rumah sakit kelas-C
Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan
memadai
Hematoma
Perlengketan intra abdominal
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah Urologi
Dokter Spesialis Bedah (K) Onkologi
7 hari
1 minggu
Tumor terangkat
Perlu
dubius
124
1
2
3
4
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
Diagnosa banding
:
:
:
:
Pemeriksaan
penunjang
6
7
:
:
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi bedah
Tempat Pelayanan
10
11
12
Penyulit
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
Q 53
KRIPTORKHISMUS
Testis tak teraba di skrotum
Testis teraba di inguinalis (ekstra abdominal) atau tak teraba
(intra abdominal)
Ektopik testis
Retraktil testis
USG
Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan)
Rawat Inap untuk operasi
Anak: herniotomi dulu, dilanjutkan orkhidopeksi
Dewasa: orkhidektomi dan orkhidopeksi kontra lateral
Minimal rumah sakit kelas-C
Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan
memadai
Perdarahan, atropi testis
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah (K) Urologi
Dokter Spesialis Bedah (K) Bedah Anak
4-7 hari
1 minggu
Testis terletak di skrotum
Baik atau dubius
125
:
:
:
:
:
Q 54
HYPOSPADIA
Muara uretra tidak terletak pada glans penis
:
:
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non bedah
Tempat Pelayanan
10
11
12
Penyulit
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
:
13
14
15
16
17
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
:
:
:
:
:
18
Prognosis
1
2
3
4
5
6
7
Laboratorium
126
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
N 43.3
HIDROKEL TESTIS / FUNIKULI
Kriteria diagnosis
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Transiluminasi .
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non bedah
6
7
8
Bedah
9
Tempat Pelayanan
10
11
12
Penyulit
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
127
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
N 21.0
BATU SALURAN KEMIH
Kriteria diagnosis
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
:
:
6
7
:
:
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non bedah
Tempat Pelayanan
10
11
12
Penyulit
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
:
13
14
15
16
17
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
:
:
:
:
:
18
Prognosis
Operasi
Endourologi.
Medikamentosa untuk batu diameter kurang dari cm.
Minimal rumah sakit kelas-C
Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan
memadai
Gagal ginjal, urosepsis
Perlu
Dokter Umum untuk medika mentosa
Dokter Spesialis Bedah Umum untuk pyelototomi,
ureterolitotomi, sectio alta dan uretrolitotomi
Dokter Spesialis Bedah Urologi untuk neprolitotomi,
pyelolitotomi, ureterolitotomi dan endourologi
Tergantung jenis tindakan
Tergantung jenis tindakan
Aliran kencing lancar, rasa sakit hilang
Baik atau dubious
128
:
:
:
:
:
I 86.1
VARICOCELE SCROTUM
Pelebaian, pemanjangan dan berkelok-keloknya vena di skrotum
Hidrokel funikuli
Analisa sperma ( usia produktif ) :
:
:
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
Eksisi varicocele
Ligasi tinggi Ralomo
Minimal rumah sakit kelas-C
Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan
memadai
Hematom
Trauma arteria spermatika :
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
:
:
:
16
17
18
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
1
2
3
4
5
6
7
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Urologi
Dokter Spesialis Bedah (K) Vaskular
7 hari
1 minggu
Benjolan tetap ada beham tentu hilang
(ada operasi palomo )
Diharapkan fertilitas membaik
129
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
:
:
:
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non bedah
N. 44
TORSIO TESTIS
Testis terletak lebih. tinggi
Sumbu testis melintang
Nyeri (+)
Orchitis
Orchiofuniculitis
USG Doppler bila tersedia
Tempat Pelayanan
10
11
12
Penyulit
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
:
13
14
15
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
:
:
:
16
17
18
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
6
7
130
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
N 13.6
PIONEPHROSIS
Kriteria diagnosis
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
:
:
6
7
:
:
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non bedah
Fase akhir dari obstruksi dan infeksi yang parah pada ginjal
Ginjal tak berfungsi dan penuh berisi nanah
Bulging dan nyeri ketok pada daerah Flank sisi yang sakit
Kadang disertai demam (tanda UTI positip )
USG positip
Hidronephrosis, Pyelonephrosis, tumor
Lab urine dan darah
FotoBNO, IVP
USG, renogram
Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan)
Rawat Inap, segera
Tempat Pelayanan
10
11
12
Penyulit
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
:
13
14
15
16
17
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
:
:
:
:
:
18
Prognosis
Nefrostomi
Nefrektomi bila tidak berfungsi
Antibiotika, analgetika
Minimal rumah sakit kelas-C
Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan
memadai
Urosepsis
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Urologi
14 hari
2 minggu
Nanah hilang atau ginjal terangkat
Dubious
131
VII.
Bedah Plastik
132
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
:
:
6
7
8
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
13
14
15
16
17
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
18
Prognosis
T20 T31
LUKA BAKAR
Luka bakar merupakan kerusakan pada jaringan karena
pengaruh suhu (baik panas maupun dingin) atau dan
penyerapan energi fisik dan dari kontak dengan bahan-bahan
kimia, Setiap penyebab mempunyai gambaran klinis yang
khusus dan manajemen pengelolaannya.
Pembagian derajat luka bakar :
Derajat I: Hanya mengenai cairan epidermis luar, tampak
hiperemi dan eritema
Derajat II : Mengenai lapisan epidermis yang lebih dalam
sebagian dermis disertai lepuh, edema jaringai dan
basah
Derajat III : Mengenai semua lapisan epidemis dan dermis
biasanya tampak luka kering dengan vena
koagulasi pada permukaan kulit
Tanda atau gejala klinik : nyeri, cemas, dehidrasi
133
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
:
:
8
9
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
6
7
:
:
:
:
L. 73
KELOID
Suatu penyakit tumor jinak pada kulit yang disebabkan oleh
akumulasi kolagen pada jaringan ikat kendor saal penyembuhan
luka.
Laboratorium Hb.; hematokrit; elektrolit darah
Baik
134
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
M. 67
KONTRAKTUR
Kriteria diagnosis
4
5
:
:
:
:
8
9
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi bedah
Tempat Pelayanan
:
:
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
6
7
Keloid tereksisi
Perlu
Baik
135
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
Q 36
SUMBING BIBIR (LABIOSKISIS)
3
4
5
Kriteria diagnosis
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
:
:
:
8
9
Perawatan rumah
sakit
Terapi bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
:
:
Labioplasti
Minimal rumah sakit kelas C
Rumah sakit lain yang mempunyai sarana memadai
Perdarahan
Infeksi
Parut luka tidak baik
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah Plastik
5hari
2 minggu
bibir atas-menyatu, dengan garis bibir yang tepat
Baik
136
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
O 37
CELAH LANGIT-LANGIT (PALATOSKISIS)
Kriteria diagnosis
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
:
:
:
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non Bedah
bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
Perdarahan
Infeksi
Suara sengau
Mai oclusi gigi
Fistula Oronasal
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah Plastik
13
Lama Perawatan
10 hari
14
15
16
17
18
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
3 minggu
celah langit-langit terkoreksi.
7
8
Baik
137
VIII.
BEDAH ORTOPODI
138
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non Bedah
bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
6
7
:
:
:
S 43.0
DISLOKASI BAHU
Riwayat trauma
Nyeri(+)
Deformitas - asimetri
Gangguan gerakan bahu
Fr. dislokasi '
fir. dan dislokasi
Foto polos bahu AP / lat
Dokter Spesialis lain yang terkait bila diperlukan
Rawat jalan
Rawat Inap bila operasi
Reduksi menurut Kocher atau Hipokrates
K/p dengan pembiusan
Untuk kasus-kasus neglected
Minimal rumah sakit kelas C
RS dengan fasilitas pembedahan yang memadai
Cidera N. Assttss plexus brachialis
Gangguan sirkulasi
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi (terutama kasus ngeglected)
7 hari
4 - 6 minggu
Tereposisi dg baik
Baik
Kaku sendi dapat terjadi ( Operasi)
139
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non Bedah
:
:
6
7
8
S 42.0
FRAKTUR KLAVIKULA
Riwayat trauma
Tanda pasti fraktur pada klavikula
Foto polos adanya fraktur di clavicula
Dislokasi acromio-clavicular
Foto polos clavicula AP
:
:
bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
140
S 42.3
FRAKTUR HUMERUS
Riwayat trauma
Tanda pasti fraktur humerus
Angulasi, perpcndekan, rotasi
Kondisi Minis nervus radialis
Foto polos adanya fraktur humerus
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
:
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non Bedah
bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
6
7
Baik
141
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non Bedah
bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
6
7
S 82
FRAKTUR CRURIS
Riwayat trauma
Tanda pasti patah tulang pada tibia/ fibula
Foto Ro : fraktur pada tibia dan pada fibula
Foto polos cruris AP/Lat
:
:
Reposisi
Long leg cast/ PTB cast
Pemasangan impiant/ piate-screw
Minimal rumah sakit kelas C
Rumah sakit dengan tasilitas pembedahan yang memadai
Malunion/ delayed union
Compartment syndrome (pada kasus tertutup)
Infeksi
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi
1 minggu
4 - 8 minggu
Tereposisi dan terfiksasi pada posisi fungsional yang optimal
Baik
142
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
S 52.3
FRAKTUR GALEAZI
Kriteria diagnosis
Adanya trauma
Tanda-tanda pasti patah tulang
Foto polos: patah tulang radius 1/3 mid distal diafisis dengan
dislokasi scndi radioulnar distal
4
5
:
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non Bedah
Reposisi
Gips sampai diatas siku
bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
6
7
143
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
S 52.0
FRAKTUR MO'NTEGIA
Kriteria diagnosis
Adanya trauma
Tanda tanda pasti patah tulang
FbtoPolos : patah tulang ulna proksimal dan dislokasi caput radii
4
5
:
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
:
:
:
16
17
18
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
6
7
144
S 52.4
FRAKTUR RADIUS-ULNA
Trauma
Tanda-tanda pasti patah tulang regio antcbrachii
Ro foto antebrachii AP / lat
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
:
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non Bedah
Bedah
Tempat Pelayanan
10
11
12
Penyulit
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
6
7
Baik
145
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
S 52.5
FRAKTUR COLLES
Kriteria diagnosis
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non Bedah
:
:
:
:
6
7
8
Bedah
9
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
:
:
:
16
17
18
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
Baik
146
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
T 02
PATAH TULANG TERBUKA
Kriteria diagnosis
4
5
:
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
Debridement
Fiksasi interna untuk grade HI (pertimbangkan berapn
sesudah kejadian, ingat Frederich-golden period)
Fiksasi ekstema untuk grade HI
Minimal rumah sakit kelas C
Rumah sakit dengan tasilitas pembedahan yang memadai
Infeksi
Perdarahan.
Cpmparbnent syndroma
Emboli lemak
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Urrium
Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi
1 2 minggu
12 minggu
Mencapai posisi anatomi dan fungsional optimal
6
7
Dubius ad bonam
147
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
6
7
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non Bedah
:
:
Bedah
9
Tempat Pelayanan
10
11
12
Penyulit
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
:
13
14
15
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil Bedah
:
:
:
16
17
18
Non bedah
Patologi
Otopsi
Prognosis
Non bedah
:
:
:
Bedah
T 08
FRAKTUR KOMPRESI VERTEBRA
Riwayat trauma
Nyeri tulang belakang
Adanya kyphosis
Lesi saraf+/Kelainan degeneratif tulang belakang
Gibbus karena tbc tulang belakang
Foto polos AP/Lat dark
- vertebra torakal
- vertebra lumbosakra!
- vertebra servikal
Dokter spesialis terkait, bila diperlukan
Rawat inap
Bedrestgips korset/ brace (stabil & tidak ada lesi medulla spinalis)
Bila ada gangguan neurologis "5 pillow nursing"
Tidak stabil
Ada lesi medulla spinalis
Minimal rumah sakit kelas C
Rumah sakit dengan tasilitas pembedahan yang memadai
Infeksi
Perlu
Dokter Spesialis Bedah t Jmum untuk non bedah
Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi untuk tindakan
pembedahan, atau Spesialis Bedah Saraf
2 - 4 minggu
> 12 minggu
Immobilisasi dengan brace
Fiksasi rigid
Jepitan medulla spinalis (-)
Baik
Dubius ad malam
148
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
:
:
:
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non Bedah
S 3.1
DISLOKASISIKU
Riwayat trauma
Deformitas/asimetri
Limitasi gerakan sendi : :
Fr. dislokasio cpicondyler humeri, caput collum radii atau
anconius olecranon
foto polos siku AP / lat
Bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
6
7
Baik
Kaku sendi bisa terjadi (operasi)
149
:
:
S 73.0
DISLOKASI PANGGUL
Riwayat trauma
Nyeri panggul
Posisi aduksi dan internal rotasi pada sisi yang sakit
Tungkai memendek pada sisi Sakit
Fr. dislokasi
Fr. dan dislokasi
Foto polos panggul AP/ lat atau AP/aksial juga proyeksi
amblurator atau alar (oblique)
Dokter spesialis terkait, bila diperlukan
Rawat inap
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non Bedah
Bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
6
7
Baik
Kaku sendi bisa terjadi (operasi)
150
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
:
:
:
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non Bedah
S 72.0
FRAKTUR FEMUR
Trauma mayor pada paha
Tanda pasti patah tulang (+)
Kemungkinan jenis fraktur femur yang sulit di deteksi secara
klinis:
fraktur shaft femur
fraktur trokanter
fraktur kolum femoris
fraktur kondilus femur
Foto polos
Bedah
Tempat Pelayanan
10
11
12
Penyulit
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
:
13
14
15
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
:
:
:
16
17
18
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
6
7
Operatif
Minimal rumah sakit kelas C
Rumah sakit dengan tasilitas pembedahan yang memadai
Non union, mal-union, infeksi dan cidera neurovackuler
Perlu
Dokter Umum yang terlatih untuk traksi
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi
Operasi: Shaft femur (nailing/ plate screw)
Dokter Spesialis Umum,
Dokter Sp.Bedah Orthopaedi Kolum femur, Trokhanter &
kondilus femur :
Dokter Bedah Orthopaedi
5 hari
1 minggu
Posisi anatomis optimal
Fungsional baik
Baik
151
S 82.0
FRAKTUR PATELA
Adanya trauma pada lutut
Tanda pasti patah tulang patela
Fungsiolaesa
Foto : patah tulang patela
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non Bedah
:
:
:
:
Pasang koker gips hanya untuk kasus yang tidak terjadi distraksi
6
7
8
Bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
:
:
:
16
17
18
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
Baik/Cacat
152
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
S 86.0
RUPTUR TENDON ACHILES
Kriteria diagnosis
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
:
:
:
rawat inap
Perawatan rumah
sakit
Terapi
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
Pada kasus clean cut. operasi dengan teknik Bunnel atau Kmlg
Pada kasus Ruptur Tendon Achilles tertutup, operasinya tidak
bisa dengan cara Bunnel atau Kessles karena permukaan tendon
don tidak rata-bahkan mungkin terdapat iuga jaringan avulsi
fraktur os calcis (calcaneus)
Minimal rumah sakit kelas C
Rumah sakit dengan tasilitas pembedahan yang memadai
Non union, mal union & infeksi
lnfeksi
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi
2 minggu
12 minggu
Kedua fragmen terjahit dengan posisi optimal
6
7
Baik
153
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
:
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi bedah
S 52.0
FRAKTUR OLEKRANON
Adanya trauma di siku
Tanda pasti patah tulang pada siku
Foto: olekranon patah
Fraktur lain di daerah siku
Foto polos Siku AP/ lat
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
6
7
Dubius / Cacat
154
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
:
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi non bedah
S 42.4
FRAKTURA SUPRAKONDILER SIKU
Adanya trauma
Tanda-tanda pasti patah tulang di atas siku
Fraktur-fraktur lain di daerah siku
Radiologi: foto siku AP/ lat
bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
6
7
operasi
Minimal rumah sakit kelas C
Rumah sakit dengan tasilitas pembedahan yang memadai
Kompresi pembuluh darah, Volkmann's Ishaemic Contracture
Kaku sendi siku, mal-union
Infeksi
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi
3 minggu
4 - 6 minggu
Kedua fragmen tereposisi & terfiksasi dengan baik
155
IX.
Bedah Saraf
156
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi
9
10
Tempat Pelayanan
Penyulit
:
:
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
6
7
:
:
:
S 06.0
CIDERA KEPALA RINGAN
Adanya trauma di kepala
CS14-15
Cidera kepala sedang
CVA-TIA
Mabuk
Keracunan Obat
Fbto polos kepala AP/Lat
Fbto polos servikal lateral bila diperlukan
Dokter Spesialis lain yang terkait (bila diperlukan )
Rawat inap pro observasi 2 x 24
Istirahat di tempat tidur
Observasi adanya tanda-tanda komplikasi seperti Hematom
Epidural atau Hematom Subdural, Cidera saraf kranial
Observasi fungsi vital dan neurologis
Obat simptomatis-suportif
Minimal RS kelas - C
Hematom Subdural
Cidera Saraf Kranial
Hematom Epidural
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah Saraf
2 4 hari
1 minggu
GCS 15
Perlu
Baik
157
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
6
7
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi bedah
:
:
Non bedah
9
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
S 06.0
CIDERA KEPALA SEDANG
Adanya trauma di kepala
GCS9-13
Cidera kepala sedang
CVA
Mabuk
Intoksikasi
CT Scan kepala, bila tidak tersedia dapat dilakukan
Foto polos kepala AP / lat
Foto polos servikal lateral
Dokter spesialis lain yang terkait bila diperlukan
Segera Rawat inap
Istirahat di tempat tidur
Stabilitas fungsi vital (A, B , C )
Deteksi dini adanya tanda-tanda perdarahan intrakranial
Observasi fungsi vital dan neurologis
Pasang collar brace sampai terbukti tidak terdapat fraktur
servikal
Obatsuportif dan simptomatis
Manitol bila diperlukan
Kejang diberi Valium 5-10 mg/iv sampai kejang berhenti
dilanjutkan dengan Phenitoin 3 x 100 mg /iv (diencerkan 20 cc
aqua)
Obat simptomatis
Bila ada indikasi
Rumah sakit yang ada
Dokter Bedah Saraf
Perdarahan intrakranial
Edema otak
Herniasi otak
Pneumonia
Cidera otak sekunder
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah Saraf
1 2 minggu
1 -2 minggu
GCS 15
Perlu
Pada umumnya baik
158
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
:
:
6
7
8
Konsultasi
:
Perawatan rumah :
sakit
Terapi Non bedah :
bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
:
:
:
16
17
18
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
S 06
CIDERA KEPALA BERAT
Adanya trauma di kepala
GCS3-8
Koma karena sebab lain
Hb, aula darah, analisa gas darah
CT-Scan kepala tanpa kontrast
Fbto polos servikal lateral
Dokter spesialis lain yang terkait bila diperlukan
Segera Rawat inap di ICU
Pasang collar brace sampai terbukti tidak dijumpai fraklw
Servikal
Resusitasi dan intubasi endotraheal
Observasi fungsi vital dan neuroiogis
Manitol 2 cc/kg BB/20 menit setiap 6 jam
Phenitoin 3 x 100 mg iv (diencerkan dgn 20 cc aqua)
Obat-obat suportif
Obat simptomatis
Operatif bila ada indikasi
Minimal rumah sakit klas C atau
Rumah sakit yang ada Dokter Bedah Saraf dengan peralatan
pembedahan yang memadai
Cidera otak sekunder
Oedema Otak
Perdarahan intrakranial
Infark
Pneumonia
Her niasi otak
Perlu untuk perawatan maupun tindakan
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah Saraf
7 30 hari
4 10 minggu
GCS membaik kemudian perawatan dan rehabilitasi dilanjutkan
dirumah
Perlu
Dubius ad rnalam
159
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
S 02.1
FRAKTUR BASIS KRANII
Adanya trauma di kepala disertai salah satu tanda :
Keluar darah / likuor dan" hidung atau telinga
Brill Haematoma
Battle Sign
Lesi saraf kranial
Diagnosa banding
:
:
:
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non bedah
bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
:
:
:
16
17
18
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
6
7
160
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
Kriteria diagnosis
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non bedah
:
:
6
7
8
:
:
:
bedah
9
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
:
:
:
16
17
18
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
S 02.0
FRAKTUR IMPRESI TULANG TENGKORAK11IUHM
ATAU TERTUTUP
Adanya trauma di kepala
Sebagian fragmen tulang masuk
Dengan atau tanpa keluarnya jaringan otak
Dengan atau tanpa jejas / luka di kepala
Hematom subgaleal
Fbto polos kepala tiga posisi
CT Scan Kepala bila ada indikasi
Dokter spesialis lain yang terkait bila diperlukan
Segera Rawat inap di ICU
Debridement dan Bevasi bagian tulang yang depresi indikasi
Bila depresi lebih dari tebal tulang tengkorak
Ada fragmen tulang yang masuk ke otak
Kosmetik
Frakrur Imprest diseftai luka terbuka
Indikasi lain misalnya : Perdarahan intrakranial
Minimal rumah sakit Kelas C atau
Rumah sakit dengan fasilitas pembedahan yang memadai
Kebcooran liquor serebrospinalis oedema cerebri
Meningitis
Epilepsi
Perdarahan intrakranial
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah Saraf
7 14 hari
2 minggu
Tidakterjadi infeksi
Tidak terjadi epilepsi
Perlu
Baik
161
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non bedah
9
10
bedah
Tempat Pelayanan
Penyulit
:
:
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
:
:
:
16
17
18
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
6
7
:
:
:
S 06.4
HEMATOM EPIDURAL
Trauma di kepala disertai sakit kepala, mual dan muntah yang
semakin berat
Foto kepala.: terdapat fraktur linier
Adanya interval bebas (lucid interval)
Adanya lateralisasi atau Tanda herniasi otak
Hematom Subdural atau Intraserebral
Stroke - ICH
Tumor otak
CT Scan kepala
Foto polos kepala AP / lat. Bila CT scan tidak tersedia
Dokter spesialis lain yang terkait bila diperlukan
Segera Rawat Inap untuk tindakan diagnostik / bedah
Manitol 5 cc/kgBB/20 menit ( untuk memberi kesempatan
dilakukan transportasi, diagnostik, persiapan bedah )
Kejang diberi Valium 5-10 mg/iv dilanjutkan Phenitoin 3 x 100
mg /iv/diencerkan 20 cc aqua
Burr Hole (kraniotomi) diagnostik
(bila tidak tersedia CT Scan atau pasien sangat cepat memburuk)
Rumah sakit dengan fasilitas pembedahan Bedah Saraf
Herniasi otak
Pneumonia
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah Saraf
14 hari
2-4 minggu
Tidak ada peningkatan tekanan intra kranial
GCS membaik
Perlu
Baik
162
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
6
7
8
Konsultasi
:
Perawatan rumah :
sakit
Terapi Non bedah :
bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
:
:
:
16
17
18
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
S 32
CIDERA SUMSUM TULANG BELAKANG
Trauma di tulang belakang
Nyeri dilokasi tulang belakang
Jejas di lokasi tulang belakang
Foto vertebra : terdapat fraktur kompresi, dislokasi
Adanya defisit neurologis
Sindrom Guillian Barre
Stroke-ICH
Tumor otak
Foto polos vertebra AP/L
CT Scan bila diperlukan
MRI bila diperlukan
Dokter spesialis lain yang terkait bila diperlukan
Segera Rawat Inap untuk tindakan diagnostik / bedah
Fiksasi, imobilisasi (collar dan papan pengangkut)
Resusitasi
Solumedrol (harus diberikan sebehim 8 jam pertama)
Dosis pertama:
30 mg/kgBB/diencerkan aqua 40cc/drip dalam 15 menit
Dosis berikutnya:
5,4 mg/kgBB/diencerkan aqua 10 cc/drip dalam 60 menit selama
23 jam
Kontra indikasi Solumedrol:
hamil, DM, herpes, TBC aktif, ulkus peptikum, umur < 13 tahun
Terapi terhadap spinal shok (beri vasopressor bukan cairan)
Atasi bradikardi (sulfas atropin)
Cegah hipotermi
Dekompresi / reposisi / fiksasi / stabilisisi tergantung indikasi
Minimal rumah sakit kelas C atau
Rumah sakit dengan fasilitas pembedahan yang memadai
Spinal Shok
Kehimpuhan otot nafas / apnea
Pneumonia
Luka Dekubitus/kontraktur/infeksi
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah Saraf
14 hari
2-4 minggu
Bisa didudukkan atau diberdirikan
Tidak terdapat dekubitus
Perlu
Tergantung beratnya cidera
163
Indikasi rujukan ke Rumah Sakit yang ada Dokter Spesialis Bedah Saraf:
1. Cidera kepaia ringan dengan gejala Tekanan [ntrakranial Meningkat (bradikardi atau
kejang, muntah hebat, nyeri kepaia hebat) yang tidak menghilang dengan pemberian obatobatan
2. Cidera kepala sedang
3. Cidera kepala berat
4. Fraktur impresi (tertutup atau terbuka)
Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia
164
165
X
Bedah Traumalogi
166
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
Kriteria diagnosis
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi
Tempat Pelayanan
10
11
12
Penyulit
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
:
13
14
15
16
17
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Prognosis
:
:
:
:
:
6
7
:
:
S 06.0
CIDERA OTAK RINGAN
(COMMOTIO CEREBRI)
Adanya trauma di kepala
Kehilangan kcsadaran lebih 15 menit
GCS9-13
Somnolcn dan retrograde amnesia (+)
Laterallsasl (-)
Cidera kepala sedang
CVA
Mabuk
Foto Ro servical & foto Ro Kepala AP/lat, bila diperlukan
Dokter spesialis lain yang terkait bila diperlukan
Rawat jalan
Rawat inap bila GCS menurun
Adanya laterasi
Muntah, nyeri kepala dan vertigo bertambah berat
Istirahat di tempat tidur
Observasi fungsi vital & neurologis
Obat simptomatis suportif
Minimal RS Kelas C
RS lain dengan fasilitas pembedahan yang memadai
Tidak ada
Perlu
Dokter umum
Dokter spesialis saraf
Dokter sepsialis bedah
Dokter spesialis bedah saraf
2 - 4 hari
1minggu
GCS 15
baik
167
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
Kriteria diagnosis
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
6
7
8
Konsultasi
:
Perawatan rumah :
sakit
Terapi Non bedah :
Bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
:
:
:
:
:
18
Prognosis
S 06.3
CIDERA OTAK SEDANG
(FOCAL BRAIN INJURY)
Adanya trauma di kepala
Kehilangan kcsadaran lebih 15 menit
GCS9-13
Somnolcn dan retrograde amnesia (+)
Laterallsasl (-)
CVA
Mabuk
Intoksikasi
Foto Ro servikal
Foto Ro kepala AP/lat
CT scan kepala bila tersedia
Dokter spesialis lain yang terkait bila diperlukan
Segera rawat inap untuk observasi dan tindakan
Istirahat ditempat tidur
Observasi-fungsi vital & neurologis
Pasang collar brace
Stabilitas.fungsi vital
Obat-obai supportif:
Memperbaiki metabolisme otak
Kortikosteroid
Mannitol
Obat simpiomatis :
Antibiotika profilaksis
Bila ada tanda perdarahan intra kranial
Minimal RS kelas-C ,
RS lain dengan fasilitas pembedahan yang memadai
Edema otak
Herniasi otak
Dekubitus
Pneumonia
Cidera otak sekunder
Hanya bila dilakukan operasi
Dokter Spesialis Saraf untuk n&n bedah saja
Dokter Spesialis Bedah
Dokter Spesialis Bedah Saraf
1 2 minggu
1 2 minggu
GCS 15
Periu untuk kasus trauma dan kematian yang tidak wajar atau
tidak jelas.
Dubius ad bonam
168
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non bedah
Bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
:
:
:
:
:
18
Prognosis
6
7
:
:
:
S 06.2
CIDERA KEPALA BERAT (LACERATION CEEBRI)
Adanya trauma di kepala Kehilangan kesadaran sampai koma
GCS3-8 Lateralisasl -/+
Koma penyebab lain
Lab : darah lengkap, gula darah, analisa gas darah Foto Ro
servikal & CT scan kepala bila sudah stabil
Dokter spesialis lain yang terkait bila diperlukan
Segera rawat inap untuk observasi dan tindakan
Pasang collar brace
Resusitasi kardiopulmoner
Observasi fungsi vital dan menurologis
Obat supportif
Obat simptomatis :
Operatif bila ada indikasi :
Minimal RS kelas-C
RS Iain dengan fasilitas pembedahan yang memadai
Pneumonia
Dekubitus
Herniasi otak
Cidera otak sekunder :
Hanya bila dilakukan operasi
Dokter Spesialis Saraf untuk non bedah saja
Dokter Spesialis Bedah
Dokter Spesialis Bedah Saraf
1 4 minggu
Tergantung kondisi
GCS membaik / meninggal
Perlu untuk kasus trauma dan kematian yang tidak wajar atau
tidak jelas.
Dubius ad bonam
Jelek
169
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
6
7
8
Konsultasi
:
Perawatan rumah :
sakit
Terapi Non bedah :
Bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
:
:
:
16
17
Patologi
Otopsi
:
:
18
Prognosis
S 06.2
PERDARAHAN EPIDURAL
Adanya trauma di kepala
Adanya interval lucida beberapa menit sampai beberapa
Sakit kepala, mual, muntah yang semakin berat
Penurunan GCS
Adanya lateralisasi
Foto kepala: terdapat fraktur linier os temporalis
Tanda herniasi otak
Perdarahan subdural
Stroke ICH
Tumor otak :
X-foto kepala AP/lat
CT scan kepala bila tersedia
Burr Hole diagnostik bila diperlukan :
Dokter spesialis lain yang terkait bila diperlukan
Segera rawat inap untuk observasi dan tindakan
Supportif:
Ahtibiotika profilaksis
Kortikosteroid, dll
Sito trepanasi.
Hentikan perdrahan dan evakuasi :
Minimal RS kelas-C
RS Iain dengan fasilitas pembedahan yang memadai
Herniasi otak
Dekubitus
pneumonia :
Perlu
Dokter Spesialis Bedah
Dokter Spesialis Bedah Saraf :
1 4 hari
2 4 minggu
Perdarahan epidural berhenti
GCS membaik
Perlu untuk kasus trauma dan kematian yang tidak wajar atau
tidak jelas.
Dibius ad malam / meninggal
170
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
6
7
:
:
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi bedah
Tempat Pelayanan
10
11
12
Penyulit
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
:
13
14
15
16
17
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
:
:
:
:
:
18
Prognosis
S 02.00 / S02.01
FRAKTUR IMPRESIATAP TENGKORAK
Adanya trauma di kepala
Adanya jejas di kepala
Sebagian fragmen tulang teraba masuk
Luka terbuka dengan jaringan otak keiuar
Fraktur impresi tcrtutup
Fraktur impresi terbuka
Ada atau tanpa laserasi otak
Ada atau tanpa perdarahan intrakranial yang menyertai
X-foto kepala tiga posisi
CT scan kepala bila tersedia
Burr Hole di diagnostik bila diperiukan
Dokter spesialis lain yang terkait bila diperlukan
Segera rawat inap untuk observasi dan tindakan
Macam operasi tergantung situasi
Debridement
Trepanasi
Qevasi
Indikasi :
1). Tertutup
bila kompresi lebih dari Vz tebal tulang tengkorak
bila lebih 1 cm
adanya defisit nervus lagi
kosmetik 2), Terbuka
3). Perdarahan intrakranial
Minimal RS kelas-C
RS lain yg mempunyai saran pembedahan yg memadai
Kebocoran liquor serebrospinalis Meningitis
Perlu
Dokter Spesialis Bedah
Dokter Spesialis Bedah Saraf
7 - 14 hari
2 4 minggu
Tekanan jaringan otak oleh tulang (-) Perdarahan intrakranial (-)
Perlu untuk kasus trauma dan kematian yang tidak wajar atau
tidak jelas.
Dibius ad malam
171
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
S 00.S 01 / S07
TRAUMA JARINGAN LUNAK WAJAH
Kriteria diagnosis
Diagnosa banding
:
:
:
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
6
7
172
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
S 02.4
FRAKTUR MAKSILA
Kriteria diagnosis
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
:
:
6
7
:
:
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
:
:
:
:
:
18
Prognosis
X-foto Waters:
Le Fort 1 : garis fraktur transversal bawah
Le Fort II
: garis fraktur pyramidal
Le Fort III : garis fraktur transversal atas
Dokter spesialis lain yang terkait bila diperlukan
Segera rawat inap untuk observasi dan tindakan
Suspensi frontosirkumferensial + arc bar, atau plating
(dikerjakan sebelum 7 hari dari trauma)
Arc bar bawah dilepas hari ke-30
Arc bar atas dan suspensi dilepas hari ke-60
Minimal RS. kelas-C
RS. lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai
Malunion
Non union
Osteomielitis
Kekakuan sendi temporomandibuler
Perlu
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah (K) KL
Dokter Spesialis Bedah Plastik & Rekonstruksi
3 hari
8 minggu
Tulang maksila union, maloklusi tidak ada
Tidak perlu
Perlu untuk kasus trauma dan kematian yang tidak wajar atau
tidak jelas.
baik
173
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
S 02.2
FRAKTUR NASAL
Kriteria diagnosis
4
5
:
:
X- foto nasal
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
:
:
:
:
:
18
Prognosis
6
7
174
S 02.4
FRAKTUR ZIGOMA
Trauma daerah zigoma yang menyebabkan diskontinuitas tulang
zigoma, ditandai dengan adanya deformitas dan nyeri tekan.
Bisa disertai hematom periorbital, diplopia, parestesi infraorbital,
edema, enoptalmus atau eksoptalmus
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
:
:
:
Perawatan rumah
sakit
Terapi non bedah
Bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
Informed consent
12
Tenaga Standar
13
14
15
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
:
:
:
3 hari
4 minggu
Tulang zygoma union, deformitas (-), gangguan okuli (-)
16
17
Patologi
Otopsi
:
:
Tidak perlu
Perlu untuk kasus trauma dan kematian yang tidak wajar atau
tidak jelas.
18
Prognosis
baik
6
7
175
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
S 02.6
FRAKTUR MANDIBULA
Kriteria diagnosis
4
5
:
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Bedah
9
10
Tempat Pelayanan
Penyulit
:
:
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
:
:
:
:
:
18
Prognosis
6
7
176
ICD
2
3
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi
:
:
:
:
Analgetika,
Antibiotika
Debridement
Fiksasi interna untuk grade I-II
Fiksasi eksterna untuk grade III
Minimal RS. kelas-C
RS. lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai
Infeksi
Perdarahan
Kompartment syndroma
Emboli lemak
Perlu
Dokter Spesialis Bedah
Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi
7 - 14 hari
12 minggu
Mencapai posisi anatomi dan fungsional optimal
Tidak perlu
Perlu untuk kasus trauma dan kematian yang tidak wajar atau
tidak jelas.
baik
6
7
8
Bedah
9
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
:
:
:
:
:
18
Prognosis
177
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non bedah
Bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
18
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
Prognosis
:
:
:
:
:
:
6
7
S 43.0
DISLOKASI BAHU
Riwayat trauma Nyeri(+)
Deformitas - asimetri Gangguan gerakan bahu
X-fotobahuAP/lat
:
:
178
ICD
S 52.4
2
3
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
FRAKTUR RADIUS-ULNA
Trauma
Tanda-tanda pasti patah tulang regio antebrachii
Ro foto antebrachii AP / lat
4
5
:
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non bedah
Bedah
Tempat Pelayanan
10
11
Penyulit
Informed consent
:
:
12
Tenaga Standar
13
14
15
16
17
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
:
:
:
:
:
18
Prognosis
6
7
179
ICD
S 52.0
2
3
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
FRAKTUR MONTEGIA
Adanya trauma
Tanda-tanda pasti patah tulang
Fbto Ro: patah tulang ulna proksimal dan dislokasi capud radii
4
5
:
:
:
:
8
9
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non bedah
Tempat Pelayanan
:
:
10
11
12
Penyulit
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
:
13
14
15
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
:
:
:
16
17
Patologi
Otopsi
:
:
18
Prognosis
Bedah pembcdahan
Minimal RS. kelas-C
RS. lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai
Non union, malunion, gangguan gerak, infeksi
Perlu
Dokter Spesialis Bedah
Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi
7 hari
6 minggu
Fragmen tulang ulna tereposisi dan terfiksasi dg baik
Cbut radii tereposisi atau dibuang
Tidak perlu
Perlu, untuk kasus trauma dan kematian yang tidak wajar atau
tidak jelas
Baik / Gangguan gerak
6
7
180
ICD
S 52.3
2
3
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
FRAKTUR GALEAZI
Adanya trauma
Tanda-tanda pasti patah tulang (nyeri, bengkak, deformitas,
krepitasi, gangguan fungsi)
Foto Ro: patah tulang radius dcngan disiokasi sendi
radioulnar distal
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non bedah
:
:
:
:
Reposisi
Gips sampai diatas siku
6
7
8
bedah
9
Tempat Pelayanan
10
11
12
Penyulit
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
:
13
14
15
16
17
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
:
:
:
:
:
18
Prognosis
181
ICD
S 52.0
2
3
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
4
5
:
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non bedah
FRAKTUR OLEKRANON
Adanya trauma di siku
Tanda pasti patah tulang pada siku
X-Fbto: olekranon patah
Fraktur lain di daerah siku
Foto Ro-Siku AP/Lat
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
:
:
:
:
:
18
Prognosis
6
7
182
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
:
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non bedah
S 42.4
FRAKTURA SUPRAKONDILER SIKU
Adanya trauma
Tanda-tanda pasti patah tulang di atas siku
Fraktur-fraktur lain di daerah siku
Radiologi: foto siku AP/ lat
bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
:
:
:
:
:
18
Prognosis
6
7
183
ICD
S 42.3
2
3
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
FRAKTUR HUMERUS
Riwayat trauma
Tanda pasti fraktur humerus (nyeri, bengkak, deformitas
angulasi/pemendekan, krepitasi, gangguan fungsi)
Angulasi, perpendekan, rotasi
Foto Ro adanya fraktur humerus
4
5
:
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non bedah
bedah
Tempat Pelayanan
10
11
12
Penyulit
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
:
13
14
15
16
17
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
:
:
:
:
:
18
Prognosis
6
7
184
ICD
S 42.0
2
3
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
4
5
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non bedah
FRAKTUR KLAVIKULA
Riwayat trauma
Tanda pasti fraktur pada klavikula (nyeri. deformitas, krepitasi)
Fbto Ro adanya fraktur di klavicula :
Disiokasi acromio-klavicular
X-foto klavicula AP
bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
:
:
:
:
:
18
Prognosis
6
7
:
:
:
185
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
:
:
6
7
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
:
:
bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
:
:
:
:
:
18
Prognosis
S22. 3, S22. 4
PATAH TULANG IGA
Secara klinis patah tulang iga merupakan terputusnya
kontinuitas jaringan tulang iga karena rudapaksa atau penyakit
Tanda dan gejala klinis berupa :
pada inspeksi gerakan dinding toraks asimetris, deformitas
pada palpasi nyeri tekan. nyeri sumbu, krepitasi dari fragmen
tulang yang patah.
Kontusio muskulorum
Laboratorium : pemeriksaan darah dan ECG untuk evaluasi
klinis dan persiapan pembedahan
Radiologi: foto polos rongga dada PA/LAT
Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait.
Bila single, tanpa penyulit tak perlu rawat inap di R.S.
Bila multiple dan atau bila terdapat penyulit perlu rawat inap
di R.S. untuk observasi dan tindakan.
Obat-obatan analgetika, anestesi infiltrasi atau blok, perawatan
Konsevatif
Fiksasi internal daerah fraktur dengan memakai clip atau mint
plate atau wire dengan bantuan anestesi umura atau anestesi
lokal atau anestesi blok.
Syarat fraktur tersebut tidak lebih dari 2 (dua) minggu
Minimal R.S. kelas-C.
R.S. lain yang mempunyai sarana pembedahan yang memadai
Ruptur pleura parietalis dan empisema kutis.
Ruptur jaringan paru.
Pneumotoraks.
Perdarahan dan hematotoraks atau hemotoraks.
Osteomielitis
Perlu
Dokter Umum (pertolongan pertama dan terapi konservatif
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah Toraks-Kardiovaskular.
Dokter Spesialis Bedah (K) Toraks.
2 - 14 hari pasca bedah bila tanpa penyulit
2 minggu bila tanpa penyulit
Sembuh atau sembuh dengan kecacatan
Khusus untuk fraktur patologis dan osteomielitis
Perlu, untuk kasus trauma dan kematian yang tidak wajar atau
tidak jelas
Baik atau dubious atau jelek
186
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
:
:
6
7
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non bedah
:
:
bedah
9
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
:
:
:
:
:
18
Prognosis
S22.5
FLAIL CHEST
Secara klinis flail chest ditandai dengan gerakan paradoksal
pada dinding toraks karena patah tulang iga multiple dan
segmental atau lebih dari 2 garis fraktus, hal ini disebabkan oleh
trauma.
Tanda dan gejala klinis benjpa:
Gangguan respirasi dari ringan sampai berat.,
Pada inspeksi deformitas dinding toraks disertai gerakan
paradoksal dinding toraks yang patah.
Pada palpasi nyeri tekan dan nyeri tekan sumbu disertai
krepitasi.
Pada foto polos toraks: patah tulang iga multiple dan segmental
atau lebih dari 2 garis fraktur.
Laboratorium : DL, analisis gas darah, saturasi
Kardiologi : EKG
Radiologi
: foto polos toraks AP/Iateral
Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait
Raw/at inap untuk observasi, monitoring, pemasangan ventilator
dan tindakan
Oksigenasi (02)
Tidur miring kearah daerah yang sakit.
Fiksasi daerah yang sakit tersebut dengan plester lebar yang
elastis. (sementara).
Bila penderita dengan gangguan nafas berat segera di intubasi
dan pernafesan buatan smbu bag atau segera pasang ventilator.
Obat-obatan analgetik, antibiotika dan resusitasi cairan
Fixasi tulang iga yang patah dengan dip atau dengan wire atau
mini plate
Minimal R.S kelas-C
R.S. Iain yang mempunyai sarana pembedahan yang memadai
Hematopneumotoraks
Kontusio paru
Pneumonia
Prolong ventilator
Osteomyelitis kosta
Empiema toraks
Perlu
Dokter Umum. (pertolongan pertama)
Dokter Spesialis Bedah Umum.
Dokter Spesialis Bedah Toraks-Kardiovaskular.
Dokter Spesialis Bedah (K) Toraks .
14 hari pasca bedah bila tanpa penyulis
14 - 30 minggu bila tanpa penyulit
Sembuh atau sembuh dengan kecacatan atau meninggal
Perlu, untuk kasus trauma dan kematian yang tidak wajar atau
tidak jelas
Baik atau dubious atau jelek
187
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non bedah
6
7
8
:
:
:
bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
:
:
:
:
:
18
Prognosis
S 27.1
HEMATOTORAKS
Secara klinis hematotoraks atau hemotoraks ditandai dengan
adanya darah di dalam rongga pleura, hal ini dapat disebabkan
oleh trauma atau penyakit.
Tanda dan gejala klinis berupa:
anemia, sesak nafas, syok hipovolemik, pada inspeksi gerakan
hemitoraks yang bersangkutan menurun, pada perkusi redup
pada sisi yang sakit , pada auskultasi suara nafas menurun, dan
pada foto polos toraks terdapat bayangan kesuraman disertai
sudut kosta frenikus tumpul, pada punksikeluar darah. Bila
terdapat perdarahan massif, pada foto polos toraks tampak
trakhea deviasi dan CVP meningkat.
Atelectasis
Massa pada jaringan paru
Efusi pleura
Pneumotoraks Tension
Laboratorium : pemeriksaan DL, saturasi O2
Radiologi: foto polos toraks
Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait
Rawat inap untuk observasi dan tindakan
Oksigenasi O,, transfusi darah bila perdarahan masif, obatobatan antibiotika, analgetika, antipiretika, fisio terapi nafas.
Pipa torakostomi atau WSD
Bila masif dilakukan torakotomi (perdarahan > 800 cc)
langsung atau 3-5 cc/kg b.b. per jam
Minimal R.S kelas-C
R.S. Iain yang mempunyai sarana pembedahan yang memadai
Syok hipovolemik
Fibrotoraks atau Schwarte
Empiema torakis
Perlu
Dokter Umum ( pertolongan pertama, punksi rongga toraks,
pasang pipa toraks WSD )
Dokter Spesialis Bedah Umum.
Dokter Spesialis Bedah Toraks-Kardiovaskular.
Dokter Spesialis Bedah (K) Toraks.
Dokter Spesialis Paru (Non-Trauma)
7 - 14 hari pasca bedah bila tanpa penyulit
1 - 2 minggu bila tanpa penyulit
Sembuh atau sembuh dengan kecacatan atau meninggal
Perlu, untuk kasus trauma dan kematian yang tidak wajar atau
tidak jelas
Baik atau dubious atau jelek
188
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non bedah
:
:
6
7
8
:
:
bedah
Tempat Pelayanan
10
11
12
Penyulit
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
:
13
14
15
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
:
:
:
16
17
Patologi
Otopsi
:
:
18
Prognosis
189
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
6
7
Konsultasi
:
Perawatan rumah :
sakit
Terapi Non bedah :
bedah
9
Tempat Pelayanan
10
11
12
Penyulit
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
:
13
14
15
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Bedah
:
:
:
16
17
18
Non bedah
Patologi
Otopsi
Prognosis
Non bedah
bedah
:
:
Perlu, untuk kasus trauma dan kematian yang tidak wajar atau
tidak jelas
:
Baik
Dublus ad malam
190
S73.0
DISLOKASI PANGGUL
Riwayat trauma
Nyeri panggul
Posisi aduksi dan internal rotasi pada sisi yang sakit
Tungkai memendek pada sisi sakit
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
:
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non bedah
bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
:
:
:
:
:
18
Prognosis
6
7
191
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
192
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
:
:
Konsultasi
Perawatan rumah
193
sakit
Terapi
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
Lama Perawatan
14
Masa Pemulihan
15
Hasil
194
Patologi
Otopsi
:
:
18
Prognosis
195
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
:
:
6
7
8
10
11
12
13
14
15
16
17
18
T20-T31
LUKA BAKAR
Luka bakar merupakan kerusakan pada jaringan karena
pengaruh suhu (baik panas maupun dingin) atau dari
penyerapan energi fisik dan dari kontak dengan bahan-bahan
kimia. Setiap penyebab mempunyai gambaran klinis yang
khusus dan manajemen pengelolaannya.
Pembagian derajat luka bakar :
Derajat I: Hanya mengenai cairan epidermis luar, tampak
hiperemi dan eritema
Derajat II: Mengenai lapisan epidermis yang lebih dalam dan
sebagian dermis disertai lepuh. edema jaringan dan
basah
Derajat III .Mengenai semua lapisan epidermis dan dermis,
biasanya tampak luka kering dengan vena koogulasi
pada permukaan kulit
Tanda dan gelaja klenik : nyeri, cemas, dehidrasi
196
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
S 37.2
RUPTUR BULI-BULI
Kriteria diagnosis
4
5
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non bedah
bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
16
17
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
:
:
:
:
:
18
Prognosis
6
7
8
:
:
:
:
197
S 82.0
FRAKTUR PATELA
Adanya trauma pada lutut
Tanda pasti patah tulang patela
Fungsiolaesa
Foto: patah tulang patela
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non bedah
:
:
:
:
6
7
8
bedah
Tempat Pelayanan
10
Penyulit
11
12
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
13
14
15
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
:
:
:
16
17
Patologi
Otopsi
:
:
18
Prognosis
198
S 82
FRAKTUR CRURIS
Riwayat trauma
Tanda pasti patah tulang pada tibia/ fibula
Foto Ro : fraktur pada tibia dan pada fibula
1
2
3
ICD
Diagnosis
Kriteria diagnosis
:
:
:
4
5
:
:
:
:
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non bedah
bedah
Tempat Pelayanan
10
11
12
Penyulit
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
:
13
14
15
16
17
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
:
:
:
:
:
18
Prognosis
6
7
199
1
2
ICD
Diagnosis
:
:
S 86.0
RUPTUR TENDON ACHILES
Kriteria diagnosis
4
5
Diagnosa banding
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
Perawatan rumah
sakit
Terapi Non bedah
:
:
:
:
Antibiotika
6
7
8
bedah
9
Tempat Pelayanan
10
11
12
Penyulit
Informed consent
Tenaga Standar
:
:
:
13
14
15
16
17
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Hasil
Patologi
Otopsi
:
:
:
:
:
18
Prognosis
200
Istilah
ABC
AFTA
AP
ABVD
AVN
BCC
BCT/S
CAF
CTScan
CVA
CVP
Darsidah
DCS
DL
DPL
DSpB
DSpB(K)BA
DSpB(K)Dig
DSpB(K)KL
DSpB(K)Onk.
DSpB{K)Vask.
DSpBO
DSpBP
DSpBS
DSpBTKV
DSpU
DVT
EDH
EKG/ECG
FL
FNAB
FU
GCS
HD
HVA
IBD
ICD
ICH
ICS
ICU
KET
Lat"
LDH
LDH
LFT
IX Cast
MOPP
MRI
201
49
50
51
52
53
54
55
56
MRS
57
PPIKABI
58
59
60
61
62
63
64
65
PS
K/P
RFT
RND
RS
RSARP
SCC
SPPDSBUI
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
TBC
TNM
TUR
TUR P
UL
USG
UTI
UU
VC
VMA
WSD
N
NHL
NICU
PA
PABI
Pa02
PBIDI
202