Anda di halaman 1dari 55

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS GAMBAR RENCANA UMUM


OIL TANKER SHIP
KM. SURAWIJAYA
DISUSUN OLEH :
NAMA

: WAHYU RAHMAT SAYUDI

NRP

: 3331 1401 010

JURUSAN

: TEKNIK BANGUNAN KAPAL

PROGRAM STUDI

: D3 TEKNIK BANGUNAN KAPAL

Surabaya,

Januari 2016

MAHASISWA

WAHYU RAHMAT SAYUDI


NRP : 3331 1401 010

DAN DISETUJUI OLEH :

DOSEN PEMBIMBING 1

DOSEN PEMBIMBING 2

TRISTIANDINDA P., ST

M.Mustain, S.T., M.T


NIP. 198201252014041001

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya tugas mata kuliah Tugas
Gambar Rancang I ini. Tidak sedikit kendala yang menghadang penyusun dalam
menyelesaikan tugasnya, namun berkat, rahmat dan hidayah-Nya telah membimbing
penyusun untuk terus berusaha menyelesaikan salah satu mata kuliah di Jurusan Teknik
Bangunan kapal Politeknik Negeri Madura ini.
Mata kuliah ini merupakan persyaratan untuk menyelesaikan studi tingkat Ahli Madya
pada jurusan Teknik Bangunan Kapal Politeknik Negeri Madura.
Penyusun harus mengakui, laporan ini masih sangat jauh dari sempurna, semua
karena keterbatasan waktu dan pengetahuan serta kemampuan penyusun sebagai manusia
biasa. Untuk itu penyusun memohon maaf atas semua kekurangan dan kesalahan yang terjadi
di dalam penyusunan laporan dan gambar Tugas Gmabar Rancang I ini.
Namun penyusun tetap berharap, sekecil apapun semoga tugas ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penyusun secara pribadi,dan semuanya pada umumnya.

Surabaya,

2016

Penulis

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
2

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................3
DAFTAR ISI..............................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................5
BAB II DATA UTAMA KAPAL................................................................................................7
BAB III PERHITUNGAN DAYA MOTOR PENGGERAK UTAMA......................................8
BAB IV PERHITUNGAN KONSTRUKSI.............................................................................10
BAB V SUSUNAN ABK.........................................................................................................12
BAB VI PERHITUNGAN TANKI TANKI DAN RUANG MUAT......................................16
BAB VII PERENCANAAN RUANGAN-RUANGAN AKOMODASI.................................26
1. Ruang Tidur (Sleeping Room)..........................................................................................26
2. Ruang Makan (Mess Room).............................................................................................27
3. Sanitary Accomodation.....................................................................................................27
4. Musholla (Mosque)...........................................................................................................28
5. Hospital Accomodation.....................................................................................................29
6. Meeting Room..................................................................................................................29
7. Dry Provision and Cold Store Room................................................................................29
8. Dapur (Galley)..................................................................................................................30
9. Ruang Navigasi (Navigation Room).................................................................................30
10. Battery Room(ESEP)......................................................................................................31
BAB VIII PERLENGKAPAN KAPAL...................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................48

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
3

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010

BAB I
PENDAHULUAN
Rencana umum dari sebuah kapal dapat didefinisikan sebagai perancangan di dalam
penentuan atau penandaan dari semua ruangan yang dibutuhkan, ruangan yang dimaksud
seperti ruang muat dan ruang kamar mesin dan akomodasi, dalam hal ini disebut
superstructure (bangunan atas). Disamping itu juga direncanakan penempatan peralatanperalatan dan letak jalan-jalan dan beberapa sistem dan perlengkapan lainnya.
Dalam pembuatan sebuah kapal meliputi beberapa pekerjaan yang secara garis besar
dibedakan menjadi dua kelompok pengerjaan yakni kelompok pertama adalah perancangan
dan pembangunan badan kapal sedangkan yang kedua adalah perancangan dan pemasangan
permesinan kapal.
Pengerjaan atau pembangunan kapal yang terpenting adalah perencanaan untuk
mendapatkan sebuah kapal yang dapat bekerja dengan baik harus diawali dengan
perencanaan yang baik pula.
Pengerjaan kelompok pertama meliputi perencanaan bentuk kapal yang menyangkut
kekuatan dan stabilitas kapal. Sedangkan untuk perencanaan penggerak utama, sistem
propulsi, sistem instalasi dan sistem permesinan kapal merupakan tugas yang berikutnya.
Dalam perencanaan Rencana Umum terdapat beberapa hal yang perlu dijadikan
pertimbangan yakni :

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
4

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010

Ruang merupakan sumber pendapatan, sehingga diusahakan kamar mesin sekecil


mungkin agar didapat volume ruang muat yang lebih besar.

Pengaturan sistem yang secanggih dan seoptimal mungkin agar mempermudah dalam
pengoperasian, pemeliharaan, perbaikan, pemakaian ruangan yang kecil dan
mempersingkat waktu kapal dipelabuhan saat sedang bongkar muat.

Penentuan jumlah ABK seefisien dan seefektif mungkin dengan kinerja yang optimal
pada kapal agar kebutuhan ruangan akomodasi dan keperluan lain dapat ditekan.

Dalam pemilihan Mesin Bongkar Muat dilakukan dengan mempertimbangkan bahwa


semakin lama kapal sandar di pelabuhan bongkar muat semakin besar biaya untuk
keperluan tambat kapal.

Pemilihan Ruang Akomodasi dan ruangan lain termasuk kamar mesin


dilakukan dengan seefisien dan seefektif mungkin dengan hasil yang optimal.
Rencana umum adalah suatu proses yang berangsur-angsur disusun dan ini dari

percobaan, penelitian, dan masukan dari data-data kapal yang sudah ada (pembanding).
Informasi yang mendukung pembuatan rencana umum:
1. Penentuan besarnya volume ruang muat, type dan jenis muatan yang dimuat.
2. Metode dari sistem bongkar muat.
3. Volume ruangan untuk ruangan kamar mesin yang ditentukan dari type mesin dan
dimensi mesin.
4. Penentuan tangki-tangki terutama perhitungan volume seperti tangki untuk minyak,
ballast, dan pelumas mesin.
5. Penentuan volume ruangan akomodasi jumlah crew, penumpang dan standar akomodasi.
6. Penentuan pembagian sekat melintang.
7. Penentuan dimensi kapal (L, B, H, T, )
8. Lines plan yang telah dibuat sebelumnya.

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
5

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010

BAB II
DATA UTAMA KAPAL
Ukuran Utama Kapal
Type

: Oil Tanker Ship

Lwl

: 100.672

Lpp

: 96.80

: 14.40

: 7.2

: 6.29

Cb

: 0,77

Vs

: 12 Knots

Radius pelayaran

: 825 miles ( SURABAYA - BATAM )

A. Menghitung Volume

= L x B x T x Cb
Ship Building Engineering
Madura State Of Polythecnic
6

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010
= 96.80 x 14.40 x 6.29 x 0,77
= 6751.17m3
B. Menghitung displasement

= x

dimana = masa jenis air laut ( 1.025 )

= 6751.17 x 1,025
=6919.95 tons
C. Menghitung jarak gading
a = (L/500) + 0,48
= (96.80/500) + 0,48 = 0.6736 m

0,6 m

D. Menghitung double bottom


HDB

= 350 + (45 x B)
= 350 + (45 x 14.40) = 998 mm

1000 mm

BAB III
PERHITUNGAN DAYA
MOTOR PENGGERAK UTAMA
Metode yang digunakan adalah metode HOLTROP.
1. Panjang kapal => L = 96.80 m
2. Kecepatan kapal (V) => V = 12 knots
a. V = 6,168 m/s
3. Coefisien prismatic (Cp) => = 0,994
4.

5.

6.

= 2,5 kisaran/s

= L x B x T x Cb x C = 96.80 x 14.4 x 6.29 x 0.77 x 1.025 = 6919.95 m 2


R
R T 1 V 2 Stot C F 1 k C A W W
2
W

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
7

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010
=0.5 x 0,001 x(006)^2 x 2,298 x[(016E-4 x 001)+005E-4]+(004E-4 x 67,885)
=116.187

EHP

= RT x Vsea
=717.201
=0,717 / 00,001
=975.121 Hp

7.

THP

= EHP/Effisiensi Hull
= 810.15/1
= 810.15 Hp

8.

DHP

= EHP / D
dimana ;
D = x Rxp
= Hull efisiensi
= (1 - t) / (1- w)

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
8

1 HP = 0.736 kW

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010
G.1 Perhitungan Thrust deduction, t
B

0 , 28956

0,25014

BT
D

(ref : PNA vol.II, hal.162)

0 , 2624

= 0,0225 LCB 0, 01762 0,0015 .C


1 Cpt
STERN
= 4.089 m

Cstern = 0.0
maka, dapat dihitung harga t adalah :

(normal-shaped
section)

t= 0.182

G.2 Perhitungan wake fraction, w


0.3095 Cb+10 Cv Cb - 0.1
dimana;
Cv = (1 + k) CF + CA
= (001 x 016E-4) + 005E-4
= 0.003
maka, dapat dihitung harga w adalah :
w = 0.158
w=

(ref : PNA vol.II, hal.163)


untuk single screw dan transom stern
(ref : PNA vol.II, hal.162)

G.3 Perhitungan efisiensi hull,

= (1 - t) / (1- w)
= (1 - 0.182) / (1 - (0.158))
= 0.971

(ref : PNA vol.II, hal.203)

G.4 Perhitungan efisiensi efective rotative, R


R

(ref : PNA vol.II, hal.163)

= 0.9922 - 0.05908 AE/A0 + 0.07424 (Cp - 0.0225 lcb)


0.9922 - (0.05908 x 1.00) + 0.07424 (0.770 - (0.772x
= 0.360))
= 0.990

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
9

AE/A0 =

1.000

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010
G.5 Perhitungan efisiensi propeller, p

(ref : PNA vol.II, hal.153)

VaT p
2nQ
=

0.661

G.6 Perhitungan efisiensi propulsif, D

(ref : PNA vol.II, hal.153)

x Rxp
0.971 x 0.990 x 0.661
0.635
Sehingga, harga DHP adalah :
9. DHP= EHP / D
=
=
=

= 975.121 / 0,635
= 1534.971

HP

10. Perhitungan Shaft Horse Power, SHP


SHP =
DHP / 0,98

Untuk kapal dengan kamar mesin dibelakang


(ref : PNA vol.II,
hal.202)

=
1566.297
HP
11. Perhitungan Break Horse Power, BHP
(ref : Parametric Design chapter 11,
BHP=

SHP / t

hal.11-29)
(ref : Parametric Design chapter 11,

Dimana:
t =

hal.11-33)
( 1-li )
li =
li =
li =

t =
=

0.010
0.005
0.010

for each gear reduction


for the trusth bearing
for a reversing gear path

( 1 - 0,010 ) x ( 1 - 0,005 ) x ( 1 - 0,010 )


0.975

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
10

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010
SHP /t
BHP

1566.297/0,97

=
5
=
1606.459
HP
MARGIN = 15% X BHP + BHP
=0.15 x 1606.459 + 1606.459
=1847.427
Maka mesin induk (main engine) yg dipilih adalah
=> Engine type

= WARTSILA Four-Stroke Propulsion Systems

=> Bore

= 210 mm

=> Stroke

= 310 mm

=> Engine speed

= 750 rpm

=> Mean effective pressure

= 24,1 bar

=> SFOC

= 181 g/BHPh

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
11

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010
Gambar mesin induk, WARTSILA Four-Stroke Propulsion Systems

BAB IV
PERHITUNGAN KONSTRUKSI
A.

Perhitungan Dasar Ganda ( Double Bottom )


Menurut BKI 1996 Volume II:
h

= 350 + 45 B ( mm )

Menurut General Arrangement Plan:


h

= 350 + 45 B(mm)

dimana B = 14.40 m

= 350 + 45 (14.40)
= 998 mm (di ambil 1000 mm)

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
12

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010
Untuk menghitung panjang konstruksi, digunakan harga yang terbesar dari perhitungan
0.96 LWL, 0.97LWL, dan Lpp. Dengan ketiga perhitungan tersebut, di dalam Section
1, BKI 2006 Vol.II diberikan ketentuan sebagai berikut :

Jika Lpp < 0.96 LWL, maka LKonstruksi = 0.96 LWL

Jika Lpp > 0.97 LWL, maka LKonstruksi = 0.97 LWL

Jika Lpp berada diantara 0.96 LWL dan 0.97 LWL, maka LKonstruksi = Lpp

Adapun perhitungan L konstruksi sebagai berikut :

0.96 LWL = 0.96 * 103.84


= 99.686 m

0.97 LWL = 0.97 * 103.84


= 100.725 m

Lpp = 99.84 m
Sesuai dengan ketentuan, maka LKonstruksi = Lpp = 99.84 m

Double skin (Wing tank and Space)


Dalam Section 24, BKI 2006 Vol.II, jarak wing tank diberikan rumus jarak minimum
double skin sebagai berikut :
w = 0.5 + DWT / 20000
= 0.5 + 4000 / 20000
=1m
wmax = 2 m dan wmin = 1 m
Jadi untuk jarak double skin direncanakan sebesar 1.2 m
B.

Jarak Gading ( Frame Spacing )


Pada BKI 1996 volume II, jarak gading normal / main frame ( ao ) untuk
daerah 0,1 dari sekat tubrukan dan sekat buritan, untuk L < 100 m adalah:
ao = L / 500 + 0,48 ( m )

dimana L = 96.80 m

= 96.80 / 500 + 0,48


ao = 0,6736 m
a pada ruang muat= 0,6 m

a pada kamar mesin

Perencanaan Tangga Samping ke Darat (Tangga Akomodasi)


Persyaratan :
Ship Building Engineering
Madura State Of Polythecnic
13

= 0,6 m

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010
a. Tangga akomodasi pada saat diturunkan harus mencapai sarat muatan kosong.
b. Perhitungan sarat muatan kosong : t = 2.0 + 0.02 L [MARPOL Annex 1, Reg.13]
Sarat muatan kosong :
t = 2.0 + 0.02 * 99.84
= 3.997 m
c. Lebar tangga = 0.6 m
d. Jarak vertikal anak tangga = 300 mm
e. Tangga membentuk sudut 450 dari garis horizontal, sehingga panjang tangga dapat
dihitung sebagai berikut :
= (D t) / (sin 450)
= (8.91 3.997) / sin 450
= 6.95 m

C.

Perencanaan Letak Sekat Tubrukan ( Collision Bulkhead ) Dan Sekat Ceruk


Buritan
a. Sekat Tubrukan ( Collision Bulkhead )
Syarat minimum letak sekat tubrukan di belakang FP untuk kapal dengan L < 200 m
adalah 0,05 L.
0.05 L

= 0,05 (96,80 m)

dimana L = 96.80 m

=4.84 m
Syarat maximum letak sekat tubrukan di belakang FP adalah 0.08 L
0.08 L

= 0,08 (96.80m)

dimana L = 96,80m

= 7,44m
Terletak pada frame no. 150
b. Sekat Ceruk Buritan
Syarat minimum adalah 3 kali jarak gading diukur dari ujung boss.
Pada kapal ini diambil pada frame no. 10.
D. Perencanaan Panjang Ruang Mesin
Disesuaikan dengan letak mesin yang direncanakan ( sesuai dimensi mesin ).
Serta dari buku General Arrangement letak sekat depan kamar mesin 20 s/d 22 % L.
a. Sekat Kamar Mesin

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
14

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010
Jarak sekat kamar mesin diletakkan dengan mempertimbangkan banyak hal antara
lain :

Panjang mesin

Poros

Jarak untuk peletakan peralatan di depan mesin induk


Dalam hal ini panjang kamar mesin diusahakan seminimal mungkin sesuai

dimensi permesinan yang ada agar ruang muat menjadi maksimal.


Pada perencanaan ini panjang kamar mesin diambil sebesar kurang lebih 12 m
atau gading no.10 sampai 30.Dan sekat kamar mesin terletak pada gading no. 30.
E. Perencanaan Sekat Ruang Muat
Ruang muat dibagi menjadi 4 bagian dengan 3 sekat melintang. Panjang tiap
ruang muat adalah 0,2 L (BKI vol II. Sec 24 tabel 24.1). Frame pada ruang muat
mempunyai jarak 600 mm.
Peletakan sekat melintang ruang muat :

Ruang muat IV terletak pada frame no.36 sampai dengan 64, dengan panjang
ruang muat 16,8 m.

Ruang muat III terletak pada frame no.64 sampai dengan 92, dengan panjang
ruang muat 18 m.

Ruang muat II terletak pada frame no.92 sampai dengan 120, dengan panjang
ruang muat 18 m.

Ruang muat Iterletak pada frame no.120 sampai dengan 147, dengan panjang
ruang muat 16,8 m.

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
15

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010

BAB V
SUSUNAN ABK
A. Penentuan Jumlah ABK dan Tugasnya
Dalam menentukan jumlah anak buah kapal harus seefisien mungkin, karena hal ini
mempengaruhi besar kecilnya ruangan dan terbatasnya jumlah persediaan bahan makanan
dan air tawar. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah type kapal, besar kapal, banyaknya
pekerjaan yang dilayani anak buah kapal, rute pelayaran, sistem otomatisasi yang ada pada
kapal, dan peraturan dari negara yang bersangkutan.
Jumlah ABK yang direncanakan harus kurang dari atau sama dengan hasil dari
persamaan berikut:
Zc = Cst [ Cdk ( CN/1000 )1/6 + Ceng ( BHP/1000 )1/3 + Cadets ]
Dimana:
Cst

= koefisien steward deck ( 1,2 1,33 )

Cdk

= koefisien deck department ( 11,5 14,5 )

Ceng = koefisien engine department ( 8,5 11,0 )


BHP

= tenaga mesin ( HP )

Cadets = perwira tambahan / tamu (2)


CN

= ( L.B.H ) / 1000
=(96.80*14.40*7.2)/1000
=10.04

Zc = Cst [ Cdk ( CN/1000 )1/6 + Ceng ( BHP/1000 )1/3 + Cadets ]


= 1,2[11.5 (10.04/1000)1/6 +8.5(2628.18/1000) 1/3 +2
= 22.269
Jumlah kru yang dipakai adalah 24 orang dengan perincian sebagai berikut :

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
16

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010
I.

Master
Captain ( Nahkoda )

II.

1 orang

Deck Department
Perwira:
1. Chief Officer

( Mualim I )

1 orang

2. Second Officer

( Mualim II )

1 orang

3. Radio Officer

1 orang

Bintara:

III.

1. Quarter Master

( Juru Mudi )

1 orang

2. Boatswain

( Kepala Kelasi )

1 orang

3. Seaman

( Kelasi )

2 orang

1. Chief Engineer

( Kepala Kamar Mesin )

1 orang

2. Second Engineer

(Masinis)

1 orang

Engine Department
Perwira:

3. Electrician

1 orang

Bintara:

IV.

1. Foreman

1 orang

2. Oiler

1 orang

Catering Department
Perwira:
1. Chief Cook

1 orang

Bintara:
1. Assistant Cook

1 orang

2. Steward

1 orang

3. Boys

2 orang
Total

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
17

: 21 orang

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010
Deck Departement
Departement deck menguasai masalah yang berkaitan dengan geladak seperti
pembersihan dan perawatan geladak, penanganan dan pengoperasian peralatan
keselamatan,administrasi pelabuhan, komunikasi dan navigasi, labuh dan sandar,
bongkar muat dan penanganan muatan dikapal.
Master
Merupakan

kedudukan

tertinggi

dikapal.menjadi

pemberi

komando,

mengambil keputusan dan penangung jawab secara umum.


Deck Officer ( 1st , 2nd ).
Merupakan kedudukan dibawah master. Pada kondisi master tidak aktif
( istirahat, sakit dan sebagainya ), menjadi pemegang komando dengan
pertanggungjawaban kepada master. Juga melakukan fungsi mengatur anak buah
kapal di departementnya serta melakukan pekerjaan administrasi di kapal.
Quartermaster.
Juru mudi bertugas untuk mengendalikan jentara untuk mendapatkan arah
kapal yang ditentukan.
Seaman.
Anak buah kapal yang bertugas menangani pengoperasian dan perawatan
mesin geladak, penggoperasian peralatan bongkar muat, penanganan muatan di kapal
dan pengoperasian serta perawatan peralatan keselamatan.
Radio Operator.
Bukan termasuk perwira,tetapi juga tidak dapat digolongkan sebagai anak
buah biasa dikarenakan tugas dan fungsinya yang khusus. Sehingga sering kali
digolongkan ke dalam staf.fungsinya adalah untuk melakukan komunikasi baik
dengan daratan ataupun dengan kapal lain. Tidak memiliki tugas jaga, tetapi harus
selalu sedia (standby ).Karena itu kamar tidur untuk markonis harus diletakkan dekat
dengan tempat kerjanya dengan akses yang harus baik.
Engineering Departement
Chief Engineer.

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
18

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010
Dalam kapal memiliki kedudukan yang hampIr setara dengan nahkoda atau
master. Bertanggungjawab penuh atas kamar mesin dan operasionalnya besrta segala
isinya.
Engineer
Mempunyai

kedudukan

diatas

mekanik.

Bertanggungjawab

terhadap

operasional kamar mesin.


Technician.
Bertugas menangani workshop dan pengoperasian peralatan peralatan
didalamnya.Sebagai tugas sekundernya adalah memberikan bantuan pada mekanik
untuk pekerjaan pekerjaan tertentu.
Mechanic.
Bertugas menangani pengoperasian, pemantauan, perawatan dan perbaiakan
permesinan dikamar mesin dan system penunjangnya. Waktu tugas normalnya adalah
8 jam.

Catering Departement
Chief Cook.
Mengepalai departemen pelayanan bagian hidangan / memasak makanan
untuk seluruh anak buah kapal, bertanggungjawab kepada nahkoda ( master ).
Assistent Cook.
Bertugas membantu Chief cook memasak makanan untuk seluruh anak buah
kapal dan menyajikannya ke pantry.
Utility Man / Boys.
Melakukan tugas tugas kerumahtanggaan seperti membersihkan kabin anak
buah kapal, laundry dan setrika.

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
19

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010

BAB VI
PERHITUNGAN TANKI TANKI DAN
RUANG MUAT
Kompartemen yang berada dibawah ruang muat atau double bottom, ceruk haluan,
dan ceruk buritan pada kapal dapat dimanfaatkan untuk meletakkan tangki-tangki untuk
menunjang operasional dari kapal. Dalam hal ini dilakukan perencanaan tangki dalam
kapasitasnya dan ukurannya.
Setiap perencanaan tangki mempunyai tujuan tersendiri misalnya perencanaan pada
tangki bahan bakar yang dimaksudkan guna memenuhi kebutuhan bahan bakar selama
pelayaran. Demikian juga untuk tangki pelumas, tangki air tawar, dan tangki lainnya yang
memiliki fungsi sendiri-sendiri guna menunjang kapal selama pelayaran.
Pada kapal ini tangki-tangki yang dibutuhkan adalah :
i.

Tangki bahan bakar MDO

ii.

Tangki pelumas

iii.

Tangki air tawar

iv.

Tangki air ballast

Untuk perhitungan bahan bakar dan pelumas berdasarkan buku LECTURES ON


SHIP DSIGN & SHIP THEORY, p 11
1. Tangki Bahan Bakar MDO ( Marine Diesel Oil ) Untuk Main Engine

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
20

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010
WHFO = ( PB x SFOC x

S
) x 1.5 x 10-6
Vs

= SFR x MCR x Range/Speed x Margin

( Ton )
(ton)

= 27.71 Ton.
Volume tangki penyimpan (VMDO)
Berat spesifik bahan bakar :
= 0,85 Ton /m3
VMDO =

W MDO

= (27.16 ton/0,95)
= 29.168 m3
Penambahan volume
Karena tangki ini direncanakan terletak di dasar ganda, dibawah tangki muatan maka
perlu dilakukan koreksi penambahan volume
-2 % untuk konstruksi pada dasar ganda
-2 % untuk ekspansi
VMDO = 29.168 m3 + ( 4% x 29.168 m3 )
=30,33 m3
2. Tangki Bahan Bakar MDO Untuk Aux Engine
Bahan bakar MDO digunakan untuk motor - motor bantu.
a. Berat bahan bakar (WMDO):
Kebutuhan berat bahan bakar MDO untuk motor - motor bantu diperkirakan sebesar 10 20 % dari berat kebutuhan MDO untuk motor induk. Dalam perencanaan ini diambil
perkiraan kebutuhan sebesar 20 %.
WMDO = 20 % x WHFO
= 0,2 x 29.168 Ton
= 5.83 Ton
b. Volume tangki penyimpan (VMDO):
Berat spesifik = 0,85 Ton /m3

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
21

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010
VMDO =

WMDO

= 5.83/0,85
= 4.95 m3
Penambahan volume
Karena tangki ini direncanakan terletak di dasar ganda, maka perlu dilakukan koreksi
penambahan volume :
- 2 % untuk konstruksi pada dasar ganda
- 2 % untuk ekspansi
VMDO

= 4.85 m3 + ( 4% x 4.95 m3 )
= 5.15 m3

Volume Total MDO = 30.33 + 5.15 = 35.48 m3


Kapasitas service tank (Vsvt):
Service tank atau tangki harian harus mampu untuk mensuplai konsumsi bahan bakar
motor induk selama 24 jam pada saat operasi beban penuh, direncanakan pengisian setiap 12
jam.
Vsvt = ( BHP x SFOC x 10-6 x H ) /
= (2205 HP x 188g/BHP h x 10-6 Ton/g x 12 h x 1,4) / 0,85Ton/m3
=8,40 m3
3. Tangki Minyak Pelumas.
Kapasitas tangki minyak pelumas di sini adalah tangki minyak pelumas untuk minyak
pelumas mesin atau Lube Oil dan minyak pelumas silinder atau Cylinder Oil.
1. Lube oil storage tank
Specific Lubricating Oil Consumtion
SLOC = 0,8 gr/BKWh
Berat jenis minyak pelumas
lo = 0,89 Ton / m3
Sehingga :

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
22

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010
a. Berat minyak pelumas (Wlo):
WLO = BKW x SLOC x

R
x 10-6 x 1,4
Vs

( Ton )

=SFR x MCR(Range/Speed) x (1+Margin) / 24


= 0.00019 x 1933.05 x (823/12) x (1+10%)
= 1 Ton
b. Volume tangki minyak pelumas ( VLO ):
VLO =
=

W LO

1Ton
0.89Ton / m 3

= 1.123 m3
Volume pelumas auxilary engine = 25 % volume pelumas motor induk
= 0,25 x 0,1426
= 0,28 m3
4. Tangki Air Tawar
Perhitungan Umum :
Jumlah awak kapal

= 22 orang

Radius pelayaran

= 823 mil laut

Kecepatan dinas kapal

= 12 knot

Lama pelayaran =

S
Vs.24

823
12.24

= 2.8 hari, dalam perhitungan dianggap 3 hari


Untuk perhitungan consumable berdasarkan buku LECTURES ON SHIP DESIGN &
SHIP THEORY, p 13
a. Kebutuhan pelayaran untuk makan dan minum
Kebutuhan air untuk makan dan minum satu hari antara 10 - 20 Kg/orang/hari.
Diambil sebesar 20 Kg/orang/hari
Ship Building Engineering
Madura State Of Polythecnic
23

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010
Berat air tawar = crew x lama pelayaran x konsumsi ............Kg
= 22 x 3 x 20
= 1320 kg
= 1,32Ton
b. Kebutuhan untuk Sanitasi
Kebutuhan air untuk sanitasi ( mandi dan cuci ) perorang satu hari antara 60 - 200
Kg/orang/hari. Diambil sebesar 200 Kg/orang/hari
Berat air

= crew x lama pelayaran x konsumsi ........Kg


= 22 x 3 x 200
= 13200 kg
= 13,2Ton

c. Kebutuhan untuk Memasak


Kebutuhan air untuk keperluan memasak satu hari antara 3 - 4 Kg/orang/hari.
Diambil sebesar 4 Kg/orang/hari
Berat air

= crew x lama pelayaran x konsumsi.........Kg


= 22 x 3 x 4
= 264 kg
= 0,264 Ton

d. Kebutuhan untuk Pendingin Mesin


Kebutuhan air untuk pendingin mesin antara 2 - 5 Kg/BHP. Diambil sebesar 5
Kg/BHP
Berat air

= 5 x 3000
= 15000 kg
= 15 Ton

Jadi kebutuhan total air tawar

= 1,32+ 13,2+ 0,264 + 15


= 29.78 ton

volume Total Air Tawar


= 1 Ton/m3
Volume air tawar
Vtot = 29.78 m3
Ship Building Engineering
Madura State Of Polythecnic
24

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010

5. Tangki Air Ballast


Untuk perhitungan tangki ballast berdasarkan buku MARINE AUXILARY
MACHINERY & SYSTEM, p 453
Berat air ballast direncanakan berkisar antara 10 - 17 % berat displasement kapal, dimana
displasement kapal dan berat air ballast adalah sebagai berikut :
= 6874.61 Ton
Wballast = x 17 %
= 6874.61 Ton x 17 %
= 1168,68 Ton
Sehingga :
Wballast

Vtb = air laut


=

1168,68Ton
1.025Ton / m 3

= 1140,18m3
6. Barang Bawaan
a. Berat Bahan Makanan (Wp)
Kebutuhan 5 kg/ orang/ hari

5 ABK S jarak pelayaran


27 5 10 3

Wp = 0,3 ton
b. Berat Crew dan Barang Bawaan (Wcp)
Kebutuhan :
untuk crew

= 75 kg/orang hari

barang

= 25 kg/orang hari

Wcp

= (75+25) x 22 = 2,2 ton

7. Perencanaan Letak Tangki-tangki

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
25

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010
Untuk melayani kebutuhan selama pelayaran, kapal akan menyimpan kebutuhan
consumabelnya dalam tangki. Desain tangki harus mempertimbangkan faktor kekedapan,
korosi, stabilitas dan efisien.
Tangki untuk consumable terletak di double bottom, sekat tubrukan dan sekat tabung buritan.
1. Tangki MDO
MDO ddigunakan untuk bahan bakar motor bantu dan motor induk., untuk tangki
MDO pertama terletak di double bottom antara frame 29 sampai 31

2. Tangki FO

3. Tangki LO

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
26

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010

4. Tangki ballast
Tangki ballast terdiri dari 6 tangki dan terletak pada double bottom dibawah ruang
muat.
Tangki Balast III

Tangki Balast II

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
27

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010

Tangki Balast I

7. Volume ruang muat


Setiap ruang muat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu ruang muat SB,PS dan center.
Untuk ruang muat SB dan PS terdapat 6 ruang muat dimana perhitungannya adalah sebagai
berikut :
Ruang 1

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
28

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001
010

Ruang muat 2

Ruang Muat 3

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
29

3331 1401

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010

BAB VII
PERENCANAAN RUANGAN-RUANGAN AKOMODASI
Dari SHIP DESIGN AND CONSTRUCTION 1980 , hal 113-1260 diperoleh
beberapa persyaratan untuk crew accomodation.

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
30

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010
1. Ruang Tidur (Sleeping Room)

Ruang tidur harus diletakkan diatas garis air muat di tengah atau dibelakang kapal.
Direncanakan ruang tidur :
Ruangan tidur seluruhnya dibelakang kapal.
Semua kabin ABK terletak pada dinding luar sehingga mendapat cahaya matahari.
Bridge Deck terdapat ruang tidur Radio Operator, Captain.
Boat Deck terdapat ruang tidur Chief Engineer, Chief Officer.
Poop Deck terdapat ruang tidur, 2nd Officer, Quarter Master, Cadets, Doctor dan
2nd Engineer.
Main Deck terdapat ruang tidur Electrician & Mechanic, Fireman, Boys, Steward
1, Steward 2, Oiler, Chief Cook, assistant cook, Oiler, Seaman Boatswain.

Tidak boleh ada hubungan langsung (opening) didalam ruang tidur dari ruangmuat, ruang
mesin, dapur, ruang cuci umum, wc, lamp room, paint room dan drying room (ruang
pengering).

Tinggi ruangan, dalam keadaan bebas minimum 190 cm.


Direncanakan 240 cm.

Perabot dalam ruang tidur


a.Ruang tidur Kapten :
Tempat tidur ( single bed ), lemari pakaian, sofa, meja tulis dengan kursi putar, tv,
kamar mandi, bathtub, shower, washbasin, wc.
b. Ruang tidur Perwira :
Tempat tidur ( single bed ), lemari pakaian, meja tulis dengan kursi putar, tv,
kamar mandi, shower, washbasin, wc.
c. Ruang tidur Bintara :
Tempat tidur ( single bed ), lemari pakaian, meja tulis dengan kursi putar
d. Ruang tidur crew :
Tempat tidur ( single bed untuk satu orang, maksimal tempat tidur susun untuk
dua orang ), lemari pakaian.

Ukuran perabot
a. Tempat tidur

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
31

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010
Ukuran tempat tidur minimal
190 x 68 cm
Direncanakan ukuran tempat
tidur :
Perwira

: 230 x 92 cm

Tingkatan lain

: 230 x 92 cm
Syarat untuk tempat tidur

bersusun :
Tempat tidur yang bawah berjarak 40 cm dari lantai.
Jarak antara tempat tidur bawah dan atas 60 cm.
Jarak antara tempat tidur atas dan langit-langit 60 cm.
Jarak antar deck diambil 240 cm.
b. Lemari pakaian
Direncanakan ukuran lemari
pakaian : 60 x 40 x 60 cm.
c. Meja tulis
Direncanakan ukuran meja
tulis : 80 x 50 x 80 cm.
2. Ruang Makan (Mess Room)

Harus cukup menampung seluruh ABK.

Untuk kapal yang lebih dari 1000 BRT harus tersedia ruang makan yang terpisah untuk
perwira dan bintara.
Direncanakan 2 ruang makan :
a. Ruang makan Perwira :
Letak di Poop Deck, disamping pantry.
Kapasitas 10 tempat duduk, 3 meja makan, 1 washbasin, tv dan kulkas.
b. Ruang makan Bintara dan Crew :
Letak di Main deck, didepan dapur ( Galley )

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
32

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010
Kapasitas 14 orang, 2 meja makan, 1 washbasin, tv dan kulkas.
3. Sanitary Accomodation

Jumlah wc minimum untuk kapal lebih dari 3000 BRT adalah 6 buah.

Untuk kapal dengan radio operator terpisah maka harus tersedia fasilitas sanitary di
tempat itu.

Toilet dan shower untuk deck department, catering departement harus disediakan terpisah.

Fasilitas sanitary umum minimum:


1 Bath tub atau shower untuk 8 orang atau kurang.
1 wc untuk 8 orang atau kurang.
1 washbasin untuk 6 orang atau kurang.
Dari semua persyaratan diatas maka direncanakan :
a. Di Main Deck :
4 Bak mandi untuk 8 orang .
4 Wc untuk 8 orang ( 1 wc untuk 2 orang ).
4 Washbasin untuk 8 orang (1 washbasin untuk 2 orang ).
b. Di Poop Deck :
3 Kamar mandi umum
3 Washbasin di Sanitary
3 WC untuk 5 orang
d. Di Boat Deck :
1 Kamar mandi di ruang tidur kapten (bathtub, shower, washbasin dan wc).
1 Kamar mandi di masing-masing ruang tidur perwira (shower, washbasin dan wc.
e. Di Wheel House
1 Kamar mandi dan 1 WC untuk Radio Room.

4. Musholla (Mosque)

Sesuai dengan kebutuhan crew yang beragama Islam, maka direncanakan Di Boat
dilengkapi :
Dekat kamar masing-masing crew

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
33

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010
Dilengkapi fasilitas wudlu
Dilengkapi lemari gantung tempat menyimpan Al-quran dan perlengkapan sholat.
5. Hospital Accomodation

Sesuai dengan persyaratan bahwa untuk kapal yang berlayar lebih dari 3 hari dengan
ABK lebih dari 15 orang harus dilengkapi hospital accomodation, yang dilengkapi obatobatan, washbasin, toilet serta shower.

Harus tersedia tempat tidur minimum 1 buah dan maximum 6 buah.


Direncanakan hospital accomodation :
Letak di Poop Deck .
1 tempat tidur : 195 x 95 cm
1 lemari obat : 130 x 65 x 100 cm
1 meja tulis dengan kursi : 120 x 55 x 80 cm
1 lemari pendingin obat
Harus dekat dengan kamar mandi.
1 sofa untuk tempat tunggu pasien.

6. Meeting Room

Direncanakan Terletak di:


Letak di Bridge Deck.
1 Meja dengan 8 kursi putar
2 Lemari buku : 80 x 35 x 100 cm

7. Dry Provision and Cold Store Room


A. Dry Provision

Dry provision berfungsi untuk menyimpan bahan bentuk curah yang tidak memerlukan
pendinginan dan harus dekat dengan galley dan pantry.
B. Cold store

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
34

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010

Untuk bahan yang memerlukan pendinginan agar bahan-bahan tersebut tetap segar dan
baik selama pelayaran.

Temperatur ruang pendingin dijaga terus dengan ketentuan :


Untuk menyimpan daging suhu maximum adalah -22 C.
Untuk menyimpan sayuran suhu maximum adalah -12 C.

Luas provision store yang dibutuhkan untuk satu orang ABK adalah (0,8 s/d 1) m2
Untuk 22 orang ABK dibutuhkan luas ruangan antara 19 m2 - 24 m2.
Perinciannya sebagai berikut :
1/2 s/d 2/3 luas digunakan untuk cold store dan cool store.
Sisanya digunakan untuk dry store.
Direncanakan Cool Store dan Cold Store :
Letak di Main Deck dekat dapur.
Luas kurang lebih 17 m2
1/3 ruangan untuk dry store, 2/3 untuk cool store dan cold store.
Cold store terdiri dari ruang penyimpan daging (-22

C) dan cool store ruang

penyimpan sayur (-12 C) serta ruang penyimpan ikan.


Sedangkan untuk Dry Store terletak di depan dapur.
8. Dapur (Galley)

Letaknya berdekatan dengan ruang makan, cold dan dry store.

Luas lantai 0,5 m2 /ABK

Harus dilengkapi dengan exhause fan dan ventilasi untuk menghisap debu dan asap

Harus terhindar dari asap dan debu serta tidak ada opening antara galley dengan sleeping
room.
Direncanakan dapur :
Letak di Main Deck, disamping cold store, didepan dry store dibelakang ruang makan
bintara.
Dilengkapi sarana lift ke pantry di Poop deck yang tepat diatas dapur.

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
35

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010
9. Ruang Navigasi (Navigation Room)
A. Ruang Kemudi (Wheel House)

Terletak pada deck yang paling tinggi sehingga pandangan ke depan dan ke samping tidak
terhalang (visibility 3600)

Flying wheel house lebarnya dilebihkan 0,5 meter dari lebar kapal. Untuk mempermudah
waktu berlabuh.

Jenis pintu samping dari wheel house merupakan pintu geser.


B. Ruang Peta (Chart Room)

Terletak didalam ruang wheel house.

Ukuran ruang peta 3,3 m x 3,2 m.

Ukuran meja peta 1,2 m x 0,9 m.

Antara ruang peta dan wheel house bisa langsung berhubungan sehingga perlu dilengkapi
jendela atau tirai yang dapat menghubungkan keduanya..
C. Ruang radio (Radio Room)

Diletakkan setinggi mungkin diatas kapal dan harus terlindungi dari air dan gangguan
suara.

Ruang ini harus terpisah dari kegiatan lain.

Ruang tidur radio operator harus terletak sedekat mungkin dan dapat ditempuh dalam
waktu 3 menit.

10. Battery Room(ESEP)

Terletak di tempat yang jauh dari pusat kegiatan karena suara bising akan mengganggu.

Harus mampu mensupply kebutuhan listrik minimal 3 jam pada saat darurat.

Instalasi ini masih bekerja jika kapal miring sampai 22,50 atau kapal mengalami trim 100

11. Lampu Navigasi


Dari buku Merchant Ships Design Handbook
Ship Building Engineering
Madura State Of Polythecnic
36

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010
Lampu mast head
Tinggi H1 ( pada bagian depan kapal) adalah 7,5 m sedangkan lampu kedua H2 (di
atas navigation deck) tingginya 8,5 m dan jarak antara keduanya adalah lebih besar L/2.
Tinggi lampu mast tidak kurang dari 1 m lebih tinggi dari lampu samping dan lampu
berwarna ganda. Berwarna putih.
Lampu jangkar
Terletak pada depan dan belakang kapal dengan tinggi pada tiang depan 4,5 m dan pada
bagian belakang tingginya 1,5 m berwarna putih.
Lampu samping
Terletak sedemikian rupa sehingga tidak terganggu oleh lampu deck dan diletakkan
pada sisi terjauh untuk menunjukkan lebar kapal, berwarna merah untuk portside dan hijau
untuk starboard.
12.

Perencanaan Engine Casing


Engine casing harus cukup besar untuk memudahkan pekerjaan pada cylinder head

station. Umumnya engine casing mempunyai tangga dalam. Tangga dalam engine casing
lebarnya antara 0,6 ~ 0,8 m.
(GENERAL ARRANGEMENT PLAN)
Engine casing dapat berfungsi sebagai berikut :
Lubang pemasukan mesin
Tempat pipa gas buang
Lubang sinar matahari masuk
Tempat escape ladder
Dalam perencanaan ini dimensi engine casing yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Panjang
Panjang minimal sama dengan panjang mesin pada perencanaan ini,panjang mesin adalah
5000 mm maka dipakai 5.4 m.
b. Lebar
Ship Building Engineering
Madura State Of Polythecnic
37

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010
Lebar mesin 3870 mm diambil lebar 4 m.
13. Perlengkapan Navigasi
Design and construction edisi revisi sname New York, 1996 tentang perlengkapan
lampu navigasi.

Gambar posisi lampu navigasi

Tabel lampu navigasi


a. Lampu Jangkar ( Anchor Light )
Setiap kapal dengan L > 150 ft pada saat lego jangkar harus menyalakan anchor
light.

Warna

: Putih

Jumlah

: 2 buah

Visibilitas

: 3 mil ( minimal )

Sudut sinar

Tinggi

: 8 meter dan 4 meter

Letak

: Forecastle dan Buritan

b. Lampu Buritan ( Stern Light )

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
38

: 360o horisontal

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010

Warna

: Putih

Jumlah

: 1 buah

Visibilitas

: 3 mil ( minimal )

Sudut sinar

Tinggi

: 135o horisontal
: 0,5 meter

Letak

: Buritan

c. Lampu Tiang Agung ( Mast Head Light )

Warna

: Putih

Visibilitas

: 6 mil ( minimal )

Sudut sinar

Tinggi

: 225o horisontal
: 12 meter ( di tiang agung depan )
4,5 meter ( di tiang di top deck )

d. Lampu Sisi ( Side Light )

Jumlah

Starboard Side

: 1 buah

Port Side

: 1 buah

Warna

Starboard Side

: Hijau

Port Side

: Merah

Visibilitas

Sudut sinar

Letak

: 2 mil ( minimal )
: 112,5o horisontal
: Navigation deck ( pada fly wheel house

)
e. Morse Light

Warna

Sudut sinar

Letak

: Putih
: 360o horisontal
: di top deck, satu tiang dengan mast head light,
antena UHF dan radar.

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
39

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010

f. Tanda Suara
Tanda suara ini dilakukan pada saat kapal melakukan manouver di pelabuhan
dan dalam keadaan berkabut atau visibilitas terbatas. Setiap kapal dengan panjang
lebih dari 12 meter harus dilengkapi dengan bel dan pluit.
g. Pengukur kedalaman ( Depth Sounder Gear )
Setiap kapal dengan BRT di atas 500 gross ton dan melakukan pelayaran
internasional harus dilengkapi dengan pengukur kedalaman yang diletakkan di
anjungan atau ruang peta.
h. Compass
Setiap kapal dengan BRT di atas 1600 gross ton harus dilengkapi dengan gyro
compass yang terletak di compass deck dan magnetic compass yang terletak di wheel
house.
i. Radio Direction Finder dan Radar
Setiap kapal dengan BRT 1600 gross ton harus dilengkapi dengan direction
finder dan radar yang masing-masing terletak di ruang peta dan wheel house. Fungsi
utama dari radio direction finder adalah untuk menentukan posisi kapal sedangkan
radar berfungsi untuk menghindari tubrukan.
14. Perencanaan Pintu, Jendela, dan Tangga
1. Perencanaan Pintu
A. Pintu Baja Kedap Cuaca ( Ship Steel Water tight Door )

Digunakan sebagai pintu luar yang berhubungan langsung dengan cuaca bebas.

Tinggi

: 1800 mm

Lebar

: 800 mm

Tinggi ambang

: 600 mm

B. Pintu Dalam

Tinggi

: 1800 mm

Lebar

: 750 mm

Tinggi ambang

: 200 mm

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
40

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010
2. Ukuran Jendela

Jendela bundar tidak dapat dibuka ( menurut JIS ISO 1751 ), direncanakan
menggunakan jendela bundar type A dengan ukuran d = 380 mm.

Jendela empat persegi panjang, direncanakan:


1. Panjang ( W1 ) = 400 mm
Radius ( r1 )

Tinggi ( h1 ) = 560 mm

= 50 mm

Tinggi ( h1 ) = 800 mm

2. Panjang ( W1 ) = 500 mm
Radius ( r1 )

Tinggi ( h1 ) = 800 mm

= 100 mm

Untuk wheel house


Berdasarkan simposium on the design of ships budges:

Semua jendela bagian depan boleh membentuk 15o.

Bagian sisi bawah jendela harus 1,2 meter di atas deck.

Jarak antara jendela tidak boleh kurang dari 100 mm.

3. Tangga / Ladder
A. Accomodation Ladder
Accomodation ladder diletakkan menghadap ke belakang kapal. Sedangkan
untuk menyimpannya diletakkan di poop deck ( diletakkan segaris dengan railing /
miring ). Sudut kemiringan diambil 45o.
LWT

= Displ DWT
= 6323,2 3976,845
= 2346,355 ton

Hasil ini dimasukkan ke dalam grafik hidrostatik dari kapal ini sehingga mendapatkan
hasil 2,55 meter
Karena tangga akomodasi diletakkan di poop deck:
a

= ( H + 2,4 ) - TE
= (8 + 2,4) 2,55
= 6,899

Jadi: Panjang tangga akomodasi ( L ) = a / sin 45o


= 6,899 / sin 45o
= 9,556 m

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
41

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010
Dimensi tangga akomodasi: ( direncanakan )
-

Width of ladder = 600 s/d 800 mm

Height of handrail

The handrail

Step space

= 1000 mm

= 1500 mm
= 200 s/d 350 mm

BAB VIII
PERLENGKAPAN KAPAL
A. Perlengkapan Kapal
Kapal harus dilengkapi dengan perlengkapan keselamatan pelayaran sesuai yang
ada.Menurut fungsinya alat keselamatan dibagi tiga, yaitu:
Ship Building Engineering
Madura State Of Polythecnic
42

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010
a. Freefall Lifeboat
Persyaratan sekoci/freefall penolong:
-

Dilengkapi dengan tabung udara yang diletakkan dibawah tempat duduk.

Memiliki kelincahan dan kecepatan untuk menghindar dari tempat kecelakaan.

Cukup kuat dan tidak berubah bentuknya saat mengapung dalam air ketika dimuati
ABK beserta perlengkapannya.

Stabilitas dan lambung timbul yang baik.

Mampu diturunkan ke dalam air meskipun kapal dalam kondisi miring 15o.

Perbekalan cukup untuk waktu tertentu.

Dilengkapi dengan peralatan navigasi, seperti kompas radio kounikasi.

Digunakan model Freefall degan ukuran :


-

Merek

: Noreq tipe LBF 580 C

Length

5,8

Breadth

2,55 m

Registered height

3.1

Persons

28

Weigth without persons

3453 kg

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
43

m
m

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001
010

Gambar rencana umum sekoci Noreq Tipe LBF 580 C

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
44

3331 1401

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010
Gambar davit dan sekoci luncur

b. Perlengkapan Apung ( Bouyant Aparatus )


b.1. Pelampung Penolong ( Life Buoy )
Persyaratan pelampung penolong:
Dibuat dari bahan yang ringan ( gabus / semacam plastik )
Berbentuk lingkaran atau tapal kuda.
Harus mampu mengapung dalam air selama 24 jam dengan beban
sekurang-kurangnya 14,5 kg besi.
Tahan pada pengaruh minyak, berwarna menyolok dan diberi tali
pegangan, keliling pelampung dilengkapi dengan lampu yang menyala
secara otomatis serta ditempatkan pada dinding atau pagar yang mudah
terlihat dan dijangkau.
Jumlah pelampung untuk kapal dengan panjang 60 12 meter minimal
12 buah.
Direncanakan 30 buah Life Buoy
b.2. Baju Penolong ( Life Jacket )
Persyaratan baju penolong:
Mampu mengapung selama 24 jam dengan beban 7,5 kg besi.
Jumlah sesuai banyaknya ABK, berwarna menyolok dan tahan minyak
serta dilengkapi dengan peluit.
Direncanakan Sesuai ABK ( 22 buah ) dan Cadangan yang ter letak pada Boat
deck.
c. Tanda Bahaya Dengan Signal Atau Radio
Bila berupa signal dapat beruap cahaya, misal lampu menyala, asap, roket, lampu
sorot, kaca dsb.
Bila berupa radio dapat berupa suara radio, misal radio dalam sekoci, auto
amateur resque signal transmitter dsb.
Ship Building Engineering
Madura State Of Polythecnic
45

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010

d. Alat Pemadam Kebakaran


Dalam kapal terdapat alat pemadam kebakaran berupa:
-

Foam ( busa )

- Air laut

Serbuk (powder)

- CO2

Gambar sistem pemadam kebakaran dengan air laut

Gambar sistem pemadam kebakaran dengan CO 2

Gambar sistem pemadam kebakaran dengan busa (foam)

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
46

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010

Gambar sistem pemadam kebakaran dengan powder (serbuk)


e. Alat Muat Makanan / Provision

Menggunakan Marine Crane merek Noreq type AK 7 E2


B. Penentuan Jangkar, Rantai Jangkar dan Tali Tambat.
A. Penentuan Jangkar

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
47

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010

Gambar tipe jangkar


Penentuan jangkar berdasarkan peraturan BKI 1996 Vol. III ( tergantung angka Z )
Z = D2/3 + 2.h.B + A/10
Dimana:
Z = 2/3 + 2.h.B + A/10
= ( 4569,474 )2/3 + ( 2 x 12,09 x 15,7 ) + (326,8 / 10)
= 919,4
Dari hasil tersebut maka perlengkapan yang digunakan berdasarkan BKI 1996 VOL II
sec 18 tabel 18.2 untuk harga Z = 919,4adalah :
Diperoleh data sebagai berikut :

Jangkar

jumlah jangkar = 2 buah

berat setiap jangkar = 2850 kg

Rantai jangkar

- panjang rantai = 495 m


- diameter rantai (d1) = 54 mm
- diameter rantai (d2) = 48 mm
- diameter rantai (d3) = 42 mm

Tali tarik

- panjang

= 170 m

- beban putus

= 215 kN

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
48

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010

Tali tambat

- jumlah

= 4 buah

- panjang

= 190 m

- beban putus

= 560 kN

B. Perhitungan Daya Windlass


b.1 Gaya Tarik Pengangkatan Jangkar (Tcl):
Gaya tarik pengangkatan untuk satu buah jangkar adalah ditentukan berdasarkan data
- data berikut
1. Berat jangkar atau Ga
Ga = 2850 Kg
2. Diameter rantai atau dc
dc = 54 mm
3. Berat rantai jangkar permeter atau Pa
Untuk rantai stud-link
Pa = 0.0218dc2
= 0.0218 x ( 54 )2
= 63,57 Kg
4. Panjang rantai jangkar yang menggantung dari jangkar sampai chain locker ( La )
La = 150 m
Density material a = 7750 kg/m3
density sea water w = 1025 kg/m3
5. Factor gesekan pada hawse pipe (fh) antara 1,28 1,35 diambil harga sebesar 1,35.
Sehingga gaya tarik jangkar :
Tcl = 2fh x ( Ga + (pa x La )) x (1 - w / a)..Kg
= 2 x 1,3 x [2850 + ( 63,57 x 150 ) ] x (1 1025/7750)
= 27951,6 Kg (Dua jangkar)
b.2 Perhitungan Torsi pada Cable Lifter ( Mcl) :

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
49

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010
1. Diameter efektif kabel lifter
Dcl = 13.6.dc
= 13.6 x 54
= 734,4 mm
= 0,7344 m
2. Efisiensi cable lifter atau cl berkisar antara 0,9 sampai 0,92. Dalam perencanaan
ini diambil harga efisiensi sebesar 0,91
Sehingga torsi pada kabel lifter :
Mcl = ( Tcl.Dcl ) / ( 2.cl )

,Kgm

= (14552,96x 0.7344 ) / ( 2 x 0.91)


= 5872,257

Kgm

b.3 Perhitungan Momen Torsi pada Poros Motor (Mm) :


1. Perbandingan putaran poros motor windlass dengan putaran poros kabel lifter atau ncl :
a. Putaran kabel lifter atau ncl
ncl

= 300 / dc

, rpm

= 300 / 54
= 5,55 rpm
b. Putaran motor penggerak atau nm
Putaran motor penggerak atau nm dapat ditentukan dari tabel 61 halaman 409 buku
MARINE AUXILIARY MACHINERY AND SYSTEM, M. Khetagurov
Untuk jenis electric windlasses diperoleh harga nm berkisar antara 720-1550 Rpm,
dengan perbandingan gigi mekanis ia antara 105 sampai 250. Dalam perencanaan ini diambil
putaran motor penggerak atau nm sebesar 1000 Rpm
Sehingga :
Ia = nm / ncl
= 1500 / 5,5
2. Efisiensi peralatan atau a

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
50

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010
Untuk mekanisme penggerak, karena

harga perbandingan putaran poros motor

windlass dengan putaran poros kabel lifter atau ia besar, dipilih tipe worm gearing harga
efisiensi peralatan atau a adalah berkisar antara 0.7 sampai 0.85.
Dalam perencanaan ini diambil harga efisiensi peralatan atau a sebesar 0.8.
Sehingga :
Mm = Mcl / ( ia.a ) ,Kgm
= 5872,357 / (270,270 x 0.75 )
= 28,97Kgm
b.4 Perhitungan Daya Motor Penggerak Windlass
Ne = ( Mm.nm ) / 716.20

,HP

= (1028,97x 1500 ) / 716.20


= 60,67HP
b.5 Perhitungan Mesin tambat (Capstan) :
Berdasarkan BKI vol II 1989

Karakteristik Peralatan

Jumlah tali tambat

: 4 buah

Panjang tali tambat

: 170 m

Beban putus

: 215 KN

Dipilih tali tambat dengan bahan dari nylon karena tahan terhadap air dan tidak mudah
menyerap air, yang mempunyai spesifikasi sebagai berikut :

Berat / 100 m

: 121 Kg

Kekuatan tarik

: 235,29 KN ( Rbr )

Diameter

: 40 mm atau 0.040 m

Keliling tali

: 125,6 mm

b.6 Gaya Tarik pada Capstan (Twb) :

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
51

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010
Perhitungan berikut berdasarkan buku MARINE AUXILIARY MACHINERY AND
SYSTEM, M. Khetagurov
Twb = Rbr / 4 ,Kg
Dimana :
Rbr : Beban putus tali tambat = 235,29 KN = 235290 N
= 235290/9,8
= 24009,18 Kg
Sehingga :
Twb = 24009,18 / 4
= 6002,295 Kg
b.7 Putaran pada poros Penggulung Capstan (Nw) :
Nw =

19.1xVw
Dw dw

,rpm.411

Dimana :
Vw : kecepatan tarik capstan diambil = 0.25 m/s
dw : diameter tali tambat = 0.030 m
Dw : Diameter penggulung tali = (5 8)dw , diambil 5 dw
= 5 x 0.04
= 0.32 m
Sehingga :
19.1 x 0.25

Nw = 0.32 0.04
= 13,26 rpm
b.8 Momen Torsi Penggulung (Mm) :
Mm =

Twbx ( Dw dw)
2 xiwxw

,Kgm412

Dimana :
Iw = Nm/Nw

untuk Nm = putaran motor capstan diambil 1200 rpm

= 1200/13,26= 90,49 rpm


Ship Building Engineering
Madura State Of Polythecnic
52

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010
w = effesiensi motor penggulung capstan 0.9
Sehingga :

6002,295 x 0.32 0.04


2 x 90,49 x 0.9
Mm =
= 13,27 Kgm
b.9 Daya Motor Capstan (Ne) :
Ne =
=

MmxNm
716.2

,HP

13,27 x 1200
716.2

= 22,23 HP
C. Perencanaan chain locker
Volume chain locker adalah :
Dimana :
Sm

= volume chain locker untuk panjang rantai jangkar 100 fathom

= diameter rantai jangkar dalam inch

54
2,13 inch
25,4

panjang rantai jangkar = 495 m


Maka volume chain locker adalah :
Sm1

297
4,54 14 m3
100

Perencanaannya dengan ditambah volume cadangan 20 % maka


Sm

= (20% x Sm1) + Sm1


= 17.28 m3
Dimensi = 3 x 2,4 x 2,4
= 17,28 m3
Pada chain locker diberi sekat pemisah antara kotak sebelah kanan dan kotak sebelah

kiri. Pada lambung dilapisi kayu dengan lebar 150 mm dan tebal 75 mm. Dibawah bak rantai

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
53

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010
diberi bak lumpur dengan tinggi 400 mm dan disemen miring. Dilengkapi dengan tempat
pengikat ujung rantai yang mudah dilepas dari luar bak.
D.

PENENTUAN POMPA BONGKAR MUAT


Diameter Pipa Utama:
Db

= 0.0189

Dimana :

Qe / Vc

Qe

= Debit Pompa
= V/t
= 5500/15
= 0,1 m3/s

Vc

= Kecepatan aliran, Vc (0,75-2) m/s diambil 1 m/s

Db

= 0.356

0,1 / 1

= 0.356m
Diameter Pipa Bantu:
Ds

= 0.0189

Dimana :

Qe / Vc

Qs

= Debit Pompa
= 0.25 x Qe
= 0.25 x 366 m3/s
= 0,025 m3/s

Vc

= Kecepatan aliran, Vc (0,75-2) m/s diambil 1 m/s

Db

= 0.356

0,025 / 1

= 0.178

DAFTAR PUSTAKA

BKI 2014 VOL II.


De Rooij.,[1978], Practical Shipbuilding, De Technische Uitgeverij H. Stam, NV Haarlem.
Germanischer Lloyd, Regulations for the construction and survey of lifting appliances, 1992.
Harrington, Roy. L, editor.,[1992], Marine Engineering, SNAME.
Ship Building Engineering
Madura State Of Polythecnic
54

General Arrangement

Wahyu

Rahmat Sayudi

KM. SURAWIJAYA_001

3331 1401

010
MAN B & W S26MC Project Guide 1999.
Marine Auxiliary Machinery and System by Khetagurov published by Peace Publisher,
Moscow.
Resistance and Propulsion of Ship by SV.AA. Harvald published by Jon Wiley and Sons,
New York, 1992.

Ship Building Engineering


Madura State Of Polythecnic
55

Anda mungkin juga menyukai