Apakah factor utama aksesibilitas yang rendah di Gayo Lues? Apakah karena akses jalan atau lainnya?
Berapa banyak penduduk/desa yang berada dalam daerah atau area dengan aksesibilitas minim tersebut?
Isu Strategis 2 : Potensi ancaman bencana alam, terutama banjir dan longsor
Kondisi topografi, geologi, dan curah hujan yang tinggi serta berdasarkan jumlah kejadian banjir dan
longsormenyebabkan kerawanan dan ancaman bencana alam terutama banjir di daerah pelembahan dan hilir DAS dan
longsor di tebing-tebing jalan utama propinsi/ kabupaten. Kondisi tersebut sangat didukung oleh curah hujan yang tinggi
(tahunan > 3000 mm), dan akan diperbesar apabila tutupan lahan terutama hutan di daerah hulunya semakin terbuka.
Secara regional maupun nasional isu strategis ini semakin penting dan tetap akan strategis karena berdampak meluas di
daerah hilirnya.
(Saat ini belum bisa diperoleh data kecenderungan kejadian bencana banjir dan longsor, begitu pula hal nya dengan peta
bahaya banjir & longsor)
Diskusi Lanjutan :
Dari peta rawan bencana dari RTRW, diketahui 6 titik longsor. Apa penyebab longsor pada titik titik
tersebut?Apakah penyebabnya karena kondisi alam/topografinya atau karena ada tindakan manusia?
Perlu di cek dengan peta, apakah titik titik tersebut mengganggu sarana public atau aktifitas public? Apa
saja aktifitas yang terganggu tersebut?
Hal tersebut diatas, diperkuat pula dengan dataLuas Perubahan Penggunaan dan Penutupan Lahan di Kabupaten Gayo
Lues Tahun 2000 2011 (ha)yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Peningkatan alih fungsi lahan hutan menjadi kawasan budidaya juga ditandai dengan peningkatan lahan kritis yang
terjadi di kab. Gayo Lues.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Gayo Lues (Kab. Gayo Lues Dalam Angka 2010), luas lahan di
kawasan hutan yang dikategorikan sebagai lahan kritis dan sangat kritis mencapai 37.647,54 Ha (6,59%). Sedang lahan
di kawasan hutan yang berpotensial kritis mencapai 292.862,89 Ha (51,20%). Lahan di kawasan hutan yang
dikategorikan tidak kritis hanya sebesar 68.571,92 Ha (11,95%).
Untuk kawasan non hutan, yang dikategorikan sebagai lahan kritis seluas 26.726,82 Ha (4,67%) dan yang dikategorikan
sebagai lahan tidakkritis sebesar 37.936,86 Ha (6,63%).
Dari data yang ada, perubahan yang paling besar adalah pada hutan lahan kering sekunder menjadi
pertanian lahan kering campur, dan semak belukar. Tunjukan pada peta, daerah atau area area perubahan
ini. Apakah bentuk existing area ini sekarang?
Diskusi Lanjutan:
Pengelolaan Sampah berapa besar kuantitas produksi sampah di Gayo Lues? Bagaimana kondisi TPA yang ada?
Apakah masih mampu megolah atau memerlukan tempat baru? Berapa luas area coverage layanan pemungutan
sampah di Gayo Lues? Apakah masyarakat memiliki alternative pengolahan sampah yang dapat dilakukan mandiri atau
level komunitas?
Pengolahan air limbah bagaimana pola produksi air limbah di Gayo Lues? Berapa banyak masyarakat yang masih
memanfaatkan sungai sebagai sarana MCK? Di daerah mana saja? Apakah pernah diambil sample kualitas air sungai?
Bila dianggap merugikan, apakah ada dampak yang terasa oleh masyarakat dari hal ini, mungkin berupa penyakit?
Layanan kesehatan berapa banyak daerah yang memiliki jangkauan paling minim ke pusat kesehatan? Misalnya
dalam radius 10 km. Berapa banyak masyarakat yang berada pada daerah itu?
Jaringan irigasi yang semakin terbatas karena Dari setiap faktor tersebut, deskripsikan bagaimana faktor dapat
tidak ada penambahan pembangunan dan
mempengaruhi kecenderungan di masa depan:
alih fungsi lahan sawah menjadi daerah
Apa saja risiko/dampak yang mungkin terjadi?
terbangun merupakan faktor utama
Resiko kekurangan pasokan bahan pangan karena penurunan pasokan bahan
penurunan produksi pertanian disamping
pangan bisa jadi akan menyebabkan kekurangan gizi masyarakat miskin
dampak dari banjir dan longsor
Mengapa hal itu akan terjadi? Apakah yang menjadi penyebabnya?
Sarana produksi pertanian tidak terpenuhi atau mencukupi untuk
menghasilkan produksi yang optimal. Aksesibilitas dan harga saprodi
yang tinggi bisa menjadi penyebabnya
Bagaimanakah sifat risiko/dampak? Apa saja faktor tidak tentunya?
Dampak penurunan produksi pertanian terhadap kecukupan gizi akan
bertambah buruk jika pemerintah tidak menangani secara seksama luas,
dan faktor iklim sebagai input produksi bisa menjadi tidak menentu
Dapatkah risiko/dampak dikurangi atau dimitigasi?
.
Diskusi Lanjutan:
Dilihat dari jumlah produk pertanian, dari tahun ke tahun terjadi peningkatan, namun memang dari sisi kontribusi
terhadap PDRB tejadi penurunan. Semua lapangan usaha pada PDRBberkontribusi meningkat, kecuali pertanian.
Dari sisi alih fungsi lahan hutan, justru terjadi peningkatan perubahan lahan dari hutan lahan kering sekunder
menjadi pertanian lahan kering campur yang cukup besar.
Tunjukan pada peta area dimana terdapat jaringan irigasi yang terbatas