Anda di halaman 1dari 16

Analisis Baseline Isu-isu Strategis KLHS RTRW Kabupaten Gayo Lues

Isu Strategis 1 : Aksesibilitas yang rendah


Gayo Lues mempunyai topografi yang sebagian besar berbukit dan bergunung dengan lereng yang terjal serta berada
di tengah-tengah propinsi Aceh yang hanya bisa ditempuh melalui Kutacane dari arah selatan (propinsi Sumatera
Utara) dan Takengon dari arah Utara di propinsi Aceh. Kedua akses tersebut berupa jalan propinsi yang sebagian besar
berkualitas buruk karena terkena longsor dan gerusan aliran permukaan akibat berada pada tebing-tebing perbukitan
atau pegunungan. Sebelum menuju Blangkejeren ibukota Gayo Lues, tidak banyak melintasi desa atau kecamatan
yang juga tidak ramai. Dengan kondisi yang demikian, maka sarana transportasi menjadi terbatas karena kendaraan
bermotor harus dalam kondisi prima.
Dengan kondisi alam yang bergunung dan berbukit serta topografi yang terjal disamping drainase jalan yang tidak
memadai maka kualitas jalan atau akses semakin memburuk karena jalan cepat rusak oleh timbunan longsoran dan
gerusan aliran permukaan, terlebih tutupan lahan di atasnya (hulu) semakin dirambah penduduk. Lebih jauh,
kendaraan besar kecuali bergardan ganda dan ber-chasis tinggi semakin sulit menembuh Blangkejeren.
Total panjang jalan di Kabupaten Gayo Lues sebesar 916,85 km, terdiri dari 124,5 km jalan negara; 168,7 jalan provinsi;
dan 623,65 km jalan kabupaten. Berdasarkan data Kab. Gayo Lues Dalam Angka 2010, seluruh jalan negara
merupakan jalan aspal; sedang jalan provinsi yang beraspal baru mencapai 66 km dan sisanya berupa jalan kerikil dan
jalan tanah. Sedang jalan kabupaten terdiri dari 95,95 km (15,38%) jalan aspal; jalan kerikil sepanjang 185,50 km
(29,74%); jalan tanah sepanjang 115,6 km (18,53%); dan sisanya belum dirinci.
Dari panjang jalan sebesar 916,85 km tersebut hanya sebanyak 38% yang dalam kondisi baik. Sisanya sebesar 31%
dalam kondisi rusak dan rusak berat dan 25% dalam kondisi sedang. Sebagian jalan rusak dan rusak berat merupakan
jalan provinsi dan jalan kabupaten. Dari 168,7 km jalan provinsi, sebanyak 23,7 km dalam kondisi rusak dan rusak
berat. Sedang dari 623,65 km jalan kabupaten, sebanyak 53,20% (331,81 km) dalam kondisi rusak dan rusak berat.

Kondisi jaringan jalantahun 2010

Konidis perkerasan jalan berdasarkan status jalan

Sumber: Kab. Gayo Lues Dalam Angka 2010


Dalam Angka 2010, diolah
Kondisi jalan berdasarkan status jalan

Sumber: Kab. Gayo Lues

Sumber: Kab. Gayo Lues Dalam Angka 2010, diolah


Faktor-faktor pendorong (positif/negatif) yang mempengaruhi kecenderungan yang terjadi :
Kondisi tanah yang rentan terhadap erosi dan longsor sehingga banjir yang mudah terjadi akanmempercepat kerusakan
jalan;
Terbatasnya perawatan dan peningkatan kualitas jaringan jalan;
Penebangan dan pembalakan liar di kawasan hutan
Aksesibiltas yang sulit tersebut dijumpai di seluruh kecamatan di Gayo lues

Perkiraan kecenderungan masa depan


Semestinya dengan pengembangan wilayah dan pembangunan sarana dan sarana fisik terutama di sektor pekerjaan umum,
aksesibilitas semakin terjangkau dan mudah walaupun bisa jadi kualitas jalan akan semakin buruk seandainya tidak ada
perawatan yang memadai dan perlindungan terhadap daerah atasnya (hulu) tidak dilakukan dan diperhatikan
Faktor pendorong yang diperkirakan
akan mempengaruhi kecenderungan
masa depan

Perkiraan dampak negatif dan positif dari faktor pendorong


terhadap kecenderungan masa depan
Semakin sulit atau semakin mudah akses menuju ke Blangkejeren maupun

Selain faktor pendorong yang diuraikan

sebelumnya dan adanya perambahan hutan


kecamatan-kecamatan lainnya di Gayo Lues
karena pembukaan wilayah
Peningkatan pendapatan masyarakat seandainya asesibilitas semakin mudah
Mudah sulitnya aksesibiltas dan keterbukaan Apa saja risiko/dampak yang mungkin terjadi?
isolasi Gayo Lues banyak ditentukan oleh

Ekonomi wilayah semakin berkembang apabila aksesibiltas semakin


anggaran pusat/propinsi yang dapat
bagus dan sebaliknya jika aksesibilitas semakin buurk
dibelanjakan untuk pembangunan sarana dan
Aksesibilitas terganggu (transportasi antar wilayah)
prasaran fisik
Mengapa hal itu akan terjadi? Apakah yang menjadi penyebabnya?

Perambahan hutan dan pengembangan wilayah

Kondisi tanah yang rentan terhadap kerusakan;

Tingginya tingkat bahaya banjir dan longsor di sekitar jaringan jalan;

Keterbatasan kegiatan pemeliharaan dan peningkatan kualitas jaringan


jalan

Bagaimanakah sifat risiko/dampak? Apa saja faktor tidak tentunya?

Dampak akan bersifat meluas dan tidak berbalik

Iklim adalah faktor tidak menentu yang menyebabkan dampak


terhadap aksesisbilitas
Dapatkah risiko/dampak dikurangi atau dimitigasi?

Dampak bisa dikelola yaitu dengan reboisasi/lahan gundul dan


penghijauan serta perawatan jalan dan saluran drainase
Diskusi Lanjutan:

Apakah factor utama aksesibilitas yang rendah di Gayo Lues? Apakah karena akses jalan atau lainnya?

Tunjukan dalam peta daerah-daerah yang memiliki aksesibilitas yang rendah?

Berapa banyak penduduk/desa yang berada dalam daerah atau area dengan aksesibilitas minim tersebut?

Selama ini bagaimana akses masyarakat tersebut?

Isu Strategis 2 : Potensi ancaman bencana alam, terutama banjir dan longsor
Kondisi topografi, geologi, dan curah hujan yang tinggi serta berdasarkan jumlah kejadian banjir dan
longsormenyebabkan kerawanan dan ancaman bencana alam terutama banjir di daerah pelembahan dan hilir DAS dan
longsor di tebing-tebing jalan utama propinsi/ kabupaten. Kondisi tersebut sangat didukung oleh curah hujan yang tinggi
(tahunan > 3000 mm), dan akan diperbesar apabila tutupan lahan terutama hutan di daerah hulunya semakin terbuka.
Secara regional maupun nasional isu strategis ini semakin penting dan tetap akan strategis karena berdampak meluas di
daerah hilirnya.
(Saat ini belum bisa diperoleh data kecenderungan kejadian bencana banjir dan longsor, begitu pula hal nya dengan peta
bahaya banjir & longsor)

Faktor-faktor pendorong (positif/negatif) yang mempengaruhi kecenderungan yang terjadi :


Faktor ekonomi tunai jangka pendek: alih fungsi hutan menjadi perkebunan dan pemanen hasil kayu
Usaha komoditi perkebunan yang lebih mempunyai nilai ekonomi tunai tinggi dan sedang menjadi model
Penebangan dan pembalakan liar di kawasan hutan serta perambahan hutan
Alih fungsi kawasan hutan dan daerah resapan air di wilayah hulu menjadi kegiatan budidaya
Terbatasnya kegiatan reboisasi kawasan hutan yang sudah terbuka
Kejadian banjir dan longsor ditemui hampir di seluruh kecamatan di Gayo lues
Perkiraan kecenderungan masa depan
Ancaman bencana alam terutama banjir dan longsor cenderung meningkat terlebih dengan semakin terbukanya wilayah
karena peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan kawasan resapan air di daerah hulu.
Faktor pendorong yang diperkirakan
Perkiraan dampak negatif dan positif dari faktor pendorong
akan mempengaruhi kecenderungan
terhadap kecenderungan masa depan
masa depan
Kerusakan di daerah hilir karena banjir dan sedimentasi dan aksesibilitas
Semua faktor pendorong yang telah diuraikan
yang memburuk
sebelumnya

Kebutuhan dasar hidup yang semakin


meningkat sebagai implikasi keterbukaan
wilayah semakin menuntut pendapatan yang
semakin tinggi sehingga akan semakin
mengeksploitasi sumber-daya alam terutama
semakin luas tutupan lahan terutama hutan.
Banjir dan longsor sangat dipengaruhi oleh
tutupan lahan atau land use dan kemiringan
lahan.

Apa saja risiko/dampak yang mungkin terjadi?

Dampak dari bencana alam terutama bajir dan longsor menyebabkan


kerusakan lingkungan di daerah hilirnya dan kerugiaan material bahkan
korban jiwa

Kejadian banjir dan longsor dapat menghambat kehidupan masyarakat,


diantaranya melalui terhambatnya aktivitas penduduk sehari-hari,
rusaknya sumber penghidupan akibat gagal panen, dsb; serta dampak
lainnya.
Mengapa hal itu akan terjadi? Apakah yang menjadi penyebabnya?

Perambahan hutan dan pengembangan wilayah


Bagaimanakah sifat risiko/dampak? Apa saja faktor tidak tentunya?

Dampak akan bersifat meluas dan tidak berbalik

Iklim adalah faktor tidak menentu yang menyebabkan dampak terhadap


banjir dan longsor
Dapatkah risiko/dampak dikurangi atau dimitigasi?

Dampak bisa dikelola yaitu dengan reboisasi/lahan gundul dan


penghijauan serta bangunan konservasi tanah dan air;

Risiko juga dapat dikurangi dengan melakukan upaya pengurangan risiko


bencana secara menyeluruh.

Diskusi Lanjutan :

Dari peta rawan bencana dari RTRW, diketahui 6 titik longsor. Apa penyebab longsor pada titik titik
tersebut?Apakah penyebabnya karena kondisi alam/topografinya atau karena ada tindakan manusia?

Perlu di cek dengan peta, apakah titik titik tersebut mengganggu sarana public atau aktifitas public? Apa
saja aktifitas yang terganggu tersebut?

Isu Strategis 3 : Alih fungsi lahan hutan menjadi kawasan budidaya


Semenjak Gayo Lues menjadi kabupaten tersendiri (pengembangan wilayah) maka telah terjadi penurunan luas lahan
pertanian, terutama lahan tegalan/kebun/ladang dan sawah karena peningkatan luas lahan permukimansehingga lahan
pertanian terbatas dan konsekuensinya masyarakat membuka hutan untuk menjadi lahan budidaya, dan masyarakat
dan pemerintah membuka lahan pertanian untuk fasilitas sarana dan prasarana sekalipun tetap di kawasan budidaya.
Tabel dibawah ini memperlihatkan perubahan luas tutupan lahan di Gayo Lues dari tahun 2000 2011. Dari tabel
tersebut diketahui bahwa terjadi peningkatan yang signifikan sekitar 100% pada pertanian lahan kering campur dalam
kurun waktu 10 tahun.

Hal tersebut diatas, diperkuat pula dengan dataLuas Perubahan Penggunaan dan Penutupan Lahan di Kabupaten Gayo
Lues Tahun 2000 2011 (ha)yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Peningkatan alih fungsi lahan hutan menjadi kawasan budidaya juga ditandai dengan peningkatan lahan kritis yang
terjadi di kab. Gayo Lues.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Gayo Lues (Kab. Gayo Lues Dalam Angka 2010), luas lahan di
kawasan hutan yang dikategorikan sebagai lahan kritis dan sangat kritis mencapai 37.647,54 Ha (6,59%). Sedang lahan
di kawasan hutan yang berpotensial kritis mencapai 292.862,89 Ha (51,20%). Lahan di kawasan hutan yang
dikategorikan tidak kritis hanya sebesar 68.571,92 Ha (11,95%).
Untuk kawasan non hutan, yang dikategorikan sebagai lahan kritis seluas 26.726,82 Ha (4,67%) dan yang dikategorikan
sebagai lahan tidakkritis sebesar 37.936,86 Ha (6,63%).

KONDISI LAHAN DI KAWASAN HUTAN TAHUN 2009

Sumber: Kab. Gayo Lues Dalam Angka 2010


Faktor-faktor pendorong (positif/negatif) yang mempengaruhi kecenderungan yang terjadi :
Faktor ekonomi tunai jangka pendek: alih fungsi hutan menjadi perkebunan dan pemanen hasil kayu
Usaha komoditi perkebunan yang lebih mempunyai nilai ekonomi tunai tinggi dan sedang berkembang
Penebangan dan pembalakan liar di kawasan hutan
Program pembangunan pemerintah yang membutuhkan lahan semakin luas
Perubahan lahan hutan menjadi lahan budidaya terutama dijumpai di Kecamatan Putri Betung, Terangun (Desa
Tongra, Terlis, Malelang jaya), Tripejaya (Desa Perlak), Pinding , Blangjerango (Desa Tingkem, Akul, Penosan
Sepakat), Blangkejeren ( desa Agusen), Pantan Cuaca (Desa Ise-Ise), Dabun Gelang (Badak Uken)
Perkiraan kecenderungan masa depan
Alih fungsi lahan hutan menjadi lahan budidaya cenderung bertambah luas dengan semakin terbukanya dan
berkembangnya wilayah kabupaten Gayo Lues

Faktor pendorong yang diperkirakan


Perkiraan dampak negatif dan positif dari faktor pendorong
akan mempengaruhi kecenderungan
terhadap kecenderungan masa depan
masa depan
Dampak yang akan timbul karena alih fungsi hutan menjadi lahan budidaya
Semua faktor pendorong yang telah diuraikan
adalah banjir bandang dan longsor serta pendangkalan sungai dan
sebelumnya
sedimentasi dan kerugian material
Peningkatan pendapatan masyarakat karena pengembangan wilayah
Kebutuhan dasar hidup masyarakat yang
Dari setiap faktor tersebut, deskripsikan bagaimana faktor dapat
semakin meningkat dan implikasi belanja
mempengaruhi kecenderungan di masa depan:
pemerintah Gayo Lues sebagai implikasi
Apa saja risiko/dampak yang mungkin terjadi?
keterbukaan wilayah semakin menuntut
Dampak dari bencana alam terutama bajir dan longsor menyebabkan
pendapatan yang semakin tinggi sehingga
kerusakan lingkungan di daerah hilirnya dan kerugiaan material bahkan
akan semakin mengeksploitasi sumber-daya
korban jiwa
alam terutama semakin luas tutupan lahan
Mengapa hal itu akan terjadi? Apakah yang menjadi penyebabnya?
terutama hutan. Banjir dan longsor sangat

Perambahan hutan dan pengembangan wilayah


dipengaruhi oleh tutupan lahan atau land use Bagaimanakah sifat risiko/dampak? Apa saja faktor tidak tentunya?
dan kemiringan lahan.

Dampak akan bersifat meluas dan tidak berbalik

Iklim adalah faktor tidak menentu yang menyebabkan dampak terhadap


banjir bandang dan longsor
Dapatkah risiko/dampak dikurangi atau dimitigasi?

Dampak bisa dikelola yaitu dengan reboisasi dan penghijauan serta


pembuatan bangunan konservasi tanah dan air
Diskusi Lanjutan:

Dari data yang ada, perubahan yang paling besar adalah pada hutan lahan kering sekunder menjadi
pertanian lahan kering campur, dan semak belukar. Tunjukan pada peta, daerah atau area area perubahan
ini. Apakah bentuk existing area ini sekarang?

Mengapa alih fungsi terjadi, utamanya dari area area ini?

Apakah perubahan ini menabrak TNGL atau Hutan Lindung?

Isu Strategis 4 : Penyediaan Fasilitas Sanitasi Lingkungan Masih relatif Terbatas


Fasilitas sanitasi lingkungan yang relatif masih terbatas di kabupaten Gayo Lues berupa pengolahan sampah dan
pengelolaan air limbah (terutama limbah domestik), disamping itu kualitas kesehatan masyarakat menurun dan
tingkat kebersihan lingkungan yang rendah.
Masalah kualitas kesehatan masyarakat dan kebersihan
lingkunganbelum sepenuhnya terselesaikan karena kualitasnya belum atau kurang terjamin.
Kualitas pelayanan kesehatan belum optimal disebabkan kurang dan masih belum meratanya tenaga kesehatan,
pemyebaran sarana dan prasarana kesehatan dibandingkan dengan jumlah penduduk sebesar 81.382 jiwa ditambah
lagi dengan rendahnya kualitas dan mutu kesehatan, hingga saat ini Kabupaten Gayo Lues telah memiliki 1 Rumah
Sakit Umum Daerah, ditambah dengan 12 Puskesmas, 34 Puskesmas pembantu, 144 Posyandu, 9 Puskesmas keliling
dan belum ada sarana Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA). Sedangkan jumlah tenaga kesehatan juga masih belum
memadai, Jumlah tenaga medis yang tersedia saat ini adalah 21 orang Dokter umum (artinya setiap satu tenaga
dokter umum menangani 3.788 jiwa), 5 tenaga dokter spesialis (artinya setiap satu orang dokter spesialis menangani
15.912 jiwa ), 2 orang tenaga dokter gigi, 140 perawat kesehatan, 117 tenaga bidan PNS, 63 tenaga bidan PTT dan 36
orang tenaga kesehatan lainnya ( tenaga kesmas, tenaga sanitasi, tenaga analisis lab dan tenaga gizi) (Sumber :
Gayo Lues Dalam Angka 2012 ).
Faktor yang menyebabkan keterbatasan sanitasi lingkungan adalah pendapatan masyarakatan secara umum masih
rendah dan anggaran pemerintah kabupaten Gayo Lues yang juga terbatas karena lebih berasal dari pemerintah
pusat dan sedikit dari PAD
Keterbatasan sanitasi lingkungan temui di seluruh kecamatan di Gayo Lues.
Apakah ada indikasi lain dari masalah sanitasi??

Perkiraan kecenderungan masa depan


Masalah sanitasi lingkungan akan semakin bertambah buruk dengan semakin terbukanya dan pembangunan di Gayo Lues
apabila pemerintah kabupaten tidak menanganinya dengan sungguh-sungguh.
Faktor pendorong yang diperkirakan
Perkiraan dampak negatif dan positif dari faktor pendorong
akan mempengaruhi kecenderungan
terhadap kecenderungan masa depan
masa depan
Dampak fasilitas sanitasi lingkungan yang terbatas adalah kesehatan

Faktor dorongan ekonomi karena


pembangunan wilayah yang kurang
memperhatikan kesehatan lingkungan
Kegiatan atau aktifitas ekonomi yang terus
meningkat akan menghasilkan limbah dan
sampah (waste) yang lebih besar dan terus
mengurangi daya tampung wilayah dan
semakin terlena untuk memperhatikan
sanitasi lingkungan

masyarakat yang terganggu

Apa saja risiko/dampak yang mungkin terjadi?


Kesehatan masyarakat terganggu
Mengapa hal itu akan terjadi? Apakah yang menjadi penyebabnya?
Timbul banyak vektor penyakit dengan saitasi lingkungan yang buruk
Bagaimanakah sifat risiko/dampak? Apa saja faktor tidak tentunya?
Dampak terhadap kesehatan masyarakat dapat tidak berbalik jika tidak ada
penangan sanitasi lingkungan yang memamadai. Faktor iklim terutama
hujan sebagai media penularan penyakit menjadi faktor tidka menentu
terhadap kesehatan masyarakat
Dapatkah risiko/dampak dikurangi atau dimitigasi?
Dampak terhadap kesehatan masyarakat dapat dikelola dengan baik melalui
pencegahan/vaksinasi dan penanganan sanitasi lingkungan yang
mencukupi

Diskusi Lanjutan:

Pengelolaan Sampah berapa besar kuantitas produksi sampah di Gayo Lues? Bagaimana kondisi TPA yang ada?
Apakah masih mampu megolah atau memerlukan tempat baru? Berapa luas area coverage layanan pemungutan
sampah di Gayo Lues? Apakah masyarakat memiliki alternative pengolahan sampah yang dapat dilakukan mandiri atau
level komunitas?

Pengolahan air limbah bagaimana pola produksi air limbah di Gayo Lues? Berapa banyak masyarakat yang masih
memanfaatkan sungai sebagai sarana MCK? Di daerah mana saja? Apakah pernah diambil sample kualitas air sungai?
Bila dianggap merugikan, apakah ada dampak yang terasa oleh masyarakat dari hal ini, mungkin berupa penyakit?

Layanan kesehatan berapa banyak daerah yang memiliki jangkauan paling minim ke pusat kesehatan? Misalnya
dalam radius 10 km. Berapa banyak masyarakat yang berada pada daerah itu?

Isu Strategis 5 : Penurunan produktivitas pertanian


PDRB 2008 sektor pertanian Gayo Lues sebesar 58,73% dan sub-sektor pertanian tanaman pangan adalah penyumbang
terbesar, namun demikian, sektor pertanian menunjukkan penurunan jumlah kontribusi dan juga laju pertumbuhan. Pada
tahun 2005, kontribusi sektor pertanian mencapai 61% dan menurun menjadi 58,73% pada tahun 2008. Selain itu laju
pertumbuhan sektor ini juga terus menurun dari 3,64% pada tahun 2005-2006 menjadi 2.32% pada tahun 2007-2008.
Penurunan kontribusi sektor pertanian juga diikuti dengan indikasi penurunan luas lahan sawah dan juga penurunan
produktivitas sawah. Data Dinas Pertanian mencatat luas sawah menurun dari 8.584,1 Ha pada tahun 2008 menjadi
8.404,86 Ha pada tahun 2009. Artinya terdapat penurunan luas lahan sawah sebesar 179,24 Ha. Dari luas 8.404,86 Ha
lahan persawahan, sebanyak 5.977,36 Ha merupakan sawah berpengairan sederhana, sawah beririgasi setengah teknis
seluas 1.792,5 Ha, dan sawah tadah hujan seluas 635 Ha.
Faktor pendorong yang menyebabkan produktifitas pertanian menurun adalah kemampuanpasokanair irigasi yang kurang
karena jaringan irigasi yang terbatas, alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman, dan pupuk non subsidi yang
mahal.
Penurunan kontribusi sektor pertanian terjadi di seluruh kecamatan di Gayo Lues.

Perkiraan kecenderungan masa depan


Penurunan produksi pertanian terus terjadi karena perkembangan wilayah dan pembangunan
Faktor pendorong yang diperkirakan
Perkiraan dampak negatif dan positif dari faktor pendorong
akan mempengaruhi kecenderungan
terhadap kecenderungan masa depan
masa depan
Dampak yang mungkin muncul adalah kerawanan pangan dan kekurangan
Semua faktor pendorong yang telah diuraikan gizi atau mal nutrisi jika pemerintah tidak memasok tambahan pangan
sebelumnya

Jaringan irigasi yang semakin terbatas karena Dari setiap faktor tersebut, deskripsikan bagaimana faktor dapat
tidak ada penambahan pembangunan dan
mempengaruhi kecenderungan di masa depan:
alih fungsi lahan sawah menjadi daerah
Apa saja risiko/dampak yang mungkin terjadi?
terbangun merupakan faktor utama
Resiko kekurangan pasokan bahan pangan karena penurunan pasokan bahan
penurunan produksi pertanian disamping
pangan bisa jadi akan menyebabkan kekurangan gizi masyarakat miskin
dampak dari banjir dan longsor
Mengapa hal itu akan terjadi? Apakah yang menjadi penyebabnya?
Sarana produksi pertanian tidak terpenuhi atau mencukupi untuk
menghasilkan produksi yang optimal. Aksesibilitas dan harga saprodi
yang tinggi bisa menjadi penyebabnya
Bagaimanakah sifat risiko/dampak? Apa saja faktor tidak tentunya?
Dampak penurunan produksi pertanian terhadap kecukupan gizi akan
bertambah buruk jika pemerintah tidak menangani secara seksama luas,
dan faktor iklim sebagai input produksi bisa menjadi tidak menentu
Dapatkah risiko/dampak dikurangi atau dimitigasi?
.
Diskusi Lanjutan:

Dilihat dari jumlah produk pertanian, dari tahun ke tahun terjadi peningkatan, namun memang dari sisi kontribusi
terhadap PDRB tejadi penurunan. Semua lapangan usaha pada PDRBberkontribusi meningkat, kecuali pertanian.
Dari sisi alih fungsi lahan hutan, justru terjadi peningkatan perubahan lahan dari hutan lahan kering sekunder
menjadi pertanian lahan kering campur yang cukup besar.

Tunjukan pada peta area dimana terdapat jaringan irigasi yang terbatas

Anda mungkin juga menyukai