Anda di halaman 1dari 24

TANATOLOGI

Oleh :
Nadia Anisha 1102011186
PERIODE 25 JANUARI 13 FEBRUARI 2016 (IKF 214)
Pembimbing
Dr. Baety Adhayati, SpF

SSP

ISTILAH MATI

Hidup
Respirasi

Mati somatis (Mati klinis)


Terhentinya ketiga sistem penunjang kehidupan ( SSP, kardiovaskular dan pernafasan) yang menetap (Irreversible)
Mati suri (Suspended animation, apparent death)
Terhendinya ketiga sistem penunjang kehidupan yg ditentukan dg alat kedokteran sederhana, namun dengan peralatan
kedokteran canggih masih dapat dibuktikan ketiga sistem penunjang kehidupan masih berungsi.
Sering ditemukan pada kasus keracunan obat tidur, tersengat aliran listrik dan tenggelam.
Mati seluler (mati molekuler)
Kematian organ atau jaringan tubuh yang timbul beberapa saat setelah kematian somatis
Daya tahan hidup masing masing organ dan jaringan berbeda penting dalam transplantasi organ
Mati serebral
Kematian kedua hemisfer otak yang irreversible kecuali batang otak dan serebelum
Fungsi kedua sistem lainnya (pernafasan dan kardiovaskular) masih berfungsi dg bantuan alat
Mati otak (mati batang otak)
Kerusakan seluruh isi neuronal intrakranial yang irreversible, termasuk batang otak dan serebelum.
Secara keseluruhan tidak dapat dinyatakan hidup lagi, sehingga alat bantu dapat dihentikan

Sirkulasi

MATI SELULER (MATI MOLEKULER)


Susunan saraf pusat

4 menit

Otot

4 jam

Dilatasi pupil
Adrenalin 0,1 %
Penyuntikan sulfas atropin 1% ke COA
Pilokarpin 1%
Isostigmin 0,5%

Miosis hingga 20 jam pascamati

Kulit berkeringat sampai lebih 8 jam


Penyuntikan subkutan pilokarpin 2%
Asetilkolin 20%

Spermatozoa bertahan hidup beberapa hari dalam epididimis


Kornea dam darah masih dapat dipakai untuk transusi sampai 6 jam pasca mati

KEMATIAN

Tanda kematian
tidak pasti

Tanda pasti
kematian

Perkiraan saat
kematian

TANDA KEMATIAN TIDAK PASTI


Pernafasan berhenti
Dinilai selama > 10 menit inspeksi, palpasi, asukultasi
Terhentinya sirkulasi
Nadi karotis tidak teraba dinilai selama 15 menit

Kulit pucat
Bukan merupakan tanda yang dapat dipercaya krn mungkin terjadi spasme agonal sehingga wajah tampak kebiruan
Tonus otot menghilang dan relaksasi
Menebabkan kulit menimbul sehingga kadang kadang membuat tampak lebih muda
Kelemasan otot sesaat setelah kemarian disebut relaksasi primer. mengakibatkan pendataran daerah yang tertekan
Pembuluh darah retina mengalami segmentasi
Beberapa menit setelah kematian
Segmen- segmen bergerak ke arah tepi retina dan kemudian menetap

Pengeringan kornea
Timbul kekeruhan dlm waktu 10 menit masih dapat dihilangkan dg meneteskan air

TANDA PASTI KEMATIAN


Lebam mayat
(livor mortis)

Kaku mayat
(rigor montis)

Mummifikasi

Tanda
pasti
kematian
Penurunan suhu
tubuh (algor
montis)

Adiposera lilin
mayat

Pembusukan
(Decomposition,
putrefaction)

1) LEBAM MAYAT (LIVOR MORTIS)


Eritrosit menempati tempat terbawah akibat gravitasi mengisi vena dan venula membentuk bercak berwarna ungu
(livide) pada bagian bawah tubuh kecuali pada bagian tertekan alas keras
Darah tetap cair krn aktivitas fibrinolisin yang berasal dari endotel pembuluh darah
Mulai tampak 20 30 menit pasca mati makin lama menjadi lengkap dan menetap setelah 8 12 jam
Memucatnya lebam akan lebih cepat dan lebih sempurna apabila penekanan / perubahan posisi tubuh tesebut
dilakukan 6 jam pertama setelah mati klinis
Walaupun setelah 24 jam, darah masih tetap cukup cair sehingga darah masih dapat mengalir dan membentuk
lebam mayat di tempat terendah yang baru
Kadang kadang dijumpai bercak perdarahan berarna biru kehitaman akibat pecahnya pembuluh darah
Menetapnya lebam mayat disebabkan oleh bertimbunnya sel sel darah dalam jumlah cukup banyak sehingga
sulit berpindah lagi. Selain itu kekakuan otot otot dinding pembuluh darah ikut mempersulit perpindahan tersebut

1) LEBAM MAYAT (LIVOR MORTIS)

(LANJUTAN)

Dapat digunakan untuk :


Tanda pasti kematian
Memperkirakan sebab kematian
Merah terang pada keracunan CO atau CN
Kecoklatan pada anilin, nitrit, nitrat, sulfonal

Mengetahui perubahan posisi mayat yang dilakukan setelah terjadinya lebam mayat yang
menetap
Memperkirakan saat kematian

Dibedakan akibat trauma


Lebam mayat darah terdapat di dalam pembuluh darah
Resapan darah akibat trauma (ekstravasasi)
Bila pada daerah tsb dilakukan irisan dan disiram air

Warrna merah darah akan hilang atau pudar pada lebam mayat

Resapan darah tidak menghilang pada trauma

2) KAKU MAYAT (RIGOR MONTIS)


Kelenturan otot setelah kematian masih dipertahankan karena metabolisme tingkat
seluler masih berjalan berupa pemecahan cadangan glikogen otot yang mengasilkan
energi (ADP ATP)

Selama masih terdapat ATP maka serabut aktin miosin tetap lentur
Cadangan glikogen otot habis energi tidak terbentuk lagi , aktin miosin menggumpal dan otot
menjadi kaku

Dilakukan dengan memeriksa persendian

Tampak kira kira 2 jam setelah mati klinis


Dimulai dari bagian luar tubuh (otot otot kecil) ke arah dalam (sentripetal)
Teori lama menyebutkan kaku mayat menjalar kraniokaudal

12 jam pasca mati klinis kaku mayat menjadi lengkap


Dipertahankan selama 12 jam, kemudian menghilang dalam urutan yang sama

Kaku mayat tidak disertai pemendekan serabut otot, tetapi jika sebelum terjadi kaku
mayat otot berada dalam posisi teregang, maka saat kaku mayat terbentuj akan akan
terjadi pemendekan otot

Faktor yang mempercepat :

Dipergunakan untuk

Tanda pasti kematian


Memperkirakan saat kematian

Aktivitas fisik sebelum mati


Suhu tubuh yang tinggi
Bentuk tubuh kurus dengan otot otot kecil
Suhu lingkungan tinggi

Akibat koagulasi protein otot


oleh panas
Otot berwarna merah muda,
kaku, tetapi rapuh (mudah robek)
Ditemukan pada korban mati
terbakar
Serabut otot memendek
sehingga menimbulkan fleksi
leher, siku, paha , lutut,
membentuk sikap tinju (pugillistic
attitude)
Perubahan sikap ini tidak
memberikan arti ttt bagi sikap
semasa hidup, intravitalitas,
penyebab atau cara kematian

Cold Stifening

Terjadi saat kematian dan


menetap
Kaku mayat yang timbul dengan
intensitas sangat kuat tanpa
didahului relaksasi primer
Akibat habisnya cadangan
glikogen dan ATP yang bersifat
setempat pada saat mati klinis
berupa kelelahan atau emosi
yang hebat sesaat sebelum
meninggal
Jarang terjadi, sering dalam
masa perang
Kepentingan medikolegal :
menunjukkan sikap terakhir
masa hidupnya

Heat Stiffening

Cadaveric spasm
(Instantaneous rigor)

KEKAKUAN PADA MAYAT YANG MENYERUPAI KAKU MAYAT :

Kekakuan tubuh akibat


lingkungan dingin
Sebabkan pembekuan cairan
tubuh
Cairan sendi
Pemadatan jaringan lemak
subkutan dan otot

3) PENURUNAN SUHU TUBUH ( ALGOR MONTIS)


Terjadi karena proses pemindahan panas dari suatu benda ke benda yang lebih dingin
melalui cara radiasi, konduksi, evaporasi dan konveksi
Grafik penurunan suhu tubuh ini hampir berbentuk kurva sigmoid atau seperti huruf S

Suhu tubuh saat mati perlu diketahui untuk perkiraan saat kematian
Penurunan suhu tubuh cepat pada :

Suhu keliling rendah


Lingkungan berangin dengan kelembapan rendah
Tubuh yang kurus
Posisi terlentang
Tidak berpakaian atau berpakaian tipis
Orang tua serta anak kecil

(suhu keliling)
(aliran dan kelembapan udara)
(bentuk tubuh)
(posisi tubuh)
(pakaian)

Terdapat berbagai rumus kecepatan penurunan suhu tubuh pasca mati sebagai hasil
penelitian di negara barat, namun sukar dipakai dalam praktek karena faktor-faktor yang
mempengaruhi diatas berbeda pada setiap kasus, lokasi, cuaca, dan iklim

4) PEMBUSUKAN (DECOMPOSITION, PUTREFACTION)


Proses degradasi jaringan yang terjadi akibat autolisis dan kerja bakteri

Autolisis : pelunakan dan pencairan jaringan yang terjadi dalam keadaan steril
Autolisis timbul akibat kerja digestif oleh enzim yang dilepaskan sel pasca mati

Hanya dapat dicegah dengan pembekuan jaringan

Setelah seseorang meninggal, bakteri yang normal hidup dalam tubuh segera masuk ke jaringan

Darah merupakan media terbaik bagi bakteri tersebut untuk bertumbuh


Sebagian besar bakteri berasal dari usus dan yang TU adalah Clostridium welchii

Proses pembusukan ini terbentuk gas gas alkanan, H2S dan HCN serta asam amino dan asam lemak
Pembusukan baru tampak kira kira 24 jam pasca mati berupa warna kehijauan pada perut kanan
bawah akan bertahap menyebar ke seluruh perut dan dada dan bau busuk mulai tercium.
Timbul lebih cepat bila

suhu keliling optimal (26,5C sekitar suhu Normal tubuh)


Kelembapan dan udara yang cukup
Banyak bakteri pembusuk
Tubuh gemuk
Menderita penyakit inefksi / sepsis
Media tempat mayat (tanah : air : udara adalah 1:2:8)

Bayi lebih lambat membusuk, karena


Hanya memiliki sedikit bakteri di tubuhnya
Hilangnya panas tubuh yang cepat pada bayi akan hambat pertumbuhan
bakteri

4) PEMBUSUKAN (DECOMPOSITION, PUTREFACTION)

(LANJUTAN)

Kulit ari akan terkelupas atau membentuk gelembung berisi cairan kemerahan berbau busuk

Pembentukan gas

Gas didalam tubuh dibentuk di lambung dan usus, sebabkan tegangnya perut dan keliarnya cairan kemerahan dari mulut dan hidung
Gas yang terba di dalam jaringan dinding tubuh akan mengakibatkan terabanya derik (krepitasi)
Gas ini menyebabkan pembengkakan tubuh yang menyeluruh, tetapi ketegangan terbesar terdapat di daerah dengan jaringan
longgar seperti skrotum, payudara

Tubuh berada dalam sikap seperti petinju (Pugilistic attitude) yaitu kedua lengan dan tungkao dalam sikap setengah
fleksi akibat terkumpulnya gas pembusukan di rongga sendi

Rambut mudah di cabut


Kuku mudah terlepas
Wajah menggembung dan berwarna ungu kehijauan
Kelopak mata bengkak
Pipi tembem
Bibir tebal
Lidah membengkak dan sering terjulur diantara gigi

sulit dikenali

4) PEMBUSUKAN (DECOMPOSITION, PUTREFACTION)


Pengerat merusak tubuh mayat dalam beberapa jam pasca mati

Terutama bila mayat tergeletak di daerah rumpun

Luka akibat gigitan binatang pengerat khas berupa lubang- lubang dangkal dengan tepi bergigi

Larva lalat akan dijumpai setelah pembentukan gas pembusukan nyata

36 48 jam pasca mati

Kumpulan telur lalat telah dapat ditemukan beberapa jam pasca mati di alis mata, sudut mata, lubang hidung, dan diantara bibir

Asumsi lalat biasanya secepatnya meletakkan telur setelah seseorang meninggal

Telur lalat menetas menjadi larva dalam waktu 24 jam

Identidikasi spesies lalat dan mengukur panjang larva dapat mengetahui usia larva dapat memperkirakan saat mati

Alat dalam tubuh akan mengalami pembusukan dengan kecepatan yang berbeda

Perubahan pada lambung TU fundus, usus menjadi Ungu kecoklatan

Mukosa saluran nadas menjadi kemerahan

Endokardium dan intima pembuluh darah juga kemerahan akibat hemolisis darah

Difusi empedu mengakibatkan warna coklat kehijauan di jaringan sekitarnya

Otak melunak

Hati berongga seperti spons

Limpa melunak dan mudah robek

Alat dalam perut mengerut

Prostat dan uterus non gravus merupakan oragan padat paling lama bertahan tehadap perubahan pembusukan

(LANJUTAN)

5) ADIPOSERA / LILIN MAYAT

Terbentuknya bahan yang berwarna keputihan, lunak atau berminyak, berbau tengik yang terjadi di dalam jaringan lunak tubuh pasca mati

TU terdiri dari asam-asam lemak tak jenuh yang terbentuk oleh hidrolisis lemak dan mengalami hidrogenasi sehingga terbentuk asam lemak jenuh pasca matii yang tercampur
dengan sisa- sisa otot, jar. Ikat, jar. Saraf yang termumifikasi. Dan kristal kristal sfferis dengan gambaran radial

Adiposera terapung di air, bila di panaskan mencair dan terbakar dengan nyala kuning, larut di dalam alkohol panas dan eter

Biasanya perubahan berbentuk bercak, dapat terlihat di pipi, payudara atau bokong, bagian tubuh atau ekstremitas.

Adiposera akan membuat gambaran permukaan luar tubuh dapat bertahan hingga bertahun tahun, sehingga identiikasi mayat dan perkiraan sebab kematian masiih
dimungkinkan

Faktor faktor yang mempermudah terbentuknya adiposera adalah kelembapan dan lemak tubuh yang cukup. Sedangkan yang menghambat adalah air yang mengalir yang
membuang elektrolit.

Faktor mempercepat : udara yang hangat, invasi bakteri endogen ke dalam jaringan

Faktor menghambat : udara yang dingin

Pembusukan akan terhambat oleh adanya adiposera karena derajat keasaman dan dehidrasi jaringan bertambah

Lemak segar hanya mengandung 0,5% asam lemak bebas

4 minggu pasca mati naik menjadi 20%

12 minggu naik menjadi 70% atau lebih

Pada saat ini adiposera menjadi jelas secara mkaroskopis bg bahan berwarna putih kelabu yang menggantikan atau menginfiltrasi bagian lunak tubuh

Pada stadium awal pembutukannya sebelum makroskpis jelas, adiposera paling baik dideteksi dengan analisis asam palmitat

Biasanya terbentuk pada mayat yang t erbenam di air atau rawa - rawa

6) MUMMIFIKASI
Proses penguapan cairan atau dehidrasi jaringan yang cukup cepat sehingga
terhadi pengeringan jaringan yang selanjutnya dapat menghentikan pembusukan
Jaringan berubah menjadi keras dan kering , berwarna gelap, berkeriput dan
tidak membusuk karena kuman tidak dapat berkembang pada lingkungan yang
kering

Terjadi bila suhu hangat, kelembapan rendah, aliran udara yang baik tubuh yang
dehidrasi dan waktu yang lama (12-14 minggu)
Jarang dijumpai pada cuaca yang normal

PERKIRAAN SAAT KEMATIAN


Perubahan pada mata

Perubahan dalam lambung

Perubahan rambut

Pertumbuhan kuku

Perubahan dalam cairan serebrosinal

Cairan vitreus

Kadar semua komponen darah

Reaksi supravital

1) PERUBAHAN PADA MATA


Kekeruhan kornea
sklera di kiri kanan kornea akan berwarna kecoklatan dalam beberapa jam berbentuk segitiga dasar di tepi
kornea (taches noires sclerotiues)
Kekeruhan kornea terjadi lapis demi lapis
Mata terbuka pada atmoser kering

Kekeruhan yang mencapai lapisan lebih dalam tidak dapat dihilangkan

Kekeruhan yang menetap terjadi 6 jam pasca mati

Mata tertutup maupun terbuka

Kornea menjadi keruh 10 -12 jam pasca mati

undus tidak tampak jelas dalam beberapa jam

Tekanan bola mata menurun


Distorsi pupil pada penekanan bola mata

Tidak ada hubungan antara diameter pupil dengan lamanya mati

1) PERUBAHAN PADA MATA

(LANJUTAN)

Retina
Berubah saat kematian hingga 15 jam pasca mati

Hingga 30 menit pasca mati tampak kekeruhan makula dan mulai memucatnya discus optikus

Hingga 1 jam pasca mati tampak makula lebih pucat, dan tepinya tidak tajam lagi

2 jam pertama pasca mati, retina pucat dan daerah sekitar diskus menjadi kuning

Warna kuning juga tampak disekitar makula yang menjadi lebih gelap

Pola vaskular koroid yang tampak sebagi bercak bercak latar belakang merah dg pola segmentasi yang jelas

3 jam pasca mati menjadi kabur

5 jam pasca mati menjadi homogen dan lebih pucat

6 jam pasca mati, batas diskus menjadi kabur dan hanya pembuluh besar mengalami segmentasi : latar belakang kuning kelabu

7 -10 jam pascamati, mencapai tepi retina dan batas diskus akan sangat kabur

12 jam pasca mati, diskus hanya dapar dikenali dengan konvergensi beberapa segmen pembuluh darah yang tersisa

15 jam pasca mati, tidak ditemukan lagi hambaran pembuluh darah retina dan diskus, hanya makula saja tampak coklat gelap

2) PERUBAHAN DALAM LAMBUNG


Kecepatan pengosongan lambung sangat bervariasi tidak dapat digunakan
untuk memberikan petunjuk pasti waktu anatara makan terkahir dan saat mati
Namun keadaan lambung dan isinya mungkin membantu dalam membuat
keputusan
Ditemukan makanan tertentu dalam isi lambung dapat digunakan untuk menyimpulkan bahwa
korban sebelum meninggal telah makan makanan tersebut

3) PERUBAHAN RAMBUT
Kecepatan tumbuh rambut rata-rata 0,4 mm/hari
Panjang rambut kumis dan jenggot dapat dipergunakan untuk memperkirakan saat
kematian
Hanya dapat digunakan pada pria uanng mempunyai kebiasaan mencukur kumis
atau jenggotnya dan diketahui saat terakhir ia mencukur

4) PERTUMBUHAN KUKU
Pertumbuhan kuku 0,1 mm/ hari
Dapat digunakan untuk memperkirakan saat kematian bila diketahui saat terakhir
yang bersangkutan memotong kuku

5) PERUBAHAN DALAM CAIRAN SEREBROSINAL


Kadar nitrogen asam amino <4 mg% kematian belum >10 jam

Kadar nitrogen non-protein <80mg% kematian belum >24 jam


Kadar kreatin <5mg% kematian belum >10 jam

Kadar kreatin <10mg% kematian belum >30 jam

6) KADAR SEMUA KOMPONEN DARAH


Kadar semua komponen darah berubah setelah kematian analisis pasca mati
tidak memberikan gambaran konsentrasi zat zat tsb semasa hidupnya
Diakibatkan oleh aktivitas enzim dan bakteri, serta gangguan permeabilitas sel
yang telah mati.
Gangguan fungsi tubuh selama proses kematian dapat menimbulkan perubahan
dalam darah bahkan sebelum kematian itu terjadi
Hingga saat ini, belum ditemukan perubahan dalam darah yang dapat
digunakan untuk memperkirakan saat mati dengan tepat.

7) CAIRAN VITREUS
Peningkatan kadar kalium yang cukup akurat untuk memperkirakan saat
kematian antara 24 100 jam pasca mati

8) REAKSI SUPRAVITAL
Reaksi jaringan tubuh sesaat pasca mati klinis yang masih sama seperti reaksi
jaringan tubuh pada seseorang yang hidup
Rangsang listrik masih menimbulkan kontraksi otot mayat hingga 90 120 menit pasca mati
Sekresi kelenjar keringat sampai 60 90 menit pasca mati
Pada kasus trauma dapat menimbulkan perdarahan bawah kulit sampai 1 jam pasca mati

THANK YOU..
ALHAMDULILLAH..

Anda mungkin juga menyukai