Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KOMPREHENSIF

DISUSUN OLEH :
SELVIANA GALA (1013000248)
ANDIANA KANENDYAH PUTRI(1013000254)
MERIZA ZULFA (1013000263)
RATIH DARMA YANTI (1013000272)
CINDI IZA NURJANAH (130420275)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU


PROGRAM STUDI KEBIDANAN
JAKARTA 2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan
malakah ini, walaupun masih jauh dari kesempurnaan.
Adapun tujuan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
Komprehensif sekaligus menambah wawasan dan keterampilan mahasiswi dalam
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak atas kerja sama kelompok untuk menyelesaikan makalah ini.
Kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan.
Kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi memyempurnakan
makalah ini. semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

JAKARTA, 23 OKTOBER 2015

PENULIS

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
1. PERBEDAAN PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN DAN TD.................................
2. CARA MENGHITUNG DJJ....................................................................................
3. MENENTUKAN USIA KEHAMILAN..................................................................
4. KEGUNAAN PEMERIKSAAN PROTEIN URINE DAN GLUKOSA
URINE...................................................................................................................
5. LETAK DJJ BERDASARKAN USIA KEHAMILAN NORMAL.........................
6. KEGUNAAN PEMERIKSAAN FISIK...................................................................
7. PEMAKAIAN APD...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................

1. PERBEDAAN PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN DAN TD


A. Pemeriksaan hemoglobin:

Hemoglobin adalah suatu substansi protein dalam sel-sel darah


merah oksigen. Kadar hemoglobin normal diantaranya : pria dewasa ( 13
g %), wanita tidak hamil (12 g %), wanita hamil 11 g %
Tujuan pemeriksaan hb pada saat hamil diantaranya untuk
mengetahui kadar sel darah merah pada ibu hamil. Pada umur kehamilan
32 minggu keatas, ibu hamil mengalami pengenceran darah atau yang
dikenal dengan hemodulusi. Dalam masa kehamilan ibu dianjurkan untuk
selalu minum pil penambah darah setiap 11 sehari. Salah satu
tujuannya

diantaranya

mengurangi

resiko

perdarahan

pada

saat

melahirkan. Pemeriksaan hb pada saat hamil dianjurkan dua kali pada saat
hamil, diantaranya satu kali di kehamilan trimester pertama dan pada
kehamilan trimester ketiga. Dengan demikian, kita dapat mengetahui
apakah ibu minum tablet fe atau tidak. Sehingga perlu adanya konseling
kepada suami ibu hamil untuk mengawasi minum tablet penambah darah.
B. Pemeriksaan TD:
Adalah normal bila tekanan darah bunda berubah selama masa
kehamilan. Selama hamil, produksi hormon progesteron bertambah,
hormon ini akan merilekskan dinding pembuluh darah sehingga tekanan
darah ibu hamil akan menurun. Hal ini terjadi selama trimester pertama
dan kedua masa kehamilan dan mungkin membuat bunda merasa lemas
dan sedikit pening bila berdiri terlalu lama. Tekanan darah ibu hamil
biasanya kembali normal beberapa minggu sebelum bayi lahir.

2. CARA MENGHITUNG DJJ


Dihitung 3 X 5 detik secara berurutan, dan dapat diketahui teratur tidaknya
DJJ, contoh :

a) DJJ teratur

Lima detik pertama

: 11

Lima detik kedua

: 12

Lima detik ketiga

: 11

DJJ : 4 X (11+12+11) = 136 permenit teratur


b) DJJ tidak teratur

Lima detik pertama

: 10

Lima detik kedua

: 14

Lima detik ketiga

:9

DJJ : 4 X (10+14+9) = 132 permenit tidak teratur


DJJ masih dalam kategori normal jika berada pada kisaran 160 X/menit.

3. MENENTUKAN USIA KEHAMILAN


A. Menurut Mc Donald :
jarak fundus sympisis
3,5

= tuanya kehamilan dalam bulan

B. Menurut Spiegelberg :
22 28 mgg : 24 25 cm diatas sympisis
28 mgg
: 26,7 cm diatas sympisis
30 mgg
: 29,5 30 cm diatas sympisis
32 mgg
: 29,5 30 cm diatas sympisis
34 mgg
: 31 cm diatas sympisis
36 mgg
: 32 cm diatas sympisis
38 mgg
: 33 cm diatas sympisis
40 mgg
: 37,7 cm diatas sympisis
4. KEGUNAAN PEMERIKSAAN PROTEIN URINE DAN GLUKOSA
URINE
A. Protein Urine
Tingginya

kadar

protein

dalam

urin

ibu

hamil

dapat

mengindikasikan terjadinya preeklampsi. Preeklampsi ialah penyakit

dengan tanda - tanda hipertensi,


edema dan proteinuria yang timbul
karena kehamilan. Penyakit ini
umumnya terjadi dalam trimester
kedua - kehamilan. Pemeriksaan
protein urin dibutuhkan oleh ibu
hamil bila dicurigai mengalamai preeklampsi ringan atau berat, dari hasil
pemeriksaan ini kita dapat memberikan asuhan kepada ibu hamil yang
ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah potensial yaitu terjadinya
eklamsi.
Penetapan

kadar

protein

dalamurin

biasnaya

dinyatakan

berdasarkan timbulnya kekeruhan pada urin. Karena padat atau kasarnya


kekeruhan itu menjadi satu ukuran untuk jumlah protein yang ada, maka
menggunakan urin yang jernih menjadi syarat yang penting. Kandungan
urin bergantung keadaan kesehatan dan makanan sehari - hari yang
dikonsumsi oleh masing - masing individu.
B. Glukosa Urine
Tes glukosa urine adalah pemeriksaan pada sampel urine untuk
mengetahui
glukosa

ada

pada

tidaknya

urine. Glukosa

dalam urin ditentukan dengan


reaksi
reagen

reduksi

menggunakan

Benedict.

Reaksi

benedict sensitive karena larutan


sakar dalam jumlah sedikit menyebabkan perubahan warna dari seluruh
larutan, sedikit menyebabkan perubahan warna dari seluruh larutan,
hingga praktis lebih mudah mengenalnya. Hanya terlihat sedikit endapan
pada dasar tabung. Uji benedict lebih peka karena benedict dapat dipakai
untuk menafsir kadar glukosa secara kasar, karena dengan berbagai kadar
glukosa memberikan warna yang berlainan. Cara menilai hasil :
Negatif (-)
: Tetap biru atau sedikit kehijau-hijauan

Positif (+)

: Hijau kekuning-kuningan dan keruh (0,5-1%

glukosa)
Positif (++)
Positif (+++)
Positif (++++)

: Kuning keruh (1-1,5% glukosa)


: Jingga atau warna lumpur keruh (2-3,5% glukosa)
: Merah keruh ( > dari 3,5 % glukosa)

Perhatian : membaca hasil harus segera setelah diangkat dan dikocok bila
dibiarkan lebih lama hasilnya akan lebih positif.
GAMBAR :

5. LETAK DJJ BERDASARKAN USIA KEHAMILAN NORMAL


Umur
kehamilan
8 mgg
12 mgg
16 mgg

DJJ

20 mgg

Di pinggir bawah
pusat
24 minggu tepat di
atas pinggir pusat
3 jr ats pusat / 1/3
pusat Px
pusat Px
1 jr di bwh Px
3 jr bwh Px

24 mgg
28 mgg
32 mgg
36 mgg
40 mgg

Blm terdengar
Di atas simfisis
pusat simfisis

6. KEGUNAAN PEMERIKSAAN FISIK


A. Tujuan Pemeriksaan Fisik
Secara umum, pemeriksaan fisik yang dilakukan bertujuan:
a) Untuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien.

b) Untuk menambah, mengkonfirmasi, atau menyangkal data yang


diperoleh dalam riwayat keperawatan.
c) Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosa keperawatan.
d) Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan
klien dan penatalaksanaan.
e) Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan.
B. Manfaat Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik memiliki banyak manfaat, baik bagi perawat
sendiri, maupun bagi profesi kesehatan lain, diantaranya:
a) Sebagai data untuk membantu perawat dalam menegakkan diagnose
keperawatan.
b) Mengetahui masalah kesehatan yang di alami klien.
c) Sebagai dasar untuk memilih intervensi keperawatan yang tepat
d) Sebagai data untuk mengevaluasi hasil dari asuhan keperawatan

C. Pemeriksaan Fisik
a) TB, BB dan LILA
Tujuan

: Untuk memastikan kesan terhadap pasien atau klien

terutama mengenai derajat kesehatan. Pada pasien gemuk atau kurus


memberi gambaran kemungkinan mengidap penyakit.
1) BB ( Berat Badan )

Untuk timbangan berat badan di klinik kehamilan tersedia


timbangan yang praktis. Timbangan ini model jembatan dan
ukuran tinggi badan bersama-sama timbangan itu. Ada pula
tersedia timbangan kodok yang tidak disertai tinggi badan, jadi
ukuran tinggi badan tersendiri.
2) Tinggi Badan
Mengukur tinggi badan kadang-kadang dilakukan pada ibu yang
pertama kali datang pengukuran ini bermanfaat apabila ibu datang
sudah hamil muda. Tinggi badan ini untuk menetapkan ibu itu
kurus atau normal, disesuaikan dengan berat badannya.
3) LiLA ( Lingkar Lengan Atas )
Pada ibu hamil (bumil) pengukuran LiLA merupakan deteksi dini
Kurang Energi Kronis (KEK). Bumil yang KEK berpotensi
melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
BBLR berkaitan dengan volume otak dan IQ seorang anak.
b) Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
1) Tekanan Darah
Tujuan

: untuk menilai system kardiovaskular/keadaan

hemodinamik klien (curah jantung, tahanan vaskuler perifer,


volume darah dan viskositas, dan elastisitas arteri).
2) Suhu Tubuh
Tujuan

: Untuk mengetahui rentang suhu tubuh.

3) Denyut Nadi
Denyut merupakan pemeriksaan pada pembuluh nadi atau arteri.
Ukuran kecepatannya diukur pada beberapa titik denyut, misalnya
denyut arteri radialis pada pergelangan tangan, arteri bracialis
pada lengan atas, arteri karotis pada leher, arteri poplitea pada
belakang lutut, arteri dorsalis pedis atau arteri tibialis posterior
pada kaki. Pemeriksaan denyut dapat dilakukan dengan bantuan
stetoskop.
4) Pernafasan

Proses fisiologis yang berperan pada proses pernafasan adalah :


ventilasi pulmoner, respirasi eksternal dan internal. Laju
pernafasan meningkat pada keadaan stres, kelainan metabolik,
penyakit jantung paru,

dan pada peningkatan suhu tubuh.

Pernafasan yang normal bila kecepatannya 14-20x/menit pada


dewasa, dan sampai 44x/menit pada bayi. Kecepatan dan irama
pernafasan serta usaha bernafas perlu diperiksa untuk menilai
adanya kelainan.
c) Pemeriksaan Fisik Kulit, Rambut Dan Kuku
Tujuan

: Untuk mengetahui kondisi kulit, rambut dan kuku

d) Pemeriksaan Mata
Tujuan

: Untuk mengetahui bentuk dan fungsi mata

Sebelum melakukan pemeriksaan, harus tersedia sumber


penerangan/lampu yang baik dan ruang gelap untuk tujuan

tertentu.
Pasien harus diberitahu sebelumnya sehingga ia dapat bekerja

sama.
Untuk mempermudah pemeriksaan, bidan dapat berdiri atau

duduk dihadapan pasien.


Dalam pemeriksaan selalu bandingkan antara mata kanan dengan

mata kiri. Normalnya mata berbentuk bulat/sperik.


e) Pemeriksaan Telinga
Tujuan : untuk mengetahui keadaan telinga luar, slauran telinga,
gendang telinga/membran timpanidan pendengaran.
f) Pemeriksaan Fisik Hidung Dan Sinus-Sinus
Tujuan : Untuk mengetahui keadaan bentuk dan fungsi hidung.
g) Pemeriksaan Fisik Mulut Dan Faring
Tujuan : Untuk mengetahui keadaan mulut dan faring
h) Pemeriksaan Fisik Leher
Tujuan secara umum : Untuk mengetahui bentuk leher serta organorgan penting berkaitan.
i) Pemeriksaan Fisik Payudara

1) Dalam pemeriksaan payudara wanita, harus dipertimbangkan


aspek psikososial dan aspek fisik saja
2) Karena payudara merupakan organ yang sensitif, maka kesopanan
tetap dijaga selama pemeriksaan sehingga paien tidak merasa
malu.
3) Bidan perlu melakukan penyuluhan tentang perawatan payudara
dan deteksi kanker payudara.
4) Pada wanita hamil, payudara juga mengalami peubahan. Payudara
menjadi lebih besar akibat floriferasi dan hipertrofi sel-sel acini
dan kelenjar susu (duktus laktiferus). Perubahan ini terjadi
sebagai respon terhadap hormon dari kropus luteum dan plasenta.
j) Pemeriksaan Fisik Abdomen
1) Perut abdomen merupakan suatu bagian tubuh yang menyerupai
rongga tempat beberapa organ-organ penting tubuh, yaitu;
lambung,usus, hati, limpa, serta ganjil.
2) Bentuk perut yang normal adalah. Simetris baik pada orang yang
gemuk maupun kurus.
3) Perut menjadi besar dan tidak simetris pada beberapa keadaan,
misalnya : kehamilan, tumor dalam rongga perut, tumor
ovarium/tumor kandung kemih.
4) Perut menjadi besar dan tidak simetris pada beberapa keadaan,
misalnya : kehamilan, tumor dalam rongga perut, tumor
ovarium/tumor kandung mesih.
5) Perut dapat membesar setempat, misalnya : pada pembengkakan
hati ginjal, limpa/kandung empedu.

10

6) Permukaan perut normal nampak halus, lembut dengan kobntur


datar, melingkar/cekung.
7) Apabila ada pembesaran, maka kulit perut menjadi tegang, licin
dan tipis.
8) Pada keadaan setelah distensi berat, kulit perut menjadi
berkeriput, dan pada keadaan ikterik, kulit perut akan nampak
kuning.
k) Pemeriksaan Fisik Genetalia Wanita
1) Berbagai masalah yang berkaitan dengan sistem reproduksi
wanita dapat terjadi misalnya: masalah kotrasepsi, infertilasi,
gangguan menstruasi, maupun menupause.
2) Sistem reproduksi wanita terbagi 2 bagian utama, yaitu: alat
kelamin luar dan alat kelamin dalam yang berkembang dan
berfungsi sesuai dengan pengaruh hormon-hormon yang juga
mempengaruhi fertilasi, kehamilan, melahirkan, dan kemampuan
mencapai kepuasan seksual.
3) Alat kelamin luar tidak : mons plubis, klitoris, labia mayora, labia
minora, kelenjar bartholini, kelenjar skenes, dan meatus urethra.
4) Alat kelamin keluar tidak : vagina, uretus, ovarium, tuba faloppi.

7. PEMAKAIAN APD
A. Tujuan pencehahan infeksi dalam pelayanan asuhan kesehatan
Tindakan pencegahan infeksi (PI) tidak terpisah dari komponen-komponen
lain dalam asuhan selama persalinan dan kelahiran bayi. Tindakan ini harus
diterapkan dalam setiap aspek asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir,
keluarga, penolong persalinan dan penolong kesehatan lainnya dengan

11

mengurangi infeksi karena bakteri, virus, dan jamur. Dilakukan pula upaya
untuk menurunkan risiko penularan-penularan penyakit berbahaya yang
hingga kini belum ditemukan pengobatannya, seperti missal hepatitis dan
HIV/AIDS.
Tujuan tindakan-tindakan PI dalam pelayanan asuhan kesehatan:
a) Meminimalkan infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme
b) Menurunkan risiko penularan penyakit yang mengancam jiwa seperti
hepatitis dan HIV/AIDS
Tindakantindakan pencegahan infeksi termasuk hal-hal berikut :
a. Cuci tangan adalah prosedur paling penting dari pencegahan penyebaran
infeki yng menyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir.
Cuci tangan harus di lakukan pada saat:
1) Segera setelah ditempat kerja.
2) Sebelum melakukan kontak fisik secara langsung dengan ibu dan
bayi baru lahir.
3) Sebelum memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril.
4) Setelah melepas sarung tangan (kontaminasi melalui lubang atau
robekan sarung tangan).
5) Setelah menyentuh benda yang mungkin terkontaminasi oleh darah
atau cairan tubuh lainnya atau setelah menyentuh selaput mukosa
(missal: hidung, mulut, mata, vagina) meskipun saat itu sedang
menggunakan sarung tangan.
6) Setelah kekamar mandi atau menggunakan sarung tangan.
7) Sebelum pulang kerja.
Untuk mencuci tangan :
1) Lepaskan perhiasan ditangan dan pergelangan.
2) Basahi tangan dengan air bersih dan mengalir.
3) Gosok kedua tangan dengan kuat menggunakan sabun biasa atau
yang mengandung anti septik selama 10-15 detik (pastikan sela-sela
jari digosok menyeluruh). Tangan yang terlihat kotor harus dicuci
lebih lama.
4) Bilas tangan dengan air bersih dan mengalir.

12

5) Biarkan

tangan

kering

dengan

cara

diangin-anginkan

atau

dikeringkan dengan kertas tissue atau handuk pribadi yang bersih


dan kering.
b. Memakai sarung tangan
Pakai sarung tangan sebelum menyentuh sesuatu yang basah, peralatan,
sarung tangan atau sampah yang terkontaminasi. Jika sarung tangan
diperlukan, ganti sarung tangan untuk setiap ibu atau bayi baru lahir
untuk menghindari kontaminasi silang atau gunakan sarung tangan yang
berbeda untuk situasi yang berbeda.
1) Gunakan sarung tangan steril atau desinfeksi tingkat tinggi untuk
prosedur apapun yang akan mengakibatkan kontak dengan jaringan
dibawah kulit seperti persalinan, penjahitan vagina atau pengambilan
darah.
2) Gunakan sarung tangan periksa yang bersih untuk menangani darah
atau cairan tubuh.
3) Gunakan sarung tangan rumah tangga atau tebal untuk mencuci
peralatan, menangani sampah, juga membersihkan darah dan cairan
tubuh.
c. Menggunakan teknik aseptik
Teknik aseptik membuat prosedur menjadi lebih aman bagi ibu, bayi
baru lahir dan penolong persalinan. Teknik aseptik meliputi:
1) Penggunaan pelindung pribadi
Perlengkapan perlindungan pribadi mencegah petugas terpapar
mikroorganisme penyebab infeksi dengan cara menghalangi atau
membatasi (kaca mata pelindung, masker wajah, sapatu boot,
celemek) petugas dari cairan tubuh, darah atau cidera selama
melaksanakan prosedur klinik. Masker wajah dan celemek plastik
sederhana dapat dibuat sesuai kebutuhan dan sumber daya yang
tersedia di masing-masing daerah jika alat atau perlengkapan
sesekali pakai tidak tersedia.
2) Antisepsis
Antisepsis adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah infeksi
dengan cara membunuh atau mengurangi mikroorganisme pada
jaringan tubuh atau kulit. Karena kulit dan selaput mukosa tidak
dapat disterilkan maka penggunaan antiseptik akan sangat
13

mengurangi

jumlah

mikroorganisme

yang

dapat

mengkontaminasikan luka terbuka dan menyebabkan infeksi. Cuci


tangan secara teratur di atas kontak dengan setiap ibu dan bayi baru
lahir, juga membantu untuk menghilangkan sebagian besar
mikroorganisme pada kulit.
3) Menjaga tingkat sterilisasi atau desinfeksi tingkat tinggi.
B. Pencegahan Infeksi Maternal
a. Asuhan antenatal yang baik dan bermutu bagi setiap wanita hamil
guna deteksi dini faktor risiko kehamilan den kelahiran.
b. Peningkatan pelayanan, jaringan pelayanan dan sistem rujukan
kesehatan.
c. Peningkatan pelayanan gawat darurat sampai ke lini terdepan.
d. Peningkatan status wanita baik dalam pendidikan, gizi, masalah
kesehatan wanita dan reproduksi dan peningkatan status sosial
ekonominya.
e. Menurunkan tingkat fertilitas yang tinggi melalui program keluarga
berencana.
C. Pencegahan Infeksi Neonatal
Adapun upaya pencegahan yang dilakukan dalam usaha untuk
mengurangi menurunkan kejadian kematian neonatal antara lain:
a. Pemberian kekebalan pada bayi baru lahir terhadap tetanus melalui
imunisasi.
b. Perawatan sederhana seperti pemberian air susu ibu ASI eksklusif
pada bayi yang baru dilahirkan hingga enam bulan ke depan sangat
mencegah kematian bayi karena kekurangan zat-zat anti infeksi yang
dibutuhkan.
c. Menganjurkan menikah pada usia matang (tidak terlalu muda).

14

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/9241195/PEMERIKSAAN_FISIK_PADA_IBU_HAM
IL
http://www.wellsphere.com/
Salmah, dkk. Asuhan Kebidanan Antenatal. EGC. Jakarta; 2006

15

Anda mungkin juga menyukai