Anda di halaman 1dari 3

CASE 1.

1
1. Additional revenue needed
Clever, Inc., would have to generate up to another $10,000, calculated as
follows, to recover the losses from the fraud:
Profit Margin = Net Income Divided by Revenue
$2,000
Profit Margin = $20,000= 10%
With a profit margin of 10%, and especially being a manufacturing company,
it could take up to another $10,000 in revenue to recover the $1,000 fraud
loss.
Alexander, Inc., would have to generate no more than another $4,000,
calculated as follows, to recover the loss from the fraud:
Profit Margin = Net Income Divided by Revenue
$5,000
Profit Margin = $20,000= 25%
Because its profit margin is 25%, and because it is a service firm with no cost
of goods sold, it would not take more than another $4,000 to recover the
$1,000 fraud loss.These amounts are different because the profit margins of
these companies are different. Clever, Inc., is a manufacturing company, and
for every $1,000 of net income it must generate $10,000. On the other hand,
Alexander, Inc., must generate no more than $4,000 foreach $1,000 lost from
the fraud. It is usually easier for a service corporation with a higher profit
margin to recover from fraud losses than it is for manufacturing companies
that must generate more money to recover fraud losses, such as Clever.
CASE 2.3

a) Internal control yang kurang di dalam perusahaan Helen yaitu:


Kurangnya komunikasi manajemen.
Struktur organisasi yang tidak jelas.
Job description yang kurang tepat (sekretaris diberikan wewenang
untuk distribusikan pembayaran).
b) Misscommunication
antara manajemen

atas

dengan

departemen

akuntansi.
c) Menurut kami fraud tersebut terdeteksi ketika dilakukan internal audit.
Kemungkinan pada saat diaudit ditemukan 2 akun perusahaan yang
masih aktif pengeluarannya yang merupakan hal yang janggal.

CASE 2.4
a) Peluang yang dirasakan oleh Ruth dalam kasus ini adalah sangat besar,
dikarenakan Ruth sangat dipercaya mengemban beberapa tugas menjadi
satu, menyebabkan Ruth sangat mudah untuk dapat melakukan fraud.
b) Ruth memiliki tekanan untuk melakukan fraud dikarenakan Ruth ingin
melakukan perjudian dengan janda berumur 60 tahun dalam permainan
Casino di Bahama, Monte Carlo, dan Las Vegas, sehingga membutuhkan
dana yang kemudian mengarahkan Ruth untuk bertindak fraud.
c) Dengan diberinya kepercayaan yang sangat tinggi oleh atasan kepada
Ruth, menyebabkan mudahnya Ruth untuk melakukan Fraud, karena
beberapa tugas yang berkaitan dikerjakan oleh Ruth, sehingga tidak
menutup kemungkinan Ruth dapat dengan mudah melakukan fraud.
d) Perjudian memang sangat memotivasi orang untuk melakukan fraud,
dikarenakan

saat

mereka

melakukan

perjudian,

mereka

biasanya

membutuhkan dana yang cukup besar, dan diwaktu yang bersamaan


orang yang melakukan judi tidak memiliki cukup dana sehingga
melakukan fraud. Perlu diketahui pula bahwa apabila beruntung dalam
permainan judi, biasanya akan mendapatkan banyak uang, namun juga
tidak jarang orang yang sering terpuruk daripada sukses dalam
perjudian.

CASE 3.5
a) Seperti yang kita ketahui semuanya di dalam fraud triangle terdapat 3
elemen

yang

harus

dipenuhi

dalam

terjadinya

fraud,

umumnya

perusahaan-perusahaan sudah memiliki pencegahan untuk elemen


kesempatan dengan sistem pengendalian internal yang baik. Namun
tidak banyak perusahaan yang memiliki pencegahan elemen rasionalisasi
dan tekanan, maka dari itu lingkungan kerja yang positif dapat menjadi
solusi untuk mencegah kedua elemen tersebut.

Lingkungan kerja yang positif in-syaa-Allah akan menjadikan individu


menjadi lebih terbuka kepada rekan-rekan kerjanya jika mengalami
tekanan, baik tekanan finansial maupun tekanan-tekanan yang dapat
menjerumuskan seseorang ke dalam jurang fraud.
b) Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya lingkungan kerja yang
negatif:
Power distance yang terlalu jauh antara atasan dengan bawahan.
Perlakuan yang tidak adil terhadap bawahan baik itu dalam hal upah,

jam kerja, perhargaan, pengakuan.


Lingkungan kerja yang tidak memberikan
karyawannya.

kebebasan

kepada

Anda mungkin juga menyukai